SISTEM UTILITAS 2
“Jenis Kerugian pada Traformator dan Perhitungannya”
DISUSUN OLEH :
TIRTASAKTI NUGROHO
(03031381621087)
DOSEN PENGAMPU :
ENGGAL NURISMAN, S.T., M.T.
(198106022008011010)
Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Jenis Kerugian
pada Transformator dan perhitungannya” ini dengan baik.
Makalah ini penulis susun sebagai tugas mata kuliah Sistem Utilitas 2. Dengan
adanya makalah ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada para
pembaca tentang apa saja kerugian pada trafo dan cara menghitung kerugian
tersebut.
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak
sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
Penulis,
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan akan listrik akan terus meningkat seiring dengan berkembangnya
zaman. Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero)
tahun 2010-2019 menyebutkan, kebutuhan listrik diperkirakan mencapai 55.000
MW. Jadi rata-rata peningkatan kebutuhan listrik pertahun adalah 5.500 MW. Dari
total daya tersebut sebanyak 32.000 MW (57%) dibangun sendiri oleh PLN,
sedangkan sisanya yakni 23.500 MW akan dipenuhi oleh pengembang listrik swasta
(Rachmawati dalam Juwito, 2012). Listrik merupakan salah satu bentuk energi
yang pada saat ini digunakan hampir seluruh manusia dalam berbagai macam
bentuk penggunaan. Sektor penggunaan listrik terbesar di Indonesia adalah dalam
sektor industri yang disusul oleh penggunaan listrik rumah tangga.
Dalam pendistribusian listrik, energi listrik dari pembangkit perlu dinaikan
dahulu tegangannya menggunakan transformator (step up transformers). Hal ini
bertujuan untuk mengurangi rugi-rugi daya saat pendistribusian listrik. Setelah
sampai di gardu induk, tegangan listrik akan diturunkan menggunakan
transformator penurun tegangan (step down transformers) yang kemudian
didistribusikan kembali ke gardu distribusi. Dari gardu distribusi inilah, listrik
selanjutnya disalurkan ke konsumen baik industri, rumah tangga, maupun fasilitas
umum. Ketika di gardu distribusi tegangan listrik sekali lagi diturunkan menjadi
380/220 Volt.
Transformator atau yang biasa dikenal dengan Trafo adalah alat listrik yang
digunakan untuk menaikan/menurukan tegangan listrik dengan prinsip induksi
elektromagnetik. Dalam prosesnya, energi listrik yang telah dirubah tidak akan
100% sama dengan daya listrik sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh adanya energi
listrik yang terkonversi ke dalam bentuk energi lain selama proses atau biasa
dikenal dengan rugi-rugi pada transformator. Tentunya kejadian tersebut akan
merugikan karena mengurangi daya yang ada. Oleh karena itu, perlu dilakukan
studi mengenai rugi-rugi pada transformator.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan dapat dirumuskan beberapa masalah,
adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa saja jenis rugi-rugi pada transformator?
2. Bagaimana menghitung rugi-rugi pada transformator?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui jenis rugi-rugi pada transformator.
2. Mengetahui cara menghitung rugi pada transformator.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Transformator
Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah
energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain,
melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnet.
Prinsip kerja transformator adalah berdasarkan Hukum Ampere dan Hukum
Faraday, yaitu Arus listrik dapat menimbulkan medan magnet dan sebaliknya
medan magnet dapat menimbulkan arus listrik. Transformator terdiri atas dua buah
kumparan, yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder yang bersifat induktif.
Kedua kumparan ini terpisah secara elektris namun berhubungan secara magnetis
melalui jalur yang memiliki reluktansi (reluctance) rendah. Apabila kumparan
primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik maka fluks bolak-balik
akan muncul di dalam inti yang dilaminasi. Karena kumparan tersebut membentuk
jaringan tertutup maka mengalirlah arus primer. Akibat adanya fluks dikumparan
primer maka di kumparan primer terjadiinduksi (self induction) dan terjadi pula
induksi dikumparan sekunder karena pengaruh induksi dari kumparan primer. Hal
inilah yang disebut sebagai induksi bersama (mutual induction) yang menyebabkan
timbulnya fluks magnet dikumparan sekunder. Jika rangkaian sekunder dibebani,
maka akan mengalir arus sekunder (Short dalam Purba, 2014).
Penyusun utama transformator secara umum berupa kumparan utama dengan
kumparan sekunder. Pembeda kedua kumparan adalah jumlah lilitan kawat yang
tujuannya untuk mengubah tegangan listrik. Gambat 1.1 menggambarkan mengenai
prinsip kerja transformator.
Dimana :
kWloss-trf-L = rugi-rugi berbeban trafo (kW)
kVAload = Beban trafo (kVA)
kVArated = Kapasitas trafo
kWloss-rated = Rugi-rugi berbeban trafo (kW)
Selanjutnya rugi-rugi berbeban trafo tersebut dijumlahkan dengan rugi-rugi
tanpa beban trafo sehingga dapat diketahui total rugi-rugi daya pada trafo dengan
persamaan:
Dimana :
kWloss-trf-T = Total rugi-rugi trafo (kW)
kWloss-trf-N = Rugi-rugi tanpa beban (kW)
kWloss-trf-L = Rugi-rugi berbeban trafo (kW)
2.4 Contoh Perhitungan Rugi-rugi pada Transformator
Kurangnya pemahaman dan data yang tersedia di internet sehingga untuk
mencari perhitungan rugi- rugi untuk sekarang saya belum bisa membuatnya.
Namun ada beberapa perhitungan yang harus dilakukan sesuai tabel berikut.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, diperoleh beberapa kesimpulan sebegai berikut:
1. Selalu terdapat losses disetiap transformator dalam praktek nyatanya.
2. Perhitungan mengenai kerugian pada tansformator dapat ditentukan dengan
menghitung setiap jenis kerugian yang ada dalam transformator.
DAFTAR PUSTAKA