Anda di halaman 1dari 8

TUGAS PIRANTI ELEKTRONIKA

Merangkum Materi “Transformator”

DISUSUN OLEH:

RAFIQAH RAMADHANI
422-19-046
1B D4 TRJT

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
TAHUN 2019/2020

Pengertian

Transformator
Transformator atau sering disebut dengan istilah Trafo adalah suatu alat listrik yang dapat
mengubah taraf suatu tegangan AC ke taraf yang lain. Maksud dari perubahan taraf tersebut
diantaranya seperti untuk menurunkan Tegangan AC dari 220VAC ke 12 VAC ataupun
menaikkan Tegangan dari 110VAC ke 220 VAC.

Transformator atau Trafo ini bekerja mengikuti prinsip Induksi Elektromagnet dan hanya
dapat bekerja pada tegangan yang berarus bolak balik (AC).Trafo memegang peranan yang
sangat penting untuk pendistribusian tenaga listrik.

Trafo menaikan listrik yang berasal dari pembangkit listrik oleh PLN hingga ratusan kilo
Volt untuk di distribusikan, dan kemudian Trafo lainnya menurunkan tegangan listrik
tersebut ke tegangan yang diperlukan untuk setiap rumah tangga maupun perkantoran yang
pada umumnya menggunakan Tegangan AC 220Volt.

 Fungsi Transformator
Fungsi dari transformator atau trafo ini adalah untuk menaikkan dan menurunkan tegangan
bolak-balik atau tegangan AC. Seperti yang telah dikatakan tadi bahwa trafo juga memiliki
peranan penting dalam pendistribusian listrik dari PLN sampai ke rumah-rumah.

Fungsi Transformator dalam dunia elektronika memegang peranan yang sangat penting.
Secara garis besar fungsi transformator adalah untuk menyalurkan energi listrik ke tegangan
rendah maupun ke tegangan tinggi, penyaluran ini berlangsung dalam frekuensi yang sama.
Fungsi ini juga dikenal pula sebagai istilah step up dan step down. Fungsi transformator juga
memegang sebuah peranan penting dalam dunia elektronika, sama halnya seperti dengan
fungsi kapasitor, resistor, transistor, dan dioda. Fungsi berikutnya dalam transformator yang
tidak kalah penting adalah sebagai sistem komunikasi dimana transformator atau trafo
digunakan sebagai frekuensi radio dan video.

 Jenis Jenis Transformator


Trafo dapat dibagi menjadi beberapa jenis seperti transformator step up dan transformator
step down. Serta Autotransformator, Autotransformator Variabel, Trafo Isolasi, Trafo
Pulsa, Trafo 3 Fasa. Berikut penjelasannya:

1. Transformator Step Up

Jenis transformator (trafo) yang pertama ialah transformator step up. Fungsi transformator ini
untuk menaikkan tegangan listrik yang berasal dari generator listrik. Transformator step up
memiliki ciri ciri yaitu lilitan sekundernya memiliki jumlah yang lebih banyak dibandingkan
lilitan primer, tegangan primer lebih sedikit dari tegangan sekunder, dan kuat arus pada lilitan
primer lebih besar dibandingkan kuat arus lilitan sekunder.
2. Transformator Step Down
Jenis transformator (trafo) selanjutnya ialah transformator step down. Fungsi transformator
untuk menurunkan tegangan listrik. Contohnya tegangan listrik rumah kita yang awalnya 220
Volt menjadi 10 Volt. Transformator step down mempunyai ciri ciri yaitu lilitan primernya
lebih banyak dibandingkan lilitan sekunder, tegangan primernya lebih besar daripada
tegangan sekunder, dan kuat arus listrik primer lebih besar daripada kuat arus listrik
sekundernya. Contoh transformator step down terdapat pada alat adaptor yang berfungsi
mengubah tegangan listrik AC (bolak balik).

3.Autotransformator
Transformator jenis ini hanya terdiri dari satu lilitan yang berlanjut secara
listrik, dengan sadapan tengah. Dalam transformator ini, sebagian lilitan primer
juga merupakan lilitan sekunder. Fasa arus dalam lilitan sekunder selalu
berlawanan dengan arus primer, sehingga untuk tarif daya yang sama lilitan
sekunder bisa dibuat dengan kawat yang lebih tipis dibandingkan transformator
biasa. Keuntungan dari autotransformator adalah ukuran fisiknya yang kecil dan
kerugian yang lebih rendah daripada jenis dua lilitan. Tetapi transformator jenis
ini tidak dapat memberikan isolasi secara listrik antara lilitan primer dengan lilitan
sekunder. Selain itu, autotransformator tidak dapat digunakan sebagai penaik
tegangan lebih dari beberapa kali lipat (biasanya tidak lebih dari 1,5 kali).
4. Autotransformator Variabel

Autotransformator variabel sebenarnya


adalah autotransformator biasa yang
sadapan tengahnya bisa diubah-ubah,
memberikan perbandingan lilitan primer-
sekunder yang berubah-ubah.

5. Trafo Isolasi
Transformator isolasi memiliki lilitan sekunder yang berjumlah sama dengan
lilitan primer, sehingga tegangan sekunder sama dengan tegangan primer. Tetapi
pada beberapa desain, gulungan sekunder dibuat sedikit lebih banyak untuk
mengkompensasi kerugian. Transformator seperti ini berfungsi sebagai isolasi
antara dua kalang. Untuk penerapan audio, transformator jenis ini telah banyak
digantikan oleh kopling kapasitor.

6. Trafo Pulsa
Transformator pulsa adalah transformator yang didesain khusus untuk
memberikan keluaran gelombang pulsa. Transformator jenis ini menggunakan
material inti yang cepat jenuh sehingga setelah arus primer mencapai titik tertentu,
fluks magnet berhenti berubah. Karena GGL induksi pada lilitan sekunder hanya
terbentuk jika terjadi perubahan fluks magnet, transformator hanya memberikan
keluaran saat inti tidak jenuh, yaitu saat arus pada lilitan primer berbalik arah.

7. Trafo 3 Fasa
Transformator tiga fasa sebenarnya adalah tiga transformator yang dihubungkan
secara khusus satu sama lain. Lilitan primer biasanya dihubungkan secara bintang
(Y) dan lilitan sekunder dihubungkan secara delta (Δ).

 Komponen Transformator dan Fungsinya


1. Inti Besi:

Inti dari transformator terdiri dari bahan ‘Feromagnetik’. Fungsi


utamanya untuk mendukung lilitan dan untuk menyediakan jalur
aliran fluks di rangkaian magnetik. Inti besi lunak yang dibuat oleh
laminasi strip logam tipis.
2. Kumparan Trafo:

Adalah beberapa lilitan kawat berisolasi


yang membentuk suatu kumparan.
Kumparan tersebut terdiri dari kumparan
primer dan kumparan sekunder yang
diisolasi baik, Kumparan tersebut sebagai
alat transformasi tegangan dan arus.

3. Minyak Trafo:

Berfungsi sebagai bahan isolasi dan media pendingin


dari transformator.

4. Bushing:

Hubungan antara kumparan trafo ke jaringan luar melalui


sebuah bushing yaitu sebuah konduktor yang diselubungi
oleh isolator, yang sekaligus berfungsi sebagai penyekat
antara konduktor tersebut dengan tangki trafo.

5. Tangki Konservator:

Berfungsi untuk menampung minyak cadangan dan


uap/udara akibat pemanasan trafo karena arus beban.
dimana di situ dipasang silica gel, untuk menyerap
kelembapan udara.
 Kerugian dalam Transformator
kerugian tembaga.
Kerugian I 2 R pada lilitan tembaga yang disebabkan resistansi tembaga dan arus listrik yang
mengalirinya.

Kerugian kopling.
Kerugian yang terjadi karena kopling primer-sekunder tak sempurna, hingga tidak semua
fluks magnet diinduksikan primer memotong lilitan sekunder. Kerugian ini bisa dikurangi
dengan menggulung lilitan secara berlapis antara primer dan sekunder.

Kerugian kapasitas liar.


Kerugian yang disebabkan kapasitas liar yang ada pada lilitan-lilitan transformator. Kerugian
ini memengaruhi efisiensi transformator pada frekuensi tinggi. Kerugian ini mampu
dikurangi dengan menggulung lilitan primer dan sekunder secara semi-acak

Kerugian histeresis.
Kerugian yang terjadi saat arus primer AC berbalik arah. Disebabkan karena inti
transformator tidak mampu mengubah arah fluks magnetnya dengan seketika. Kerugian ini
bisa dikurangi dengan memakai material inti reluktansi rendah.

Kerugian efek kulit.


Sebagaimana konduktor lain yang slalu dialiri arus bolak-balik, arus ini cenderung untuk
mengalir pada permukaan konduktor. Hal ini memperbesar kerugian kapasitas dan
menambah resistansi relatif lilitan. Kerugian ini bisa dikurangi dengan memakai kawat Litz,
yaitu kawat yang terdiri dari beberapa kawat kecil saling terisolasi. Untuk frekuensi radio
dipakai kawat geronggong atau lembaran tipis tembaga sebagai ganti kawat biasa.

Kerugian arus Eddy.


Kerugian yang disebabkan ggl masukan yang menimbulkan arus pada inti magnet yang
melawan perubahan fluks magnet dan membangkitkan ggl. Karena adanya fluks magnet yang
berubah, terjadi tolakan fluks magnet di material inti. Kerugian ini berkurang jika dipakai inti
berlapis-lapis.

 Prinsip Kerja Transformator (Trafo)


Sebuah Transformator yang sederhana pada dasarnya terdiri dari 2 lilitan atau kumparan
kawat yang terisolasi yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder. Pada kebanyakan
Transformator, kumparan kawat terisolasi ini dililitkan pada sebuah besi yang dinamakan
dengan Inti Besi (Core).  Ketika kumparan primer dialiri arus AC (bolak-balik) maka akan
menimbulkan medan magnet atau fluks magnetik disekitarnya. Kekuatan Medan magnet
(densitas Fluks Magnet) tersebut dipengaruhi oleh besarnya arus listrik yang dialirinya.
Semakin besar arus listriknya semakin besar pula medan magnetnya. Fluktuasi medan magnet
yang terjadi di sekitar kumparan pertama (primer) akan menginduksi GGL (Gaya Gerak
Listrik) dalam kumparan kedua (sekunder) dan akan terjadi pelimpahan daya dari kumparan
primer ke kumparan sekunder. Dengan demikian, terjadilah pengubahan taraf tegangan listrik
baik dari tegangan rendah menjadi tegangan yang lebih tinggi maupun dari tegangan tinggi
menjadi tegangan yang rendah.

Sedangkan Inti besi pada Transformator atau Trafo pada umumnya adalah kumpulan
lempengan-lempengan besi tipis yang terisolasi dan ditempel berlapis-lapis dengan
kegunaanya untuk mempermudah jalannya Fluks Magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik
kumparan serta untuk mengurangi suhu panas yang ditimbulkan.

Beberapa bentuk lempengan besi yang membentuk Inti Transformator tersebut diantaranya
seperti :

 E – I Lamination
 E – E Lamination
 L – L Lamination
 U – I Lamination

Dibawah ini adalah Fluks pada Transformator :

Rasio lilitan pada kumparan sekunder terhadap kumparan primer menentukan rasio tegangan
pada kedua kumparan tersebut. Sebagai contoh, 1 lilitan pada kumparan primer dan 10 lilitan
pada kumparan sekunder akan menghasilkan tegangan 10 kali lipat dari tegangan input pada
kumparan primer. Jenis Transformator ini biasanya disebut dengan Transformator Step Up.
Sebaliknya, jika terdapat 10 lilitan pada kumparan primer dan 1 lilitan pada kumparan
sekunder, maka tegangan yang dihasilkan oleh Kumparan Sekunder adalah 1/10 dari
tegangan input pada Kumparan Primer.

 Rumus Transformator
Keterangan:
Vs = Tegangan sekunder (Volt)
Vp = Tegangan primer (Volt)
Np = Jumlah lilitan primer
Ns = Jumlah lilitan sekunder
Ip = Kuat arus primer (A)
Is = Kuat arus sekunder (A)

Contoh Soal
1. Sebuah transformator step down dikaitkan dengan tegangan 220 V. Kemudian tegangan ini
keluar dengan besar 50 V. Apabila lilitan inputnya berjumlah 1100. Hitunglah jumlah lilitan
outputnya?

Pembahasan.
Diketahui : Vp = 220 V; Vs = 50 V; Np = 1100 lilitan
Ditanyakan : Ns = ?
Jawab.
 Vp / Vs = Np / Ns
220 / 50 = 1100 / Ns
         Ns = 250
Jadi jumlah lilitan sekundernya ialah 250 lilitan.

2. Trafo step down terdapat dalam charger laptop dengan jumlah kumparan sekundernya 60
lilitan dan kumparan primernya 1600 lilitan. Jika kumparan primer dikaitkan dengan
tegangan 220 V. Hitunglah tegangan yang terdapat pada kumparan sekunder?

Pembahasan.
Diketahui : Ns = 60 lilitan; Np = 1600 lilitan; Vp = 220 V
Ditanyakan : Vs = ?
Jawab.
 Vp / Vs = Np / Ns
220 / Vs = 1600 / 60
         Vs = 8,25 V
Jadi tegangan yang terdapat pada kumparan sekundernya ialah 8,25 V.

Anda mungkin juga menyukai