LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR………………………...…………………………………..i
DAFTAR ISI …...…….……………………...………………………………….iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Tujuan........................................................................................................2
1.2.3 Manfaat..............................................................................................3
2.4.1. Aircraft...............................................................................................8
2.4.2. Aerostructure......................................................................................9
2.4.5. Defence............................................................................................10
iii
2.4.6. Kerjasama Perusahaan.....................................................................10
2.9 Kepegawaian...........................................................................................16
2.16 Maintenance............................................................................................34
iv
3.1 Konfigurasi Uji Rig (Skema/Sistim Pesawat N219)...............................35
3.1.5 Harnesses.........................................................................................42
4.1 Kesimpulan..............................................................................................57
4.2 Saran........................................................................................................57
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1) DC Generator System
2) Battery System
5) DC Distribution System
1
karena bila tidak ada kelistrikan maka semua kegiatan akan sulit untuk dilakukan.
Dalam bidang transportasi khususnya pada pesawat terbang kelistrikan merupakan
hal yang paling utama dan paling fatal, bila terjadi kesalahan sedikit pun dapat
menimbulkan kecelakaan tidak hanya bagi penumpang pesawat terbang tetapi
seluruh awak kapal. Oleh karena itu sistem kelistrikan yang digunakan harus
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan
1.1 Tujuan
a. Untuk memenuhi mata kuliah PKL dan Seminar pada semester 7 dari
Universitas Bung Hatta
b. Meningkatkan keahlian mahasiswa dalam menghadapi dan memecahkan
permasalahan yang terdapat di dunia industri.
c. Memberikan etos kerja yang meliputi kemampuan bekerja, inisiatif,
kreatifitas, hasil pekerjaan yang berkualitas, disiplin waktu, dan kerajinan
dalam bekerja.
d. Sebagai gambaran dan untuk membiasakan dalam lingkungan kerja agar
dapat bersaing dalam era global..
1. Mengetahui dan memahami fungsi dan cara kerja Starter Generator pada
sistem kelestrikan pesawat N219 di PT Dirgantara Indonesia.
2
2. Mengetahui dan memahami pengujian pembebanan pada generator apa
bila terjadi kegagalan salah satu generator pada sistem kelistrikan pesawat
N219 yang di uji di Electrical Power Laboratory (EPL) PT Dirgantara
Indonesia.
1.2.3 Manfaat
Adapun manfaat dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan ini adalah
sebagai berikut:
3
1.3 Pembatasan Masalah
Dalam pembuatan laporan Praktek Kerja Lapangan ini penulis akan membuat
batasan masalah agar tidak menyimpang dari judul yang diangkat. pembatasan
masalah tersebut adalah:
4
BAB II
LOG BOOK KERJA PRAKTEK
5
Bandung, maka untuk menghormati dan mengabadikan jasa-jasanya LAPIP
diubah menjadi LIPNUR (Lembaga Pesawat Terbang Nurtanio).
Pada masa kegiatan itu LIPNUR hanya memiliki kurang lebih 500 Personil,
kemudian berdasarkan akta notaris No. 15 tanggal 28 April 1976 di Jakarta
didirikan sebuah perseroan PT IPTN (PT Industri Pesawat Terbang Nusantara).
Maka secara resmi PT IPTN yang berlokasi di Kota Bandung, dimulai dengan
hanya 500 karyawan pada tahun 1976, dan 900 karyawan pada tahun 1983 dan
akhir tahun 1990 sampai tahun 1997 sudah mencapai kurang lebih 16000
karyawan, sejak tahun 2003 sampai sekarang jumlah karyawan kurang lebih 4500
orang. Hal ini penting artinya dalam hubungan keterbukaan secara luas lapangan
kerja teknologi tinggi sekaligus peningkatan kemampuan sumberdaya manusia
Indonesia, program beasiswa maupun “Praktek Kerja” di PT IPTN maupun mitra
kerja sama lainnya.
Menginjak usia sepuluh tahun diselenggarakan Indonesia Air Show (IAS)
1986 yang menaruh perhatian masyarakat baik nasional maupun internasional.
Tahun 1987 kerjasama timbal balik produksi dengan General Dynamic untuk
pembuatan komponen pesawat tempur F-16 direalisasikan. Sementara itu sub-
kontak pembuatan komponen Pesawat Terbang Boeing 767 dan 737 dimulai
dengan menggunakan teknologi maju dan modern.
Kini memasuki dasawarsa kedua PTIPTN tidak hanya mempertahankan dan
meningkatkan penguasaan teknologi ke tahap pengembangan teknologi, tetapi
juga mulai mengarah kepada upaya industri pesawat terbang yang sesungguhnya.
Hal ini dibuktikan dengan dikembangkannya suatu produksi baru yaitu N-250
yang sepenuhnya hasil rancangan bangsa Indonesia.
Adapun jenis pesawat terbang lain yang diproduksi adalah : “NC-212, NC-
235, NBO-105, NSA -330, (PUMA), NAS-332 (SUPER PUMA), NBK-117,
NBELL-412 ”. Untuk lebih memperluas pemasaran bagi produk-produknya
khususunya di wilayah Amerika sejak tahun 1992 yang lalu, PT IPTN memiliki
branch office yang berkedudukan di Seatlle Amerika PT IPTN pada dasawarsa
pertama dalam mewujudkan teknologi pembuatan pesawat terbang sekaligus
sebagai dasar langkah lanjut yang lebih maju.
6
tiga tahun kemudian mengintegrasikan teknologi, PT Dirgantara Indonesia
bersama CASA merancang dan memproduksi CN-235.
Aircraft
Aerostructure
Aircraft Services
Defence
Engineering Services
Dengan demikian diharapkan industri ini menjadi Institusi bisnis yang adaptif
dan efisien.
7
2.3 Visi dan Misi Perusahaan
A. NC-212
Pesawat berkapasitas 19-24 penumpang, dengan beragam versi, dapat lepas
landas dengan mendarat dalam jarak pendek, serta mampu beroperasi pada
landasan rumput/tanah dll. (unpave run away).
8
Gambar 2.1 Pesawat NC-212
Sumber Arsip PT. Dirgantara Indonesia
B. CN-235
Pesawat angkut komuter serbaguna dengan kapasitas 35-40 penumpang ini,
dapat digunakan dalam berbagai misi, dapat lepas landas dan mendarat dalam
jarak pendek dan mampu beroperasi pada landasan rumput/tanah/es/ dll. (unpave
run away).
C. NBO-105
9
Helikopter multi guna ini mampu membawa 4 penumpang, sangat baik untuk
berbagai macam misi; mempunyai kemampuan hovering dan manuver dalam
situasi penerbangan apapun.
E. NBELL – 412
Helikopter yang mampu membawa 13 penumpang ini, memiliki prioritas
perencangan dengan resiko yang rendah, keamanan yang tinggi, biaya perawatan
dan biaya operasi yang rendah.
2.4.2. Aerostructure
Didukung oleh tenaga ahli yang berpengalaman dan mempunyai kemampuan
tinggi dalam manufaktur dengan dilengkapi pula dengan fasilitas manufaktur
dengan ketepatan tinggi (high precision), seperti : mesin-mesin canggih, bengkel
sheet metal & welding/pengelasan, composite & bonding center, jig & tool shop,
calibration, testing equipment & quality inspection (peralatan test & uji kualitas),
pemeliharaan, dsb.; bisnis Satuan Usaha Aerostructure meliputi :
10
2.4.5. Defence
Bisnis utama Satuan Usaha Defence, terdiri dari : produk-produk militer,
perawatan, perbaikan, pengujian dan kalibrasi baik secara mekanik maupun
elektrik dengan tingkat akurasi yang tinggi, integrasi alat-alat penyerang, produksi
beragam system senjata antara lain : FFAR 2,75” rocket, SUT Torpedo, dll.
11
2.5 Logo dan Makna Logo PT. Dirgantara Indonesia
2.5.1 Logo PT.Dirgantara Indonesia
3. PT.Dirgantara Indonesia
12
2.6 Direktur PT. Dirgantara Indonesia
1. Jusman Syafii Djamal (2000-2002)
2. Edwin Sudarmo (2002-2005)
3. Muhammad Nuril Fuad (2005-2007)
4. Budi Santoso (2007-sekarang)
13
offset untuk boeing, Airbus Industries, Bae System, Korean Airlines
Aerospace Division, Mitsubishi Heavy Industry, ACCTRM Malaysia.
14
Gambar 2.4 Komisioner dan Direktur PT. Dirgantara Indonesia
Sumber Arsip PT.Dirgantara Indonesia tahun 2015
15
Gambar 2.5
Struktur
Organisasi
Flight Test
Sumber Arsip
PT.Dirgantara
Indonesia
tahun 2014
g
a
16
n
t
a
r
I
n
2.9 Kepegawaian
Tenaga kerja dalam suatu perusahaan merupakan faktor penentu keberhasilan
suatu perusahaan disamping factor lainnya seperti mesin dan uang.
Meskipun IPTN dalam proses produksinya menggunakan mesin – mesin
mutakhir, namun prinsip yang dianut IPTN dalam masalah tenaga kerja tetap
mengusahakan system produksi yang mampu banyak menyerap tenaga kerja
manusia. Hal ini sesuai dengan kebijakan pemerintah dalam usaha menuju
pemerataan kesempatan kerja.
Menurut pertimbangan penggunaan sumber daya manusia dalam proses
produksi di IPTN akan lebih menguntungkan daripada computer sebab
penggunaan tenaga kerja lebih fleksibel, dalam rangka pengalihan teknologi serta
keterampilan itu sendiri. Sekalipun demikian mengingat jumlah tenaga kerja yang
ingin bekerja di IPTN dibandingkan dengan jumlah lowongan kerja yang tersedia
tidak seimbang, oleh karena itu perlu diadakan seleksi terhadap tenaga kerja agar
sesuai dengan spesifikasi kerja yang kita perlukan antara lain meliputi :
Tugas dan tanggung jawab yang akan dibebankan.
Pengetahuan
latar belakang pendidikan.
Keterampilan yang diperlukan.
Untuk menambahkan tenaga kerja yang memenuhi syarat, maka dalam seleksi
penerimaan calon karyawan test yang diadakan oleh perusahaan bagi pelamar
terdiri dari :
a. Job Test
Dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana pelamar menguasai ilmu
pengetahuan yang dimilikinya,agar ditetapkan dalam bidang yang ditanganinya.
b. Clearance Test
Dimaksudkan untuk kadar mental, idiologi pelamar, sebagai upaya dalam
menanggulangi bahaya inflikasi, penetasi unsur-unsur axtrim kiri/kanan dalam
rangka menjaga kelestarian idiologi Negara pancasila dan undang – undang dasar
1945.
c. Psycho Test
Dimaksudkan untuk mengetahui dan mengukur kemampuan psikologis saat
itu, untuk kemudian meramalkan sejauh mana calon karyawan akan berhasil
dalam pekerjaannya, misalnya untuk jabatan yang memerlukan kerja sama dengan
orang banyak memerlukan keperibadian yang supel.
d. Medical Test
Dimaksudkan untuk mengetahui kondisi fisik seseorang calon karyawan
dikaitkan dengan kondisi pekerjaan, misalnya untuk pekerjaan mengemudi
diperlukan daya tahan yang tinggi terhadap kepekaan, tidak cacat tangan dan kaki.
Apabila calon karyawan atau teknisi telah lulus test dan memenuhi syarat-
syarat yang ditentukan, maka calon karyawan diwajibkan mengikuti pendidikan
dan latihan kerja di Pusdiklat selama 12 bulan.
17
2.10 Tata Kerja Perusahaan
Secara garis besar proses produksi pesawat mencakup beberapa tahapan,
diantaranya:
o Gudang Penyimpanan
Sebelum bahan baku diproses menjadi komponen terlebih dahulu dilakukan
evaluasi dan pengujian Quality Assurance melalui destruction inspection maupun
non-destruction inspection. Pengujian dimaksudkan untuk mengetahui kualitas
dan adanya korosi. Selanjutnya bahan baku tersebut ditempatkan di gudang
penyimpanan sesuai dengan spesifikasinya.
o Pre-cutting
Bahan baku yang sudah diperiksa dikirim ke bagian pre-cutting sesuai dengan
permintaan bagian produksi disertai job card yang tersedia. Proses ini
dilaksanakan antara lain untuk menghemat bahan yang diproses, memudahkan
pelaksanaan,dan pengontrolan bahan. Bahan yang telah dipotong diperiksa
kembali oleh Quality Assurance dan dikirim ke Fabrikasi untuk proses
selanjutnya.
o Fabrikasi
Bagian ini bertugas membuat komponen pesawat terbang dan helikopter serta
membuat dan menyiapkan tool dan jig sebagai alat bantu pembuatan kompenen.
Pembuatan komponen dilakukan melalui proses permesinan maupun tidak (di
machining shop maupun sheet metal formin). Perlakuan lain yang diterapkan
untuk komponen di atas:
a. Heat treatment
Suatu perlakuan yang diterapkan terhadap bahan baku sehingga lebih
memudahkan proses pembuatan komponen. Proses yang dilakukan antara
lain: pengerasan, pelunakan, dan penormalan kembali. Ketiga hal tersebut di
atas dilakukan dengan cara pemanasan, pendinginan dan kombinasi antara
pemanasan dan pendinginan. Komponen yang memerlukan perlakuan di atas
adalah komponen yang dibuat dengan cara pengepresan.
b. Surface treatment
Suatu perlakuan pelapisan komponen secara kimiawi sehingga komponen
lebih tahan korosi. Selain di atas terdapat perlakuan lain terhadap komponen
dengan cara chemical milling. Komponen yang mendapat perlakuan di atas
antara lain yang dibuat di sheet metal forming, machining shop juga
komponen-komponen yang dibentuk dengan cara stretch forming dan rubber
press.
c. Pengecatan dasar
Suatu perlakuan lanjut agar komponen-komponen di atas lebih tahan
korosi. Sebelum komponen-komponen di atas dirakit dibagian fixed wing
18
dan rotary wing diadakan pengujian final oleh bagian Quality Assurance
sesuai data yang tercantum dalam dokumen.
o Rotary Wing
Bertugas merakit pesawat helikopter dari struktur awal sampai final, termasuk
di dalamnya mesin, sistem elektrik, sistem avionik, interior dan sebagainya.
Perakitan yang disesuaikan dengan pesanan atau kebutuhan pemesan yang
disesuaikan dengan misi dan fungsi pesawat tersebut dalam operasi.
o Fixed Wing
Bertugas merakit pesawat bersayap tetap dan proses perakitannya sama seperti
rotary wing.
Berikut akan ditunjukan pada Gambar 2.3 Skematis tata kerja pembuatan
sebuah pesawat lengkap.
Rotary Wing
Fixed wing
1. Keharusan
a. Mentaati segala peraturan kedinasan yang berlaku serta melaksanakan
segala perintah kedinasan yang diberikan oleh atasan.
b. Memanfaatkan ketentuan jam kerja secara penuh apabila tidak sedang
tugas keluar.
19
c. Melaksanakan tugas sebaik-baiknya dengan penuh tanggung jawab.
d. Menggunakan dan memelihara barang dinas dengan sebaik-baiknya.
e. Masuk dan pulang tepat waktu.
f. Berinisiatif penuh untuk mencapai kesempurnaan penuh.
g. Melaksanakan pekerjaan untuk menunjang martabat karyawan.
h. Memakai tanda pengenal di lingkungan kerja.
i. Menampilkan kepribadian yang sopan antara lain memakai pakaian yang
pantas dan rambut yang rapi.
j. Menjaga kebersihan lingkungan kerja.
k. Memlihara ketertiban, keamanan dan ketenangan dalam melaksanakan
pekerjaan.
l. Menyimpan sebaik-baiknya barang milik perusahaan dan dokumen-
dokumen yang menjadi tanggung jawabnya.
m. Menggunakan alat-alat keselamatan dan perlengkapan kerja.
n. Mencegah kemungkinan terjadinya bahaya yang dapat merugikan orang
lain atau harta benda milik perusahaan.
o. Melaporkan dengan segera kepada atasan atau yang berwenang atas
terjadinya kecelakaan atau gangguan keamanan di lingkungan kerja.
p. Melaporkan dan memberitahukan kepada perusahaan yang terjadi atas
keterangan dirinya, misalnya perubahan susunan keluar.
2. Larangan-Larangan
a. Menceritakan tentang hal yang dapat merugikan nama baik perusahaan
b. Menerima pemberian atau hadiah dalam bentuk apapun yang diketahui
patut dicurigai atau ada hubungannya dengan jabatan
c. Menolak pemindahan tanpa alas an yang dapat diterima
d. Berkelahi atau berbuat onar di lingkungan perusahaan
e. Menyebarkan pamphlet, isu, tulisan yang bersifat menghasut lingkungan
perusahaan
f. Tidak mementingkan diri sendiri dan orang lain
g. Membawa senjata tajam, senjata api, bahan peledak tanpa ada izin dari
perusahaan
h. Menggunakan alat perusahaan yang bukan menjadi wewenang atau
memberikan peluang kepada orang lain yang tidak berhak menggunakan.
20
6. Surat peringatan C, berlaku 12 bulan
7. Pemberhentian sementara
8. Pemberhentian secara tidak hormat
9. Selain peraturan tersebut di atas dapat pula dapat dikenakan tindakan berupa:
a. Penundaaan kenaikan pangkat secara tertulis
b. Penundaan gaji berkala secara tertulis
c. Pembebasan dari tugas dan jabatan
d. Pemindahan atau mutasi ke jabatan lain
21
ini dapat berasal dari unit-unit pembangkit luar industri seperti Perusahaan Listrik
Negara (PLN) maupun dari pembangkit dalam industri seperti generator set
(genset). Sumber listrik yang tidak handal akan sangat menjadi hambatan dalam
sebuah industri karena dapat mengganggu kelancaran proses produksi industri
tersebut.
22
(a)
23
(b)
24
Penjelasan Gambar:
Supply daya berasal dari 2 sumber masukan PLN yang disebut incoming
feeder yaitu Aja1 dan Aja2, dari Aja1 didistribusikan ke Aja4 dan Aja5(out going
feeder) setelah itu diteruskan ke Ajd dan Aje, jika terjadi gangguan dari Aja4 dan
Aja5 maka out going feeder bisa berasal dari Aja3 dan Ajb 4 lalu diteruskan ke
Aje dan Ajd dengan tegangan 20kV setelah itu diturunkan menjadi 400V
menggunakan trafo step down (20kV/400V) yang terletak di tiap-tiap gedung dan
hangar.Untuk lebih jelasnya lihat lampiran 1.
25
Untuk menjalankan perangkat perkantoran, perusahaan, mesin produksi
dan untuk penerangan. Gardu trafo dapat dilihat pada gambar 2.8
Pada trafo distrubusi ini memiliki sistem pendingin ONAN, maksud dari
ONAN adalah kombinasi dari sistem ON dan AN. Sistem ON adalah sistem
pendingin transformator dengan menggunakan minyak trafo sedangkan sistem AN
adalah sistem pendingin transformator yang dilakukan secara alami oleh udara
sekitarnya. Jadi sistem ONAN adalah sistem pendingin transformator yang
dilakukan oleh minyak trafo dan dengan bantuan udara sekitarnya secara alami,
adapun kepanjangan dari ONAN adalah Oil Natural Air Cooling Natural.
CT (Current Transformer)
Fungsi dari current transformer adalah untuk mentransformasikan dari
arus yang besar ke arus yang lebih kecil guna sebagai pengukuran dan
proteksi.
Ada dua kelompok dasar trafo arus:
a. Trafo arus untuk pengukuran
26
- Mempunyai ketelitian yang tinggi pada daerah kerja (daerah
pengenalnya)
- Cepat jenuh
b. Trafo arus untuk proteksi
- Mempunyai daerah ketelitian yang luas dan tidak cepat jenuh
Pada trafo kering terdapat beberapa peralatan,diantaranya:
1.Kwh meter
2.Fuse
3.Roof fan
4.Lampu indicator
5.Pengaman(relay)
-Relay suhu
-Relay differensial
6.Magnetic Kontaktor
27
v
28
Untuk mencegah terjadinya kegagalan pada sistem pengontrolan yang
disebabkan karena tidak adanya pasokan listrik dari PLN maka PT. Dirgantara
Indonesia memiliki back up daya untuk menjalankan genset sebelum genset
dihidupkan berupa batrai block dengan kapasitas yang 24A,selain itu batrai block
juga digunakan untuk back up daya control load center 48A dan back up daya
control 110A untuk Swich Gear berikut adalah gambar batrai blok dengan
kapasitas 24A,48A dan 110A disertai panel, sesuai gambar 2.11, 2.12, 2.13
29
Gambar 2.13 Panel dan Batrai Block 110A
30
Panel distribusi utama berbentuk lemari besi yang merupakan panel utama
sebagai pendistribusian daya yang dibangkitkan oleh PLN dan generator.
Tegangan yang dibangkitkan adalah VAC 3 ø. Tegangan ini tidak langsung
diberikan ke masing-masing panel pengontrolan melainkan tegangan diturunkan
melalui transformator step down. Sedangkan daya yang diberikan masing-masing
panel diatur memakai MCB (Mini Circuit Breaker) dengan reting arus sesuai
dengan kebutuhan daya pada masing-masing panel tersebut. Panel distribusi
utama terlihat pada gambar 2.8.
1. Penghubung
Suatu panel berfungsi untuk menghubungkan suatu rangkaian listrik
dengan rangkaian listrik lainnya dalam suatu operasi kerja .
2. Pengaman
31
Panel dapat juga berfungsi sebagai pengaman, sebab suatu panel akan
bekerja secara otomatis apabila sumber atau suplai tenaga listrik mendapat
gangguan.
3. Pembagi
Panel juga dapat berfungsi untuk membagi kelompok beban, baik untuk
instalasi penerangan maupun instalasi tenaga.
4. Penyuplai
Panel juga dapat berfungsi sebagai pensuplai listrik dari sumber beban
seperti halnya yang terdapat pada pembangkit tenaga listrik di PT.
Dirgantara Indonesia.
5. Pengontrol
Panel berfungsi sebagai pengontrol yang merupakan fungsi utamanya,
dimana panel tersebut berguna untuk mengontrol masing-masing
rangkaian listrik.
32
Panel Power Fan berfungsi untuk menyalurkan daya untuk sistem
penerangan dan fan pada setiap gedung yang ada di PT. Dirgantara Indonesia
terutama pada hangar yang membutuhkan banyak fan,seperti gambar 2.16
33
Pre Lubrication Pump berfungsi untuk mengatur pelumasan minyak pada
generator set
Air Compressor berfungsi untuk mengatur tekanan udara untuk penggerak
mula diesel, dengan tekanan awal 22 bar hingga 28 bar.
Fan Cooling Water Pump berfungsi untuk pendinginan mesin disaat genset
sedang beroperasi,bisa berupa air atau oli.
Cooling Tower Fan berfungsi untuk mendinginkan air hasil keluaran fan
cooling water pimp,setelah didinginkan maka air akan disirkulasikan
kembali ke fan cooling water pump.
Cooling Water Heating berfungsi untuk mengatur kehangatan mesin agar
panas pada mesin selalu konstan walaupun mesin mesin sedang tidak
beroperasi.
Fuel Transfer Pump berfungsi mengontrol bahan bakar berupa solar.
34
a. Mendeteksi daerah gangguan, sehingga daerah yang terganggu dapat
diminimalisir sekecil mungkin.
b. Menghindari kerusakan pada peralatan listrik akibat adanya gangguan.
Pada bidang industri, dimana kapasitas daya dan tegangan yang cukup
tinggi dituntut untuk memiliki sistem pengaman yang efektif dan dapat
diandalkan, sehingga bahaya yang mungkin timbul akan dapat dihindarkan dan
dicegah. Akibatnya proses produksi dapat berjalan dengan lancar dan terhindar
dari gangguan.
2.16 Maintenance
Untuk kelancaran produksi pada PT.Dirgantara Indonesia maka seluruh
unit yang ada pada pabrik harus selalu dalam keadaan siap pakai. Untuk itu
dilakukan pemeliharaan, pemeriksaan dan perawatan pada peralatan maupun
sistem kelistrikannya supaya dapat beroperasi sebagaimana mestinya.
Harian berfungsi untuk pembersihan alat-alat dan panel yang kotor dan
berdebu
Mingguan berfungsi untuk pembersihan dan pencucian panel
Bulanan berfungsi untuk pengecekan dan pengontrolan kekencangan kabel
Tahunan berfungsi untuk pengecekan CT,VT LBS dan SWICH Gear.
35
BAB III
PEMBAHASAN
PENGUJIAN GENERATOR PADA PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK &
SISTEM DISTRIBUSI (EPGDS) PESAWAT N219
DI EPL PT DIRGANTARA INDONESIA
1.Stater Generator
Terdiri dari 2 terminal utama yaitu (B +) dan (E) digunakan untuk Starter
and Generator, Generator berperan sebagai motor untuk menggerakan engine
dengan menerima power dari Ground Power Unit (GPU) pada saat pesawat dalam
keadaan off-line dan menerima power dari main battery saat berada diatas udara
untuk menghasilkan tenaga listrik Stater Generator seperti gambar 3.1 memiliki
daya 9 kW, arus 300 Amper dan tegangan nominal 28 Volt DC
36
di atas 7.200 RPM. Sebagai sumber mesin power DC generator starter memiliki
rentang kecepatan 7.200 sampai 12.000 RPM.
Sistem Baterai sebagai tenaga listrik darurat dengan Baterai Utama, 24 VDC
P / N 447CH7 Diproduksi oleh SAFT terdiri dari 20 sel semi-open 44 A-H Nickel-
Cadmium CVH441KH (seperti gambar 3.2).Fungsi baterai utama pada pesawat
terbang untuk:
37
3.Auxiliary Battery
38
Gambar 3.4 Command Console Front Panel
39
Gambar 3.5 Generator Control Unit
8 Busbar
1. GEN BUS 1(Generator Bus 1)terdiri dari:
a. Cabin Dome Light
b. Landing Light #1
c. Taxi Light
d. Logo Light #1 and Logo Light #2
e. Passenger Reading Light #1
f. Heating Regulator #1
g. Radio Altimeter GRA 5500
40
i. Toilet/ Lavatory
6. SHED BUS 1
a. Evaporator Fan Control #1
b. Evaporator Fan #1
c. Heater #01
d. Heater #03
e. Heater #05
f. Heater #07
7. SHED BUS 2
a. Heat Regulator #2
b. Evaporator Fan Control #2
c. Evaporator Fan #2
d. Condenser Fan
e. Heater and Fan #02
f. Heater #04
8. HOT BUS
a. Fire Extinguishing #1
b. Fuel Refueling Defueling Panel
c. Fire Extinguishing #2
41
10 Primery contactor
1. GPC (Ground Power Contactor)
GPC, kontaktor DC 600A, 28VDC yang terkoneksi ke DC External power
ke bus essensial.
6. GB1,GB2
GB1, kontaktor bus-tie DC 400A, 28VDC menghubungkan gen bus 1 ke
bus essensial. GB2, kontaktor bus-tie DC 400A, 28VDC menghubungkan
gen bus 2 ke bus essensial.
3.1.5 Harnesses
Harnesses terdiri dari bundelan panjang yang sama dengan yang terpasang
pada pesawat N219. Kabel yang digunakan akan sesuai dengan MIL-W-22759.
Menerapkan kriteria keselamatan N219 dan pertimbangan EMI untuk minimal
rute jarak yang berbeda dan semua baris harus diarahkan dan didukung sesuai
yang akan terpasang pada pesawat . Rute, kawat listrik pendukung dan kabel
mekanis dipasang sesuai Izin gerak normal peralatan tanpa regangan atau
kerusakan pada bundel kawat atau Kabel mekanis.
42
3.1.7 Integration Tes Rig Configuration
43
Gambar 3.7 Block Diagram Integration Test Rig Configuration di lantai 2
44
3.2.1 Drive Stand
Ada dua drive stand yang terdapat di lab tes EPGDS. Setiap drive stand
mampu mengendarai 45 kVA (terus menerus, 75 kVA intermiten) unit daya. Daya
listrik masing-masing Drive Stand terdiri dari:
Drive stand memiliki kecepatan putaran yang bisa diatur dari 0 sampai 15.000
rpm. Akselerasi / Perlambatan penggerak Perdana disesuaikan dari 5 menjadi
1200 RPM / detik.
o Base Drive
Struktur Base Drive adalah baja sepanjang 96 inci dan lebar 46
inci. berisi penggerak utama AC ganda. Ujung depan penggerak utama ini
yaitu motor 200 HP digabungkan ke speed increaser (gearbox). Gearbox
memiliki bantalan output Untuk pemasangan generator uji. Base Drive
juga dipasang blower untuk pendingin Starter generator ,struktur dasar
Base Drive berisi reservoir minyak. Waduk Berjalan sepanjang 1/3
panjang dasar yang digunakan untuk pelumasan gearbox.
o Hydraulic Base Assembly
Hydraulic Base Assembly terdiri atas struktur baja sepanjang 95
inci, lebar 24 inci dan tinggi 83 inci. Bagian bawah berisi motor/pompa
45
dan bagiannya yaitu tangki minyak, katup, penukar panas dan saringan
rakitan untuk Sirkuit hidrolik yang digunakan untuk menjalankan unit
pembangkit.
o Drive Control Cabinet
Lemari kontrol Drive (enclosure) berukuran 54 inci, panjang 16
inci dan 80 inci tinggi. 440 volt, 3 phase, 50 Hz power yang berasal dari
trafo otomatis ini Diubah menjadi daya DC yang diatur, dikontrol dan
diumpankan ke penggerak utama DC.Drive dikontrol dari kontrol jarak
jauh atau drive stand.
46
Spesifikasi Load Bank:
1. AC Load Bank - 113.7 KW and 77.9 KVAR
2. DC Load Bank - 3000 amps at 28VDC, yang terdiri dari 6 bagian:
Load 1 : 200 A, 100 A, 50 A, 25 A, 1A
Load 2 : 200 A, 100 A, 50 A, 25 A, 0,5A, 0,25A
Load 3 : 200 A, 200 A, 100 A, 50 A, 12 A
Load 4 : 200 A, 200 A, 100 A, 50 A, 8 A
Load 5 : 200 A, 200 A, 100 A, 50 A, 4 A
Load 6 : 200 A, 200 A, 100 A, 50 A, 2 A
3. Cooling - terdapar 2 pendingin yang berdiameter 20 yang berupa kipas
angin dengan tegangan 180VDC
4. Thermostat - Normally close open pada suhu 350
47
3.4 Sistem Operasi Laboratorium Sistem Listrik
2. Aktifkan MCCB Selected untuk drive stand yang akan digunakan untuk
menguji generator (TR-D.S1 atau TR-D.S2)
48
Gambar 3.12 Front Panel
49
3. .Semua Switch pada panel Stand Drive akan OFF atau dalam posisi
normal.
4. Emergency Stop yang terletak secara terpisah di setiap tempat
drive harus ditarik keluar Drive stand # 1 dan drive stand # 2.
50
Gambar 3.15 Function Control Menu
1. Function generating
Function generating berfungsi untuk mengujian generator dengan beberapa
variable speed selama waktu yang telah disetting, terdiri dari 2 mode: Automatic
dan Manual
Manual Generating Mode
Manual generating mode digunakan untuk mensetting generator ke mode
manual dan operator tidak bisa mengganti kecepatan dan durasi waktu
selama mesin running.
Automatic Generating Mode
Otomatic generating mode digunakan untuk mensetting generator ke mode
otomatis dan operator bisa mengganti kecepatan dan durasi waktu selama
mesin running.
2. Function starting
Mode Function starting hanya bisa digunakan ketika drive stand di pasang
dengan generator, pasang generator di depan sisi roda gigi hubungkan semua
kabel dan pasang pipa knalpot ke generator untuk system pendinginan setelah
generator mencapai kecepatan setup generator akan diberi energi, dengan meng
On kan saklar Drive setelah itu akan langsung mengikuti mode otomatis.
51
Gambar 3.16 Starting function mode page
52
5. Tekan tombol Reset untuk mengatur ulang semua beban dari masing-
masing busbar. Beban SP akan menunjukkan nol nilai jika tombol ditekan
Setelah reset, lepaskan tombol (indikator menunjukkan warna merah) jadi
set point baru bisa diatur.
Loadbank
Untuk meng On kan drive stand maka hidupkan power dari power panel
setelah itu ON kan drive stand dengan meng aktifkan mccb dikontrol drive stand
dan Tarik power master untuk menyalakan system control setting putaran
generator yang akan di uji bersamaan dengan on nya drive stand, load bank juga
dihidupkan dan di setting berapa beban yang akan diuji contoh: setting generator
6.800 Rpm dan 106 A di loadbank. Setelah di onkan maka prime over akan
menggerakan motor sesuai dengan perintah yang telah diberikan, PDU yang
berfungsi sebagai pengontrol dan penghubung semua peralatan pengujian seperti
GCU yang berfungsi sebagai proteksi jika terjadi overload maka GCU akan men
53
disenergizekan generator sehingga walaupun generator berputar tidak akan
mengeluarkan tegangan dan daya akan di back up oleh main baterai.
54
Gambar 3.17 Pengujian Generator 1 Failure (off) generator 2 On
55
Gambar 3.18 Pengujian Generator 1 On generator 2 Failure (off)
Penjelasan gambar
56
A. Generator 1 barada dalam kondisi failure (off) generator 2 ON
57
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Pengujian generator pada pembangkit tenaga listrik dan system distribusi
N219 menggunakan single generator (salah satu generator fail)
5. Ground Control Unit adalah alat yang berfungsi untuk control penyuplai
tenaga listrik agar pembagian beban yang seimbang dan pelindungan
pesawat apabila terjadi kesalahan dalam system kelistrikan.
7. Semakin tinggi putaran generator, maka semakin besar pula tegangan yang
dihasilkan tetapi karena dikontrol GCU eksitasinya sehingga tegangan
tetap.
4.2 Saran
1. Dalam melakukan praktek ke lapangan, mahasiswa haruslah
menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) seperti helm safety, sepatu
safety dan beberapa peralatan safety lainnya.
58
2. Ketelitian, kehati-hatian dan displin dalam bekerja berperan penting
guna mengurangi kecelakaan dan meningkatkan efisiensi kerja.
3. Bagi karyawan PT. Dirgantara Indonesia agar terus berkerja sama
(teamwork) untuk meningkatkan kinerja agar hasil yang didapatkan
lebih maksimal.
59