DISTANCE PROTECTION
PROTEKSI JARAK
Jika terjadi gangguan pada F menutup pada C pada garis paralel CD, unit directional RD di A
akan (restrain) menahan arus F1.
Pada saat bersamaan, unit impedansi dicegah dari operasi oleh penghambat keluaran unit RD.
Jika Kontrol ini tidak disediakan, di bawah elemen impedansi bisa beroperasi membuka
pemutus sirkuit C.
Pembalikan arus melalui relay dari I Saat C membuka maka bisa mengakibatkan salah
tersandung garis sehat jika unit arah R beroperasi sebelumnya unit penyetelan ulang Ini adalah
contoh dari perlu mempertimbangkan koordinasi multipel yang tepat elemen relay untuk
mencapai kinerja relay yang andal selama kondisi kesalahan berkembang. Dalam desain relay
yang lebih tua, Jenis masalah yang harus dialamatkan biasanya disebut sebagai salah satu
'contact race'. D F1 D untuk saya F2
Oleh karena itu, biasanya mengatur RCA kurang dari garis sudut, sehingga
memungkinkan untuk menerima sejumlah kecil resistensi kesalahan tanpa
menyebabkan jangkauan di bawahnya. Namun, Saat mengatur relay, selisih antar baris
sudut θ dan sudut karakteristik relay φ harus dikenal Karakteristik yang dihasilkan
ditunjukkan pada Gambar 11.9 (c) di mana AB sesuai dengan panjang garis dilindungi.
Dengan φ set kurang dari θ, jumlah sebenarnya Garis terlindungi, AB, sama dengan
setting relay nilai AQ dikalikan dengan kosinus (θ-φ). Oleh karena itu Pengaturan relay
yang dibutuhkan AQ diberikan oleh
Distance Protection
Rele Distance adalah rele mempunyai dua penggerak dimana satu
koil yang energinya dari tegangan dan koil yang lain dari arus.
Torsi yang dihasilkan sedemikian rupa V/I kurang nilai setting, maka
rele beroperasi.
Diagram R-X yang digunakan dalam karakteristik Plotting dari relay Distance
V1
Z1
I1
V
Z R jX
I
Operasi relay Impedansi untuk kondisi rasio V terhadap I yang dinyatakan sebagai
Impedansi.
Pada sebuah relay Impedansi, ada dua penggerak yaitu Vdan I.
Arus memberikan turqi operating, dan tegangan memberikan torqi restraining.
Persamaan umum torqi dari relay impedansi adalah
T K1 I 2 K 2V 2 K 3
Arus I memberikan torqi operating, dapat dikatakan relay hanya akan beroperasi
jika rasio V/I lebih kecil dari nilai Z dengan K 1
K2
K1
Untuk nilai Z diatas nilai K2
maka relai tidak operasi.
Relay Distance ada dalam bebrapa bentuk sebagai berikut:
Setting relay Impedansi dan relay mho untuk parameter jaringan transmisi.
Karakteristik jaringan transmisi dan karakteristik relay penggambarannya
sama pada diagram R-X.
Impedansi jaringan pada sisi primer CV dan VT, sedangkan relay distance
pada sisi sekunder.
Karakteristik jaringan pada karakteristik relay keduanya direferensikan pada
sisi yang sama, sedangan sisi sekunder mengikuti aturan sebagai berikut:
1. Besaran V dan I dinyatakan pada hubungan phasa sama, dimana relay
dari phasa proteksi gangguan tanahdari phasa R, tegangan dan arus dari
phasa R yang akan dirasakan relay.
2. Tegangan dan arus dikondisikan dari lokasi VT dan CT.
3. Koordinat dari diagram R-X harus pada satuan yang sama Ohm
4. Sistem per-Unit dinyatakan untuk sistem besar, metode langsung Ohm
digunakan persoalan sederhana
5. Sudut phasa diperhitungkan
6. Kedua karakteristik jaringan dan karakteristik relay direferensikan pada
sisi sekunder dan diplotkan pada diagram R-X yang sama.
Konversi dari sisi primer ke sisi sekunder
Impedansi jaringan pada sisi primer adalah dirasakan oleh relay melalui CT dan VT.
Besaran Ohm dari sisi primer dikonversikan ke sisi sekunder dirasakan oleh relay distance.
Konversi dari sisi primer ke sekunder dinyatakan sbb:
rasio CT
Zs Z p
rasio VT
Z
Zs = Impedansi sisi sekunder dari CT dan VT dalam Ohm
Zp = Impedansi sistem/ jaringan dalam Ohm
Karakteristik Relai Jarak (Distance Relay), Pola Proteksi dan penyetelan Relai Jarak
Artikel kali ini akan membahas mengenai karakteristik dari relai jarak atau distance relay
tersebut. Karakteristik relai jarak merupakan penerapan langsung dari prinsip dasar relai jarak,
karakteristik ini biasa digambarkan didalam diagram R-X.
Adapun karakteristik relai jarak dibedakan menjadi:
> Karakteristik impedansi
> Karakteristik Mho
> Karakteristik Reaktance
> Karakteristik Quadrilateral
Diagram R-X
Karakteristik Impedansi
Ciri-ciri nya :
– Merupakan lingkaran dengan titik pusatnya ditengah-
tengah, sehingga mempunyai sifat non directional. Untuk
diaplikasikan sebagai pengaman SUTT perlu ditambahkan
relai directional.
Gambar 2b. Karakteristik Mho Z1,Z2 parsial Cross-polarise Mho, Z3 Lensa geser.
Karakteristik Reaktance
Ciri-ciri :
– Karateristik reaktance mempunyai sifat non directional.
– Untuk aplikasi di SUTT perlu ditambah relai directional.
– Dengan seting jangkauan resistif cukup besar maka relai reactance dapat mengantisipasi gangguan
tanah dengan tahanan tinggi.
– Karateristik quadrilateral merupakan kombinasi dari 3 macam komponen yaitu: reactance, berarah dan
resistif.
– Dengan seting jangkauan resistif cukup besar maka karakteristik relai quadrilateral dapat mengantisipasi
gangguan tanah dengan tahanan tinggi.
Agar gangguan sepanjang SUTT dapat di-trip-kan dengan seketika pada kedua sisi ujung saluran, maka relai
jarak perlu dilengkapi fasilitas teleproteksi. Pola-pola proteksi tersebut adalah:
1. Pola Dasar
Ciri-ciri Pola dasar :
– Tidak ada fasilitas sinyal PLC
– Untuk lokasi gangguan antara 80 – 100 % relai akan bekerja zone-2 yang waktunya lebih lambat (tertunda).
– Trip seketika oleh teleproteksi akan terjadi bila relai jarak zone-2 bekerja disertai dengan nmenerima sinyal
(carrier receipt).
– Bila terjadi kegagalan sinyal PLC maka relai jarak kembali ke pola dasar.
Relai jarak pada dasarnya bekerja mengukur impedansi saluran, apabila impedansi yang terukur / dirasakan
relai lebih kecil impedansi tertentu akibat gangguan (Zset < ZF) maka relai akan bekerja. Prinsip ini dapat
memberikan selektivitas pengamanan, yaitu dengan mengatur hubungan antara jarak dan waktu kerja relai.
Penyetelan relai jarak terdiri dari tiga daerah pengamanan, Penyetelan zone-1 dengan waktu kerja relai
t1, zone-2 dengan waktu kerja relai t2, dan zone-3 waktu kerja relai t3.
1. Penyetelan Zone-1
Dengan mempertimbangkan adanya kesalahan-kesalahan dari data saluran, CT, PT, dan peralatan
penunjang lain sebesar 10% – 20 %, zone-1 relai disetel 80 % dari panjang saluran yang diamankan.
Zone-1 = 0,8 . Z L1 (Saluran)
Waktu kerja relai seketika, (t1= 0) tidak dilakukan penyetelan waktu .
2. Penyetelan Zone-2
3. Penyetelan zone-3
Fungsi penyetelan zone-3 reverse adalah digunakan pada saat pemilihan teleproteksi pola blocking. Dasar
peyetelan zone-3 reverse ada dua jenis :
– Bila Z3 rev memberi sinyal trip.
Zone-3 rev = 1.5 Z2-ZL1
– Bila Z3 rev tidak memberi sinyal trip.
Zone-3 rev = 2 Z2-ZL1.
5. Penyetelan Starting
Fungsi starting relai jarak adalah:
2. Starting impedansi
Fungsi penyetelan resistif reach adalah mengamankan gangguan yang bersifat high resistance. Prinsip
penyetelan resistif reach (Rb) tidak melebihi dari kreteria setengah beban (1/2 Z beban ).
– Untuk system 70 kV:
Rb = 15 x Zone-1 x k0 x 2.
– Untuk system 150 dan 500 kV:
Rb = 8 x Zone-1 x k0 x 2
Contoh:
Diberikan Impedansi jaringan ZL = 2,5+j5,0
Rasio CT= 400/1
Rasio VT = 33.000/110
a. Plot karakteristik jaringan pada plan R-X direferensikan pada sisi sekunder
b. Plot karateristik dari relay impedansi minimum pada proteksi 80% dari
panjang jaringan pada plan R-X sama, abaikan arc resistansi.
c. Plot karateristik dari relay impedansi pada proteksi 120% dari panjang
jaringan pada plan R-X sama, abaikan arc resistansi.
d. Plot karakteristik relay Mho mempunyai 450 sudut torsi maksimum,pada proteksi
80%dari panjang jaringan, tentukan daerah operasi dan tidak operasi pada diagram R-X
Sekian dan terima kasih