Anda di halaman 1dari 10

STANDARD OPERASI PROSEDUR (SOP)

START UP UNIT #1

SUB UNIT PLTU JERANJANG


UPJP – BALI
PLTU JERANJANG No.Dokumen
Edisi
PROSEDUR START UP Revisi
Halaman 2dari 10 -2- -
2-

TUJUAN
Prosedur ini digunakan sebagai pedoman start up PLTU Jeranjang Unit #1
Sektor Lombok yang benar sehingga berjalan aman dan handal serta
menghindari kesalahan operasi yang akan mengakibatkan kerusakan fatal.

1. RUANG LINGKUP
Ruang Lingkup meliputi jenis-jenis Start Up PLTU Jeranjang Unit #1 yang
terdapat di PLTU Jeranjang Sektor Lombok yaitu Cold Start Up, Warm Start
Up, Hot Start Up. Masing-masing Start Up meliputi IK Pengoperasian Sistem
Air Pendingin, IK Pengoperasian Sistem Pelumasan, IK Pengoperasian sistem
air kondensat, IK Rolling Turbin, IK Pengoperasian system udara dan gas
buang, IK Pengoperasian system bahan bakar, dan IK Sinkron.

2. ACUAN
2.1 Standard Operating Procedure/ Manual Book PT PLN (Persero) Wilayah
NTB Sektor Lombok PLTU Jeranjang.

3. DEFINISI DAN ISTILAH


3.1. Start Up adalah proses menjalankan PLTU secara keseluruhan mulai dari
persiapan operasi system pendingin, system pelumasan, sistem air
kondensat, system udara pembakaran, sistem gas buang, pembakaran
di boiler, produksi uap, rolling turbin, sampai sinkron kejaringan.
3.2. Sinkron adalah proses mengoperasikan generator secara bersama untuk
memikul beban sistem.
3.3. Pembebanan adalah membebani generator setelah persyaratan untuk
pembebanan terpenuhi.
PLTU JERANJANG No.Dokumen
Edisi
PROSEDUR START UP Revisi
Halaman 3dari 10 -3- -
3-

4. TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG


5.1. Manajer PLTU bertanggung jawab atas terlaksananya kegiatan
pengoperasian unit PLTU.
5.2. Supervisor Operasi bertanggung jawab atas setiap kegiatan
pengoperasian unit PLTU.
5.3. Operator bertanggung jawab atas pelaksanaan pengoperasian unit
PLTU sesuai tugas masing-masing.

5. URAIAN PROSEDUR
5.1. Supervisor Operasi menerima jadwal operasi dari sektor Pola
Pembebanan Unit (ROH).
5.2. Supervisor Operasi mengkoordinasikan anggota regu (operator) untuk
persiapan operasi unit PLTU.
5.3. Pelaksanaan Start Up ada tiga jenis, dipilih sesua dengan kondisi sebagai
berikut :
5.3.1. Cold Start Up
a. Temperatur Casing Turbin< 150 ⁰C
5.3.2. Warm Start Up
a. Temperatur Casing Turbin> 150 ⁰C
b. Lama stop < 48 Jam
5.3.3. Hot Start Up
a. Temperatur Casing Turbin> 300 ⁰C
b. Lama stop < 24 Jam
5.4. Setelah menganalisa kondisi-kondisi sesuai persyaratan pilihan Start Up
turbin, Supervisor Operasi mengkoordinasikan untuk melaksanakan
Start Up dengan mengacu pada prosedur.
PLTU JERANJANG No.Dokumen
Edisi
PROSEDUR START UP Revisi
Halaman 4dari 10 -4- -
4-

5.5. Prosedur Start Up sebagai berikut


5.5.1 Pastikan ketersediaan air demint, fire fighting tank, power
supply, serta batu bara sudah siap.
5.5.2 Periksa kondisi Turbin, Boiler, Generator dan seluruh peralatan
bantu, untuk memastikan bahwa pekerjaan pemeliharaan /
pemasangan telah selesai.
5.5.3 Periksa dan pastikan kondisi Furnace telah siap untuk
dioperasikan, sudah terisi Bed Material, serta tidak ada
pekerjaan sebelum menutup Man Hole.
5.5.4 Pastikan semua peralatan / perlengkapan antara lain pompa,
fan, valve-valve, alat ukur parameter, serta proteksi sudah di
test dan siap untuk dioperasikan.
5.5.5 Minta izin dari petugas K3 untuk persiapan operasi.
5.5.6 Lakukan inspeksi sesuai check list kesiapan operasi
5.5.7 Pastikan power dari GI Jeranjang sudah standby di X 25 G.
5.5.8 Koordinasikan dengan APDP untuk memulai pelaksanaan Start
Up. (meminta spare daya)
5.5.9 Operasikan system pendingin utama dan bantu (IK
Pengoperasian Sistem Air Pendingin Utama & IK Pengoperasian
C3W System
5.5.10 Setelah system pendingin normal dilanjutkan mengoperasikan
system pelumasan (IK Sistem Pelumasan).
5.5.11 Periksa dan pastikan level Hot Well ±850 mm dan Deaerator
normal (+ 1600 mm), apabila masi hdibawah standar, isi
dengan mengoperasikan pompa make up (IK Air Penambah).
5.5.12 Operasikan Condensate Pump (IK Air Condensat).
PLTU JERANJANG No.Dokumen
Edisi
PROSEDUR START UP Revisi
Halaman 5dari 10 -5- -
5-
5.5.13 Setelah normal, koordinasikan dengan APDP untuk
mengoperasikan Boiler Feed Pump (IK Pengoperasian Sistem
Air Pengisi)
5.5.14 Periksa dan pastikan level Steam Drum normal antara -10 mm
sampai +10 mm. Pastikan venting Steam Drum, venting
Superheater, dan drain Superheater (sisi selatan & utara Boiler,
Lantai 3) posisi “OPEN”.
5.5.15 Apabila level lebih rendah dari batas normal, isi Steam Drum
dengan membuka water export valve, sebelumnya pastikan
valve-valve manual di line feeding water sudah terbuka. (IK
Pengoperasian Sistem Air Pengisi).
5.5.16 Operasikan Compressor Air System (sesuai dengan IK
Pengoperasian Compressor Air System).
5.5.17 Koordinasikan dengan APDP untuk operasikan system udara
dan gas buang meliputi Induced Draft Fan (IDF), Primary Air
Fan (PAF), Secondary Air Fan (SAF), ( IK Pengoperasian Sistem
Udara dan Gas Buang).
Note: SAF di start selama +/- 10 menit pada start up awal
dengan tujuan menurunkan bed material pada sisi Low Speed
Bed bila perlu.
5.5.18 Operasikan IDF dan PAF (sesuai IK Pengoperasian Sistem
Udara dan Gas Buang) dengan memperhatikan parameter
sebagai berikut :
a. Outlet Pressure Furnace (- 20 s/d 100 KPa).
b. Layer Differential Pressure
- Pada beban 25 % (7.5 – 10 KPa).
- Pada beban 50 % (11 – 12 KPa)
PLTU JERANJANG No.Dokumen
Edisi
PROSEDUR START UP Revisi
Halaman 6dari 10 -6- -
6-
- Pada beban 75 % (12 – 13 KPa)
- Pada beban 100 % (13-14 KPa)
c. Temperatur Wind box (dijaga 850 – 950o C)
Note:
Lakukan Sand Test level pasir normal 45 – 55 cm (bila perlu,
kondisi pada saat Start Up awal – kondisi Furnace dingin) dan
Spray Test.
5.5.19 Apabila parameter udara di furnace sudah normal dan stabil,
dan purging boiler (sesuai sequence - FSSS) telah dilakukan,
koordinasikan dengan operator lokal Boiler untuk persiapan
Start Burner (Sesuai IK Pengoperasian Bahan Bakar HSD).
5.5.20 Periksa level tangki HSD dan pastikan stock normal.
5.5.21 Start system bahan bakar HSD untuk start awal boiler. ( IK
Pengoperasian Sistem HSD).
5.5.22 Perhatikan parameter sebagai berikut :
a. Ignitor Outlet Temperature < 1000oC, proteksi burner akan
bekerja pada temperature > 1000oC.
b. Gas Air Temperature Winbox (Air Chamber Temperature)
(max < 850 - 950oC)
c. Temperatur Bed Material/Upper Bed (jaga kenaikan
temperature bed material permenit 1-20C).
5.5.23 Apabila temperatur Bed material sudah mencapai 450 - 500 ⁰C,
operasikan system bahan bakar batubara (IK Pengoperasian
Sistem Bahan bakar).
5.5.24 Operasikan Electrostatic Precipitator (ESP) (IK Pengoperasian
ESP).
PLTU JERANJANG No.Dokumen
Edisi
PROSEDUR START UP Revisi
Halaman 7dari 10 -7- -
7-
5.5.25 Apabila temperatur Bed Material sudah diatas 650 ⁰C system
bahan bakar HSD bisa di stop.
5.5.26 Seiring kenaikan temperature dalam furnace steam sudah mulai
terbentuk, maka perhatikan dan jaga level steam drum ±10
mm. Tutup venting Steam Drum & venting Header Superheater
saat pressure Steam Drum sudah mencapai 0,2 MPa.
5.5.27 Lakukan pengecekan kualitas air parallel (terutama Saturated &
Superheat Sampling) dengan proses warming up pipa dengan
membuka sedikit demi sedikit Main Steam Header Valve
(L2BA10AA130), dengan kenaikan Temperatur Main Steam 5
⁰C/menit hingga steam pressure < 0,3 MPa, tahan pressure
sampai kualitas steam (silica < 20 µg/liter dan PH 9 - 10).
Sebelum melakukan hal tersebut, pastikan Manual Valve drain
Main Steam sebelum MSV posisi “Open”.
5.5.28 Pastikan HP Oil sudah dioperasikan (pressure 2 MPa).
5.5.29 Jika diperlukan, tes pergerakan MSV dan Governor Valve, dan
lakukan tes untuk safety oil device di lokal (Sesuai IK
Pengoperasian DEH/freedom test).
5.5.30 Cek kerapatan MSV saat close.
5.5.31 Bila silica sudah terpenuhi, lanjutkan proses Vaccum Up ( IK
Pengoperasian Vacuum Up).
5.5.32 Operasikan Steam Seal Extraction Fan (Shaft Seal Fan) dan
Adjust Pressure dan Temperatur Seal turbin (Equalizing Tank).
(IK shaft seal)
5.5.33 Operasikan Vacuum pump.
5.5.34 Adjust Vacuum kondensor berkisar -0,060 sd -0,075 MPa.
(Indikator proteksi vacuum low 2 & 1 di ETS hilang)
PLTU JERANJANG No.Dokumen
Edisi
PROSEDUR START UP Revisi
Halaman 8dari 10 -8- -
8-
5.5.35 Adjust HP (Temp. 250 – 300 degC), LP (150 – 175 degC) dan
pressure 0.09 – 0.13 MPa pada Surge Tank Seal Turbin.
5.5.36 Open MSV dari local (indikasi TURB AUTO MSSV CLS hilang)
lalu reset ETS (pastikan tidak ada alarm di ETS) dan lakukan
warming up setelah Main Steam Turbine Valve (L2BA10AA131,
MV Sebelum MSV), lakukan warming line dengan cara
membuka sedikit demi sedikit manual bypass valve.Setelah nilai
Pressure dan Temperature Main Steam Outlet Header
Superheater dan sebelum MSV sudah sama, “Open” Main steam
turbine valve (L2BA10AA131) secara perlahan. Setelah Motor
Valve tersebut sudah “Full Open”, “Close” secara perlahan
manual valve by pass tersebut (Sesuai IK Rolling Turbin).
5.5.37 Saat temperatur steam 130 150 ⁰C lanjutkan dengan mengikuti
tabel berikut :
Pressure (MPa) Bosst rate (MPa/min) Temp.rise rate (°C/min)

0,3 – 0,6 0,05 5

0,6 – 1,5 0,1 5

1,5 – 9,0 0,2 5

5.5.38 Persiapan untuk Rolling Turbine, pastikan Governor System


normal.
5.5.39 Start Rolling Turbine mengikuti prosedur Cold Start Up dengan
pressure main steam di 4 - 6 MPa dan temperature di 450 oC (IK
Rolling Turbine).
5.5.40 Perhatikan semua parameter di Boiler,Turbin, Pelumasan, dan
system pendukung lainnya, serta pastikan semuanya normal.
PLTU JERANJANG No.Dokumen
Edisi
PROSEDUR START UP Revisi
Halaman 9dari 10 -9- -
9-
5.5.41 Tutup Manual Valve Drain Superheater satu persatu parallel
dengan proses rolling turbin.
5.5.42 Setelah steam pressure mencapai 8,83 ±0,49 MPa dan steam
temperature mencapai 535⁰C (+5, -10) maka dilanjutkan
pembebanan dengan sinkron kejaringan. (IK Sinkron).
- Proses kenaikan beban disesuaikan dengan kondisi unit
hingga stabil (koordinasi dengan LCC mengenai
frekuensi, tegangan, dan power factor (0,85).
- Jaga kualitas air sesuai standard operasi.
- Monitor carbon brush sisi timur luar generator.
- Monitor level air laut setelah rotary screen.
- Monitor vibrasi turbin sisi rear turbin.
5.5.43 Untuk proses sliding pressure start up pada saat steam
pressure 2 2,5 MPa dengan steam temperature 300 350 ⁰C,
pembebanan dapat dilakukan.
5.5.44 Operator melaksanakan sinkron Generator dan dilanjutkan
proses pembebanan sesuai dengan jadwal ”Pola Pembebanan
Mesin” atau sesuai dengan kebutuhan sistem (IK Sinkron).
5.5.45 Selama unit beroperasi operator melakukan pemeriksaan dan
dicatat dalam Log Sheet harian 1x/ jam.
5.5.46 Operator melaporkan hasil kegiatan operasi dalam Buku Harian
Operator yang ditanda tangani oleh Supervisor Operasi.
5.5.47 Operator mencatat dan melaporkan kelainan fungsi peralatan
yang sedang beroperasi ke Supervisor Operasi tentang Laporan
Kejadian Piket Operasi dan diserahkan ke Manajer PLTU.
Supervisor Operasi mengisi formulir permintaan pemeliharaan
PLTU JERANJANG No.Dokumen
Edisi
PROSEDUR START UP Revisi
Halaman 10dari 10 - 10 - -
10 -
ke Supervisor Pemeliharaan dengan menggunakan formulir
Kartu Permintaan Pemeliharaan (Service Request).
5.5.48 Supervisor Operasi membuat rangkuman kegiatan selama
beroperasi pada form notulen serah terima tukar jaga operator
yang disampaikan pada saat pergantian shift.
5.5.49 Supervisor Operasi shift yang sedang berjaga 15 menit sebelum
pergantian shift memimpin briefing serah terima tukar jaga
operator, yang diikuti oleh semua petugas shift berikutnya.

6. LAMPIRAN
6.1. Cold Start Up
6.1.1. IK Pengoperasian Sistem Air Pendingin
6.1.2. IK PengoperasianSistemPelumasan
6.1.3. IK Pengoperasian sistem air kondensat
6.1.4. (IK shaft seal)
6.1.5. IK Vacuum up
6.1.6. IK Rolling Turbin
6.1.7. IK Pengoperasian sistem udara dan gas buang
6.1.8. IK Pengoperasian sistem bahan bakar
6.1.9. IK Sinkron
6.1.10. IK PengoperasianPendinginUtama
6.1.11. IK Pengoperasian C3W System
6.1.12. IK Pengoperasian DEH

7. DOKUMEN TERKAIT
-

Anda mungkin juga menyukai