Oleh :
Menyetujui:
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui:
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Sistem PLTU terdiri dari beberapa komponen utama, yakni boiler, turbin,
kondensor, generator, pompa dengan beberapa komponen-komponen pendukumg
seperti preheater dan economizer. Menggunakan uap panas dari pembakaran untuk
memanaskan boiler stocker yang berisi air untuk menghasilkan uap, uap panas ini
akan dilarikan melewati pipa-pipa untuk menggerakkan turbin yang mampu
menghasilkan listrik berkekuatan 2 × 10 Megawatt.
1
Pembangkit listrik ini memiliki dua komponen utama untuk mengubah energi
kinetik dari uap menjadi energi listrik, yaitu turbin uap dan generator listrik. Turbin
uap berfungsi untuk mengubah tenaga uap menjadi tenaga gerak atau mekanis yang
berupa putaran untuk memutar poros generator dan exciter. Sedangkan generator
berfungsi sebagai mesin pembangkit tenaga listrik dengan mengkonversi energi
mekanis menjadi listrik. Kinerja dari sistem PLTU ini salah satunya dipengaruhi
oleh efisiensi dari turbin.
Efisiensi adalah suatu ukuran tingkat pemanfaatan sumber daya dalam suatu
proses. Semakin besar efisiensi generatornya maka keandalan sistem juga semakin
baik. Tetapi seperti halnya setiap hal di dunia setiap benda terutama mesin,
kinerjanya cenderung menurun setelah pemakaian terus menerusa. Oleh karena itu
perlu dilakukan analisa terhadap efisiensi turbin secara berkala untuk mengetahui
apakah turbin masih dalam kondisi optimal atau tidak.
Dari latar belakang tersebut, penulis merasa perlu dilakukan analisis yang
berhubungan dengan kinerja pada turbin uap yaitu dengan judul “Analisa Efisisensi
Turbin Uap PLTU POMU Holtekamp”.
Ada beberapa tujuan yang dapat ditemukan di tugas akhir, yang akan
dikategorikan menjadi tujuan khusus dan tujuan umum. Tujuan-tujuan tersebut
adalah memperoleh berapa besar efisiensi turbin uap PLTU Holtekamp.
2
1.4 Batasan Masalah
Batasan masalah yang dibahas dalam penulisan Tugas Akhir adalah :
1. Membahas mengenai Efisiensi Turbin Uap PLTU Holtekamp.
2. Tidak membahas proses yang terjadi di komponen-komponen PLTU
lainnya.
1.5 Manfaat Penelitian
Ada beberapa manfaat yang bisa didapatkan dari pelaksanaan penelitian
ini, antara lain adalah :
1. Sebagai wahana penambah pengetahuan penulis mengenai PLTU
khususnya dalam bidang Turbin Uap.
2. Sebagai referensi bagi pembaca yang mungkin hendak melakukan
penelitian serupa.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
4
2.1.1 Fungsi PLTU
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) adalah pembangkit listrik
thermal yang paling banyak digunakan di dunia karena efisiensi yang baik
dan bahan bakar yang murah dan mudah didapat. PLTU sendiri adalah mesin
konversi energi yang menghasilkan listrik dengan mengubah energi kimia
dalam bahan bakar menjadi energi kinetic yang akan menghasilkan energi
listrik. Pembangkit listrik tenaga uap menggunakan berbagai macam bahan
bakar terutama batu bara dan minyak bakar, serta MFO untuk start up awal
(Hammada Abbas 1976).
Proses konversi energi energi PLTU berlangsung melalui 3 tahapan,
yaitu :
1. Pertama, energi kimia dalam bahan bakar diubah menjadi energi
panas dalam bertekanan dan temperature yang tinggi.
2. Kedua, energi panas dalam bentuk uap diubah menjadi energi
mekanik dalam bentuk perputaran turbin.
3. Ketiga, energi mekanik diubah menjadi energi listrik.
5
2. Dapat dibangun dengan berbagai kapasitas
3. Sangat cocok dioperasikan untuk memikul berbagai beban dasar
(base load)
4. Kontinyuitas operasi yang lama
5. Usia pakai (life time) relatif lama
Tetapi PLTU juga memiliki beberapa kelemahan yang harus
dipertimbangkan saat memilih jenis pembangkit thermal. Kelemahan ini
adalah :
1. Sangat bergantung pada ketersediaan pasokan bahan bakar
2. Tidak dapat dioperasikan (start) tanpa pasokan listrik dari luar
3. Memerlukan pasokan air pendingin yang sangat banyak dan terus-
menerus
4. Investasi awal yang cukup mahal
2.1.2 Komponen Utama PLTU
PLTU adalah mesin pembangkit yang terdiri komponen mesin utama
dan komponen instalasi penunjang. Komponen utama dari PLTU terdiri dari
empat, yaitu :
1. Boiler
2. Turbin Uap
3. Kondensor
4. Generator
Sedangkan komponen penunjang PLTU umumnya terdiri dari :
1. Desalination Plant (Unit Desal) untuk pengunaan air laut
2. Reverse Osmosis (RO)
3. Pre-Treatment untuk unit yang menggunakan pendingin air
tanah/sungai
4. Demineraliser Plant (Unit Denim)
5. Hidrogen Plant (Unit Hidrogen) untuk unit yang menggunakan H2
sebagai pendingin Generator
6. Chlorination Plant (Unit Chlorin) untuk air laut
7. Auxiliary Boiler
6
8. Coal and Ash handling
Tiap-tiap komponen utama dan peralatan penunjang dilengkapi
dengan system-sistem dan alat bantu yang mendukung kerja komponen
tersebut. Gangguan atau malfunction akan menyebabkan terganggunya
keseluruhan kinerja system PLTU.
1. Boiler
7
(pembangkit uap). Berdasarkan bahan bakar yang digunakan, PLTU
dapat dibedakan menjadi :
1. PLTU Batubara
2. PLTU Minyak
3. PLTU Gas
4. PLTU Nuklir atau PLTN
Jenis PLTU batu bara masih bisa dibedakan berdasarkan proses
pembakarannya, yaitu PLTU dengan pembakaran batu bara bubuk
(Pulveized Coal/PC Boiler) dan PLTU dengan pembakaran batu bara
curah (Circulating Fluidized Bed/CFB Boiler). Perbedaan lain antara
PLTU Batu bara dengan PLTU Minyak atau PLTU Gas adalah pada
peralatan dan sistem penanganan dan pembakaran bahan bakar beserta
pengolahan limbah abunya. Peralatan yang digunakan PLTU lebih
banyak dan rumit dibanding yang digunakan PLTU Minyak dan PLTU
Gas.
2. Turbin Uap
8
poros turbin bergerak menghasilkan energi mekanik berupa putaran.
Tenaga putar ini akan digunakan untuk memutar generator.
Uap yang telah melakukan tugasnya untuk memutar turbin akan
mengalami penurunan tekanan dan temperatur, hingga berubah menjadi
uap basah. Uap basah atau jenuh ini kemudian akan dialirkan ke dalam
kondensor untuk didinginkan agar menjadi air kondensat.
3. Kondensor
9
temperatur jenuh, yaitu kondisi kondensor berada pada kondisi vakum.
Karena temperatur air pendingin sama dengan temperatur udara luar,
maka temperatur air kondensatnya maksimum mendekati temperatur
udara luar. Apabila panas terganggu, maka akan berpengaruh terhadap
tekanan dan temperatur.
4. Generator
10
2.1.3 Prinsip Kerja PLTU
PLTU menggunakan fluida kerja air uap yang bersirkulasi secara
tertutup (close cyle). Siklus tertutup berarti menggunakan fluida yang sama
secara berulang-ulang. Urutan sirkulasi sederhananya adalah sebagai berikut :
Pertama, air dimasukkan ke dalam boiler hingga mengisi penuh seluruh
permukaan pemindah panas. Di dalam boiler ini air akan dipanaskan
dengan gas hasil pembakaran batu bara sehingga air berubah wujud
menjadi uap panas.
Kedua, uap hasil produksi boiler dengan tekanan dan temperatur tertentu
akan diarahkan untuk memutar turbin, menghasilkan daya mekanik berupa
perputaran turbin.
Ketiga, generator yang ditenagai langsung oleh turbin berputar
menghasilkan listrik dari perputaran medan magnet dalam kumparan
Uap jenuh akan keluar dari turbin dan masuk ke kondensor untuk
didinginkan dengan air pendingin agar kembali berubah menjadi air. Air
kondensat hasil kondensasi ini akan digunakan lagi sebagai air pengisi boiler.
Siklus ini akan terus berlangsung terus menerus dan dan berulang-ulang.
Sekalipun siklus fluida kerjanya merupakan siklus tertutup, namun
pengurangan jumlah air tidaklah terhindarkan. Hal ini bisa disebabkan oleh
kebocoran-kebocoran di sepanjang siklus, baik yang sengaja maupun yang
tidak disengaja. Karena itu, untuk mengganti air yang hilang perlu adanya
penambahan air ke dalam siklus. Kriteria air penambah (make up water) ini
harus sama dengan air yang ada dalam siklus.
11
2.2 Siklus rankine
Rankine cycle merupakan salah satu siklus uap yang dapat membantu
memberikan gambaran umum dari subsistem terpenting yang ada di dalam
PLTU. PLTU merupakan alat yang memanfaatkan energi kimia dari bahan
bakar menjadi energi listrik. Pada subsistem tersebut terjadi konversi energi
yaitu dari energi panas menjadi energi gerak. Ada juga komponen-komponen
dasar subsistem yang ada di semua PLTU antara lain adalah boiler, turbin,
kondensor dan pompa.
12
2.3 Turbin Uap
Turbin uap merupakan salah satu komponen utama di PLTU yang
mengkonversi energi potensial uap menjadi energi kinetik dan selanjutnya
diubah menjadi energi mekanis dalam bentuk putaran poros turbin. Poros
turbin, baik langsung atau dengan bantuan roda gigi reduksi, dihubungkan
dengan mekanisme yang akan ditenagai. Turbin uap dapat dimanfaatkan di
berbagai bidang seperti bidang industri, untuk pembangkit tenaga listrik dan
untuk transportasi, hanya tergantung pada jenis mekasnisme yang digunakan.
Sebuah sistem turbin uap – generator yang digunakan untuk
pembangkit listrik tenaga uap dimanfaatkan untuk mengkonversikan energi
panas dari uap air menjadi energi listrik. Proses yang terjadi adalah energi
panas yang ditunjukkan oleh gradien / perubahan temperatur dikonversikan
oleh turbin menjadi energi kinetik dan sudu-sudu turbin mengkonversikan
energi kinetik ini menjadi energi mekanik pada poros/shaft. Kemudian
generator mengkonversikan energi mekanik tadi menjadi energi listrik. Panas
uap air yang tersisa dan tidak terkonversi menjadi energi mekanik,
terdisipasi/dibuang di kondensor oleh air pendingin untuk kemudian digunakan
lagi sebagai bahan pembuat uap air di siklus tertutup ini.
Pada umumnya PLTU menggunakan turbin uap tipe multistage, yakni turbin
uap yang terdiri atas lebih dari 1 stage turbin (Turbin High Pressure,
Intermediate Pressure, dan Low Pressure). Uap air superheater yang
dihasilkan oleh boiler masuk ke turbin High Pressure (HP), dan keluar pada
sisi exhaust menuju ke boiler lagi untuk proses reheater. Uap air yang sudah
dipanaskan ini lalu dimasukkan kembali ke turbin up sisi Intermediate
Pressure (IP), uap keluar dari sini akan masuk ke Turbin Low Pressure (LP).
Uap kemudian keluar dari LP dan menuju kondensor untuk proses kondensasi.
13
2.4 Komponen Utama Turbin Uap
Berikut adalah beberapa bagian-bagian penting dari turbin uap :
1. Shaft Seal
Shaft seal adalah komponen turbin yang terletak diantara poros dan
casing yang berguna untuk mencegah uap air keluar dari sela-sela antara
poros dengan casing yang diakibatkan perbedaan tekanan dan juga untuk
mencegah udara luar masuk ke dalam turbin (terutama di turbin LP yang
tekanan uap airnya lebih vakum) selama turbin uap beroperasi.
Turbin uap menggunakan sistem labyrinth seal untuk shaft seals.
Sistem ini berupa bagian yang berkelok-kelok pada poros dan casingnya-
nya yang kedua sisinya saling bertemu secara berselang-seling. Di antara
labyrinth poros dengan labyrinth casing diberikan sedikit rongga dengan
jarak tertentu. System ini berfungsi untuk mengurangi tekanan uap air di
dalam turbin yang masuk ke sela-sela labyrinth sehingga tekanan antara uap
air dengan udara luar akan mencapai nilai yang sama pada titik tertentu.
Selain sistem labyrinth seal ini, ada satu sistem tambahan Bernama system
seal & gland system.
Sistem ini bertugas untuk menjaga tekanan di labyrinth seal pada
nilai tertentu terutama saat start up awal dan saat shut down turbin dimana
tidak akan ada uap air yang masuk ke dalam turbin uap.
14
2. Turbine Bearings
3. Balance Piston
Pada turbin uap, ada 50% gaya reaksi dari sudu yang berputar
menghasilkan gaya aksial terhadap sisi belakang dari silinder pertama
turbin, gaya inilah yang menyebabkan perlunya system balance piston.
15
4. Turbine Stop Valves
16
6. Turning Device
Adalah suatu mekanisme untuk memutar rotor dari turbin pada
saat start awal atau pada saat setelah shut down untuk mencegah terjadiya
distorsi/bending akibat dari suatu proses pemanasan atau pendinginan
yang tidak seragam pada rotor.
7. Silinder
Silinder merupakan bagian dari stator turbin uap. Stator itu
adalah bagian diam dalam komponen turbin uap yang pada dasarnya
memiliki konstruksi yang rumit serta memiliki ruang – ruang dalam
turbin yang luas sehingga mencakup dan mensuplai uap ke seluruh ruang
tingkatnya. Bentuk konstruksi stator umumnya memiliki flens mendatar
dan bahan yang dipakai untuk pembuatan silinder ini umumnya adalah
baja dan besi cor. (Shlyakhin 1966). Menggunakan pin, rusuk silinder
dan tutup ujung akan menambah kekuatan dan kekakuan pada silinder.
Umumnya pipa-pipa buang untuk turbin berkapasitas besar akan
dilengkapi dengan rusuk-rusuk di bagian dalam untuk menambah nilai
kekakuannya. Rusuk-rusuk ini berfungsi untuk memandu aliran uap
menuju kondensor. Hal ini akan mengurangi kerugian panas di saluran
pembuangan.
8. Nozzel
17
Nozzel berfungsi untuk menyebarkan dan mengarahkan aliran uap
yang masuk ke turbin ke permukaan sudu sudu tingkat pengaturan
putaran turbin. Pertambahan kecepatan semburan uap pada sisi keluar
nosel diperoleh sebagai akibat penurunan pada kandungan kalor uap.
(Shlyakhin 1966). Nozzel juga merupakan salah satu komponen
terpenting yang berfungsi untuk menyalurkan uap ke sela-sela dan juga
ke komponen selanjutnya.
18
2.5 Perhitungan Efisiensi Turbin
2.5.1 Turbine Heat Rate
Turbine heat rate merupakan perhitungan perbedaan heat dari
parameter fluida yang masuk dan keluar dari pada boiler atau total laju heat
yang masuk pada suatu siklus uap. Turbine heat rate bisa menunjukan
perbandingan dari energi total yang digunakan untuk memutar turbin, dengan
energi listrik nett yang dihasilkan oleh generator.
Turbine Heat Rate dapat dikalkulasi dengan persamaan :
ṁ (ℎ1 −ℎ2 )
𝑇𝐻𝑅 =
𝐺𝑟𝑜𝑠𝑠 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡
Dimana :
THR = Heat Rate Turbine
ṁ = Laju Aliran Massa Uap (kg/s)
ℎ1 = Enthalpy Steam Out Boiler (kJ/kg)
ℎ2 = Enthalpy Water In Boiler (kJ/kg)
Gross Output = Power Output Generator (kW)
19
2.5.3 Nett Plant Heat Rate
Nett Plant Heat Rate merupakan selisih dari daya/power total yang
dihasilkan suatu pembangkit dengan pemakaian daya/power (auxiliary
power) pada peralatan-peralatan pembangkit seperti pompa, kondensor,
compressor, dll. Persamaan untuk Nett Plant Heat Rate adalah :
𝐺𝑃𝐻𝑅
𝑁𝑃𝐻𝑅 =
(1 − 𝐴𝑢𝑥. 𝑃𝑜𝑤𝑒𝑟/ 𝐺𝑟𝑜𝑠𝑠 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡)
Di mana:
NPHR = Nett Plant Heat Rate
GPHR = Gross Plant Heat Rate
Aux Power = Daya untuk Pembangkit (kW)
Gross Output = Power Out Generator (kW)
Dimana:
𝜂 = Efisiensi Turbin
Energi Kalor 1 kWh = 3600 kJ
20
2.6 Penelitian Sebelumnya
Riyki Apriandi & Aqli Mursadin. Analisis kinerja turbin uap
berdasarkan Performance Test PLTU PT. INDOCEMENT P-12 TARJUN.
Dari hasil perhitungan dan analisis nilai turbine heat rate rata – rata PLTU
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Tarjun Plant 12 berdasarkan
performance test pada bulan Agustus 1999 adalah 2,546, bulan April 20
16 2,537, bulan Juni 2017 2,56, dan bulan Mei 2018 2,67. Nilai efisiensi
turbin rata-rata pada bulan Agustus 1999 adalah 39,30 %, bulan April 2016
39,43 %, Juni 2017 39,07 %, bulan Mei 2018 37,46 %. Unjuk kerja turbin
PLTU PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Tarjun Plant 12 terjadi
penurunan dari tahun 1999 hingga tahun 2018 sebesar 1,84 %.
Briliana Kurniasari, Ir. Wiwik Handajadi, M. Eng & Slamet Hani,
S.T., M.T. Analisa efisiensi turbin generator berdasarakan kualitas daya
PLTU pabrik gula Madukismo. Dari hasil perhitungan manual, nilai
efisiensi yang diambil dari nilai temperatur uap, tekanan uap, dan beban
yang dibangkitkan generator selama musim giling pada tahun 2016 sampai
2017, yaitu pada bulan Mei sampai Desember 2016 dan bulan Mei sampai
Juni 2017. Terjadi penurunan terus-menerus di bulan September 2016
sampai Desember. Dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa faktor
yang mempengaruhi penurunan ini, seperti rugi-rugi mekanik. Penurunan
efisiensi pada tahun 2016 juga mempengaruhi kualitas ampas tebu yang
dihasilkan. Jumlah ampas tebu yang dihasilkan sangat melimpah tetapi
kualitasnya cukup buruk, hal ini juga dipengaruhi musim penghujan yang
terjadi saat itu.
Dwi Cahyadi. Analisa perhitungan efisiensi Tubine Generator
QFSN-300-UNIT 10 DAN 20 PT. PJB UBJOM PLTU REMBANG.
Proses pembangkitan listrik khususnya pada PLTU 1 Jawa Tengah
Rembang terdiri dari siklus bahan bakar, siklus uap dan air, serta siklus
pembakaran. Pada unit 10, nilai efisiensi terendah terjadi pada hari ke-
sembilan, dan efisiensi tertinggi terjadi pada hari kedua. Pada unit 20, nilai
efisiensi terendah terjadi pada hari ke-delapan, dan efisiensi tertinggi
21
terjadi pada hari ke-enam. Turbine generator QFSN-300-2-20B
mengalami penurunan efisiensi sebesar ±5% dari nilai efisiensi desain
sebesar ±98% menjadi 93.15% pada unit 10 dan 92.39% pada unit 20.
Aris Lafianto, Yopa Eka Prawatya & Muhammad Ivanto. Analisis
pengaruh perubahan tekanan Kondensor (vakum) terhadap efisiensi Heat
Rate turbin uap di PT. PJB (pembangkit Jawa dan Bali) PLTU Ketapang
10 MW. Dari hasil perhitungan maka efek perubahan tekanan kondensor
(vakum) sangat berpengaruh terhadap nilai efesiensi thermal dan heat rate
turbin serta efesiensi pembangkit di PT.PJB (Pembangkit Jawa Bali)
PLTU Ketapang. Pada bulan Mei dan Juni tekanan vakum sebelum
maintenace yaitu -84,86 sampai dengan -85,86 MPa dan berpengaruh
terhadap Turbin Heat Rate, Efesiensi Thermal Turbin dan Efesiensi
Pembangkit. Perubahan tekanan kondensor (vakum) dikarenakan
kenaikan temperatur air, tinggi beban dan didalam tube condensor
tersumbat oleh kotoran. Pada bulan Juli Setelah dilakukannya maintenace
tekanan vakum meningkat sebesar -87,11 Mpa dan Turbin Heat Ratenya
menurun 101,47 Kj/kWh, efesiensi thermal turbinnya 70,59 % dan
efesiensi pembangkit sebesar 35,47 % sehingga pembangkit di PT.PJB
(Pembangkit Jawa Bali) PLTU Ketapang bekerja optimal.
22
BAB III
METODE PENELITIAN
23
3.2 Sketsa Alat
24
Gambar 3. 4 Konstruksi Turbin Uap
Sumber : (n.pinterest.com/pin/construction-of-steam-turbines-autocad-drawing-
given-in-this-drawing-download-2d-autocad-drawing-dwg-file-cadbull-in-2021--
452541462564997829/)
25
3.3 Diagram Alur Penelitian
START
Studi Literatur
Identifikasi Masalah
Pengambilan Data
Tidak
Apakah Analisa
dan Pembahasan
telah sesuai?
Ya
Kesimpulan
Selesai
26
3.4 Metode Penelitian
1. Metode Pengumpulan Data
Data yang dibutuhkan untuk penyelesaian penulisan Tugas Akhir ini
bisa didapatkan dari komputer di CCR maupun dengan memantau secara
langsung di lapangan.
2. Metode Pengolahan Data
Metode pengolahan data dari penelitian ini yaitu data yang
diperoleh dari penelitian ini akan diolah secara manual dengan
menggunakan formula-formula yang sudah ditentukan.
2 Pengumpulan
Data
3 Penyusunan
Proposal
4 Ujian Proposal
27
3.6 Rencana Tabel Data
Table 3.2 Data perhitungan THR (Turbine Heat Rate)
2
3
4
5
6
7
28
Daftar Pustaka
Riyki Apriandi, Aqli Mursadin., (2016) Analisis Kinerja Turbin Uap Berdasarkan Performance
Test PLTU PT. Indocement P-12 Tarjun, sjme KINEMATIKA Vol.1 No.1, 1 Juni 2016,
Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat, Kalimantan Selatan.
Briliana Kuniasari, Ir. Wiwik Handajadi, M. Eng, Slamet Hani, S.T., M.T, (2017) Analisa Efisiensi
Generator Berdasarkan Kualitas Daya Pada PLTU Pabrik Gula Madukismo, Jurnal
Elektrikal Vol.4 No. 2, Desember 2017, Institut Sains & Teknologi AKPRIND, Yogyakarta.
Sidik Permana, Zultri Memori, Muhammad Naufal Jamris, Muhammad Ihsan, Wili Pratama,
(2015) Teknik Tenaga Listrik, Jurusan Teknik Mesin Institut Teknologi, Padang.
Wahyu Sudarmaji1 , Wahyudi Budi Pramono,S.T.,M.Eng, Ir.H. Suyamto, (2019) Studi dan Analis
Heat Rate Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batubara, Jurnal Teknik Elektro
Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
Wijaya, Senna Oktovan, (2019) Analisis Laju Perpindahan Panas Dan Perpindahan Panas Dan
Efektivitas Kondensor Unit IV PLTU PT. PJB UP Gresik, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember, Surabaya.
Aris Lafianto, Yopa Eka Prawatya, Muhammad Ivanto, (2019) Analisis Pengaruh Perubahan
Tekanan Knodensor (Vakum) Terhadap Efisisensi Heat Rate Turbin Uap di PT. PJB
(Pembangkit Jawa Bali) PLTU Ketapang 10 MW, Jurnal Teknologi Rekayasa Teknik Mesin,
Jurusan Teknik Mesin Universitas Tanjungpura, Pontianak.