Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KUALITAS DAYA LISTRIK


Voltage swell

Disusun oleh :
Jade Rosida Larasati (160536612012)
Mery Nur Laili (160536612004)
Wahyu Sapto Nugroho (160536612026)
Mokhammad Sholeh (160536600060)
Muhammad Fajar Tsani (160536612034)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
S1 TEKNIK ELEKTRO
DESEMBER 2019
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat,karunia,serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
Voltage swell ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami
berterima kasih pada dosen mata kuliah kualitas daya listrik yang telah memberikan tugas ini
kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kami mengenai voltage swell. Kami menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan masukan demi perbaikan makalah yang telah kami buat dimasa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu hal yang sempurna tanpa saran, kritik, maupun
masukan yang membangun.

Malang, 30 November 2019

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masalah Power Quality adalah persoalan perubahan bentuk tegangan, arus atau
frekuensi yang bias menyebabkan kegagalan atau misoperation peralatan, baik peralatan milik
PLN maupun milik konsumen, artinya masalah Power Quality bias merugikan pelanggan
maupun PLN.
Suatu Sistem tenaga listrik dituntut dapat memenuhi syarat dasar kebutuhan layanan
(service requirement) kepada konsumennya yaitu :
1. Dapat memenuhi beban puncak
2. Memiliki deviasi tegangan dan frekuensi yang minimum.
3. Menjamin urutan phase yang benar.
4. Menjamin distorsi gelombang tegangan dan harmonik yang minimum dan
bebas dari surja tegangan.
5. Menjamin suplai sistem tegangan dalam keadaan setimbang.
6. Memberikan suplai daya dengan keandalan tinggi dengan prosentase waktu
layanan yang tinggi dimana sistem dapat melayani beban secara efektif.
Enam hal diatas dijadikan tolok ukur, apakah layanan yang diterima oleh konsumen
sudah baik atau belum.
Masalah Power Quality menjadi penting karena :
a) Saat ini kualitas peralatan yang dimiliki konsumen lebih sensitif.
b) Pada sistem utilitas telah terjadi meningkatnya level Harmonik.
c) Konsumen belum memiliki dan mendapat informasi yang cukup menyangkut
masalah power quality.
d) Kegagalan satu komponen pada sistem distribusi dan instalasi bisa membawa
konsekuensi tertentu.
Kualitas tegangan listrik yang dituntut oleh masing-masing peralatan berbeda antara
satu peralatan dengan yang lain. Persoalan Power Quality yang terjadi meliputi kejadian-
kejadian (SWELL dan SAG)

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa devinisi dari Voltage Swell
1.2.2 Bagaimana Karakteristik dari voltage swell
1.2.3 Bagaimana cara menghitung Voltage swell

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui tentang devinisi dari voltage swell
1.3.2 Untuk mengetahui karakteristik dari voltage swell
1.3.3 Untuk mengetahui cara menghitung voltage swell
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Voltage swell


Voltage swell merupakan fenomena kenaikan tegangan rms dari nilai nominalnya yang
terjadi dalam waktu yang singkat, sekitar 10 ms sampai beberapa detik. IEC 61000-4-30
mendefinisikan voltage swell sebagai kenaikan besar tegangan sementara pada titik diatas nilai
threshold-nya. Sedangkan berdasarkan IEEE Standart 1159-1995, voltage swell merupakan
variasi tegangan rms dengan besar antara 110% sampai 180% dari tegangan nominal dan
berlangsung selama 0,5 siklus sampai satu menit. Gambar 2.1 berikut menunjukkan gelombang
tegangan saat terjadi voltage swell dengan besar 1,2 pu dan berlangsung selama 0,12 detik.

Gambar 2.1 Contoh bentuk Gelombang saat terjadi voltage swell

Salah satu contoh swells adalah terjadinya kenaikan tegangan sementara pada saat
gangguan sayu fasa ke tanah. Lonjakan kenaikan tegangan dapat juga disebabkan oleh adanya
pemutusan beban besar atau penyulangan terhadap bank kapasitor. Karakteristik swells dapat
diketahui dengan melihat besar kenaikan tegangan dan lamanya peristiwa itu terjadi. Besarnya
kenaikan tegangan dan lamanya peristiwa itu terjadi. Besarnya kenaikan tegangan yang terjadi
dipengaruhi oleh letak gangguan, besarnya impedansi system tenaga serta system
pentanahannya. Pada system yang tidak di ketanahkan dengan impedansi urutan nol yang tak
terhingga, maka tegangan fasa akan mengalami kenaikan sebesar 1,73 pu pada saat terjadi
gangguan satu fasa ke tanah. Untuk gangguan yang terjadi dengan lokasi berbeda dekat gardu
induk, maka akan terdapat sedikit atau tidak ada kenaikan tegangan pada fasa yang tidak sehat,
karena trafo daya pada gardu induk biasanya terhubung delta-bintang yang menyediakan
impedansi urutan nol yang rendah, sebagai saluran untuk arus gangguan ke tanah.
2.2 Karakteristik voltage swell
Karakteristik dari voltage swell dapat dilihat pada gambar untuk gelombang tegangan yang
ideal (sinusoidal murni, tanpa harmonic)

Gambar 2.2 Karakteristik voltage swell


Voltage swell disirikan dengan besarnya swell (tegangan saat terjadi fault) dan durasinya.
Besarnya swell ditentukan oleh jarak terjadinya fault dan durasinya bergantung pada waktu
waktu penghilang fault.
a. Swell magnitude
Merupakan tegangan rms total saat fault terjadi, yang dinyatakan dalam persen atau dalam
nilai per-unit dari tegangan nominalnya.
b. Swell duration
Durasi swell merupakan waktu saat tegangan menjadi tinggi, biasanya kurang dari 1 detik.
Durasi swell bergantung pada peralatan proteksi arus lebih dan seberapa lama arus fault
diperbolehkan untuk mengalir. Ada banyak jenis peralatan yang digunakan untuk
menghilangkan fault dan masing-masing mempunyai waktu absolut minimum untuk
menghilangkan fault.
c. Phase angle jump
Fault yang terjadi pada system tenaga listrik tidak hanya menyebabkan turunnya besar
tegangan, tapi juga menyebabkan perubahan pada sudut fasa tegangan. Phase angle jump
(yaitu perbedaan sudut fasa selama terjadi swell dan sebelum terjadi swell ) dapat dihitung
dari nilai tegangan kompleks Vswell.

2.3 Model Matematis untuk Menghitung Voltage swell


Berdasarkan referensi yang didapat, ada dua model matematika yang digunakan untuk
menghitung voltage swell, model pertama yang mengabaikan besarnya arus beban, dan model
kedua yang memperhitungkan arus beban.

Model pertama : arus beban diabaikan


Pesarnya voltage swell dapat dinyatakan dalam model pembagian tegangan (voltage divider)
sebagaimana yang tergambar pada gambar 2.3 berikut:
Gambar 2.3 model pembagian Tegangan Saat Terjadi Voltage swell

Dengan mengabaikan arus beban, tegangan swell,


Vswell dapat dinyatakan sebagai :

Dimana Zs mempresentasikan impedansi sumber pada point of common coupling (PCC) dan
Zf mempresentasikan impedansi diantara PCC sampai ke lokasi terjadinya fault. Pada titik
terjadinya fault, tegangan bernilai mendekati nol. Oleh karena itu, impedansi Zs dan Zf
menentukan besarnya voltage swell, sedangkan durasi terjadinya voltage swell ditentukan oleh
waktu penghilangan fault alat proteksi. Dari persamaan diatas, terlihat bahwa jika fault terjadi
di dekat PCC, akan menyebabkan voltage swell yang terjadi semakin dalam.

Model kedua : Memperhitungkan arus beban

Dengan memperhitungkan Gambar 2.4 pada kondisi normal (tidak terjadi fault), arus yang
mengalir menuju beban A dan beban B bernilai sama (beban seimbang). Ketika terjadi fault
pada feeder 1, arus yang sangat besar akan mengalir menuju feeder 1. Sehingga, berdasarkan
pada hukum kirchoff, aliran arus menuju feeder 2 akan berkurang. Sebagai akibatnya, tegangan
pada feeder 2 juga akan turun. Penurunan teganagn ini kemudian didefinisikan sebagai voltage
swell.

Gambar 2.4 Perhitungan voltage swell


Jika diasumsikan :
Beban A = ZLOAD_A
Beban B = ZLOAD_B
Reaktansi feeder 1 = x1
Reaktansi feeder 2 = x2
Arus dari sumber =I
Arus pada feeder 1 = I1
Arus pada feeder 2 = I2
Sehingga I = I1 + I2
Pada kondisi normal (tidak terjadi fault)

Ketika fault terjadi pada feeder 1 karena hubung singkat, arus yang sangat besar akan mengalir
melalui feeder 1 begitu pula arus sumber I. Pada saat ini, tegangan pada feeder 2 menjadi turun
karena peningkatan voltage drop pada reaktansi x, yang pada akhirnya menyebabkan swell
terjadi.

(ketika fault terjadi)

Sehingga,

Dan nilai V2 menjadi lebih kecil dari nilai nominalnya (voltage swell)

2.4 Metode Deteksi Tegangan


Deteksi tegangan sangat diperlukan karena dapat menentukan unjuk kerja dinamik dari
regulator voltage swell. Oleh karena itu, deteksi tegangan yang presisi dan cepat merupakan
bagian penting dari regulator voltage swell. Beberapa metode deteksi tegangan yang telah
didokumentasikan pada penggunaan berbagai macam skema kompensasi tegangan antara lain
a. Metode rata-rata
b. Metode deteksi RMS (RMS detection method)
c. Metode deteksi dengan transformasi DQ
d. Metode deteksi puncak (peak detection method)
e. Menggunakan signal processing.
Diantara metode-metode diatas, banyak pendekatan yang telah menggunakan
transformasi DQ dengan kerangka acuan sinkron (synchronous reference frame) untuk
mendeteksi adanya swell. Teknik pemrosesan sinyal seperti FFT (Fast Fourier Transformation)
dan Wavelet Transformation dapat digunakan untuk mendeteksi voltage swell. Akan tetapi,
untuk mendapatkan informasi besar tegangan yang akurat, FFT dapat memakan waktu sampai
satu siklus frekuensi fundamental. Sedangkan penggunaan Wavelet Transformation, sekalipun
dapat mendeteksi perubahan mendadak pada tegangan suplai, implementasi secara real time
menjadi sulit karena jumlah pemrosesan data yang besar. Metode transformasi DQ dan metode
deteksi puncak dapat dijelaskan sebagai berikut:

2.5 Transformasi DQ untuk Deteksi Tegangan


Teori transformasi Dq telah banyak digunakan pada aplikasi motor drive selama
beberapa tahun, dan teori ini kemudian daiadaptasi untuk mendeteksi voltage swell. Nilai
transformasi DQ dihitung dengan menggunakan persamaan (5), dimana nilai tiga fasa
ditransformasikan menjadi nilai stasioner dua-sumbu menjadi Vds dan Vqs. Kedua nilai ini
kemudian ditransformasikan menjadi nilai DQ pada kerangka rotasi.

Dimana ɵ adalah perbedaan sudut antara fase A dengan sumbu-q


Jika parameter tiga fasa seperti arus dan tegangan bernilai seimbang, nilai transformasi
DQ akan menghasilkan nilai DC yang constant. Dengan adanya pengubahan nilai AC tiga fasa
menjadi nilai DC yang konstan. Dengan adanya pengubahan nilai AC tiga fasa menjadi nilai
DC yang konstan menjadikan desain kontroler tegangan menjadi lebih mudah. Gambar 2.5
(kiri) menunjukkan tegangan tiga fasa dan hasil transformasi DQ-nya (Gambar 2.5 kanan). Dari
gambar, terlihar jelas bahwa sekalipun terjadi voltage swell, nilai pada sumbu-d tetap bernilai
nol, dan komponen sumbu-q secara langsung mengindikasikan perubahan pada besarnya
tegangan. Transformasi DQ menggunakan nilai sesaat yang menjadikan waktu deteksi menjadi
lebih cepat dibandingkan dengan metode lain seperti metode deteksi RMS, metode puncak dan
metode rata-rata.

Gambar2.5 Hasil Transformasi DQ Tegangan Tiga Fasa Seimbang


Akan tetapi, untuk voltage swell yang tidak seimbang, metode transformasi DQ tidak
menunjukkan adanya perubahan seketika pada nilai DC-nya. Nilai keluaran transformasi DQ
mempunyai komponen ripple 100/120 Hz,yang merupakan dua kali nilai frekuensi sumber
tegangan.

2.6 Metode Deteksi Tegangan Puncak


Metode transformasi Dq memberikan waktu deteksi yang cepat untuk system tiga fasa
yang seimbang. Akan tetapi, untuk mendapatkan komponen DC pada kerangka rotasi pada
system yang tidak Simbang, komponen ripple 120Hz perlu dihilangkan dengan menggunakan
filter yang membuat respon deteksi menjadi lamban.
Untuk mengendalikan dan mendeteksi voltage swell, kompensator tegangan hanya
membutuhkan nilai puncak tegangan input dan output. Oleh karena itu, metode sederhana yang
disebut “peak detection methos” digunakan. Jika transformasi DQ membutuhkan informasi
ketiga fasanya, peak detection method nya membutuhkan nilai fasa tunggalnya. Low-pass filter
dengan frekuensi cut-off yang dibutuhkan untuk mengeliminasi noise pengukuran dipasang
pada rangkaian pengindera. Sebagaimana yang telah disebutkansebelumnya, penyaringan
(filtering) pada transformasi DQ menyebabkan adanya detection delay. Dengan
membandingkan waktu deteksinya, peak detection methodnya mempunyai waktu deteksi yang
hampir sama dengan transformasi DQ yang mempunyai notch filter 120Hz. Peak Detection
method diimplementasikan sebagaimana terlihat pada Gambar 2.6 dan persamaan XXX
menunjukkan metode deteksi puncak ini.

Gambar2.6 pengukuran tegangan detection method

Proses pengukuran magnitudo puncak dapat dijelaskan sebagai berikut. Tegangan


phase-to-neutral salah satu fasa diukur, dan nilai cosinus tegangan ini dicari dengan
menggunakan phase shifter 90o. Dengan mengasumsikan frekuensi suplai bernilai tetap, nilai
pergeseran 90o dapat dicari dengan menggunakan rangkaian digital atau dengan pemrosesan
sinyal digital. Komponen sinus dan cosinus kemudian dikuadratkan dan dijumlahkan untuk
mendapatkan Vm2. Dengan mendapatkan nilai akar dari Vm2, besarnya tegangan dapat
ditemukan. Gambar 2.6 menunjukkan hasil pengukuran tegangan menggunakan peak detection
method.

Gambar 2.7. Hasil Pengukuran Tegangan dengan Peak Detection Method


BAB III
PENUTUP

Voltage swell merupakan fenomena kenaikan tegangan rms dari nilai nominalnya yang
terjadi dalam waktu yang singkat, sekitar 10 ms sampai beberapa detik. IEC 61000-4-30
mendefinisikan voltage swell sebagai kenaikan besar tegangan sementara pada titik diatas nilai
threshold-nya. Sedangkan berdasarkan IEEE Standart 1159-1995, voltage swell merupakan
variasi tegangan rms dengan besar antara 110% sampai 180% dari tegangan nominal dan
berlangsung selama 0,5 siklus sampai satu menit. Gambar 2.1 berikut menunjukkan gelombang
tegangan saat terjadi voltage swell dengan besar 1,2 pu dan berlangsung selama 0,12 detik.
Voltage swell disirikan dengan besarnya swell (tegangan saat terjadi fault) dan
durasinya. Besarnya swell ditentukan oleh jarak terjadinya fault dan durasinya bergantung pada
waktu waktu penghilang fault.
Berdasarkan referensi yang didapat, ada dua model matematika yang digunakan untuk
menghitung voltage swell, model pertama yang mengabaikan besarnya arus beban, dan model
kedua yang memperhitungkan arus beban.

Anda mungkin juga menyukai