“TRANSFORMATOR IDEAL”
DOSEN PENGAMPU:Mega Silvia Dewi S.Pd, M.Pd.
Disusun Oleh:
2023
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
hidayah-Nya, yang telah mengaruniakan segalanya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
Adapun tujuan penulis dalam penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Transformator.
Anggur Aris
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 2
BAB I ............................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah........................................................................................................... 4
C. Tujuan .............................................................................................................................. 4
BAB II ............................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 5
BAB III.......................................................................................................................................... 15
PENUTUP..................................................................................................................................... 15
A. Kesimpulan .................................................................................................................... 15
B. Saran .............................................................................................................................. 15
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Transformator daya merupakan salah satu jenis transformator yang digunakan untuk
menaikkan tegangan (step up) atau menurunkan tegangan (step down). Berfungsi menyalurkan
daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya. Adanya inti trafo yang
menghubungkan kumparan pada sisi primer (primary winding) dan kumparan pada sisi sekunder
(secondary winding), maka fluks magnetic (main flux) akan mengalir bersama pada inti trafo dari
kumparan primer menuju kumparan sekunder sehingga akan membangkitkan tegangan induksi
pada sisi sekunder trafo (leakage flux).
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah didalam makalah ini adalah :
c. Apa rumus perbandingan arus, lilitan dan tegangan pada trafo ideal?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk pemenuhan tugas dari matakuliah
transformator , dan juga untuk memahami jenis-jenis transfromator.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Trafo Ideal
Trafo yang tidak memiliki kerugian seperti tembaga dan inti dikenal sebagai transformator
yang ideal. Pada trafo ini, daya keluarannya setara dengan daya masukan. Efisiensi trafo ini adalah
100% yang berarti tidak ada rugi daya di dalam trafo tersebut.
Transformator yang ideal bekerja berdasarkan dua prinsip seperti ketika arus listrik
menghasilkan medan magnet dan medan magnet yang berubah dalam kumparan menginduksi
tegangan di ujung kumparan. Ketika arus diubah di dalam kumparan primer, maka fluks magnet
dikembangkan. Jadi perubahan medan magnet dapat menyebabkan tegangan di dalam kumparan
sekunder.
Pada transformator ideal, tidak ada energi yang diubah menjadi bentuk energi lain di dalam
transformator sehingga daya listrik pada kumparan skunder sama dengan daya listrik pada
kumparan primer. Pada transformator Ideal perbandingan antara tegangan sebanding dengan
perbandingan jumlah lilitannya. Dengan demikian dapat dituliskan dengan persamaan berikut:
5
Namun, pada kenyataannya tidak ada transformator yang ideal. Hal ini karena pada
transformator selalu ada rugi-rugi yang antara lain sebagai berikut:
• Rugi-rugi tembaga; rugi-rugi yang disebabkan oleh pemanasan yang timbul akibat
arus mengalir pada hambatan kawat penghantar yang terdapat pada kumparan primer
dan sekunder dari transformator. Rugi-rugi tembaga sebanding dengan kuadrat arus
yang mengalir pada kumparan.
• Rugi-rugi arus eddy; rugi-rugi yang disebabkan oleh pemanasan akibat timbulnya arus
eddy (pusar) yang terdapat pada inti besi transformator. Rugi-rugi ini terjadi karena
inti besi terlalu tebal sehingga terjadi perbedaan tegangan antara sisinya maka
mengalir arus yang berputar-putar di sisi tersebut. Rugi-rugi arus eddy sebanding
dengan kuadrat tegangan yang disuplai ke transformator.
• Rugi-rugi hysteresis; rugi-rugi yang berkaitan dengan penyusunan kembali medan
magnetik di dalam inti besi pada setiap setengah siklus, sehingga timbul fluks bolak-
balik pada inti besi. Rugi-rugi ini tidak linear dan kompleks, yang dituliskan dalam
persamaan:
6
Gambar 2.3 Persamaan Rugi – Rugi Hysteresis
• Fluks Bocor; kebocoran fluks terjadi karena ada beberapa fluks yang tidak menembus inti
besi dan hanya melewati salah satu kumparan transformator saja. Fluks yang bocor ini
akan menghasilkan induktansi diri pada lilitan primer dan sekunder sehingga akan
berpengaruh terhadap nilai daya yang disuplai dari sisi primer ke sisi sekunder
transformator.
Karakteristik Transformator Ideal
1) Tidak ada kebocoran flux magnetik
Flux yang dihasilkan oleh arus primer dan sekunder bergerak terbatas di dalam inti
2) Tidak ada tahanan dalam pada lilitan kabel
Tegangan induksi sama dengan tegangan yang di berikan
3) Permeabilitas inti mendekati tak hingga
Reluktansi inti mendekati nol
4) Inti magnetis bersifat lose-less I Tidak ada hysteresis atau arus edy Hukum
C. Rangkaian Ekivalen Trafo
Dalam membuat rangkaian ekivalen transformator, kita harus memperhitungkan semua
ketidaksempurnaan (cacat) yang ada pada transformator yang sebenarnya. Setiap cacat utama
diperhitungkan dan pengaruhnya dimasukkan dalam membuat model transformator. Effect yang
paling mudah untuk dimodelkan adalah rugi-rugi tembaga. Rugi-rugi tembaga dimodelkan dengan
dengan resistor Rp di sisi primer transformator dan resistor Rs di sisi sekunder transformator.
Fluks bocor pada kumparan primer ?lp menghasilkan tegangan elp yang diberikan oleh
persamaan:
Sedangkan Fluks bocor pada kumparan sekunder ?ls menghasilkan tegangan els yang
diberikan oleh persamaan:
7
Karena fluks bocor banyak yang melalui udara, kontanta reluktansi udara lebih besar
daripada reluktansi inti besi, maka fluks bocor primer ?lp proporsional dengan arus primer Ip dan
fluks bocor sekunder ?ls proportional dengan arus sekunder Is. Sehingga didapatkan:
Dengan Lp induktansi diri lilitan primer dan Ls induktansi diri lilitan sekunder. Dengan
demikian fluks bocor pada rangkaian ekivalen transformator akan dimodelkan sebagai induktor
primer dan sekunder.
Kemudian yang terakhir adalah memodelkan pengaruh dari eksitasi inti transformator,
yaitu dengan memperhitungkan arus magnetisasi Im, rugi-rugi arus eddy, dan rugi-rugi hysteresis.
Arus magnetisasi Im adalah arus yang sebanding dengan tegangan pada inti transformator dan
lagging (tertinggal) 90 dengan tegangan supplai, sehingga dapat dimodelkan sebagai reaktansi Xm
yang dipasang paralel dengan sumber tegangan primer. Arus rugi inti (arus eddy dan hysteresis)
merupakan arus yang sebanding dengan tegangan pada inti transformator dan satu phase dengan
tegangan supplai, sehingga dapat dimodelkan dengan hambatan Rc yang dipasang paralel dengan
sumber tegangan primer. Dengan demikian maka dihasilkan model untuk real transformator
sebagai berikut.
8
Kemudian rangkaian ekivalen diatas dapat disederhanakan dengan melihat pada sisi primer
atau pada sisi sekunder. Seperti terlihat pada gambar dibawah ini:
9
• Hubungan Tegangan – Arus – Lilitan pada trafo ideal
x
Maka beban kVA ketika ηmax diperoleh adalah
= 0.8165 × 10 kVA = 8.165 kVA
10
xVsIs cosφ 0.8165 × 10000 × 0.8
ηmax = =
xVsIs cosφ + 2Pi 0.8165 × 10000 × 0.8 + 800
= 0.891
Perbandingan lilitan primer dengan lilitan sekunder sebuah transformator adalah 4:10. Jika kuat
arus primer 5 ampere, berapakah kuat arus sekunder?
Penyelesaian:
Diketahui:
NP : NS = 4 : 10,
IP= 5 A.
Ditanyakan: IS = ?
Jawab:
IS = (NP / NS) x IP
IS = (4/10) x 5
IS = 2 A
Jadi kuat arus sekundernya 1 Ampere.
2. Sebuah trafo digunakan untuk menaikkan tegangan AC dari 12 V menjadi 120 V. Hitunglah kuat
arus primer, jika kuat arus sekunder 0,6 A dan hitunglah jumlah lilitan sekunder, jika jumlah lilitan
primer 300.
Penyelesaian:
Diketahui:
Vp = 12 V
Is = 0,6 A
Vs = 120 V
Np = 300
Ditanya: IP = ... ? dan Ns= ... ?
Jawab:
Vp/Vs = Is/Ip
Ip = (Vs/Vp) x Is
11
Ip = (120 V/12 V) x 0,6 A
Ip = 6 A
Vp/Vs = Np/Ns
Ns = (Vs/Vp) x Ns
Ns = (120 V/12 V) x 300
Ns = 3000
Jadi, kuat arus primernya 0,6 A dan kumparan sekunder terdiri atas 3.000 lilitan.
3.Sebuah transformator dihubungkan dengan PLN pada tegangan 100 V menyebabkan kuat arus
pada kumparan primer 10 A. Jika perbandingan jumlah lilitan primer dan sekunder 1 : 25,
hitunglah tegangan pada kumparan sekunder dan kuat arus pada kumparan sekunder.
Diketahui:
Vp = 100 V
Ip = 10 A
Np : Ns = 1 : 25
Jawab:
Vp/Vs = Np/Ns
Vs = (Ns/Np) x Vp
Vs = (25/1) x 100 V
Vs = 2.500 V
Np/Ns = Is/Ip
Is = (Np/Ns) x Ip
12
Is = (1/25) x 10 A
Is = 0,4 A
4. Perbandingan lilitan primer dengan lilitan sekunder sebuah transformator adalah 4:10. Jika kuat
arus primer 5 ampere, berapakah kuat arus sekunder?
Penyelesaian:
Diketahui:
NP : NS = 4 : 10,
IP= 5 A.
Ditanyakan: IS = ?
Jawab:
IS = (NP / NS) x IP
IS = (4/10) x 5
IS = 2 A
5. Sebuah trafo memiliki efisiensi sebesar 75%. Tegangan inputnya 220 V dan tegangan outpunya
100 V. Jika kuat arus primer yang mengalir adalah 1 A, maka berapakah kuat arus sekundernya?
Pembahasan:
Diketahui:
ɳ: 75%
Vo: 100 V
Vi: 220 V
13
Ii: 1 A
Ditanya: Io
Jawab:
Io = 1,65 A
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat di ambil adalah, bahwa transformator merupakan komponen
elektronik yang berfungsi untuk menyalurkan tenaga/ daya listrik dari tegangan tinggi ketegangan
rendah atau sebaliknya (mentransformasikan tegangan). Sebuah transformator terdiri dari dua atau
lebih lilitan yang saling dikaitkan medan magnet bersama. Transformator bekerja berdasarkan
prinsip induksi elektromagnetik. Tegangan masukan bolak-balik yang membentangi primer
menimbulkan fluks magnet yang idealnya semua bersambung dengan lilitan sekunder. Fluks
bolak-balik ini menginduksikan GGL dalam lilitan sekunder. Jika efisiensi sempurna, semua daya
pada lilitan primer akan dilimpahkan ke lilitan sekunder.
B. Saran
Untuk kesempurnaan makalah ini, kritikan yang bersifat mendukung sangat kami perlukan
dari para pembaca untuk kesempurnaan makalah ini. Kami sadar makalah ini banyak akan
kekurangan, maka dari itu kami sebagai penyaji mohon maaf.
15
DAFTAR PUSTAKA
Modul Ajar Mesin-mesin Listrik PSTE-SMT3/D3. Yakob Liklikwatil.2014
https://qurthobi.staff.telkomuniversity.ac.id/files/2017/02/ttlchap4r.pdf
16