Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KUALITAS DAYA LISTRIK


Voltage swell

ROBI MUKLIS ALIMUDIN (4314040022)

Toli6

PROGRAM STUDI TEKNIK OTOMASI LISTRIK INDUSTRI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
2017

1
DAFTAR ISI

COVER...............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1. Latar Belakang................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
1.3..................................................................................................................................Tujuan
.................................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................2
2.1...................................................................................................... Definisi
Voltage swell...........................................................................................................2
2.2...................................................................................................... Karakte
ristik Voltage swell.................................................................................................3
2.3...................................................................................................... Model
Matematis untuk Menghitung Voltage swell.......................................................3
2.4..................................................................................................................................Metode
Deteksi Tegangan...................................................................................................6
2.5...................................................................................................... Transfo
rmasi DQ untuk Deteksi Tegangan......................................................................6
2.6...................................................................................................... Metode
Deteksi Tegangan Puncak.....................................................................................6

BAB III PENUTUP...........................................................................................................8


3.1..................................................................................................................................Kesimp
ulan..........................................................................................................................8

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah tentang Voltage Swell ini
dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga saya berterima kasih pada Ibu
Herlina selaku Dosen mata kuliah Kualitas Daya di PNJ yang telah memberikan tugas ini kepada
saya.

Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Voltage Swell. Saya menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah
ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya
kritik, saran dan masukan demi perbaikan makalah yang telah saya buat di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu hal yang sempurna tanpa saran , kritik , maupun masukan
yang membangun.

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Masalah Power quality adalah persoalan perubahan bentuk tegangan, arus atau frekuensi yang bisa
menyebabkan kegagalan atau misoperation peralatan, baik peralatan milik PLN maupun milik
konsumenartinya masalah Power Quality bisa merugikan pelanggan maupun PLN. Kualitas tegangan
listrik yang dituntut oleh masing masing peralatan berbeda antara satu peralatan dengan yang lain.
Persoalan Power Quality yang terjadi meliputi kejadian-kejadian (SWELL & SAG)

1.2. Rumusan Masalah


Definisi Voltage swell
Karakteristik Voltage swell
Menghitung Voltage swell

1.3. Tujuan
Mengetahui definisi Voltage swell
Mengetahui karakteristik Voltage swell
Mengetahui menghitung Voltage swell

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Definisi Voltage swell


Voltage swell merupakan suatu fenomena kenaikan tegangan rms dari nilai nominalnya
yang terjadi dalam waktu yang singkat, sekitar 10 ms sampai beberapa detik. IEC 61000-4-30
mendefinisikan voltage swell sebagai kenaikan besar tegangan sementara pada titik diatas nilai
threshold-nya. Sedangkan berdasarkan IEEE Standard 1159-1995, voltage swell merupakan
variasi tegangan rms dengan besar antara 110% sampai 180% dari tegangan nominal dan
berlangsung selama 0,5 siklus sampai satu menit. Gambar berikut menunjukkan gelombang
tegangan saat terjadi voltage swell dengan besar 1.2 pu dan berlangsung selama 0,12 detik.

Contoh bentuk Gelombang Saat Terjadi Voltage swell

Salah satu contoh swells adalah terjadinya kenaikan tegangan sementara pada saat
gangguan satu fasa ke tanah. Lonjakan kenaikan tegangan dapat juga disebabkan oleh adanya
pemutusan beban besar atau penyulangan terhadap bank kapasitor. Karakteristik swells dapat
diketahui dengan melihat besar kenaikan tegangan dan lamanya peristiwa itu terjadi. Besarnya
kenaikan tegangan yang terjadi dipengaruhi oleh letak gangguan, besarnya impedansi sistem
tenaga serta sistem pentanahannya. Pada sistem yang tidak diketanahkan dengan impedansi
urutan nol yang tak terhingga, maka tegangan fasa akan mengalami kenaikan sebesar 1,73 pu
pada saat terjadi gangguan satu fasa ke tanah. Untuk gangguan yang terjadi dengan lokasi berada
dekat gardu induk, maka akan terdapat sedikit atau tidak ada kenaikan tegangan pada fasa yang
tidak sehat, karena trafo daya pada gardu induk biasanya terhubung delta bintang yang
menyediakan impedansi urutan nol yang rendah, sebagai saluran untuk arus gangguan ke tanah.

2
2.2. Karakteristik Voltage swell
Karakteristik dari voltage swell dapat dilihat pada Gambar 3 untuk gelombang tegangan yang
ideal (sinusoidal murni, tanpa harmonik)

Gambar karakteristik Voltage swell

Voltage swell dicirikan dengan besarnya swell (tegangan saat terjadi fault) dan durasinya.
Besarnya swell ditentukan oleh jarak terjadinya fault dan durasinya bergantung pada waktu
penghilangan fault.

o Swell magnitude
Merupakan tegangan rms total saal fault terjadi, yang dinyatakan dalam persen atau dalam nilai
per-unit dari tegangan nominalnya .

o Swell Duration
Durasi swell merupakan waktu saat tegangan menjadi tinggi, biasanya kurang dari 1 detik.
Durasi swell bergantung pada peralatan proteksi arus lebih dan seberapa lama arus
faultdiperbolehkan untuk mengalir. Ada banyak jenis peralatan yang digunakan untuk
menghilangkan fault dan masing-masing mempunyai waktu absolut minimum untuk
menghilangkan fault.

o Phase angle jump


Fault yang terjadi pada sistem tenaga listrik tidak hanya menyebabkan turunnya besar tegangan,
tapi juga menyebabkan perubahan pada sudut fasa tegangan. Phase angle jump (yaitu perbedaan
sudut fasa selama terjadi swell dan sebelum terjadiswell) dapat dihitung dari nilai tegangan
kompleks Vswell.

2.3. Model Matematis untuk Menghitung Voltage swell


Berdasarkan referensi yang didapat, ada dua model matematika yang digunakan untuk
menghitung besarnya voltage swell, model pertama yang mengabaikan besarnya arus beban, dan

3
model kedua yang memperhitungkan arus beban.

Model pertama : arus beban diabaikan

Besarnya voltage swell dapat dinyatakan dalam model pembagian tegangan (voltage divider)
sebagaimana yang tergambar pada gambar berikut:

Gambar model Pembagian Tegangan Saat Terjadi Voltage swell

Dengan mengabaikan arus beban, tegangan swell,


Vswell, dapat dinyatakan sebagai:

Dimana Zs merepresentasikan impedansi sumber pada point of common coupling (PCC) dan
Zf merepresentasikan impedansi diantara PCC sampai ke lokasi terjadinya fault. Pada titik
terjadinya fault, tegangan bernilai mendekati nol. Oleh karena itu, impedansi Z s dan
Zf menentukan besarnya voltage swell, sedangkan durasi terjadinya voltage swell ditentukan oleh
waktu penghilangan fault alat proteksi. Dari persamaan di atas, terlihat bahwa jika fault terjadi di
dekat PCC, akan menyebabkan voltage swell yang terjadi semakin dalam.

Model kedua : Memperhitungkan arus beban

Dengan memperhatikan Gambar 2.5, pada kondisi normal (tidak terjadi fault), arus yang
mengalir menuju beban A dan beban B bernilai sama (beban seimbang). Ketika
terjadi fault pada feeder 1, arus yang sangat besar akan mengalir menuju feeder 1. Sehingga,
berdasarkan pada hukum Kirchhoff, aliran arus menujufeeder 2 akan berkurang. Sebagai
akibatnya, tegangan padafeeder 2 juga akan turun. Penurunan tegangan ini kemudian
didefinisikan sebagai voltage swell.

4
Gambar perhitungan Voltage swell

Jika diasumsikan:

Beban A = ZLOAD_A

Beban B = ZLOAD_B

Reaktansi feeder 1 = x1

Reaktansi feeder 2 = x2

Arus dari sumber =I

Arus pada feeder 1 = I1

Arus pada feeder 2 = I2

Sehingga I = I1 + I2

Pada kondisi normal (tidak terjadi fault)

Ketika fault terjadi pada feeder 1 karena hubung singkat, arus yang sangat besar akan mengalir
melalui feeder 1 begitu pula arus sumber I. Pada saat ini, tegangan pada feeder 2 menjadi turun
karena peningkatan voltage drop pada reaktansi xs yang pada akhirnya
menyebabkan swell terjadi.

5
(Ketika fault terjadi)

Sehingga:

dan nilai V2 menjadi lebih kecil dari nilai nominalnya (voltage swell)

2.4. Metode Deteksi Tegangan


Deteksi tegangan sangat diperlukan karena dapat menentukan unjuk kerja dinamik dari
regulator voltage swell. Oleh karena itu, deteksi tegangan yang presisi dan cepat merupakan
bagian penting dari regulator voltage swell. Beberapa metode deteksi tegangan yang telah
didokumentasikan pada penggunaan berbagai macam skema kompensasi tegangan antara lain:

o Metode rata-rata
o Metode deteksi RMS (RMS detection method)
o Metode deteksi dengan transformasi DQ
o Metode deteksi puncak (peak detection method)
o Menggunakan signal processing

Diantara metode-metode di atas, banyak pendekatan yang telah menggunakan transformasi DQ


dengan kerangka acuan sinkron (synchronous reference frame) untuk mendeteksi adanya swell.
Teknik pemrosesan sinyal seperti FFT (Fast Fourier Transformation) dan Wavelet
Transformation dapat digunakan untuk mendeteksi voltage swell. Akan tetapi, untuk
mendapatkan informasi besar tegangan yang akurat, FFT dapat memakan waktu sampai satu
siklus frekuensi fundamental. Sedangkan penggunaan Wavelet Transformation, sekalipun dapat
mendeteksi perubahan mendadak pada tegangan suplai, implementasi secarareal time menjadi
sulit karena jumlah pemrosesan data yang besar. Metode transformasi DQ dan metode deteksi
puncak dapat dijelaskan sebagai berikut:

2.5. Transformasi DQ untuk Deteksi Tegangan


Teori transformasi DQ telah banyak digunakan pada aplikasimotor drive selama beberapa tahun,
dan teori ini kemudian diadaptasi untuk mendeteksi voltage swell. Nilai transformasi DQ
dihitung dengan menggunakan persamaan (5), dimana nilai tiga fasa ditransformasikan ke nilai
stasioner dua-sumbu menjadi Vdsdan Vqs. Kedua nilai ini kemudian ditransformasikan menjadi
nilai dq pada kerangka rotasi

6
dimana adalah perbedaan sudut antara fase A dengan sumbu-q

Jika parameter tiga fasa seperti arus dan tegangan bernilai seimbang, nilai transformasi DQ akan
menghasilkan nilai DC yang konstan. Dengan adanya pengubahan nilai AC tiga fasa menjadi
nilai DC yang konstan menjadikan desain kontroler tegangan menjadi lebih mudah. Gambar 2.6
(kiri) menunjukkan tegangan tiga fasa dan hasil transformasi dq-nya (Gambar 2.6 kanan). Dari
gambar, terlihat jelas bahwa sekalipun terjadi voltage swell, nilai pada sumbu-d tetap bernilai
nol, dan komponen sumbu-q secara langsung mengindikasikan perubahan pada besarnya
tegangan. Transformasi DQ menggunakan nilai sesaat yang menjadikan waktu deteksi menjadi
lebih cepat dibandingkan dengan metode lain seperti metode deteksi RMS, metode puncak dan
metode rata-rata.

Gambar Hasil Transformasi DQ Tegangan Tiga Fasa Seimbang

Akan tetapi, untuk voltage swell yang tidak seimbang, metode transformasi DQ tidak
menunjukkan adanya perubahan seketika pada nilai DC-nya. Nilai keluaran transformasi DQ
mempunyai komponen ripple 100 / 120 Hz, yang merupakan dua kali nilai frekuensi sumber
tegangan.

2.6. Metode Deteksi Tegangan Puncak


Metode transformasi DQ memberikan waktu deteksi yang cepat untuk sistem tiga fasa yang
seimbang. Akan tetapi, untuk mendapatkan komponen DC pada kerangka rotasi pada sistem
yang tidak seimbang, komponen ripple 120 Hz perlu dihilangkan dengan menggunakan filter
yang membuat respon deteksi menjadi lamban.

Untuk mengendalikan dan mendeteksi voltage swell, kompensator tegangan hanya


membutuhkan nilai puncak tegangan input dan output. Oleh karena itu, metode sederhana yang

7
disebut peak detection method digunakan. Jika transformasi DQ membutuhkan informasi
ketiga fasanya, peak detection methodhanya membutuhkan nilai fasa tunggalnya. Low-pass
filter dengan frekuensi cut-off yang dibutuhkan untuk mengeliminasi noisepengukuran dipasang
pada rangkaian pengindera. Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya, penyaringan
(filtering) pada transformasi DQ menyebabkan adanya detection delay. Dengan membandingkan
waktu deteksinya, peak detection methodmempunyai waktu deteksi yang hampir sama dengan
transformasi DQ yang mempunyai notch filter 120 Hz. Peak detection
method diimplementasikan sebagaimana terlihat pada Gambar 10, dan persamaan XXX
menunjukkan metode deteksi puncak ini

Gambar Pengukuran Tegangan dengan Peak Detection Method

Proses pengukuran magnitudo puncak dapat dijelaskan sebagai berikut. Tegangan phase-to-
neutral salah satu fasa diukur, dan nilai cosinus tegangan ini dicari dengan menggunakan phase
shifter 90o. Dengan mengasumsikan frekuensi suplai bernilai tetap, nilai pergeseran 90o dapat
dicari dengan menggunakan rangkaian digital atau dengan pemrosesan sinyal digital. Komponen
sinus dan cosinus kemudian dikuadratkan dan dijumlahkan untuk mendapatkan Vm2. Dengan
mendapatkan nilai akar dari Vm2, besarnya tegangan dapat ditemukan. Gambar 11 menunjukkan
hasil pengukuran tegangan menggunakan peak detection method.

8
Gambar Hasil Pengukuran Tegangan dengan Peak Detection Method

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Swells adalah suatu peristiwa di mana tegangan mengalami kenaikan antara 1,1 dan 1,8 pu dari
tegangan rms atau arus pada frekuensi dayanya, dengan lama gangguan 0,5 siklus ke 1 menit. Seperti
halnya dengan sags, naiknya tegangan ini biasanya dikaitkan dengan kondisi karena gangguan atau
kesalahan sistem. Salah satu contoh swells adalah terjadinya kenaikan tegangan sementara pada saat
gangguan satu fasa ke tanah.

Lonjakan kenaikan tegangan dapat juga disebabkan oleh adanya pemutusan beban besar atau
penyulangan terhadap bank kapasitor. Karakteristik swells dapat diketahui dengan melihat besar kenaikan
tegangan dan lamanya peristiwa itu terjadi. Besarnya kenaikan tegangan yang terjadi dipengaruhi oleh
letak gangguan, besarnya impedansi sistem tenaga serta sistem pentanahannya. Pada sistem yang tidak
diketanahkan dengan impedansi urutan nol yang tak terhingga, maka tegangan fasa akan mengalami
kenaikan sebesar 1,73 pu pada saat terjadi gangguan satu fasa ke tanah. Untuk gangguan yang terjadi
dengan lokasi berada dekat gardu induk, maka akan terdapat sedikit atau tidak ada kenaikan tegangan
pada fasa yang tidak sehat, karena trafo daya pada gardu induk biasanya terhubung delta bintang yang
menyediakan impedansi urutan nol yang rendah, sebagai saluran untuk arus gangguan ke tanah.

Anda mungkin juga menyukai