Anda di halaman 1dari 8

KITEKTRO: Jurnal Online Teknik Elektro e-ISSN: 2252-7036

Vol.3 No.2 2018: 1-8

Analisis Pengaruh Suhu Akibat Pembebanan


Terhadap Susut Umur Transformator Daya
Di Gardu Induk Lambaro
Muhammad Aidil Muzar #1, Syahrizal #2, Mahdi Syukri #3
#
Jurusan Teknik Elektro dan Komputer, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala
Jl. Tgk. Syech Abdurrauf No.7 Darussalam, Banda Aceh 23111, Indonesia
1aidil.muzar@gmail.com

2syahrizal.ee@unsyiah.ac.id

3mahdisyukri@yahoo.co.id

Abstrak— Temperatur Hot Spot pada sebuah transformator normal pada kondisi suhu Hot Spot 98ºC pada pembebanan
dapat dipengaruhi oleh besarnya beban serta temperatur yang terus-menerus. Apabila transformator tersebut
lingkungan. Perlu dianalisis nilai temperatur Hot Spot pada mengalami suhu Hot Spot yang melampaui dari 98ºC, maka
sebuah transformator berdasarkan standar PLN yang susut umurnya akan begitu cepat sehingga dapat mengurangi
diterapkan yaitu maksimal 98ºC. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis nilai temperatur Hot Spot transformator
umur transformator yang diharapkan [2].
daya di Gardu Induk Lambaro kemudian membandingkan Faktor pembebanan pada transformator ini mempengaruhi
dengan nilai yang telah ditargetkan PLN serta mendapatkan temperatur minyaknya, semakin besar bebannya maka
besar susut umur dari transformator dengan menggunakan semakin tinggi temperaturnya, semakin rendah bebannya
metode IEC354 tahun 1972. Hasil penelitian menunjukkan maka semakin rendah temperaturnya. Kerusakan isolasi dari
bahwa temperatur Hot Spot transformator tersebut masih minyak transformator disebabkan oleh pergantian suhu
berada di bawah batas maksimum yang ditetapkan yaitu pada akibat beban atau suhu Ambien (suhu lingkungan) pada
saat ONAN yaitu 92,74ºC. Sedangkan saat ONAF yaitu transformator daya tersebut. Pemanasan pada belitan
66,63ºC. Besar susut umur transformator ONAN/ONAF yaitu transformator menyebabkan isolasi mengalami kerusakan
sebesar 0,10 jam/hari atau 35,53 jam/tahun. Sisa umur
transformator ONAN/ONAF yaitu 13,92 tahun.
dan kenaikan temperatur minyak akan mengganti komposisi
serta sifat minyak transformator. Apabila perubahan ini
Kata Kunci— Transformator, Temperatur Lingkungan, Susut dibiarkan maka akan menyebabkan nilai isolasi dari minyak
Umur. menurun.
Mengingat kerja keras dari suatu transformator maka
I. PENDAHULUAN diusahakan agar peralatan ini berusia panjang dan dapat
Kemajuan teknologi yang kian pesat menjadikan listrik lebih lama dipergunakan, maka transformator harus
berperan penting di dalam kehidupan masyarakat, maka dipelihara dengan menggunakan sistem pembebanan serta
pendistribusian energi listrik yang handal begitu dibutuhkan peralatan yang benar, baik dan tepat.
untuk metransfer beban-beban yang ada. Tenaga listrik yang Oleh karena itu, penulis melaksanakan penelitian pengaruh
dihasilkan pembangkit listrik dinaikan tegangannya oleh pembebanan transformator daya dan pengaruh suhu
gardu induk menggunakan transformator Step Up kemudian lingkungan terhadap susut umur ditinjau dari penurunan
dialirkan melalui jaringan transmisi. Dari jaringan transmisi isolasi belitan transformator serta menganalisis susut umur
tegangan diturunkan lagi menggunakan transformator Step transformator daya dengan acuan standar International
Down di gardu induk Electrotechnical Commission (IEC) 354 tahun 1972 [3].
Transformator daya di gardu induk merupakan komponen
utama dalam sistem pendistribusian energi listrik. II. DASAR TEORI
Transformator begitu penting di dalam pendistribusian A. Sistem Tenaga Listrik
energi listrik maka dibutuhkan perhatian khusus pada
Sistem Tenaga Listrik merupakan sistem penyediaan
transformator terutama dalam hal pembebanannya yang akan
energi listrik yang terdiri dari pusat listrik terhubung satu
berpengaruh kepada susut umur transformator tersebut.
dengan lainnya oleh jaringan transmisi sampai ke distribusi.
Isolasi belitan transformator serta minyak transformator
Struktur penyaluran sistem tenaga listrik cukup besar dan
dapat mempengaruhi susut umur transformator [1].
kompleks karena terdiri dari beberapa komponen seperti
Penuaan isolasi ini begitu cepat bilamana isolasi tersebut
generator, transformator, alat-alat pengaman dan beban serta
beroperasi dalam suhu yang melampaui dari batas yang
pengaturan yang saling berkaitan.
diizinkan (dalam hal ini adalah Hot Spot). Menurut standar
IEC354, sebuah transformator akan mengalami umur yang

Vol.3 No.2 2018 1 @2018 kitektro


KITEKTRO: Jurnal Online Teknik Elektro e-ISSN: 2252-7036
Vol.3 No.2 2018: 1-8

Beban mempunyai lilitan sekunder lebih sedikit dari primer yang


berfungsi untuk menurunkan tegangan pada proses
Transfor- Transfor-
mator
penerimaan daya [1].
mator Beban
Generator Penurun
Penaik C. Prinsip Kerja Transformator
Pada transformator terdapat kumparan primer dan
Beban sekunder. Kumparan primer ini apabila dihubungkan pada
sumber tegangan yang bolak-balik, maka fluks bolak-balik
Sistem Pembangkit Sistem Transmisi Sistem Distribusi ini akan muncul di dalam inti (core) dan membentuk
jaringan tertutup (close loop), maka mengalirlah arus primer.
Akibat adanya nya fluks pada kumparan primer, maka
Gambar 1 Sistem tenaga listrik [4]
dikumparan primer terjadi induksi (self induction). Selain itu,
juga terdapat induksi dikumparan sekunder karena pengaruh
Secara umum terdapat tiga bagian utama dari struktur
kumparan primer (mutual induction) sehingga menyebabkan
sistem tenaga listrik seperti yang terlihat pada gambar 1,
muncul nya fluks magnet pada kumparan sekunder. Jika
Pertama yaitu pusat pembangkit tenaga listrik (power station)
rangkaian sekunder dibebani energi listrik dapat disalurkan
dimana energi listrik dihasilkan, biasanya pembangkit
secara menyeluruh (magnetisasi) [7].
terletak jauh dari pusat beban. Selanjutnya adalah sistem
transmisi yaitu setelah energi listrik dibangkitkan, energi

tersebut dinaikkan tegangannya lalu disalurkan melalui e = -N (Volt) (1)
𝑑𝑡
jaringan transmisi menuju gardu induk (GI). Kemudian
sistem distribusi yaitu sebelum sampai pada gardu induk Keterangan :
(GI), tegangan yang telah dinaikkan sebelumnya diturunkan e = Gaya gerak listik (Volt)
agar energi listrik dapat disalurkan kepada pelanggan [4]. N = Jumlah lilitan
𝑑Ф
B. Transformator = Perubahan Fluks Magnetik (Weber/detik)
𝑑𝑡
Transformator merupakan suatu peralatan mesin listrik
D. Umur Transformator
statis yang beroperasi dengan induksi elektromagnetik.
Transformator berfungsi untuk menyuplai energi dari satu Dalam pengoperasian transformator terdapat beberapa
rangkaian listrik ke rangkaian listrik lainnya, dimana faktor yang dapat mempengaruhi umur transformator
perbandingan tegangan antara sisi primer dan sekunder diantaranya adalah kualitas minyak, suhu minyak, pola
berbanding lurus dengan perbandingan jumlah lilitan dan pembebanan, pengaruh suhu sekitar, kualitas bahan, kualitas
berbanding terbalik dengan perbandingan arusnya [5]. minyak, cuaca, kadar oksigen dan kelembapan udara. Oleh
Adapun pada inti ferromagnetik terdapat lilitan sekunder dan karena itu, dilakukan nya pemeliharaan transformator agar
primer. Tipe inti dan cangkang merupakan dua jenis umur transformator berusia panjang. Pemeliharaannya
konstruksi dari transformator [6]. Berikut dapat dilihat seperti pengujian minyak secara berkala, melakukan
bentuk fisik dari transformator pada Gambar 2. manajemen secara rutin dan pemasangan transformator
sesuai dengan standar konstruksinya [8].
Kenaikan suhu terhadap pembebanan yang berlebih pada
transformator akan menimbulkan efek panas. Setiap
kenaikan suhu pada batas yang diizinkan sebesar 6ºC
mengakibatkan umur transformator mengalami penuaan. Di
Indonesia berdasarkan SPLN diatur suatu transformator
hanya bisa bekerja pada suhu sekitar tidak melebihi 40ºC
dengan suhu rata-rata harian dan tahunan sekitar 30ºC.
Berdasarkan IEC (International Electrotechnical
Commission) menetapkan bahwa umur transformator hanya
berkisar 20 tahun [9].
E. Sistem Pendinginan Transformator
Gambar 2 Transformator
Sistem pendinginan pada transformator berfungsi untuk
menjaga kondisi transformator tidak terlalu panas saat
Terdapat dua jenis transformator berdasarkan sistem
memikul beban. Media yang digunakan pada sistem
penyaluran tenaga listrik. Pertama yaitu transformator Step
pendinginan transformator berupa udara/gas, minyak dan air
Up dimana transformator yang mempunyai lilitan sekunder
merupakan media yang digunakan pada sistem pendinginan.
lebih banyak dari primer yang berfungsi untuk menaikan
Pengalirannya (sirkulasi) dapat menggunakan dua metode
tegangan pada proses penyaluran daya. Selanjutnya
yaitu: secara alamiah (natural) dan paksaan (forced). Pada
transformator Step Down dimana transformator yang
metode alamiah (natural) transformator dilengkapi dengan

Vol.3 No.2 2018 2 @2018 kitektro


KITEKTRO: Jurnal Online Teknik Elektro e-ISSN: 2252-7036
Vol.3 No.2 2018: 1-8

sirip-sirip (radiator) yang bertujuan untuk mempercepat


perpindahan panas ke luar. Bila ingin mempercepat lagi
perpindahan panas yaitu dengan memakai pompa-pompa
sirkulasi minyak, udara dan air. Metode ini disebut dengan
paksaan (forced) . Jenis-jenis sistem pendingin transformator
berdasarkan media dan metode pengalirannya seperti pada
Tabel I [9]:
TABEL I
MACAM-MACAM SISTEM PENDINGIN

Gambar 3 Diagram Thermal [11]

Diagram Thermal pada Gambar 3 menjelaskan tentang


kenaikan temperatur minyak di dalam transformator. Minyak
di dalam transformator itu sebenarnya tidak merata dari
bawah sampai ke atas. Temperatur pada bagian bawah
biasanya lebih rendah dari bagian atas. Temperatur minyak
ini pelan-pelan akan bertambah secara linier dari bawah ke
atas dan akan bertambah sesuai dengan perubahan suhu di
kumparan, apapun jenis pendingin transformator tersebut.
Temperatur kumparan juga akan bertambah secara linier dari
bawah ke atas sesuai dengan bertambahnya kenaikan
temperatur minyak. Perbedaan temperatur antara minyak
pada puncak kumparan dengan minyak yang berada di dasar
kumparan adalah sama untuk semua bagian kumparan.
Sebagai indikator pertama, kenaikan temperatur dari
tembaga pada posisi di atas kumparan meningkat secara
linier sejalan dengan kenaikan temperatur minyak yang
mempunyai selisih konstan Δ 𝜃𝑤𝑜 antara dua garis lurus.
F. ONAN/ONAF Cooling Method
Kenaikan temperatur rata-rata puncak kumparan adalah
Sebuah transformator yang didinginkan secara alami kenaikan temperatur rata-rata minyak ditambah Δ𝜃𝑤𝑜 . Bila
(ONAN) adalah jenis pendingin transformator yang dapat dibandingkan dengan kenaikan temperatur rata-rata puncak
diandalkan dan tidak bersuara. Transformator yang kumparan, kenaikan temperatur Hot Spot masih lebih tinggi.
didinginkan secara paksa (ONAF) memang lebih efisien Perbedaan antara kedua kenaikan temperatur ini dapat
akan tetapi memiliki tingkat kebisingan yang lebih tinggi dihitung dengan Δ𝜃𝑤𝑜 . Sehingga kenaikan temperatur Top
dan kurang dapat diandalkan karena kemungkinan terjadinya Oil ditambah 1.2 Δ𝜃𝑤𝑜 [2].
kerusakan kipas. Jenis pendingin ini dapat ditentukan dengan
memenuhi satu keadaan atau lebih. Pertama jika Adapun kondisi dengan beban stabil, beban yang berubah-
pembebanan di bawah 60% dari daya pengenal maksimum ubah dan juga kondisi nilai daya tertentu merupakan
maka jenis pendinginnya adalah ONAN, sedangkan pengaruh pembebanan dan suhu pada transformator daya.
pembebanan di atas 60% dari daya pengenal maksimum
maka jenis pendinginnya adalah ONAF. Selanjutnya jika 1) Pembebanan transformator : Dalam menjaga stabilitas
temperatur Top Oil kurang dari atau sama dengan 50ºC maka sistem tenaga listrik, kualitas daya merupakan bagian yang
jenis pendinginnya adalah ONAN, sedangkan temperatur terpenting. Untuk menjaga stabilitas tersebut perlu
Top Oil di atas 50ºC maka jenis pendinginnya adalah ONAF diperhatikan pembebanan pada transformator daya. Maka
[10]. ratio pembebanan dapat ditentukan sebagai berikut [1] :
G. Diagram Thermal Transformator S
Besarnya pembebanan yang diberikan terhadap K= (2)
Sr
transformator menentukan kenaikan suhu transformator
tersebut. Dalam menentukan besarnya kenaikan suhu )
transformator diasumsikan sebuah diagram Thermal yang
sederhana seperti pada Gambar 3.

Vol.3 No.2 2018 3 @2018 kitektro


KITEKTRO: Jurnal Online Teknik Elektro e-ISSN: 2252-7036
Vol.3 No.2 2018: 1-8

Keterangan : Keterangan :
K : ratio pembebanan ∆θcr : kenaikan temperatur Hot Spot : 68ºC
S : beban transformator (MVA) ∆θbr : kenaikan temperatur Top Oil : 50ºC untuk ON
Sr : kapasitas transformator (MVA) K : ratio pembebanan
y : 0,8 untuk ON
2) Sirkulasi minyak alami :
Kenaikan temperatur rata-rata kumparan = 55ºC 4) Kenaikan temperatur Top Oil kondisi untuk beban
Kenaikan temperatur Top Oil (Δ𝜃𝑏𝑟 ) = 50ºC stabil : Kenaikan temperatur ini sebanding dengan kenaikan
Kenaikan temperatur rata-rata minyak = 40ºC temperatur Top Oil pada nilai daya yang dikalikan ratio dari
Perbedaan antara kenaikan rata-rata temperatur minyak jumlah kerugian berdasarkan eksponen x [15]:
dan kenaikan temperatur rata-rata kumparan Δ𝜃𝑤𝑜 = 15ºC
x
1+dK2
Berikut kenaikan temperatur Hot Spot (Δ𝜃𝑐𝑟 ) [1]: ∆θb = ∆θbr ( ) (6)
1+d

Keterangan : )
Δθcr = Δθbr + 1,2 Δθwo (3)
= 50 + 18 K : ratio pembebanan
= 68ºC d : perbandingan rugi
) 𝑅𝑢𝑔𝑖 𝑇𝑒𝑚𝑏𝑎𝑔𝑎 𝑃𝑎𝑑𝑎 𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑎𝑙
: (7)
𝑅𝑢𝑔𝑖 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑁𝑜𝑙
3) Temperatur Hot Spot : Temperatur Hot Spot ( θc ) x : konstanta
merupakan sebuah parameter temperatur yang digunakan )
x : 0.9 (ONAN dan ONAF)
untuk menentukan kemampuan Thermal pada transformator. Δθbr : kenaikan temperatur minyak (puncak)
Dimana temperatur ini merupakan batas kenaikan temperatur Δθbr : 50ºC untuk ON
yang diizinkan pada transformator yang juga digunakan
untuk menentukan umur isolasi yang digunakan 5) Kenaikan temperatur Top Oil kondisi untuk beban
transformator. Standar IEC354, menetapkan bahwa berubah-ubah : Kenaikan temperatur Top Oil Δθon adalah
temperatur Hot Spot yaitu sebesar 98ºC. Pada umumnya sangat mendekati dengan kenaikan eksponensial pada waktu
lokasi Hot Spot terdapat pada inti dan kumparan t setelah pemberian beban sebagai berikut [15]:
transformator. Hal ini disebabkan karena pada daerah
tersebut terdapat Eddy Current Losses (rugi-rugi arus eddy) ∆θon = ∆θ𝑜(𝑛−1) + (Δθb – ∆θ𝑜(𝑛−1) ) (1-𝑒 −𝑡/𝜏 ) (8)
yang tinggi karena fluks bocor senantiasa berputar secara
radial di ujung kumparan. Temperatur Hot Spot ini juga )
dipengaruhi oleh suhu temperatur sekitar, kenaikan suhu Keterangan :
rata-rata kumparan dan kenaikan suhu minyak [12]. ∆θ𝑜(𝑛−1) : kenaikan temperatur awal minyak.
Penyebab terjadinya temperatur Hot Spot yaitu Partial ∆θb : kenaikan temperatur akhir minyak yang
Discharge, harmonisa karena beban-beban yang tidak linier distabilkan
dan hubung singkat antar belitan atau dengan inti besi [13]. 𝜏 : 3 (ONAN dan ONAF)
t : lama pengamatan (Jam)
Untuk menentukan temperatur Hot Spot dapat digunakan 𝜏 : konstanta waktu minyak dalam jam
persamaan berikut [14]:
6) Kenaikan temperatur Hot Spot kondisi untuk beban
θc = θa + ∆θon + ∆θtd (4) stabil : Kenaikan temperatur Hot Spot ∆𝜃𝑐 untuk beban yang
stabil dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut [2]:
Keterangan : )
θc : temperatur Hot Spot (ºC) Δθc = Δθb + (Δθcr – Δθbr ) K 2y (9)
θa : temperatur lingkungan (ºC
∆θon : kenaikan temperatur Top Oil (ºC) 1+dK2 )
(10)
Δθc = Δθbr ( )+ (Δθcr – Δθbr) K 2y
∆θtd : selisih antara Hot Spot dengan Top Oil (ºC) 1+d

)
Sedangkan untuk mengetahui selisih temperatur antara Keterangan :
Hot Spot dengan Top Oil dapat digunakan persamaan berikut ∆θcr : 68ºC
[15]: y : konstanta
y : 0.8 (ONAN dan ONAF)
∆θtd = (∆θcr − ∆θbr )K 2y (5) Δθbr : 50ºC Untuk ON

) 7) Kenaikan temperatur Hot Spot kondisi untuk beban


berubah-ubah : Kenaikan temperatur Hot Spot sebelum

Vol.3 No.2 2018 4 @2018 kitektro


KITEKTRO: Jurnal Online Teknik Elektro e-ISSN: 2252-7036
Vol.3 No.2 2018: 1-8

kondisi stabil adalah mendekati perkiraan dengan asumsi Keterangan :


bahwa kenaikan temperatur Hot Spot di atas adalah kenaikan L : susut umur (Jam)
temperatur Top Oil yang terbentuk dengan seketika. Xn : laju penuaan Thermal relatif pada jam ke-n
Kenaikan temperatur Hot Spot di waktu tertentu [1]: dikalikan dengan waktu operasional
transformator
Δθc = Δθb + (Δθcr – Δθbr ) K 2y (11)
III. METODE PENELITIAN
1+dK2 )
∆θc = Δθbr ( ) + (∆θcr – ∆θbr ) K 2y (12) A. Variabel Data yang Digunakan
1+d
Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan nilai susut
Keterangan : ) umur transformator daya Gardu Induk Lambaro. Perhitungan
∆θcr : 68ºC dilakukan dengan cara menginput data pada Software
y : konstanta Microsoft Excel. Data mengenai pembebanan transformator
y : 0.8 (ONAN dan ONAF) diperoleh dari Gardu Induk Lambaro yaitu data pembebanan
Δθbr : 50ºC Untuk ON harian bulan November 2017 pada transformator daya,
sedangkan suhu sekitar/suhu lingkungan transformator daya
8) Laju penuaan Thermal relatif : Hubungan Montsinger diperoleh dari BMKG. Data-data tersebut digunakan untuk
sekarang telah digunakan untuk mendapatkan nilai relatif dapat menganalisis pengaruh suhu akibat pembebanan
dari umur pemakaian pada temperatur 𝜃𝑐 , dibandingkan terhadap susut umur transformator daya di Gardu Induk
dengan nilai normal dari umur pemakaian pada temperatur Lambaro.
θcr [2].
B. Proses Perhitungan Susut Umur
Laju penggunaan umur saat θc Untuk melakukan perhitungan susut umur transformator
X=
Laju penggunaan umur saat θcr menggunakan standar IEC354 terdapat beberapa tahap, yaitu:
menghitung ratio pembebanan dan perbandingan rugi yang
=2(θc−θcr)/6 (13) kemudian digunakan untuk menghitung kenaikan temperatur
stabil Top Oil serta kenaikan temperatur Top Oil. Dari
)
Persamaan 13 dapat disederhanakan dengan memberikan persamaan ratio pembebanan yang diperoleh selanjutnya
log10 sebagai faktor pengali maka persamaan akan menjadi dilakukan perhitungan untuk menentukan selisih temperatur
[3]: antara Hot Spot dengan Top Oil. Kemudian dari persamaan
X= 10(θc −θcr)/19.93 (14) kenaikan temperatur Top Oil dan selisih temperatur antara
Hot Spot dengan Top Oil yang diperoleh dilakukan
Keterangan : ) perhitungan temperatur Hot Spot dengan menggunakan data
X : laju penuaan Thermal relatif (Jam) temperatur lingkungan wilayah lambaro pada bulan yang
θcr : kenaikan temperatur Hot Spot (98ºC) sama diperoleh dari BMKG Blang Bintang. Selanjutnya
θc : temperatur Hot Spot (ºC) berdasarkan hasil persamaan perhitungan temperatur Hot
Spot maka laju penuaan Thermal relatif dapat dihitung
9) Susut umur transformator : Pada saat transformator dengan menggunakan metode IEC354 yang kemudian
memikul beban, semakin besar beban yang dipikul hasilnya digunakan untuk menghitung pengurangan umur
transformator semakin besar pula susut umurnya, demikian transformator daya. Setelah dilakukannya tahapan
juga sebaliknya semakin kecil beban yang dipikul perhitungan tersebut, maka didapatkan susut umur dan sisa
transformator maka semakin kecil pula susut umur pada umur dari transformator yang digunakan pada Gardu Induk
transformator tersebut. Hal ini berkaitan dengan kenaikan Lambaro yang berkapasitas 60 MVA dan membandingkan
temperatur pada inti transformator dan belitan kawat. hasil dari metode tersebut dengan standar yang ditetapkan
Dimana kenaikan beban berbanding lurus dengan kenaikan oleh PT.PLN (Persero).
temperatur inti transformator dan belitan kawat. Besar susut
umur pada transformator karena pengaruh isolasi belitan saja C. Analisis Perhitungan Transformator Beban Konstan
tanpa memperhitungkan pengaruh yang lain dapat ditentukan Untuk mendapatkan pengaruh dari berbagai pembebanan
sebagai berikut [16]: terhadap transformator daya maka besarnya beban dibuat
konstan menjadi 80%, 90% dan 100%. Berdasarkan data dan
1 menggunakan persamaan 1-15 maka dapat dihitung nilai
L = ∑N
n=1 Xn (15)
N susut umur pada beban konstan seperti pada Tabel II:
)

Vol.3 No.2 2018 5 @2018 kitektro


KITEKTRO: Jurnal Online Teknik Elektro e-ISSN: 2252-7036
Vol.3 No.2 2018: 1-8

TABEL II F. Pembebanan Optimum


HASIL PERHITUNGAN TRANSFORMATOR BEBAN KONSTAN
Beban ∆θb θc X L Transformator harus dijaga besar bebannya agar
No K temperatur Hot Spot tidak melebihi batas maksimal yang
(%) (ºC) (ºC) (jam) (jam/hari)
1 100 1 50 102,60 1,70 1,70 ditetapkan yaitu 98ºC.
2 90 0,9 42,65 92,46 0,53 0,53
3 80 0,8 35,95 83,14 0,18 0,18 f(K) = 42,6K 2 + 18K1,6 – 56,03
f’(K) = 2 x 42,6K + 1,6 x 18K 0,6
D. Analisis Real dengan Data yang Ada
Berdasarkan data pembebanan transformator daya dan Persamaan di atas dapat diselesaikan dengan
menggunakan persamaan 1-15 maka dapat dihitung nilai menggunakan metode Newton, yaitu :
susut umur dengan data yang ada seperti pada Tabel III:
f (x)
Xn+1 = Xn −
TABEL III f′(x)
HASIL PERHITUNGAN TRANSFORMATOR BEBAN YANG ADA
∆θb θc X L N Dengan menggunakan metode Newton di atas
K
(ºC) (ºC) (jam) (jam/hari) (tahun) didapatkanlah K = 0,96. Agar temperatur Hot Spot (θc ) tidak
0,70 30,79 68,59 0,03 melebihi 98ºC, maka besar pembebanan maksimal yang
0,74 33,03 71,80 0,05 diizinkan adalah sebesar 96% dari kapasitas transformator.
0,76 34,29 73,58 0,06
0,78 35,24 74,94 0,07 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
0,78 35,24 74,94 0,07
0,79 35,77 75,69 0,08 A. Pembebanan Rata-rata Harian Transformator Daya
0,79 35,78 75,71 0,08 Setelah dilakukan perhitungan pada Bab 3, maka didapat
0,80 36,66 76,96 0,09
grafik hasil pembebanan rata-rata harian transformator daya
0,83 38,66 79,78 0,12
seperti pada Gambar 4:
0,85 39,66 81,19 0,14
0,92 44,33 87,76 0,31
0,97 47,55 92,27 0,52
0,10 13,92
0,97 47,88 92,74 0,54
0,60 24,63 60,30 0,01
0,60 24,73 60,44 0,01
0,61 24,94 60,74 0,01
0,61 25,02 60,85 0,01
0,62 25,52 61,56 0,01
0,62 25,62 61,71 0,02
0,63 26,35 62,75 0,02
0,64 26,79 63,37 0,02
0,65 26,97 63,62 0,02
0,65 27,19 63,94 0,02 Gambar 4 Grafik Rasio Pembebanan
0,69 29,09 66,63 0,03
Dapat dilihat grafik rasio pembebanan yang ditunjukkan
E. Analisis Optimum pada Gambar 4. Dimana rasio pembebanan transformator
Untuk pembebanan 100% dan 90% dengan menggunakan tertinggi saat ONAN/ONAF beroperasi selama 24 jam
persamaan 4, maka dapat dihitung pada temperatur maksimal adalah 0,97 yaitu pada jam 10.00 dan jam 18.00. Hal ini
berapa agar menghasilkan temperatur Hot Spot 98ºC Berikut karena sebelum dilakukan perhitungan pada sub bab D data
hasil perhitungan seperti pada Tabel III: yang menjadi acuan telah menunjukkan kondisi pembebanan
yang maksimal pada jam 10.00 dan jam 18.00. Besarnya
TABEL III beban puncak pada jam 10.00 dan jam 18.00 pada
HASIL PERHITUNGAN SUHU SEKITAR TRANSFORMATOR transformator ONAN/ONAF masih berada dalam
Beban θa pembebanan yang normal karena kondisi suhu Hot Spot di
No
(%) (ºC) bawah 98ºC, sehingga akan mengalami umur yang normal.
1 100 30
2 90 40 B. Pengaruh Pembebanan Terhadap Temperatur Hot Spot
Setelah dilakukan perhitungan pada Bab 3, maka didapat
Dapat dilihat pada Tabel III bahwa suhu sekitar grafik hasil pengaruh pembebanan terhadap susut umur
maksimum agar temperatur Hot Spot tidak melebihi 98ºC transformator daya seperti pada Gambar 5 dan Gambar 6:
untuk pembebanan 100% adalah 30ºC dan 40ºC untuk
pembebanan 90%.

Vol.3 No.2 2018 6 @2018 kitektro


KITEKTRO: Jurnal Online Teknik Elektro e-ISSN: 2252-7036
Vol.3 No.2 2018: 1-8

Gambar 5 Hubungan Pembebanan dengan Hot Spot Gambar 8 Hubungan Laju Penuaan Thermal Relatif dengan Pembanan

Dapat dilihat grafik hubungan laju penuaan Thermal


relatif dengan pembebanan selama 24 jam operasi yang
ditunjukkan pada Gambar 7 dan Gambar 8. Dimana saat
ONAN yang ditunjukkan pada Gambar 7 laju penuaan
Thermal relatif tertingginya adalah 0,54 jam pada jam 18.00,
sedangkan saat ONAF yang ditunjukkan pada Gambar 8 laju
penuaan Thermal relatif tertingginya adalah 0,03 jam pada
jam 19.00. Besarnya pembebanan pada transformator
pendingin ONAN/ONAF akan berbanding lurus terhadap
besarnya laju penuaan Thermal relatifnya.
Gambar 6 Hubungan Pembebanan dengan Hot Spot D. Pengaruh Hot Spot Terhadap Susut Umur Transformator
Setelah dilakukan perhitungan pada Bab 3, maka didapat
Dapat dilihat grafik hubungan pembebanan dengan grpafik hasil pengaruh Hot Spot terhadap susut umur
temperatur Hot Spot selama 24 jam operasi yang ditunjukkan transformator daya seperti pada Gambar 9 dan Gambar 10:
pada Gambar 5 dan Gambar 6. Dimana saat ONAN yang
ditunjukkan pada Gambar 5 temperatur Hot Spot
tertingginya adalah 92,74ºC pada jam 18.00, sedangkan saat
ONAF yang ditunjukkan pada Gambar 6 temperatur Hot
Spot tertingginya adalah 66,63ºC pada jam 19.00. Besarnya
pembebanan yang diberikan pada transformator pendingin
ONAN/ONAF akan berbanding lurus terhadap besarnya
temperatur Hot Spot.
C. Pengaruh Pembebanan Terhadap Susut Umur
Transformator
Setelah dilakukan perhitungan pada Bab 3, maka didapat
grafik hasil pembebanan terhadap susut umur transformator Gambar 9 Hubungan Laju Penuaan Thermal Relatif dengan Hot Spot
daya seperti pada Gambar 7 dan Gambar 8:

Gambar 10 Hubungan Laju Penuaan Thermal Relatif dengan Hot Spot


Gambar 7 Hubungan Laju Penuaan Thermal Relatif dengan Pembanan
Dapat dilihat grafik hubungan laju penuaan Thermal
relatif dengan temperatur Hot Spot selama 24 jam operasi.
Dimana saat ONAN yang ditunjukkan pada Gambar 9

Vol.3 No.2 2018 7 @2018 kitektro


KITEKTRO: Jurnal Online Teknik Elektro e-ISSN: 2252-7036
Vol.3 No.2 2018: 1-8

temperatur tertingginya adalah 92,74ºC pada jam 18.00, diperoleh susut umur 0,53 jam/hari dan pembebanan 80%
sedangkan saat ONAF yang ditunjukkan pada Gambar 10 diperoleh susut umur 0,18 jam/hari.
temperatur tertingginya adalah 66,63ºC pada jam 19.00. Untuk nilai akhir Hot Spot dari transformator saat ONAN
Besarnya temperatur Hot Spot pada transformator pendingin adalah 71,80ºC-92,74ºC, sedangkan saat ONAF adalah
ONAN/ONAF masih berada di bawah batas maksimum dari 60,44ºC-66,63ºC. Dimana kondisi ini cukup aman untuk
standar yang digunakan yaitu 98ºC. beroperasi karena masih di bawah batas nilai maksimum
yang ditetapkan PLN yaitu 98ºC. Apabila keadaan ini dapat
E. Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Susut Umur terus dipertahankan masa guna transformator akan lebih
Transformator optimal.
Setelah dilakukan perhitungan pada Bab 3, maka didapat Hasil penelitian susut umur yang didapatkan hanya
grafik hasil pengaruh suhu lingkungan terhadap susut umur berasal dari pengaruh penurunan kemampuan isolasi akibat
transformator daya seperti pada Gambar 11 dan Gambar 12: pemanasan dari pembebanan dan suhu lingkungan tanpa
menghitung dari pengaruh yang lainnya yang dapat
mengakibatkan penambahan laju penyusutan umur.

REFERENSI
[1] Purnama Sigid, “Analisa Pengaruh Pembebanan Terhadap Susut
Umur Transformator Tenaga (Studi Kasus Trafo GTG 1.3 PLTGU
Tambak Lorok Semarang),” Universitas Diponegoro. Semarang,
2011
[2] International Electrotechnical Comission, “Loading Guide For Oil
Immersed Transformer,” IEC Publication, 1972
[3] Odinanto, Tjahja, “Analisis Pengaruh Pembebanan Terhadap Usia
Transformator Distribusi Di PT. PLN Distribusi APJ Gresik,” Institut
Teknologi Adhi Tama Jurusan Teknik Elektro. Surabaya, 2014
[4] Siregar, D, “Studi Pemanfaatan Distributed Generation (DG) Pada
Gambar 11 Hubungan Laju Penuaan Thermal Relatif dengan
Jaringan Distribusi,” Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
Suhu Lingkungan
Medan, 2011
[5] Wijaya, Mochtar ST, Dasar-dasar Mesin Listrik. Jakarta: Djambatan,
2001
[6] Fitzgerald.E.A, dkk, Mesin-mesin Listrik, Edisi Keempat. Jakarta:
Erlangga, 1992
[7] Zuhal, Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya, Jakarta:
Gramedia, 1995
[8] Eddy Warman, Pandapotan Junedy, “Studi Pengaruh Pembebanan
Terhadap Susut Umur Transformator Daya (Aplikasi Pada Gardu
Induk PematangSiantar),” Fakultas Teknik Universitas Sumatera
Utara. Medan, Vol.1, No.1, 2013
[9] Kristovel Alvian Kodoati, “Analisa Perkiraan Umur Transformator,”
Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi. Manado, 2015
[10] Godec. Z and Sarunac. R, “Steady-state Temperature Rises of
ONAN/ONAF/OFAF Transformers,” IEE Proceedings, Vol.139,
Gambar 12 Hubungan Laju Penuaan Thermal Relatif dengan No.5, September, 1992
Suhu Lingkungan [11] Lucas, JR dkk, “Estimation of Optimum Transformer Capacity Based
on Load Curve,” Transactions of IEEE Sri Lanka. Vol.3, No.1,
Dapat dilihat grafik hubungan laju penuaan Thermal January, 2001
[12] D. Sitompul, Andigan, “Studi Pengaruh Temperatur Ambien
relatif dengan suhu lingkungan berbeda yang ditunjukkan Terhadap Karakteristik Temperatur Hotspot Pada Transformator
pada Gambar 11 dan Gambar 12. Dimana saat ONAN yang Daya,” Program Studi Teknik Elektro, Universitas Indonesia. Depok,
ditunjukkan pada Gambar 11 laju penuaan Thermal relatif 2011
tertingginya adalah 0,14 jam pada suhu lingkungan 27,7ºC [13] Sumaryadi,”Manajemen Asset, Upaya Mempertahankan Unjuk Kerja
Transformator Terhadap Pengaruh Harmonisa Pada Sistem Tenaga
dengan asumsi pembebanan 30,54 MVA, sedangkan saat Listrik (Studi Kasus di PT. PLN (Persero) P3B Region Jakarta &
ONAF yang ditunjukkan pada Gambar 12 laju penuaan Banten),” Program Studi Magister Teknologi dan Bisnis Kelistrikan,
Thermal relatif tertingginya adalah 0,03 jam pada suhu Institut Teknologi Bandung. Bandung, 2009
lingkungan 27,7ºC dengan asumsi pembebanan 41,12 MVA. [14] Indian Standard, “Guide For Loading Of Oil Immersed
Transformer,”1972
Besarnya suhu lingkungan pada transformator pendingin [15] Perera, KBMI. Dan Lucas J.R, “Loading Of Transformers Beyond
ONAN/ONAF akan berbanding lurus terhadap laju penuaan Nameplate Rating,” Transactions of IEEE Sri Lanka, University of
Thermal relatifnya. Moratuwa. Vol.30, No.3, pp. 58-65, 1999
[16] Najdenkoski, K dkk, “Thermal Aging of Distribution Transformers
V. KESIMPULAN According to IEEE and IEC Standards,” IEEE Publication, 2007

Hasil penelitian dari tiga perhitungan untuk pembebanan


100%, 90% dan 80% dimana pada pembebanan 100%
diperoleh susut umur 1,70 jam/hari, pembebanan 90%

Vol.3 No.2 2018 8 @2018 kitektro

Anda mungkin juga menyukai