Tugas Akhir
Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai
derajat Sarjana Teknik
oleh
Purnama Sigid
L2F 306 046
Telah disetujui dan disahkan untuk dijadikan laporan Tugas Akhir sebagai salah satu
syarat menyelesaikan pendidikan program Strata Satu Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang.
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
a.n. Dekan
Ketua Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Ir. Sudjadi, MT
NIP. 131 558 567
Tanggal:
Tugas Akhir
Purnama Sigid
L2F 306 046
Tanda tangan
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan segala
rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas
Akhir dengan judul ANALISA PENGARUH PEMBEBANAN TERHADAP
SUSUT UMUR TRANSFORMATOR TENAGA (STUDI KASUS TRAFO GTG
1.3 PLTGU TAMBAK LOROK SEMARANG) guna melengkapi salah satu syarat
menyelesaikan pendidikan program Strata Satu Jurusan Teknik Elektro Fakultas
Teknik Universitas Diponegoro Semarang.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan yang sangat berarti, baik secara langsung maupun tidak
langsung sehingga laporan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Ir. Sudjadi, MT selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro UNDIP,
2. Bapak Ir. Tejo Sukmadi, MT selaku Pembimbing I Tugas Akhir yang
telah membimbing dan memberikan petunjuk dalam penyelesaian Tugas
Akhir ini,
3. Bapak Karnoto, ST MT selaku pembimbing II Tugas Akhir yang telah
menuntun dan mengarahkan penulis dalam menyusun laporan Tugas
Akhir ini,
4. R. Rizal Isnanto, ST MM MT selaku dosen wali 2006 yang memberikan
nasehat untuk selalu disiplin, jujur dan kerja keras dalam hidup,
5. Seluruh Dosen dan Pegawai Jurusan Teknik Elektro Universitas
Diponegoro.
6. Bapak, Ibu, Adik tercinta yang telah membesarkan dan selalu memberi
doa restu kepada penulis sekaligus menjadi inspirasi bagi penulis,
7. Seluruh mahasiswa Teknik Elektro UNDIP khusunya teman-teman
Power Ekstensi angkatan 2006 atas dukungan dan doanya kepada
penulis untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini,
8. Seluruh pihak yang mungkin terlupakan dan tidak mungkin disebutkan
satu per satu, yang telah membantu penulis.
Penulis menyadari bahwa laporan Tugas Akhir ini masih banyak
kekurangannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi
kemajuan ilmu pengetahuan pembaca dan semua pihak yang dapat memanfaatkan
Laporan Tugas Akhir ini, khususnya untuk rekan-rekan Mahasiswa Teknik Elektro
Universitas Diponegoro.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii
ABSTRAK ......................................................................................................... iv
ABSTRACT ....................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi
DAFTAR ISI...................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2. Tujuan .......................................................................................... 2
1.3. Pembatasan Masalah .................................................................... 2
1.4. Metode Penelitian ........................................................................ 3
1.5. Sistematika Penulisan .................................................................. 3
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Konstruksi dari transformator ................................................. 6
Gambar 2.2 Bagan rangkaian transformator ............................................... 6
Gambar 2.3 Konstruksi transformator daya ................................................ 8
Gambar 2.4 Sistim pengaman kebakaran .................................................... 19
Gambar 2.5a Arus magnetisasi secara grafis tanpa memperhitungkan
Halaman
Tabel 2.1 Macam-macam sistem pendingin................................................ 14
Tabel 3.1 Nilai relatif dari umur pemakaian ............................................... 40
Tabel 3.2 Durasi operasional yang masih diijinkan ................................. 42
Tabel 4.1 Pembebanan pltgu tambak lorok semarang blok i
tanggal 6 september 2008............................................................ 44
Tabel 4.2 Tabel variasi beban ..................................................................... 45
Tabel 4.3 Temperatur maksimal harian tahun 2008.................................... 46
Tabel 4.4 Tabel pengaruh suhu ambient .................................................... 52
Tabel 4.5 Umur transformator dari berbagai macam pembebanan............. 53
Tabel 4.6 Perhitungan-perhitungan untuk jenis pendinginan ONAN. ........ 61
Tabel 4.7 Perhitungan-perhitungan untuk jenis pendinginan ONAN OFAF62
Tabel 4.8 Hubungan antara load faktor (K) dengan temperatur hot spot.... 64
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan penelitian tugas akhir ini menganalisis susut umur pada isolasi belitan
transformator, yang dapat dibagi menjadi seperti dibawah ini:
1. Menganalisis pengaruh pembebanan terhadap susut umur transformator
tenaga GTG 1.3 PLTGU Tambak Lorok Semarang.
2. Mengetahui pengaruh suhu sekitar terhadap susut umur transformator
tenaga/daya GTG 1.3 PLTGU Tambak Lorok Semarang
3. Mengetahui susut umur transformator tenaga terendam minyak GTG 1.3
PLTGU Tambak Lorok Semarang.
a. Bagian utama
- Inti besi
- Kumparan transformator
- Minyak transformator
- Bushing
- Tangki konservator
b. Peralatan Bantu.
- Pendingin
- Tap changer
- Alat pernapasan (dehydrating breather)
- Indikator-indikator : Thermometer, permukaan minyak
c. Peralatan Proteksi
- Rele Bucholz
- Pengaman tekanan lebih (explosive membrane)
Inti trafo dibentuk dari lapisan lembaran pelat besi silikon yang
memiliki lapisan isolasi sangat tipis pada salah satu sisinya, yang
tahan terhadap panas tinggi serta mempunyai koefisien penyebaran
panas yang rendah, dengan ketebalan yang sangat tipis untuk dapat
menekan rugi-rugi inti yang semakin kecil. Disusun sedemikian rupa
sehingga membentuk suatu luasan inti magnetis yang kokoh serta
efisien.
1. Udara/gas
2. Minyak
3. Air
1. Alamiah (natural)
2. Tekanan/paksaan
Pada cara alamiah (natural), pengaliran media sebagai akibat
adanya perbedaan suhu media dan untuk mempercepat perpindahan
panas dari media tersebut ke udara luar diperlukan bidang perpindahan
panas yang lebih luas antara media (minyak,udara dan gas), dengan
cara melengkapi transformator dengan sirip-sirip (radiator).
Media
Dalam Transformator Diluar Transformator
Macam Sistem
No. Sirkul
Pendingin *) Sirkulasi Sirkulasi Sirkulasi
asi
alamiah Paksa Alamiah
Paksa
1. AN - - Udara -
2. AF - - - Udara
3. ONAN Minyak - Udara -
4. ONAF Minyak - - Udara
5. OFAN - Minyak Udara -
6. OFAF - Minyak - Udara
7. OFWF - Minyak - Air
8. ONAN/ONAF Kombinasi 3 dan 4
9. ONAN/OFAN Kombinasi 3 dan 5
10. ONAN/OFAF Kombinasi 3 dan 6
11. ONAN/OFWF Kombinasi 3 dan 7
*) Menurut IEC tahun 1976
2.4.4 Indikator
Untuk mengawasi selama transformator beroperasi, maka perlu
adanya indikator pada transformator sebagai berikut:
- Indikator suhu minyak
2.6.6 Arrester
Fungsi arrester sebagai pengaman surja petir yaitu dengan
mengalirkan surja petir ketanah. Dalam keadaan normal arrester
bersifat sebagai isolator dan pada saat timbul tegangan lebih yang
melebihi nominl arrester maka akan berubah menjadi konduktor dalam
waktu singkat sehingga arus kilat mengalir ke tanah.
d
E N .
dt
dengan: E = Gaya Gerak Listrik (GGL), dalam Volt
N = jumlah belitan
= arus induksi (flux ), dalam Weber
Sehingga apabila sisi primer diberi sumber tegangan V1 yang
berbentuk sinusoidal maka pada saat yang pertama akan mengalir arus
Io yang sinusoidal pula. Gaya gerak magnet (GGM) N1.Io akan
menghasilkan fluks pada inti besi, karena arus Io merupakan
gelombang sinusoidal maka fluks juga merupakan gelombang
sinusoidal.
m Sin t
Gambar 2.6a Suatu arus listrik mengelilingi Gambar 2.6b Suatu lilitan mengelilingi
inti besi maka besi itu menjadi magnet magnet maka akan timbul gaya gerak listrik
(GGL)
dt
e p = - Np m cos t
e p = - Np m sin ( t - )
2
Dari persamaan diatas dapat dibuktikan bahwa, fluks magnet fungsi
sinus akan menimbulkan GGL induksi fungsi sinus. GGL induksi akan
ketinggalan 900 terhadap fluks magnet.
GGL induksi kumparan primer maksimum adalah (e p)maks = Np
m dan besarnya tegangan efektif (ep) dapat dihitung dengan
persamaan,
(E p ) maks
ep =
2
Np m
ep =
2
ep = 3,14 .1,41 f Np m
ep = 4,44 f Np m
Apabila dilihat dari sisi primer rangkaiannya menjadi seperti gambar dibawah
ini:
Pe = Ke 2. f 2. Bmaks
dengan: Pe = rugi-rugi arus Eddy (Watt)
f = frekuensi (Hertz)
Bmaks = kepadatan fluks maksimum (Tesla)
Ke = konstan
Arus beban I2 ini akan menimbulkan gaya gerak magnet ( ggm ) yang
cenderung menentang fluks ( ) bersama yang telah ada akibat arus pemagnetan
IM. Agar fluks bersama itu tidak berubah nilainya, pada kumparan primer harus
mengalir arus I2, yang menentang fluks yang dibangkitkan oleh arus beban I 2,
hingga keseluruhan arus yang mengalir pada primer menjadi I1 = Io + I2
Transformator dalam keadaan bertegangan dan belum dibebani akan
timbul rugi-rugi yang dapat menimbulkan kondisi trafo tersebut panas, namun
panas yang timbul kecil. Apabila transformator tersebut dibebani maka
kumparan dan minyak di dalam trafo akan bertambah panas sesuai dengan
kenaikan bebannya atau sebesar I2R. Panas yang timbul pada kumparan akan
diteruskan secara konduksi pada minyak trafo yang berfungsi sebagai
pendingin. Baik kumparan maupun minyak trafo mempunyai batas-batas
operasi panas yang diijinkan. Isolasi kumparan yang terdiri dari kertas kraft
mempunyai batas panas yang diijinkan sesuai dengan klas isolasi spesifikasi
trafo. Demikian juga minyak isolasi trafo mempunyai batas panas yang
diijinkan. Apabila panas-panas tersebut dilampaui maka isolasi akan rusak dan
secara keseluruhan transformator tersebut akan rusak. Panas tersebut harus
direduksi dengan memasang sistem pendingin.
Pembebanan transformator dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu:
pembebanan normal ( K1 ) dan pembebanan diatas normal ( K2 ).
R2 R1
t1 t2 234,5 t1 ...................................................... 3.1
R1
Dengan:
R2 = Tahanan lilitan panas (ohm)
R2 = Tahana lilitan dingin (ohm)
T2 = Suhu panas lilitan (oC)
T1 = Suhu lilitan pada awal percobaan (oC)
Di dalam transformator minyak timbulnya panas akibat rugi besi dan rugi
tembaga di dinginkan dengan minyak trafo. Bila keadaan ini berlangsung terus-
menerus lama kelamaan minyak transformator akan menjadi panas. Dengan
kenaikan suhu minyak, komposisi minyak transformator akan mengalami
perubahan melalui reaksi kimia. Terjadinya reaksi tersebut akan menghasilkan
zat (persenyawaan) lain dan akan mengubah sifat dari minyak transformator
Perubahan-perubahan itu antara lain:
- Warna coklat (hitam)
- Kadar asam tinggi
- Mengandung endapan (kotor)
- Kekuatan daya elektrik menurun
- Viskositas tinggi
Apabila perubahan-perubahan tersebut dibiarkan dapat menyebabkan
turunnya nilai isolasi dari minyak.
Hot spot
Kumparan sisi atas
Puncak minyak wo
Temperatur kumparan
rata-rata
( 65 deg C pd daya
Tengah minyak wo
pengenal )
Dasar minyak
Kumparan sisi bawah Kenaikan temperatur
x = kontanta
x = 0,9 (ONAN dan ONAF)*
x = 1,0 (OFAF dan OFWF)
br = suhu
Untuk br = 55 oC untuk ON, dan br = 40 oC untuk OF.
* spesifikasi dalam sub bab 41.7.1 publikasi IEC 76 (1967), karena
mengikuti tabel tunggal yang diatur untuk digunakan pada kedua jenis
pendinginan dengan kesalahan yang tidak lebih dari 2 %.
Keterangan :
cr = 78 oC
y = kontanta
y = 0,8 (ONAN dan ONAF)
y = 0,9 (OFAF dan OFWF)
br = suhu
Untuk br = 55 oC untuk ON, dan br = 40 oC untuk OF.
Dengan:
o(n-1) adalah kenaikkan temperatur awal minyak.
b adalah kenaikkan temperatur akhir minyak yang
telah distabilkan, berhubungan dengan beban
seperti dihitung dalam sub bab sebelumnya..
= kontanta waktu minyak dalam jam
= 3 (ONAN dan ONAF)
= 2 (OFAF dan OFWF)
t = waktu dalam jam
3.4.4.2 Kenaikkan Temperatur Hot spot
Kenaikkan temperatur hot spot pada waktu tertentu
sebelum kondisi distabilkan adalah mendekati perkiraan
dengan asumsi bahwa kenaikkan temperatur hot spot di atas
adalah kenaikkan temperatur top oil yang terbentuk dengan
seketika[3].
Kenaikkan temperatur hot spot pada waktu tertentu
sama dengan:
c = b+ ( cr - br) K2y ............................ 3.7
1 dK 2
c = br +( cr - br) K2y
1 d
( c cr ) / 6
= 2 ........................................................... 3.10
Persamaan 3.10 bila diubah dalam bentuk log10 akan menjadi:
V = 10 ( c 98)/19.93
......................................................... 3.11
Dengan:
V = nilai relatif dari umur pemakaian
cr = 98 oC menurut publikasi IEC 76 (1967).
Hal ini dapat dijelaskan dalam gambar 3.3 dan dengan tabel
berikut:
80 0.125
86 0.25
92 0.5
98 1.0
104 2.0
110 4.0
116 8.0
122 16.0
128 32.0
134 64.0
140 128.0
Setelah diperoleh harga hot-spot yang terjadi akibat
pembebanan pada transformator dan bila nilai suhu ini dihubungkan
dengan faktor penuaan isolasi maka dapat diketahui bentuk kurva
faktor penuaan dari isolasi belitan yang dipergunakan.
Laju Penuaan Thermal
Relatif
100
10
1,0
0,1
24 98
16 101.5
12 104
8 107.5
6 110
4 113.5
3 116
2 119.5
1.5 122
1.0 125.5
0.75 128
0.5 131.5
BAB IV
ANALISIS PENGARUH KENAIKAN BEBAN
PADA TRAFO TENAGA
A. Data Transformator
Transformator 3 phasa
B. Data Temperatur
Temperatur rata-rata
harian : 27,9 C
Temperatur harian
Temperatur harian
C. Data pembebanan
Untuk data pembebanan tanggal 6 September tahun 2009 dapat dilihat pada
PLTGU BLOK I
JAM GTG I.1 GTG I.2 GTG I.3 STG I.0
MW MVAR MW MVAR MW MVAR MW MVAR
0:00 102 1 101 1 103 1 150 1
1:00 102 2 102 2 102 2 151 2
2:00 75 1 75 1 72 2 126 1
3:00 104 1 103 2 104 2 151 2
4:00 104 30 104 45 104 45 151 45
5:00 94 30 94 35 95 35 149 35
6:00 75 25 75 25 75 25 127 35
7:00 75 10 75 10 75 10 127 10
8:00 101 10 101 10 100 10 148 10
9:00 101 10 101 10 100 10 148 10
10:00 101 20 101 20 102 20 150 20
11:00 101 20 101 20 102 20 150 20
12:00 101 5 101 5 102 5 150 5
13:00 101 5 100 5 100 5 150 5
14:00 101 20 100 20 100 20 150 20
15:00 100 20 100 20 100 20 150 20
16:00 100 20 100 20 100 20 150 20
17:00 100 0 100 0 101 0 150 0
18:00 100 30 100 30 101 30 150 30
19:00 100 30 100 45 101 45 150 45
20:00 100 30 100 45 101 45 150 45
21:00 102 20 102 30 103 30 150 40
22:00 102 10 101 10 103 10 151 20
23:00 102 10 102 10 103 10 151 10
24:00 102 10 102 10 103 10 151 8
4.2. Pembebanan Transformator Dengan Beban Konstan
4.2.1. Perhitungan-Perhitungan
Untuk mendapatkan pengaruh dari berbagai pembebanan terhadap
transformator tenaga maka besarnya beban dibuat konstan menjadi
seperti tabel dibawah ini:
Beban Transformator
No
(%)
1 100
2 90
3 80
S
K
Sr
100%
100%
= 1,0
450
=
100
= 4,5
0 ,9
1 4,5(1,0 2 )
b = 40
1 4,5
0,9
5,5
= 40
5,5
= 40 C
o1 = 40 + ( 40 40 ) ( 1 - e-1/ 2 )
= 40 C
Menentukan Selisih Temperatur Antara Hot Spot Dengan Top Oil
td = ( cr or ) K2y
td = ( 78 40 ) ( 1,0 ) 2 ( 0,9 )
= ( 38 ) ( 1,0 ) 1,8
= 38 x 1,0
= 38 C
c = a+ on + otd
= 32 + 40 + 38
= 110C
V = 2( c - 98 ) / 6
= 2 (110 - 98 ) / 6
= 2 ( 12 ) / 6
= 22
= 4
Karena bebannya konstan maka besarnya laju penuaan relatif untuk tiap
jam perharinya sama.
h
L = V0 4Vodd 2Veven V n x 100%
3T
1
L= { 4 + 4( 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4 ) + 2 ( 4
3 x 24
+ 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4) }
1
= { 288 } x 100%
72
= 400 %
S
K
Sr
90%
100%
= 0,9
450
=
100
= 4,5
= 1 dK 2
b oi
1 d
1
1 4,5(0,9 2 )
b = 40
1 4,5
4,645
= 40
5,5
= 33,782 C
= 33,782 C
td = ( cr br ) K2y
td = ( 78 40 ) ( 0,9 ) 2 ( 0,9 )
= ( 38 ) ( 0,9 ) 1,8
= 38 x 0,827
= 31,435 C
c = a+ on + otd
= 32 + 33,782 + 31,435
= 97,217 C
V = 2( c - 98 ) / 6
= 2 (97,217 - 98 ) / 6
= 0,9135
Karena bebannya konstan maka besarnya laju penuaan relatif untuk tiap
jam perharinya sama.
h
L = V0 4Vodd 2Veven V n x100%
3T
1
L= { 0,9135 + 4 ( 0,9135 + 0,9135 + 0,9135 + 0,9135 + 0,9135
3 x 24
1
= { 65,772 } x 100%
72
= 91,35 %
S
K
Sr
80%
100%
= 0,8
450
=
100
= 4,5
= 1 dK 2
b oi
1 d
1
1 4,5(0,8 2 )
b = 40
1 4,5
3,88
= 40
5,5
= 28,218 C
= 28,218 C
td = ( cr or ) K2y
td = ( 78 40 ) ( 0,8 ) 2 ( 0,9 )
= ( 38 ) ( 0,8 ) 1,8
= 38 x 0,669
= 25,430 C
c = a+ on + otd
= 32 + 28,218 + 25,430
= 85,648 C
= 2 (85,648 - 98 ) / 6
= 2 (-12,352 ) / 6
= 0,24
Karena bebannya konstan maka besarnya laju penuaan relatif untuk tiap
jam perharinya sama.
h
L = V0 4Vodd 2Veven V n x 100%
3T
1
L= { 0,24 + 4 (0,24 + 0,24 + 0,24 + 0,24 + 0,24 + 0,24 + 0,24
3 x 24
+ 0,24 ) + 0,24 )
1
= { 17,28 } x 100%
72
= 24 %
c = a+ on + otd
Karena on dan otd dipengaruhi oleh pembebanan, sedangkan
pembebanan dibuat konstan maka on dan otd akan konstan juga.
Oleh karena itu yang mempengaruhi temperatur hot spot dalam hal ini
adalah temperatur ambient. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada
tabel 4.3.
umur dasar 2
n =
susut umur
30 2
=
400%
28
=
400%
= 7 tahun
100
80
60
40
20
0
Susut umur ( % )
Transformator
Seperti terlihat pada lampiran 2, besarnya daya pengenal dari trafo yang
digunakan 110 MVA / 145 MVA ( ONAN / OFAF )
Besarnya beban trafo pada tanggal 6 September 2008 jam 00:00 adalah
103 MW 1 MVAR
S P2 Q2
= 103 2 12
= 103,005 MVA
S
K
Sr
103,005
110
= 0,9364 ( ONAN )
S
K
Sr
103,005
145
= 0,7104 ( OFAF )
= I12.R1 + I12.a2.R2
= I12 ( R1 + a2.R2 )
PCU
2
= ( R1 + a2.R2 )
I1
450
= ( R1 + a2.R2 )
12,6087 2
Sr = V1 . I1
Sr
I1 =
V1
145 MVA
=
11,5 KV
= 12,6087 KA
Sr = V1 . I1
Sr
I1 =
V1
110 MVA
=
11,5 KV
= 9,5652 KA
= I12 ( R1 + a2.R2 )
= (9,5652 ) 2 ( R1 + a2.R2 )
450
= (9,5652 ) 2 ( )
12,6087 2
= 258,9763 KW
258,9763
=
100
= 2,5898
450
=
100
= 4,5
x
1 dK 2
b = oi
1 d
0,9
1 2,5898(0,8768)
= 55
1 2,5898
0, 9
1 2,2709
= 55
1 2,5898
0, 9
3,2709
= 55
3,5898
= 55 x 0,9197
= 50,5823 C
untuk ONAN 0 = 3
untuk OFAF 0 = 2
= 50,5823 C
on = on + a
Sedangkan besarnya a menurut lampiran temperatur tanggal 6
September 2008 adalah 27,9 C.
on = o1 + a
= 50,5823 + 27,9
= 78,4823 C.
Jika temperatur top oil kurang dari atau sama dengan 64C maka
jenis pendinginannya adalah ONAN.
Jika temperatur top oil lebih dari 64C maka jenis pendinginannya
adalah OFAF, bila temperaturnya masih diatas 50C
pendinginannya masih OFAF,
Jika kurang dari 50C pendinginannya berubah menjadi ONAN.
Untuk awal perhitungan digunakan dengan jenis pendinginan ONAN,
karena temperatur top oil transformator 78,4823C, maka dapat
diketahui jenis pendinginannya adalah OFAF sehingga perhitungannya
menjadi:
1
1 4,5(0,7104 2 )
b = 40
1 4,5
1 4,5(0,5047)
= 40
1 4,5
1 2,2710
= 40
5,5
3,2710
= 40
5,5
= 40 x 0,5947
= 23,7881 C
o2 = o1 + a
= 23,7881 + 27,9
= 51,6881 C.
td = ( cr br ) K2y
td = ( 78 40 ) ( 0,7104 ) 2 ( 0,9 )
= ( 38 ) ( 0,7104 ) 1,8
= 38 x 0,1982
= 20,5336 C
persamaan, yaitu:
c = ar+ on + otd
a maks / hari
ar =
hari
= ( 34 + 34,7 + 35 + 31 + 34,8 + 32 + 32 + 31,2 +34,2 + 35 + 33,4 +
= 33,8267 C
= 78,1484C
Berdasarkan persamaan
V = 2( c - 98 ) / 6
= 2 (78,1484 - 98 ) / 6
= 2 (-19,8516 ) / 6
= 0,1009
Dengan cara yang sama untuk pembebanan pada jam yang lain dapat
dilihat hasilnya pada tabel 4.6.
Menghitung Pengurangan Umur
h
L = V0 4Vodd 2Veven Vn x 100%
3T
Untuk ONAN
1
L= { 2,2747 + 4 ( 2,1503 + 1,6212 + 1,9800 + 0,3896 + 1,2415
3x 24
+ 1,8698 + 1,6944 + 1,9193 + 1,8690 + 3,4465 + 3,4845
+ 2,6984 ) + 2 ( 0,4609 + 3,1988 + 0,6135 + 1,0865 + 1,6621 +
1,8331 + 1,8746 +1,9520 + 2,3872 + 3,8878 + 2,8284 ) + 2,6089 }
1
= { 145,9114 } x 100%
72
= 202,65%
1
= { 8,6904 } x 100%
72
= 15,69%
Saat transformator masih berbeban rendah akan menghasilkan
temperatur yang masih relatif rendah sehingga jenis pendinginannya
akan menggunakan ONAN, seiring dengan kenaikkan beban
temperaturnya juga akan mengalami kenaikkan pada suhu 64C jenis
pendinginannya akan menggunakan OFAF sehingga temperaturnya akan
mengalami penurunan. Namun demikian temperatur minyak
transformator saat ONAN dan OFAF akan relatif sama pada beban
tertentu.
Tabel 4.8 Hubungan antara load faktor (K) dengan temperatur hot spot.
Pendingin K n td a c
ONAN 0 0.0000 0.0000 32 32.0000
ONAN 0.1 17.8153 0.5777 32 50.3930
ONAN 0.2 19.0251 1.7514 32 52.7765
ONAN 0.3 21.0229 3.3506 32 56.3735
ONAN 0.4 23.7851 5.3091 32 61.0943
ONAN 0.5 27.2854 7.5872 32 66.8726
OFAF 0.6 19.0545 15.1515 32 66.2061
OFAF 0.7 23.3091 19.9968 32 75.3059
OFAF 0.8 28.2182 25.4300 32 85.6481
OFAF 0.9 33.7818 31.4355 32 97.2173
OFAF 1 40 38.0000 32 110
Gambar 4.2 Grafik Hubungan antara load faktor (K) dengan temperatur hot
spot.
Dari tabel dan grafik diatas dapat dilihat bahwa saat terjadi
perpindahan dari ONAN menjadi OFAF temperatur hot spot naik
kemudian turun karena OFAF lebih efektif dari pada ONAN.
4.3.2. Menentukan Perkiraan Umur
Karena pembebanannya berubah-ubah setiap harinya atau tidak
kontinyu sehingga sulit ditentukan pola pembebanan hariannya. Maka
diasumsikan untuk setiap harinya dianggap merupakan pola
pembebanan hariannya. Perhitungan perkiraan umur dibawah ini hanya
memperhitungkan karena pengaruh penurunan isolasi belitan saja tanpa
memperhitungkan pengaruh yang lain.
Untuk ONAN
Sisa umur pada tahun ke n = umur dasar - ( n x susut umur )
umur dasar 2
n =
susut umur
30 2
=
210,01%
28
=
210,01%
= 13,3327 tahun
30 2
=
12,07%
>>> 30 tahun
4.4. Pembahasan
4.4.1. Pembebanan Optimum
Bila transformator didesain dengan standar IEC dengan suhu
sekitar 20 0C tetapi beroperasi di Indonesia dimana suhu lingkungan
sekitar 30 0C maka trafo tersebut harus disesuaikan kemampuannya,
karena pada kondisi ini suhu panas setempat lebih tinggi dari standar
atau dengan kata lain trafo tersebut mengalami penurunan kapasitas.
Semakin tinggi panas setempat semakin pendek operasional dari
transformator tenaga tersebut.
h
L = V0 4Vodd 2Veven V n x 100%
3T
1
100% = { V0 + 4 ( V1 + V3 + V5 + V7 + V9 + V11 + V13 + V15 +
3x 24
1
= { 2V + 4(12V) + 2(11V) }
72
1
= { 2V + 48V + 22V }
72
72V
=
72
V = 1
1 = 2( h - 98 ) / 6
2
log 1 = ( h - 98 ) / 6
0 = ( h - 98 ) / 6
0x6 = ( h - 98 )
h = 98
h = a+ on + otd
td = ( cr or ) K2y
td = ( 78 40 ) ( K ) 2 ( 0,9 )
= ( 38 ) ( K ) 1,8
= 38K1,8
x
1 dK 2
on = oi
1 d
1
1 4,5( K 2 )
on = 40
1 4,5
1
1 4,5 K 2
on = 40
5,5
h = a+ on + td
2 1
98 = 32 + 40 1 4,5K + 38K1,8
5,5
1 4,5K 2
40 + 38K1,8 = 98 - 32
5,5
40 180 K 2
+ 38K1,8 = 98 - 32
5,5
f X
Xn+1 = Xn -
f' X
f K 5611,6406
K1 = K0 - = 10,000 - = 4,8333
f' K 1086,1208
f K 1353,5907
K2 = K1 - = 4,8333 - = 2,4058
f' K 557,6046
f K 315,2198
K3 = K2 - = 2,4058 - = 1,332
f' K 295,5303
f K 64, 2493
K4 = K3 - = 1,3392 - = 0,9701
f' K 174,0587
f K 8,0463
K5 = K4 - = 0,9701 - = 0,9083
f' K 130,2516
f K 0,2304
K6 = K5 - = 0,9083 - = 0,9064
f' K 122,7850
f K 0,0002
K7 = K6 - = 0,9064 - = 0,9064
f' K 122,5575
Sehingga K = 0,9064
98 = a+ 40 + 38
a = 98 - 78
a = 20C
Pembebanan 90%
Temperatur hotspot h = a+ on + otd
98 = a+ 33,782 + 31,435
a = 98 65,217
a = 32,783C
5.1 Kesimpulan
mulai dari perhitungan dan analisis, dapat disimpulkan beberapa hal antara
lain :
1. Hasil penelitian dari tiga percobaan untuk pembebanan 80%, 90% dan
%).
2. Pada perhitungan pengaruh suhu sekitar terhadap susut umur trafo seperti
menghasilkan susut trafo minimal 100 % pada beban 100%. Berdasar data
pembebanan tahun 2008 susut umur trafo tenaga GTG 1. 3 PLGU Tambak
penyusutan umur.
5.2 Saran
[1] A. Arismunandar, S. Kuwahara, Buku Pegangan Teknik Tenaga Listrik, Jilid III,
Jakarta : Pradnya Paramita, 1979.
[2] Bean, Richard L, Transformers For The Electric Power Industry,
[3] IEC, Loading Guide For Oil Immersed Transformer, IEC Publication, 1972.
[4] Kadir, Abdul, Transformator, Jakarta : Pradnya Paramita, 1979.
[5] Lewand, Lance R, Practical Experience Gained From Furanic Compound
Analysis, Doble Engineering Company Konferensi internasional tahunan
doble client ke-73, 2006.
[6] Perera, KBMI, Estimation of Optimum Transformer Capacity based on Load
Curve , vol 3, No 1, Transactions of IEE Sri Lanka , January 2001.
[7] PLN, Pedoman Pembebanan Transformator Terendam Minyak, SPLN 17, 1979.
[8] PLN, Spesifikasi Transformator Tegangan Tinggi, SPLN 61, 1985.
[9] PLN, Transformator Tenaga, SPLN 8-1, 1991.
[10] Sulasno, Ir., Distribusi Tenaga Listrik, Badan penerbit UNDIP, Semarang,
2001.
[11] Tobing, B.L., Peralatan Tegangan Tinggi, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
Utama, 2003.
[12] Winders Jr, John J, Power Transformers Principles Applications,
[13] Www.tutiempo.net
[14] Www.wikipedia.com
[15] Z. Radakovic, E. Cardillo "The influence of transformer loading to the ageing
of the oilpaper insulation. Roterrdam millpress, 2003
[16] Zuhal, Dasar Tenaga Listrik, ITB, Bandung, 1991.
BIODATA MAHASISWA