Anda di halaman 1dari 24

Permasalahan Power

Quality (Kualitas Daya)


1. POWER SURGE

• Power surge merupakan pemaksaan kenaikan pasokan daya yang tiba-tiba


kepada suatu beban. Peristiwa ini dirasakan sebagai suatu kenaikan tegangan
pada beban. Peristiwa ini bisa terjadi jika peralatan listrik yang menggunakan
daya besar tiba-tiba lepas / dilepas dari jaringan. Kejadian ini dirasakan oleh
beban yang lain sebagai kenaikan tegangan (pada frekuensi normal) kenaikan
tegangan ini dapat mencapai 110% atau lebih dari tegangan normal. Power
Surge dapat mengakibatkan kedip (flicker), matinya peralatan, errors pada
komputer, dan kehilangan memori pada computer.
2. SAG

Kejadian Voltage sag bisa bersumber pada instalasisendiri, yaitu instalasi di pelanggan. Misalnya:
• Masuknya beban besar ke jaringan
• Cacat pada sambungan penghantar
Terjadinya hubung singkat di tempat lain pada instalasi sendiri.
• Voltage sag juga bisa bersumber pada jaringan pemasok energy (PLN), misalnya:
• Beroperasinya recloser
• Beroperasinya Voltage Regulator
Solusi
• 1. CVT : Kebanyakan permasalahan voltage sag dalam system tenaga listrik
dapat diatasi dengan ferroresonant transformers atau biasa disebut constant-
voltage transformers (CVTs). Pemilihan kapasitas CVT harus pada beban
maksimum. Apabila trafo dibebani berlebihan, maka tegangan akan turun
hingga mendekati nol pada kira-kira 150% dari bebannya. Oleh karena itu,
jika profil beban termasuk arus inrush atau arus starting motor, maka
transfomator harus didesain untuk beban transien bukan hanya beban steady.
Harus juga diperhatikan bahwa CVT ini tidak menyimpan energi.
2. Uninterruptible Power Supply / UPS
• Prinsip kerja dari sistem ini dapat dijelaskan bahwa daya AC masuk yang
disearahkan oleh rectifier/battery charger. Pengaturan daya DC didasarkan pada
keperluan pengisian battery dan keperluan daya yang masuk ke inverter. Inverter ini
berfungsi mengubah arus searah menjadi arus bolak balik yang dibutuhkan oleh
beban yang melewati static switch. Pada kondisi normal, langsung menyuplai beban
yang melewati manual switch. Tapi bila terjadi gangguan pada inverter, maka secara
otomatis statis switch merubah posisinya ke sumber alternatif. Namun untuk tujuan
pemeliharaan, posisi manual switch harus diubah agar suplai daya ke beban dapat
diperoleh dari sumber alternatif.
DVR
• Dynamic Voltage Restorer (DVR) merupakan salah satu peralatan yang bisa
mengkompensasi tegangan yang hilang sewaktu voltage
sag dan interruption. DVR dipasang di antara sumber dan beban yang
bertujuan memperbaiki mutu tegangan pada beban dengan cara menginjeksi
tegangan yang dibutuhkan ketika terjadi gangguan.
• DVR harus bisa mendeteksi terjadinya voltage sag dan interruption dengan
tepat, jika tegangan beban berfluktuasi pada range yang diijinkan sistem yaitu
-10% s.d +5% dari tegangan nominal, maka DVR akan tidak melakukan apa-
apa. Hal ini sangat penting bagi energy storage yang digunakan DVR.
Lanjut DVR
3. UnderVoltage

• Undervoltage adalah peristiwa penurunan tegangan yang terjadi secara


berkepanjangan Undervoltage akan mengakibatkan terjadinya pemanasan yang
berlebihan pada motor, bahkan sampai pada kegagalan operasi peralatan.
• Penyebab gangguan ini bisa terjadi akibat ada perangkat dengan motor yang
sudah terlalu panas (overheating).
4. Blackouts

• Blackouts adalah peristiwa terjadinya tegangan nol (hilang tegangan) yang


berlangsung lebih dari dua menit. Sumber kejadian kebanyakan berasal dari
sisi jaringan seperti circuit breaker yang trip. Akibat yang dapat ditimbulkan
adalah data loss, data corrupt, kerusakan peralatan
5.Transient / interuptions

• Interupsi pasokan daya merupakan kondisi di mana catu tegangan ataupun


arus hilang samasekali untuk sementara waktu. Hal ini biasa terjadi di
jaringan sebagai akibat sambaran petir, binatang, cuaca buruk, dan kegagalan
operasi peralatan.
6. High-voltage Spikes /swell
• Voltage spikes merupakan kenaikan tegangan tiba-tiba dalam durasi yang
sangat pendek. Spikes sering terjadi karena adanya sambaran petir, dan
berakibat buruk pada beban sensitif. Durasi terjadinya spike bisa kurang dari
10 mikrodetik. Sedangkan besar spike di jaringan bisa mencapai 10 kV dan di
sisi tegangan rendah bisa mencapai 1000 V. Akibat yang ditimbulkan bis loss
of data, kerusakan komponen elektronik. Fenomena dari high-voltage spikes
dikenal sebagai Voltage Swell
Pengertian swell
• Suatu fenomena kenaikan tegangan rms dari nilai nominalnya
yang terjadi dalam waktu yang singkat, sekitar 10 ms sampai
beberapa detik. IEC 61000-4-30 mendefinisikan voltage swell sebagai
kenaikan besar tegangan sementara pada titik diatas nilai
threshold-nya. Sedangkan berdasarkan IEEE Standard 1159-
1995, voltage swell merupakan variasi tegangan rms dengan besar
antara 110% sampai 180% dari tegangan nominal dan berlangsung
selama 0,5 siklus sampai satu menit.
Gambar berikut : terjadi voltage swell dengan besar 1.2 pu dan
berlangsung selama 0,12 detik.
Karakteristik Voltage swell
• Voltage swell dicirikan dengan besarnya swell (tegangan saat terjadi fault)
dan durasinya. Besarnya swell ditentukan oleh jarak terjadinya fault dan
durasinya bergantung pada waktu penghilangan fault.

• Swell magnitude
• Merupakan tegangan rms total saal fault terjadi, yang dinyatakan dalam
persen atau dalam nilai per-unit dari tegangan nominalnya.
• Swell Duration
• Durasi swell merupakan waktu saat tegangan menjadi tinggi, biasanya
kurang dari 1 detik. Durasi swell bergantung pada peralatan proteksi arus
lebih dan seberapa lama arus fault diperbolehkan untuk mengalir.
Phase angle jump

• Fault yang terjadi pada sistem tenaga listrik tidak hanya menyebabkan
turunnya besar tegangan, tapi juga menyebabkan perubahan pada sudut fasa
tegangan. Phase angle jump (yaitu perbedaan sudut fasa selama terjadi swell dan
sebelum terjadi swell) dapat dihitung dari nilai tegangan kompleks Vswell.
Model Matematis untuk Menghitung
Voltage swell
• Berdasarkan referensi yang didapat, ada dua model matematika yang
digunakan untuk menghitung besarnya voltage swell, model pertama yang
mengabaikan besarnya arus beban, dan model kedua yang memperhitungkan
arus beban.
• Model pertama : arus beban diabaikan Model Pembagian Tegangan Saat
Terjadi Voltage swell
• Besarnya voltage swell dapat dinyatakan dalam model pembagian tegangan (voltage divider) sebagaimana yang
tergambar pada gambar berikut:
• Dengan mengabaikan arus beban, tegangan swell,

• Vswell, dapat dinyatakan sebagai:
• Dimana Zs merepresentasikan impedansi sumber pada point of common coupling (PCC) dan Zf

• merepresentasikan impedansi diantara PCC sampai ke lokasi terjadinya fault. Pada titik terjadinya
fault, tegangan bernilai mendekati nol. Oleh karena itu, impedansi Zsdan Zfmenentukan besarnya voltage swell,

• sedangkan durasi terjadinya voltage swell ditentukan oleh waktu penghilangan fault alat proteksi. Dari
persamaan di atas, terlihat bahwa jika fault terjadi di dekat PCC, akan menyebabkan voltage swell yang terjadi
semakin dalam.
Model kedua : Memperhitungkan arus beban
• Dengan memperhatikan Gambar 2.5, pada kondisi normal (tidak terjadi
fault), arus yang mengalir menuju beban A dan beban B bernilai sama (beban
seimbang). Ketika terjadi fault pada feeder 1, arus yang sangat besar akan
mengalir menuju feeder 1. Sehingga, berdasarkan pada hukum Kirchhoff,
aliran arus menuju feeder 2 akan berkurang. Sebagai akibatnya, tegangan pada
feeder 2 juga akan turun. Penurunan tegangan ini kemudian didefinisikan
sebagai voltage swell.
7. Voltage imbalance

• Fenomena ketidakseimbangan tegangan terjadi sebagai akibat ketaksamaan magnitude


dan/atau sudut fasa pada setiap tegangan. Penyebab ketidakseimbangan tegangan antara lain
:
• 1). Beban satu fasa dipasok antar fasa
• 2). Trafo fasa tunggal pada JTM sistem 3 fasa,4 kawat
• 3). Impedansi trafo tidak sama
• Ketidakseimbangan tegangan dapat memberikan dampak,antara lain terjadi panas berlebih
yang dapat merusak isolasi dan malfungsi kerja peralatan tenaga dan pengukuran.
Solusi
• 1. TVSS
• Ketika mengalami voltage surge besar resistansi drop sehingga energinya dialihkan dari beban ke netral atau
bumi. Transient Voltage Surge Suppressor dapat digunakan sebagai beban plug-in , aplikasi hard-wired pada
rangkaian cabang dan unit panel board. Untuk perlindungan yang maksimal, Hal ini diaplikasikan sebagai
system proteksi berlapis. Metode ini memerlukan peralatan dengan kapasitas arus besar dan moderate
clamping level untuk aplikasi diterapkan di titik awal untuk mengalihkan sebagian besar arus. Alat dengan
kapasitas arus medium dan Medium clamping level diaplikasikan di panel board sedangkan alat dengan
kapasitas arus rendah dan low clamping level diaplikasikan pada rangkaian cabang.
• Untuk mencapai kinerja maksimumnya, sebuah TVSS harus diinstal dengan penghantar yang pendek dan
koneksi pembumian yang sangat baik. Untuk data komunikasi sebagai alat pelindung adalah Surge
Reference Equalizer yang mana mereferensikan pentanahan dari data line ke pentanahan line listrik untuk
mencegah ground offset voltages.

• 2. SSD (surge suppression device)
• Voltage surge pada utility yang disebabkan oleh petir atau switching dapat dimitigasi
oleh surge suppression device. Surge suppression device melindungi peralatan
dengan mengalihkan energi ke bumi ketika tegangan melebihi tegangan break down
(dadal) . Sebagai contoh, penangkal petir dapat ditempatkan pada ketinggian
tertentu di gardu distribusi. Spark-gap device biasanya berperilaku sebagai isolator,
akan membentuk busur lebih besar secara internal dan menjadi hubung singkat pada
saat tegangan breakdown atau diatasnya. Kemudian, arus yang melewatinya turun
sampai nol, biasanya pada AC zero crossing berikutnya
Solusi umum
• PQ equipment:
• TVSS (Transient Voltage Surge Suppressor)
• Isolation Transformer (IT)
• Zig Zag Transformer
• Stabilizer
• Line Conditioner
• Off Line UPS (Standby Power System = UPS)
• On Line UPS
• Genset

Anda mungkin juga menyukai