Anda di halaman 1dari 11

[ANALISA SETTING DIFFERENTIAL RELAY SEBAGAI PROTEKSI UNIT SERVICE TRAFO (UST) UNIT 6 PT

INDONESIA POWER SURALAYA PGU

Rio Yudhistira, Agusutrisno


Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Sultang Ageng Tirtayasa
Jl. Jendral Sudirman KM. 3 Cilegon-Banten Kode Pos : 42435
Email: yudhistirario41@gmail.com

ABSTRAK
Penggunaan Energi listrik selalu meningkat dari tahun ke tahun dan sistem pembangkitan listrik salah satunya adalah
PLTU memiliki biaya operasi yang tidaklah murah maka dari itu penggunaan dari semua jenis barang baik dari bahan bakar
dan alat-alat yang ada harus di perhitungkan perhitungan harga alat perlu juga diperhatikan bagian pengamanan alat atau lebih
sering disebut dengan sistem proteksi di PT.INDONESIA POWER PGU memiliki berbagai macam sistem proteksi untuk
mengamankan alat yang ada dan juga salah satu alat yang diamankan adalah transformator jenis UST (Unit Service
Transformator) yang mana merupakan alat untuk pemakaian pembangkit sendiri pada dasarnya merupakan pasokan daya
yang diperlukan untuk proses pembangkitan listrik. Trafo UST sendiri memiliki beberapa masalah yang mana merupakan hal
yang perlu diproteksi agar umur dari trafo tersebut tahan lama, salah satu masalah yang ada pada trafo UST adalah perbedaan
arus yang ada pada sisi sekunder dan sisi primer hal ini bisa menyebabkan kerusakan pada jaringan yang menyambung dari
trafo UST dan untuk menyelesaikan masalah ini adalah penggunaan dari relay. Relay adalah alat proteksi yang berguna untuk
mengubah inputan (sinyal) yang sudah didapat menjadi output lain (menggerakkan saklar) dan relay yang digunakan adalah
jenis relay differential dengan code 87 relay ini berfungsi untuk membandingkan nilai dari sisi sekunder dan sisi primer dan
jika di salah satu sisi didapat nilai yang melebihi dari setiingan yang ada maka relay differential akan memerintahkan CB
untuk memutus jaringan
Kata kunci : Proteksi, Travo UST, Relay, Relay Differentian (87)
I. PENDAHULUAN Differensial relay digunakan sebagai pengaman utama
1.1 Latar Belakang pada transformator terhadap gangguan didalam
Sistem kelistrikan merupakan elemen penting untuk transformator. Prinsip kerja rele differensial adalah
menunjang proses produksi suatu industri. Terutama pada berdasarkan keseimbangan arus, dimana rele akan bereaksi
sistem pembangkitan untuk jika dua atau lebih besaran listrik yang sama mempunyai
penyediaan tenaga listrik yang terdiri atas fasilitas- nilai yang lebih besar dari nilai yang telah ditentukan
fasilitas pembangkitan seperti; produksi transmisi, dan (setting value).
distribusi. Sistem diatur agar tidak hanya beroperasi 1.2 Tujuan
dengan efisiensi yang setinggi mungkin, tetapi seluruh
Tujuan dari pelaksanaan kerja praktik ini adalah:
peralatannya juga diamankan dan dilindungi terhadap
kerusakan. Oleh karena itu, sistem pembangkitan 1. Mengetahui dan memahami apa saja gannguan yang
dilengkapi oleh suatu sistem proteksi. terjadi pada trafo
Transformator atau trafo adalah suatu alat listrik yang 2. Memahami lebih dalam tentang pemproteksian yang
dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu digunakan untuk trafo
atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain 3. Memahami lebih lanjut cara mensetting relay
melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip diferensial pada trafo
induksi elektromagnet tanpa perubahan frekuensi. 1.3 Batasan Masalah
Proteksi transformator dimaksudkan untuk mencegah Batasan masalah dari kerja praktik yang dilakukan
transformator dari kerusakan akibat gangguan-gangguan dibatasi pada pemeliharaan dari sistem proteksi
yang terjadi pada transformator tersebut dan membatasi pembangkit tenga listrik dan berfokus pada penngaturan
daerah pemadaman sekecil mungkin. Gangguan trafo dapat kerja dari relay differensial pada trafo yang ada pada
terjadi dikarenakan oleh faktor luar dan faktor dalam. pembangkit unit 6 dari PT Indonesia Power PGU Suralaya.
Kegunaan sistem proteksi dan rele-rele pengaman II. TEORI DASAR
adalah agar memutus daya yang tepat dioperasikan supaya 2.1 Transformator
hanya bagian yang terganggu saja yang dipisahkan Transformator adalah Seperangkat peralatan statis
secepatnya dari sistem, Sehingga kerusakan peralatan yang bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik,
listrik yang disebabkan oleh gangguan menjadi sekecil guna mentransformasi tegangan dan arus bolak balik antara
mungki dua belitan atau lebih pada frekuensi yang sama besar dan
biasanya pada arus dan tegangan yang berbeda [1].
Tegangan masukan bolak-balik yang membentangi untuk mengurangi kenaikan suhu yang berlebihan tersebut
primer menimbulkan fluks magnet yang idealnya semua trafo perlu dilengkapi dengan sistem pendingin untuk
bersambung dengan lilitan sekunder. Fluks bolak-balik ini menyalurkan panas keluar trafo [3].
menginduksikan GGL dalam lilitan sekunder. Jika efisiensi Media yang digunakan pada sistem pendingin dapat
sempurna, semua daya pada lilitan primer akan berupa: Udara/gas, minyak dan air. Pengalirannya dapat
dilimpahkan ke lilitan sekunder [2]. dengan cara :
2.1.1 Konstruksi Travo • Alamiah (natural)
Suatu transformator terdiri atas beberapa bagian yang • Tekanan/paksaan (forced).
mempunyai fungsi masing-masing: 2. Tap Changer (perubah tap)
A Bagian utama Tap Changer adalah perubah perbandingan
1. Inti besi transformator untuk mendapatkan tegangan operasi
Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi, sekunder sesuai yang diinginkan dari tegangan
yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui kumparan. jaringan/primer yang berubah-ubah. Tap changer dapat
Dibuat dari lempengan-lempengan besi tipis yang dilakukan baik dalam keadaan berbeban (on-load) atau
berisolasi, untuk mengurangi panas yang ditimbulkan oleh dalam keadaan tak berbeban (off load), tergantung
“Eddy Current” [3]. jenisnya.
2. Kumparan trafo
Beberapa lilitan kawat berisolasi membentuk suatu
kumparan. Kumparan tersebut diisolasi baik terhadap inti
besi maupun terhadap kumparan lain dengan isolasi padat
seperti karton, pertinax dan lain-lain.
Umumnya pada trafo terdapat kumparan primer dan
sekunder. Bila kumparan primer dihubungkan dengan
tegangan/arus bolak-balik maka pada kumparan tersebut
timbul fluksi yang menginduksikan tegangan, bila pada
rangkaian sekunder dirangkaia dengan beban maka akan
mengalir arus pada kumparan ini. Jadi kumparan sebagai
alat transformasi tegangan dan arus [3]. Gambar 3.1 Ilustrasi Trafo Daya [4]
3. Minyak trafo 2.1.2 Jenis - Jenis Travo
Sebagian besar trafo daya kumparan-kumparan dan Transformator dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu trafo
intinya direndam dalam minyak-trafo, terutama trafo-trafo pengukuran dan juga trafo daya, dimana trafo pengukuran
daya yang berkapasitas besar, karena minyak trafo dibagi menjadi 2 yaitu :
mempunyai sifat sebagai media pemindah panas dan • Trafo Tegangan (Potenrial Trafo / Voltage Trafo)
bersifat sebagai isolasi dengan daya tegangan tembus • Trafo Arus (Current Trafo)
tinggi sehingga berfungsi sebagai media pendingin dan Trafo tegangan atau beda potensial trafo adalah trafo
isolasi [3]. Untuk itu minyak trafo harus memenuhi yang digunakan untuk mengubah besarnya tegangan atau
persyaratan sebagai berikut: beda potensial dari rangkain primer ke rangkaian sekunder
• Kekuatan isolasi tinggi kearah relay, sama seperti trafo tegangan trafo arus juga
• Berat jenis yang kecil, sehingga partikel-partikel mengubah dari rankaian primer ke sekunder namun bukan
dalam minyak dapat mengendap dengan cepat beda potensial yang diubah namun arus
• Viskositas yang rendah agar lebih mudah bersirkulasi Dan bukan hanya trafo pengukuran trafo daya juga
dan kemampuan pendinginan menjadi lebih baik dibagi menadi 2 yaitu :
• Titik nyala yang tinggi, tidak mudah menguap  Trafo Step Up
• Tidak merusak bahan isolasi padat sifat kimia yang  Trafo Step Down
stabil. Trafo step up digunakan pada sistem transmisi
4. Bushing dimana trafo ini memiliki fungsi untuk menaikkan nilai
Hubungan antara kumparan trafo ke jaringan luar tegangan yang dihasilkan oleh generator untuk mengurangi
melalui sebuah busing yaitu sebuah konduktor yang rugi rugi yang terjadi pada saat sistem transmisi.
diselubungi oleh isolator, yang sekaligus berfungsi sebagai Trafo step down adalah trafo yang digunakan untuk
penyekat antara konduktor tersebut denga tangki trafo [3]. menururnkan tegangan agar bisa digunakan secara
B Alat Bantu langsung untuk alat elektronik seperti; motor, chiller,
1. Pendingin lampu, dan lain-lain.
Pada inti besi dan kumparan-kumparan akan timbul 2.1.3 Jam Travo
panas akibat rugi-rugi besi dan rugi-rugi tembaga. Bila Jam travo merupakan hubungan rangkaian dari sisi
panas tersebut mengakibatkan kenaikan suhu yang sekunder dengan sisi primer yang berhubungan, hubungan
berlebihan, akan merusak isolasi di dalam trafo, maka ini menentukan kegunaan dari trafo dan juga system
hubung kabel serta berpengaruh dengan system proteksi Gambar 3. 4 Konfigurasi Trafo Dyn11 [5]
yang harus digunakan. Dan setelah dilihat jenis jamnya maka dapat
Ada banyak jenis jam trafo baik dari yang ditentukan kondisi dari tegangannya untuk angka 11 adalah
berhubungan Y, D bahkan Zigzag berikut merupakan jenis Leading(mendahului) artinya pada sisi low voltage
jenis jam trafo yang ada mendahului tegangannya sebesar 30°
2.1.4 Jam Travo
Unit Service Transformer (UST) adalah transformator
pemakaian sendiri yang juga biasa disebut transformator
step down yang berfungsi untuk melayani beban-beban
dari sistem kelistrikan pemakaian sendiri dalam satu
kesatuan unit yang telah dikelompokan berdasarkan area
kerjanya. Disebut dengan transformator step-down
dikarenakan pada umumnya pusat listrik menggunakan
peralatan-peralatan dengan tegangan yang lebih rendah
untuk mengoperasikan peralatannya.
Pada umumnya daya listrik dari Unit Service
Transformer (UST) dapat diambil langsung dari keluaran
generator dan diturunkan tegangannya agar dapat
digunakan untuk melayani sistem kelistrikan pemakaian
sendiri pada pusat listrik. Pada umumnya beban-beban
yang dilayani dapat berupa motor-motor listrik, lampu
penerangan, sistem kontrol, sistem proteksi, sistem
instrumentasi dan peralatan lain yang membutuhkan
tegangan yang lebih rendah dalam pengoperasiannya
Gambar 3. 2 Kumpulan Vektor Group Travo [5] [6]Gangguan Pada Trafo
A Gangguan dalam (internal faults) adalah gangguan yang
Maksud dari jam trafo adalah untuk menentukan disebabkan karena adanya gangguan yang terjadi di
bagaimana kondisi sudut fasa dari arus atau tegangan bias dalam transformator, gangguan itu antara lain:
saja kedua kondisi berbeda berikut cara mengetahui 1 Terjadi busur api yang kecil dan pemanasan lokal yang
kondisi jam trafo dapat disebabkan oleh:
• Cara penyambungan konduktor yang tidak baik
• Kontak-kontak listrik yang tidak baik
• Kerusakan isolasi antara inti baut
2 Gangguan pada sistem pendingin diamana banyak
transformator daya mempergunakan minyak
transformator sebagai isolasi yang sekaligus merupakan
bahan pendingin. Suatu kenyataan adalah bahwa
Gambar 3. 3 Kondisi Jam Trafo [5] terjadinya suatu gangguan atau kerusakan di dalam
transformator, maka dalam minyak itu akan terbentuk
Jadi apabila konfigurasi jam trafo bernilai 1 sampai sejumlah gas.
12 terbagi 2 yaitu kondisi lagging(tertinggal) dan kondisi 3 Arus sirkulasi pada transformator yang bekerja parallel
leading(mendahului) kondisi ini ditinjau dari sisi low 4 Gangguan hubung singkat
voltage(sisi tegangan rendah) terhadap high voltage (sis Pada umumnya gangguan ini dapat dideteksi karena
tegangan tinggi) akan selalu timbul arus maupun tegangan yang tidak
Contoh kasus adalah trafo dengan konfigurasi DYn11 normal/tidak seimbang. Jenis gangguan ini antara lain,
pada sisi primer berkonfigurasi Delta dan sisi sekunder hubung singkat antar belitan, yaitu,
berkonfigurasi Y dengan sisi sekunder memiliki netral dan • Hubung singkat antara kumparan dengan tanah
hubungan primer dan sekunder adalah jam sebelas dimana • Hubung singkat dua fasa, dan
akan berbentuk seperti berikut • Kerusakan pada isolator transformator
B Gangguan Luar
Jenis gangguan luar (external faults) ini dapat
dibedakan atas dua macam, yaitu :
1 Hubung singkat luar
Hubung singkat jenis ini terjadi di luar transformator
daya, misalnya: hubung singkat di bus, hubung singkat di
feeder dan gangguan hubung singkat di sistem yang
merupakan sumber bagi transformator daya tersebut. 2.2.2 Komponen Proteksi
Gangguan ini dapat dideteksi karena timbulnya arus yang Dalam pengaplikasinya, sistem proteksi terdiri dari
sangat besar, mencapai beberapa ratus kali arus beberapa peralatan pendukung. Berikut ini diperlihatkan
nominalnya. pada Gambar 3. tentang perangkat utama dari sistem
2 Beban luar (overload) proteksi beserta peralatan pendukung yang digunakan [1].
Transformator daya dapat beroperasi secara terus
menerus pada beban nominalnya. Apabila beban yang
dilayani lebih besar 100 %, transformator daya akan
mendapat pemanasan lebih. Kondisi ini memungkinkan
tidak segera menimbulkan kerusakan pada transformator
daya, tetapi apabila berlangsung secara terus-menerus akan
mengakibatkan umur isolasi bertambah pendek.
3 Keadaan beban
Gambar 3.5 Komponen Proteksi [7]
Keadaan beban lebih berbeda dengan keadaan arus
1. Circuit Breaker (PMT) berfungsi sebagai pemutus
lebih. Pada beban lebih, besar arushanya kira-kira 10 % di
arus dalam rangkaian listrik untuk
atas nominal dan dapat diputuskan setelah berlangsung
mengisolasi/melepas bagian sistem yang terganggu.
beberapa puluh menit. Sedangkan pada arus lebih, besar
2. Relai berfungsi sebagai elemen pengukur/perasa
arus mencapai beberapa kali arus nominal dan harus
untuk mendeteksi gangguan.
secepat mungkin diputuskan.
3. Trafo Arus (Current Transformer, CT) dan Trafo
2.2 Sistem Proteksi
Tegangan (Potential Transfo.rmer, PT) berfungsi
Proteksi sistem tenaga listrik adalah sistem proteksi
mengubah besarnya arus dan tegangan dari rangkain
yang dipasang pada peralatan-peralatan listrik suatu sistem
primer ke rangkaian sekunder (relay)
tenaga listrik, misalnya generator, transformator, motor
4. Pengawatan (Wiring) berfungsi untuk
listrik, jaringan dan lain-lain, terhadap kondisi abnormal
menghubungkan komponen proteksi sehingga
operasi sistem itu sendiri. Kondisi abnormal itu dapat
menjadi satu sistem.
berupa antara lain: hubung singkat, tegangan lebih, beban
5. Supply (batere) berfungsi sebagai sumber tenaga
lebih, frekuensi sistem rendah, asinkron dan lain-lain [1]
untuk mengetripkan PMT dan catu daya untuk relai.
Sistem Proteksi adalah pengaturan dari satu atau lebih
2.2.3 Jenis Proteksi
peralatan proteksi, dan peralatan lain yang dimaksudkan
Sistem proteksi suatu peralatan karena berbagai
untuk melakukan satu atau lebih fungsi proteksi tertentu.
macam faktor dapat mengalami kegagalan operasi.
Dimana suatu sistem proteksi yang terdiri dari satu atau
Berdasarkan hal tersebut maka proteksi dapat dibagi dalam
lebih peralatan proteksi, transformator pengukuran,
dua kelompok, yaitu :
pengawatan, rangkaian tripping, catu daya dan sistem
A. Proteksi Utama
komunikasi bila tersedia [1].
Proteksi utama (Main Protection) adalah proteksi
2.2.1 Fungsi Sistem Proteksi
yang menjadi prioritas pertama untuk membebaskan/
Fungsi dari sistem proteksi sebagai berikut :
mengisolasi gangguan atau menghilangkan kondisi tidak
• Mendeteksi adanya gangguan atau keadaan abnormal
normal di sistem tenaga listrik. Dimana suatu instalasi
pada bagian sistem yang diamankan
tenaga listrik, dapat digunakan dua atau lebih proteksi
• Memerintahkan trip pada PMT dan memisahkan
utama [7]
peralatan yang terganggu dari sistem yang sehat,
B. Proteksi Cadangan
sehingga sistem dapat terus berfungsi
Proteksi Cadangan adalah proteksi yang akan bekerja
Tujuan dasar pemilihan sistem proteksi sebagai berikut:
ketika gangguan pada sistem tenaga listrik tidak dapat
• Mencegah dan mengurangi kerusakan peralatan-
dibebaskan/ diisolasi oleh proteksi utama. Proteksi
peralatan akibat gangguan, baik peralatan yang
cadangan terdiri dari proteksi cadangan lokal dan proteksi
terganggu maupun peralatan yang dilewati arus
cadangan jauh. Proteksi cadangan lokal adalah proteksi
gangguan.
yang akan bekerja ketika gangguan pada sistem tenaga
• Mengisolasi area atau sistem yang terganggu secepat
listrik tidak dapat dibebaskan/ diisolasi oleh proteksi utama
mungkin dan sekecil mungkin. Semakin cepat reaksi
di tempat yang sama. Contoh: OCR (Over Current Relay)
perangkat proteksi yang digunakan maka akan
[1].
semakin sedikitlah pengaruh gangguan kepada
Proteksi cadangan jauh adalah proteksi yang akan
kemungkinan kerusakan alat.
bekerja ketika gangguan pada sistem tenaga listrik tidak
• Mencegah dan mengurangi meluasnya gangguan.
dapat dibebaskan/ diisolasi oleh proteksi utama di tempat
• Meminimalisasi durasi gangguan
yang lain. Contoh relay jarak (distance relay) [7]
• Untuk mengamankan manusia terhadap bahaya yang
Koordinasi waktu dibuat sedemikian hingga proteksi
ditimbulkan oleh listrik.
cadangan jauh bekerja lebih dahulu dari proteksi cadangan
• memaksimalkan ketersedian listrik untuk konsumen
lokal. Walau dimungkinkan bahwa proteksi cadangan jauh  Kondisi ketidaknormalan sistem seperti frekuensi
akan bekerja lebih efektif dari proteksi cadangan lokal, rendah, tegangan tinggi, beban nonsinusoidal atau
tetapi hal ini tetap harus diusahakan agar tidak terjadi ketidakseimbangan tegangan fasa
pemadaman lebih luas. Waktu tunda proteksi cadangan Akibat dari overheat tersebut antara lain :
lokal cukup lama sehingga mungkin sekali mengorbankan  Penurunan usia transformator
kestabilan sistem demi keselamatan peralatan. Dengan  Kegagalan isolasi komponen transformator
demikian berarti pula bahwa proteksi cadangan lokal  Kegagalan sistem pendingin transformator yang dapat
adalah cadangan terakhir pada seksi yang berdekatan demi memicu kebakaran
keselamatan peralatan [7].  Memicu munculnya gas yang menghasilkan
2.3 Relay Proteksi kegagalan fungsi elektrik
Relai adalah Suatu peralatan yang dirancang untuk Untuk mendeteksi hal tersebut diatas maka
menghasilkan perubahan pada rangkaian output apabila transformator dilengkapi dengan relai mekanik dan termal,
nilai parameter input telah mencapai nilai yang ditetapkan yaitu :
sebelumnya [8] 1 Relai Buchholz
Relai Proteksi adalah Perlengkapan untuk mendeteksi Proteksi Buchholz biasanya disediakan pada semua
gangguan atau kondisi ketidaknormalan pada sistem tenaga transformator yang dilengkapi dengan konservator. Relai
listrik, dalam rangka untuk membebaskan/ mengisolasi buchholz diletakkan dalam suatu tempat (rumah cor) yang
gangguan, menghilangkan kondisi tidak normal, dan untuk terhubung dengan pipa dari tangki menuju ke konsevator
menghasilkan sinyal atau indikasi. Relai proteksi yang [8]
paling sering dijumpai pada pembangkit antara lain adalah Relai Buchholz berfungsi untuk mengamankan trafo
proteksi trafo, proteksi motor dan proteksi generator [8] dari gangguan internal trafo yang menimbulkan gas dimana
gas tersebut timbul akibat adanya
 Hubung singkat antar belitan dalam satu fasa.
 Hubung singkat antar fasa
 Hubung singkat antar fasa ke tanah
 Busur api antara laminasi
 Busur api listrik karena kontak yang kurang baik
Gambar 3. 6 Skema prinsip kerja relay pengaman  Kejutan aliran minyak dan/gas yang disebabkan
2.3.1 Jenis-jenis Relay Proteksi Pada Travo gangguan dalam transformator
Relay yang diganakan untuk memproteksi trafo ada 2 2 Pressure Relay
macam yaitu relay mekanik dan juga relay elektrik, tugas Pressure Relay digunakan untuk melindungi trafo dari
proteksi untuk kedua relay ini berbeda [8] gangguan tekanan berlebih yang disebabkan oleh gangguan
 Relay mekanik dan deteksi panas, metode proteksi di dalam trafo. Pressure relay berfungsi untuk mendeteksi
relai jenis ini adalah deteksi gangguan transformator kenaikan tekanan minyak yang mendadak/ spontan di
yang tidak dapat terukur oleh relai elektrik dalam tangkai utama transformator. Pada Transformator
 Proteksi trafo tenaga juga di lengkapi dengan sistem umumnya terdapat 2 jenis pressure relay yaitu pressure
proteksi elektrik yang terdiri dari proteksi utama dan relief device dan dan sudden oil pressure relay [8]
proteksi cadangan. Pressure Relay ini didesain sebagai titik terlemah saat
Metoda deteksi mekanis mencakup pendeteksian tekanan didalam trafo muncul akibat gangguan. Dengan
gangguan/ketidaknormalan kondisi transformator melalui : menyediakan titik terlemah maka tekanan akan tersalurkan
 Akumulasi gas selama terjadi dekomposisi insulasi melalui Pressure Relay dan tidak akan merusak bagian
transformator atau minyak yang lambat lainnya pada maintank serta pada saat terjadi tekanan pada
 Kenaikan minyak tangki atau tekanan gas akibat tangka minyak akan mengerjakan kontak trip yang akan
gangguan di internal transformator mengoffkan unit [8]
Sementara untuk deteksi termal didefinisikan sebagai
pendeteksi kondisi trasformator dalam kondisi overheat. Untuk masalah yang bisa dideteksi dengan electrical
Beberapa faktor yang menyebabkan transformator overheat maka digunakan relay seperti berikut:
adalah sebagai berikut : 1 Relai gangguan ke tanah terbatas - Restricted Earth
 Ambien temperatur yang tinggi Fault (REF)
Relai Restricted Earth Fault adalah Relai differensial
 Kegagalan sistem pendingin transformator
impedansi tinggi yang digunakan sebagai proteksi
 Gangguan luar yang tidak segera diisolasi
gangguan ke tanah. Relai Restricted Earth Fault[MP 2].
 Beban lebih
Berfungsi untuk mengamankan transformator dari
gangguan fasa ke tanah di dekat titik netral transformator.
Relai ini dipasang di transformator dengan desain vector
group YNyn yang ditanahkan. Daerah pengamanan REF 2.3.2 Jenis-jenis Relay Proteksi Pada Travo
ini adalah daerah yang tidak terdeteksi oleh relai Selain dari relay – relay sebelumnya ada satu lagi
diferensial. Sehingga sensitifitas dari relai ini menjadi titik relay yang digunakan pada pemroteksian trafo, relay
utama dari penyetingannya. Dan besar arus gangguan fasa tersebut adalah differential relay atau relay diferensial
ke tanah tergantung dari besar nilai tahanan yang dipasang dimana relai diferensial adalah relai yang bekerja apabila
pada pentanahan titik netral [8] mendeteksi adanya perbedaan fasor dan atau perbedaan
Relai ini hanya mendeteksi gangguan tanah yang nilai sesaat arus masuk dan arus keluar. Dalam hal ini
terjadi didalam : perbandingan arus belitan primer, sekunder dan atau
 Trafo tenaga yang disambung bintang tersier. [1]
 Generator Relai diferensial adalah relai yang bekerja apabila
 Bus bar mendeteksi adanya perbedaan fasor dan atau perbedaan
Syarat Relai differensial impedansi tinggi untuk nilai sesaat arus masuk dan arus keluar. Dalam hal ini
proteksi REF : perbandingan arus belitan primer dan sekunder. Prinsip
 Rasio CT line harus sama dengan rasio CT Earth kerja relai ini adalah berdasarkan hukum Kircchoff I
 Tegangan lutut CT harus lebih besar dari tegangan (Kirchhoff Current Law I) yaitu jumlah arus yang masuk
setting Relai REF. sama dengan jumlah arus yang keluar pada titik
2 Proteksi Arus lebih – Overcurrent Protection percabangan sirkuit listrik [1]
Proteksi sistem Arus lebih pada transformator Idiff =I Hv+ I Lv ………………..(3.1)
biasanya dilengkapi dengan fuse untuk melindungi Keterangan :
transformator kecil, tetapi untuk transformator yang lebih I diff : arus diferensial (Amp)
besar menggunakan OCR dan CB, karena fuse tidak IHv: arus sisi tegangan tinggi transformator (Amp)
mempunyai Fault Breaking Capacity yang diperlukan. ILv: arus sisi tegangan rendah transformator (Amp)
Relai arus lebih juga digunakan untuk transformator besar
yang delengkapi dengan control circuit breaker yang
standar [1]
Overcurrent Relay pada transformator merupakan
relai cadangan yang berfungsi untuk mengamankan
transformator dari kerusakan akibat gangguan luar. Jika
gangguan ini tidak segera diisolasi akan menyebabkan
Gambar 3. 7 Single Line Diagram Differential Relay [2]
beban lebih (overload) pada transformator sehingga dapat
A Kondisi Relay Differential Saat Terjadi Gangguan Luar
menyebabkan pemanasan lebih (overheating) dan
Apabila gangguan berada di luar daerah proteksinya
kegagalan (failure) fungsi transformator [1]
maka penjumlahan arus adalah nol pada titik percabangan
Gangguan eksternal tidak dapat diisolasi oleh relai
(restraint point). Terjadi arus sirkulasi selama kondisi
utama. Sehingga perlu dipasang relai lain yang bisa
normal atau gangguan di luar sehingga tidak ada arus yang
mengamankan transformator dari kerusakan. Pada
mengalir pada Relai (PR). Karena i1 dan i2 saling
transformator OCR/GFR dipilih sebagai relai cadangan.
mengurangi kareana berlawanan arah, sehingga Relai (PR)
Karena OCR/GFR adalah relai yang bekerja setelah waktu
tidak kerja.
tunda maka relai ini harus dikoordinsikan [8]
3 Ground Fault Relai
Prinsip kerja GFR sama dengan OCR yaitu
berdasarkan pengukuran arus, dimana relai akan bekerja
apabila merasakan arus diatas nilai settingnya. GFR
dirancang sebagai pengaman cadangan Trafo jika terjadi
gangguan hubung singkat fasa terhadap tanah, baik dalam
trafo (internal fault) maupun gangguan ekternal (external
fault).Setting arus GFR lebih kecil daripada OCR, karena Gambar 3. 8 Differential Relay Gangguan Luar [2]
nilai arus hubungsingkatnya pun lebih kecil dari pada arus B Gangguan Internal Pada Relai Differensial
hubung singkat fasa-fasa [1] Pada saat terjadi gangguan di dalam daerah
Relai ini digunakan untuk mendeteksi gangguan fasa proteksinya maka arus yang masuk tidak lagi sama dengan
– tanah, sehingga karakteristik waktu yang dipilihpun arus keluar i1 ≠ i2 sehingga akan timbul arus differensial
cenderung lebih lambat daripada waktu OCR. Pada GFR pada titik percabangannya (restraint point). Apabila
setting highset diblok, kecuali untuk tahanan 500 ohm di perbedaan arus diferensial ini sudah mencapai titik seting
sisi sekunder trafo [1] (pickup) maka relai ini akan bekerja (operate). Gangguan
internal menyebabkan arus mengalir pada Relai (PR),
dikarenakan i2 = 0 maka i1 akan mengalir ke Relai (PR)
karena tidak ada perlawanan dari i2 dan Relai akan menentukan besar dari ratio CT dikareenakan apabila ratio
bekerja. CT lebih kecil dari arus rating maka ratio akan meleleh.
Untuk mencari nilai arus rating dapat menggunakan
perasmaan berikut:
I rate =110 % × I n……………(3.3)
Dimana :
Irate = Arus rating
110% = Besar maksimum tap changer (100%+10%)
In = Arus nominal
Ratio CT adalah besar nilai dari arus primer (yang masuk
Gambar 3. 9 Differential Relay Gangguan Dalam [2]
kearah CT) dan perbandingan arus sekunder yang dibaca
Pada kondisi transformator dan sistem proteksi
oleh CT untuk beberapa kasus nilai dari ratio CT tidak
normal relai differensial harus stabil bila terjadi
dapat sama persis atau paling dekat ada kondisi dimana
 Inrush current
nilai ratio dari CT diambil sangkat tinggi karena persediaan
 External Through Fault Current
pada pabrikan, tetapi nilai dari ratio CT tidak boleh lebih
 Overfluxing pada transformator rendah atau sama seperti arus rating karena akan lebih
 Perubahan tap saat berbeban. cepat merusak barang
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada penggunaan Arus sekunder CT merupakan arus yang keluar dari
relay differensial, adalah: CT dan menuju ke relay arus hasil bacaan dari CT inilah
 Trafo arus yang digunakan oleh relay differensial ini yang nantinya akan dibaca oleh relay differential dan
harus memiliki rasio perbandingan CT1 dan CT2 dibandingkan antara CT1 dan CT2, untuk menghitung nilai
sama. dari arus sekuder dapat menggunakan persamaan berikut:
 Polaritas trafo arus memperlihatkan arah arus yang I nominal
masuk dan keluar dari trafo arus Jika tidak, akan I sekunder= ……………..…(3.4)
terjadi kesalahan dalam melihat arus yang masuk dan
RatioCT
Setelah arus rating dibaca oleh CT biasanya ada error
keluar melalui transformator tenaga. Hal ini,
dalam hal pembacaan error tersebut sering disebut error
menyebabkan kesalahan dalam menentukan adanya
missmach yaitu kesalahan pada CT untuk membaca
gangguan di transformator tenaga.
besarnya arus sekunder untuk mencari nilai ini digunakan
 Adanya pergeseran fasa akibat hubungan trafo tenaga
persamaan berikut:
yang terhubung delta (Δ)-(Y) maka untuk
mengembalikan sudut phasa arus yang tergeser
I nLV −I nHV
=Error Missmach ………(3.5)
tersebut, hubungan trafo arus di buat berbeda dan ( I nLV + I nHV )/2
sudut pada CT di sisi primer dan CT di sisi sekunder Dimana
trafo berbeda 180⁰ InLV = merupakan besar arus sekunder pada CT2
Sebelum menggunakan relay diferensial ditentukan InHV = merupakan besar arus sekunder pada CT1
terlebih dahulu rasio CT yang akan digunakan dengan cara Basic setting merupakan setting dasar yang ada pada
mencari arus nominal dan arus rating untuk menentukan trafo yang sudah diketahui beberapa elemennya seperti
rasio CT terpasang pada trafo daya tersebut. Kemudian besar margin factor, error missmach, error CT, dan
menghitung besar error mismatch dan menghitung transformer voltage regulation. Dengan nilai masing-
parameter relay berupa, slope dan arus setting rele masing margin factor = 1.5, error CT = 10% dan voltage
diferensial. regulation = 5%. Besar basic setting dapat dicari dengan
Arus nominal adalah arus yang mengalir pada kedua persamaan berikut:
sisi trafo pada saat normal dan dengan mengalikan √3 pada basic setting=X ( a+b+ c)………(3.6)
tegangan perhitungan 3 phasa bisa dilakukan dengan 1 Diamana
phasa. X = 50% margin factor (1.5)
Untuk mencari nilai dari arus nominal dapat a = CT missmach
menggunakan persamaan berikut: b = CT ratio error (10%)
I S ……..……………(3.2) c = transformers voltage regulation (5%)
n=
√3 × V slope adalah persentase seberapa besarnya atau
Dimana : seberpa sensitife relay untuk nilai dari besar slope
In = Arus nominal ditentukan oleh masing masing pemakaian namun nilai
S = Daya awal yang digunakan basic setting dan ditambahkan
V = Tegangan sisi dengan faktor keamanan proteksi
√3 = konversi 3 phasa menjadi 1 phasa Setting arus dari relay ini merupakan setting agar
Arus restrain adalah arus yang akan masuk ke dalam pada arus yang melebihi dari nilai tersebut relay akan
CT dan juga merupakan arus yang digunakan untuk
bekerja cara mencari arus tersebut adalah dengan digunakan untuk mesin-mesin hot mill dan kegunaan
mengkalikan persentase slope yang digunakan dengan nilai service unit yang lain
arus sekunder pada CT. persamaan matematis untuk Dengan demikian garus diketahui terlebih dahulu
mencari arus setting seperti berikut letak dan mesin apa saja yang akan terkoneksi pada trafo
I set =%slope × I sekunder ...…………(3.7) UST 23kV/10.5kV

III. BAHASAN KHUSUS


3.1 Data Trafo
Transformator yang menjadi pokok bahasan ini
adalah trafo dengang jenis UST (Unit Service
Transformator) atau trafo pemakaian sendiri berikut adalah
data-data yang ada pada sepesifikasi trafo:
Tabel 4. 2 Data Sepesifikasi UST Unit 6
Pabrik Pembuat Mitsubishi Electric Gambar 4. 3 Single Line Trafo UST A dan B
Corporation Dengan melihat single line diatas dapat diketahui
Daya Semu 56000kVA motor mana yang terhunung dengan trafo UST, 2 trafo
Tegangan Primer 23kV UST sendiri dimaksudkan untuk memasok ke 2 motor yang
Tegangan Sekunder 10.5kV berbeda namun masih dengan fungsi yang sama, sebagai
Frekuensi 50 Hz contoh ada motor untuk menggerakan pompa kondensator.
Pada diagram single line ada 2 motor pompa kondensator
Hubungan Primer dan Dyn11
namun hanya 1 saja yang dipakai dan satu lagi dalam
Sekunder
kondisi standby
Jumlah Fasa 3
3.4 Analisa Dan Perhitungan
Trafo UST ini dipasang dengan hubungan primer dan Sebelum memasang dan menggunakan CT dan juga
sekunder dengan hubunagn jam Delta Y 11 dimana relay differential diperlukan perhitungan untuk mengetahui
maksudnya adalah arus yang ada pada trafo akan bagaimana setting dari travo dan juga setting relay tersebut.
mendahului nilai dari voltase sebesar 30⁰ dan grounding Hal-hal yang perlu diketahui tersebut disebut dengan
terletak pada sisi sekunder Karena akan digunakan untuk parameter, parameter- parameter yang akan dicari diantara
pentanahan. Setelah mengetahui spesifikasi trafo dapat lain adalah:
dilanjutkan tahap selanjutnya dimana adanya pensettingan  Arus nominal
nilai dari relay diferensial.  Arus rating
Pemroteksian dengan relay diferensial ini dilakukan  Ratio CT
untuk menghindari dari gangguan dalam seperti adanya
 Arus Sekunder
arching pada bagian dalam trafo yang diakibatkan oleh
 Error missmach
adanya short fasa ke fasa ataupun fasa ke ground.
 Arus basic setting
3.2 Relay Diferensial 3.4.1 Perhitungan Arus nominal
Pemproteksian atau pengamanan trafo dari ganggan Arus nominal merupakan arus yang ada pada trafo,
dalam bisa dilakukan dengan menggunakan relay proteksi arus ini dicari untuk mendapatkan berapa besar arus rating
salah satu dari relay tersebut adalah relay diferensial yang yang akan masuk ke CT, cara mencari arus nominal yang
dimana cara kerjanya menggunakan hukum khirchoff yaitu ada pada trafo dapat diketahui dengan persamaan (3.1)
membandingkan arus dari dua sisi trafo lalu akan I S
n=
mematikan sistem apabila terjadi perbedaan arus yang √3 × V
lebih besar dari pada arus setting. Dimana :
Tabel 4. 3 Spesifikasi Realy Differe sial In = Arus nominal
Pabrik Pembuat GEC ALSTOM S = Daya
Type Model No. MBCH 15 V = Tegangan sisi
Arus Rating 5A √3 = konversi 3 phasa menjadi 1 phasa
Basic Setting 24.2% Dengan menggunakan data yang didapat pada
Relay publication R-6070F spesifikasi travo didapat hasil perhitungan :
I 56 ×10 6
3.3 Lokasi Penggunaan Trafo n=
√3 × 23× 103
Setelah mengetahui spesifikasi dari alat perlu I n=1405.722 A
diketahui juga bagaimana alat lain terpengaruh dengan cara
kerja dari trafo, pada trafo UST (unit service transformer)
Arus ini merupakan arus yang ada pada sisi High dan akan menjadi pembanding. Besar nilai arus sekunder
voltage (23kV) atau pada sisi primer dan untuk sisi dapat dicari menggunakan persamaan (3.3)
sekunder didapat I nominal
I I sekunder =
n=
56× 10 6
RatioCT
√3 × 10.5 ×10 3
I n=3078.201 A Didapatkan arus sekunder dari sisi CT 1
Arus pada masing masing sisi ini dimaksudkan untuk 1405.722
mencari besar nilai rating yang diperlukan untuk mencari
I sekunder =
1600
nilai CT yang akan digunakan 5
3.4.2 Perhitungan Arus Rating
I sekunder =4.39 A
Arus rating adalah arus yang mengalir dari trafo dan
menuju CT, arus rating ini juga yang akan menentukan Didapat Arus sekunder pada CT2 adalah:
ratio CT yang akan digunakan dikarenakan apabila arus 3079.201
I sekunder =
rating melebihi dari ratio CT maka CT akan terbakar 6000
(rusak), maka dari itu sebelum memilih CT perlu dicari 5
terlebih dahulu besar arus rating, mencari nilai arus rating I sekunder =2.566 A
dapat menggunakan persamaan (3.2)
Dikarenakan hubungan primer dan sekunder Travo
I rate =110 % × I n adalah Dyn11 makapada sisi primer akan dipasangkan Ct
Dimana : berkonfigurasi bintang, dan pada sisi sekunder akan
Irate = Arus rating dipasangkan Ct berkonfigurasi delta untuk menyamakan
110% =Besar maksimum tap changer (100%+10%) arus maka arus sekunder pada CT 2 harus dikalikan dengan
In = Arus nominal √3 sehingga didapat nilai :
Karena sudah diketahui besar dari nilai arus nominal I sekunder =2.566 A × √ 3
maka didapat nilai arus rating pada sisi primer adalah
I sekunder =4.44 A
I rate =110 % ×1405.722 A
Setelah mendapatkan nilai dari arus sekunder
I rate =1546.294 A selanjutnya dicari besar error missmach
Dan untuk sisi sekunder didapat nilai sebesar 3.4.5 Perhitungan Error Missmach
I rate =110 % ×3079.201 A Error mismatch merupakan kesalahan dalam
I rate =3387.121 A membaca perbedaan arus dan tegangan di sisi primer dan
sekunder transformator serta pergeseran fasa di Travo
Setelah didapat nilai dari arus rating barulah
tersebut. Menghitung besarnya arus mismatch yaitu dengan
ditentukan besar rasio CT disini dimaksudkan agar rasio
cara membandingkan nilai dari arus sekunder dengan
CT tepat dan tidak boros
persamaan seperti (3.4)
3.4.3 Penentuan Ratio CT
Jika sudah mendapatkan nilai dari arus rating I nLV −I nHV
=Error Missmach
selanjutnya untuk menentukan ratio CT, ratio CT yang ( I nLV + I nHV )/2
akan digunakan harus melebihi dari arus rating maka CT Didapat besar error missmach:
akan terbakar (rusak), namun juga harus memeriksa 4.44−4.39
ketersediaan barang =0.0113
(4.44+ 4.92)/2
Dan pada UST unit 5-7 digunakan ratio CT untuk
Maka persentase error missmach yang didapat adalah
primer 1600 : 5, dan untuk sekunder adalah 6000 : 5,
bagaimana bisa mendapat nilai ini, maka harus melihat lagi % error missmach=Error missmach ×100 %
ke besarnya arus rating disini dimaksudkan agar setting ct % error missmach=0.0113 ×100 %
yang digunakan tepat % error missmach=1.13 %
Pada sisi primer arus rating yang didapat adalah Artinya besar kesalahan yang ada dalam hal pembacaan
1546.294 A maka digunakan 1600:5, dan pada sisi seunder perbedaan arus hanya ada sebesar 1.13% hal ini akan
arus rating yang didapat adalah 3387.121 A karena ratio berpengaruh untuk menentukan nilai dari basic Setting
CT yang terdekat yaitu 4000:5 tidak ada maka dipakai ratio relay
CT 6000:5 3.4.6 Perhitungan Basic Setting
3.4.4 Perhitungan Arus Sekunder Basic setting merupakan besar setting relay dari
Arus sekunder merupakan arus yang berada pada sisi pabrik pembuat perhitungan ini merupakan standarisasi
kedua dari CT arus yang keluar dari CT inilah yang akan dari pabrik pembuat besar dari basic setting mempengaruhi
dinilai untuk menentukan nilai dari error missmach. Arus besar dari slope yang akan digunakan. Besar dari basic
sekunder ini lah yang akan masuk ke arah differential relay setting dapat dicari dengan persamaan (3.5)
basic setting=X ( a+b+ c)
Diamana
X = 50% margin factor (1.5)
a = CT missmach
b = CT ratio error (10%)
c = transformers voltage regulation (5%)
basic setting ini akan diubah sesuai kebutuhan oleh
tiap perusahaan basic setting ini nanti akan dijadikan titik
acuan untuk slope
basic setting=1.5 ( 0.1+0.0113+0.5 )
basic setting=0.24195
%basic setting=0.24195∗100 %
%basic setting=24.195 %
3.4.7 Persentase Slope
Slope merupakan parameter yang digunakan relay
yang dapat disetting untuk cara kerja relay yang lebih teliti
terhadap gangguan dalam pada setting relay differential di
Indonesia power digunakan nilai slope 30% nilai ini
didapat dari besar basic relay dan ditambah untuk faktor Gambar 4.4 Hasil Dari Pengujian Relay Differensial USTB
keamanan. Dapat dilhat dari pengujian diatas dimana jika
diberikan arus sebesar 1.57A pada sisi primer dan juga sisi
3.4.8 Perhitungan Arus Setting Relay sekunder relay membaca adanya gangguan dan memutus
Setting arus dari relay ini merupakan setting agar kedua sisi dengan waktu 0,03s yang mana hal itu adalah
pada arus yang melebihi dari nilai tersebut relay akan hal baik yang menandakan bahwa relay differensial bekerja
bekerja cara mencari arus tersebut adalah dengan secara benar dan juga sangan teliti akan keadaan gangguan,
mengkalikan persentase slope yang digunakan dengan nilai tidak hanya waktu trip saja yang diperhatikan alaram
arus sekunder pada CT, maka jika ditulis dengan gangguan juga diperhatikan dalam hal ini adalah lampu
persamaan matematis akan menjadi seperti persamaan (3.6) indicator yang ada pada DCS dan juga yang ada pada relay
I set =%slope × I sekunder differensial
Didapat hasil perhitungan sebagai berikut : IV. KESIMPULAN DAN SARAN
I set =30 % ×5 A
4.1. Kesimpulan
I set =1.5 A Setelah melakukan, Analisis, dan perhitungan maka
Maka jika arus yang masuk pada relay dari CT1 dan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut;
CT2 saling mengurangi namun memiliki nilai lebih besar 1 Didapat hasil Arus Nominal Pada Tegangan 23KV
atau sama dengan 1.5 A maka relay akan mengindikasi CB adalah 1405.722 A
untuk open atau melepas jaringan agar tidak merusak alat 2 Didapat hasil Arus Nominal Pada Tegangan 10KV
lain. adalah 3078.201 A
3.5 Pemeliharaan Relay Differential 3 Didapat hasil Arus Rating Pada Sisi Primer adalah
Hal-hal diatas merupakan hal yang perlu 1546.294 A
diperhitungkan dari pada factor pengamanan untuk 4 Didapat hasil Arus Rating Pada Sisi Sekunder adalah
menggunakan relay differential pada trafo Unit Service 3387.121 A
Trafo (UST) dan apabila hal diatas tidak diperhatikan 5 CT (Current Transformation yang digunakan adalah
bukannya menjaga barang malah akan merusak maka dari 1600:5 pada sisi primer
itu dilakukan pengecekan setiap adanya kegiatan overhaul 6 CT (Current Transformation yang digunakan adalah
Cara untuk mengecek apakah relay differential masih 6000:5 pada sisi sekunder
bekerja secara normal adalah dengan cara menyuntikan 7 Arus yang ada pada sisi CT adalah 4.39 A pada
arus sebesar tertentu yang masuk kepada sisi primer dan Tegangan 23KV
sekunder, besar arus yang dimasukkan adalah bebas hanya 8 Arus yang ada pada sisi CT adalah 4.44 A pada
saja untuk menguji ketelitian dari relay differensial Tegangan 23KV
biasanya arus masukkan dibuat lebih besar sedikit dari arus 9 Error missmach yang terjadi pada CT adalah 1.13%
setting relay, berikut adalah hasil dari pengujian relay 10 Slope yang digunakan adalah 30% dengan
differensial USTB pada tanggak 12 maret 2016 pertimbangan keamanan
4.2. Saran [4] P. E. Wisesa and A. Zujiar, "TRANSMISI DAN
1 Dilakukan Pengecekan Rutin Setiap Hari yang dilihat DISTRIBUSI TRANSFORMATOR DAYA," 2009.
dari fisik dan kondisi kontrol. [5] S. El, "listrik-praktis," 17 December 2015. [Online].
2 Dilakukan tindakan pencegahan preventif agar tidak Available:
terjadi masalah yang tidak diinginkan. https://www.listrik-praktis.com/2015/12/cara-
memahami-pembacaan-vektor-group-jam-trafo.html.
DAFTAR PUSTAKA [Accessed 20 February 2020].
[6] Endurra, April 2016. [Online]. Available:
https://www.endurra.co.id.
[1] Kiswondo and E. , Pemeliharaan Proteksi [7] Erwin and K. , Dasar-Dasar Proteksi, Jakarta: Pln
Transformator, Jakarta: Pln Corporate Industri, 2015. Corporate Uniercity, 2015.
[2] M. A. Auluddin, "TRANSFORMATOR," 2014. [8] Erwin and K. , Dasar Pemeliharaan Relay dan
[3] F. Tinambunan, February 2015. [Online]. Available: Proteksi, Jakarta: Pln Corporate Univercity, 2016.
https://www.academia.edu/31439028/Transformator_
trafo_3_fasa_dan_pemabahasannya.

Anda mungkin juga menyukai