Anda di halaman 1dari 39

PERTEMUAN

ENAM DAN TUJUH

DISTANCE PROTECTION
PROTEKSI JARAK

Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa mampu :

1. Memahami Distance Protection.

2. Merancang Distance Protection

3. Menyelesaikan Distance Protection


Perencanaan Karakteristik Rele Impedansi

Plaining Karakteristik Impedansi

Karakteristik ini tidak memperhitungkan sudut fasa antara


arus dan tegangan yang diterapkan padanya; untuk ini Alasan
karakteristik impedansi saat diplot pada Diagram R / X adalah
lingkaran dengan pusatnya pada titik asal koordinat dan
radius sama dengan settingnya dalam ohm.
Operasi terjadi untuk semua nilai impedansi kurang dari
pengaturan, yaitu untuk semua titik di dalam lingkaran. Relay
karakteristik, ditunjukkan pada Gambar sebelah oleh karena
itu nondirectional, dan dalam bentuk ini akan beroperasi untuk
semua kesalahan sepanjang vektor AL dan juga untuk semua
kesalahan di balik busbar sampai impedansi AM.
Perlu dicatat bahwa A adalah titik relay dan RAB adalah
sudut dimana Kesalahan arus tertinggal pada tegangan relay
untuk kesalahan pada saluran AB dan RAC adalah sudut
pandang terdepan untuk kesalahan line AC Vektor AB
merepresentasikan impedansi di depan relay antara titik relay
A dan ujung garis AB.
Vector AC mewakili impedansi dari garis AC di belakang titik
relaying. AL mewakili jangkauan Perlindungan Zona 1 sesaat,
atur hingga 80% 85% dari garis yang dilindungi
Karakteristik Kombinasi rele
Directional/ Impedansi

Ilustrasi penggunaan rele


Directional/ Impedansi :
Diagram Rangkaian

Logic Untuk elemen


Directional dan Impedansi :
Pada A
Sebuah relay yang menggunakan karakteristik ini memiliki tiga hal penting kerugiannya:
1. Rela itu tidak berarah; itu akan melihat kesalahan baik di depan dari dan di belakang titik
relay, dan oleh karena itu membutuhkan elemen arah untuk memberikan yang benar
diskriminasi
2. Rele memiliki cakupan resistensi kesalahan yang tidak seragam
3. Hal ini rentan terhadap ayunan daya dan berat Pemuatan garis panjang, karena areanya luas
ditutupi oleh lingkaran impedansi Kontrol arah adalah kualitas diskriminasi yang penting
untuk relay jarak jauh, untuk membuat relay tidak responsif kesalahan di luar jalur yang
dilindungi Ini bisa didapat oleh penambahan elemen kontrol arah terpisah.
Karakteristik impedansi dari kontrol terarah Elemen adalah garis lurus pada diagram
R / X, jadi gabungan karakteristik dari arah dan Relay impedansi adalah APLQ semi
lingkaran yang ditunjukkan pada Gambar diatas.

Jika terjadi gangguan pada F menutup pada C pada garis paralel CD, unit directional RD di A
akan (restrain) menahan arus F1.
Pada saat bersamaan, unit impedansi dicegah dari operasi oleh penghambat keluaran unit RD.
Jika Kontrol ini tidak disediakan, di bawah elemen impedansi bisa beroperasi membuka
pemutus sirkuit C.
Pembalikan arus melalui relay dari I Saat C membuka maka bisa mengakibatkan salah
tersandung garis sehat jika unit arah R beroperasi sebelumnya unit penyetelan ulang Ini adalah
contoh dari perlu mempertimbangkan koordinasi multipel yang tepat elemen relay untuk
mencapai kinerja relay yang andal selama kondisi kesalahan berkembang. Dalam desain relay
yang lebih tua, Jenis masalah yang harus dialamatkan biasanya disebut sebagai salah satu
'contact race'. D F1 D untuk saya F2
Oleh karena itu, biasanya mengatur RCA kurang dari garis sudut, sehingga
memungkinkan untuk menerima sejumlah kecil resistensi kesalahan tanpa
menyebabkan jangkauan di bawahnya. Namun, Saat mengatur relay, selisih antar baris
sudut θ dan sudut karakteristik relay φ harus dikenal Karakteristik yang dihasilkan
ditunjukkan pada Gambar 11.9 (c) di mana AB sesuai dengan panjang garis dilindungi.
Dengan φ set kurang dari θ, jumlah sebenarnya Garis terlindungi, AB, sama dengan
setting relay nilai AQ dikalikan dengan kosinus (θ-φ). Oleh karena itu Pengaturan relay
yang dibutuhkan AQ diberikan oleh
Distance Protection
Rele Distance adalah rele mempunyai dua penggerak dimana satu
koil yang energinya dari tegangan dan koil yang lain dari arus.

Torsi yang dihasilkan sedemikian rupa V/I kurang nilai setting, maka
rele beroperasi.

Selama sebuah gangguan pada jaringan transmisi bertambah arus


gangguan dan tegangan pada titik gangguan berkurang.

Rasio V/I yg diukur pada lokasi CT dan VT.

Tegangan pada lokasi VT mempengaruhi pada jarak antara VT dan


titik gangguan.

Jika gangguan dekat tegangan yang diukur lebih rendah.

Jika gangguannya lebih jauh tegangan yang diukur lebih besar.

Maka dengan asumsi nilai masing-masing resistansi gangguan


konstan V/I diukur dari hubungan lokasi rele untuk jarak antara titik
relay dan gangguan.

Demikianlah proteksi dikatakan proteksi impedansi atau proteksi


jarak (distance)
Proteksi Distance adalah proteksi tipe non-unit.
Proteksi distance adalah proteksi kecepatan tinggi dan aplikasinya simpel
Dapat digunakan sebagai proteksi utama dan cadangan
Dapat digunakan sebagai skema jarak dan dalam skema autoreclosing
Proteksi distance sangat luas digunakan pada jaringan transmisi
Prinsip Diagram R-X

Diagram R-X yang digunakan dalam karakteristik Plotting dari relay Distance

Ada 3 variabel V, I dan  adalah dikonversikan kedalam 2 variabel R dan X.


Impedansi Z1 didefinisikan sebagai rasio nilai r.m.s. Dan V dan I yaitu:

V1
Z1 
I1

Z dapat diplot pada diagram R-X dimana


R1 = Z1 cos 
X1 = Z1 sin 
 adalah positif jika I1 Lags V1
 Adalah negatif jika I1 leads V1
Dimana V1, I1 dan  dapat dikonversikan pada R-X sebagai gambar berikut:
Relay dengan pengukuran Impedansi (Z) disebut relay Impedansi. Karakteristiknya pada
bidang R-X dengan lingkaran dimana pusat sebagai asal dan radius Z gambar diatas
Teori Pengukuran Impedansi

Bentuk Impedansi yang diaplikasikan pada resistansi dan reaktansi


Rasio dari pengukuran tegangan antar cabang terhadap arus cabang diberikan
dalam Impedansi sebagai berikut:

V
 Z  R  jX
I

Operasi relay Impedansi untuk kondisi rasio V terhadap I yang dinyatakan sebagai
Impedansi.
Pada sebuah relay Impedansi, ada dua penggerak yaitu Vdan I.
Arus memberikan turqi operating, dan tegangan memberikan torqi restraining.
Persamaan umum torqi dari relay impedansi adalah

T  K1 I 2  K 2V 2  K 3

Dimana: T=Torqi bersih


K1I 2  torqi operating
K 2V 2  torqi restrainin g
K3  efek dari kontrol spring
Dimana relay pada versi oparasi, T= 0 dan

K 2V 2  K1 I 2  K 3 Jika effek dari kontrol Spring diabaikan K3= 0 jadi


V 2 K1 K3
 
I 2 K2 K2I 2
K 2V 2  K1 I 2  K 3
V
Z V K1
I Z  Kons tan
V K1 K I K2
  32
I K2 K2I

Arus I memberikan torqi operating, dapat dikatakan relay hanya akan beroperasi
jika rasio V/I lebih kecil dari nilai Z dengan K 1
K2

K1
Untuk nilai Z diatas nilai K2
maka relai tidak operasi.
Relay Distance ada dalam bebrapa bentuk sebagai berikut:

1. Relay Impedansi : pengukuran Z


2. Relay Reaktansi : Pengukuran X
3. Relay Mho : Pengukuran Y

Relay distance mempunyai satu operasi yang didasarkan pada pengukuran


impedansi, reaktansi atau admitansi diantara lokasi relay dan titik gangguan.
Karakteristik Relay Distance merupakan diagram
R-X. Relay operasi untuk nilai lebih kecil dari
setting nilai Z. Karakteristik operasi adalah
lingkaran radius Z.
Nilai Zf lebih kecil dari radius dari lingkaran
menghasilkan torqi positif.
Nilai Zf lebih besar dari radius lingkaran
menghasilkan torqi negatif dan relay tidak
operasi.

Resistensi danreaktansi diantara lokasi relay dan


gangguan dapat juga diplot pada diagram R-X
seperti gambar sebelah. Sudut  akan
mempengaruhi rasio R/X.
Kondisi gangguan diukur impedansi dapat dilihat
pada gambar sebelah.
Garis OX mewakili feeder pada diagram R-X.
Jika terjadi gangguan didalam distance OX,
maka relay operasi.
Untuk gangguan diluar X dalam daerah XY,
relay tidak bekerja.

Relay Impedansi Directional


Operasi Relay impedansi directional unuk kondisi:
- Impedansi diantara titik gangguan dan lokasi
relay lebih kecil dari setting relay Z
- Power gangguan mengalir dalam arah dari lokasi
relay. Directional daya mengalir yang dirasakan
dengan mengukur sudut phasa diantara
tegangan dan arus.
Dengan ditambahkan karakteristik directional pada
karakteristik impedansi, hasil karakteristik dengan
sektor sebuah lingkaran.
Tempat dari titik gangguan pada transmisi (tempat OY)
Sudut ROY =  tergantung pada sudut phasa antara V
dan I dengan setting dari elemen directional, torqi
operasi adalah positif dalam semi-lingkaran dengan
radius Z dan pada sisi kanan dari jaringan karakteristik
directional DD’.

Persamaan torqi pada relay impedansi directional


Respon relay directional pada sudut phasa diantara V
dan I di lokasi relay.
Torqi unit directional dinyatakan sbb: T  K1VI cos   
Dimana: T = Torqi
K1= Konstanta
V = tegangan disuplai pada koil relay
I = arus disuplai pada koil relay
 = sudut phasa antara V dan I Bila relay pada kondisi operasi
 = sudut torqi maksimum T=0
Karenanya cos (- )=0
-  = 900 Untuk Torqi positif, 
Karakteristik directional ini bila dinyatakan diagram R-X
yang garis lurus (DOD’) untuk  adalah  ±900
Karakteristik dimodifikasi dengan
karakteristik directional.
Persamaan torqi dasar dimodifikasi
sbb:
T  K I  K V  DI  (V  DI ) adalah
2 2
1 2

tegangan yang suplai ke koil


tegangan dari relay impedansi
Setting Distance Relay

Setting relay Impedansi dan relay mho untuk parameter jaringan transmisi.
Karakteristik jaringan transmisi dan karakteristik relay penggambarannya
sama pada diagram R-X.
Impedansi jaringan pada sisi primer CV dan VT, sedangkan relay distance
pada sisi sekunder.
Karakteristik jaringan pada karakteristik relay keduanya direferensikan pada
sisi yang sama, sedangan sisi sekunder mengikuti aturan sebagai berikut:
1. Besaran V dan I dinyatakan pada hubungan phasa sama, dimana relay
dari phasa proteksi gangguan tanahdari phasa R, tegangan dan arus dari
phasa R yang akan dirasakan relay.
2. Tegangan dan arus dikondisikan dari lokasi VT dan CT.
3. Koordinat dari diagram R-X harus pada satuan yang sama Ohm
4. Sistem per-Unit dinyatakan untuk sistem besar, metode langsung Ohm
digunakan persoalan sederhana
5. Sudut phasa diperhitungkan
6. Kedua karakteristik jaringan dan karakteristik relay direferensikan pada
sisi sekunder dan diplotkan pada diagram R-X yang sama.
Konversi dari sisi primer ke sisi sekunder

Impedansi jaringan pada sisi primer adalah dirasakan oleh relay melalui CT dan VT.
Besaran Ohm dari sisi primer dikonversikan ke sisi sekunder dirasakan oleh relay distance.
Konversi dari sisi primer ke sekunder dinyatakan sbb:

rasio CT
Zs  Z p 
rasio VT
Z
Zs = Impedansi sisi sekunder dari CT dan VT dalam Ohm
Zp = Impedansi sistem/ jaringan dalam Ohm
Karakteristik Relai Jarak (Distance Relay), Pola Proteksi dan penyetelan Relai Jarak

Artikel kali ini akan membahas mengenai karakteristik dari relai jarak atau distance relay
tersebut. Karakteristik relai jarak merupakan penerapan langsung dari prinsip dasar relai jarak,
karakteristik ini biasa digambarkan didalam diagram R-X.
Adapun karakteristik relai jarak dibedakan menjadi:
> Karakteristik impedansi
> Karakteristik Mho
> Karakteristik Reaktance
> Karakteristik Quadrilateral

Diagram R-X

Karakteristik Impedansi

Ciri-ciri nya :
– Merupakan lingkaran dengan titik pusatnya ditengah-
tengah, sehingga mempunyai sifat non directional. Untuk
diaplikasikan sebagai pengaman SUTT perlu ditambahkan
relai directional.

– Mempunyai keterbatasan mengantisipasi gangguan tanah


high resistance.

– Karakteristik impedan sensitive oleh perubahan beban,


terutama untuk SUTT yang panjang sehingga jangkauan
lingkaran impedansi dekat dengan daerah beban.
Gambar 1. Karakteristik Impedansi
Karakteristik Mho
Ciri-ciri :
– Titik pusatnya bergeser sehingga mempunyai sifat directional.
– Mempunyai keterbatasan untuk mengantisipasi gangguan tanah high resistance.
– Untuk SUTT yang panjang dipilih Zone-3 dengan karakteristik Mho lensa geser.

Gambar 2a. Karakteristik Mho

Gambar 2b. Karakteristik Mho Z1,Z2 parsial Cross-polarise Mho, Z3 Lensa geser.
Karakteristik Reaktance

Ciri-ciri :
– Karateristik reaktance mempunyai sifat non directional.
– Untuk aplikasi di SUTT perlu ditambah relai directional.
– Dengan seting jangkauan resistif cukup besar maka relai reactance dapat mengantisipasi gangguan
tanah dengan tahanan tinggi.

Gambar 3. Karakteristik Reaktance dengan Starting Mho.


Ciri-ciri :

– Karateristik quadrilateral merupakan kombinasi dari 3 macam komponen yaitu: reactance, berarah dan
resistif.

– Dengan seting jangkauan resistif cukup besar maka karakteristik relai quadrilateral dapat mengantisipasi
gangguan tanah dengan tahanan tinggi.

– Umumnya kecepatan relai lebih lambat dari jenis mho.

Gambar 4. Karakteristik Quadrilateral


Pola Proteksi

Agar gangguan sepanjang SUTT dapat di-trip-kan dengan seketika pada kedua sisi ujung saluran, maka relai
jarak perlu dilengkapi fasilitas teleproteksi. Pola-pola proteksi tersebut adalah:

1. Pola Dasar
Ciri-ciri Pola dasar :
– Tidak ada fasilitas sinyal PLC
– Untuk lokasi gangguan antara 80 – 100 % relai akan bekerja zone-2 yang waktunya lebih lambat (tertunda).

2. Pola PUTT (Permissive Underreach Transfer Trip)

Prinsip Kerja dari pola PUTT :

– Pengiriman sinyal trip (carrier send) oleh relai jarak


zone-1.
– Trip seketika oleh teleproteksi akan terjadi bila
relai jarak zone-2 bekerja disertai dengan menerima
sinyal. (carrier receipt).
– Bila terjadi kegagalan sinyal PLC maka relai jarak
kembali ke pola dasar.
– Dapat menggunakan berbeda type dan relai jarak.
3. Permissive Overreach transfer Trip

Prinsip Kerja dari pola POTT :

– Pengiriman sinyal trip (carrier send) oleh relai jarak zone-2.

– Trip seketika oleh teleproteksi akan terjadi bila relai jarak zone-2 bekerja disertai dengan nmenerima sinyal
(carrier receipt).

– Bila terjadi kegagalan sinyal PLC maka relai jarak kembali ke pola dasar.

– Dapat menggunakan berbeda type dan relai jarak.


4. Pola Blocking (Blocking Scheme)
Prinsip Kerja dari pola Blocking :
– Pengiriman sinyal block (carrier send) oleh relai jarak zone-3 reverse
– Trip seketika oleh teleproteksi akan terjadi bila relai jarak zone-2 bekerja disertai dengan tidak ada penerimaan sinyal block.
(carrier receipt).
– Bila terjadi kegagalan sinyal PLC maka relai jarak akan mengalami mala kerja.
– Membutuhkan sinyal PLC cukup half duplex.
– Relai jarak yang dibutuhkan merk dan typenya sejenis.
Penyetelan Daerah Jangkauan pada Relai Jarak

Relai jarak pada dasarnya bekerja mengukur impedansi saluran, apabila impedansi yang terukur / dirasakan
relai lebih kecil impedansi tertentu akibat gangguan (Zset < ZF) maka relai akan bekerja. Prinsip ini dapat
memberikan selektivitas pengamanan, yaitu dengan mengatur hubungan antara jarak dan waktu kerja relai.

Penyetelan relai jarak terdiri dari tiga daerah pengamanan, Penyetelan zone-1 dengan waktu kerja relai
t1, zone-2 dengan waktu kerja relai t2, dan zone-3 waktu kerja relai t3.

1. Penyetelan Zone-1

Dengan mempertimbangkan adanya kesalahan-kesalahan dari data saluran, CT, PT, dan peralatan
penunjang lain sebesar 10% – 20 %, zone-1 relai disetel 80 % dari panjang saluran yang diamankan.
Zone-1 = 0,8 . Z L1 (Saluran)
Waktu kerja relai seketika, (t1= 0) tidak dilakukan penyetelan waktu .
2. Penyetelan Zone-2

Prinsip peyetelan Zone-2 adalah berdasarkan pertimbanganpertimbangan sebagai berikut:


Zone-2 min = 1,2 . ZL1
Zone-2 mak = 0,8 (Z L1 + 0,8. ZL2)
Dengan : ZL1 = Impedansi saluran yang diamankan.
ZL1 = Impedansi saluran berikutnya yang terpendek (Ω)
Waktu kerja relai t2= 0.4 s/d 0.8 dt.

3. Penyetelan zone-3

Prinsip penyetelan zone-3 adalah berdasarkan pertimbanganpertimbangan sebagai berikut:


Zone-3min = 1.2 ( ZL1 + 0,8.ZL2 )
Zone-3mak1 = 0,8 ( ZL1 + 1,2.ZL2 )
Zone-3mak2 = 0,8 ( ZL1 + k.ZTR )
Dengan : L1 = Impedansi saluran yang diamankan
ZL2 = Impedansi saluran berikutnya yang terpanjang
Waktu kerja relai t3= 1.2 s/d 1.6 dt.

4. Peyetelan zone-3 reverse

Fungsi penyetelan zone-3 reverse adalah digunakan pada saat pemilihan teleproteksi pola blocking. Dasar
peyetelan zone-3 reverse ada dua jenis :
– Bila Z3 rev memberi sinyal trip.
Zone-3 rev = 1.5 Z2-ZL1
– Bila Z3 rev tidak memberi sinyal trip.
Zone-3 rev = 2 Z2-ZL1.
5. Penyetelan Starting
Fungsi starting relai jarak adalah:

1. Mendeteksi adanya gangguan.


2. Menentukan jenis gangguan dan memilih fasa yang terganggu.

Prinsip penyetelan starting di bagi 2, yaitu :

1. Starting arus lebih :


I fasa-fasa = 1.2 CCC atau ct
I fasa-netral = 0.1. CCC atau ct

2. Starting impedansi

Zsmin = 1.25 x Zone-3


Zs max= 0.5 x kV/(CCC atau Ct x√3)

6. Penyetelan Resistif reach

Fungsi penyetelan resistif reach adalah mengamankan gangguan yang bersifat high resistance. Prinsip
penyetelan resistif reach (Rb) tidak melebihi dari kreteria setengah beban (1/2 Z beban ).
– Untuk system 70 kV:
Rb = 15 x Zone-1 x k0 x 2.
– Untuk system 150 dan 500 kV:
Rb = 8 x Zone-1 x k0 x 2
Contoh:
Diberikan Impedansi jaringan ZL = 2,5+j5,0
Rasio CT= 400/1
Rasio VT = 33.000/110
a. Plot karakteristik jaringan pada plan R-X direferensikan pada sisi sekunder
b. Plot karateristik dari relay impedansi minimum pada proteksi 80% dari
panjang jaringan pada plan R-X sama, abaikan arc resistansi.
c. Plot karateristik dari relay impedansi pada proteksi 120% dari panjang
jaringan pada plan R-X sama, abaikan arc resistansi.
d. Plot karakteristik relay Mho mempunyai 450 sudut torsi maksimum,pada proteksi
80%dari panjang jaringan, tentukan daerah operasi dan tidak operasi pada diagram R-X
Sekian dan terima kasih

Anda mungkin juga menyukai