Anda di halaman 1dari 14

STARTING Y/(∆) MANUAL

PADA MOTOR LISTRIK TIGA PHASA

Makalah ini digunakan untuk memenuhi materi pelajaran instalasi tenaga listrik
yang dibimbing oleh Dr.Hendri,Ph.d.

Oleh kelompok IV:


Elsa Oktavia (16063055)
Rahadi Ramlan (16063061)
Herlin Setiawan (16063066)
Alimah Zikra Tampal (16063072)

PRODI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2017
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Kami
panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang
starting Y/(∆) manual pada motor listrik tiga phasa.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dank kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang starting Y/(∆) manual pada
motor tiga phasa ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.

Padang, 12 November
2017

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... ii

DAFTAR ISI....................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah.............................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah........................................................................ 1
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................... 1
1.4 Manfaat Penulisan........................................................................ 2

BAB II KAJIAN TEORI................................................................................... 3

2.1 Pengertian starting bintang segitiga manual................................ 3

2.2 Karekteristik starting motor star delta.......................................... 3

2.3 Cara kerja starting dengan menggunakan sambungan bintang

segitiga......................................................................................... 4

2.4 Pengontrolan motor induksi tiga phasa starting bintang

segitiga dengan kontraktor magnet............................................ 8

BAB III PENUTUP............................................................................................ 12

3.1 Kesimpulan.................................................................................. 12

3.2 Saran............................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 13

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Motor induksi tiga phasa merupakan jenis motor yang paling banyak digunakan
secara luas baik dalam industri besar maupun industry kecil dibandingkan motor jenis
lain. Hal ini dimungkinkan karena motor jenis ini memiliki keunggulan-keunggulan baik
dari segi teknis maupun ekonomis.
Motor induksi tiga phasa memiliki karakteristik arus awal yang besar namun hal
ini dapat diatasi dengan beberapa metode salah satunya adalah dengan system starting
bintang (Y)-segitiga (∆), dimana system ini sangat sederhana dan bisa diterapkan untuk
semua jenis motor induksi tiga phasa.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan permasalah di atas maka didapat rumusan masalah yaitu:
1) Apakah pengertian starting bintang segitiga manual?
2) Bagaimana cara kerja starting dengan menggunakan sambungan bintang segitiga?
3) Bagaimana karekteristik starting motor star delta?
4) Bagaimana cara pengontrolan motor induksi tiga phasa starting bintang segitiga
dengan kontraktor magnet?
5) Bagaimana cara pengontrolan motor tiga phasa starting tahan mula stator dengan
kontaktor

1.3 Tujuan Penulisan


Makalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan:
1) Pengertian starting bintang segitiga manual
2) Cara kerja starting dengan menggunakan sambungan bintang segitiga.
3) karekteristik starting motor star delta
4) pengontrolan motor induksi tiga phasa starting bintang segitiga dengan
kontraktor magnet.
5) pengontrolan motor tiga phasa starting tahan mula stator dengan kontaktor

1.4 Manfaat Penulisan


Penelitian yang penulis lakukan ini diharapkan memberikan manfaat secara memberikan
teoritis maupun praktis
a. Manfaat teoritis
Manfaat secara teoritis adalah diharapkan mampu memperkaya teori-teori berkaitan
dengan starting motor Y/(∆) manual pada motor listrik, pengontrolannya, amupun
teori-teori mengenai kinerja starting motor Y/(∆) ini.
b. Manfaat praktis
Kepada peneliti lain, yaitu hasil penelitian ini tentunya masih terdapat kekurangannya.
Oleh sebab itu, terbuka lebar bagi peneliti lain untuk melakukan kajian lanjutannya di
masa dating.
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian starting bintang segitiga manual


Untuk menjalankan motor induksi tiga phasa jenis rotor sangkar yang dayanya lebih
besar dari 4 kw dengan tegangan nominal 220V/380V, motor listrik tersebut tidak boleh
secara langsung dihubungkan dengan jaringan tegangan. Hal ini akan menyebabkan arus
starting motor relative besar, bahkan dapat mencapai 4—7 kali arus nominal motor. Agar arus
starting ini dapat diperkecil, maka pada motor dapat dilakukan pengasutan sesuai dengan
besarnya daya motor. Contohnya: starting bintang segita.
L1 L2 L3 L1 L2 L3

U1 V1 W1 U1 V1 W1

U2 V2 W2 U2 V2 W2

BINTANG Y
DELTA

Gambar hubungan bintang (Y) dan segitiga (A)

2.2 Cara kerja starting dengan menggunakan sambungan bintang segitiga


Starting dengan menggunakan sambungan bintang segitiga ini banyak digunakan pada
motor induksi rotor sangkar yang memiliki daya diatas 5kW (sekitar 7HP).

Gambar 2. Rangkaian starting motor bintang-segitiga

2.3 Karekteristik starting motor star delta


Jaringan distribusi tegangan rendah PLN umumnya memiki tegangan 220/380 V atau
127/220V.. Karena berbagai masalah dan dianggap merepotkan, maka tegangan 127/220 V
dihapus dan hanya tegangan 220/380 V yang didistribusikan ke pelanggan.
Sebuah motor harus menggunakan hubungan bintang atau hubungan segitiga
tergantung dari jenis jaringannya. Tegangan yang harus dihubungkan dengan motor, biasanya
dinyatakan di dalam name plate-nya, misalnya 220/380 V atau 380/660 V.
Penggunaan sambungan star- delta juga meliputi cara pen-start-an motor tersebut.
Starting ini banyak digunakan untuk menjalankan motor induksi motor sangkar yang
mempunyai daya diatas 5 kW (sekitar 7 HP).
Tegangan yang lebih rendah dan tertulis di name plate motor tersebut ialah tegangan
yang harus dihubungkan dengan kumparan-kumparan motor. Cara pengoperasian motor ini
biasanya tergantung dari jenis starter yang dipilih. Jenis starter dipasaran yang banyak
tersedia adalah saklar putar dan saklar khusus.
Karakteristik yang pertama adalah penggunaan starter bintang segitiga ini dapat
mengurangi lonjakan arus dan torsi pada saat start. Tersusun atas 3 buah contactor yaitu Main
Contactor, Star Contactor dan Delta Contactor, Timer untuk pengalihan dari star ke Delta
serta sebuah overload relay. Pada saat start, starter terhubung secara bintang (star). Gulungan
stator hanya akan menerima tegangan sekitar 0,578 (satu per akar tiga) dari tegangan
jaringan (V line). Jadi arus dan torsi yang dihasilkan akan lebih kecil dari pada starter DOL.
Setelah mendekati kecepatan putaran tertentu, starter akan berpindah terkoneksi ke Delta.
Starter ini akan bekerja dengan baik jika saat start motor tidak terbebani dengan berat.
Jika sebuah motor yang dirancang khusus pada tegangan 220/380 volt, sedangkan
tegangan jala-jala sumber 3 fasa yang tersedia 380 volt, maka motor itu hanya boleh
dijalankan dalam hubungan bintang. Artinya kalau motor ini distarting tidak boleh
menggunakan system starting segitiga. Tetapi bila motor ini dilayani oleh sumber tegangan
jala-jala 3 phasa 220 volt, maka sistem starting segitiga dapat digunakan.
Kemudian jika sebuah motor diberi tanda tegangan 380/660V misalnya, kumparan-
kumparannya harus mendapat 380 Volt. Jadi jika dihubungkan dengan jaringan 220/380 Volt,
maka motor ini harus digunakan dalam sambungan segitiga. Jika menggunakan hubungan
bintang, maka tiap-tiap kumparannya hanya akan mendapat tegangan sebesar 220 volt saja.
Penggunaan sumber tegangan yang terlalu rendah pada motor dapat menyebabkan
kerusakan pada motor. Nilai toleransi perbedaan tegangan atau frekuensi adalah sekitar -5%
sampai dengan +5% dari nilai nominalnya. Nilai toleransi tersebut biasanya masih dalam
ambang batas aman pada penggunaan motor.
Gambar Rangkaian tenaga starting star-delta

Prinsip kerja rangkaian starting bintang-segitiga berdasarkan gambar diatas adalah

 Pada saat hubungan bintang (Y), kontaktor magnet yang bekerja adalah K1 dengan
K2. Kontaktor magnet K2 dirangkai berdasarkan prinsip sambungan bintang, yaitu
tiap ujung dari kontaktor dikopel menjadi satu kesatuan.
 Pada saat hubungan segitiga (∆), kontaktor magnet yang bekerja adalah K1 dengan
K3. Kontaktor magnet K3 ini dirangkai berdasarkan prinsip sambungan segitiga, yaitu
tiap ujung rangkaian yang satu mendapat ujung rangkaian yang lain.

Sebagai contoh, untuk sebuah motor yang diberi tanda tegangan 220/380 Volt, maka
hubungan yang harus digunakan adalah sebagai berikut :
a) Jika sistem tegangan jaringnya 220/380 Volt, maka motor ini harus digunakan dalam
hubungan bintang. Penggunaan hubungan bintang ini memiliki beberapa alasan,
diantaranya karena tiap-tiap kumparan-kumparan didalam motor harus mendapat
suplai tegangan sebesar 220 volt.
b) Jika sistem tegangan jaringnya 127/220 Volt, maka motor ini harus dirangkai dengan
hubungan segitiga.
Gambar Rangkaian bintang (Y) dan segitiga (∆)

Jika daya motor ini sebesar 6,6 kVA, pada beban penuh arusnya akan sama seperti
perhitungan di bawah ini :
 Untuk sistem tegangan jaring 220/380 Volt :
In = 660 VA = 10A
380√3
Arus ini adalah arus yang juga mengalir dalam kumparan-kumparan motor.

 Untuk sistem tegangan jaring 127/220 Volt :


In = 6600 VA = 10√3A= 17,2 A
220√3
Nilai arus sebesar 17,2 A diatas adalah arus jaringan. Maka arus tiap phasanya
adalah sebagai berikut:
Ip = 17,3 = 10 A
√3
Tegangan kumparannya sama dengan 220 volt. Jika motor langsung dihubungkan
dengan jaringan, maka besar arus asutnya akan sama sebesar 6 x arus nominalnya. Jadi :
Untuk perhitungan a. : 6 x 10 A = 60 A
Untuk perhitungan b. : 6 x 17,3 A = 103,8 A
Berdasarkan perhitungan diatas, maka didapat karakteristik yang kedua dari starting
star-delta pada motor induksi 3 phasa yaitu arus saluran dalam hubungan bintang akan
bernilai 1/3 dari nilai yang dimiliki oleh saluran yang menggunakan hubungan delta.
Nilai arus phasa sambungan star sebesar 10 A sedangkan nilai arus phasa pada
sambungan delta sebesar 17,3 A.
Karakteristik ketiga yang dimiliki oleh starting motor star-delta adalah pada rangkaian
star (bintang) besarnya nilai tegangan tiap phasanya akan sama dengan 1/3 kali nilai tegangan
jaringan. Begitu pula dengan arus yang mengalir. Arus tiap phasanya akan bernilai 1/3 dari
nilai arus jaringan. V jaringan = Vphasa √3, untuk arus juga sama I jaringan = Iphasa √3.
Gambar 8. Sambungan bintang (Y)

Sedangkan pada rangkaian delta (segitiga) besarnya nilai tegangan tiap phasanya akan sama
dengan besarnya nilai tegangan pada jaringan. Untuk nilai arusnya juga akan sama seperti
dengan tegangan. Arus phasanya akan sama dengan arus jaringan. V jaringan = Vphasa.
Ijaringan = Iphasa.

Gambar Sambungan segitiga (∆)

Karakteristik starting motor

 Untuk sambungan bintang / star (Y) : Jika motor dihubung dalam sambunganbintang,
motor akan mendapat tegangan sebesar V volt, sedangkan lilitan motor mempunyai
impedansi sebesar Z ohm, maka besarnya arus start motor dalam hubungan bintang
menjadi:

Istart Y = Tegangan fase


Zfase

Besarnya I start bintang (Y) sama dengan besarnya arus jala-jala / jaringan bintang
atau sama dengan besarnya arus fase:
I start (Y) = I jala-jala / jaringan (IL) = I fase (IP)

 Untuk sambungan segitiga / delta (Δ) : Jika motor dihubung dalam sambungan delta,
motor akan mendapat tegangan sebesar V volt, sedangkan lilitan motor mempunyai
impedansi sebesar Z ohm, maka besarnya arus start motor dalam hubungan delta
menjadi:
I start Δ = Vfase √ 3
Zfase

Besarnya I start delta (Δ) sama dengan besarnya arus jala-jalanya atau sama dengan
besarnya arus fase. √ 3 :
I start (Δ) = I jala-jala / jaringan (IL) = I fase (IP) √ 3

2.3 Pengontrolan motor induksi tiga phasa starting bintang segitiga dengan kontraktor
magnet.
Untuk menjalankan motor listrik induksi tiga phasa rotor sangkar starting bintang-
segitiga harus diperhatikan besar daya nominal motor, dan tegangan nominal satu phasa
kumparan stator harus sama besarnya dengan tegangan line jaringan.
Kumparan stator motor saat starting dalam keadaan hubung bintang, sehingga
tegangan pada kumparan per phasa sekitar 58% dari tegangan nominal. Hal ini dapat
memperkecil arus yang mengalir pada motor. Namun starting bintang-segitiga mempunyai
kelemahan, yaitu terjadinya pemutusan arus listrik ke motor saat pemindahan hubungan dari
bintang ke segitiga.
Untuk melakukan starting bintang segitiga dapat digunakan saklar bintang segitiga
atau dengan tiga unit kontarktor magnet.
Cara kerja rangkaian starting bintang-segitiga ini seperti berikut:
Sumber tegangan tiga phasa tersedia pada jaringan RSTN. Bila tombol S1 ditekan(bekerja),
kontaktor 2 (K2) akan bekerja membuat hubungan bintang pada kumparan motor. Dalam
waktu hampir bersamaan kontaktor 1 (K1) akan bekerja menghubungkan motor dengan
jaringan tegangan, maka motor akan bekerja dalam hubungan bintang.
Dengan bekerjanya kontaktor 1 (K1), relay waktu (T) akan bekerja, tetapi kontaktor 3
(K3) tidak bekerja karena adanya kontak NO K3, dan antara kontaktor 2 (K2) dengan
kontaktor 3 (K3) saling mengunci melalui kontak bentuk K3 NC dan K2NC. Setelah waktu
dari relay T tercapai, maka kontak timer membuka kontaktor 3 (K3), dan kontak timer NO
akan menghubungkan kontaktor 3 (K3) sehingga motor dalam hubungan segitiga. Jadi motor
bekerja pada hubungan segitiga melalui kontaktor 1 (K1) dan kontaktor 3 (K3), dan relay
waktu akan terbuka melalui kontak bantu K 3 NC. Untuk memberhentikan motor dapat
melalui tombol tekan SO. Dan bila beban lebih, kontak F2 akan terbuka dan motor akan
berhenti.
Untuk lebih jelasnya perhatikanlah gambar di bawah ini,
Gambar diagram signal kontrol starting bintang segitiga
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengontrolan motor start delta digunakan untuk mengstater motor 3 fasa yang
besarnya lebih dari 5 Kw (7HP). Fungsi rangkaian star delta adalah untuk mengurangi
arus start pada saat pertama kali motor di hidupkan. Karena perbedaan fungsi inilah,
star delta paling banyak digunakan pada system starting motor listrik. Rangkaian start
delta menggunakan 3 unit kontaktor yaitu K1 (Main kontaktor), K2 ( Y Kontaktor),
dan K3 (� Kontaktor). Pada saat kondisi satart (Y) kontaktor yang hidup adalah K1
dan K2 dan pada saan kondisi deltha (�) kontaktor yang hidup adalah K1 dan K2.
Secara manual perpindahan dari bintang (Y) ke delta (�) menggunakan 2 pust button
NO untuk mengoperasikanya.

3.2 Saran

Diharapkan bagi pembaca dapat memperbaiki kekurangan dan kelemahan


pada starting motor segitiga bintang ini.
DAFTAR PUSTAKA

http://dokumen.tip/documents/makalah-listrik-motor-induksi-3-phasadocx.html.
[Diakses, 10 November 2017]

Makalah Motor Listrik/Dony Tappy – Academia.edu. [Diakses, 10 November 2017]

http://asyahdad.blogspot.co.id/2011/04/metode-starting-motor-indukduksi.html?=1.
[Diakses, 10 November 2017]

Anda mungkin juga menyukai