Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH TEKNIK TENAGA LISTRIK

TRAFO

Disusun Oleh :

OKTAVIANUS DWI RIZKI FIRDAUS LALENOH ( 122019148 )

JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas
rahmat hidayah dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan jurnal ini. Jurnal ini
disusun untuk memperoleh nilai pada Modul 04 tentang “PENGUKURAN
SUDUT DAN KETINGGIAN”.
Jurnal ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu mengenai Modul
04. Diharapkan jurnal ini dapat bermanfaat bagi pelajar atau masyarakat umum
terutama kami sendiri sekali penyusun jurnal ini.
Selama proses perancangan dan penulisan jurnal ini penulis mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak. Dan semua pihak yang membantu, yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu semoga segala bantuan yang diberikan kepada
penulis mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari atas
ketidaksempurnaan penyusunan jurnal ini namun penulis tetap berharap jurnal ini
akan memberikan manfaat bagi para pembaca.
Demi kemajuan penulis, penulis juga mengharapkan adanya masukan
berupa kritik atau saran yang berguna.

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................I
DAFTAR ISI...........................................................................................................II
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................III
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................1
1.3 Tujuan................................................................................................................1
BAB II TEORI DASAR...........................................................................................2
2.I. Pengertian Transfomator....................................................................................2
2.2 Bagian bagian Transfomator............................................................................3
2.3 Prinsip Kerja......................................................................................................4
2.4 Jenis jenis Transfomator..................................................................................5
2.4.1 Transfomator Step up.....................................................................................5
2.4.2 Trnasfomator Step Down...............................................................................5
2.4.3 Transfomator Autotransfomator.....................................................................6
2.4.4 Transformator Autotransformator Variabel..................................................7
2.4.5 Transformator Isolasi.....................................................................................7
2.4.6 Transformator Pulsa.......................................................................................8
2.4.7 Tranfomator tiga fase.....................................................................................8
2.4.8 Transfomator CT...........................................................................................9
2.4.9 Transformator Non CT.................................................................................10
2.4.10 Transformator Daya...................................................................................10
2.4.11 Transfomator distribusi..............................................................................11
2.4.12 Transformator Arus....................................................................................12
2.5. Rugi-rugi dalam Transformator......................................................................12
2.6 Rumus efisiensi trafo.......................................................................................13
2.7 Hubungan Wye-delta (Y-Δ)............................................................................16
2.8 Aplikasi Transfomator.....................................................................................18
BAB III PERHITUNGAN TRAFO.......................................................................20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................23
LAMPIRAN...........................................................................................................24

III
DAFTAR GAMBAR

III
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak dapat secara langsung


menggunakan listrik dari PLN hal ini dikarenakan keluaran listrik dari PLN
sangat besar sehingga kita membutuhkan alat yang mampu menurunkandaya
listrik tersebut. Alat yang mampu menurunkan atau pun menaikkan tegangan
sering kali disebut transformator.Transformator atau sering juga disebut trafo
adalah komponen elektronika pasif yang berfungsi untuk mengubah
(menaikkan/menurunkan) tegangangan listrik bolak-balik (AC). Bentuk dasar
transformator adalah sepasang ujung pada bagian primer dan sepasang ujung pada
bagian sekunder. Bagian primer dan sekunder adalah merupakan lilitan kawat
yang tidak berhubungan secara elektris. Kedua lilitan kawat ini dililitkan pada
sebuah inti yang dinamakan inti trafo.

1.2 Rumusan Masalah

Berikut ini adalah rumusan masalah yang akan dipaparkan dalam


pembahasan :
1. Apakah fungsi dari penggunaan Transformator?
2. Bagaimanakah prinsip kerja dari Transformator?
3. Jenis jenis Trafo
4. Rugi Rugi Trafo
5. Hubungan Y dan delta

1.3 Tujuan

Adapun tujuan yang ingin didapatkan oleh Mahasiswa untuk penulisan


dan penganalisaan dalam Makalah ini adalah untuk mengetahui teori dasar serta
prinsip kerja trafo serta perbedaan Y dan delta.

1
BAB II

TEORI DASAR

2.I. Pengertian Transfomator

Transformator atau trafo adalah peralatan listrik yang mengubah bentuk


energi listrik menjadi suatu bentuk energi listrik yang lainnya. Nilai tegangan
listrik yang dihasilkan oleh transformator ditentukan oleh kebutuhan energi listrik.
Jenis transformator meliputi transformator penaik tegangan, transformator
penurun tegangan, transformator pengukuran dan transformator elektronik.
Transformator dapat dipasang dari satu rangkaian listrik ke yang lain, atau
beberapa rangkaian. Arus yang bervariasi dalam setiap kumparan transformator
menghasilkan fluks magnet yang bervariasi dalam inti transformator, yang
menginduksi gaya gerak listrik yang bervariasi pada kumparan lain yang melilit
pada inti yang sama. Energi listrik dapat ditransfer antara kumparan yang terpisah
tanpa koneksi logam (konduktif) antara kedua sirkuit. Hukum induksi Faraday,
ditemukan pada tahun 1831, menjelaskan efek tegangan yang diinduksi dalam
setiap kumparan karena perubahan fluks magnet yang dikelilingi oleh kumparan.

Transformer paling umum digunakan untuk meningkatkan tegangan AC


rendah pada arus tinggi (transformator step-up) atau mengurangi voltase AC
tinggi pada arus rendah (transformator step-down) dalam aplikasi tenaga listrik,
dan untuk menyambungkan tahapan sirkuit pemrosesan sinyal. Transformer juga
dapat digunakan untuk isolasi, di mana tegangan sama dengan tegangan keluar,
dengan kumparan terpisah tidak terikat secara elektrik satu sama lain. Sejak
penemuan transformator potensial konstan pertama pada tahun 1885, transformer
telah menjadi penting untuk transmisi, distribusi, dan pemanfaatan dari alternatif
tenaga arus listrik . Berbagai macam desain transformator ditemukan dalam
aplikasi daya elektronik dan listrik. Ukuran transformator berkisar dari
transformer RF dengan volume kurang dari satu sentimeter kubik, hingga unit
dengan berat ratusan ton yang digunakan untuk menghubungkan jaringan listrik.

2
2.2 Bagian bagian Transfomator

Transformator terdiri dari 3 komponen pokok yaitu: kumparanpertama


(primer) yang bertindak sebagai input, kumparan kedua(skunder) yang bertindak
sebagai output, dan inti besi yang berfungsiuntuk memperkuat medan magnet
yang dihasilkan.Bagian-Bagian Transformator :

Gambar 2.2 : Bagian bagian Tranfomator


Sumber : ilmuelektronik2020

3
2.3 Prinsip Kerja

Prinsip kerja trafo ialah ketika kumparan primer dihubungkan atau


disambungkan dengan sumber tegangan AC, perubahan arus listrik pada
kumparan primer menyebabkan medan magnet berubah. Medan magnet yang
berubah diperkuat dengan adanya inti besi kemudian inti besi tersebut dihantarkan
ke kumparan sekunder. Sehingga di ujung – ujung kumparan sekunder tersebut
akan timbul GGL induksi. Efek ini dikenal dengan induktansi timbal balik
(mutual inductance).

Gambar 2.3 : Prinsip Kerja


Sumber : wikepedia.2019

Jika arus yang dialirkan melalui kumparan primer semakin besar, maka
medan magnet yang dihasilkan juga akan semakin besar yang dialirkan ke
kumparan sekunder. Pada kumparan sekunder terjadi perubahan gaya gerak listrik
yang akan berpengaruh pada nilai tegangan dan arus yang dihasilkan tergantung
dari banyaknya perbandingan antara kumparan primer dan kumparan sekunder.
Dari sini lah terjadi perubahan arus dan tegangan yang lebih tinggi atau lebih
rendah dari sebuah transformator.

4
2.4 Jenis jenis Transfomator

Di bawah ini merupakan jenis jenis Tranfomater :

2.4.1 Transfomator Step up

Gambar 2.4.1: Trafo Step up


Sumber : wira.2020
Trafo step up berfungsi untuk menaikkan level tegangan arus
bolak – balik atau taraf dari rendah ke yang lebih tinggi. Komponen
tegangan sekunder nantinya akan dijadikan tegangan output yang lebih
tinggi. Yaitu yang dapat ditingkatkan dengan memperbanyak lilitan di
kumparan sekundernya sehingga jumlah lilitan kumparan primernya
menjadi lebih sedikit. Trafo step up digunakan untuk menghubungkan
trafo generator ke grid yang ada di dalam tegangan listrik.

2.4.2 Trnasfomator Step Down

Gambar 2.4.2: Trafo Step


Sumber : wira.2020

5
Trafo step down merupakan trafo yang fungsinya untuk
menurunkan taraf level tegangan bolak – balik dari taraf tinggi ke taraf
yang lebih rendah. Rasio pada trafo ini, untuk jumlah lilitan pada
kumparan primernya lebih banyak dibanding jumlah lilitan pada kumparan
sekunder. Trafo ini digunakan sebagai pengubah tegangan grid yang tinggi
menjadi tegangan yang lebih rendah yang dapat dipakai untuk peralatan
rumah tangga. Misalnya, untuk disesuaikan dengan alat elektronik di
rumah.

2.4.3 Transfomator Autotransfomator

Gambar 2.4.3: Trafo Autotranffomator


Sumber : wira.2020

Trafo yang satu ini hanya mempunyai satu jumlah lilitan, dalam
trafo autotransformator sebagian lilitan primer juga disebut sebagai lilitan
sekunder. Dalam lilitan, arus sekunder selalu menghadap kepada arus
primer. Keuntungan menggunakan transformator ini adalah bentuknya
yang kecil tetapi performa yang dihasilkan lebih bagus jika dibandingkan
dengan trafo yang memiliki jumlah dua lilitan.

6
2.4.4 Transformator Autotransformator Variabel

Gambar 2.4.4: Trafo Autotranfomator variabel


Sumber : wira.2020

Transformator autotransformator variabel ini sebenarnya sama


seperti trafo biasa. Hanya saja sadapan tengahnya dapat diubah – ubah
sehingga memberikan perbandingan antara lilitan primer dan lilitan
sekunder yang berubah – ubah.

2.4.5 Transformator Isolasi

Gambar 2.4.4: Trafo isolasi


Sumber : wira.2020

Transformator jenis ini mempunyai lilitan sekunder yang


jumlahnya sama dengan jumlah lilitan primer sehingga tegangan sekunder
dan primernya pun sama. Namun pada beberapa desain, gulungan sekunder
dibuat sedikit lebih banyak untuk mengkompensasi kerugian. Trafo isolasi
memiliki fungsi sebagai isolasi antara dua kalang. Pada penerapan audio,
trafo isolasi ini telah banyak digantikan dengan kopling katalisator.

7
2.4.6 Transformator Pulsa

Gambar 2.4.6: Trafo Pulsa


Sumber : wira.2020

Transformator pulsa ini merupakan jenis transformator yang


didesain khusus untuk memberikan keluaran gelombang pulsa. Trafo ini
memakai material inti yang cepat jenuh sehingga setelah arus primer
mencapai titik tertentu, flux magnet akan berhenti berubah.Oleh karena
GGL induksi yang ada pada lilitan sekunder hanya terbentuk apabila
terjadi perubahan flux magnet, trafo hanya memberikan keluaran saat inti
tidak jenuh. Yakni ketika arus pada lilitan primer berbalik arah (berubah
polaritasnya).

2.4.7 Tranfomator tiga fase

Gambar 2.4.7: Trafo Tiga fasa


Sumber : wira.2020

8
Transformator tiga fase ini ialah trafo jenis biasa pada elektronika
yang dihubungkan secara khusus satu sama lain untuk beroperasi dengan
arus primer dan sekundernya.Lilitan primer pada trafo ini biasanya
dihubungkan secara bintang (Y) dan lilitan sekundernya dihubungkan
secara delta. Pada umumnya, lambang arus primer ialah (Y) dan arus
sekunder adalah (Δ).

2.4.8 Transfomator CT

Gambar 2.4.8: Trafo CT


Sumber : wira.2020
Transformator CT ialah trafo yang memiliki dua gulungan
sekunder yang sama dan terhubung secara seri. Atau dapat dikatakan
transformator yang mempunyai gulungan sekunder yang dibuat terminal
sambungan tepat pada titik tengah gulungannya.Oleh karena itu, trafo ini
disebut dengan trafo Center Tap (CT). Trafo CT mempunyai fungsi untuk
membuat rangkaian power supply simetris gelombang penuh.Seperti yang
umumnya dipakai untuk amplifier saat ini yang menggunakan kutub
positif, negatif, dan kutub netra

2.4.9 Transformator Non CT

9
Gambar 2.4.9: Trafo Pulsa
Sumber : wira.2020

Transformator non CT ini adalah kebalikan dari trafo CT. Trafo


jenis ini umumnya digunakan pada power supply tipe non simetris. Output
yang dihasilkan oleh trafo non CT ini hanya memakai dua kutub, yakni
kutub positif dan kutub negatif. Pada trafo non CT ini tidak ditemukan
tulisan CT pada terminalnya, sehingga mudah dibedakan dengan trafo CT.

2.4.10 Transformator Daya

Gambar 2.4.10: Trafo Daya


Sumber : wira.2020

Transformator daya sering digunakan di stasiun pembangkit listrik


ataupun gardu transmisi. Biasanya, trafo daya mempunyai tingkat insulasi
yang tinggi. Trafo ini termasuk trafo yang berukuran besar. Fungsi dari
transformator daya umumnya digunakan dalam aplikasi transfer daya tinggi
dimana dayanya bisa mencapai 33 KV.

2.4.11 Transfomator distribusi

10
Gambar 2.4.11: Trafo distribusi
Sumber : wira.2020

Jenis transformator satu ini fungsinya ialah untuk mendistribusikan


energi listrik dari pembangkit listrik ke perumahan ataupun pada lokasi
industri.

2.4.12 Transformator Arus

11
Gambar 2.4.12: Trafo arus
Sumber : wira.2020

Transformator arus memiliki fungsi yaitu untuk mengubah atau


mengkonversikan arus primer yang memiliki nilai arus yang besar.
Umumnya, nilai arus primer ini berkisar sekitar puluhan hingga ribuan
ampere.Arus primer dikonversikan menjadi arus sekunder yang memiliki
nilai yang rendah, yaitu 1A atau 5A sesuai dari aplikasi yang diperlukan.
Demikianlah penjelasan lengkap mengenai Transformator. Semoga dapat
mudah dipahami dan dapat bermanfaat bagi kita semua.

2.5. Rugi-rugi dalam Transformator

Rugi-rugi pada prinsip kerja transformator pada kenyataannya sulit untuk


dihilangkan, namun seiring dengan perkembangan teknologi fabrikasi, efisiensi
trafo dapat ditingkatkan dengan cara menurunkan prosentase kerugian pada saat
pembuatannya, baik itu secara desain maupun pada proses penggulungannya.
Berikut jenis rugi-rugi dalam sebuah trafo:

1. Kerugian kumparan (lilitan). Sebuah trafo menggunakan kumparan yang


terbuat dari bahan tembaga yang dilapisi kawat email. dari kumparan ini
menimbulkan resistansi. Semakin banyak lilitan kumparan pada trafo akan
menghasilkan resistasi yang semakin besar pula daru arus listrik yang
mengalir.

12
2. Kerugian kopling trafo. Kerugian kopling trafo dapat terjadi jika pada saat
pembuatannya, kopling antara kumparan primer dan sekunder tidak
sempurna sehingga fluks magnet yang mengalir juga tidak sempurna. Maka
dari itu desain trafo sekarang menggunakan lilitan yang disusun secara
berlapis-lapis untuk mengurangi kerugian kopling.

3. Kerugian arus eddy. ggl induksi pada trafo yang bolak-balik dapat
menimbulkan arus dalam inti magnet yang berubah-ubah dan melawan
fluks magnet yang ada didalamnya terutama pada material inti. Hal ini
tidak baik dan menyebabkan efisiensi trafo berkurang. Untuk itu sebuah
trafo menggunakan intip besi tipis yang ditumpuk secara berlapis-lapis. Ini
bertujuan untuk mengurangi arus eddy. Demikian prinsip kerja
transformator secara umum. .

2.6 Rumus efisiensi trafo

Rumus untuk menghitung efisiensi trafo sebenarnya tidaklah rumit dan


siapapun dapat menghitungnya dengan metoda matematika sederhana. Adapun
rumus efisiensi trafo adalah sebagai berikut.

dimana ɳ merupakan efisiensi trafo, Po merupakan daya output trafo, dan


Pi adalah daya input trafo. Karena daya merupakan hasil perkalian antara
tegangan dan arus, maka rumus efisiensi trafo dapat juga didefinisikan sebagai
berikut:

Keterangan :

13
ɳ : efisiensi trafo
Vs : tegangan sekunder
Is : arus sekunder
Vp : tegangan primer
Ip : arus primer
Jika yang diketahui salah satunya adalah jumlah lilitan trafo, maka dapat
juga dihitung efisiensinya dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan :
ɳ : efisiensi trafo
Is : arus sekunder
Ns : lilitan sekunder
Ip : arus primer
Np : lilitan primer

Dari ketiga rumus diatas ternyata secara umum untuk menghitung nilai
efisiensi sebuah transformator ternyata sangat mudah. Untuk lebih memperjelas
lagi kita akan coba menghitung efisiensi trafo dengan beberapa contoh soal.

Cara menghitung efisiensi trafo


Soal 1
Diketahui sebuah trafo memiliki tegangan input AC 220V dengan arus input
adalah 0,2A, sedangkan tegangan sekundernya adalah 9V dengan arus 3A. Berapa
efisiensi trafo tersebut?

Jawab:

14
Diketahui:
Vs : 220
Is : 1
Vp : 9
Ip : 3

Sehingga, efisiensi trafo adalah:

ɳ = (Vs x Is / Vp x Ip) x 100%


ɳ = (12V x 3A / 220V x 0,2A) x 100%
ɳ = 36 W / 44 W x 100%
ɳ = 0,818 x 100%
ɳ = 82%

Sehingga efisiensi trafo tersebut adalah 82%.

Soal 2
Diketahui sebuah trafo memiliki tegangan input 220V dengan arus 0,5A.
Sedangkan tegangan output trafo adalah 32V. Jika efisiensi trafo tersebut 85%,
berapakah arus output (sekunder) dari trafo tersebut?

Jawab:
Diketahui:
ɳ : 85%
Vs : 32
Is : 0,5
Vp : 32
Ip : ?

Sehingga, efisiensi trafo adalah:

15
ɳ = (Vs x Is / Vp x Ip) x 100%
85% = ( 32 x Is / 220V x 0,5A) x 100%
85 = (3200 x Is) / 110
Is = (85 x 110) / 3200
Is = 9350 / 3200
Is = 2,9 A

2.7 Hubungan Wye-delta (Y-Δ)

Transformator hubungan Y-Δ, digunakan pada saluran transmisi sebagai


penaik tegangan. Rasio antara sekunder dan primer tegangan fasa-fasa adalah 1/√3
kali rasio setiap trafo. Terjadi sudut 30° antara tegangan fasa-fasa antara primer
dan sekunder yang berarti bahwa trafo Y-Δ tidak bisa diparalelkan dengan trafo
Y-Y atau trafo Δ-Δ. Hubungan transformator Y-Δ dapat dilihat pada Gambar
Pada hubungan ini tegangan kawat ke kawat primer sebanding dengan tegangan
phasa primer (VLP=√3VPhP), dan tegangan kawat ke kawat sekunder sama
dengan tegangan phasa (VLS=VphS), sehingga diperoleh perbandingan tegangan
pada hubungan Y-Δ adalah :

Hubungan Transformator Bintang - Segitiga (Y-Δ) , atau Wye-Delta, merupakan


hubungan pada transforamtor 3 phasa dimana belitan disisi primer adalah Bintang
(Wye-Y) dan pada sisi sekunder adalah Segitiga (Delta-Δ), seperti gambar
dibawah ini :

16
Gambar 2.7: Hubungan Y-Δ
Sumber : wikemedia.2019

Untuk hubungan lilitan primer-sekunder Y-Δ pada transformator 3 phasa


adalah sbb :
-  Ratio Tegangan antara sisi Primer dan Sekunder adalah :

-  Nilai tegangan pada sisi Primer dan Sekunder adalah :

-  Hubungan Ratio Tegangan dan nilai Tegangan pada Transformator 3 phasa


hubungan Y-Δ adalah :

17
2.7.1 Keuntungan Transfomator hubungan Y-Δ

-  Tidak ada masalah yang serius pada saat melayani beban yang tidak
seimbang karena hubungan delta pada sisi sekunder akan
mendistribusikan beban tidak seimbang tersebut pada masing-masing
phasa.
-   Masalah harmonisa ketiga pada tegangan disisi sekunder dapat dihapus
karena telah disirkulasikan melalui hubungan delta disisi sekunder.

2.7.2 Kerugian Transformator Hubungan Y-Δ :


-  Tegangan pada sisi sekunder mengalami pergeseran phasa  erhadap sisi
primer, sehingga apabila ingin memparalel trafo dengan
hubungan Wye-Delta (Y-Δ) ini maka harus diperhatikan kesamaan
vektor diagram transformator yang akan diparalel tersebut.
-   Insulation yang dibutuhkan pada belitan disisi sekunder harus memiliki
ketahanan sedikit diatas tegangan line pada sisi sekunder tersebut,
sehingga umumnya (Y-Δ) sering digunakan sebagai transformator step-
down

2.8 Aplikasi Transfomator

Transformator (trafo) digunakan pada peralatan listrik terutama yang memerlukan


perubahan atau penyesuaian besarnya tegangan bolak-balik.Misal radio
memerlukan tegangan 12 volt padahal listrik dari PLN 220 volt,maka diperlukan
transformator untuk mengubah tegangan listrik bolak-balik220 volt menjadi
tegangan listrik bolak-balik 12 volt.Aplikasi di dunia marine.

1. Trafo step down untuk generator Penggunaan trafo pada bidang marine
digunakan pada penurun tegangan hasil dari generator.\

2. Trafo pada Mesin lasBiasanya trafo yang terpasang di mesin las sekalian
dengan rectifier untuk mengubah arus AC menjadi DC3.

18
3. Alat navigasi kapal

Gambar 2.8: Alat navigasi kapal


Sumber : Accemedia.2021
4. Lampu lampu penerangan kapal

Aplikasi dalam kehidupan sehari hari Transformator (trafo) digunakan pada


peralatan listrik terutama yang memerlukan perubahan atau penyesuaian besarnya
tegangan bolak-balik.Contoh alat listrik yang memerlukan transformator adalah:
TV, komputer,mesin foto kopi, gardu listrik dan sebagainya.

19
BAB III

PERHITUNGAN TRAFO

Contoh soal :

Diketahui sebuah trafo memiliki kumparan primer sebanyak 300 lilitan, tegangan
primer 12 volt, tegangan sekunder 120 volt dan arus primer sebesar 0.6 ampere.
Tentukanlah besar kuat arus pada kumparan sekunder, jumlah lilitan sekunder dan
jenis trafo.
Diketahui:
Vp          : 12 Volt
Vs           : 120 volt
Np          : 300 lilit
Ip            : 0.6 Ampere
Ditanya:
a.       Ns
b.      Is
c.       Jenis trafo
Jawab:
a. jumlah lilitan sekunder dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
                Vp/Vs   = Np/Ns
                12/120  = 300/Ns
                Ns           = (300 x 120)/12
                Ns           = 3000 lilit
b. besar arus pada lilitan sekunder dapat dicari dengan rumus berikut:
                Np/Ns   = Is/Ip
        300/3000      = Is/0.6

20
                Is             = (3/30) x 0.6
                Is             = 0.1 x 0.6
                Is             =0.06 ampere
c. Jenis trafo di atas adalah trafo step up (penaik tegangan)

Seorang pembuat trafo ingin membuat sebuah trafo penurun tegangan yang akan
digunakan untuk menurunkan tegangan jala jala listrik (PLN) 220 Volt menjadi
tegangan 11 volt. Jika dia membuat lilitan sekunder sebanyak 40 lilitan, berapakan
jumlah lilitan primer pada trafo yang dirancangnya?
Diketahui:
Vp          : 220 volt
Vs           : 11 volt
Ns           : 40 lilit
Ditanya :
Jumlah lilitan primer (Np)
Jawab :
                Vp/Vs   = Np/Ns
                220/11  = Np/40
                Np          = (220 /11) x 40
                Np          = 800 lilit

Jika kuat arus kumparan primer trafo pada soal di atas adalah 0.5 ampere,
hitunglah kuat arus yang terjadi pada kumparan sekunder dan berapakah efisiensi
dari trafo tersebut.
Untuk mencari kuat arus pada kumparan sekunder dapat kita gunakan rumus:
                Np/Ns   = Is/Ip
        800/40          = Is/0.5
                Is             = (800/40) x 0.5
                Is             = 20 x 0.5
                Is             =10 ampere
                                                                    

21
Untuk mencari nilai efisiensi dari kerja trafo di atas dapat digunakan rumus
berikut.

Jadi efisiensi trafo                   = (Vs x Is / Vp x Ip) x 100 %


                                                = (11 X 10 / 220 x 0.5 ) x 100 %
                                                = (110 / 110) x 100 %
                                                = 100 %
Artinya adalah semua daya yang ada pada bagian primer (input) trafo di transfer
ke bagian sekunder (output) trafo. Kondisi trafo seperti ini dinamakan dengan
trafo ideal karena tidak ada rugi daya sedikit pun. Pada kenyataannya trafo ideal
ini tidak pernah terjadi, karena selalu saja ada kerugian daya yang disebabkan
berbagai faktor bahan dan cara pembuatan trafo. Untuk mengetahui kerugian
kerugian apa saja yang terjadi pada trafo lihat artikel tentang kerugian pada trafo.
Trafo yang baik adalah trafo yang mendekati kondisi ideal seperti perhitungan di
atas. Trafo yang baik biasanya tidak atau hanya sedikit panasnya. semakin panas
sebuat trafo ketika digunakan, maka kerugian (disipasi) daya dalam bentuk panas
semakin besar sehingga trafo tersebut efisiensinya rendah. 

22
DAFTAR PUSTAKA

23
LAMPIRAN

24

Anda mungkin juga menyukai