Anda di halaman 1dari 31

ABSTRAK

Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak dapat secara langsung


menggunakan listrik dari PLN hal ini dikarenakan keluaran listrik
dari PLN sangat besar sehingga kita membutuhkan alat yang
mampu menurunkan daya listrik tersebut. Alat yang mampu
menurunkan atau pun menaikkan tegangan seringkali disebut
transformator. Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat
menaikkan atau menurunkan tegangan listrik AC dari satu atau
lebih rangkaian ke rangkaian listrik yang lain, melalui suatu
gandengan magnet dan berdasarkan prinsip listrik induksi
elektromagnet.. Pada percobaan kali ini dilakukan pada papan
rangkaian, dimana kita akan membentuk suatu rangkaian dari
gambar rangkaian yang disediakan. Rangkaian tersebut
dihubungkan dengan kabel dan regulator yang nantinya akan
diketahui pemasukan terhadap rangkaian yang ada dan keluaran
yang dihasilkan. Tujuan praktikum ini untuk percobaan pertama
yaitu menentukan tegangan primer sebagai fungsi arus
magnetisasi pada sebuah transformator beban nol dan beban
turun, Menentukan tegangan sekunder pada suatu tegangan
tertentu, Menentukan perbandingan transformasi sebuah
transformator. Sedangkan Percobaan kedua yaitu tentang
Ototransformator berbeban dengan tujuan untuk memeriksa
trafo dengan kumparan terpisah yang digunakan sebagai trafo
hemat dengan menyusun kumparan primer dan sekunder,
menghitung daya trafo hemat dan membebani trafo hemat
dengan beban nominal. Peralatan yang digunakan yaitu trafo,
kabel, multi tester, 2 buah regulator dan tang meter. Pada
percobaan transformator berbeban, variable control adalah
tegangan kumparan primer dan arus kumparan sekunder, varibel
respon adalah tegangan kumparan sekunder dan arus kumparan
primer, dan variable manipulasi adalah pengaturan pada
generator. Percobaan yang dilakukan adalah melakukan
pengukuran saat beban nol dan saat berbeban. Adapun aplikasi
trafo, pada peralatan listrik terutama yang memerlukan
perubahan atau penyesuaian besarnya tegangan bolak-balik,
pada marine seperti di navigasi kapal, non-marine seperti pada
TV, komputer, mesin fotokopi, dll.

Kata kunci : Transformator, tegangan, listrik AC


1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak dapat secara


langsung menggunakan listrik dari PLN hal ini dikarenakan
keluaran listrik dari PLN sangat besar sehingga kita
membutuhkan alat yang mampu menurunkan daya listrik
tersebut. Alat yang mampu menurunkan atau pun menaikkan
tegangan seringkali disebut transformator.
Transformator atau sering juga disebut trafo adalah
komponen elektronika pasif yang berfungsi untuk mengubah
(menaikkan/menurunkan) tegangangan listrik bolak-balik (AC).
Bentuk dasar transformator adalah sepasang ujung pada bagian
primer dan sepasang ujung pada bagian sekunder. Bagian primer
dan sekunder adalah merupakan lilitan kawat yang tidak
berhubungan secara elektris. Kedua lilitan kawat ini dililitkan
pada sebuah inti yang dinamakan inti trafo.
1.2 Rumusan Masalah

Berikut ini adalah rumusan masalah yang akan dipaparkan


dalam pembahasan :
1. Apakah fungsi dari penggunaan Transformator?
2. Bagaimanakah prinsip kerja dari Transformator?
3. Bagaimanakah pengaruh beban nol, beban naik dan beban
turun terhadap arus primer, arus sekunder, tegangan primer dan
tegangan sekunder?
4. Mengapa transformator menggunakan lempengan bukan inti
besi?
5. Mengapa transformator menggunakan arus AC bukan DC?
6. Mengapa trafo jika dipegang tidak menimbulkan sengatan
listrik?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan yang ingin didapatkan oleh praktikan untuk


penulisan dan penganalisaan dalam laporan ini adalah:
1.3.1 Percobaan pengukuran transformator beban nol
1. Menentukan tegangan primer sebagai fungsi arus
magnetisasi pada sebuah transformator beban nol
2. Menentukan tegangan sekunder pada suatu tegangan
tertentu
2
3. Menentukan perbandingan transformasi sebuah
transformator 1.3.2 Percobaan pengukuran transformator
penghemat
1. Memeriksa trafo dengan kumparan terpisah yang
digunakan sebagai trafo hemat dengan menyusun kumparan
primer dan sekunder
2. Menghitung daya trafo hemat
3. Membebani trafo hemat dengan beban nominal

BAB II
DASAR TEORI

2.1 Pengertian Transformator

Transformator atau sering juga disebut trafo adalah


komponen elektronika pasif yang berfungsi untuk mengubah
(menaikkan/menurunkan) tegangangan listrik bolak-balik (AC).
Bentuk dasar transformator adalah sepasang ujung pada bagian
primer dan sepasang ujung pada bagian sekunder. Bagian primer
dan skunder adalah merupakan lilitan kawat yang tidak
berhubungan secara elektris. Kedua lilitan kawat ini dililitkan
pada sebuah inti yang dinamakan inti trafo.
( Zuhal, Dasar Tenaga Listrik, ITB Bandung, 1991)

Gambar 2.1. Bagian – Bagian Transformator

(Ebook generator dan transformator. Depdiknas 2004. Hal 18)

2.2 Komponen Transformator (trafo)


Transformator terdiri dari 3 komponen pokok yaitu:
kumparan pertama (primer) yang bertindak sebagai input,
kumparan kedua (skunder) yang bertindak sebagai output,
dan inti besi yang berfungsi untuk memperkuat medan
magnet yang dihasilkan. Bagian-Bagian Transformator :

3
Contoh Transformator Lambang Transformator

Sumber :
http://ilmuelektronic.blogspot.com/2012/10/peng
ertian-transformator-dan-jenisnya.html

2.3 Prinsip Kerja Transformator


Prinsip kerja dari sebuah transformator adalah sebagai
berikut. Ketika Kumparan primer dihubungkan dengan sumber
tegangan bolak-balik, perubahan arus listrik pada kumparan
primer menimbulkan medan magnet yang berubah. Medan
magnet yang berubah diperkuat oleh adanya inti besi dan
dihantarkan inti besi ke kumparan sekunder, sehingga pada
ujung-ujung kumparan sekunder akan timbul ggl induksi. Efek
ini dinamakan induktansi timbal-balik (mutual inductance).

Sumber :
http://ilmuelektronic.blogspot.com/2012/10/peng
ertian-transformator-dan-jenisnya.html

Pada skema transformator di atas, ketika arus listrik


dari sumber tegangan yang mengalir pada kumparan
primer berbalik arah (berubah polaritasnya) medan magnet
yang dihasilkan akan berubah arah sehingga arus listrik
yang dihasilkan pada kumparan sekunder akan berubah
polaritasnya.
4
Sumber :
http://ilmuelektronic.blogspot.com/2012/10/peng
ertian-transformator-dan-jenisnya.html

Hukum Faraday

Hukum Lenz

Hubungan antara tegangan primer, jumlah lilitan


primer, tegangan sekunder, dan jumlah lilitan sekunder,

dapat dinyatakan dalam persamaan:

Dimana,
Vp = tegangan primer (volt)
Vs = tegangan sekunder (volt)
Np = jumlah lilitan primer
Ns = jumlah lilitan sekunder

Pada transformator (trafo) besarnya tegangan yang


dikeluarkan oleh kumparan sekunder adalah:
1. Sebanding dengan banyaknya lilitan sekunder (Vs ~ Ns).
2. Sebanding dengan besarnya tegangan primer ( VS ~ VP).
3. Berbanding terbalik dengan banyaknya lilitan primer,

Sehingga dapat dituliskan :

2.4 Jenis Rugi-rugi Transformator


Rugi-rugi atau Losses pada Trafo antara Lain :
1. Kerugian tembaga. Kerugian dalam lilitan tembaga
yang disebabkan oleh resistansi tembaga dan arus listrik
yang mengalirinya.
2. Kerugian kopling. Kerugian yang terjadi karena kopling
primer-sekunder tidak sempurna, sehingga tidak semua
fluks magnet yang diinduksikan primer memotong lilitan
sekunder. Kerugian ini dapat dikurangi dengan menggulung
lilitan secara berlapis-lapis antara primer dan sekunder.
3. Kerugian kapasitas liar. Kerugian yang disebabkan oleh
kapasitas liar yang terdapat pada lilitan-lilitan
transformator. Kerugian ini sangat memengaruhi efisiensi
transformator untuk frekuensi tinggi. Kerugian

5
ini dapat dikurangi dengan menggulung lilitan primer dan
sekunder secara semi-acak (bank winding)
4. Kerugian histeresis. Kerugian yang terjadi ketika arus
primer AC berbalik arah. Disebabkan karena inti
transformator tidak dapat mengubah arah fluks magnetnya
dengan seketika. Kerugian ini dapat dikurangi dengan
menggunakan material inti reluktansi rendah.
5. Kerugian efek kulit. Sebagaimana konduktor lain yang
dialiri arus bolak-balik, arus cenderung untuk mengalir
pada permukaan konduktor. Hal ini memperbesar kerugian
kapasitas dan juga menambah resistansi relatif lilitan.
Kerugian ini dapat dikurang dengan menggunakan kawat
Litz, yaitu kawat yang terdiri dari beberapa kawat kecil
yang saling terisolasi. Untuk frekuensi radio digunakan
kawat geronggong atau lembaran tipis tembaga sebagai
ganti kawat biasa.
6. Kerugian arus eddy (arus olak). Kerugian yang
disebabkan oleh GGL masukan yang menimbulkan arus
dalam inti magnet yang melawan perubahan fluks magnet
yang membangkitkan GGL. Karena adanya fluks magnet
yang berubah-ubah, terjadi olakan fluks magnet pada
material inti. Kerugian ini berkurang kalau digunakan inti
berlapis-lapisan.

2.5 Jenis- jenis Transformator


a. Step –up
Transformator step-up adalah transformator yang memiliki
lilitan sekunder lebih banyak daripada lilitan primer,
sehingga berfungsi sebagai penaik tegangan.
Transformator ini biasa ditemui pada pembangkit tenaga
listrik sebagai penaik tegangan yang dihasilkan generator
menjadi tegangan tinggi yang digunakan dalam transmisi
jarak jauh.

http://susahcarisepatu.blogspot.com/2012/05/berbagi-ilmu-pln-
transformator-2.html

b. Step down
Transformator step-down memiliki lilitan sekunder lebih
sedikit daripada lilitan primer, sehingga berfungsi
sebagai penurun tegangan. Transformator jenis ini
sangat mudah ditemui, terutama dalam adaptor AC-DC.
6
http://www.electricityforum.com/electrical-transformers/step-down-
transformers.html

c. Auto transformator
Transformator jenis ini hanya terdiri dari satu
lilitan yang berlanjut secara listrik, dengan sadapan
tengah. Dalam transformator ini, sebagian lilitan primer
juga merupakan lilitan sekunder. Fasa arus dalam lilitan
sekunder selalu berlawanan dengan arus primer,
sehingga untuk tarif daya yang sama lilitan sekunder
bisa dibuat dengan kawat yang lebih tipis dibandingkan
transformator biasa. Keuntungan dari autotransformator
adalah ukuran fisiknya yang kecil dan kerugian yang
lebih rendah daripada jenis dua lilitan. Tetapi
transformator jenis ini tidak dapat memberikan isolasi
secara listrik antara lilitan primer dengan lilitan
sekunder. Selain itu, autotransformator tidak dapat
digunakan sebagai penaik tegangan lebih dari beberapa
kali lipat (biasanya tidak lebih dari 1,5 kali).

http://commons.wikimedia.org/wiki/File:Autotransformator.png

d. Transformator Center Tap (CT)

Terdapat 2 jenis transformator yang dapat digunakan untuk


menurunkan tegangan AC dan salah satunya adalah trafo CT.
Yang membedakan trafo CT ini dengan trafo biasa adalah adanya
titik center tap yang bersifat sebagai ground. Titik center tap
adalah titik tengah lilitan
7
sekunder pada trafo CT yang dihubungkan keluar lilitan dan
bersifat sebagai sebagai ground. Jadi, semisal terdapat 10 lilitan
kawat pada bagian sekundernya maka diantara lilitan ke-5 dan
ke-6 dihubungkan pada sebuah kawat yang terhubung keluar
lilitan. Aplikasi autotransformator adalah pada speaker audio.

2.6 Aplikasi Transformator


Transformator (trafo) digunakan pada peralatan listrik terutama
yang memerlukan perubahan atau penyesuaian besarnya tegangan
bolak-balik. Misal radio memerlukan tegangan 12 volt padahal listrik
dari PLN 220 volt, maka diperlukan transformator untuk mengubah
tegangan listrik bolak-balik
220volt menjadi tegangan listrik bolak-balik
12 volt. Aplikasi di dunia marine
1. Trafo step down untuk generator
Penggunaan trafo pada bidang marine digunakan pada
penurun tegangan hasil dari generator.
2. Trafo pada Mesin las
Biasanya trafo yang terpasang di mesin las sekalian dengan
rectifier untuk mengubah arus AC menjadi DC

3. Alat navigasi kapal

8
Gambar.2.5 Alat-alat Navigasi di Anjungan Kapal

4. Lampu-lampu penerangan di kapal

Gambar.2.6 Salah satu contoh penerangan di kapal,


pada Engine Control Room
5. untuk memasok papan hubung bantu (Sub-switchboard)
tegangan rendah untuk kamar mesin dan ruang akomodasi

Aplikasi dalam kehidupan sehari –hari


Transformator (trafo) digunakan pada peralatan listrik
terutama yang memerlukan perubahan atau penyesuaian
besarnya tegangan bolak-balik. Contoh alat listrik yang
memerlukan transformator adalah: TV, komputer, mesin foto
kopi, gardu listrik dan sebagainya.

9
BAB III
DATA PRAKTIKUM

3.1 Peralatan dan


Fungsi
N Nama Gambar Fungsi
o

1 Trafo Tempat dimana

terdapat sisi primer


dan
sekunder
Gambar3.1

2 multitester Mengukur
tegangan
Gambar3.2

3 Tang meter Mengukurarus yang

melewatikabel
Gambar3.3

4 Regulator Mengaturbesarnyateg
sumber an
tegangan gansesuaidengankebu
tuh
an
Gambar3.4
10
Regulator beban
5 Mengatur beban dan
berfungsi sebagai
beban
Gambar3.5

6 Kabel untuk
menghubungkan
rangkaian (saklar
wye-
delta dan motor)
Gambar3.6

3.2 Langkah Percobaan


3.2.1 Percobaan transformator beban nol
1. Membuat rangkaian sesuai gambar (Gambar. 3.7)
2. Sisi primer trafo phasa dihubungkan jala jala melalui suatu variac
3. Pemasukan tegangan pada sisi primer itu dilakukan secara
bertahap
dengan cara mengatur variac, mula mula mengarah naik (80 -
160 volt) kemudian mengarah turun (160 - 80 volt ; V = 20
volt).
4. Mencatat arus masuk dan tegangan keluran (output)
dari tiap-tiap tegangan input.
3.2.2 Percobaan autotransformator
1 Membuat rangkaian sesuai gambar (Gambar. 3.8)
2 Travo diberi tegangan jala-jala melalui variac hingga tegangan
mencapai 110 volt.
3 Atur Rb hingga I2 dinaikkan dari 0.07 sampai 0.15 (I2 = 0.02)
4 Ukur arus dan tegangan primer (I1 dan V1) serta arus dan
tengangan sekunder (I2 dan V2).
5 Lakukan langkah 1-4 dengan rangkaian seperti gambar 3.9
11
3.3 Gambar Rangkaian
Percobaan 1

Gambar 3.7. Percobaan transformator satu fase tanpa beban

Percobaan 2

Gambar 3.8 Rangkaian Autotrafo Beban


Percobaan 3

Gambar 3.9 Rangkaian Autotrafo Beban

12
3.4 Tabel Hasil Pengamatan

1. Transformator satu fase


tanpa beban a. Tegangan
naik
No. V1 V2 I1
1 80 23,2 0,07
2 100 28,5 0,09
3 120 34,3 0,11
4 140 40,5 0,16
5 160 46,2 0,23

b. Tegangan turun

No.
V1 V2 I1
1 160 46,5 0,24
2 140 40,4 0,17
3 120 34,4 0,12
4 100 28,4 0,09
5 80 23,2 0,07

2. transformator
berbeban
 Rangkaian
1
a. Tegangan naik

V V I I
1 2 1 2
100 130,5 0,24 0,06
100 130,5 0,28 0,08
100 130,6 0,3 0,1
100 130,9 0,35 0,12
100 130,7 0,38 0,14
b. Tegangan Turun

V V I I
1 2 1 2
100 130,2 0,29 0,14
100 130,6 0,29 0,12
100 130,7 0,26 0,1
100 131,2 0,24 0,08
100 131,2 0,2 0,06

13
 Rangkaian 2
a. Tegangan naik

No. V1 V2 I1 I2
1 100 71.5 0.14 0.04

2 100 70.7 0.15 0.06


3 100 70.88 0.17 0.08
4 100 71.2 0.19 0.10
5 100 71.2 0.2 0.12

b. Tegangan Turun

No. V1 V2 I1 I2
1 100 71.4 0.2 0.12
2 100 71.3 0.19 0.10
3 100 71.1 0.17 0.08
4 100 71.5 0.16 0.06
5 100 71.4 0.14 0.04

14
BAB IV
DATA PRAKTIKUM

IV.1 PERHITUNGAN
Berdasarkan data yang telah dicatat, dilakukan perhitungan
dan didapatkan hasil – hasil seperti berikut :
1. Tranformator
1. Arus Sekunder ( 2) Rumus :

1 ×1
2 =

2. Rasio Transformasi
( ) Rumus :
=

1
2

3. Daya Input Transformator ( 1) Rumus :


1=1 1

4. Daya Output Transformator ( 2) Rumus :


2=2 2

5. Effisiensi ( ) Rumus :
2

= 100%

6. Hambatan Primer ( 1) Rumus :


1
1=

7. Hambatan Sekunder ( 2) Rumus :

2
2=

8. Rugi
Tembaga
Rumus :
=12 2
1+2 2

15
9. Rugi
Inti
Rumus
:
=1−12 1

Sehingga diperoleh data sebagai berikut untuk


transformater satu fase beban nol:
a. Tegangan Naik

V V I I α R2 R1 P1 P2 η Rugi Rugi
No. 1 2 1 2 (watt) (Watt) (%) Tembaga Besi
80 23.2 0.07 0.24 3.448 1142.86 96.11 4.48 4.48 100 11.20 1.12
1
100 28.5 0.09 0.32 3.509 1111.11 90.25 7.2 7.2 100 18.00 1.8
2
120 34.3 0.11 0.38 3.499 1090.91 89.13 10.56 10.56 100 26.40 2.64
3
140 40.5 0.16 0.55 3.457 875.00 73.23 17.92 17.92 100 44.80 4.48
4
160 46.2 0.23 0.80 3.463 695.65 58.00 29.44 29.44 100 73.60 7.36
5
b. Tegangan
Turun
V V I I α R2 R1 P1 P2 η Rugi Rugi
No.
1 2 1 2 (watt) (Watt) (%) Tembaga Besi
1
160 46.5 0.24 0.83 3.441 666.67 56.31 30.72 30.72 100 76.80 7.68
2 140 40.4 0.17 0.59 3.465 823.53 68.58 19.04 19.04 100 47.60 4.76
3 120 34.4 0.12 0.42 3.488 1000.00 82.18 11.52 11.52 100 28.80 2.88
4 100 28.4 0.09 0.32 3.521 1111.11 89.62 7.2 7.2 100 18.00 1.8
5 80 23.2 0.07 0.24 3.448 1142.86 96.11 4.48 4.48 100 11.20 1.12
2. Ototranformator
Data transformater dengan beban pada rangkaian 1 sebagai berikut :
a. Tegangan naik

No. V V I I α R2 R1 P1 P2 η Rugi Rugi


1 2 1 2 (watt) (Watt) (%) Tembaga Besi
1 100 130.5 0.24 0.06 0.766 416.67 2175.00 19.2 6.26 32.63 31.83 4.8
2 100 130.5 0.28 0.08 0.766 357.14 1631.25 22.4 8.35 37.29 38.44 5.6
3 100 130.6 0.3 0.10 0.766 333.33 1306.00 24 10.45 43.53 43.06 6
4 100 130.9 0.35 0.12 0.764 285.71 1090.83 28 12.57 44.88 50.71 7
5 100 130.7 0.38 0.14 0.765 263.16 933.57 30.4 14.64 48.15 56.30 7.6
b. Tegangan turun

No. V V I I α R2 R1 P1 P2 η Rugi Rugi


1 2 1 2
(watt) (Watt) (%) Tembaga Besi
1 100 130.2 0.29 0.14 0.768 344.83 930.00 23.2 14.58 62.86 47.23 5.8
2 100 130.6 0.29 0.12 0.766 344.83 1088.33 23.2 12.54 54.04 44.67 5.8
3 100 130.7 0.26 0.10 0.765 384.62 1307.00 20.8 10.46 50.27 39.07 5.2
4 100 131.2 0.24 0.08 0.762 416.67 1640.00 19.2 8.40 43.73 34.50 4.8
5 100 131.2 0.2 0.06 0.762 500.00 2186.67 16 6.30 39.36 27.87 4

16
Data transformater dengan beban pada rangkaian 2 sebagai berikut :
a. Tegangan naik

No. V V I I α R2 R1 P1 P2 η Rugi Rugi


1 2 1 2 (watt) (Watt) (%) Tembaga Besi
1 100 71.5 0.14 0.04 1.399 714.29 1787.50 11.2 2.29 20.43 16.86 2.8

2 100 70.7 0.15 0.06 1.414 666.67 1178.33 12 3.39 28.28 19.24 3
3 100 70.88 0.17 0.08 1.411 588.24 886.00 13.6 4.54 33.36 22.67 3.4
4 100 71.2 0.19 0.10 1.404 526.32 712.00 15.2 5.70 37.47 26.12 3.8
5 100 71.2 0.2 0.12 1.404 500.00 593.33 16 6.84 42.72 28.54 4
b. Tegangan turun
No. V V I I R2 R1 P1 P2 η Rugi Rugi
α
1 2 1 2 (watt) (Watt) (%) Tembaga Besi
1 100 71.4 0.2 0.12 1.401 500.00 595.00 16 6.85 42.84 28.57 4
2 100 71.3 0.19 0.10 1.403 526.32 713.00 15.2 5.70 37.53 26.13 3.8
3 100 71.1 0.17 0.08 1.406 588.24 888.75 13.6 4.55 33.46 22.69 3.4
4 100 71.5 0.16 0.06 1.399 625.00 1191.67 12.8 3.43 26.81 20.29 3.2
5 100 71.4 0.14 0.04 1.401 714.29 1785.00 11.2 2.28 20.40 16.86 2.8

IV.2 Grafik
o Perbandingan Antaradan P2 Beban Nol Tegangan Naik

Grafik Hubungan P1 dengan P2


Tanpa Beban Tegangan Turun
35
30 29,44
Daya ( P )

25
20 17,92 P1
15 P2
10 10,56
5 4,48 7,2
0
1 2 3 4 5
Percobaan ke -

Nilai daya masuk dan daya keluar dari


pembacaan grafik diatas adalah sama. Hal ini
sesuai dengan rumus Pin = Pout.

17
o Perbandingan Antaradan P2 Beban Nol Tegangan Turun

Grafik Hubungan P1 dengan P2


Tanpa Beban Tegangan Turun
35
30 30,72

(P)
25
20 19,04
P1
Daya

15
10 11,52 P2
5 7,2
4,48
0
1 2 3 4 5
Percobaan ke -

Nilai daya masuk dan daya keluar dari pembacaan


grafik diatas adalah sama. Hal ini sesuai dengan rumus
Pin = Pout. Pada praktikum beban nol tegangan turun
juga menunjukkan trend line turun.
o Perbandingan P1 dan P2 Rangkaian ke-Satu Beban Naik

Grafik Hubungan P1 dengan P2


Rangkaian 1 Beban Naik
50
14,64
40 12,57
)

8,35 10,45 30,4


30
Daya ( P

28
6,26 22,4 24 P2
20 19,2
10 P1

1 2 3 4 5
Percobaan ke -

Daya masuk ke transformator memiliki nilai yang lebih


besar karena transformator yang digunakan adalah
transformator berjenis step down. Pada transformator
berbeban nilai P1 tidak sama dengan P2, dikarenakan

18
sudah ada beban dan transformator yang digunakan adalah
transformator step up atau setp down.

o Perbandingan P1 dengan P2 Rangkaian ke-1 Beban Turun


Grafik Hubungan P1 dengan P2
Rangkaian 1 Beban Turun
40 14,58
35 12,54
30 10,46
8,40
Daya ( P )

25
23,2 23,2 6,30
20
20,8 19,2 P2
15 16
P1
10
5
0
1 2 3 4 5
Percobaan ke -

Pada percobaan dengan beban turun ini, nilai dari P out tetap
lebih kecil dari P in karena transformator yang digunakan adalah
step down transformator. Trend line yang ditunjukkan menurun
karena beban turun.

Perbandingan P1 dengan P2 Rangkaian ke-2 BebanNaik

Grafik Hubungan P1 dengan P2


Rangkaian 2 Beban Naik
25 6,84
20 5,70
Daya ( P )

4,54
15 16
2,29 3,39 13,6 15,2
10 11,2 12 P2
5
P1
0
1 2 3 4 5
Percobaan ke -

Pada rangkaian 2, diberikan trend line grafik yang


sama dengan rangkaian 1. Trend line naik
ditunjukkan karena beban naik.
19
o Perbandingan P1 dengan P2 Rangkaian ke-2
Beban Turun

Grafik Hubungan P1 dengan P2


Rangkaian 2 Beban Turun
25
6,85 5,70
20
4,55
P)

3,43
15 16 15,2 2,28
13,6
12,8
Daya (

11,2 P2
10
5 P1

1 2 3 4 5
Percobaan ke -

Pada rangkaian 2, diberikan trend line grafik yang


sama dengan rangkaian 1. Trend line naik
ditunjukkan karena beban naik.

IV.3 Pembahasan

 Transformator bekerja berdasarkan prinsip induksi


elektromagnetik. Tegangan masukan bolak-balik yang
membentangi primer menimbulkan fluks magnet yang
idealnya semua bersambung dengan lilitan sekunder.
Fluks bolak-balik ini menginduksikan GGL dalam lilitan
sekunder. Jika efisiensi sempurna, semua daya pada
lilitan primer akan dilimpahkan ke lilitan sekunder.
Selain itu, trafo hanya bisa mengubah arus bolak balik
saja, dipengaruhi oleh cara kerja trafo dan jenisnya yang
berupa step up dan step down

 Berdasarkan rangkaian dua dan tiga, semakin besar daya yang


diberikan maka daya yang dikeluarkan akan semakain besar

juga.

20
 Rugi inti, Pc, terjadi pada inti trafo, yang terdiri dari dua komponen,
yaitu rugi histeris, Ph, dan rugi arus eddy, Pe. Rugi inti
telah juga dibahas sedikit dalam Bag. 4.1.2. Oleh karena itu, rugi inti dapat
dinyatakan oleh: Pc = Ph + Pe
Rugi dalam trafo: =
atau =

histerisis
ℎ ℎ ℎ

2 2
1
( ) ( )


√2

dan rugi arus eddy: =


22
atau = 2


adalah konstanta yang tergantung pada volume dan kualitas bahan
inti dan unit yang digunakan
Adalah konstanta yang harganya tergantung pada resistifitas dari
bahan inti, ketebalan dari laminasi dan unit yang digunakan.
Adalah kerapatan fluksi maksimum dari inti.
Adalah frekuensi dari fluksi bolak-balik
x Merupakan suatu eksponen berubah dari 1.5 sampai 2.5
tergantung pada sifar magnetuk dari bahan inti.
 Berdasarkan persamaan di atas dapat disimpulkan bahwa rugi
histerisis tergantung pada tegangan terminal dan frekuensi,

sedangkan rugi arus edi tergantung pada kuadrat


tegangan, tetapi tidak tergantung pada frekuensi.
 Rugi Tembaga
Bila trafo dibebani, rugi tembaga 2 terjadi pada kedua tahanan kumparan primer dan sekunder. Jika
temperature operasi standard dari mesin elektrik adalah 75 ° , maka rugi tembaga harus dihitung pada
temperature 75° . Sebagai tambahan dari rugi inti dan rugi tembaga, masih ada dua macam rugi lagi
yang terdapat di trafo,

yakni rugi stray (stray load losses) dan rugi dielektrik


(dielectric losses).

21
BAB V
KESIMPULAN

1. Fungsi Trafo step up digunakan untuk menaikkan tegangan


sedangkan trafo step down digunakan untuk menurunkan tegangan.
2. Transformator atau sering juga disebut trafo adalah
komponen elektronika pasif yang berfungsi untuk mengubah
(menaikkan/menurunkan) tegangangan listrik bolak-balik (AC)
dengan prinsip kerja induksi elektromagnetik.
3. Transformator beban nol
Untuk transformator beban nol tegangan naik maupun
tegangan
turun, variable kontrolnya adalah nilai tegangan yang masuk ke
trafo (V1), variable manipulasi adalah putaran regulator, dan
untuk variable responnya adalah nilai V2 dan I1. Dalam
persamaan:
=

Perkalian antara tegangan primer dan arus primer akan


sama dengan tegangan sekunder dan arus sekunder. Jika
tegangan primer diturunkan maka nilai arus sekundernya akan
lebih besar dari arus primer. Dan dari hasil percobaan juga
didapatkan data bahwa arus primer lebih kecil dari arus
sekunder.

transformator rangkaian 1
Pada Autotransformator rangkaian 1 untuk beban naik
maupun beban turun, variable control; tegangan masuk (V1) dan
nilai arus beban (I2), variable manipulasi putaran regulator, dan
variable responnya adalah V2 dan I1. Dalam percobaan ini arus
I1 tidak akan muncul atau hanya akan bernilai kecil jika tidak ada
arus beban (I2). kabel dari regulator beban dihubungkan dengan
port 0 V pada kumparan primer dan port 32 V kumparan
sekunder. Sesuai dengan persamaan:
Pin = Pout
=

Perkalian antara tegangan primer dan arus primer akan


sama dengan tegangan sekunder dan arus sekunder. Nilai I1
pada rangkaian ini lebih besar jika dibandingkan dengan
percobaan transformator tanpa beban, dikarenakan pada
percobaan ini terdapat arus yang berfungsi sebagai beban
transformator rangkaian 2
Sama seperti rangkaian 1, pada rangkaian 2 variabel yang
digunakan adalah Pada Autotransformator rangkaian 1 untuk beban
naik maupun beban turun, variable control; tegangan masuk (V1)
dan nilai arus beban (I2), variable
22
manipulasi putaran regulator, dan variable responnya adalah V2
dan I1.
Sesuai dengan persamaan:
=

Perkalian antara tegangan primer dan arus primer akan


sama dengan tegangan sekunder dan arus sekunder. Nilai I1
pada rangkaian ini lebih besar jika dibandingkan dengan
rangkaian 1.
4. Transformator terdiri dari lempeng besi yang terbuat dari
bahan isolasi,hal inilah yang menyebabkan jika seseorang
memegang trafo,maka tidak terkena sengatan listrik.
5. Transformator menggunakan arus AC karena jika
menggunakan arus DC arus yang masuk dari lilitan primer hanya
akan bersirkulasi di rangkaian transformator sementara jika
menggunakan arus AC arus masuk dapat saling bertemu dan
menjadi output di lilitan sekunder.
6. Transformator dibuat dari lempengan-lempengan besi tipis
untuk mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang
ditimbulkan oleh “Eddy Current”. Itulah alasan mengapa trafo
menggunakan lempeng besi bukan inti besi.

23

Anda mungkin juga menyukai