Anda di halaman 1dari 9

Konfigurasi Hubungan Belitan Transformator 3 fasa

Pada artikel Transformator di sini, telah dibahas mengenai klasifikasi transformator dan bagian-
bagian transformator, dan kemudian diikuti dengan artikel selanjutnya tentang bagian-bagian
transformator dan peralatan proteksinya di sini. Rangkaian artikel mengenai transformator
dilengkapi pula dengan artikel mengenai perawatan dan pemantauan kondisi transformator saat
bekerja di sini.

Sedangkan artikel kali ini akan dibahas secara umum, HANYA mengenai hubungan-hubungan belitan
pada transformator 3 fasa. Dan jika anda ingin mengetahui besarnya nilai tegangan, arus dan daya
pada masing-masing hubungan, anda dapat membacanya pada artikel di sini.

Transformator 3 fasa pada dasarnya merupakan Transformator 1 fase yang disusun menjadi 3 buah
dan mempunyai 2 belitan, yaitu belitan primer dan belitan sekunder. Ada dua metode utama untuk
menghubungkan belitan primer yaitu hubungan segitiga dan bintang (delta dan wye). Sedangkan
pada belitan sekundernya dapat dihubungkan secara segitiga, bintang dan zig-zag (Delta, Wye dan
Zig-zag). Ada juga hubungan dalam bentuk khusus yaitu hubungan open-delta (VV connection)

Konfigurasi Transformator 3 Fasa

Transformator hubungan segitiga-segitiga (delta-delta)

Gambar 1. Hubungan delta-delta (segitiga-segitiga).

Pada gambar 1 baik belitan primer dan sekunder dihubungkan secara delta. Belitan primer terminal
1U, 1V dan 1W dihubungkan dengan suplai tegangan 3 fasa. Sedangkan belitan sekunder terminal
2U, 2V dan 2W disambungkan dengan sisi beban. Pada hubungan Delta (segitiga) tidak ada titik
netral, yang diperoleh ketiganya merupakan tegangan line ke line, yaitu L1, L2 dan L3.

Dalam hubungan delta-delta (lihat gambar 1), tegangan pada sisi primer (sisi masukan) dan sisi
sekunder (sisi keluaran) adalah dalam satu fasa. Dan pada aplikasinya (lihat gambar 2), jika beban
imbang dihubungkan ke saluran 1-2-3, maka hasil arus keluaran adalah sama besarnya. Hal ini
menghasilkan arus line imbang dalam saluran masukan A-B-C. Seperti dalam beberapa hubungan
delta, bahwa arus line adalah 1,73 kali lebih besar dari masing-masing arus Ip (arus primer) dan Is
(arus sekunder) yang mengalir dalam lilitan primer dan sekunder. Power rating untuk transformator
3 fasa adalah 3 kali rating transformator tunggal.
Gambar 2. Diagram Hubungan Delta-Delta Transformator 3 Fasa Dihubungkan Pembangkit Listrik
dan Beban (Load)

Transformator hubungan bintang-bintang (wye–wye)

Gambar 3. Hubungan Belitan Bintang-bintang.

Ketika transformator dihubungkan secara bintang-bintang, yang perlu diperhatikan adalah


mencegah penyimpangan dari tegangan line ke netral (fase ke netral). Cara untuk mencegah
menyimpangan adalah menghubungkan netral untuk primer ke netral sumber yang biasanya dengan
cara ditanahkan (ground), seperti ditunjukkan pada

Gambar 4. Cara lain adalah dengan menyediakan setiap transformator dengan lilitan ke tiga, yang
disebut lilitan ” tertiary”. Lilitan tertiary untuk tiga transformator dihubungkan secara delta seperti
ditunjukkan pada Gambar 5, yang sering menyediakan cabang yang melalui tegangan dimana
transformator dipasang. Tidak ada beda fasa antara tegangan line transmisi masukan dan keluaran
(primer & sekunder) untuk transformator yang dihubungkan bintang-bintang.

Gambar 4. Hubungan bintang-bintang.

Gambar 5. Hubungan Bintang-bintang dengan belitan tertier.

Transformator hubungan segitiga-bintang (delta-wye)

Pada hubungan segitiga-bintang (delta-wye), tegangan yang melalui setiap lilitan primer adalah sama
dengan tegangan line masukan. Tegangan saluran keluaran adalah sama dengan 1,73 kali tegangan
sekunder yang melalui setiap transformator. Arus line pada phasa A, B dan C adalah 1,73 kali arus
pada lilitan sekunder. Arus line pada fasa 1, 2 dan 3 adalah sama dengan arus pada lilitan sekunder.

Gambar 6. Hubungan Segitiga-Bintang (Delta-wye)


Hubungan delta-bintang menghasilkan beda fasa 30° antara tegangan saluran masukan dan saluran
transmisi keluaran. Maka dari itu, tegangan line keluaran E12 adalah 30° mendahului tegangan line
masukan EAB, seperti dapat dilihat dari diagram phasor. Jika saluran keluaran memasuki kelompok
beban terisolasi, beda fasanya tidak masalah. Tetapi jika saluran dihubungkan paralel dengan saluran
masukan dengan sumber lain, beda phasa 30° mungkin akan membuat hubungan paralel tidak
memungkinkan, sekalipun jika saluran tegangannya sebaliknya identik.

Keuntungan penting dari hubungan bintang adalah bahwa akan menghasilkan banyak
isolasi/penyekatan yang dihasilkan di dalam transformator. Lilitan HV (high Voltage/tegangan tinggi)
telah diisolasi/dipisahkan hanya 1/1,73 atau 58% dari tegangan saluran.

Gambar 8. Skema Diagram Hubungan Delta-Bintang dan Diagram Phasor

Transformator hubungan segitiga terbuka (open-delta)

Hubungan open-delta ini untuk merubah tegangan sistem 3 fasa dengan menggunakan hanya 2
transformator yang dihubungkan secara open–delta. Rangkaian open–delta adalah identik dengan
rangkaian delta–delta, kecuali bahwa satu transformer tidak ada. Bagaimanapun, hubungan open-
delta jarang digunakan sebab hanya mampu dibebani sebesar 86.6% (0,577 x 3 x rating trafo) dari
kapasitas transformator yang terpasang.

Gambar 7. Hubungan Open Delta.

Sebagai contoh, jika 2 transformator 50 kVA dihubungkan secara open–delta, kapasitas


transformator bank yang terpasang adalah jelas 2x50 = 100kVA. karen terhubung open-delta, maka
transformator hanya dapat dibebani 86.6 kVA sebelum transformator mulai menjadi overheat
(panas berlebih). Hubungan open–delta utamanya digunakan dalam situasi darurat. Maka, jika 3
transformator dihubungkan secara delta–delta dan salah satunya rusak dan harus
diperbaiki/dipindahkan, maka hal ini memungkinkan

Transformator hubungan Zig-zag

Transformator dengan hubungan Zig-zag memiliki ciri khusus, yaitu belitan primer memiliki tiga
belitan, belitan sekunder memiliki enam belitan dan biasa digunakan untuk beban yang tidak
seimbang (asimetris) - artinya beban antar fasa tidak sama, ada yang lebih besar atau lebih kecil-
Gambar 9. Hubungan Bintang-zigzag (Yzn5)

Gambar 9 menunjukkan belitan primer 20 KV terhubung dalam bintang L1, L2 dan L3 tanpa netral N
dan belitan sekunder 400 V merupakan hubungan Zig-zag dimana hubungan dari enam belitan
sekunder saling menyilang satu dengan lainnya. Saat beban terhubung dgn phasa U dan N arus
sekunder I2 mengalir melalui belitan phasa phasa U dan phasa S. Bentuk vektor tegangan Zig-zag
garis tegangan bukan garis lurus,tetapi bergeser dengan sudut 60°.

Demikian sedikit ulasan mengenai konfigurasi hubungan belitan transformator 3 fasa, Semoga
bermanfaat.

Sebenarnya artikel ini adalah artikel dasar yang menarik untuk diulas kembali disini. Karena
pembahasan tentang transformator 3 phasa yang umum dipakai diindustri atau sistem distribusi
listrik PLN ini, banyak sekali terdapat cabang keilmuannya. Antara lain adalah tentang polaritas,
vektor grup, name plate, sistem proteksi dan lainnya, yang apabila dibahas secara utuh akan
lumayan memakan banyak waktu dan pikiran.

Khusus kali ini saya hanya akan membahas tentang jenis-jenis hubungan pada belitan transformator
3 phasa, yang terkadang membuat bingung bagi yang baru mempelajarinya.

Pada prinsipnya metode atau cara merangkai belitan kumparan di sisi primer dan sekunder
Transformator, umumnya dikenal 3 cara untuk merangkainya, yaitu hubungan bintang, hubungan
delta, dan hubungan zig zag.

1. Trafo 3 fasa Hubung Bintang Bintang (Y-Y)

Pada jenis ini ujung ujung pada masing masing terminal dihubungkan secara bintang. Titik netral
dijadikan menjadi satu. Hubungan dari tipe ini lebih ekonomis untuk arus nominal yang kecil,pada
transformator tegangan tinggi
Gambar 6 Trafo Hubungan Bintang Bintang

2. Trafo Hubung Segitiga-Segitiga (Δ - Δ)

Pada jenis ini ujung fasa dihubungkan dengan ujung netral kumparan lain yang secara keseluruhan
akan terbentuk hubungan delta/ segitiga. Hubungan ini umumnya digunakan pada sistem yang
menyalurkan arus besar pada tegangan rendah dan yang paling utama saat keberlangsungan dari
pelayanan harus dipelihara meskipun salah satu fasa mengalami kegagalan.

Gambar 7 Trafo Hubungan Delta Delta

3. Trafo Hubung Bintang Segi tiga ( Y - Δ)

Pada hubung ini, kumparan pafa sisi primer dirangkai secara bintang (wye) dan sisi sekundernya
dirangkai delta. Umumnya digunakan pada trafo untuk jaringan transmisi dimana tegangan nantinya
akan diturunkan (Step- Down).

Perbandingan tegangan jala- jala 1/√3 kalinperbandingan lilitan transformator. Tegangan sekunder
tertinggal 300 dari tegangan primer.

Gambar 8 Trafo Hubungan Bintang Delta

4. Trafo Hubungan Segitiga Bintang (Δ - Y)

Pada hubung ini, sisi primer trafo dirangkai secara delta sedangkan pada sisi sekundernya
merupakan rangkaian bintang sehingga pada sisi sekundernya terdapat titik netral. Biasanya
digunakan untuk menaikkan tegangan (Step -up) pada awal sistem transmisi tegangan tinggi. Dalam
hubungan ini perbandingan tegangan 3 kali perbandingan lilitan transformator dan
tegangansekunder mendahului sebesar 30° dari tegangan primernya.
Gambar 9 Trafo Hubungan Delta Bintang

5. Hubungan Zig Zag

Kebanyakan transformator distribusi selalu dihubungkan bintang, salah satu syarat yang harus
dipenuhi oleh transformator tersebut adalah ketiga fasanya harus diusahakan seimbang. Apabila
beban tidak seimbang akan menyebabkan timbulnya tegangan titik bintang yang tidak diinginkan,
karena tegangan pada peralatan yang digunakan pemakai akan berbeda-beda.Untuk menghindari
terjadinya tegangan titik bintang, diantaranya adalah dengan menghubungkan sisi sekunder dalam
hubungan Zigzag.

Dalam hubungan Zig-zag sisi sekunder terdiri atas enam kumparan yang dihubungkan secara khusus
(lihat gambar)

Gambar 10 Trafo Hubungan Zig Zag

Ujung-ujung dari kumparan sekunder disambungkan sedemikian rupa, supaya arah aliran arus
didalam tiap-tiap kumparan menjadi bertentangan. Karena e1 tersambung secara berlawanan
dengan gulungan e2, sehingga jumlah vektor dari kedua tegangan itu menjadi :

eZ1 = e1 – e2

eZ2 = e2 – e3

eZ3 = e3 – e1

eZ1 + eZ2 + eZ3 = 0 = 3 eb

Tegangan Titik Bintang

eb = 0

e1 = e/2

nilai tegangan fasa

ez = e/2 √3

sedangkan tegangan jala jala


Ez = ez √3 = e/2 √3

6. Transformator Tiga Fasa dengan Dua Kumparan

Selain hubungan transforamator seperti telah dijelaskan pada sub-bab sebelumnya, ada
transformator tiga fasa dengan dua kumparan. Tiga jenis hubungan yang umum digunakan adalah :

V - V atau “ Open Δ “

“ Open Y - Open Δ “

Hubungan T – T

Hubungan Open Delta

Ini dimungkinkan untuk mentransformasi sistem tegangan 3 fasa hanya menggunakan 2 buah trafo
yang terhubung secara open delta. Hubungan open delta identik dengan hubungan delta delta tetapi
salah satu trafo tidak dipasang. Hubungan ini jarang digunakan karena load capacity nya hanya 86.6
% dari kapasitas terpasangnya.

Sebagai contoh:

Jika dua buah trafo 50 kVA dihubungkan secara open delta, maka kapasitas terpasang
yangseharusnya adalah 2 x 50 = 100 kVA. Namun, kenyatannya hanya dapat menghasilkan 86.6 kVA,
sebelum akhirnya trafo mengalami overheat. Dan hubungan open delta ini umumnya digunakan
dalam situasi yang darurat.

Gambar 11 Trafo Hubungan open Delta / V – V

Kekurangan Hubungan ini adalah :

Faktor daya rata-rata, pada V - V beroperasi lebih kecil dari P.f beban, kira kira 86,6% dari faktor
daya beban seimbang.

Tegangan terminal sekunder cenderung tidak seimbang, apalagi saat beban bertambah.

Gambar 13 Trafo hubungan Open Y open Delta


Hubungan Open Y - Open Δ diperlihatkan padaGambar diatas, ada perbedaan dari hubungan V - V
karena penghantar titik tengah pada sisi primer dihubungkan ke netral (ground). Hubungan ini bisa
digunakan pada transformator distribusi.

Hubungan Scott atau T - T

Hubungan ini merupakan transformasi tiga fasa ke tiga fasa dengan bantuan dua buah transformator
(Kumparan). Satu dari transformator mempunyai “Centre Taps “ pada sisi primer dan sekundernya
dan disebut “ Main Transformer“. Transformator yang lainnya mempunyai “0,866 Tap“ dan disebut
“Teaser Transformer “. Salah satu ujung dari sisi primer dan sekunder “teaser Transformer”
disatukan ke “ Centre Taps” dari “ main transformer “. “ Teaser Transformer” beroperasi hanya
0,866 dari kemampuan tegangannya dan kumparan “ main transformer “ beroperasi pada Cos 30 ° =
0,866 p.f, yang ekuivalen dengan “ main transformer “ bekerja pada 86,6 % dari kemampuan daya
semunya

Gambar 12 Hubungan Scott atau T-T

Kesimpulannya adalah Transformator 3 fasa banyak di aplikasikan untuk menangani listrik dengan
daya yang besar. Terdapat berbagai macam hubungan pada trafo tiga fasa yang dalam
penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan dan rating tegangan yang akan dipikulnya.

Salah satu hubungan pada trafo tiga fasa yang sering di pakai adalah Hubungan Delta Bintang dan
Bintang Delta, kedua jenis hubungan ini biasanya dipakai dalam sistem tenaga listrik khususnya pada
bagian transmisi listrik untuk menaikkan tegangan (Δ-Y) dan menurunkan tegangan (Y - Δ ). Untuk
suatu keadaan darurat, trafo hubung delta dapat dibuat menjadi open delta namun dengan
kapasiatas hanya 86.6 % dari kapasitas terpasangnya.

Anda mungkin juga menyukai