Anda di halaman 1dari 11

Makalah Seminar Kerja Praktek

PEMELIHARAAN PMT 20 KV MEDIA ISOLASI GAS SF6


KUBIKEL OUTGOING 7 GIS KALISARI
Johanes Nugroho Adhi Prakosa, Ir. Juningtyastuti, MT.
Mahasiswa dan Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Soedharto, Tembalang, Semarang
Email : adhiprakosa14@gmail.com

Abstrak
Sistem ketenagalistrikan akhir-akhir ini telah mengarah pada peningkatan efisiensi dan kualitas dalam
penyaluran energi listrik terutama pada gardu induk.. Namun seiring dengan peningkatan tersebut, diperlukan
peralatan-peralatan yang harus siap sedia dan handal saat beroperasi.
Pada GIS Kalisari terdapat ruang panel distribusi 20 KV yang berisi beberapa kubikel. Kubikel sendiri
merupakan kesatuan dari beberapa peralatan tegangan menengah, salah satunya Pemutus Tenaga atau PMT. PMT
ini memiliki media isolasi berupa gas SF6 yang digunakan untuk memadamkan busur api saat PMT trip.
PMT tentunya juga memilik masa hidup (lifetime). Masa hidup ini akan berkurang cepat apabila PMT
sering beroperasi dalam keadaan sistem tenaga yang tidak stabil. Tidak jarang pula PMT harus diganti apabila
kondisinya dinyatakan tidak layak. Oleh karena itu, dibutuhkan pemeliharaan, yang dalam hal ini dilakukan oleh
PT PLN (PERSERO) APD Jawa Tengah – DI Yogyakarta – Divisi HAR 20 KV, untuk dapat menjaga kondisi PMT
agar tetap beroperasi dengan baik.
Makalah kerja praktek ini berisi tentang metode pemeliharaan yang dilakukan oleh tim HAR 20 KV pada
PMT di GIS Kalisari. Selain itu, akan dijelaskan pula berbagai macam pengujian yang dilakukan untuk mengetahui
kondisi terbaru PMT sebelum maupun dalam keadaan masih beroperasi. Hasil pengujian tersebut diharapkan dapat
menjadi acuan untuk menentukan kelayakan PMT.
Kata kunci : Sistem distribusi, PMT 20 KV, pemeliharaan, pengujian

I. PENDAHULUAN Salah satu peralatan utama yang


1.1. Latar Belakang berada di Gardu Induk adalah pemutus
Perkembangan sistem ketenagalis- tenaga (PMT). Untuk menjaga PMT dapat
trikan dewasa ini telah mengarah pada beroperasi secara maksimal dan optimal
peningkatan efisiensi dan kualitas dalam maka dilakukan pemeliharan terhadap
penyaluran energi listrik, khususnya pada peralatan tersebut. PMT perlu dipelihara
Gardu Induk. Salah satu cara untuk secara periodik sesuai dengan jenis dan tipe
meningkatkan efisiensi dan kualitas PMT yang digunakan sebab penundaan
peralatan Gardu Induk tersebut yaitu dengan pemeliharaan akan memperbe-sar
melaksanakan pemeliharaan secara berkala. kemungkinan terjadinya kerusakan
Pemeliharaan peralatan listrik bertujuan peralatan. Oleh karena itu dari beberapa hal
untuk mempertahankan kondisi dan tersebut mendorong penulis untuk
meyakinkan bahwa peralatan dapat mengetahui dan memahami lebih jauh cara
berfungsi sebagaimana mestinya serta dan proses dalam pemeliharaan PMT di
mendapatkan kepastian atau jaminan bahwa Gardu Induk.
sistem suatu peralatan yang dipelihara akan
berfungsi secara optimal untuk 1.2 Tujuan
meningkatkan umur teknisnya dan Tujuan penulisan laporan kerja praktek
keamanan bagi personil, sehingga dapat ini adalah untuk mengetahui kondisi dari
mencegah terjadinya gangguan yang PMT yang akan dipasang pada GIS Kalisari.
menyebabkan kerusakan.

Makalah Kerja Praktek PT. PLN (Persero) APD JT-DIY 1


1.3 Batasan Masalah f. Kubikel Bus Riser / Bus Tie (Inter-face)
Batasan masalah yang akan dibahas di
dalam Laporan Kerja Praktek ini adalah
menentukan layak atau tidaknya PMT
dengan metode pengujian standar dari PT
PLN (PERSERO) APD Jateng-DIY.

II. DASAR TEORI


2.1 Kubikel 20 KV
Kubikel merupakan seperangkat panel
hubung bagi dengan tegangan kerja 20.000
Volt yang dipasang dalam gardu induk
berfungsi sebagai pembagi, pemutus,
penghubung, pengontrol dan proteksi sistem
penyaluran tenaga listrik ke pusat - pusat
beban. Bagian-bagian dari kubikel
ditunjukkan oleh gambar 2.1
Gambar 2.2 Kubikel outgoing 7 GIS Kalisari

2.2 PMT 20 KV SF6


Pemutus tenaga (PMT) ialah alat yang
digunakan untuk memutus atau
menghubungkan rangkaian pada sistem
tenaga listrik dalam kondisi berbeban
maupun tidak berbeban, dan kondisi hubung
singkat. PMT berfungsi sebagai alat untuk
memutus dan menyambung arus beban baik
Gambar 2.1 Peralatan dalam kubikel 20 KV pada kondisi normal maupun gangguan.
PMT memiliki kemampuan untuk dialiri
Keterangan : arus secara kontinu baik dalam keadaan
a. Kompartemen Busbar membuka dan menutup.
b. Kompartemen Lemari Kontrol Media pemutus yang digunakan pada
c. Pemisah Rel PMT 20 KV GIS Kalisari adalah Gas SF6
d. Pemutus Tenaga (PMT) (Sulfur Hexafluoride). Sifat-sifat gas SF6
e. Pemisah Kabel murni ialah tidak berwarna, tidak berbau,
f. Kompartemen Kabel tidak beracun dan tidak mudah terbakar.
g. Trafo Arus Pada temperatur diatas 150o C gas SF6
h. Trafo Tegangan mempunyai sifat tidak merusak metal,
Berdasarkan fungsi atau penempatan- plastik dan bermacam-macam bahan yang
nya, kubikel 20 kV di Gardu Induk antara umumnya digunakan dalam pemutus tenaga
lain : tegangan tinggi.
a. Kubikel Incoming
b. Kubikel Outgoing
c. Kubikel Pemakaian Sendiri (Trafo PS)
d. Kubikel Kopel (bus kopling)
e. Kubikel PT / LA

Makalah Kerja Praktek PT. PLN (Persero) APD JT-DIY 2


 Frekuensi kerja PMT 50 atau 60
Hz
 M = massa total PMT 275 kg

III. PEMELIHARAAN PMT 20 KV SF6


GIS KALISARI
3.1. Pengujian PMT
Pengujian PMT ini terdiri dari 6 tahap
yaitu :
(a) a. Pengujian tekanan gas
b. Pengujian kebocoran arus
c. Pengujian tahanan isolasi
d. Pengujian tahanan kontak
e. Pengujian keserempakan
f. Pengujian coil

3.1.1 Pengujian Tekanan Gas


Pengujian tekanan gas dilakukan
untuk mengetahui tekanan gas SF6 yang
terdapat pada tiap tabung PMT. Pengujian
dilakukan dengan alat ukur berupa
(b) Microteknik FDT 3iP. Alat ukur tersebut
Gambar 2.3 PMT 20 KV SF6 (a) dan nameplate (b) diletakkan pada lubang bagian bawah
tabung gas PMT. Batas standar untuk
Keterangan gambar : tekanan gas pada PMT yang diizinkan
A. SF6 pole units adalah sebesar 2,5 bar.
B. Drawout truck Setelah dilakukan pengujian maka
C. Operating mechanism front plate diperoleh data yang ditunjukkan pada tabel
D. Operating lever 3.1
E. Fron cover
F. Keylock option Tabel 3.1 Hasil pengujian tekanan gas PMT
G. Padlock option Hasil Uji (bar)
H. LV power supply connector Fasa R Fasa S Fasa T
I. Disconnecting contacts 4,9 4,9 4,9
J. Nameplate
 n = nomor seri PMT 01149 95/02 Dari tabel 3.1 terlihat bahwa tekanan
 U = tegangan kerja rata-rata PMT gas pada setiap tabung bernilai 4,9 bar (>2,5
sebesar 24 kV bar) sehingga PMT masih layak beroperasi.
 Uw = tegangan surja maksimal
yang dapat ditahan oleh PMT 3.1.2 Pengujian Kebocoran Arus
sebesar 125 kV Pengujian kebocoran arus dilakukan
 Isc = kapasitas arus hubung untuk mengetahui besaran kebocoran arus
singkat yang dapat ditahan oleh yang masih dapat mengalir ketika kontak
PMT sebesar 125 kA PMT dalam kondisi open dalam satuan μA.
 In = arus nominal PMT sebesar Batas standar untuk kebocoran arus pada
630 A PMT kubikel outgoing yang di izinkan

Makalah Kerja Praktek PT. PLN (Persero) APD JT-DIY 3


adalah sebesar 300 μA. Alat ukur yang d. Menentukan besaran waktu uji kebocoran
digunakan dalam pengujian ini adalah arus (5 detik)
Vacuum Bottle Tester merk Vanguard tipe e. Menguji kebocoran arus (posisi PMT
80P yang ditunjukkan pada gambar 3.1. open)
f. Mencatat hasil uji pada blangko yang
tersedia
Setelah dilakukan pengujian maka diperoleh
data yang ditunjukkan pada tabel 3.3

Tabel 3.3 Data pengujian kebocoran arus PMT


Test Time 5 detik Hasil Ukur (μA)
Test Limit 300 μA Fasa R Fasa S Fasa T
Gambar 3.1 Vaccum Bottle Tester Vanguard 80P
Test
24 kV 0,74 0,74 0,74
Rangkaian pengujian kebocoran arus Voltage
ditunjukkan pada tabel 3.2 Test
36 kV 2,73 1,23 0,99
Voltage
Tabel 3.2 Rangkaian pengujian kebocoran arus PMT
Rangkaian Keterangan
Dari tabel 3.3 terlihat bahwa kondisi
Kontak atas PMT PMT tersebut masih baik atau masih layak
(A) dihubungkan digunakan karena sudah sesuai standar yang
ada (< 300 μA).
ke fasa vacuum
bottle tester 3.1.3 Pengujian Tahanan Isolasi
Mengetahui besarnya tahanan isolasi
sedangkan kontak dari suatu peralatan listrik merupakan hal
bawah PMT (B) yang penting untuk menentukan apakah
peralatan tersebut dapat dioperasikan dengan
dihubungkan ke aman. Isolasi yg dimaksud adalah isolasi
netral vacuum antara bagian yang bertegangan dengan
bertegangan maupun dengan bagian yang
bottle tester. tidak bertegangan seperti body / ground.
Untuk mengukur tahanan isolasi digunakan
Megger (Mega Ohm Meter) seperti yang
ditunjukkan pada gambar 3.2.

Langkah pengujian :
a. Menyiapkan alat uji kebocoran arus
b. Merakit kabel uji sesuai pada tabel 3.2
c. Menentukan besaran tegangan uji
kebocoran arus (24 kV dan 36 kV)
Gambar 3.2 Megger Merek Kyoritsu Model 3125

Makalah Kerja Praktek PT. PLN (Persero) APD JT-DIY 4


dihubungkan ke
Sebagai catatan, bila tahanan isolasi PMT ≥ probe netral megger
20 MΩ maka PMT tersebut dianggap masih (d).
layak bekerja.
Rangkaian pengujian tahanan isolasi
dapat diketahui dari tabel 3.4

Tabel 3.4 Rangkaian pengujian tahanan isolasi


Rangkaian Pengujian Keterangan
3. Kontak PMT Bawah-
1. Kontak PMT Atas-Bawah
Ground Kontak bawah
PMT (A)
Kontak atas PMT
dihubungkan ke
(A) dihubungkan
probe fasa 5 kV
ke probe fasa 5
megger (c)
kV megger (c)
sedangkan
sedangkan kontak
ground PMT
bawah PMT (B)
(B)
dihubungkan ke
dihubungkan ke
probe netral
probe netral
megger (d).
megger (d).

2. Kontak PMT Atas-Ground


4. Kontak PMT Fasa-
Ground
Kontak atas PMT
(A) dihubungkan ke Kontak atas
probe fasa 5 kV PMT (A)
megger (c) dihubungkan
sedangkan ground ke probe fasa
PMT (B) 5 kV megger
(c) sedangkan
kontak bawah
PMT (B)
dihubungkan

Makalah Kerja Praktek PT. PLN (Persero) APD JT-DIY 5


ke probe netral Fasa – Ground 273.000 284.000 272.000
megger (d). PMT ON
PMT dalam
posisi ON. Dari tabel 3.5 terlihat bahwa kondisi
tahanan isolasi PMT tersebut masih baik
atau masih layak digunakan karena sudah
sesuai standar yang ada (≥ 20 MΩ).

3.1.4 Pengujian Tekanan Kontak


Langkah pengujian : Tahanan kontak merupakan pertemuan
1. Mempersiapkan PMT dan alat uji tahanan dari beberapa konduktor menyebabkan suatu
isolasi. hambatan tahan terhadap arus yang
2. Mengukur tahanan isolasi PMT dengan melaluinya sehinga akan terjadi panas dan
memasang probe pada titik-titik yang menjadikan kerugian teknis. Pengukuran
akan diuji. tahanan kontak pemutus tenaga ( PMT )
a. Untuk pengukuran PMT dalam posisi ini dilakukan pada saat posisi ON dengan
OFF menggunakan alat ukur Micro Ohm Meter
• Kontak PMT atas dan bawah yang ditunujukkan pada gambar 3.3.
• Kontak PMT atas dan ground Tahanan kontak dikatakan baik apabila <100
• Kontak PMT bawah dan ground μΩ.
b. Untuk pengukuran PMT dalam posisi
ON, titik pengukurannya pada
kontak PMT (atas/bawah) dengan
ground.
3. Pilih tegangan pengujian 5000 V.
4. Tekan tombol START pada alat ukur &
baca penunjukan pada alat ukur.
5. Tekan tombol STOP.
6. Mencatat hasil pengukuran pada blangko
pengujian. Gambar 3.3 Micro Ohm Meter ATO 400P
Setelah dilakukan pengujian maka
diperoleh data yang ditunjukkan pada tabel Rangkaian pengujian tahanan kontak
3.5 diketahui dari tabel 3.6

Tabel 3.5 Hasil pengujian tahanan isolasi PMT


Hasil Ukur (MΩ)
Titik Ukur
Fasa R Fasa S Fasa T
Atas - Bawah 915.000 799.000 704.000
PMT OFF
Atas – Ground 657.000 652.000 554.000
PMT OFF
Bawah – Ground 366.000 387.000 325.000
PMT OFF

Makalah Kerja Praktek PT. PLN (Persero) APD JT-DIY 6


Tabel 3.6 Rangkaian pengujian tahanan kontak PMT Arus 400 46,7 43,7 53,1
Rangkaian Penjelasan Injeksi A

Dari data pada tabel di atas terlihat


Kontak atas PMT bahwa tahanan kontak PMT ≤100 μΩ.
(A) terhubung Sehingga PMT inilayak untuk digunakan.
dengan fasa dari Apabila tahanan kontak PMT ˃100μΩ maka
current load rugi-rugi daya pada kontak PMT akan
connector (d1)
serta voltage
menjadi lebih besar. Hal tersebut sesuai
sensing con-nector dengan persamaan Ploss = I2xR di mana
(e1). semakin besar nilai resistansi R sedangkan
Kontak bawah nilai arus I konstan maka rugi daya Ploss
PMT (B) akan semakin besar.
terhubung dengan
netral dari current
load connector 3.1.5 Pengujian Keserempakan
(d2) dan voltage Keserempakan merupakan indikator
sensing connector untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan
(e2). kontak PMT untuk menutup maupun
membuka. Kontak tiap fasa (R, S dan T)
pada PMT tidak selalu membuka serta
menutup dalam waktu yang bersamaan.
Pengujian keserempakan ini
menggunakan alat yang bernama Digital
Breaker Analyzer milik Vanguard tipe CT
6500 P seperti pada gambar 3.4.
Langkah-langkah pengujian tahanan kontak
:
a. Menyiapkan alat uji kebocoran arus
b. Merakit kabel uji sesuai dengan tabel 3.6
c. Menentukan besaran tegangan uji
kebocoran arus (1,5 kali tegangan
nominal)
d. Menentukan besaran waktu uji kebocoran
arus
e. Menguji kebocoran arus PMT (posisi
close)
f. Mencatat hasil uji pada blangko yang
tersedia Gambar 3.4 Digital breaker analyzer CT
Setelah dilakukan pengujian maka 6500 P
diperoleh data yang ditunjukkan pada tabel
3.7 Hasil pengujian ini berupa selisih
Tabel 3.7 Hasil pengukuran tahanan kontak PMT waktu (Δt) fase membuka atau menutup
Hasil Ukur (μΩ) dalam satuan milisekon. Apabila selisih
Titik Ukur Fasa Fasa Fasa waktunya <10 ms maka PMT masih
R S T diyatakan layak bekerja.
Arus 100 43,5 43,1 53,8
Injeksi A

Makalah Kerja Praktek PT. PLN (Persero) APD JT-DIY 7


Rangkaian percobaan pengujian 6. Tekan start, maka PMT akan open dan
keserempakan PMT dapat dilihat pada tabel close, kemudian alat ukur akan
3.8 menunjukan kecepatan PMT Open/Close.
Setelah dilakukan pengujian maka
Tabel 3.8 Rangkaian pengujian keserempakan akan diperoleh data yang ditunjukkan pada
Rangkaian Keterangan tabel 3.9

Kontak atas PMT Tabel 3.9 Hasil pengujian keserempakan PMT


Titik Hasil Uji (ms)
(A) terhubung
Ukur Fasa R Fasa S Fasa T Δt
pada fasa dari C,
Speed 72,5 72,5 72,5 0,0
sedangkan kontak
CLOSE
bawahnya (B)
Speed 55,0 54,0 54,5 1,0
terhubung pada
OPEN
netral dari C.
Sumber DC
Δt merupakan selisih dari fasa dengan
terhubung pada
waktu terlama dan fasa dengan waktu
titik input tercepat, baik itu dalam proses PMT
tegangan rendah membuka atau menutup. Misal pada uji
PMT. Speed OPEN, fasa R 55 ms, fasa S 54
msdan fasa T 54,5 ms, sehingga diperoleh
selisih waktu dari fasa R (waktu terlama)
dan fasa S (waktu tercepat) Δt sebesar 1 ms.
Karena selisih waktunya <10 ms maka PMT
masih layak bekerja.
Semakin kecil selisih waktu PMT
untuk membuka atau menutup maka
Langkah pengujian :
semakin kecil kemungkinan gangguan yang
1. Persiapkan dan cek power suply alat
akan terjadi. Bila salah satu fasa PMT
tersebut.
terlambat akan menyebabkan gangguan pada
2. Pasang kabel pada ujung atas dan bawah
sistem baik berupa gangguan antar fasa
PMT, hubungkan kabel tersebut dengan
hingga 3 fasa sekaligus.
start dan stop timer alat ukur.
3. Setting tegangan keluaran dari alat ukur
3.1.6 Pengujian Coil
(sebesar 110 VDC).
Pengukuran tripping dan closing coil
4. Hubungkan kabel dari alat ukur yang
merupakan pengujian tambahan yang
mengeluarkan tegangan dengan common
dikembangkan oleh pihak Har 20 KV APD
dan negative pada tombol Open (untuk
berdasarkan pengalaman yang ada dengan
mengetahui kecepatan membuka) dipanel
tujuan untuk menguji kondisi kerja coil trip
Kubikel.
maupun close.
5. Hubungkan kabel dari alat ukur yang
Pengujian koil ini dilakukan dengan
mengeluarkan tegangan dengan common
cara mengukur tahanan coil dan
dan negative pada tombol Close (untuk
membandingkannya dengan tahanan koil
mengetahui kecepatan menutup) di panel
yang tertera dalam nameplate coil.
kubikel.
Pengujian dilakukan dengan menggunakan

Makalah Kerja Praktek PT. PLN (Persero) APD JT-DIY 8


AVO meter. Apabila didapatkan hasil langkah penggantian PMT ditunjukkan pada
pengukuran yang terlampau jauh dengan tabel 3.
tahanan yang tertera pada name plate koil
maka mengindikasikan bahwa koil sudah Tabel 3.11 Proses penggantian PMT
dalam kondisi buruk. Proses Keterangan
Memasukkan PMT
Rangkaian pengujian coil ditunjukkan
yang baru
pada tabel 3.10

Tabel 3.10 Rangkaian pengujian coil


Rangkaian Keterangan

Probe positif
AVOmeter (a) Menghubungkan
diletakkan pada titik
PMT baru dengan
pengujian A (sisi
sumber tegangan
positif coil) dan
DC 110 V
probe negatifnya (b)
diletakkan pada titik
pengujian B (sisi
negatif coil) PMT baru dalam
posisi siap untuk
rack-in

Setelah diukur dengan AVO meter maka


diperoleh data berikut :
 Tripping coil : 297,65 Ω Rack-in PMT baru
 Closing coil : 189,44 Ω

3.2 Penggantian PMT


Sebuah peralatan listrik pada suatu
saat pasti akan menurun kinerjanya. Bila
dianggap tidak layak maka akan diganti.
Begitu pula dengan circuit breaker. Ada
kalanya bila masa kerjanya telah habis
circuit breaker akan diganti.
PMT pada kubikel outgoing 7 GIS
Kalisari memang sudah tidak layak bekerja
lagi menurut tim APD bagian Har 20 KV, di
mana tahanan isolasinya sudah berada di
bawah 20 MΩ dan tahanan kontak lebih dari
100μΩ. Penggantian ini merupakan salah
satu bagian dari pemeliharaan. Langkah-

Makalah Kerja Praktek PT. PLN (Persero) APD JT-DIY 9


PMT baru sudah masuk DAFTAR PUSTAKA
ke dalam kubikel dan [1] Anonim, Buku Saku Pelayanan
tersambung ke dalam
Teknik, Bekasi, Garamond, 2011
[2] APD Semarang, COP Petunjuk
sistem Pengukuran dan Pengujian dalam
Pemeliharaan Kubikel 20 kV,
Semarang, PT PLN (Persero)
Distribusi Jateng & D.I.Y APD
Semarang, 2009
[3] APD Semarang, Standard Operating
Procedure (SOP). Semarang, PT PLN
(Persero) Distribusi Jateng & D.I.Y
APD Semarang, 2009
[4] Guntoro, Hanif, “Circuit Breaker –
IV. PENUTUP Sakelar Pemutus Tenaga / PMT
4.1 Kesimpulan Bagian II” http://dunia-
1. Semakin besar tahan isolasi maka listrik.blogspot.com/2008/10/jenis-
semakin kecil arus yang dapat mengalir jenis-circuit-breaker-sakelar.html
ke bagian yang tidak bertegangan. [5] Pramaharsi, Dayinta, Proses
2. Semakin besar tahanan kontak maka Pemeliharaan PMT Kubikel Outgoing
semakin besar rugi-rugi I2R yang kan 20 kV di Gardu Induk Ungaran,
dihasilkan pada kontak PMT. Semarang, 2012
3. Semakin kecil selisih waktu PMT untuk [6] Rao, Sunil S., Switchgear And
membuka atau menutup maka semakin Protection, Delhi, Khanna Publishers
kecil kemungkinan gangguan yang akan [7] Sarimun, Wahyudi, Proteksi Sistem
terjadi. Distribusi Tenaga Listrik, Bekasi,
4. Pemeliharaan berfungsi untuk Garamond, 2012
mengetahui kelayakan PMT yang [8] Sopyandi, Endi, “Kubikel 20 kV”.
beroperasi di kubikel tegangan http://electricdot.wordpress.com/2012/
menengah. 07/01/kubikel-20-kv/
[9] Tobing, Bonggas L., Peralatan
4.2 Saran Tegangan Tinggi, Jakarta, PT.
1. Jika dalam pengujian terdapat nilai yang Gramedia Pustaka Utama, 2003
tidak memenuhi standar maka [10] Utama, Satria Cakar, Evaluasi Seting
sebaiknya dilakukan pengujian ulang Relay Proteksi Outgoing Feeder 20 kv
dan pengecekan PMT untuk antara Pabrikan dengan Kesepakatan
menganalisa penyebab kesalahan. Koordinasi RJTD dan Distribusi, 2009
2. Saat proses pemeliharaan sebaiknya [11] Wildi, Theodore, Electrical Machines,
perlu diperhatikan sistem manajemen Drives and Power System 5th Edition,
kesehatan dan keselamatan kerja New Jersey, Prentice Hall, 2002
(SMK3) sehingga dapat mengurangi
peluang terjadinya kecelakaan kerja.
3. Pemeliharaan sebaiknya dilakukan
setiap 3 bulan sekali agar PMT maupun
peralatan jaringan distribusi lainnya
tetap beroperasi dengan baik dan
handal.
Makalah Kerja Praktek PT. PLN (Persero) APD JT-DIY 10
BIODATA
Johanes Nugroho Adhi
Prakosa dilahirkan di
Semarang, Jawa Tengah pada
tanggal 19 Februari 1992.
Penulis telah menempuh
pendidikan di SD dan SMP
Xaverius 1 Bandar Lampung,
SMA Xaverius Bandar Lampung. Pada
tahun 2010, penulis melanjutkan studi di
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,
Universitas Diponegoro Semarang,
Konsentrasi Ketenagaan dan sampai saat ini
masih menempuh pendidikan Strata-1 (S-1).

Mengetahui,
Dosen Pembimbing

Ir. Juningtyastuti, MT.


NIP. 195209261983032001

Makalah Kerja Praktek PT. PLN (Persero) APD JT-DIY 11

Anda mungkin juga menyukai