Anda di halaman 1dari 9

ACB

Circuit breaker digunakan untuk melindungi peralatan dari over current, yang
bisa disebabkan dari short circuit ataupun ground fault didalam peralatan itu
sendiri atau peralatan lain yang jaraknya dekat dan masih berhubungan
dalam satu distribusi.
Sistem Power distribusi dan komponennya memerlukan perlindungan dari
berbagai macam malfunction/kegagalan; diantaranya overcurrent,
overvoltage, undervoltage, reverse current flow dan phase unbalance.
ACB (Air Circuit Breaker)
ACB adalah salah satu komponen dalam sistem distribusi daya yang
menghubungkan Sumber Power/listrik dengan equipment consumer yang
bisa kita sebut dengan LOAD.
Berikut adalah sistem operasi pada ACB;
MN/UVR/UVT = UNDER VOLTAGE RELEASE
Sistim Operasi:
Bila UVT diisi tegangan maka coil akan bekerja menarik togle mekaniknya,
sehingga ACB/MCCB bisa bekerja secara Normal Close (ON)/Open (OFF)
tanpa ada hambatan. Bila tegangan dilepas maka togle mekanik
akankembali normal melepas togle dan menekan/mengunci sistim mekanik
pada ACB sehingga ACB akan Trip (Bilaposisi sebelumnya ON) atau akan
mengunci sistim mekanik ACB/MCCB sehingga tidak bisa dioperasikan
ON/OFF baiksecara Auto maupun Manual bila UVT terpasang.

XF = CLOSING RELEASE
Sistim Operasi :
Bila diisi tegangan maka akan bekerja menekan/mendorong togle mekanik
ACB sehingga ACB akan Close/ON (pemasangan pararel dengantombol
mekanik ON), Setelah ACB/MCCB ON/Close maka Closing Release coil harus
dilepas tegangannya agar toggle kembali diposisi semula dan tidak
mengunci sistim OFF/Open, ini biasa di lakukan dengan cara menginterlock
salah satucable control yang menuju ke coil melalui Auxiliary Contact yang
tersedia (NC) sehingga sewaktu ACB sudah Close/ON, sistim ke Coil terputus
dan XF tidak bekerja lagi.
MX = SHUNT TRIP
Sistim Operasi :
Sistim kerja persis sama dengan biasanya barangnya juga sama/satu
macam. Hanya sedikit perbedaannya adalah terletak pada FUNGSI dan
LETAK pemasangannya. Fungsi MX adalah untuk membuka ACB/Open, pada
saat diisi tegangan, coil akan mendorong togle mekanik yang menekan
sistim mekanik OFF pada ACB sehingga ACB/MCCB akan OFF/Open.
Pemasangan biasanya pararel dengan tombol mekanik OFF pada ACB.
Karena sistim kerja hanya sesaat maka wiring cable harus dilewatkan dulu
melalui Auxiliary Contact NO (terbuka/open contact pada saat CB Off/Open.
Dan harus Contact pada saat ACB pada posisi ON/Close.
OF/SD = AUXILIARY CONTACT
Sistim Operasi :
Hanya berupa Switch ON/OFF NO (Normally
Open/kondisi normal terbuka/lepas), NC (Normally Close/kondisi normal
berhubungan/sambung) dan C (Common/basis yang bisa dihubungkan
dengan NO/NC) SDE = AUXILIARY TRIP Sistim Operasi Pada prinsipnya sama
dengan hanya saja Auxiliary jenis ini hanya akan bekerja/ posisi switch
berubah akibat terjadinya Trip Overload/OverCurrent/Fault lainnya. Fungsi
Auxiliary ini adalah untuk memberikan proteksi tambahan agar bila terjadi
Fault/ semacamnya maka motor ACB/MCCB, MN,MX,XF akan secara
automatis tidak dapat difungsikan kecuali di reset secara manual atau
melalui Remote Reset.
MCH = GEAR MOTOR/MOTOR MECHANISM
Sistim Operasi :
Berupa Sistim mekanik dan Motor yang berfungsi untuk menyiapkan spring
mekanik dalam keadaan siap untuk dioperasikan ON (Close) atau OFF
(Open). Biasanya sudah dilengkapi dengan fasilitas pemutus tegangan bila
kondisi motor sudah selesai tugasnya, maka motor tidak akan bekerja lagi.
Fasilitas lain yang tersedia adalah biasanya Motor MCCB/ACB setelah
melakukan reset/ Energize, maka motor akan berhenti sendiri, tetapi kadang-

kadang dilengkapi dengan fasilitas tambahan NO, sehingga apabila Motor


selesai Energize maka akan keluar tegangan pula (Aux NO) yang bisa
dimanfaatkan lagi untuk Closing/Open ACB/MCCB melalui XF/MX.

PEMBAGIAN JARINGAN DISTRIBUSI DAN SISTEM


PROTEKSINYA
April 26, 2014 ugmmagatrika Leave a comment

1.1. Sistem distribusi daya listrik


Sistem distribusi daya listrik meliputi semua Jaringan Tegangan Menengah (JTM) 20 KV dan
semua Jaringan Tegangan Rendah (JTR) 380/220 Volt hingga ke meter-meter pelanggan.
Pendistribusian daya listrik dilakukan dengan menarik kawat kawat distribusi melalui
penghantar udara. Penghantar bawah tanah dari mulai gardu induk hingga ke pusat pusat
beban. pada sistem di ranting Galang ada terpasang jaringan bawah tanah karena keadaan kota
atau daerahnya belum memungkinkan untuk dibangun jaringan tersebut. jadi untuk daerah ini
tetap disuplai melalui hantaran udara 3 phasa 3 kawat.
Setiap elemen jaringan distribusi pada lokasi tertentu dipasang trafo-trafo distribusi, dimana
tegangan distribusi 20 KV diturunkan ke level tegangan yang lebih rendah menjadi 380/220 Volt.
Dari trafo-trafo ini kemudian para pelanggan listrik dilayani dengan menarik kabel-kabel
tegangan rendah menjelajah ke sepanjang pusat-pusat pemukiman, baik itu komersial maupun
beberapa industri yang ada disini. Tenaga listrik yang lazim digunakan dalam kehidupan seharihari untuk mengoperasikan peralatan-peralatan tersebut adalah listrik dengan tegangan yang
rendah (380/220 Volt). Sedangkan tenaga listrik yang bertegangan menengah (sistem 20 KV) dan
tegangan tinggi (sistem 150 KV) hanya dipergunakan sebagai sistem penyaluran (distribusi dan
transmisi) untuk jarak yang jauh. Hal ini bertujuan untuk kehandalan sistem karena dapat
memperkecil rugirugi daya dan memliki tingkat kehandalan penyaluran yang tinggi, disalurkan

melalui

saluran

transmisi

ke

berbagai

wilayah

menuju

pusat-pusat

pelanggan.

Gambar 2.1.1 Diagram satu garis sistem penyaluran Tenaga Listrik


Keterangan dari gambar:
1. Saluran distribusi adalah saluran yang berfungsi untuk menyalurkan tegangan dari gardu
distribusi ke trafo distribusi ataupun trafo pemakaian sendiri bagi konsumen besar.
2. Trafo distribusi berfungsi untuk menurunkan tegangan 20 KV dari Jaringan Tegangan
Menengah (JTM) menjadi tegangan rendah 380/220 Volt. Tegangan rendah inilah yang kemudian
didistriibusikan ke pelanggan kecil melalui jaringan tegangan rendah (JTR) yang berupa sistem 3
phasa empat kawat.
3. Konsumen besar adalah konsumen yang menggunakan energi yang besar yang biasanya
langsung mengambil sumber listrik dari gardu terdekat untuk kemudian disalurkan ke Gardu
Induk (GI ) pemakaian sendiri.
4. Konsumen biasa adalah konsumen-konsumen yang menggunakan tenaga istrik dengan level
tegangan rendah (380/220 Volt) seperti rumah tangga, industri kecil, perkantoran, pertokoan dan
sebagainya.
1.2.
Pembagian
Jaringan
Distribusi
Jaringan distribusi adalah kumpulan dari interkoneksi bagian-bagian rangkaian listrik dari
sumber daya ( Trafo Daya pada GI distribusi ) yang besar sampai saklar-saklar pelayanan
pelanggan. Secara garis besar jaringan distribusi dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu :
1. Distribusi Primer
Distribusi primer adalah jaringan distribusi daya listrik yang bertegangan menengah (20 KV).
Jaringan distribusi primer tersebut merupakan jaringan penyulang. Jaringan ini berawal dari sisi

skunder trafo daya yang terpasang pada gardu induk hingga kesisi primer trafo distribusi yang
terpasang pada tiang-tiang saluran.
2. Distribusi Sekunder
Distribusi skunder adalah jaringan daya listrik yang termasuk dalam kategori tegangan rendah
(sistem 380/220 Volt), yaitu rating yang sama dengan tegangan peralatan yang dilayani. Jaringan
distribusi skunder bermula dari sisi skunder trafo distribusi dan berakhir hingga ke alat ukur
(meteran) pelanggan. Sistem jaringan distribusi sekunder ini disalurkan kepada para pelanggan
melalui kawat berisolasi.

Gambar 2.2.1 One Line Penyulang Pahat 3


Gambar 2.2.1 diatas memperlihatkan sistem pelayanan yang disalurkan melalui berbagai tujuan.
Penyulang pahat merupakan salah satu Feder Utama 20 KV yang mendistribusikan daya ke
konsumen yang sebelumnya melalui sistem pendistribusisn tegangan yaitu melalui penurunan
tegangan 20 KV 380/220 Volt melalui tranformator step down.
1.3. Peralatan Sistem Distribusi
Jaringan distribusi yang baik adalah jaringan yang memiliki perlengkapan dan peralatan yang
cukup lengkap, baik itu peralatan guna kontruksi maupun peralatan proteksi. Untuk jaringan
distribusi sistem saluran udara, peratan-peralatanm proteksi dipasangkan diatas tiang-tiang listrik
berdekatan dekat letak pemasangan trafo, perlengkapan utama pada sistem distribusi tersebut
antara lain:
1. Tiang
Berfungsi Untuk meletakkan penghantar serta perlengkapan system seperti transformator, Fuse,

isolator, arrester, recloser dan sebagainya. Tiang dibagi menjadi 3 jenis yaitu tiang kayu, besi dan
beton sesuai dengan fungsi bawah tanah.
2. Penghantar
Berfungsi sebagai penyalur arus listrik dari trafo daya pada gardu induk ke konsumen.
Kebanyakan penghantar yang digunakan pada sistem distribusi . Begitu juga dengan beberapa
kawat jaringan bawah tanah.
3. Kapasitor
Berfungsi untuk memperbesar factor daya pada system penyaluran.
4. Recloser
Berfungsi untuk memutuskan saluran secara otomatis ketika terjadi gangguan dan akan segera
menutup kembali beberapa waktu kemudian sesuai dengan setting waktunya. Biasanya alat ini
disetting untuk dua kali bekerja, yaitu dua kali pemutusan dan dua kali penyambungan . Apabila
hingga kerja recloser yang kedua keadaan masih membuka dan menutup, berarti telah terjadi
gangguan permanen.
5. Fuse
Berfungsi untuk memutuskan saluran apabila terjadi gangguan beban lebih maupun adanya
gangguan hubung singkat.
6. PMT
Berfungsi untuk memutuskan saluran secara keseluruhan pada tiap out put. Pemutusan dapat
terjadi karena adanya gangguan sehingga secara otomatis PMT akan membuka ataupun secara
manual diputuskan karena adanya pemeliharaan jaringan.
7. Tansformator
Berfungsi untuk menurunkan level tegangan sehingga sesuai dengan tegangan kerja yang
diinginkan
8. Isolator
Berfungsi untuk melindungi kebocoran arus dari penghantar ke tiang maupun ke penghantar
lainnya.
Perlengkapan perlengkapan diatas sangat penting keberadaannya, terutama untuk peralatan
proteksi. Agar dapat bekerja dengan baik dan terjaminnya kontinuitas pelayanan, maka harus
dilakukan pemeliharaan secara rutin untuk mengetahui kerusakan dan kehandalan dari masingmasing peralatan tersebut. Pemeliharan peralatan yang rutin sangat penting dilakukan agar setiap
saat dapat diawasi keadaannya apakah masih layak dipakai atau tidak.
1.4. Transformator Distribusi
Transformator adalah salah komponen elektro yang berkerja untuk menaikan tegangan serta
menurunkan tegangan dengan perinsip kerja gandengan elektromagnetik. Dalam sistem distribusi
tenaga listrik transformator dapat dibagi berdasarkan sistem kerja menjadi dua macam yaitu: 1.
Transformator Step Up ( 11,6 KV menjadi 150 KV ) 2. Transformator Down ( 150 KV menjadi
20 KV ) dan ( 20 KV menjadi 380 / 220 Volt ) Sistem distribusi menggunakan jenis
transformator step down untuk menghasilkan tegangan yang diinginkan.

Berdasarkan jenis belitan transformator yang digunakan maka dalam sistem tenaga listrik
terdapat
dua
macam
jenis
belitan
antara
lain:
1.
Belitan
bintang

2.

Belitan

delta

1.5.
Arester
Arrester adalah suatu alat untuk melindungi isolasi atau peralatam listrik terhadap tegangan lebih
yang diakibatkan oleh sambaran petir atau tegangan transient yang tinggi dari suatu
penyambungan atau pemutusan rangkaian (sirkuit), dengan jalan mengalirkan arus denyut (Surge
Current) ketanah serta membatasi berlangsungnya arus ikutan (Follow Current) serta
mengembalikan keadaan jaringan ke keadaan semula tanpa mengganggu sistem.
Prinsip Kerja Arester
Bagi sebuah arester bila terjadi tegangan lebih pada jaringan , aresterberkerja dengan
mengalirkan arus surge ( Surge Current ) ketanah , kemudian setelah tegangan normal kembali,
arester tersebut harus segera memutus arus yang mengikuti kemudian Follow Current.
Karakteristik Arrester
Sebuah alat pengamanan memiliki beberapa karakteristik begitu juga dengan arrester yang

memiliki beberapa karakteristik antara lain :


a. Pada tegangan operasional, harus mempunyai impedansi yang sangat tinggi atau tidak menarik
arus listrik
b. Bila mendapat tegangan transient abnormal diatas harga tegangan tembusnya , harus tembus
( Break Down ) dengan cepat.
c. Arus pelepasan selama Break Down ( Tembus ) tidak boleh melebihi arus pengelepasan
nominal supaya tidak merusak.
d. Arus dengan frekwensi normal harus diputuskan dengan segera apabila tegangan transien telah
turun dibawah harga tegangan tembusnya.
1.6.
Rel
Daya
Rel daya adalah suatu bagian dari sistem tenaga listrik yang bertujuan dalam penggunaannya
untuk mengkombinasikan bermacam feder yang akan turut dibagi dalam melayani beban. Dalam
sistem tenaga listrik Rel daya disebut juga dengan istilah Busbar. Busbar adalah konduktor
berkapasitas arus besar yang berfungsi untuk terminal penampang arus yang masuk dan keluar
melalui saluran masuk dan keluar melalui gardu induk. Busbar atau rel daya juga berfungsi untuk
titik pertemuan atau hubungan antara transformator transformator, SUTT dan peralatanperalatan listrik lainya untuk menerima dan mendistribusikan tenaga listrik . Rel ini pada
umunya terdiri dari bahan tembaga , alumunium atau ACSR.
1.7. Sistem Busbar Tunggal ( Single Busbar Sistem )
Pada sistem ini semua trafo, generator dan fedder yang ada pada system dihubungkan kebusbar.
Rel daya tunggal adalah sistem rel daya yang paling sederhana karena hanya menggunakan satu
rel daya saja. Semua rangkaian baik saluran masuk ataupun saluran keluar disambungkan dengan
rel tersebut melalui pemutus daya dan saklar pemisah.

1.8.
Recloser
(Pemutus
Balik
Otomatis)
Salah satu tujuan pengamanan sistem tenaga listrik ialah terjaminnya penyaluran tenaga listrik,
artinya bila terjadi gangguan (misalnya gangguan pada sistem distribusi yang sering terjadi)

kalau mungkin tidak menimbulkan pemutusan daya, ataupun bila terpaksa, pemutusan tersebut
diusahakan sesingkat mungkin. Peralatan yang bertugas untuk memberikan perintah memutus /
menghubungkan daya secara otomatis adalah Pemutus Balik Otomatis(PBO) atau Recloser.
Dengan penambahan rele penutup balik maka gangguan sementara tidak mengakibatkan
pemutusan daya secara keseluruhan, atau hanya terjadi pemutusan daya dalam waktu yang
sangat singkat (beberapa detik). Klasifikasi Recloser Recloser dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
a.
Menurut
jumlah
fasanya

Fasa
tunggal

Fasa
tiga
b. Menurut media peredam busur api Media minyak 6 Media hampa udara (vacum)
c. Menurut peralatan pengendalinya Pengaturan hidrolik Pengaturan elektronik
1.9.
Sectionalizer
Sectionalizer atau yang disebut juga saklar seksi otomatis (SSO) adalah sebuah alat pemutus
beban yg secara otomatis dapat dibebankan, seksi-seksi yang tergantung dari suatu sistem
distribusi atau dapat melokalisasi gangguan pada seksi yang terganggu, sehingga sistem yang
tidak
mengalami
gangguan
tetap
mendapat
energi
listrik.
Saklar seksi otomatis (SSO) bekerja sendiri untuk membuka rangkaian setelah perhitungan
operasi pemutusan dari peralatan-peralatan disisi sumbernya, dan pembukaannya dilakukan pada
saat peralatan disisi sumber sedang dalam posisi terbuka. Dalam pemasangannya dapat
diperlihatkan
pada
bagan
dibawah
ini:

Oleh: Adri Muhaimin Afif (Magatrika 2011)

Anda mungkin juga menyukai