1.3 Tujuan
BAB II
DASAR TEORI
3
Contoh Transformator Lambang Transformator
Sumber :
http://ilmuelektronic.blogspot.com/2012/10/peng
ertian-transformator-dan-jenisnya.html
Sumber :
http://ilmuelektronic.blogspot.com/2012/10/peng
ertian-transformator-dan-jenisnya.html
Hukum Faraday
Hukum Lenz
Dimana,
Vp = tegangan primer (volt)
Vs = tegangan sekunder (volt)
Np = jumlah lilitan primer
Ns = jumlah lilitan sekunder
5
ini dapat dikurangi dengan menggulung lilitan primer dan
sekunder secara semi-acak (bank winding)
4. Kerugian histeresis. Kerugian yang terjadi ketika arus
primer AC berbalik arah. Disebabkan karena inti
transformator tidak dapat mengubah arah fluks magnetnya
dengan seketika. Kerugian ini dapat dikurangi dengan
menggunakan material inti reluktansi rendah.
5. Kerugian efek kulit. Sebagaimana konduktor lain yang
dialiri arus bolak-balik, arus cenderung untuk mengalir
pada permukaan konduktor. Hal ini memperbesar kerugian
kapasitas dan juga menambah resistansi relatif lilitan.
Kerugian ini dapat dikurang dengan menggunakan kawat
Litz, yaitu kawat yang terdiri dari beberapa kawat kecil
yang saling terisolasi. Untuk frekuensi radio digunakan
kawat geronggong atau lembaran tipis tembaga sebagai
ganti kawat biasa.
6. Kerugian arus eddy (arus olak). Kerugian yang
disebabkan oleh GGL masukan yang menimbulkan arus
dalam inti magnet yang melawan perubahan fluks magnet
yang membangkitkan GGL. Karena adanya fluks magnet
yang berubah-ubah, terjadi olakan fluks magnet pada
material inti. Kerugian ini berkurang kalau digunakan inti
berlapis-lapisan.
http://susahcarisepatu.blogspot.com/2012/05/berbagi-ilmu-pln-
transformator-2.html
b. Step down
Transformator step-down memiliki lilitan sekunder lebih
sedikit daripada lilitan primer, sehingga berfungsi
sebagai penurun tegangan. Transformator jenis ini
sangat mudah ditemui, terutama dalam adaptor AC-DC.
6
http://www.electricityforum.com/electrical-transformers/step-down-
transformers.html
c. Auto transformator
Transformator jenis ini hanya terdiri dari satu
lilitan yang berlanjut secara listrik, dengan sadapan
tengah. Dalam transformator ini, sebagian lilitan primer
juga merupakan lilitan sekunder. Fasa arus dalam lilitan
sekunder selalu berlawanan dengan arus primer,
sehingga untuk tarif daya yang sama lilitan sekunder
bisa dibuat dengan kawat yang lebih tipis dibandingkan
transformator biasa. Keuntungan dari autotransformator
adalah ukuran fisiknya yang kecil dan kerugian yang
lebih rendah daripada jenis dua lilitan. Tetapi
transformator jenis ini tidak dapat memberikan isolasi
secara listrik antara lilitan primer dengan lilitan
sekunder. Selain itu, autotransformator tidak dapat
digunakan sebagai penaik tegangan lebih dari beberapa
kali lipat (biasanya tidak lebih dari 1,5 kali).
http://commons.wikimedia.org/wiki/File:Autotransformator.png
8
Gambar.2.5 Alat-alat Navigasi di Anjungan Kapal
9
BAB III
DATA PRAKTIKUM
2 multitester Mengukur
tegangan
Gambar3.2
melewatikabel
Gambar3.3
4 Regulator Mengaturbesarnyateg
sumber an
tegangan gansesuaidengankebu
tuh
an
Gambar3.4
10
Regulator beban
5 Mengatur beban dan
berfungsi sebagai
beban
Gambar3.5
6 Kabel untuk
menghubungkan
rangkaian (saklar
wye-
delta dan motor)
Gambar3.6
Percobaan 2
12
3.4 Tabel Hasil Pengamatan
b. Tegangan turun
No.
V1 V2 I1
1 160 46,5 0,24
2 140 40,4 0,17
3 120 34,4 0,12
4 100 28,4 0,09
5 80 23,2 0,07
2. transformator
berbeban
Rangkaian
1
a. Tegangan naik
V V I I
1 2 1 2
100 130,5 0,24 0,06
100 130,5 0,28 0,08
100 130,6 0,3 0,1
100 130,9 0,35 0,12
100 130,7 0,38 0,14
b. Tegangan Turun
V V I I
1 2 1 2
100 130,2 0,29 0,14
100 130,6 0,29 0,12
100 130,7 0,26 0,1
100 131,2 0,24 0,08
100 131,2 0,2 0,06
13
Rangkaian 2
a. Tegangan naik
No. V1 V2 I1 I2
1 100 71.5 0.14 0.04
b. Tegangan Turun
No. V1 V2 I1 I2
1 100 71.4 0.2 0.12
2 100 71.3 0.19 0.10
3 100 71.1 0.17 0.08
4 100 71.5 0.16 0.06
5 100 71.4 0.14 0.04
14
BAB IV
DATA PRAKTIKUM
IV.1 PERHITUNGAN
Berdasarkan data yang telah dicatat, dilakukan perhitungan
dan didapatkan hasil – hasil seperti berikut :
1. Tranformator
1. Arus Sekunder ( 2) Rumus :
1 ×1
2 =
2. Rasio Transformasi
( ) Rumus :
=
1
2
5. Effisiensi ( ) Rumus :
2
= 100%
2
2=
8. Rugi
Tembaga
Rumus :
=12 2
1+2 2
15
9. Rugi
Inti
Rumus
:
=1−12 1
V V I I α R2 R1 P1 P2 η Rugi Rugi
No. 1 2 1 2 (watt) (Watt) (%) Tembaga Besi
80 23.2 0.07 0.24 3.448 1142.86 96.11 4.48 4.48 100 11.20 1.12
1
100 28.5 0.09 0.32 3.509 1111.11 90.25 7.2 7.2 100 18.00 1.8
2
120 34.3 0.11 0.38 3.499 1090.91 89.13 10.56 10.56 100 26.40 2.64
3
140 40.5 0.16 0.55 3.457 875.00 73.23 17.92 17.92 100 44.80 4.48
4
160 46.2 0.23 0.80 3.463 695.65 58.00 29.44 29.44 100 73.60 7.36
5
b. Tegangan
Turun
V V I I α R2 R1 P1 P2 η Rugi Rugi
No.
1 2 1 2 (watt) (Watt) (%) Tembaga Besi
1
160 46.5 0.24 0.83 3.441 666.67 56.31 30.72 30.72 100 76.80 7.68
2 140 40.4 0.17 0.59 3.465 823.53 68.58 19.04 19.04 100 47.60 4.76
3 120 34.4 0.12 0.42 3.488 1000.00 82.18 11.52 11.52 100 28.80 2.88
4 100 28.4 0.09 0.32 3.521 1111.11 89.62 7.2 7.2 100 18.00 1.8
5 80 23.2 0.07 0.24 3.448 1142.86 96.11 4.48 4.48 100 11.20 1.12
2. Ototranformator
Data transformater dengan beban pada rangkaian 1 sebagai berikut :
a. Tegangan naik
16
Data transformater dengan beban pada rangkaian 2 sebagai berikut :
a. Tegangan naik
2 100 70.7 0.15 0.06 1.414 666.67 1178.33 12 3.39 28.28 19.24 3
3 100 70.88 0.17 0.08 1.411 588.24 886.00 13.6 4.54 33.36 22.67 3.4
4 100 71.2 0.19 0.10 1.404 526.32 712.00 15.2 5.70 37.47 26.12 3.8
5 100 71.2 0.2 0.12 1.404 500.00 593.33 16 6.84 42.72 28.54 4
b. Tegangan turun
No. V V I I R2 R1 P1 P2 η Rugi Rugi
α
1 2 1 2 (watt) (Watt) (%) Tembaga Besi
1 100 71.4 0.2 0.12 1.401 500.00 595.00 16 6.85 42.84 28.57 4
2 100 71.3 0.19 0.10 1.403 526.32 713.00 15.2 5.70 37.53 26.13 3.8
3 100 71.1 0.17 0.08 1.406 588.24 888.75 13.6 4.55 33.46 22.69 3.4
4 100 71.5 0.16 0.06 1.399 625.00 1191.67 12.8 3.43 26.81 20.29 3.2
5 100 71.4 0.14 0.04 1.401 714.29 1785.00 11.2 2.28 20.40 16.86 2.8
IV.2 Grafik
o Perbandingan Antaradan P2 Beban Nol Tegangan Naik
25
20 17,92 P1
15 P2
10 10,56
5 4,48 7,2
0
1 2 3 4 5
Percobaan ke -
17
o Perbandingan Antaradan P2 Beban Nol Tegangan Turun
(P)
25
20 19,04
P1
Daya
15
10 11,52 P2
5 7,2
4,48
0
1 2 3 4 5
Percobaan ke -
28
6,26 22,4 24 P2
20 19,2
10 P1
1 2 3 4 5
Percobaan ke -
18
sudah ada beban dan transformator yang digunakan adalah
transformator step up atau setp down.
25
23,2 23,2 6,30
20
20,8 19,2 P2
15 16
P1
10
5
0
1 2 3 4 5
Percobaan ke -
Pada percobaan dengan beban turun ini, nilai dari P out tetap
lebih kecil dari P in karena transformator yang digunakan adalah
step down transformator. Trend line yang ditunjukkan menurun
karena beban turun.
4,54
15 16
2,29 3,39 13,6 15,2
10 11,2 12 P2
5
P1
0
1 2 3 4 5
Percobaan ke -
3,43
15 16 15,2 2,28
13,6
12,8
Daya (
11,2 P2
10
5 P1
1 2 3 4 5
Percobaan ke -
IV.3 Pembahasan
juga.
20
Rugi inti, Pc, terjadi pada inti trafo, yang terdiri dari dua komponen,
yaitu rugi histeris, Ph, dan rugi arus eddy, Pe. Rugi inti
telah juga dibahas sedikit dalam Bag. 4.1.2. Oleh karena itu, rugi inti dapat
dinyatakan oleh: Pc = Ph + Pe
Rugi dalam trafo: =
atau =
histerisis
ℎ ℎ ℎ
2 2
1
( ) ( )
ℎ
√2
ℎ
adalah konstanta yang tergantung pada volume dan kualitas bahan
inti dan unit yang digunakan
Adalah konstanta yang harganya tergantung pada resistifitas dari
bahan inti, ketebalan dari laminasi dan unit yang digunakan.
Adalah kerapatan fluksi maksimum dari inti.
Adalah frekuensi dari fluksi bolak-balik
x Merupakan suatu eksponen berubah dari 1.5 sampai 2.5
tergantung pada sifar magnetuk dari bahan inti.
Berdasarkan persamaan di atas dapat disimpulkan bahwa rugi
histerisis tergantung pada tegangan terminal dan frekuensi,
21
BAB V
KESIMPULAN
transformator rangkaian 1
Pada Autotransformator rangkaian 1 untuk beban naik
maupun beban turun, variable control; tegangan masuk (V1) dan
nilai arus beban (I2), variable manipulasi putaran regulator, dan
variable responnya adalah V2 dan I1. Dalam percobaan ini arus
I1 tidak akan muncul atau hanya akan bernilai kecil jika tidak ada
arus beban (I2). kabel dari regulator beban dihubungkan dengan
port 0 V pada kumparan primer dan port 32 V kumparan
sekunder. Sesuai dengan persamaan:
Pin = Pout
=
23