Anda di halaman 1dari 15

SISTEM PROTEKSI RELE DIFERENSIAL

PADA TRANSFORMATOR STEP UP

Kelompok 4

1. Octafian Firdaus 157002001


2. Puji Ramdhani 157002004
3. Pedja Gonzola 157002006
4. Aldi Adryan Nur 157002022

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SILIWANGI

NOVEMBER 2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Listrik adalah salah satu kebutuhan pokok di masyarakat modern saat ini. Setiap
tahun kebutuhan listrik terus meningkat. Seiring dengan perkembangan industri,
energi listrik menjadi sangat vital dalam proses produksi suatu perusahaan. Seringnya
terjadi gangguan saat proses pendistribusian tenaga listrik dengan daya yang besar
dapat menyebabkan terganggunya pelayanan energi listrik oleh PLN ke pelanggan.
Ketersediaan listrik tidak lepas dari sitem transmisi yang bagus. Sistem tenaga listrik
memunyai 3 buah bagian penting yaitu sistem distribusi ke pelanggan, sistem transmisi
antar gardu induk dan pusat pembangkitan.

Sistem transmisi memiliki beberapa tingkatan tegangan tertentu guna mengurangi


gangguan maupun kerugian yang bisa didalami oleh PLN. Pada umumnya dari
tegangan pembangkit dinaikkan guna mengurangi rugi-rugi arus yang bisa terjadi saat
pentransmisian tenaga listrik sebelum menuju gardu induk. Pada gardu induk terdapat
sejumlah peralatan. Peralatan tersebut adalah sistem busbar, transformator daya,
pemisah (PMS), isolator, pemutus tenaga (PMT), instrumen pengukuran, sistem
pengetanahan, rele-rele dan pengaman dan lain-lain.

Transformator daya adalah suatu peralatan listrik yang berfungsi sebagai pemindah
tegangan listrik bolak-balik primer ke sekunder berdasarkan prinsip induksi magnetik
sehingga dapat menaikkan atau menurunkan tegangan. Pada saat proses penyuplaian
tenaga listrik sering terjadi gangguan, oleh karena itu dibutuhkan alat untuk
memproteksi peralatan sehingga dapat mengamankan pada saat terjadi gangguan.

Transformator dalam sistem tenaga membutuhkan tipe proteksi yang berbeda-


beda. Proteksi ini disediakan oleh berbagai jenis relay, baik elektromagnetik
maupun statik. Secara umum proteksi transformator berfungsi untuk memproteksi
transformator apabila terjadi gangguan, sehingga transformator dapat terhindar dari
kerusakan. Relay yang akan digunakan untuk memproteksi transformator adalah
relay differensial. Relay ini bekerja apabila terdapat perbedaan arus pada Current
Transformer [CT] sisi primer dan sekunder. Apabila gangguan terjadi di luar zona
proteksi, relay tidak akan bekerja. Gangguan listrik yang terjadi dalam suatu
sistem tenaga mengakibatkan terjadinya peningkatan arus listrik, penurunan
tegangan, frekuensi dan faktor daya. Relay tidak dapat menghilangkan kemungkinan
adanya gangguan, tetapi akan bekerja setelah terjadi gangguan. Suatu relay
proteksi bertugas untuk mengamankan suatu alat atau bagian dari sistem tenaga
listrik dalam zona proteksi. Pemutus tenaga (PMT) diletakkan agar setiap bagian dari
sistem dapat dipisah-pisahkan. Maka tugas relay adalah mendeteksi adanya
gangguan yang terjadi pada zona proteksi, memberi perintah untuk membuka
PMT, dan memisahkan bagian dari sistem yang terganggu.

Rele differensial adalah suatu rele yang bekerja didasarkan atas keseimbangan,
yaitu melakukan perbandingan terhadap arus sekunder transformator arus (CT) yang
ada di peralatan dan instalasi listrik yang harus dilindungi. Rele differensial digunakan
sebagai pengaman utama pada transformator saat adanya gangguan karena rele
sangat selektif dan bekerja sangat cepat. Tujuan utama pemasangan rele proteksi di
transformator tenaga adalah sebagai alat pengaman sehingga kerusakan akibat
gangguan dapat dikurangi sekecil mungkin.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pengaplikasian sistem proteksi rele differensial pada transformator
step up ?
2. Bagaimana hubungan sistem proteksi rele differensial pada transformator step
up dan aplikasi ?
3. Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi sistem proteksi rele differensial
pada transformator step up dan aplikasi?
4. Apa sajakah fungsi dari sistem proteksi rele differensial pada transformator
step up dan aplikasi?
5. Apa sajakah tujuan dari sistem proteksi rele differensial pada transformator
step up dan aplikasi?
1.3 Tujuan Penulisan
Laporan ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas makalah mata kuliah
Sistem Proteksi. Kami berharap laporan ini juga dapat bermanfaat untuk menambah
pengetahuan tentang Sistem Proteksi Rele Differensial (Differential Relay) Pada
Transformator Step Up dan. Dengan adanya makalah ini semoga dapat membantu
pembaca untuk memahami hal-hal sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana pengaplikasian sistem proteksi rele differensial


pada transformator step up.
2. Untuk memahami bagaimana hubungan sistem proteksi rele differensial pada
transformator step up dan aplikasi.
3. Untuk mengetahui apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi sistem
proteksi rele differensial pada transformator step up dan aplikasi.
4. Untuk memahami apa sajakah fungsi dari sistem proteksi rele differensial pada
transformator step up dan aplikasi.
5. Untuk mengetahui apa sajakah tujuan dari sistem proteksi rele differensial
pada transformator step up dan aplikasi.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Transformator

2.1.1 Pengertian Transformator

Transformator atau lebih dikenal dengan nama “transformer” atau “trafo”


sejatinya adalah suatu peralatan listrik yang mengubah daya listrik AC pada satu level
tegangan yang satu ke level tegangan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik
tanpa merubah frekuensinya. Transformator bekerja berdasarkan prinsip
elektromagnetik. Ketika Kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan
bolak-balik, perubahan arus listrik pada kumparan primer menimbulkan perubahan
medan magnet. Medan magnet yang berubah diperkuat oleh adanya inti besi. Inti besi
berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi yang ditimbulkan oleh arus listrik yang
melalui kumparan, sehingga fluks magnet yang timbulkan akan mengalir ke kumparan
sekunder, sehingga pada ujung-ujung kumparan sekunder akan timbul ggl induksi. Efek
ini dinamakan induktansi timbal-balik (mutual inductance).

Bagian utama transformator adalah dua buah kumparan yang keduanya


dililitkan pada sebuah inti besi lunak. Kedua kumparan tersebut memiliki jumlah lilitan
yang berbeda. Kumparan yang dihubungkan dengan sumber tegangan AC disebut
kumparan primer, sedangkan kumparan yang lain disebut kumparan sekunder.

Jika kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan AC (dialiri arus


listrik AC), besi lunak akan menjadi elektromagnet. Karena arus yang mengalir tersebut
adalah arus AC, garis-garis gaya elektromagnet selalu berubah-ubah. Oleh karena itu,
garis-garis gaya yang dilingkupi oleh kumparan sekunder juga berubah-ubah.
Perubahan garis gaya itu menimbulkan GGL induksi pada kumparan sekunder. Hal itu
menyebabkan pada kumparan sekunder mengalir arus AC.
2.1.2 Prinsip kerja Transformator

Tranformator merupakan suatu alat listrik statis, yang dipergunakan untuk


memindahkan daya dari satu rangkaian ke rangkaian lain, dengan mengubah tegangan,
tanpa mengubah frekuensi. Dalam bentuknya yang palin sederhana transformator
terdiri atas dua kumparan dan satu induktansi mutual. Kumparan primer adalah yang
menerima daya, dan kumpuran sekunder tersambung pada beban. Kedua kumparan
dibelit pada suatu inti yang terdiri atas material magnetik berlaminasi.

Transformator bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. Tegangan


masukan bolak-balik yang membentangi primer menimbulkan fluks magnet yang
idealnya semua bersambung dengan lilitan sekunder. Fluks bolakbalik ini
menginduksikan GGL dalam lilitan sekunder. Jika efisiensi sempurna, semua daya pada
lilitan primer akan dilimpahkan ke lilitan sekunder.

Gambar 2.1 Transformator

2.1.3 Kompenen Transformator

Dalam melaksanakan tugasnya, transformator memiliki beberapa komponen


utama diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Kumparan

Kumparan trafo terdiri dari beberapa lilitan kawat tembaga yang dilapisi
dengan bahan isolasi (karton, pertinax, dll) untuk mengisolasi baik terhadap inti besi
maupun kumparan lain. Untuk trafo dengan daya besar lilitan dimasukkan dalam
minyak trafo sebagai media pendingin. Banyaknya lilitan akan menentukan besar
tegangan dan arus yang ada pada sisi sekunder.

Gambar 2.2 Kumparan

2) Inti Besi

Dibuat dari lempengan-lempengan feromagnetik tipis yang berguna untuk


mempermudah jalan fluksi yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui kumparan.
Inti besi ini juga diberi isolasi untuk mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang
ditimbulkan oleh arus eddy “Eddy Current”.

Gambar 2.3 Inti Besi


3) Minyak Trafo

Berfungsi sebagai media pendingin dan isolasi. Minyak trafo mempunyai sifat
media pemindah panas (disirkulasi) dan mempunyai daya tegangan tembus tinggi.
Pada power transformator, terutama yang berkapasitas besar, kumparan-kumparan
dan inti besi transformator direndam dalam minyak-trafo.

4) Bushing

Sebuah konduktor (porselin) yang menghubungkan kumparan transformator


dengan jaringan luar. Bushing diselubungi dengan suatu isolator dan berfungsi sebagai
konduktor tersebut dengan tangki transformator. Selain itu juga bushing juga berfungsi
sebagai pengaman hubung singkat antara kawat yang bertegangan dengan tangki
trafo.

Gambar 2.4 Bushing

5) Tangki dan Konservator

Pada umumnya bagian-bagian dari trafo yang terendam minyak trafo


ditempatkan di dalam tangki baja. Tangki trafo-trafo distribusi umumnya dilengkapi
dengan sirip-sirip pendingin (cooling fin) yang berfungsi memperluas permukaan
dinding tangki, sehingga penyaluran panas minyak pada saat konveksi menjadi
semakin baik dan efektif untuk menampung pemuaian minyak trafo, tangki dilengkapi
dengan konservator.
Gambar 2.5 Tangko Konservator Trafo

2.1.4 Jenis-jenis Transformator

1) Transformator Step Up

Transformator step-up adalah transformator yang memiliki lilitan sekunder


lebih banyak dari pada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penaik tegangan.
Transformator ini biasa ditemui pada pembangkit tenaga listrik sebagai penaik
tegangan yang dihasilkan generator menjadi tegangan tinggi yang digunakan dalam
transmisi jarak jauh.

Gambar 2.6 Skema Transformator Step Up

2) Transformator Step Down

Transformator step-down memiliki lilitan sekunder lebih sedikit daripada lilitan


primer, sehingga berfungsi sebagai penurun tegangan. Transformator jenis ini sangat
mudah ditemui, terutama dalam adaptor AC-DC.
Gambar 2.7 Skema Trafo Step Down

3) Autotransformer

Transformator jenis ini hanya terdiri dari satu lilitan yang berlanjut secara
listrik, dengan sadapan tengah. Dalam transformator ini, sebagian lilitan primer juga
merupakan lilitan sekunder. Fasa arus dalam lilitan sekunder selalu berlawanan
dengan arus primer, sehingga untuk tarif daya yang sama lilitan sekunder bisa dibuat
dengan kawat yang lebih tipis dibandingkan transformator biasa.

4) Transformator

Transformator isolasi memiliki lilitan sekunder yang berjumlah sama dengan


lilitan primer, sehingga tegangan sekunder sama dengan tegangan primer. Tetapi pada
beberapa desain, gulungan sekunder dibuat sedikit lebih banyak untuk
mengkompensasi kerugian. Transformator seperti ini berfungsi sebagai isolasi antara
dua kalang. Untuk penerapan audio, transformator jenis ini telah banyak digantikan
oleh kopling kapasitor.

5) Transformator Pulsa

Transformator pulsa adalah transformator yang didesain khusus untuk


memberikan keluaran gelombang pulsa. Transformator jenis ini menggunakan material
inti yang cepat jenuh sehingga setelah arus primer mencapai titik tertentu, fluks
magnet berhenti berubah. Karena GGL induksi pada lilitan sekunder hanya terbentuk
jika terjadi perubahan fluks magnet, transformator hanya memberikan keluaran saat
inti tidak jenuh, yaitu saat arus pada lilitan primer berbalik arah.
6) Transformator Tuga Fasa

Transformator tiga fasa sebenarnya adalah tiga transformator yang


dihubungkan secara khusus satu sama lain. Lilitan primer biasanya dihubungkan secara
bintang (Y) dan lilitan sekunder dihubungkan secara delta (Δ).

7) Transformator Pengukuran

Transformator pengukuran adalah suatu peralatan listrik yang berfungsi


sebagai alat transformasienergi listrik yang digunakan sebagai alat ukur bantu untuk
keperluan pengukuran tegangan danarus listrik agar berada dalam jangkauan alat
ukur, sehingga pengukuran arus dan teganganlistrik dapat terbaca oleh suatu alat ukur.
Trafo pengukuran terbagi atas 2 macam, yaitu:

1. Tranfo Arus (CT)

Trafo arus digunakan untuk pengukuran arus yang besarnya ratusan amper dari
arus yangmengalir dalam jaringan tegangan tinggi. Disamaping untuk penguran arus,
trafo arus jugadigunakan untuk pengukuran daya dan energi, pengukuran jarak jauh
dan relay proteksi. Kumparan primer trafo arus dihubungkan seri dengan jaringan atau
peralatan yang akandiukur arusnya, sedang kumparan sekunder dihubungkan dengan
meter atau relay proteksi.

2. Trafo Tegangan (PT)

Trafo tegangan digunakan untuk menurunkan tegangan sistem dengan


perbandingan transformasi tertentu. Transformator Tegangan/Potensial (PT) adalah
trafo instrument yang berfungsi untuk merubah tegangan tinggi menjadi tegangan
rendah sehingga dapat diukur dengan Volt meter. Prinsip kerja Trafo tegangan,
kumparan primernya dihubungkan parallel dengan jaringan yang akan diukur
tegangannya. Voltmeter atau kumparan tegangan wattmeter langsung dihubungkan
pada sekundernya. Jadi rangkaian sekunder hampir pada kondisi open circuit. Besar
arus primernya tergantung pada beban disisi sekunder.
2.2 Rele Differensial
2.2.1 Pengertian

Relay differential merupakan pengaman utama pada generator, transformator


dan bus-bar, sangat selektif, cepat bekerja tidak perlu berkoordinasi dengan relay lain
dan tidak dapat digunakan sebagai pengaman cadangan untuk seksi atau daerah
berikutnya. Relay differential mengamankan peralatan tersebut diatas dari gangguan
hubung singkat yang terjadi di dalam generator ataupun transformator, antara lain
hubung singkat antara kumparan dengan kumparan atau antara kumparan dengan
tangka. Relay ini harus bekerja kalau terjadi gangguan di daerah pengamanan, dan
tidak boleh bekerja dalam keadaan normal atau gangguan di luar daerah pengamanan.
Ini juga merupakan unit pengamanan dan mempunyai selektifitas mutlak.

2.2.2 Prinsip Kerja

Relay differential prinsip kerjanya berdasarkan hukum kirchof, dimana arus


yang masuk pada suatu titik, sama dengan arus yang keluar dari
titik tersebut seperti gambar dibawah:
I1 I2
I1 = 12

Gambar 2.8 Prinsip Hukum Khirchof

Yang dimaksud titik pada proteksi differential adalah daerah pengamanan,


dalam hal ini dibatasi oleh dua buah trafo arus seperti yang terlihat pada gambar
dibawah:

Gambar 2.9 Daerah Pengaman Relay Differensial


Relay differential bekerja berdasarkan perbandingan arus masukan dan arus
keluaran. Jika terjadi perbedaan maka relay akan mendeteksi adanya gangguan pada
peralatan yang diamankan. Relay ini efektif untuk mengamankan gangguan yang
bersifat internal. Untuk gangguan yang bersifat ekternal, arus masukan dan arus
keluaran transformator sama besar meskipun arus tersebut melebihi arus maksimal
transformator, oleh sebab itu relay tidak meresponnya sebagai gangguan.

2.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam penggunaan proteksi


Diferensial, antara lain:

1) Arus inrus magnetisasi. Ini merupakan fenomena umum yang dapat terjadi
pada suatu gangguan internal (arus menuju tetapi tidak keluar dari
Transformator).
2) Level tegangan yang berbeda dan karenanya CT yang digunakan dari tipe, ratio
dan karakteristik unjuk kerja yang berbeda pula.
3) Pergeseran fasa pada bank Transformator hubungan Y - ∆.
4) Tap Transformator untuk kendali tegangan.
5) Pergeseran fasa dan atau Tap tegangan pada Transformator regulasi
2.2.4 Gangguan di Luar Daerah Pengamanan

Gambar 2.10 Gangguan di Luar Daerah Pengaman Relay Differensial


Arus yang mengalir pada relay adalah: i d = i1 - i2 = 0
Dimana:
i1 = arus yang mengalir pada CT1
i 2 = arus yang mengalir pada CT2
Maka relay tidak akan bekerja jika terjadi gangguan di luar daerah pengamanannya.
2.2.5 Gangguan di dalam Daerah Pengaman
1. Transformator di supply dari satu arah

Gambar 2.11 Gangguan di dalam Daerah Pengaman, Sumber Satu Arah

Untuk gangguan di dalam transformator :

I1 = i1

I2 = 0

Id = i1 - i2 = i1

Maka relay akan bekerja.


2. Transformator di supply dari dua arah

Gambar 2.12 Gangguan di dalam Daerah Pengaman, Sumber Dua Arah

G 1 arus mengalir kearah gangguan

G 2 arus mengalir kearah gangguan

Sehingga: Id = i1 + i2

Maka relay akan bekerja.

Anda mungkin juga menyukai