DURASI : 12 JP
PENYUSUN : 1. Djamhari
i
DAFTAR ISI
1. Desain Dasar
Petunjuk design ini memberikan gambaran sebagai desain dasar system control panel
pembangkit dan peralatan Instrument & Control didalamnya yang terdiri dari Distributed
Control Systems (DCS), Programmable Logic Controllers (PLC), panel arrangement dan
control room layout.
System control ini adalah bagian yang sangat penting untuk mengoperasikan pembangkit
dengan aman, handal dan efficien yang dibutuhkan engineering dan pemilihan specifikasi
dengan cermat.
Secara umum desain dasar Instrument & Control untuk pembangkit yang dapat dipakai dan
dapat di implementasikan dalam jangka waktu tertentu. Peralatan Instrument & control harus
memenuhi standard pengoperasian pembangkit secara rasional untuk kebutuhan operasi ,
pemeliharaan dan spare yang cukup.
Disain perangkat tsb harus didesain dengan compact, telah teruji kemampuannya (proven) dan
didalam perkembangan dengan tehnologi mutakhir (modern).
d. List dan analisa alarm yang berasal dari masing-masing sub-system dan
ditentukan atributnya.
e. Menentukan diagnosa
a. Menentukan HMI graphic page untuk semua process, electrikal dan mekanikal
aspek dari pembangkit dan untuk masing-masing sub-system
5. Spesifikasi procurement:
6. Spesifikasi installasi:
Ada beberapa cara untuk dapat melaksanakan disain system control pada suatu pembangkit
tergantung pada hubungan dari seluruh bagian-bagiannya. Terdiri dari:
Didalam kondisi dan situasi seperti ini sering terjadi system control adalah terpisah dari
pembangkit utamanya contohnya yaitu turbine, generator dan HRSG. System control
Untuk mencegah yang pada akhirnya berhenti dikarenakan menggunakan terlalu banyak
system yang terpisah, maka digunakan dengan spesifikasi single brand DCS. Jika hal tersebut
tidak dapat dimungkinkan maka system control harus dipilih dengan spesifikasi yang dilengkapi
industry yang ada hubungannya dengan standard data communikasi dan hal ini harus dapat
dihubungkan ke satu system yang spesifikasinya sesuai dengan interface operator utama untuk
memonitor dan mengontrol ke semua area pembangkit.
Standard spesifikasi untuk operator interface standard HMI, untuk masing – masing area
pembangkit harus ditetapkan.
International standard yang dapat digunakan untuk system control terdiri dari sebagai berikut.
Untuk mengoperasikan PLTU agar dapat beroperasi dengan efisiensien, aman dan handal
maka akan dilengkapi dengan system control, monitoring, pengukuran dan proteksi dengan
tehnologi berbasis microprocessor dengan memakai hardware dan software yang telah
terbukti dan teruji.
1. System Instrument & Control harus didesain dengan benar dan mengkuti kriteria
sebagai berikut:
b. Operasi dengan efisien, handal dan aman setiap condisi operasi Pembangkit.
f. Kegagalan dari suatu komponen atau kehilangan tegangan harus dalam kondisi
fail-safe.
2. Setiap system Instrumentasi & control didesain yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan
sebagai berikut:
c. Untuk pengaman harus ada suatu komando yang dapat dikerjakan oleh operator
melalui suatu dual aksi secara simultan atau serial multi aksi.
System Control Pembangkit didesain dengan system redundant untuk mencegah kehilangan
system control apabila hanya memakai system single process control dan apabila ada
gangguan pada hardware atau software. Apabila ada salah satu module, card, atau power
supply gangguan, redundant module, card, atau power supply akan dapat dilakukan
penggantian pada waktu on line tanpa shut down pembangkit secara keseluruhan.
Penambahan module, card dan Human Machine interface dapat dilakukan pada waktu online
Pada bagian-bagian circuit yang penting harus dipasang redundant dimana apabila ada
kegagalan disuatu komponen yang akan dapat menurunkan kesiapan pembangkit , seperti
remute bus couplers, operator station, dsb.
Bila ada suatu gangguan pada suatu komponen instrument dan control harus tidak berdampak
terhadap suatu pembebanan atau penurunan pembebanan unit.
Bila ada gangguan pada suatu peralatan system control harus tidak berdampak pada suatu
perubahan status suatu aktuator sepanjang keseluruhan system pengaman ( boiler protection,
turbine protection, generator protection) tetap utuh ( tidak rusak) dan tetap beroperasi, actuator
tetap pada modulasi dan bertahan pada titik set terakhir.
Apabila ada pemakaian aktuator pneumatic dan hydraulic, setidak-tidaknya harus bergerak ke
posisi aman.
Sebagaimana disebutkan didepan, komputer digital telah secara sempurna melakukan revolusi
terhadap konsep implementasi dari fungsi kontrol dan monitoring dalam semua kegiatan
industri. Pemanfaatan technology microprocessor dan proliferasi (pengembangan) dari
information highway lebih lanjut menjadikan revolusi ini bersifat drastis dan radikal.
Selanjutnya, teknik transmisi data secara digital telah menghilangkan rintangan (barrier) antara
sistem kontrol dipusat pembangkit dan dunia luar. Network komunikasi yang memberikan
fasilitas transmisi data bersifat universal. Seseorang dapat secara mudah mengakses sebuah
processor, yang dipasang, dari sebuah pusat pembangkit ke bengkel fabrikan peralatan atau
kantor enjinir selama jack telepon dan modem tersedia. Menggunakan pertukaran informasi
yang bebas mengalir ini secara jelas memberikan tantangan bagi para enjinir.
Sebelumnya, hardware kontrol dari generasi terdahulu seringkali merupakan kendala dalam
implementasi dari strategi kontrol yang kompleks dan canggih. Hal ini tidak lagi benar.
Microprocessor, dengan kapasitas-nya yang terus tumbuh, mampu untuk melakukan segala
yang diinginkan oleh para enjinir. Ini memungkinkan para enjinir menghabiskan waktunya untuk
memperbaiki sistem kontrol pusat pembangkit tanpa mengkhawatirkan batasan-batasan yang
diberikan oleh hardware, sebagaimana sebelumnya.
Sistem digital telah membawa perubahan pandangan secara total tentang permasalahan
kontrol didalam industri.
Pada awalnya system control untuk mengoperasikan pembangkit adalah dengan memadukan
dari system control yang berbeda karakternya yaitu analogue loop controller dan digital control
dengan menggunakan relay. Operator mendapatkan informasi melalui alarm annunciator dan
indikasi instrumentasi yang terpasang pada control panel yang lebar dan operator
mengoperasikan pembangkit dengan menggunakan control switch dan pushbutton yang ada
pada panel tersebut.
Kemudian setelah mengenal PLC pada awal tahun 1970 mereka banyak mengganti untuk
control logic namun untuk proteksi masih tetap memakai system relay. Dari pertengan tahu
1970 DCS menggantikan system control analogue dan dikenalkan dengan system monitor
CRT. System control ini sesuai dan biasa dipakai di masanya.
Kemudian pada tahun 1980 s.d 1990 system control terjadi lebih terbuka digunakan untuk
peralatan komersil dengan mengadopsi IT dan standard system control . Perlu dijelaskan
bahwa batasan diantara PLC dan DCS menjadi agak jelas bahwa PLC sekarang dapat
mengerjakan control analogue dan DCS cukup mampu untuk mengerjakan fungsi logic.
Pada tahun 1990 ditunjukkan dengan perkembangan baru teknologi field busses (Profibus,
Foundation Fieldbus) dimana instrumentasi dihubungkan ke DCS melalui serial bus dari pada
menggunakan cable secara individual dengan signal 4-20mA.
Pada tahun 2000 mengenal desain dimana dapat dipilih instrumentasi system pengaman dan
dapan dijamin dengan system electronic untuk menggantikan penggunaan system protecsi
yang biasa dipakai dengan system relay bas.
DCS adalah system control berintegrasi dengn penuh yang mana dapat mendistribusikan
keseluruh controller dan distribusi ke module input/output (I/O) (disebut remote I/O atau RIO).
DCS adalah disusun dan disusun dengan menggunakan software utility didalam suatu
lingkungan bahwa penyusunan tersebut meliputi keseluruh aspek system termasuk I/O,
communication arrangement, applikasi logic dan Human-Machine Interface (HMI) screen
graphic. Suatu susunan database yang akan terkumpul.
Pembangkit klas medium dan besar yang biasanya menggunakan system common dan system
ini akan dijelaskan lebih lanjut pada petunjuk ini.
Semata-mata ditinjau dari sisi teknis dan dalam artian luas, sistem kontrol berbasis
microprocessor dapat dibuat menjadi sistem kontrol terdistribusi (DCS) sepanjang program
kontrolnya disimpan dalam lebih dari satu processor. Akan tetapi, dalam industri listrik,
terminology DCS umumnya diaplikasikan untuk sistem kontrol boiler dan fungsi akusisi data
pusat pembangkit. Sejak awal 1980, dengan datangnya workstations operator dan
bertambahnya kemampuan microprocessor, fabrikan DCS telah mengembangkan fungsi yang
dilakukan oleh DCS kedalam area akusisi data, dan saat ini, mereka telah secara sempurna
mengganti sistem komputer yang tersentralisir. Jadi, akhirnya DCS telah menjadi sistem kontrol
pusat pembangkit dan manajemen informasi.
Saat ini, semua hardware kontrol dalam power plant dikenal sebagai “distributed” dan
“microprocessor-based”.
1) Microprocessor.
Sistem kontrol berbasis microprocessor esensinya adalah sistem kontrol berbasis computer
yang didasarkan pada teknologi hardware komputer yang paling akhir. Sebagaimana dalam
setiap komputer, untuk dapat berfungsi, ada empat elemen dasar yang harus ada untuk sistem
tersebut:
Unit kontrol dan ALU merupakan CPU (central processing unit), merupakan “otak” dari
komputer. Unit memori digunakan untuk menyimpan program dan data. Program dari sebuah
komputer digital merupakan deretan instruksi yang memberitahu komputer bagaimana
melakukan pekerjaannya. Unit kontrol adalah konduktor (dirigen) dari operasi komputer. Ia
mengambil instruksi yang terprogram dari memori utama dan mengumpulkan data (input) dari
unit I/O bagi ALU untuk mengerjakan kerjanya. Ia mengirim hasil dari pekerjaaan yang
dilakukan oleh ALU (output) kembali ke unit I/O. Unit I/O mengirim data input dan output antara
komputer dan dunia luar. Dalam hal sebuah komputer untuk kontrol, unit I/O menyediakan
hubungan antara komputer dan sensor-sensor proses dan penggerak kontrol yang dipasang
dilapangan. Sebuah sistem komputer mungkin mempunyai lebih dari satu unit I/O.
Beberapa unit I/O juga dikenal sebagai peralatan peripheral. Tipikal peralatan pheriperal
termasuk monitor CRT (LCD ?), printer, plotter, keyboard, memori bantu seperti hard-disks dan
magnetic tapes.
2) Memory
Sistem komputer dari generasi saat ini sebagian besar menggunakan komponen solid state
terintegrasi skala besar atau skala sangat besar untuk membangun memori-memorinya.
Memori-memori mungkin diklasifikasikan kedalam RAM, ROM, PROM, EPROM, EEPROM.
RAM butuh back-up battery. Dengan kapabilitasnya read/write, informasi yang tersimpan
didalam RAM tersebut dapat diubah dengan menulis informasi baru pada setiap lokasi memori
terhadap informasi lama yang disimpan pada spot yang sama. Secara tipikal, RAM digunakan
untuk menyimpan variable program dan data I/O. Untuk computer control proses real-time,
semua data I/O yang secara konstan di-updated harus disimpan dalam RAM.
ROM, PROM, EPROM, EEPROM sesuai artinya adalah Read Only Memory.
Sebuah “distributed control system” disusun dari serangkaian processors, modul-modul input,
modul-modul output, printers dan workstations yang saling dihubungkan oleh jaringan
komunikasi. Sebuah processor terdiri dari sebuah CPU berbasis microprocessor dan unit
memori.
Modul input dan output menyediakan interface yang dibutuhkan antara distributed control
system, dan instrumentasi dan peralatan control di lapangan. Ada empat jenis dasar peralatan
I/O:
Input digital
Output digtal
Input analog, dan
Output analog
Workstation adalah rakitan dari microprocessor dan peralatan peripheralnya. Secara tipikal
workstation terdiri dari satu atau lebih monitor CRT, keyboards, pointing devives seperti mouse
dan trackball, dan electronics terkaitnya. Electronic tersebut utamanya terdiri dari processors
dengan memori kerja dan diskdrives. Karena ia diperlengkapi dengan electronics, workstation
pada dasarnya merupakan sistem komputer dengan program data processing dan tayangan
4) Network Komunikasi
Supaya berbagai komponen dalam sistem terdistribusi dapat bekerja secara efektif, mereka
membutuhkan untuk melakukan pertukaran informasi dan saling menyumbang sumber daya
(inputs, outputs, atau data yang terproses) dengan mengkomunikasikan satu dengan yang lain.
Ini terjadi melalui saluran komunikasi (kadang dikenal sebagai data highway) yang
menghubungkan komponen-komponen untuk membentuk sebuah network (jaringan kerja).
Network seperti ini dipasang dalam pusat pembangkit esensinya adalah local area network
(LAN).
PLC digunakan untuk control pembangkit yang sama. PLC pada umumnya dapat untuk
mendukung distributed I/O dan dapat pada satu network yang bersamaan untuk distributed
control system.
Apabila dibutuhkan system HMI yang terpisah Supervisory Control dan Data Acquisition
(SCADA) package software biasanya disupply oleh vendor lain dari pada pabrikan PLC.
Standard communication interface seperti OPC telah dipasang dan dIfasilitasi oleh PLC untuk
kommunikasi ke SCADA.
System ini pada umumnya diconfigurasi dengan dua packat software yang terpisah. Program
software PLC dengan menggunakan penyusunan I/O dan program logic. software SCADA
akan di configurasi sesuai dengan keperluannya sendiri yang akan interface ke PLC dan
gambar graphics yang digambarkan pada HMI. Disini menghasilkan dua configurasi database
dan ada beberapa duplikasi.
PLC adalah komputer kontrol digital yang dibangun dalam tahun 1969 untuk industri mobil
untuk mengganti logic kontrol relay dalam pabrik. Beberapa karakteristik dari PLC yang
membedakan dengan komputer-komputer kontrol lain adalah:
Hardware PLC didesain untuk instalasi di pabrik untuk dioperasikan dalam kondisi
lingkungan yang kasar.
Softwarenya dibuat “easy to use” sehingga setiap pekerjaan pembuatan program dan
maintenance dapat dihandle oleh technicians dan electricians yang terbiasa untuk
menservice sistem control logic relay hard-wired tradisional.
PLC didesain untuk menyimpan hanya satu program kontrol yang akan bekerja setiap
saat PLC dinyalakan. Ini berbeda dengan komputer aplikasi yang lain, yang mempunyai
banyak program dengan berbagai fungsi, dan program yang beroperasi menurut jadwal
tertentu atau ketika mereka dipanggil untuk beroperasi.
Penggunaan system controller yang baik adalah berbasis microprocessor dengan firmware
dibuat sesuai pesanan yang mana digunakan untuk pemakaian khusus. Contoh untuk suatu
autosynchroniser dan/atau air compressor yang penggunakan system controller.
Hal ini dipertimbangkan suatu system control “black box”. Hal itu akan di interface melalui local
pushbutton, switch dan lampu, dan umumnya dengan serial data penghubung untuk peralatan
agar dapat berkomunikasi dengan DCS atau PLC.
Peralatan pembangkit thermal yang akan decontrol oleh system control dan monitor adalah :
1. Unit
a. Boiler/HRSG
b. Turbine
c. Generator
d. (Unit) transformer
e. Lube oil/control oil
f. Cooling systems
Pengaturan system control secara ideal sebaiknya bahwa menggunakan suatu DCS untuk
mengontrol keseluruhan peralatan dan sub-systemnya didalam pembangkit akan tetapi
dikarenakan kontrak ada pada suatu peralatan menggunakan system control dari bawaanya
peralatan itu sendiri. Terkait dengan hal itu maka perlu diperhatikan dan dilengkapi dengan
spesifikasi bahwa untuk system control yang berbeda harus disuport dengan kommunikasi
serial yang menggunakan standard protocol agar keseluruh DCS pembangkit dapat
dihubungkan dengan system yang berbeda dan dilengkapi dengan suatu platform common
control dari penampilan pengoperasiannya.
Structure dari DCS adalah didasarkan pada distribusi dari fungsional melalui dua layer: layer
lokal controller dan I/O dan layer station/HMI. Pada masing-masing layer tsb, fungsi kerja dan
fungsi pembatas (limit) adalah didesiain dengan saling menerima ke layer hierarchical yang
independence dengan tujuan system operasi masih dapat berlanjut apa bila terjadi gangguan
pada suatu element di layer yang berbeda atau didalam layer yang sama.
Controler common service adalah dengan terpisah digunakan untuk memonitor dan control
untuk yang bukan peralatan bantu pembangkit.
Masing-masing unit pembangkit tidak akan dapat distart atau membangkitkan dengan continue
apabila terjadi gangguan pada kedua dual redundant controller CPU atau kedua remote I/O
LAN.
System ini akam mensupport control dan monitoring yang terpusat dari suatu “Area Control
Centre” dan diatur dari suatu area atau pusat pengatur beban nasional.
Gambar 6 adalah contoh structure hierarchical dari peralatan control bahwa pembangkit dapat
beroperasi dengan aman, efficient, andal dan dapat dimanage dengan mudah.
Perlatan didalam layer controller mengerjakan interface diantara system HMI dan process.
Fungsi utama dari process tersebut adalah:
Fungsi common lower level yang ada hubungannya dengan output control station seperti
misalnya joint control calculation dan distribusi set point pada umumnya dikerjakan didalam
controller common service.
Biasanya pusat control dilakukan di main control room namun control dapat juga dilakukan dari
tingkat lebih tinggi atau tingkat lebih rendah. Contohnya misalnya pembangkit dicontroll dari
pusat pengatur beban yang dimanage dalam suatu kelompok pembangkit didalam suatu
daerah.
Dapat ditambahkan bahwa system control dari peralatan pembangkit harus mungkin dapat
decontrol dari level controller panels dan motor control centres. Control dari level ini biasanya
hanya digunakan untuk pekerjaan testing dan maintenance.
Pada umumnya peralatan akan dioperasikan dengan salah satu mode control manual atau
automatic. Biasanya control manual hanya dapat dipilih untuk suatu individual item peralatan
dan pada waktu tujuan pemeliharaan atau untuk operasi sebagian kecil item peralatan myang
bukan bagian suatu bagian dari sequence automatic.
Pembangkit normalnya dioperasikan dengan mode automatic. Hal ini dimungkinkan untuk
dilakukan untuk automatic start dan stop unit dan automatic loop control process variables.
Suatu ketika dilengkapi dengan suatu mode semi-automatic start and stop unit dan hal ini
saangat berguna untuk pemeriksaan pada waktu start up setelah outage. Pada mode ini unit
mengikuti sequence step pada waktunya start atau stop. Setelah suatu sela sequence step
komplit dan hanya akan berlanjut ke step selanjutnya setelah suatu komando diberikan oleh
operator.
3. Characteristic Dcs
3.1. Redundancy
Desain, dari pada controller kecenderungan meningkat, untuk meyakinkan bahwa suatu
kegagalan single point tidak akan menyebabkan suatu hilangnya fungsionalnya, hanya suatu
hilangnya fungsi redundansinya. Suatu hilangnya redundansi tidak akan menyebabkan
degradasinya performance didalam system.
Redundant controller akan di implementasikan pada semua unit, common services, dan
auxiliary plant controller, untuk meyakinkan terputusnya operasi dikarenakan gagalnya satu
controller dan perlu diperbaharui.
Kommunikasi diantara unit, station controller, server, remote IO, key IED serial link, dsb, akan
ada jalur pengganti, dengan deteksi failure automatic, pertukaran, dan reporting. Ethernet
switche dan line akan di susun menjadi pasangan dual redundant dengan automatic pindah
apa bila ada gangguan disalah satunya. Perangkat intelligent dilokal pada umumnya tidak
dilengkapi jalur kommunikasi redundant. Gangguan pada suatu redundant link atau acting
peralatan sebagai backup perlu dilaporkan segera.
DCS Server dilengkapi dengan pasangan redundant akan pindah secara automatic apabila ada
gangguan.
DC power supply ke processor akan dilengkapi dan disusun dengan redundant. Power supply
control system akan disupply dari dua power supply yang terpisah yaitu dari DC dan/atau AC.
Semua server harus dapat dengan mudah berpindah pada dual hot-stand power suppy dan
disusun dengan 5 disk RAID.
DCS juga didukung dengan redundansi dari peralatan yang terpasang dilokal, adalah, main
dan standby pump untuk cooling water, lubrication oil, feed pump dan duplikasi untuk field
transducer yang kritis.
Hal ini adalah penting bahwa DCS adalah suatu golongan peralatan secara komersial tersedia
dipasaran dan didukung dengan stardard industri secara terbuka dari pada system
kepemilikannya yang tertutup.
Khususnya pada layer HMI (server, client PC, screen, printer, Ethernet switches dsb.) yang
keperluannya menggunakan dengan peralatan computer secara komersial yang tersedia
dipasaran dan buses kommunikasi dan protocol diperlukan standard industry yang terbuka.
Keterbukaan tersebut akan mempermudah pemeliharaan dan mempermudah mengupgrade,
penggantian part pada system dapat di ganti secara terpisah dan akan lebih baik daripada
harus menggantinya secara keseluruhan ketika DCS telah dicapai dimasa akhir umurnya.
Controllers dan I/O module secara specific khususnya untuk vendor bagaimanapun mereka
harus mensuport dengan menggunakan standard hubungan kommunikasi dan field buss.
Sekali lagi vendor harus ada jalan keluar untuk mengupgrade untuk melakukan penggantian
apabila peralatan yang lama telah obsolete.
DCS akan dimasukkan gagasan untuk mencari dan mengenali fungsi yang dilengkapi dengan
peringatan gangguan pada peralatan secara on-line. Jika gangguan pada peralatan dual
redundant maka disana tidak akan berpengaruh pada kondisi operasi. Jika hal ini terjadi pada
peralatan non-redundant (seperti contohnya terjadi pada I/O module atau peralatan dilokal)
maka disana akan berpengaruh ke suatu pembatasan.
Sehubungan dengan itu DCS diperlukan desain dengan fasilitas pemeliharaan. Yang
dilengkapi dengan diagnostic LED pada peralatan; plug in module untuk mempermudah
penggantian dan penyusunan logical dengan teratur. Jalan perbaikan segera dengan
penggantian mencabut peralatan yang rusak dengan simpanan pada stock spares yang cukup.
4. DCS Hardware
Panel Purpose
Controller Panel Ruangan khusus diperuntukan suatu system (unit atau
common service) controller (CPU) dan I/O yang ada di
lokal. Cobicle controller adalah juga kommunikasi
primer interface dengan network HMI level yang lebih
tinggi. Yang terdiri dari Ethernet switch, media converter,
untuk kommunikasi diantara controller dan ke server.
Biasanya suatu touch screen dipasang pada pintu panel
Layer Controller berikut controllernya, modules I/O, module kommunikasi dan peripheral
component yang berhubungan. Modules adalah terpasang dengan rel DIN atau ditancapkan di
suau chassis.
Module Controller (CPU) menyimpan operating program khusus yang disetujuai untuk DCS.
Hal ini harus disimpan didalam non-volatile flash memory dari pada RAM dengan power
battery. Controller akan didukung dengan bentuk multiple dari kommunikasi (seperti Ethernet,
RS232/RS485 serial dan field bus) Salah satu dari dalam module itu sendiri atau dengan
menambahkan module kommunikasi. Controller juga harus menerima signal clock untuk time
synchronisation.
I/O module yang biasa dipakai adalah 8, 16 atau 32 input atau output point per module
tergantung pada type I/O yang dipilih oleh vendor. Type I/O terdiri dari:
Control panel kerap kali memakai sebuah touch screen interface untuk local dan control dan
monitoring.
Layer HMI lengkap dengan server dan client PC, perlengkapan IT dan kommunikasi interface.
PC digunakan sebagai server “server grade” harus high speed 64-bit peralatan dipasang
didalam rack 19 inch. Mereka harus dapat berpindah secara automatis (hot swappable) RAID 5
Hard Disk Drive arrays, sekurang-kurangnya 2 x 100/1000 Ethernet LAN interface, dual hot-
swap power supply dan fan, dan SNMP management support.
Sebaiknya client PC untuk operator interface harus permanen dan portable engineering
workstation.
Pelopor dari tayangan (display) grafis proses adalah mimic panel yang menunjukkan proses
yang ditentukan. Kerugiannya adalah ia membutuhkan tempat yang luas.
Display CRT telah melakukan revolusi terhadap desain mimic. Dengan kapasitas penyimpanan
data yang hamper tidak terbatas, operator workstation dapat menyediakan display dari
skematis perpipaan untuk tiap system dalam plant dan pada tingkat detail yang berbeda.
Komponen dasar dari PC termasuk sebuah processor dengan hard disk, monitor, keyboard,
dan mouse atau pointing device lain. Esensinya ia ekuivalen dengan workstation operator atau
engineering workstation. Perbedaan antara system PC dan DCS adalah bahwa PC dikantor
tidak beroperasi dalam lingkungan yang bersifat real-time. Mereka hanya menerima data input
dari keyboards, moses, dan PCs yang lain, dan menghasilkan data output diatas layar atau
pada sebuah printer.
5. Control Panel
5.1.1. Lingkungan
Panel mungkin dipasang dilingkungan yang jauh berbeda dari kondisi udara didalam control
room dan kondisi cuaca dilokasi udara.
Panel yang dipakai harus dilengkapi dengan proteksi sesuai dengan standard IEC 60529
sebagai berikut :
Outdoors: IP 65
Indoors – non-air conditioned: IP54
Indoors – air conditioned: IP21
Panel outdoor terlindungi terhadap matahari dan/atau ventilasi bertekanan yang cocok untuk
membatasi temperature didalamnya dibawah 55ºC.
Dilokasi udara yang corrosive (di lokasi dengan H2S) maka diperlukan tindakan pengukuran
selanjutnya dengan memasang filter udara yang masuk kedalam panel dan dipertahankan
dengan tekanan positive.
Server dan kondisi ruang udara yang lainnya, control room, harus disupply dengan filtere dan
pendingin udara dengan pengatur temperature dan humidity. Lingkungan diperlukan
pengaturan sedapat mungkin sesuai kondisi sebagai berikut:
Modules controller, modules I/O dan peralatan level LAN pembangkit yang dipasang disekitar
pembangkit harus dengan peralatan grade industry yang terlidungi dinding yang kuat dan kasar
5.1.2. Konstruksi
Control panel adalah salah satu standard “off-the-shelf” items or are custom made for the
application.
Pada umumnya panel yang digunakan untuk server dan peralatan IT dan dilengkapi dengan
terpasang frame 19 inch didalamnya. Common brand adalah Rittal dan Modempak. Pada
umumnya metal sisi depanya di pressed dipasang dengan ventilasi.
Ukuran panel adalah typical 600 mm lebar dan 2100 mm tinggi dengan dalam 1000 mm (server
harus dapat dimasukan kedalam melalui rel dan cukup aman). Ruangan harus cukup longgar
disisi depan panel ini agar servers dapat ditarik keluar sepenuhnya untuk penggantian.
Untuk pemasangan panel dilapangan pada umumnya memakai standard yang telah disiapkan
dari pabrikan.
Desain untuk pemesanan untuk kebutuhan panel DCS. Pada umumnya akan berubah-ubah
pada lebar dari 600mm ke 1200mm, kedalaman umumnya 800mm dan tinggi 2200mm. Panels
akan ada plinth 100mm pada bagian bawah.
DCS akan disupply power dari multiple power supply. Normalnya peralatan layer controller
akan disupply power dari dua supply power DC dan peralatan servers dan HMI dari supply
power dual UPS AC.
Dimasa ini pembangkit telah banyak memakai dua independent DC 125 V DC battery backed
supply dan untuk control panel untuk memperoleh pengisian dari masing – masing. Duplicate
DC-DC converter didalam masing – masing panel dilengkapi dengan supply power DC untuk
controller dan I/O module. Normalnya pada 24V DC. Supply DC adalah juga dikombinasi
dengan diode dan peralatan dengan hanya satu supply menggunakan kombinasi DC ini.
Didalam panel server yang sama, peralatan dengan dengan dual supply power AC (untuk
server) diambil dari keduanya supply UPS. Peralatan dengan supply power AC dapat diambil
dari salah satu supply UPS. Untuk penggantian peralatan secara automatic transfer switch
dapat dipasang didalam panel dan dilengkapi peralatan single supply dengan AC dari salah
satu UPS dan jika kehilangan sumber tegangan primer kemudian supply power akan automatic
transfer ke supply power UPS yang lainnya.
6.1. Umum
Pada umumnya ada beberapa kemungkinan level untuk control room pada suatu power plant
tergantung pada kebutuhan kegunaannya dan tenaga operatornya. Jarak dari control room ke
control dilocal tenaga kerja hanya untuk maintenance atau untuk maksud lainnya ke operator
main control room.
Control room akan dirancang dengan lingkungan yang terdiri dari satu atau lebih control desk.
Masing-masing desk akan mempunyai posisi kerja dua atau lebih tergantung pada jumlah
operator yang dibutuhkan pada waktu bekerja.
Suatu posisi kerja akan tergabung terdiri dari keyboard, mouse, speaker untuk audio dan tiga
atau empat monitor layar lebar. Satu atau dua layar lebar (large screen (75 - 80 inch diagonal)
LCD/LED screen akan dipasang didepan satu kelompok operator ke common data display
yang akan menarik ke kelompok control. Control desk juga akan dilengkapi dengan telephone
dan fasilitas radio kommunikasi dan ada tempat untuk PC system business dan monitor CCTV.
Control desk kemungkina didesain dengan fungsi yang berbeda tergantung pada divisi
pekerjaannya. Sebagai contoh, satu desk dan satu set operator akan mengurusi unit dan
sedangkan set yang lainnya adalah digunakan untuk balance of plant.
Suatu ruangan perangkat/server normalnya berdekatan dengan control room, dan kedua
ruangan tersebut harus dengan raise floor untuk memungkinkan menempatkan masuknya
wiring didalam rongga dibawah ubin lantai.
Seuatu pertimbangan adalah apakah harus ada client PC workstation diatas meja atau
dipasang didalam rack didalam server room dan dihubungkan melalui KVM extenders.
Pemasangan PC diatas desk adalah lebih nyaman untuk wiring namun timbul panas dan noise
di area kerja.
6.3. Ventilasi
Control room akan disupply dengan dengan filter air condition yang sesuai dengan spesifikasi
parameter kondisi lingkuan tersebut diatas.
Lampu penerangan yang tepat untuk di control room adalah sangat penting agar tidak
mengganggu pemandangan terhadap layar HMI. Kebanyakan sinar yang langsung ke dalam
layar cederung menghapus atau menimbulkan pantulan.
Beberapa pekerjaan pada permukaan yang mungkin memerlukan penerangan tambahan dan
ini dapat dilengkapi dengan bohlam lampu sorot.