Di PT. IPMOMI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Dasar Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan
Dalam memasuki dunia kerja, mahasisiwa tidak hanya dituntut untuk
lulus berbekal kederdasan intelektual namun harus memiliki kemampuan
dasar.
Kemampuan dasar yang dimaksud antara lain pengetahuan ( knowledge ),
ketrampilan ( skill ), sikap ( attitude ), untuk mendapatkan ketiga hal
tersebut, tidak semua didapatkan melalui dunia perkuliahan formal, oleh
karena itu mahasiswa perlu melakukan praktek kerja lapangan ( PKL ).
Praktek kerja lapangan adalah suatu proses ngajar mengajar pada dunia kerja
nyata, sehingga mahasiswa mendapat gambaran dan pengalaman kerja
secara langsung menyeluruh sekaligus memberikan kesempatan kepada
mahasiswa untuk mengaplikasikan teori yang mereka dapatkan selama
perkuliahan.
1.2 Visi Dan Misi Perusahaan
Pengembangan pengetahuan serta keahlian Sumber Daya Manusia
di PT. IPMOMI terus dikembangkan dengan pelatihan atau training baik
PT. IPMOMI sendiri ataupun ke lembaga Pendidikan dalam maupun luar
negeri. PT. IPMOMI didirikan untuk memberikan jasa dibidang
pengoperasian dan pemeliharaan bagi industri pembangkit tenaga
independent di Indonesia, dengan visi terus mengembangkan mutu untuk
semua pelayanan yang dikerjakan, memberi kepuasan penuh dan biaya
yang efektif kepada setiap pelanggan sekaligus meyediakan kesempatan
berkarir yang memuaskan bagi karyawan PT.IPMOMI . Oleh karena itu
PT. IPMOMI mempunyai nilai-nilai mutu sebagai berikut :
1. Kepuasan pelanggan
Berusaha terus mengembangkan mutu untuk semua pelayanan, memberI
kepuasan penuh dan biaya yang efektif kepada setiap pelanggan.
2. Organisasi yang efektif
1
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
2
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
3
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
BAB II
MITSUI CORPORATION
JAPAN
6
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
Edision Mission Energy (EME) didirikan pada tahun 1986 sebagai anak
perusahaan dari Southern California. Edision Mission and Maintenance
(EMOM) adalah anak perusahaan dari Edison Mission Energy yang
bergerak dalam bidang pengoperasian dan pemeliharaan suatu proyek
industry. Pada bulan januari 1996, EMOM yang berpusat disingapura
mendirikan PT. Edision Mission Operation and Maintenance indonesia
(PT.EMOMI) untuk menjalankan dan mengoperasikan proyek paiton
selama masa pra-komersil dan komersil. Proyek tersebut telah mendapat
persetujuan presiden PP No. 396/1/PMA/1995.
Tanggal 19 juli 1996 dibentuk PT.EMOMI bidang usaha jasa
pengoperasian dan perawatan pembangkit tenaga listrik di DKI jakarta
dengan daerah operasi di seluruh Indonesia. Kemudian disahkan dengan
akte notaris pada tanggal 21 januari 1997 No. 98 dengan surat keputusan
No: C2-5083-HT.01.01.TH’97 tanggal 16 juni 1997. Pada akhir periode
2004 PT.EMOMI berganti nama menjadi PT.Internasioanal Power Mitsui
Operation and Maintenance Indonesia (PT.IPMOMI) dibawah tangan
perusahaan mitsui & company, Ltd yang berpusat di jepang untuk
menjalankan dan mengoperasikan proyek paiton Energy selama masa pra-
komersil dan komersil.
2.2 Struktur Organisasi
Organisasi merupakan sarana dalam menunjang tercapainya suatu
tujuan. Dalam pengertian dinamis, organisasi adalah tempat dan alat bagi
sekelompok badan usaha baik swasta maupun instansi pemerintah yang
lebih menekankan pada subyek atau pelaku yaitu interaksi antara orang-
orang yang berada dalam organisasi tersebut. Dengan adanya struktur
organisasi akan memberikan suatu penjelasan terhadap pendelegasian
tugas dan wewenang pada anggota organisasi, dengan demikian akan
membantu kelancaran aktivitas organisasi tersebut.
Struktur organisasi di PT. IPMOMI, PLTU Paiton unit 3, 7 dan 8
dibagi atas empat tingkat kewenangan yaitu Manager Departement,
Supervisor, Senior Opetch dan Administrasi, yang kemudian terbagi atas
7
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
8
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
9
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
10
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
Engineering
Fuel & Ash Manager Finance Manager TEPCO Engineer
Manager
11
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
12
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
Super Heater Steam yang ada akan melalui First Super Heater, Secondary
Super Heater dan membentuk Super Heater Steam yang akan digunakan
untuk memutar HP turbine karena pemutaran tersebut maka temperaturnya
akan turun sehingga SH steam-nya perlu pemanasan ulang yang terjadi di
Re Heater, dari Re Heater ini SH Steam akan dikembalikan untuk
Memutar IP dan LP Turbin. Didalam turbin ini akan terjadi konversi
energi thermal dari Steam menjadi energi mekanis berotasi yang
menyebabkan rotor turbin berputar. Perputaran Rotor ini yang akan
menggerakkan Generator dan akhirnya oleh generator energi mekanis akan
diubah menjadi energi listrik.
Proses produksi di PLTU paiton unit 3, 7 dan 8 meliputi beberapa
tahapan, masing-masing tahapan diuraikan sebagai berikut :
2.3.1 Coal Handling
Batubara merupakan bahan bakar utama PLTU Paiton Unit 3, 7
dan 8. Batubara yang digunakan berupa batubara jenis sub-bituminous
yang berasal dari tambang Adaro dan Kidero dengan kandungan ash
sebesar 0,3% dan kandungan sulphur sebanyak 2% , batubara itu diambil
dari tambang batubara di Kalimantan selatan dan akan terus disuply
selama pengoperasian. Pengiriman batubara ke plant dilakukan dengan
menggunakan dua buah kapal laut yang berkapasitas sekitar 43. 000 ton,
yang kemudian akan ditampung di Coal Pile dengan kapasitas 670. 000
ton untuk selanjutnya digunakan sebagai bahan bakar.
Sebelum digunakan sebagai bahan bakar, batubara akan melalui
beberapa proses yaitu Stacking, Reclaiming dan Processing. Tetapi Coal
Handling hanya akan melaksanakan proses stacking dan Reclaming,
sedangkan untuk Processing termasuk didalam pengoperasian boiler dan
akan dijelaskan pada pembahasan selanjutnya. Stacking merupakan proses
penumpukan batubara dari kapal laut. Sedangkan Processing merupakan
system penanganan batubara dari Silo hingga siap digunakan di Boiler.
13
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
2.3.2 Stacking
Stacking merupakan proses penanganan batubara mulai dari kapal
sampai tempat penempungan batubara yang biasa disebut dengan stock
pile. Proses pemindahan ini menggunakan Conveyor Belt. Pada Jetty,
pelabuhan yang dimiliki secara bersama PLTU paiton 3, 7 dan 8 terdiri
dari dua dermaga, masing-masing dermaga memiliki empat buah Doc
Mobil Hopper yang berfungsi untuk memindahkan batubara dari kapal ke
Belt Conveyor. Beberapa istilah dalam Stacking antara lain:
Jetty
Jetty merupakan dermaga atau tempat merapat kapal laut
pengangkut batubara di PLTU Paiton Unit 3, 7 dan 8. Kedalaman
dermaga ini adalah ± 18 m dari dasar laut, sehingga memungkinkan kapal-
kapal besar merapat. Jumlah Jetty yang ada sebanyak dua Jetty yaitu Jetty
A dan Jetty B . Tiap Jetty mempunyai empat buah Doc Mobil Hopper
yang fungsinya untuk memindahkan batubara dari kapal ke Belt Conveyor.
Doc Mobil Hopper dapat diubah-ubah posisinya sesuai dengan posisi
kapal, hal ini dikontrol oleh operator di Coal Unloading Control building
(CUCB).
14
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
Belt Conveyor
Belt Conveyor berbentuk semacam sabuk besar yang terbuat dari
karet yang bergerak melewati Head Pulley dan Tail Pulley, keduanya
berfungsi untuk menggerakkan Belt Conveyor, serta Tansioning Pulley
yang berfungsi sebagai peregang Belt conveyor. Untuk menyangga Belt
Conveyor beserta bobot batubara yang diangkut dipasang Idler pada jarak
tertentu diantara Head Pulley dan Tail Pulley. Idler adalah bantalan
berputar yang dilewati oleh Belt Conveyor. Batubara yang diangkut oleh
Conveyor dituangkan dari sebuah bak peluncur (Chute) diujung Tail
Pulley kemudian bergerak menuju ke arah Head Pulley. Biasanya ,
muatan batubara akan jatuh ke dalam bak peluncur lainnya yang terletak
dibawah Head Pulley untuk diteruskan ke conveyor lainnya atau masuk ke
Bak Penyimpan. Disetiap belokan antar Conveyor satu dengan yang lain
dihubungkan dengan Transfer House, selain itu pada belt Conveyor
ditambahkan juga beberapa aksesori yang bertujuan untuk meningkatkan
fleksibilitasnya, antara lain:
1. Pengambil Sampel
Proses dilakukan secara otomatis, jika terdeteksi adanya metal pada
batubara pengambil sampel langsung berhenti.
2. Metal Detector
Alat ini Merupakan pendeteksi adanya logam-logam didalam batu bara
yang tercampur pada proses pengiriman.
3. Magnetic Separator
Magnetic Separator Untuk memisahkan logam-logam yang terkandung
dalam batubara pada proses pengiriman.
4. Belt Scale
Belt Scale Untuk mengetahui jumlah tonnase berat batubara yang
diangkut oleh Belt Conveyor.
5. Dust Supperssion
15
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
2.3.4 Reclaiming
Reclaming adalah proses pengambilan batubara dari Coal Pile dan
menyalurkan ke Silo. Beberapa istilah dalam reclaiming antara lain:
Coal Pile
Coal Pile adalah tempat penampungan batubara yang berkapasitas
670.000 ton yang berada di sekitar pelabuhan tempat pengiriman batubara
yang diambil dari kapal laut. Coal Pile yang dimiliki PT.IPMOMI
sebanyak empat daerah, berturut-turut dari utara ke selatan yaitu:
1. Inactive
- Area : 57562 m2
- Height : 17 m
- Perimeter Length : 1176 m
- Length of the toe : 21 m
- Usable Volume : 768638 m3
16
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
18
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
penimbunan, Reclaiming Bucket ini dapat juga diatur agar tetap diam
ditempat atau maju mundur untuk mengeruk batubara.
Coal Silo
Coal Silo merupakan penempung batu bara di instalasi yang
kemudian digunakan sebagai bahan bakar di dalam boiler. Terdapat enam
buah Coal Silo yaitu A, B, C, D, E dan F. volume sebuah silo sebesar 600
ton. Pengisian Silo dilakukan dengan menggunakan Belt conveyor yang
dihubungkan dengan Tripper, pengoperasiannya dilakukan oleh operator
di Coal handling Control Building (CHCB). Pengisian ulang dilakukan
setiap volume silo kurang dari 30 – 40%. Dari silo batubara dimasukkan
ke Pulverizer dengan menggunakan Coal Feeder, batubara dari
Pulverizer ini yang akan digunakan untuk pembakaran di boiler.
2.3.5 Boiler
Dalam power plant, energi secara terus menerus diubah dari satu
bentuk ke bentuk lain untuk menghasilkan listrik. Komponen yang
mengawali perubahan dan pengaliran energi disebut boiler. Definisi boiler
sendiri sebagai suatu komponen pada power plant adalah suatu bejana
tertutup yang secara efisien mampu mengubah air menjadi steam dengan
bantuan panas dari proses pembakaran batubara. Jika dioperasikan dengan
benar, boiler secara efisien dapat mengubah air dalam volume yang besar
19
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
menjadi steam yang sangat panas dalam volume yang lebih besar lagi.
Proses pembakaran dibantu dengan suatu sistem yang dirancang untuk
mendukung terjadinya pemanasan yang paling efisien dan tidak
menggangu kelestarian lingkungan sekitar.
Secara umum ada tiga faktor penting yang dapat meyebabkan
terjadinya pembakaran, yaitu:
1. Adanya bahan bakar
2. Adanya oksigen yang cukup
3. Adanya panas yang memadai untuk membawa bahan bakar sampai ke
temperature ignisinya.
Secara lebih spesifik penjelasan mengenai sistem pendukung
kerja boiler akan dijelaskan sebagai berikut :
2.3.6 sistem penyedia bahan bakar
Bahan bakar yang digunakan untuk memperoleh panas pada sistem
furnace PLTU paiton unit 3, 7 dan 8 adalah batubara dan minyak bumi.
Minyak bumi (solar) digunakan pada tahap awal berjalannya sistem (start-
up) untuk mempermudah menyala api. Batubara akan digunakan apabila
pengapian dan suhu didalam furnace telah mencapai 30%. Batubara
ditampung didalam coal silo yang diletakkan diatas pulverizer melalui
serangkaian konveyor yang disebut feeder.
Pulverizer adalah alat untuk menggiling batubara sehingga menjadi
halus dan kemudian bersama dengan udara primer akan dialirkan ke
Furnace. Fungsi lain dari Pulverizer adalah untuk mengeringkan batubara
dengan udara yang dihembuskan dari PA Fan sehingga mudah dihaluskan
dan dibakar, dan untuk mengklasifikasikan atau menyaring batubara untuk
memastikan bahwa batubara yang masuk ke dalam Boiler benar-benar
halus. Batubara yang tidak tergiling akan keluar melalui sebuah lubang
dan ditampung di Pyrites Hopper dan kemudian dibuang. Dalam
penggunaan Pulverizer yang perlu diperhatikan adalah temperatur dari
udara primer, temperatur yang terlalu tinggi dapat menyalakan batubara
dari dalam Pulverizer dan menyebabkan batu bara terbakar sebelum
20
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
21
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
22
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
masih memiliki sisa panas dari prosses pembakaran pada furnace. Tujuan
dari Air Pre-Heater menaikkan temperature udara yang disuplai oleh FD
Fan dan PA Fan sehingga terjadi efisiensi di dalam pembakaran.
Air Pre-Heater sendiri adalah instrument yang sistem kerjanya
berputar dengan putaran rendah dan berfungsi untuk memanasi udara
pembakaran sebelum dikirim ke Furnace. Pemanas Udara pembakaran
tersebut diambil dari gas buang hasil pembakaran dari Furnace yang
dialirkan melalui Air Pre-Heater sebelum dibuang.
2.3.8 Sistem Aliran Air
Uap yang akan digunakan untuk memutar turbin sebelumnya
mengalami beberapa proses pemanasan sebanyak 8 step, yaitu pada feed
water heater 1, 2, 3 , 4, daerator, 6, 7, dan 8.
23
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
24
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
25
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
26
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
27
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
29
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
2.3.17 Turbine
Konversi energi terjadi pada Turbine Blades, Turbin mempunyai
susunan Blade bergerak berselang seling dengan Blade tetap. Steam akan
masuk ke Turbin dan dialirkan langsung ke Turbin Blades, Blades bergerak
dan bekerja untuk mengubah energi thermal dalam Steam menjadi energi
mekanis berotasi, yang menyebabkan rotor Turbin berputar, perputaran rotor
ini akan menggerakkkan Generator dan akhirnya energi mekanik menjadi
energi listrik.
Bagian – bagian dari Turbin:
1. Nozel
Berfungsi untuk merubah energi (pipa pancar) potensial menjadi energi
kinetik dari steam.
2. Blades
Berfungsi untuk merubah tenaga kecepatan menjadi tenaga putar.
3. Disck (Roda Turbin)
Berfungsi untuk meneruskan tenaga putar turbin kepada pesawat yang
digerakkan. Tenaga yang dihasilkan adalah tenaga mekanis steam. Jadi
prinsip kerja Turbin adalah tenaga potensial steam diubah menjadi tanaga
kinetis pada Nozel dan tenaga kinetis ini diubah menjadi tenaga putar pada
Blade, dengan melalui Disck tenaga putar diubah menjadi tenaga mekanis
pada poros.
30
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
2.3.18 Condenser
Setelah LP Turbin diputar steam kemudian steam akan mengalir
menuju Condenser untuk didinginkan dan berubah menjadi air. Condenser
ada dua A dan B yang letaknya dibawah LP Turbin A dan B. Proses yang
terjadi steam bersentuhan langsung dengan pipa yang didalamnya dialiri
pendingin berupa air laut . Kondensasi ini mengubah steam menjadi air
yang kemudian ditampung di Condensate Hot Well. Air laut selain
berfungsi sebagai media Heat Transfer juga berfungsi untuk mendinginkan
kondenser juga mendinginkan Closed Cooling Sistem (air pendingin).
Closed Cooling Sistem ini mendinginkan berbagai per-alatan yang
membutuhkan pendinginan seperti Air Compressor, Pump dan Generator
Stator Cooling dan juga penting untuk mendinginkan oli untuk pelumasan
Turbin. Proses pertukaran panas antar Close Cooling dengan air laut terjadi
pada alat yang disebut Heat Exchanger. Karena adanya Blowdown pada
Steam Drum, maka untuk mengembalikan volume air ke volume semula,
pada Condenser terdapat Make-Up Water untuk menambah volume air.
Make Up water diambil dari Make Up Demineralizing RO. Kondenser
bekerja dalam kondisi vakum, hal ini dikarenakan proses kondensasi yang
terjadi yaitu perubahan steam ke air menyebabkan berkurangnya volume.
Untuk menjaga agar kondensor dalam keadaan vakum, maka gas-gas yang
dilepas dari steam (ketika steam berubah menjadi air) dipompa keluar oleh
vakum pump. Alasan lain keadaan vakum adalah efisiensi, steam yang
diambil dari turbin adalah Enthalpi Steam (selisih steam masuk dan keluar)
sehingga tekanan diminimalkan agar energi yang dimanfaatkan semakin
besar karena Enthalpinya juga besar.
(a)
31
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
(b)
Gambar 2.12
. (a) Konstruksi Turbin HP dan IP
(b) Konstruksi Turbin LPA dan LPB
2.3.19 Deaerator
Berfungsi untuk menyerap atau menghilangkan gas – gas yang
terkandung pada air pengisi Boiler, terutama gas O2, karena gas ini akan
menimbulkan korosi. Gas – gas lain yang cukup berbahaya adalah karbon
dioksida (CO2). Gas O2 dan CO2 akan bereaksi dengan material Boiler dan
menimbulkan korosi yang sangat merugikan. Prinsip kerjanya air yang
masih mengandung O2 dan CO2 disem-protkan ke Steam Daerator, sehingga
gas-gas tersebut diserap secara thermis dan dikeluarkan melalui valve
pelepas udara/gas. Selain itu Daerator juga dapat menaikkan temperatur air
pengisi Boiler (sampai 162 0C). Penempatan posisi Daerator yang tinggi
memungkinkan pemberian suction heat yang cukup untuk Feed Water
Pump. Dari Daerator air akan dipompa dengan tiga feed water pump, dua
pompa yang tenaganya dari extraction IP Turbin disebut Turbin Driven
Pump dan satu pompa yang digerakkan oleh motor disebut Motor Driven
Pump, dimana kapasitas tiap pompa 100% menuju Feed Water Heater 6, 7
,8 A-B dan akan menuju ke Economizer terus ke Steam Drum.
32
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
2.3.20 Generator
Proses kerja generator sinkron yang dioperasikan di PLTU Paiton
Unit 7 dan 8 tidak lepas dari kinerja dua komponen utama yaitu rotor dan
stator. Rotor dihubungkan dengan shaft turbin sehingga berputar bersama-
sama dengan memanfaatkan tenaga uap sebagai tenaga penggerak mula yang
dihasilkan oleh boiler. Belitan stator didalam sebuah generator berfungsi
untuk membawa arus jangkar, sebagai output dari generator. Sedangkan
sistem eksitasi menghasilkan arus DC yang disuplai ke belitan rotor melalui
Brush Gear yang langsung bersentuhan dengan slip ring yang dipasang
menjadi satu dengan rotor sehingga akan timbul medan magnet (fluks).
Karena rotor berputar, maka medan magnet tersebut akan memotong belitan
stator sehingga pada ujung-ujung belitan stator timbul tegangan listrik.
Dengan timbulnya tegangan listrik di stator, maka ketika terminal stator
dihubungkan dengan beban, maka generator akan menyuplai daya ke beban.
33
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
1) Stator
Rangka stator terbuat dari besi las yang melingkupi dan
melindungi inti dan kumparan stator. Sedangkan pada bagian internal
pada rangka stator terdiri dari batang-batang spring mempunyai
ketahanan yang tinggi terhadap tekanan yang ditimbulkan oleh inti stator
dan mengurangi vibrasi magnetik mesin. Bagian yang terpenting dari
stator adalah inti stator yang terbuat dari lempeng lempeng besi elektris
yang terlaminasi satu dengan yang lain. Lempeng-lempeng besi ini diikat
menjadi satu membentuk stator. Laminasi ini dibuat untuk mengurangi
arus eddy. Lempengan inti stator ini juga dilindungi oleh bahan isolasi
yang terbuat dari bahan Sancotel, yaitu material anorganik yang
mempunyai nilai isolasi yang tetap meskipun terjadi pemanasan
berlebih. Pada tiap ujung dari stator juga terdapat Copper Flux Shield
yang berfungsi untuk mengurangi fluks bocor yang terdapat pada ujung
inti stator sampai dengan cincin geser yang terdapat pada kumparan
medan, sehingga dapat mengurangi rugi-rugi pada ujung belitan
kumparan stator.
2) Pendingin Generator
Dua pasang gas pendingin diletakkan pada posisi horizontal di
atas inti stator dan pada bagian tengah dari bagian internal stator. Pada
sistem pendingin tertutup yang menggunakan gas hidrogen sebagai gas
pendingin, hidrogen dipakai untuk mendinginkan seluruh bagian dari
generator, kecuali kumparan stator. Gas ini disirkulasikan oleh kipas
yang dikopel secara bersama-sama oleh rotor generator. Gas ini disuplai
dan diserap melalui sebuah pipa yang terhubung secara langsung antara
kipas dan mesin dan kembali ke kipas, kembali melalui sebuah
pendingin. Desain pendinginan ini, secara substansial dapat mengurangi
tekanan temperatur dan dapat mencegah terjadinya kenaikan pemanasan
lokal.
34
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
3) Rotor
Jenis rotor pada generator turbin uap (kecepatan tinggi) adalah
rotor kutub silindris. Rotor dengan bentuk seperti ini lebih balance dan
bekerja dengan tingkat kebisingan yang rendah. Pada generator sinkron
yang terpasang, putaran rotor adalah 3000 rpm, dimana rotor dikopel
secara langsung dengan turbin yang digerakkan dengan uap.
Selain bagian-bagian yang telah dijelaskan di atas, masih terdapat
bagian lain yang menunjang proses kerja dari sebuah generator. Namun
bagian-bagian tersebut diletakkan terpisah dari unit utama generator.
Bagian tersebut antara lain adalah sistem eksitasi, regulator tegangan.
2.3.22 Parameter Operasi Generator
GENERAL ELECTRIC
STEAM TURBINE GENERATOR UNIT
TURBINE
NO. 270T331
RATING : 670.000 KM 3000 RPM
0
STEAM CONDITIONS : PRESSURE 2400 PSIG AT TEMPERATURE 1000 F
REHEAT TEMPERATURE : 10000 F
EXHAUST PRESSURE : 2.18 IN HGA
TANDEM COMPOUND 4 FLOW : LAST STAGE BUCKET LENGTH : 33,5 IN
GENERATOR
NO. 280T331 HYDROGEN & WATER COOLED
ATB 2 POLES 50 HERTZ
RATING
Y CONNECTED FOR 23,000 VOLTS
GAS PRESSURE (PSIG) 75
EXITATION 700 VOLTS
KVA : 846,231
TEMPERATURE RIDE AT RATED LOAD
STATOR AMPERES: 21,242
GUARANTRED NOT TO EXCEED
0 FIELD AMPERES: 4,670
54 C ON STATOR WINDING BY DETECTOR
POWER FACTOR: 0,85
64 0 C ON FIELD BY RESISTANCE
Manufacturer : GE
Equipment number : 7(8)TG-GEN-100
2 kutub, 3 fasa, hubungan wye, 50 Hz, 3000
rpm
Temperatur totalC : 90oC pada armature by detector 115o C pada
field by resistance
Rating
KVA …………………………. 846.231
Armature Amperes ………… 21.242
35
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
Data Desain
Voltage range at 50 Hz ……. 5%
36
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
37
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
G. Tekanan Hidrogen
Rating tekanan hidrogen adalah tekanan dari hidrogen pada
generator saat generator beroperasi pada rating outputnya. Tekanan
yang tertera pada name plate adalah besarnya tekanan maksimal dari
hidrogen yang besarnya mencapai 75 psig (518 kPa).
38
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
2.3.23.1 Shutdown
Shutdown adalah kondisi dimana generator tidak beroperasi dan
tidak terhubung dengan sistem. Shutdown juga berarti kecepatan
generator adalah nol dan field breaker dalam kondisi terbuka. Oleh
karena itu pada kondisi ini tidak ada energi yang masuk ataupun keluar
pada generator.
2.3.23.2 Turning Gear
Turning gear adalah bagian dari mesin yang diaplikasikan pada
dua kondisi yaitu ketika generator akan dioperasikan dan ketika
generator akan dihentikan pengoperasiannya. Pada kondisi pertama,
generator mulai dijalankan dengan bantuan turning gear , bersamaan
dengan itu minyak bertekanan mulai disupply pada bearing rotor. Setelah
itu rotor akan mulai berputar sampai dengan kecepatan putaran turning
gear. Sampai kemudian peran turning gear akan diperankan oleh tenaga
uap untuk menggerakkan turbin untuk mencapai kecepatan rating
generator.
39
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
40
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
level tegangan diukur saat open circuit, pada saat generator beroperasi
pada rating kecepatan dan tegangannya. Sedangkan urutan fasa akan
dideteksi secara otomatis oleh synchronuscope, yang juga berfungsi
untuk mengatur bentuk keluaran generator agar sama dengan bentuk
gelombang sistem. Saat dihubungkan paralel dengan sistem, breaker
utama generator harus ditutup. Setelah dihubung dengan sistem maka
pembebanan generator dapat ditambahkan dengan menambakan
tekanan uap, sebagai tenaga penggerak turbin. Sementara itu, faktor
daya dan daya reaktif dapat diatur dengan suplai arus medannya.
c. Prosedur Start-up
Pastikan semua sistem pengaman dapat beroperasi.
Jangan terlebih dahulu meng-energize mesin tanpa meneliti semua
kondisi peralatan terutama rele pengaman harus dapat beroperasi
selama start-up.
Ikuti instruksi SOP selama pemanasan mesin.
Perhatikan tegangan maksimal saat kondisi breaker terbuka.
Ikuti prosedur sinkronisasi dan prosedur secara keseluruhan secara
seksama.
d. Operasi On-Line
Selama beroperasi, generator harus beroperasi sesuai dengan kurva
kapabilitasnya.
Voltage regulator dan power system stabilizer harus beroperasi setiap
saat.
Semua peralatan proteksi harus berfungsi dan dalam kondisi operasi.
41
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
2.3.25.1 Eksiter
Eksiter menyuplai arus searah pada kumparan medan generator.
Rating dari generator tergantung dari besarnya daya, arus dan tegangan,
yang berhubungan dengan rating generator dan juga tergantung dari batas
temperatur maksimal dari kumparan medan. Tipe eksiter yang paling umum
digunakan adalah komutator tipe DC generator. Tipe yang lain adalah solid
state diode rectifier, solid stase thyristor rectifier, atau tipe eksiter yang
terkopel secara langsung dengan rotor dan outputnya pada rotor, kemudian
output tersebut disearahkan oleh solid state rectifier. Jenis ini disebut dangan
“brushless exciter”. Fungsi utama dari sebuah eksiter adalah menyediakan
suplai dari arus searah ke kumparan rotor sesuai dengan jumlah daya nyata
yang harus disuplai, tegangan terminal, power factor dari beban
generator.Sebagai fungsi tambahan, sebuah eksiter juga dapat mensuplai
daya yang lebih tinggi dari rating tegangan eksiter. Hal ini diperlukan untuk
mengukur nilai respons tegangan( pengukuran perubahan nilai tegangan
eksiter pada 0.5 detik ketika perubahan tegangan diperlukan).
42
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
eksiter akan menambah suplai arus eksitasi untuk menaikkan output daya
reaktif, dan untuk menjaga kestabilan tegangan terminal generator. Di dalam
sistem kontrol generator, terdapat voltage regulator yang berfungsi untuk
menjaga level tegangan sesuai dengan nilai tegangan yang diinginkan,
dengan cara mengatur suplai arus eksitasi pada rotor. Sistem kontrol juga
dapat diinstruksikan untuk menjaga arus medan yang disuplai, ketika kinerja
voltage regulator tidak diperlukan. Proses kerja seperti ini disebut dengan
proses kerja “manual kontrol”.
Transient
Kemampuan dari sistem eksitasi untuk merubah tegangan medan
generator secara cepat, mempunyai peranan yang penting terhadap
kestabilan sistem. Ketika generator harus menyuplai sistem yang
mempunyai nilai reaktansi yang tinggi, seperti sistem transmisi panjang
yang memisahkan antara generator dan beban, maka kestabilan sistem akan
sulit dicapai. Maka dengan desain yang seperti ini dibutuhkan sistem eksitasi
dengan rasio respon tegangan yang tinggi. Konsep baru dalam sistem
eksitasi ini disebut power system stabilizer. Alat ini dipakai untuk mencapai
kestabilan ketika pada sebuah sistem terjadi swing pada frekuensi yang
rendah.
2.3.26 Paiton EX-2000
EX-2000 adalah sistem kontrol eksitasi yang mengatur tegangan
terminal dan daya reaktif pada generator dengan mengatur arus eksitasinya.
Suplai arus eksitasinya berasal dari trafo eksitasi yang kemudian disearahkan
melalui SCR bridge. Keluaran arus DC dari SCR bridge adalah sama besar
nilainya dan terhubung dengan kumparan medan.
43
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
44
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
Fire Program
Core team ini adalah proyek kerjasama antara PT. IPMOMI dan PT YTL
(PLTU Paiton unit 5 dan 6). Core Team bertindak sebagai Emergency
Respons team yang menangani kebakaran, kecelakaan dan tumpahan gas
atau bahan kimia di areal PLTU Paiton Unit 3, 5, 6, 7 dan 8.
2.6 Kesejahteraan Karyawan
1. Kesejahteraan Sosial dan Fasilitas Karyawan
Menjaga kesehatan dengan sebaik-baiknya merupakan tanggung jawab
setiap individu. Oleh karena itu, karyawan bertanggung jawab untuk
selalu berusaha sebaik-baiknya menjaga kesehatan dirinya sendiri serta
tanggungannya. Dari waktu ke waktu perusahaan akan menegosiasikan
kontrak dengan Perusahaan Asuransi Kesehatan untuk menjaga jaminan
kesejahteraan karyawannya. Fasilitas ini akan berlaku bagi semua
karyawan tetap serta tanggungannya, sesuai persyaratan yang dirinci
dalam Program Kesejahteraan Karyawan PT. International Power
Mitsui Operation and Maintenance Indonesia. Salinan Program
Kesejahteraan Karyawan dapat diperoleh dari HR Dept. Tiap karyawan
45
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
46
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
47
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
bhinor dan tempat pembenihan udang yang sudah tidak berproduksi. PLTU
Paiton unit 3,7 dan 8 terbagi menjadi dua bagian karena adanya Jalan Raya
Surabaya-Banyuwangi, di bagian utara jalan adalah fasilitas pembangkit
utama, sementara di bagian selatan adalah area Ash Disposal dan Waste
Water Treatment Plant. PLTU paiton unit 3, 7 dan 8 berada pada ketinggian
5 meter diatas permukaan laut, yang semuanya ditujukan untk ke efektifan
power plant, was water treatment plant, serta coal and ash handling.
48
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
keperluan atau pemakaian sendiri dan sistem tenaga yang digunakan untuk
transmisi ke PLN. Untuk daya yang disalurkan kepada PLN berasal dari
kV. Setelah itu, tegangan yang dihasilkan oleh generator sebesar 23kV
dinaikkan oleh GSU (Generator Start up) transformer menjadi 500kV untuk
50
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
untuk sistem pemakaian sendiri adalah melalui proses awal yang sama, yaitu
tegangan 13,8 kV disalurkan pada main bus pada tiap unit yang terbagi tiga,
rating tegangan tersebut adalah beban dengan daya nominal cukup besar,
sebagai contoh adalah suplai untuk motor ID Fan yang memiliki daya 10000
hp.
Selain itu, pada PLTU unit 7 dan 8 juga memakai suplai yang
berasal dari PLN untuk keperluan starting generator itu sendiri dan back-up
akhir sistem, dimana memang pada proses starting unit 7 dan 8 selalu
pembangkitannya sendiri juga memakai suplai dari PLN langsung. Hal ini
didistribusikan kembali kepada bus yang memiliki level tegangan yang lebih
tegangan 13,8kV yaitu dibagi menjadi 3 main bus yaitu 7EN/8EN – SWGR
melewati bus A1, B1, dan C1 barulah suplai tegangan didistribusikan pada
52
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
tiap-tiap beban yang memiliki rating tegangan sebesar 6,9kV. Dalam hal ini,
sebagai contoh beban beban yang memiliki rating tegangan 6,9kV adalah
PA Fan, FD Fan, Boiler Feed Pump, Boiler Circulating Water Pumps dan
lain-lain. Selain itu terdapat juga sistem yang menggunakan rating tegangan
416 V. Yaitu dengan menurunkan tegangan dari rating 6,9kV menjadi 416 V
digunakan sebagai suplai sistem field flashing pada generator, yaitu suatu
sistem yang berfungsi sebagai alat bantu generator jika tegangan yang
dihasilkan tidak mencapai angka nominal 23 kV, maka field flashing disini
tersebut (23kV).
dimana suatu sistem memang dikondisikan tidak boleh mati ataupun tidak
53
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
dapat bekerja. Hal tersebut berlaku pada semua main bus pada semua jenis
rating tegangan (13,8 kV, 6,9kV, 416 V). Dari mulai output generator 23kV
kV. Pada sistem ini jika pada suatu saat mengalami kegagalan suplai pada
dari unit lainnya, misalnya jika unit 7 mengalami abnormal back up maka
lainnya. Pada sistem 6,9kV juga mempunyai sistem back-up yang relatif
sama, yaitu jika pada suatu saat suatu main bus pada sistem 6,9kV
54
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
mengalami gagal suplai maka suplainya akan diambilkan dari sisi bus
lainnya (A, B, dan C) ataupun diambilkan dari saluran unit lainnya (7/8)
Hal ini berbeda dengan sistem tegangan 416 V, karena pada sistem
tersebut selain berfungsi sebagai suplai pada load center (LC) sistem ini juga
berfungsi sebagai suplai pada UPS dan juga charger pada sistem DC,
sehingga dalam kehandalan sistem tidak seperti sistem back-up yang ada
pada sistem tegangan 13,8kV maupun 6,9kV. Karena pada esensinya sistem
416 V ini memang lebih ditujukan sebagai suplai utama pada inputan sistem
yang memang tidak boleh padam, seperti pada UPS (Uninteruptable Power
Supply) dan juga pada field flashing. Sehingga kontinuitas sistem bisa dijaga
kehandalan sistem pada sistem 416 V ini digunakan sistem transfer bus
sebagai back-upnya, artinya pada setiap busnya diparalel dengan bus yang
Sistem kelistrikan yang ada pada PLTU Paiton unit 7 dan 8, selain
pemadaman pada kontrol sistem walaupun terdapat gagal suplai dari sistem
AC. Disini, sistem DC pada tiap unit (7/8) pada prinsipnya adalah sama,
equipment ataupun power dari inputan UPS. Selain itu DC system juga
55
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
Circuit Breaker), dan juga sebagai penyedia power motor oil pump pada
bagian, yaitu sistem DC dengan rating tegangan 250 VDC dan 125 VDC.
Pada sistem tegangan 250 VDC ditopang oleh 2 buah unit baterai charger
pada switchboard.
motor DC dan juga UPS. Khusus pada sistem 250 VDC yang ada unit 8
digunakan juga sebagai suplai daya pada emergency lighting di MCR (Main
Control Room). Kemudian pada sistem 125 VDC juga memiliki kesamaan
pada sistem 250 VDC, yaitu sama-sama ditopang oleh dua buah unit baterai
56
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
dengan rating 125 VDC seperti motor-motor yang ada pada breaker.
B1A.
handling.
57
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
7/8GS – P – 200 – M.
– UPS – B.
unit 8.
8EB – PL – 250.
Semua sumber yang ada pada sistem DC ini berasal dari bus 7EP-
LC-A2 pada unit 7 dan bus 8EP-LC-A2 pada unit 8, yang kemudian
Diesel generator berfungsi jika pada saat proses suplai power AC pada
58
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
posisi normal disuplai oleh charger dan bukan baterai, hal ini dimaksudkan
agar dalam penggunaan baterai sebagai back-up suplai daya dapat dilakukan
secara efektif dan efisien. Sehingga, baterai akan digunakan jika pada saat
keadaan benar-benar dibutuhkan dalam hal ini berarti dalam posisi back-up.
Namun jika baterai yang terlalu lama tidak digunakan juga lama-kelamaan
Maintenance). Oleh karena itu, terdapat metode On-Load test pada baterai
yang dilakukan secara berkala untuk menjaga baterai dari keausan dan
secara berkala dua tahun sekali melaui metode on-load test untuk menjaga
performa baterai.
59
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
tidak dapat dilepaskan dari peran vital sistem DC, karena secara tidak
langsung sistem tersebut juga menjadi penjaga kontinuitas suplai daya yang
yang telah dijelaskan sebelumnya, terdapat pula suatu unit peralatan yang
keberadaannya juga sangat penting dalam menjaga suplai power kepada unit
suplai bagi DCS dengan rating nominal tegangan 120 VAC 1 phasa 50 Hz.
60
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
unit, maka UPS didesain sedemikian rupa agar diharapkan tidak akan pernah
padam, meskipun sistem lain yang ada pada unit pembangkitan terjadi gagal
suplai.
sistem 416 V dan berasal dari feeder yang berbeda pula. Yang pertama,
sumber UPS diambil dari bus vital MCC A33, kemudian yang kedua diambil
dari bus alternate MCC A23, serta yang terakhir diambilkan dari sistem 250
VDC. Terdapat enam buah peralatan utama yang ada pada sistem UPS.
sebagai saklar pemindah mekanik jika dalam suatu sistem UPS sumber
maintenance bypass switch. Adapun diagram blok dari unit sistem UPS
Semua komponen yang terdapat pada tiap unit UPS tersusun dalam
lima buah kabinet atau kompartemen dimana setiap kabinet memiliki fungsi
61
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
yang berbeda tergantung dari jenis komponen yang ada dalam kabinet itu.
AC transformer.
62
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
BAB IV
PEMBAHASAN
ANALISIS ENERGI LISTRIK PADA UNIT BALANCE OF PLANT ( BOP)
63
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
Gambar 4.1
Bangunan Intake
65
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
66
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
67
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
68
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
(a) (b)
69
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
Contoh 1
Tegangan bolak-balik memiliki harga maksimum sebesar 100 volt.
Berapakah tegangan sesaat 60 setelah dimulainya siklus ? (Lihat Gambar
4.7)
Penyelesaian :
e = Vmaks sin
= 100 sin 60
= 100 0,866
e = 86,6 volt
Rata-rata Puncak
71
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
1
Vrata-rata =
V max sin Wt Wt
o
V max
Vrata-rata =
SinWt Wt
o
Vrata rata
V max
CosWt
Vrata rata
V max
1 (1)
V max
Vrata rata 2
V rata – rata = 0,637 V max
72
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
IRMS Ipeak
73
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
Q = V I sin
Contoh 1
Motor satu fase mengambil arus 2 ampere pada tegangan 200 Volt.
Berapakah faktor daya jika bacaan wattmeter adalah 300 Watt.
74
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
Pemecahan:
Daya nyata
Faktor daya =
Daya semu
Watt
VI
300
2 200
300
400
0,75 atau 75%
VI
VI Sin
VI Cos
Gambar 4.12. Segitiga daya (Bersifat Industrip) Segitiga Daya (Bersifat capasitip)
di mana: P = Daya nyata
PX = Daya reaktif
PA = Daya semu
Contoh 3
Pemecahan:
= 11,31
R
Faktor Daya () = cos =
Z
76
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
Harga faktor daya tergantung pada perbedaan fasa antara tegangan yang
digunakan dan arus saluran.
Jika V dan I sefasa, faktor daya adalah satu, maka P = V x I x 1.
Jika V dan I berbeda fasa 90 derajat, faktor daya adalah nol; yaitu , P = V x I x 0
= 0 W.
Hubungan antara daya nyata dan daya semu dapat digunakan untuk menghitung
harga faktor daya.
daya nyata P
Faktor daya ( ) cos
daya semu S
Pin = V.I.cos ( W )
Pout
= Pin
Pout
In = V . c os .
Pin = 3. V.I.cos ( W )
Pout
= Pin
Pout
In = . . cos.
3V
77
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
4.3 komponen – komponen pada unit balance of plant ( BOP ) dan fungsi nya
Pada unit Balance Of Plant terdapat beberapa peralatan listrik yang
digunakan diantaranya adalah pompa, lampu, PC dan peralatan control seperti
Programmable Logic Controller (PLC) dan Human Machine Interface
(HMI).Berikut adalah beberapa spesifikasi perlatan listrik pada BOP.
1. Pompa CRO-P-150
2. Pompa CRO-P-200
Berfungsi untuk mempompakan air dari filtered water pit menuju menuju
polishing filter.
78
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
3. Pompa CRO-P-960
4. Pompa CDW-P-200
79
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
5. Pompa CRO-P-900
6. Pompa CRO-P-400
80
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
7. Pompa CRO-P-500
8. Pompa CRO-P-600
Berfungsi untuk memompakan acid dari asam sulfat tank ke feed SWRO
yang bertujuan untuk menurunkan PH air laut
81
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
9. Pompa CRO-P-950
82
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
83
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
84
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
TOTAL
NO EQUIPMENT DESCRIPTION POWER(Kw) EQUIPMENT TOTAL ENERGY(kWh)
CRO-FLDC-100
1 A/B/C/D Desalation pretreatment DAF flocculator 0.75 4 3
2 CRO-p-150 B/C/D Desalation pretreatment recycle pump 15 3 45
Desalation pretreatment polishing filter feed
3 CRO-P-200 A/C pump 55 2 110
Desalation post- treatment SODA ASH MTG
4 CRO-P-900 A/C pump 522.2 2 1044.4
5 CRO-P-960 A/C Desalanation RO product water pump 45 2 90
Desalation pretreatment ACID metering
6 CRO-P-600 A/C pump 0.37 2 0.74
Desalation pretreatment polymer metering
7 CRO-P-500 A/C pump 0.37 2 0.74
Desalation pretreatment ANTISCALANT
8 CRO-P-950 A/C metering pump 0.37 2 0.74
Desalation pretreatment SBSULF metering
9 CRO-P-800 A/C pump 0.37 2 0.74
Desalation pretreatment COAGULANT
10 CRO-P-400 A/C metering pump 0.37 2 0.74
11 CRO MIX 500 Desalation pretreatment polymet tank mixer 0.37 1 0.37
12 CPW 601 B HYPO dosing pump 0.37 1 0.37
13 CDW-P-100 A/C make up deminalizer RO feed pump 75 2 150
14 CDW-P-200 A/C make up deminalizer permate pump 30 2 60
TOTAL 745.54 29 1506.84
85
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
2 PC 0.2 3 0.6
3 AC 14 2 28
86
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
MULAI
SELESAI
87
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
Dari table list equipment diatas terlihat bahwa energy listrik yang terpakai pada
unit balance of plant saat bekerja 100% sebesar :
1. pompa, blower dan mixer : 1506.84 kwh
Total energy listrik yang terpakai pada unit balance of plant sebesar : 1572.8 kWh.
88
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
energy listrik sebesar 1572.8 kWh untuk menghasilkan air menuju condensate
tank dengan debit air sebesar 148.24 m3/jam
89
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
4.7.1 List Equipment yang Beroprasi sampai SWRO Product Water Tank
TOTAL TOTAL
NO EQUIPMENT DESCRIPTION POWER(Kw)
EQUIPMENT ENERGY(kWh)
CRO-FLDC-100
1 Desalation pretreatment DAF flocculator 0.75 4 3
A/B/C/D
2 CRO-p-150 B/C/D Desalation pretreatment recycle pump 15 3 45
Desalation pretreatment polishing filter feed
3 CRO-P-200 A/C 55 2 110
pump
Desalation post- treatment SODA ASH MTG
4 CRO-P-900 A/C 522.2 2 1044.4
pump
5 CRO-P-960 A/C Desalanation RO product water pump 45 2 90
Desalation pretreatment ACID metering
6 CRO-P-600 A/C 0.37 2 0.74
pump
Desalation pretreatment polymer metering
7 CRO-P-500 A/C 0.37 2 0.74
pump
Desalation pretreatment ANTISCALANT
8 CRO-P-950 A/C 0.37 2 0.74
metering pump
Desalation pretreatment SBSULF metering
9 CRO-P-800 A/C 0.37 2 0.74
pump
Desalation pretreatment COAGULANT
10 CRO-P-400 A/C 0.37 2 0.74
metering pump
11 CRO MIX 500 Desalation pretreatment polymet tank mixer 0.37 1 0.37
12 CPW 601 B HYPO dosing pump 0.37 1 0.37
TOTAL 640.54 25 1296.84
90
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
2 PC 0.2 3 0.6
3 AC 14 2 28
91
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
Dari table list equipment diatas terhitung bahwa energy listrik yang terpakai untuk
menghasilkan debit air sebesar 205 m3/jam menuju SWRO Product Water Tank
adalah sebagai berikut :
1. pompa, blower dan mixer : 1296.84 kwh
Diketahui :
Energi Listrik yang dibutuhkan = 1572.8 kWh
Debit Air yang menuju Condensate Storage Tank = 148.24 m3/jam
Perhitungan :
Energi listrik
Perhitungan Penghematan Air =
Debit air
1572.8
= 10.6 kWh/(m3/jam)
148.24
Dari perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa dengan melakukan
penghematan air sebanyak 1 m3/jam dapat menghemat energy listrik sebesar 10.6
kWh.
92
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Prinsip kerja sebuah PLTU secara umum adalah pembakaran
batubara dalam boiler untuk memanaskan air dan mengubahnya
menjadi uap yang sangat panas dan bertekanan tinggi. Uap tersebut
digunakan untuk menggerakkan turbin dan menghasilkan tenaga
listrik dari kumparan medan magnet pada generator.
5.1.2 Di dalam proses pembangkitan listrik, PLTU Paiton unit 7 dan 8
memanfaatkan “Power Cycle” dimana uap yang digunakan
untuk memutar turbin dimanfaatkan kembali, sehingga terjadi
proses Close Loop mengubah air menjadi uap, lalu diubah lagi
menjadi air setelah uap digunakan untuk memutar turbin.
5.1.3 Kesimpulannya adalah dibutuhkan energy listrik sebesar 1362.98
kWh untuk menghasilkan air menuju condensate tank dengan debit
air sebesar 205 m3/jam. Sedangkan energy listrik sebesar 2157.98
kWh untuk menghasilkan air menuju condensate tank dengan debit
air sebesar 148.24 m3/jam
5.2 Saran
Berdasarkan kerja praktek yang dilakukan selama 2 bulan pada
PLTU Paiton Unit 7 & 8, penulis mempunyai beberapa saran dan
pendapat, diantaranya :
5.2.1 Untuk Perusahaan (PT. IPMOMI)
untuk PT. International Power Mitsui Operation and
Maintenace Indonesia (PT.IPMOMI) diharapkan agar bisa
menjalin komunikasi yang baik dengan pihak institusi kami
setelah Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini selesai.
93
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
94
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI
95
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di PT. IPMOMI