Anda di halaman 1dari 37

REWINDING MOTOR INDUKSI 1 PHASA

LAPORAN PROYEK AKHIR

Oleh :
AFRIZAL
NIM : 3211511029

PROGRAM STUDI TEKNIK ELETRONIKA


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI BATAM
2018
REWINDING MOTOR INDUKSI 1 PHASA

LAPORAN PROYEK AKHIR

Oleh :
AFRIZAL
NIM : 3211511029

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan


Program Diploma III
Program Studi Teknik Elektronika
Politeknik Negeri Batam

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRONIKA


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI BATAM
2018
REWINDING MOTOR INDUKSI 1 PHASA

Nama Mahasiswa : Afrizal


NIM : 3211511029
Pembimbing I : Fauzun Atabiq, S.T., M.Cs
Pembimbing II : Hasnira, S.ST
Email : afrizalnazuwa1983@gmail.com

ABSTRAK
Motor induksi 1 phasa banyak digunakan di industri dan
kehidupan sehari hari di rumah tangga. Motor yang ada saat ini rata rata
menggunakan tembaga berukuran kecil, yaitu untuk kumparan utama
berukuran 0,45mm sedangkan kumparan bantu berukuran 0,4mm pada
kumparannya sehingga mengakibatkan kumparan cepat terbakar jika
kelebihan beban, selain itu nilai hambatannya besar torsi dan daya
mekaniknya kecil. Salah satu solusi yang dapat diterapkan adalah
dengan analisis perubahan besar diameter tembaga untuk memperbaiki
kinerja motor induksi 1 phasa, khususnya untuk nilai hambatan, torsi,
daya mekanik dan efisiensinya. Untuk penelitian ini maka penulis
mencoba untuk melakukan rewinding kumparan stator pada motor
induksi 1 phasa.

Kata kunci : Motor Induksi 1 Phasa, Kumparan Stator dan Rewinding.

iii
REWINDING MOTOR INDUKSI 1 PHASA

Student Name : Afrizal


NIM : 3211511029
Supervisor I : Fauzun Atabiq, S.T., M.Cs
Supervisor II : Hasnira, S.ST
Email :afrizalnazuwa1983@gmail.com

ABSTRACT
One phase induction motor is used in industry and everyday life today
in the household. Existing induction motor at average currently using
small size copper, for the main spool size is 0,45mm and extension
spool size is 0,4mm on its coils resulting in fast coil burn out if
overload, besides a large resistance value and small mechanically
power. A solution that we can apply is to analysis the changes in
diameter of copper to improve performance of induction motors are
single phase, especially for the value of the resistance, mechanical
power, torque and efficiency of the motor. For this research the author
is trying to do the rewinding stator coils 1 phase induction motor.

Keyword : 1 phase induction motor, Stator coils and rewinding.

iv
DAFTAR ISI

PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR ..................................... i


LEMBAR PENGESAHAN ................................................................... ii
ABSTRAK ............................................................................................ iii
ABSTRACT .......................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ........................................................................... v
DAFTAR ISI ......................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................ ix
BAB 1 ................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 2
1.3 Batasan Masalah ...................................................................... 2
1.4 Tujuan dan Manfaat ................................................................. 2
1.5 Sistematika Penulisan .............................................................. 3
BAB 2 ................................................................................................. 4
2.1 Motor Listrik ............................................................................ 4
2.2 Motor Listrik Induksi Satu Phase ............................................. 6
BAB 3 ................................................................................................. 8
3.1 Metodologi ............................................................................... 8
3.2 Proses Rewinding ..................................................................... 9
3.2.1 Pemeriksaan Awal ( Preliminary Inspection ) ...................... 10
3.2.2 Pembongkaran Motor ( Dismantling ) ................................... 12
3.2.3 Mengganti belitan yang lama ( Removing the old winding ) . 13

vi
3.2.4 Melilit Ulang ( rewinding ) ................................................... 14
BAB 4 ............................................................................................... 15
4.1 Pengujian ............................................................................... 15
4.1.1 Pengujian tahanan belitan jangkar / rugi rugi stator ............... 15
4.1.2 Pengujian Tanpa Beban ......................................................... 16
4.1.3 Pengujian Berbeban ............................................................... 18
4.2 Analisa ................................................................................... 22
BAB 5 ............................................................................................... 23
5.1 Kesimpulan ............................................................................ 23
5.2 Saran ...................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 25

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Data Teknis Motor ...................................................... .......11


Tabel 3.2 Hasil Pencatatan Kumparan Belitan ............................ ...... 14
Tabel 4.1 Pengujian Tahanan Belitan Motor............................... ...... 16
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Tanpa Beban ..................................... ...... 17
Tabel 4.3 Hasil Pengujian Saat Berbeban ................................... .......18
Tabel 4.4 Rugi-Rugi Daya Belitan Stator ................................... .......19
Tabel 4.5 Evaluasi Efisiensi Setelah Rewinding.................................20

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Diagram Kelistrikan Motor Induksi ........................ …… 5


Gambar 2.2 Bentangan Motor Induksi ........................................ …… 6
Gambar 3.1 Diagram Blok .......................................................... …… 8
Gambar 3.2 Diagram Alir Proses Rewinding .............................. ….. 10
Gambar 3.3 Data Teknis Motor .................................................. ….. 11
Gambar 3.4 Pembongkaran Motor .............................................. ….. 13
Gambar 3.5 Hasil Rewinding ...................................................... ….. 14
Gambar 4.1 Pengujian tahanan belitan ........................................ ...... 16
Gambar 4.2 Pengujian motor tanpa beban .................................. ….. 17

ix
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada era modern saat ini, kebutuhan alat produksi yang
menggunakan motor listrik sangat banyak di pakai untuk kehidupan
sehari hari. Sebagian besar alat industri dan rumah tangga
menggunakan motor listrik sebagai penggerak utamanya. Salah satu
penggunaan motor listrik yaitu motor induksi yang sering di temui yaitu
terdapat di perabotan rumah tangga berupa mesin cuci, mesin pompa air
dan peralatan lainnya seperti kipas angin dan AC (Air Conditioner).
Motor induksi banyak di gunakan di karenakan memiliki beberapa
kelebihan di banding motor DC [3]. Kelebihannya adalah desain
sederahana, biaya perawatannya lebih murah.
Seiring bertambah nya umur motor, motor induksi yang bekerja
secara terus menerus akan mengalami penurunan efisiensi dan bahkan
mengalami kerusakan. Penyebab kerusakan motor tersebut secara
umum dapat di kategorikan ke dalam tiga faktor, yaitu faktor
lingkungan, mekanikal dan elektrikal. Adapun jenis kerusakan pada
motor secara umum dapat di bedakan ke dalam dua kategori yaitu
kerusakan mekanis dan kerusakan elektris. Untuk jenis kerusakan
elektris sebagian besar kerusakannya terletak pada bagian winding
(lilitan). Hal ini dikarenakan akibat terjadi nya beban berlebih pada
motor (overload), rusaknya lapisan isolator pada kawat email sehingga
menyebabkan terjadinya hubung singkat antar kawat lilitan [1].

1
Oleh karena itu pada proyek akhir ini di usulkan sebuah
perbaikan motor listrik yang mengalami kerusakan pada bagian
lilitannya. Perbaikan akan dilakukan dengan mengganti lilitan motor
yang terbakar dengan cara melilit ulang atau rewinding.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah pada
penelitian adalah :
1. Bagaimana cara perbaikan sebuah motor dengan cara
rewinding ( melilit ulang ) ?
2. Bagaimana memenuhi standar perbaikan motor induksi ?

1.3 Batasan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka batasan masalah pada
proyek akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Perbaikan pada motor induksi 1 phase kurang dari 1 HP.
2. Konsfigurasi lilitan mengacu pada konsfigurasi motor yang
diperbaiki .
3. Nilai efisiensi awal motor diabaikan.

1.4 Tujuan dan Manfaat


Tujuan dari penelitian adalah melakukan perbaikan motor
induksi 1 phase dengan cara melilit ulang (rewinding) secara manual.
Dari penelitian ini, maka manfaat yang bisa di harapkan antara lain
adalah efisiensisebuah motor listrik 1 phase yang di perbaiki dengan
cara rewinding dapat di ketahui.

2
1.5 Sistematika Penulisan
Laporan proyek akhir ini disusun berdasarkan sistematika
penulisan sebagai berikut:

1. BAB 1 PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan
sistematika penulisan.
2. BAB 2 DASAR TEORI
Berisi tentang uraian teori, metode dan alat yang dipakai
dalam proyek akhir.
3. BAB 3 PERANCANGAN SISTEM
Berisi tentang gambaran sistem secara keseluruhan.
4. BAB 4 JADWAL KEGIATAN
Berisi uraian aktivitas dan alokasi waktu yang digunakan
(per minggu) secara rinci.
5. BAB 5 ESTIMASI BIAYA
Berisi uraian biaya pembelian seluruh komponen (per
komponen dan total seluruh biaya yang digunakan).

3
BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 Motor Listrik


Motor dalam dunia kelistrikan ialah mesin yang digunakan
untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Salah satu
motor listrik yang umum digunakan dalam banyak aplikasi ialah motor
induksi. Motor induksi merupakan salah satu mesin asinkronous
(asynchronous motor) karena mesin ini beroperasi pada kecepatan di
bawah kecepatan sinkron. Kecepatan sinkron sendiri ialah kecepatan
rotasi medan magnetik pada mesin. Kecepatan sinkron ini di pengaruhi
oleh frekuensi mesin dan banyak nya kutub pada mesin. Motor induksi
selalu berputar di bawah kecepatan sinkron karena medan magnet yang
dibangkitkan stator akan menghasilkan fluks pada rotor sehingga rotor
tersebut dapat berputar, namun fluks yang terbangkitkan oleh rotor
mengalami lagging di bandingkan fluks yang terbangkitkan pada stator
sehingga kecepatan rotor tidak akan secepat kecepatan putaran medan
magnet. Berdasarkan suplai input yang digunakan motor induksi di bagi
menjadi dua jenis, yaitu motor induksi 1 fasa dan 3 fasa. Dalam artikel
ini hanya akan di jelaskan mengenai motor induksi 1 fasa, namun untuk
prinsip kerjanya sendiri kedua jenis motor induksi tersebut memiliki
prinsip kerja yang sama. Yang membedakan dari kedua motor induksi
ini ialah motor induksi 1 fasa tidak dapat berputar tanpa bantuan gaya
dari luar, sedangkan motor induksi 3 fasa dapat berputar sendiri tanpa
bantuan gaya dari luar [4].

4
Untuk mengetahui nilai kecepatan sinkron sebuah motor induksi, maka
digunakan persamaan :
.
=

Dimana:
=
=
= ℎ
Sedangkan untuk mengetahui nilai efisiensi sebuah motor induksi,
maka digunakan persamaan :

= 100%

Dimana:
=

Sambungan kapasitor dan diagram kelistrikan motor induksi 1 phase,

Gambar 2.1 Gambar Diagram kelistrikan motor induksi 1 phase [5].

5
Gambar 2.2 Bentangan motor induksi 1 phase [1].
Keterangan :
Kumparan Utama ( KU )
Kumparan Bantu ( KB )
Kapasitor dipasang antara KU dan KB

2.2 Motor Listrik Induksi Satu Phase


Terdapat 2 bagian penting pada motor induksi 1 fasa, yaitu rotor
dan stator. Rotor merupakan bagian yang berputar dari motor dan stator
merupakan bagian yang diam dari motor. Rotor umumnya berbentuk
slinder dan bergerigisedangkan stator berbentuk slinder yang
melingkari seluruh badan rotor. Stator harus dilengkapi dengan kutub
kutub magnet dimana kutub utara dan kutub selatan pada stator harus
sama dan dipasang melingkari rotor sebagai suplai medan magnet dan
kumparan stator untuk menginduksi kutub sehingga menciptakan
medan magnet. Stator umumnya dilengkapi dengan stator winding yang
bertujuan membantu putaran rotor, dimana stator winding dilengkapi
dengan konduktor berupa kumparan. Selain itu stator juga di lapisi
dengan lamina berbahan dasar silikon dan besi yang bertujuan untuk

6
mengurangi tegangan yang terinduksi pada sumbu stator dan
mengurangi dampak kerugian akibat munculnya arus eddy (eddy
current) pada stator. Rotor umumnya dibuat dari alumunium dan di
buat bergerigi untuk menciptakan celah yang akan di isi konduktor
berupa kumparan. Selain itu rotor juga di lapisi dengan lamina untuk
menambah kinerja dari rotor yang di gunakan [1].

7
BAB 3
PERANCANGAN SISTEM

3.1 Metodologi

Untuk menyelesaikan penelitian ini maka secara garis besar


metode atau langkah langkah yang ditempuh dalam penelitian ini
adalah seperti diagram blok, Gambar 3.1.
Oleh karena itu tahapan untuk menyelesaikan proyek akhir ini di
gambarkan melalui diagram blok dibawah ini.

Gambar 3.1 Diagram blok [1].


Keterangan diagram blok di atas :
A. Persiapan, pengumpulan alat dan bahan
Dalam persiapan ini kita memahami terlebih dahulu bagaimana
prinsip kerja dari motor kapasitor, bagaimana bentuk kumparan
dan sambungan kumparan stator motor.
Beberapa alat dan bahan yang diperlukan untuk penelitian ini
antara lain :
Motor induksi 1 phase rusak 1 Unit
Isolator mika 0.08 mm ( 50 cm x 50 cm ) 4 Lembar
Sirlak : 1 Kaleng
Kawat Tembaga 0.4 mm dan 0.45 mm : 2 Gulung

8
Benang roll : 1 roll
Selonsong isolator 1 mm dan 3 mm :1m
Toolbox : 1 Unit
Instrumen ukur : 1 Set
B. Persiapan / proses rewinding
Proses rewinding ( lilit ulang ) motor listrik pada penelitian ini
adalah dilakukan secara manual /konvensional tanpa
menggunakan mesin.
C. Pengujian dan pengambilan data.
Setelah proses rewinding motor selesai maka akan dilakukan
pengujian terlebih dahulu. Setelah melakukan pengujian maka
dilakukan pengambilan data sesuai dengan data sheet motor
tersebut.
D. Laporan akhir.
Setelah dilakukan pengujian dan pengambilan data, maka akan
dibuat laporan akhir dari proyek akhir ini.

3.2 Proses Rewinding


Beberapa langkah untuk proses rewinding manual pada
penelitian ini adalah:

9
Start

Preliminary inspection Rewinding the motor

Mechanical repair that


Dismantling the motor
can affect motor
efficiency

Removing the old


winding and cleaning
the core Reassembling the motor

End

Gambar 3.2 Diagram alir proses rewinding motor listrik [1].

3.2.1 Pemeriksaan Awal ( Preliminary Inspection )


Pemeriksaan awal ini adalah pemeriksaan kondisi motor listrik
yang akan di rewinding, meliputi pemeriksaan secara fisik , pencatatan
data teknis dll. Gambar 3.3 adalah data teknis pada motor objek
penelitian.

10
Gambar 3.3 Data teknis motor pompa PH 100 ANB [6].

Data teknis dari motor yang di jadikan objek penelitian adalah seperti
pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Data Teknis Motor [6].
Id Jml Tegan F( Hz ) Pole RPM Po P Eff
motor phase gan in (%)
kerja
PH 1Ø 220 V 50 2 2900 100 195 51,3
100 W W %
ANB

11
Pada tabel 3.1 merupakan data teknis motor yang digunakan
dalam penelitian .Dalam dalam hal ini motor yang digunakan adalah
motor satu phase.
Selain melakukan pengamatan terhadap data teknis motor, mencatat
kondisi motor termasuk konsfigurasi belitan stator dan jumlah belitan di
setiap kumparan stator.

3.2.2 Pembongkaran Motor (Dismantling)


Setelah data data motor di ketahui, tahapan berikutnya adalah
tahapan pembongkaran. Dalam melakukan pembongkaran motor listrik
perlu berhati hati serta melakukan pencatatan, foto atau rekaman, untuk
memastikan jika telah selesai diperbaiki motor dapat di pasang kembali
dengan benar.
Pada tahapan pembongkaran motor listrik, pastikan untuk posisi
dan sambungan pada terminal box, posisi / arah end bracket motor pada
peralatan yang disupport, posisi /arah shaft rotor terhadap stator (drive
end atau opposite drive end), bearing (dudukan dan cleareance
bearing), dalam melepaskan rotor perlu berhati hati supaya tidak
menyebabkan kerusakan permukaan rotor / stator (celah udara), atau
belitan , inspeksi internal bagian dalam motor, kerusakan mekanis pada
komponen.

12
Gambar 3.4 Proses pembongkaran motor
3.2.3 Mengganti belitan yang lama (Removing the old winding)
Terdapat tiga poin pada tahap ini yaitu :
a. Mencatat secara detail keterangan kumparan belitan pada
motor.
b. Pelepasan kumparan lama.
c. Pembersihan inti stator dan persiapan untuk proses rewinding.
Pelepasan kumparan lama dapat di lakukan dengan memotong
bagian belitan yang keluar dari stator. Pemotongan di lakukan secara
manual dengan menggunakan gergaji besi.
Pembersihan inti stator, inti stator terbuat dari lapisan lapisan
baja tipis terlaminasi sehingga antar lapisan tersebut saling terisolasi.
Pembersihan di lakukan dengan berhati hati sehingga tidak merusak inti
stator. Lapisan inti stator yang rusak dapat menyebabkan inti stator
cepat menjadi panas dan mengurangi efisiensi motor [1].

13
Tabel 3.2 Hasil pencatatan kumparan belitan motor [6].
Id Jml Konfigurasi Grouping Coil Turn/ coil Size of
motor Kutub Belitan pitch wire
PH 2 Konsetris, 4 6, 8, Main: Main :
100 1 layer 10 47,64,75,80 0,45mm
ANB Aux : Aux :
67,84,99,109 0,4mm

3.2.4 Melilit Ulang (rewinding)


Dalam teknik melilit ulang atau rewinding yang digunakan
adalah dengan metode copy[ 1]. Metode copy adalah metode lilit ulang
dengan cara menduplikat belitan sesuai dengan bentuk asli dari
pabrikan. Motor dililit ulang dengan konsfigurasi belitan bentuk
kosentris, dua kutub, dan empat kelompok ( grouping ).

Gambar 3.5 Salah satu contoh hasil dari rewinding motor

14
BAB 4
HASIL DAN ANALISA

4.1 Pengujian

Setelah proses rewinding selesai maka selanjutnya adalah proses


pengujian. Untuk memperoleh data yang di butuhkan dalam melakukan
analisis efisiensi motor listrik, maka ada beberapa pengujian yang
dilakukan antara lain :
a. Pengujian tahanan belitan jangkar.
b. Pengujian tanpa beban.
c. Pengujian berbeban.
Pengujian dilakukan di Lab Motor Listrik W7 Politeknik Negeri
Batam dari tanggal 9 s/d 14 Oktober 2017. Beberapa peralatan alat ukur
yang digunakan antara lain :
a. Multi meter digital sunwa
b. Tachnometer Delorenzo
c. Cos phi meter Delorenzo
d. Unit power supplay Delorenzo
4.1.1 Pengujian tahanan belitan jangkar / rugi rugi stator
Pengujian tahanan belitan stator adalah unutuk mengetahui rugi
rugi belitan stator. Metode pengujian yang digunakan untuk mengukur
tahanan belitan stator adalah menggunakan metode pengujian Volt –
ampere. Pengujian tahanan belitan stator pada objek penelitian
dilakukan pengambilan sampel sebanyak 10 kali pengujian. Adapun
rata rata hasil pengujian tahanan belitan yang telah di lakukan
rewinding adalah seperti tabel dibawah ini.

15
Tabel 4.1 Pengujian tahanan belitan motor

Rata-rata tahanan belitan stator (Ohm)


No Id
Belitan Belitan bantu
utama
1 PH 100 ANB 17,63 31,59

Gambar 4.1 Pengujian tahanan belitan stator

4.1.2 Pengujian Tanpa Beban


Pengujian tanpa beban pada objek penelitian di maksudkan
untuk mengetahui rugi rugi yang terjadi pada motor yang meliputi rugi
rugi belitan stator, rugi rugi inti, friksi atau gesekan dan desakan
angin.Pengujian tanpa beban ini dilakukan dengan cara menjalankan
motor pada tegangan kerja nya seperti yang tertera pada nameplate

16
tanpa memberikan kopel pada beban dan mengamati beberapa
parameter parameter listriknya seperti tegangan, arus, faktor daya, dan
rpm motor. Tabel 4.2 adalah hasil pengujian motor objek penelitian saat
tanpa beban.
Tabel 4.2 Hasil pengujian tanpa beban

Id Tegangan N I (A) Cos Phi P in


motor (Volt) (RPM) ukur
(Watt)
PH 100 220 2973 1,13 0,75 186
ANB

Gambar 4.2 Pengujian motor tanpa beban

17
4.1.3 Pengujian Berbeban
Pengujian berbeban pada motor objek penelitian bertujuan untuk
mengetahui nilai efisiensi motor hasil proses perbaikan dengan cara
melilit ulang (rewinding). Pengujian berbeban dilakukan dengan cara
menjalankan motor pada tegangan nominalnya dan melakukan
pengereman dengan cara mengkopelkan beban dengan beban yang
berbeda beda. Pengujian di lakukan sebanyak 5 kali (a s/d e) dengan
beban berbeda – beda, yaitu dengan cara manual menahan rotor
sehingga mencapai RPM yang diinginkan, mulai dari 2960 rpm s/d
2876 rpm. Tabel 4.3 adalah hasil pengujian motor objek penelitian saat
motor berbeban.
Tabel 4.3 pengujian motor saat berbeban
P in ukur
Id Beb N I (A) Cos
(Watt)
an (RPM phi
)
PH 100
a 2960 0,8 0,77 97
ANB
b 2956 0,82 0,8 100
c 2930 0,83 0,85 105
d 2919 0,83 0,87 114
e 2876 0,87 0,92 128

Dengan mengacu pada hasil pengamatan tahanan belitan stator


motor Tabel 4.1 dan hasil pengamatan tegangan, arus pada pengujian
tanpa beban Tabel 4.2, maka rugi rugi daya pada belitan stator, rugi rugi
gesekan dan desakan angin (rotational losses). Berikut merupakan tabel

18
pengujian rugi-rugi daya belitan pada stator dan rotational losses dari
motor yang dililit ulang.
Tabel 4.4 Rugi rugi daya belitan stator dan rotational losses
motor yang dilakukan lilit ulang

Rata-rata tahanan belitan stator


No Id (Ohm)
Belitan Belitan
utama bantu
1 PH 100 ANB 17,63 31,59

Dari data tabel 4.4, hasil evaluasi rugi rugi daya terhadap motor
objek penelitian memperlihatkan bahwa rugi rugi daya terbesar pada
motor PH 100 ANB. Rugi rugi daya tersebut diakibatkan belitan stator
maupun rugi rugi daya akibat rotational losses. Dari hasil pengujian
pada tabel 4.3 jika dibandingkan dengan nilai tahanan belitan dari
motor Tabel 4.2, maka dapat diketahui bahwa rugi rugi pada belitan
stator tidak hanya ditentukan oleh tahanan belitan stator melainkan juga
faktor lain. Hal ini bisa disebabkan oleh kondisi inti stator yang sudah
tidak baik, bearing, maupun saat proses diassembling dan reasembling
motor yang tidak tepat.
Dari tabel 4.5 hasil evaluasi efisiensi motor yang setelah di
rewinding secara manual maka di dapat hasil yang tertera di tabel,
setelah melakukan lima kali pengujian dalam pengambilan data untuk
nilai efisiensi motor.

19
Tabel 4.5 Hasil evaluasi efisiensi motor setelah rewinding

P in
T Po eff
Motor Beban ukur
(Nm) (Watt) (%)
(Watt)
a 97 0,58 188,66 194,50
b 100 0,61 193,38 193,38
PH 100 ANB 0,63 195,74 186,41
c 105
d 114 0,64 195,74 171,70
e 128 0,64 205,17 160,29

Untuk selanjutnya dalam menentukan efisiensi motor adalah


dengan menentukan daya output Pout motor melalui pendekatan
nameplate pada motor daya output maupun efisiensi motor objek
penelitian dapat di tentukan sebagai berikut :
Daya output motor adalah perkalian antara torsi T terhadap kecepatan
shaft nya [6].

Dengan nilai T lebih kecil dari pada torsi yang dihasilkan motor
Td akibat rugi rugi gesekan bearing dan desakan angin, maka
menggunakan pendekatan torsi T dapat ditentukan :

Tr, Ir dan r masing masing adalah torsi, arus, dan kecepatan


nominal motor, sedangkan I dan arus yang diserap motor dan

20
kecepatan shaft rotor motor. Seperti data teknis dari nameplate motor
satu phasa objek penelitian pada Tabel 3.1, sangat terbatas. Torsi
nominal dan arus nominal tidak dapat ditemukan. Oleh karena itu dalam
evaluasi ini maka untuk pendekatan untuk menentukan arus dan torsi
nominal pada motor objek penelitian dilakukan melalui perhitungan
matematis. Torsi nominal Tr dari motor dapat ditentukan yaitu :

Pr dan Nr adalah daya output dan kecepatan nominal motor, oleh


karena torsi nominal motor adalah :
Tr = 100 (W) / 2900 (rpm) = 0,034 Nm
Sedangkan untuk arus nominal motor Ir dapat ditentukan, dalam
hal ini pendekatan untuk nilai faktor daya motor induksi 1 phasa yang
digunakan adalah 0,85.
= . .

Ir =
.

Ir = = 0,53 A
∗ ,

Setelah diketahui torsi Tr dan arus nominal Ir maka torsi torsi T pada
shaft setiap motor dapat di ketahui torsi T dapat diketahui yaitu :

T= Tr

Tr, Ir, r adalah torsi, arus dan kecepatan nominal motor sedangkan I
dan adalah arus yang diserap kecepatan motor dan shaft rotor.

21
4.2 Analisa

Hasil dari pengamatan dan pengujian motor 1 phase yang di


lakukan perbaikan dengan cara rewinding menunjukan bahwa untuk
mengevaluasi efisiensi dalam penelitian ini tidak dapat di lakuakan
dengan metode pengukuran secara langsung (pengukuran mekanis). Hal
ini di karenakan ketika motor 1 phase yang dijadikan objek penelitian di
sambungkan ke sebuah beban untuk dilakukan pengamatan, motor 1
phase ternyata tidak mampu berputar karena torsi awal atau locked
rotor torque ( LRT ) yang di hasilkan motor 1 phase tegangan rendah
relatif kecil sehingga tidak mampu mengatasi rugi rugi yang terjadi
selama proses starting. Oleh karena itu, dalam melakukan evaluasi
efisiensi motor pada penelitian ini selanjutnya dilakukan menggunakan
pendekatan metode nameplate motor. Evaluasi efisiensi motor dengan
pendekatan metode data nameplate motor seperti arus nominal,
kecepatan nominal, dan juga beberapa kegiatan pengukuran seperti
kecepatan aktual motor, arus stator dll.
Selanjutnya digunakan dalam menentukan nilai efisiensi motor.
Efisiensi motor adalah rasio antara daya output motor terhadap daya
input yang diserap oleh motor.
Dari tabel 4.5 hasil evaluasi efisiensi motor yang setelah di
rewinding secara manual maka di dapat hasil yang tertera di tabel,
setelah melakukan lima kali pengujian dalam pengambilan data untuk
nilai efisiensi motor.

22
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah di lakukan dapat di ambil


kesimpulan antara lain bahwa :
1. Perbaikan motor induksi khususnya motor kapasitas kecil
berdaya kurang dari 1 HP dapat dilakukan dengan cara
melilit ulang / rewinding secara manual.
2. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari motor induksi
yang dijadikan objek penelitian dengan rewinding manual
dengan sistem copy sudah memenuhi standar perbaikan
motor induksi, setelah melakukan beberapa kali
pengujian, pengujian tahanan belitan, pengujian tanpa
beban, pengujian berbeban dan pengujian fisiensi motor.
5.2 Saran

Sesuai dengan hasil pengujian menunjukan terdapat beberapa


kekurangan dalam penelitian ini, oleh karena itu beberapa hal dapat
disarankan dapat untuk penelitian lebih lanjut yaitu :
1. Torsi awal atau locked rotor torque motor induksi kurang dari
1 HP relatif kecil, sehingga untuk pengujian daya output
secara langsung tidak dapat dilakukan. Pendekatan lain yang
dapat dilakukan dalam mengevaluasi efesiensi motor induksi
kapasitas kecil (kurang 1 HP) adalah dengan pengujian tanpa
beban dan pengujian hubung singkat atau locked rotor test.

23
2. Dalam perbaikan motor kapasitas kecil dengan cara melilit
ulang atau rewinding dapat mempengaruhi nilai efisiensi
motor, oleh karena itu proses perbaikan dengan cara yang
benar dan hati hati dapat meningkatkan efisiensi motor.

24
DAFTAR PUSTAKA

[1] EASA. (2003). The Effect of Repair/ Rewinding on Motor


Effeciency. England: Electrical Apparatus Service
Association,Inc.
[2] Hirzel, J. C. (1994). Impact of Rewinding on Motor Efficiency.
Proceeding of IEEE Pulp and Paper Industry Conference,
Indiana: IEEE.
[3] Obiansyah, (2002). Simulasi merakit motor listrik induksi.
[4] Urip M & Hendro A.W, (2014). Metode Pembelajaran
Rewinding 1 Phasa (pompa air). Politeknik Perkapalan Negeri
Surabaya, Surabaya.
[5] El- Sharkawi, M., (2000). Fundamentals of Electric Drives.
Brooks/Cole Pub. USA.
[6] Data Perusahan / Pabrikan.

25
BIOGRAFI PENULIS

Nama : Afrizal

Tempat/Tanggal Lahir : Bandung, 3 April 1983

Agama : Islam

Alamat Rumah : Perumahan Citra Batam D no 135,

Kecamatan Batam Kota, Kota Batam

Email : afrizalnazuwa1983@gmail.com

Riwayat Pendidikan :

1. SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) Karya Pariaman.


2. MTsN VII Koto Padang Sago.
3. SD (Sekolah Dasar) Negeri 36 Puncu Ruyung.

Anda mungkin juga menyukai