DIREVIEW OLEH:
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
T/A 2019/2020
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari
tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan juga bantuan berbagai pihak. Untuk itu, dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah memberikan dorongan dan sumbangan pikiran yang bersifat
positif terhadap penyelesaian makalah ini. Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan
data-data yang penulis peroleh dari buku panduan yang berkaitan dengan
pembangkitan listrik.
Penulis menyadari, bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis telah
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga
makalah ini dapat diselesaikan.
Akhir kata, penulis minta maaf atas segala kesalahan dan semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
2.1.PENGERTIAN PLTA................................................................................5
2.2.PLTA DI INDONESIA..............................................................................6
2.3.JENIS JENIS PLTA...................................................................................7
2.4.KOMPONEN PLTA...................................................................................9
2.5.PRINSIP KERJA PLTA.............................................................................16
2.6.KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PLTA............................................16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................19
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kualitas daya listrik yang baik mempunyai kontribusi yang sangat
penting bagi kehidupan manusia pada abad modern karena peranannya yang
sangat vital pada bidang telekomunikasi, teknologi informasi,
industri,pendidikan dan sebagainya. Hal ini dikarenakan semua dapat beroperasi
dengan tersedianya energi listrik yang memenuhi standar dan suplai daya listrik
dengan kualitas baik.
Akhir-akhir ini, selain dituntut untuk memenuhi kebutuhan energi listrik yang
semakin meningkat, perusahaan penyedia energi listrik juga dituntut untuk
meningkatkan kualitas daya listrik yang ada. Peningkatan kualitas daya listrik ini
dapat dilakukan dengan mengurangi dan menghilangkan berbagai permasalahan
kualitas daya listrik tersebut.
Permasalahan kualitas daya beragam jenisnya, dalam makalah ini penulis
menyambaikan beberapa permasalahan kualitas daya serta gambaran umumnya.
1.3. Tujuan
dapat meningkatkan keterampilan dalam mengorganisasi dan menyajikan data
secara jelas dan sistematis tentang permasalahan kualitas daya
4
BAB II
PEMBAHASAN
Berdasarkan durasi waktu terjadinya, tegangan dip (sag) dapat dibagi menjadi
3 golongan, yaitu
Instantaneous
Durasi waktu terjadi adalah 0,5 - 30 cycle dan amplitudonya 0,1 - 0,9 p.u.
Momentary
Durasi waktu terjadi adalah 30 cycle - 3 s dan amplitudonya 0,1 - 0,9 p.u.
Temporary
Durasi waktu terjadi adalah 3 - 60 s dan amplitudonya 0,1 - 0,9 p.u.
Ketika terjadi gangguan fasa ke tanah, arus yang mengalir ke ground akan
semakin besar. Semakin besar arus, maka tegangan akan semakin kecil. Karena
gangguan tersebut biasanya terjadi dalam waktu yang singkat, maka turunnya
tegangan juga sangat singkat. Hal inilah yang disebut dengan tegangan dip.
5
Starting Motor Berkapasitas Besar
Ketika dilakukan starting motor yang memiliki kapasitas besar, maka arus
starting pada saluran akan besar, semakin besar arus, maka tegangan akan semakin
kecil. Mengecilnya tegangan inilah yang merupakan tegangan dip.
6
Cara MengatasiTtegangan Dip (sag) :
Pada kondisi normal, masukan daya AC beban diperoleh dari suplai PLN.
Selain itu masukan daya AC akan disearahkan ke dalam daya DC untuk pengisian
baterai.
Ketika terjadi tegangan dip (sag), daya DC yang dimiliki baterai ini lalu
diubah kembali ke dalam daya AC untuk memberi beban. Jika masukan daya AC dari
PLN gagal, inverter diberikan dari baterai dan melanjutkan untuk menyuplai beban.
7
tertekan, trafo dapat menghasilkan tegangan kapasitif, yang akan melawan drop
tegangan pada saluran. Saat tegangan surja terjadi akibat pensaklaran kapasitor,
tegangan induktif dihasilkan untuk mengurangi kenaikan tegangan ini.
Energi rotasi yang tersimpan pada flywheel dapat digunakan untuk regulasi
tegangan pada steady state dan untuk menanggulangi perubahan tegangan pada saat
gangguan.
Ketika kondisi normal, putaran rotor motor akan sama dengan putaran rotor
generator. Sehingga energi listrik yang masuk ke motor sama dengan energi listrik
yang dihasilkan oleh generator. Ketika terjadi tegangan dip, maka putaran motor akan
lebih lambat dari yang seharusnya. Agar putaran rotor generator tetap konstan ketika
terjadi tegangan dip pada input motor, maka flywheel akan mempertahankannya
dengan memberikan energi yang dimilikinya.
8
Gambar Motor-Generator Sets (M-G Sets)
Jika durasi sag atau outage cukup lama, energi yang tersimpan pada flywheel
tidak dapat untuk menjaga kecepatan tetap konstan, motor akan trip dan tegangan
mulai turun dibawah harga yang disyaratkan.
9
Gambar Constant Voltage Transformer (CVT)
CVT beroperasi persis sama dengan regulator tegangan, akan tetapi pada saat
tegangan dip (sag) terjadi pada sisi primer, CVT sanggup mempertahankan tegangan
sekunder konstan. Jika trafo ini dibebani penuh, tegangan output dapat dipertahankan
konstan, walaupun tegangan pada primer terjadi sag (drop tegangan) 30%, tetapi bila
dibebani hanya ¼ dari rating, tegangan sekunder dapat dipertahankan walaupun
tegangan primer turun hingga 70%/.
2.2. SWELLS
Untuk meningkatkan kualitas daya listrik, perlu dilakukan pengurangan
permasalahan yang menyebabkan kualitas daya listrik memburuk. Salah satu
permasalahan tersebut adalah swell. Swell merupakan kebalikan dari tegangan dip
(sag) dan termasuk dalam short duration variation. Swell adalah naiknya amplitudo
tegangan rms dengan durasi waktu kurang dari 1 menit.
Instantaneous
Durasi waktu terjadi adalah 0,5 - 30 cycle dan amplitudonya 1,1 - 1,8 p.u.
10
Momentary
Durasi waktu terjadi adalah 30 cycle - 3 s dan amplitudonya 1,1 - 1,4 p.u.
Temporary
Akibat :
Pada kondisi normal, masukan daya AC beban diperoleh dari suplai PLN.
Selain itu masukan daya AC akan disearahkan ke dalam daya DC untuk pengisian
baterai.
Ketika terjadi tegangan dip (sag), daya DC yang dimiliki baterai ini lalu
diubah kembali ke dalam daya AC untuk memberi beban. Jika masukan daya AC dari
PLN gagal, inverter diberikan dari baterai dan melanjutkan untuk menyuplai beban.
11
Gambar Uninterruptible Power Supply (UPS)
12
3. Motor-Generator (M-G) Sets
Energi rotasi yang tersimpan pada flywheel dapat digunakan untuk regulasi
tegangan pada steady state dan untuk menanggulangi perubahan tegangan pada saat
gangguan.
Ketika kondisi normal, putaran rotor motor akan sama dengan putaran rotor
generator. Sehingga energi listrik yang masuk ke motor sama dengan energi listrik
yang dihasilkan oleh generator. Ketika terjadi tegangan dip, maka putaran motor akan
lebih lambat dari yang seharusnya. Agar putaran rotor generator tetap konstan ketika
terjadi tegangan dip pada input motor, maka flywheel akan mempertahankannya
dengan memberikan energi yang dimilikinya.
Jika durasi sag atau outage cukup lama, energi yang tersimpan pada flywheel
tidak dapat untuk menjaga kecepatan tetap konstan, motor akan trip dan tegangan
mulai turun dibawah harga yang disyaratkan.
13
4. Ferro-resonant/Constant Voltage Transformers (CVT’s)
CVT beroperasi persis sama dengan regulator tegangan, akan tetapi pada saat
tegangan dip (sag) terjadi pada sisi primer, CVT sanggup mempertahankan tegangan
sekunder konstan. Jika trafo ini dibebani penuh, tegangan output dapat dipertahankan
konstan, walaupun tegangan pada primer terjadi sag (drop tegangan) 30%, tetapi bila
dibebani hanya ¼ dari rating, tegangan sekunder dapat dipertahankan walaupun
tegangan primer turun hingga 70%/.
14
2.3. TRANSIENTS
Untuk meningkatkan kualitas daya listrik pada sistem tenaga, maka
perusahaan listrik negara perlu mengurangi berbagai permasalahan yang membuat
kualitas daya listrik buruk. Salah satu permasalahan yang ada adalah transient.
Transient adalah fenomena naiknya peak tegangan hingga ribuan volt dan
terjadi dalam waktu yang sangat singkat.
1. Transient Impulsive
Adalah perubahan frekuensi secara tiba-tiba dengan tegangan dan arus yang
stabil. Menyebabkan kerusakan pada bentuk gelombang
Berdasarkan waktu naiknya (time rise), Transient Impulsive dibagi menjadi 3, yaitu :
2. Transient Oscillatory
15
Berdasarkan frekuensinya, Transient Oscillatory dibagi menjadi 3, yaitu :
Akibat dari adanya transient ini dapat digolongkan menjadi 3 jenis, yaitu
1. Disruptive Effect, contoh : malfungsi, error pada output atau file corrupt.
2. Dissipative Effect, contoh : degradasi pada peralatan (usia penggunaan
pendek).
3. Destructive Effect, contoh : rusaknya peralatan.
16
Ada 4 jenis Surge Protective Device (SPD) yang dapat digunakan, yaitu :
2.4. IMPULS
Tegangan Impuls adalah gangguan transmisi tenaga listrik dan sistem
distribusi sering disebabkan oleh dua jenis transient tegangan yang amplitudonya
sangat mungkin melebihi nilai puncak normal tegangan operasi.
Ada tiga bentuk tegangan impuls yang mungkin dialami sistem tenaga listrik
yaitu : tegangan impuls petir, tegangan impuls surja hubung, dan tegangan impuls
terpotong.
Sela bola sering digunakan untuk mengukur tegangan impuls. Sela bola harus
selalu ditera dengan tegangan percik 50% dari sela bola standar. Sela bola standar
adalah sela bola yang memenuhi syarat standar mengenai:
1. Kualitas
17
Dalam keadaan udara tertentu, sela bola selalu mempunyai tegangan percik
tertentu pula. Itulah sebabnya sela bola dapat dipakai sebagai alat ukur.
Syarat:
CRO hanya bisa mengukur tegangan rendah saja, jadi untuk mengukur tegangan
tinggi diperlukan pembagi tegangan (baik resistor atau kapasitor)
18
2.5. VOLTAGE UNBALANCE
Ketidakseimbangan Tegangan (atau Ketidakseimbangan) didefinisikan oleh
IEEE sebagai rasio komponen urutan negatif atau nol terhadap komponen urutan
positif. Secara sederhana, ini adalah variasi tegangan dalam sistem tenaga di mana
besarnya tegangan atau perbedaan sudut fase di antara keduanya tidak sama. Oleh
karena itu masalah kualitas daya ini hanya mempengaruhi sistem polifase (misalnya
tiga fase).
19
Penyebab & Sumber
Umum
Utilitas dapat menjadi sumber tegangan tidak seimbang karena peralatan yang
tidak berfungsi, termasuk sekering kapasitor yang tertiup, regulator
delta terbuka , dan transformator delta terbuka.Peralatan open-delta dapat lebih rentan
terhadap ketidakseimbangan tegangan daripada delta tertutup karena mereka hanya
menggunakan dua fase untuk melakukan transformasi.
Motor
Fasilitas rumah motor juga dapat membuat tegangan tidak seimbang bahkan
jika tegangan yang disediakan utilitas seimbang. Sekali lagi, ini bisa disebabkan oleh
peralatan yang tidak berfungsi atau bahkan keran dan impedansi transformator yang
tidak cocok. Mirip dengan utilitas, distribusi beban yang buruk dalam fasilitas dapat
menyebabkan masalah ketidakseimbangan tegangan.
20
Efek
21
Mitigasi
Drive kecepatan yang dapat disetel dapat dilengkapi dengan reaktor jalur AC
dan reaktor penghubung DC untuk mengurangi efek ketidakseimbangan. Tergantung
pada bagaimana ASD dikonfigurasi dengan reaktor AC dan / atau DC, baik besarnya
arus RMS dan persen dari ketidakseimbangan saat ini dapat berpotensi
dikurangi. Meskipun demikian, sebelum menerapkan reaktor ke ASD, produsen drive
harus dikonsultasikan. Biasanya lebih hemat biaya untuk meminta reaktor pada saat
pembelian peralatan.Manfaat tambahan untuk menerapkan reaktor ke ASD termasuk
peningkatan faktor daya, mitigasi harmonik, dan perlindungan terhadap transien.
22
Standar
ANSI C84.1 menyarankan bahwa "sistem pasokan listrik harus dirancang dan
dioperasikan untuk membatasi ketidakseimbangan tegangan maksimum menjadi
3,0% ketika diukur pada meteran pendapatan utilitas listrik dalam kondisi tanpa
beban."
Sementara itu, sebagian besar utilitas di Amerika Serikat membatasi
ketidakseimbangan tegangan hingga 2,5% deviasi maksimum dari tegangan rata-rata
antara tiga fase.
Di sisi lain, Asosiasi Produsen Peralatan Nasional (NEMA), hanya
mensyaratkan motor untuk memberikan nilai pengenal untuk 1% dari
ketidakseimbangan tegangan per NEMA MG-1. Dengan membatasi
ketidakseimbangan tegangan hingga 1%, ini lebih ketat daripada ANSI C84.1 atau
sebagian besar pedoman utilitas.
Selain itu, beberapa pabrikan motor telah mencoba meminta kurang dari 5%
ketidakseimbangan saat ini untuk garansi yang valid. NEMA MG-1 menyatakan
bahwa 1% dari ketidakseimbangan tegangan dapat menciptakan ketidakseimbangan
arus 6-10%. Karena itu, pabrikan motor ini memiliki persyaratan yang berpotensi
lebih ketat daripada NEMA MG-1.
23
2.11. VOLTAGE UNBALANCE
Fluktuasi tegangan adalah suatu perubahan tegangan yang sistematis atau
serangkaian perubahan tegangan secara acak, di mana magnitud dari tegangan
mempunyai nilai yang tidak semestinya, yaitu di luar rentang tegangan ditentukan
oleh ANSI C84.1 sebesar 0,9 sampai 1,1 pu. Menurut IEC 61000-2-1 salah satu
fluktuasi tegangan, mempunyai karakteristik sebagai rangkaian tegangan acak yang
berfluktuasi secara terus menerus. Beban yang berubah sangat cepat dan terjadi terus-
menerus, dan menghasilkan arus beban yang besar dapat menyebabkan variasi
tegangan yang sering disebut sebagai flicker atau kedip tegangan. Istilah flicker atau
kedip tegangan berasal dari dampak adanya fluktuasi tegangan terhadap lampu, yang
dianggap seperti mata manusia yang berkedip.
24
Flicker tegangan diukur dengan sensitivitas mata manusia. Biasanya, flicker
yang besarnya lebih rendah 0,5 persen dapat menyebabkan lampu nampak berkedip,
jika frekuensi berada dalam kisaran antara 6 sampai 8 Hz.
25
2.12. VOLTAGE UNBALANCE
Untuk meningkatkan kualitas daya listrik, perlu dilakukan berbagai upaya
untuk menurunkan faktor-faktor yang menyebabkan buruknya kualitas daya listrik.
Salah satu upaya yang perlu dilakukan adalah mengurangi adanya flicker pada sistem
tenaga listrik.
Istilah flicker atau kedip tegangan berasal dari dampak adanya fluktuasi
tegangan terhadap lampu, yang dianggap seperti mata manusia yang berkedip. Flicker
itu sendiri merupakan fluktuasi tegangan yang terjadi secara berulang-ulang dengan
periode/waktu terjadi tertentu.
Penyebab Flicker
Flicker ini disebabkan oleh berbagai faktor dan dapat menyebabkan berbagai akibat.
Adanya flicker terlihat secara visual pada lampu fluorescent, atau adanya
pencahayaan secara busur listrik seperti yang terjadi pada layar perangkat komputer.
Flicker yang besarnya lebih rendah 0,5 persen dapat menyebabkan lampu nampak
berkedip, jika frekuensi berada dalam kisaran antara 6 sampai 8 Hz.
26
Klasifikasi Flicker
Flicker dapat diklasifikasikan berdasarkan kurva flicker. Hal ini sesuai dengan
standar IEEE 519-1992 dan IEEE 141-1995. Sebagai contoh adalah gambar dibawah
ini.
Pengukuran Flicker
Untuk mengukur suatu flicker pada sistem tenaga, dibutuhkan alat ukur yang
sesuai. Alat ukur yang ada saat ini hanya memiliki waktu pencuplikan sampel yang
pendek dan memiliki memori penyimpanan data pengukuran yang kecil. Sedangkan
standar yang ditetapkan oleh IEC 61000-4-15 harus memiliki persyaratan-persyaratan
tertentu. Berikut adalah ketentuan flicker meter yang ditetapkan oleh IEC 61000-4-
15.
27
Flicker Meter
Pengesahan alat ukur ini tidak menjamin bahwa penelitian akan alat ukur
tersebut berhenti. Berbagai metode pengukuran masih dilakukan sehingga selalu ada
perbaikan. Secara berkala IEC juga memperbaharui standar yang ada. Sebagai contoh
: versi baru yang dipublikasikan tahun 1997 dan diubah lagi pada tahun 2003.
Data Logger
28
Adanya media penyimpanan data pada alat berbasis pemrograman, maka
dimungkinkan dilakukan perubahan terhadap data yang didapat.
Alat yang memadai hanya ada di laboratorium sehingga dengan aplikasi data
loggger ini diharapkan lebih ringkas.
29
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
3.1. SARAN
30
DAFTAR PUSTAKA
http://www.powerqualityworld.com/2011/06/voltage-unbalance-power-
quality-basics.html (diakses pada 29 Febuari 2020)
31