Anda di halaman 1dari 14

A.

PENGERTIAN TRANSFORMATOR (TRAFO)


Transformator atau sering disingkat dengan istilah Trafo adalah
suatu alat listrik yang dapat mengubah taraf suatu tegangan AC ke taraf
yang lain. Maksud dari pengubahan taraf tersebut diantaranya seperti
menurunkan Tegangan AC dari 220VAC ke 12 VAC ataupun menaikkan
Tegangan dari 110VAC ke 220 VAC. Transformator atau Trafo ini
bekerja berdasarkan prinsip Induksi Elektromagnet dan hanya dapat
bekerja pada tegangan yang berarus bolak balik (AC).Transformator
(Trafo) memegang peranan yang sangat penting dalam pendistribusian
tenaga listrik. Transformator menaikan listrik yang berasal dari
pembangkit listrik PLN hingga ratusan kilo Volt untuk di distribusikan,
dan kemudian Transformator lainnya menurunkan tegangan listrik tersebut
ke tegangan yang diperlukan oleh setiap rumah tangga maupun
perkantoran yang pada umumnya menggunakan Tegangan AC 220Volt.

B. FUNGSI TRANSFORMATOR
1. Distribusi dan Transmisi Listrik
Seperti yang kita ketahui bahwa jarak antara pembangkit listrik
dengan beban listrik yang digunakan oleh pelanggan relatif terlalu
jauh. Sehingga akan terjadinya drop tegangan.
Untuk itu kita harus menaikkan tegangan sebelum distribusi dan
transmisi listrik jarak jauh agar drop tegangan tidak terlalu besar serta
lebih murah karena kabel yang digunakan lebih kecil (semakin besar
tegangan besar maka arus semakin kecil sesuai dengan Hukum
kekekalan energi).

Seperti Perusahaan Listrik Negara (PLN), Tegangan yang di


hasilkan oleh pembangkit sebesar 13,8 KV lalu di naikkan menjadi
150 KV lalu diturunkan ke 380 V untuk di distribusikan ke rumah –
rumah.

2. Rangkaian Kontrol
Pada peralatan elektronik seperti komputer, charger dan berbagai
macam peralatan lainnya, transformator sering kali digunakan untuk
menurunkan tegangan agar dapat digunakan pada tegangan kontrol (5
Volt, 12 Volt,dsb).
Begitu juga rangkaian kontrol motor pada pabrik, Trafo dipakai
untuk mengenergize dan meng dienergize kontaktor yang dipakai
untuk menghidupkan dan mematikan motor induksi.

3. Rangkaian Pengatur Frekuensi


Dalam dunia radio frekuensi, transformator juga sering kali
digunakan untuk mengatur besaran frekuensi yang dihasilkan. Hanya
saja bentuk dan dimensinya jauh lebih kecil di bandingkan trafo yang
sering kali digunakan pada rangkaian kontrol apalagi transformator
atau trafo transmisi listrik.

C. PRINSIP KERJA TRANSFORMATOR


Pada sebuah Trafo yang sederhana pada dasarnya terdiri dari 2
lilitan atau kumparan kawat yang terisolasi yaitu kumparan primer dan
kumparan sekunder. Kebanyakan Transformator, kumparan kawat
terisolasi ini dililitkan pada sebuah besi yang dinamakan Inti Besi (Core).
Ketika kumparan primer dialiri arus AC (bolak-balik) maka akan
menyebabkan medan magnet atau fluks magnetik disekitarnya. Kekuatan
Medan magnet (densitas Fluks Magnet) tersebut di pengaruhi pada
besarnya arus listrik yang dialirinya.
Semakin besar arus listriknya maka semakin besar pula medan
magnetnya. Fluktuasi medan magnet yang terjadi pada kumparan pertama
(primer) akan menginduksi GGL (Gaya Gerak Listrik) dalam kumparan
kedua (sekunder) dan akan terjadi pelimpahan daya pada kumparan primer
ke kumparan sekunder.
Maka, terjadilah pengubahan taraf tegangan listrik ini baik dari
tegangan rendah menjadi tegangan yang lebih tinggi maupun dari tegangan
tinggi menjadi tegangan yang rendah.
Sedangkan Inti besi pada Transformator atau Trafo pada umumnya
ialah kumpulan lempengan-lempengan besi tipis yang terisolasi dan
ditempel berlapis-lapis dengan gunanya untuk mempermudah
jalannya Fluks Magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik kumparan dan
untuk mengurangi suhu panas yang sering ditimbulkan.
Beberapa bentuk lempengan besi yang membentuk Inti Transformator
tersebut diantaranya seperti berikut:
 E – I Lamination
 E – E Lamination
 L – L Lamination
 U – I Lamination

Rasio lilitan yang berada pada kumparan sekunder terhadap


kumparan primer menentukan rasio tegangan pada kedua kumparan
tersebut.
Contoh, 1 lilitan pada kumparan primer dan 10 lilitan pada
kumparan sekunder akan menghasilkan tegangan 10 kali lipat dari
tegangan input pada kumparan primer. Jenis Transformator ini biasanya
disebut Transformator Step Up.
Sebaliknya, jika terdapat 10 lilitan pada kumparan primer dan 1
lilitan pada kumparan sekunder, maka tegangan yang dihasilkan
Kumparan Sekunder adalah 1/10 dari tegangan input pada Kumparan
Primer. Transformator jenis ini sering disebut dengan Transformator Step
Down.
D. JENIS-JENIS TRANSFORMATOR
1. Jenis Transformator Berdasarkan Level Tegangan
Trafo yang diklasifikasikan berdasarkan level tegangan ini
merupakan trafo yang paling umum dan sering kita gunakan.
Pengklasfikasian ini pada dasarnya tergantung pada rasio jumlah
gulungan di kumparan Primer dengan jumlah kumparan Sekundernya.
Jenis Trafo berdasarkan Level tegangan ini diantaranya adalah Trafo
Step Up dan Trafo Step Down.

a. Transformator Step Up

namanya, Trafo Step Up adalah Trafo yang berfungsi


untuk menaikan taraf atau level tegangan AC dari rendah ke taraf
yang lebih tinggi. Tegangan Sekunder sebagai tegangan Output
yang lebih tinggi dapat ditingkatkan dengan cara memperbanyak
jumlah lilitan di kumparan sekundernya daripada jumlah lilitan di
kumparan primernya. Pada pembangkit listrik, Trafo jenis ini
digunakan sebagai penghubung trafo generator ke grid.

b. Transformator Step Down

Trafo Step Down adalah Trafo yang digunakan untuk


menurunkan taraf level tegangan AC dari taraf yang tinggi ke taraf
yang lebih rendah. Pada Trafo Step Down ini, Rasio jumlah lilitan
pada kumparan primer lebih banyak jika dibandingkan dengan
jumlah lilitan pada kumparan sekundernya. Di jaringan Distribusi,
transformator atau trafo step down ini biasanya digunakan untuk
mengubah tegangan grid yang tinggi menjadi tegangan rendah
yang bisa digunakan untuk peralatan rumah tangga. Sedangkan di
rumah tangga, kita sering menggunakannya untuk menurunkan
taraf tegangan listrik yang berasal dari PLN (220V) menjadi taraf
tegangan yang sesuai dengan peralatan elektronik kita.
2. Transformator Berdasarkan Bahan Inti (Core) yang
Digunakan
a. Transformator Berinti Udara (Air Core Transformer)

Pada Trafo yang berinti Udara, Gulungan Primer dan


Gulungan Sekunder dililitkan pada inti berbahan non-magnetik
yang biasanya berbentuk tabung yang berongga. Bahan non-
magnetik yang dimaksud tersebut dapat berupa bahan kertas
ataupun karton. Ini artinya, hubungan hubungan fluks antara
gulungan primer dan gulungan sekunder adalah melalui udara.
Tingkat kopling atau induktansi mutual diantara lilitan-lilitan
tersebut lebih kecil dibandingkan dengan Trafo yang berinti besi.
Kerugian Histerisis dan kerugian arus eddy yang biasanya terjadi
pada trafo inti besi dapat dikurangi atau bahkan dapat dihilangkan
pada trafo yang yang berinti udara ini. Trafo inti udara ini biasanya
digunakan pada rangkaian frekuensi tinggi.

b. Transformator Berinti Besi ( Iron Core Transformer)

Pada Trafo berinti Besi, gulungan primer dan gulungan


sekunder dililitkan pada inti lempengan-lempengan besi tipis yang
dilaminasi. Trafo inti besi memiliki efisiensi yang lebih tinggi jika
dibandingkan dengan trafo yang berinti udara. Hal ini dikarenakan
bahan besi mengandung sifat magnetik dan juga konduktif
sehingga mempermudah jalannya fluks magnet yang ditimbulkan
oleh arus listrik kumparan serta untuk mengurangi suhu panas yang
ditimbulkan. Trafo yang berinti besi biasanya digunakan pada
aplikasi frekuensi rendah.
3. Transformator Berdasarkan Pengaturan Lilitannya
a. Transformator Otomatis (Auto Transformer)

Auto Transformer atau Trafo Otomatis adalah Trafo listrik


yang hanya memiliki satu kumparan dimana kumparan primer dan
kumparan sekundernya digabung dalam 1 rangkaian yang
terhubung secara fisik dan magnetis. Pengaturan lilitan ini sangat
berbeda dengan Trafo standar pada umumnya yang terdiri dari dua
kumparan atau gulungan yang ditempatkan pada dua sisi berbeda
yaitu kumparan Primer dan kumparan sekunder.

Trafo Otomatis ini sering digunakan sebagai trafo step up


dan step down yang berfungsi untuk menaikan tegangan maupun
menurun tegangan pada kisaran 100V-110V-120V dan kisaran
220V-230V-240V bahkan pada kisaran 110V hingga 220V.

4. Jenis Transformator Berdasarkan Penggunaannya

a. Transformator Daya (Power Transformator)

Transformator Daya adalah jenis trafo yang berukuran


besar dan digunakan untuk aplikasi transfer daya tinggi yang
mencapai hingga 33 Kilo Volt. Trafo daya ini sering digunakan di
stasiun pembangkit listrik dan gardu transmisi. Trafo Daya
biasanya memiliki tingkat insulasi yang tinggi.
b. Transformator Distribusi (Distribution Transformer)

Trafo Distribusi atau Distribution Transformer digunakan


untuk mendistribusikan energi listrik dari pembangkit listrik ke
daerah perumahan ataupun lokasi industri. Pada dasarnya, Trafo
Distribusi ini mendistribusikan energi listrik pada tegangan rendah
yang kurang dari 33 kilo Volt untuk keperluan rumah tangga
ataupun industri yang berada dalam kisaran tegangan 220V hingga
440V.

c. Transformator Pengukuran (Measurement Transformer)

Trafo Pengukuran atau dalam bahasa Inggris disebut


dengan Measurement Transformer atau Instrument Transformer ini
digunakan untuk mengukur kuantitas tegangan, arus listrik dan
daya yang biasanya diklasifikasikan menjadi trafo tegangan dan
trafo arus listrik dan lain-lainnya.

d. Transformator Proteksi (Protection Transformer)

Trafo Proteksi ini digunakan untuk melindungi komponen listrik.


Perbedaan utama antara trafo proteksi dan trafo pengukuran adalah
pada akurasinya. Dimana trafo proteksi harus lebih akurat jika
dibandingkan dengan trafo pengukuran.

5. Jenis Transformator Berdasarkan Tempat


Penggunaanya
Penggolongan Trafo berdasarkan tempat penggunaannya ini
biasanya terdiri dari trafo indoor (dalam ruangan) trafo outdoor
(luar ruangan). Trafo Indoor adalah trafo yang harus diletakan di
dalam ruangan yang ditutupi dengan atap seperti trafo-trafo yang
digunakan pada industri-industri sedangkan trafo outdoor adalah
trafo yang dapat ditempatkan diluar ruangan seperti trafo distribusi
yang ditempatkan di gardu induk dan lain-lainnya.

E. INSTALASI TRANSFORMATOR
Kapasitas dari trafo pemakaian sendiri ditentukan dengan
memperhatikan faktor diversitas (diversity), yaitu perbandingan antara
jumlah kebutuhan (demand) maksimum setiap bagian sistim dan
kebutuhan maksimum seluruh sistem. Beban gardu dibagi menjadi beban
kontinu dan beban terputus-putus. Biasanya tenaga listrik diambilkan dari
sisi sekunder atau tersier dari trafo utama atau pada Gardu Induk yang
tidak mempunyai trafo untuk distribusi kadang kadang diambilkan dari
sisi sekunder dari trafo pengetanahan netral (Earthing Transformer).
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam susunan rangkaian pemakaian
sendiri adalah sebagai berikut :
1. Bila tenaga untuk pemakaian sendiri diambil dari sisi tersier dari trafo
utama dalam GI yang hanya mempunyai satu trafo utama, harus
diusahakan agar dapat diterima tenaga dari jaring- jaring distribusi dari
sistim lain (sumber lain).
2. Trafo pemakaian sendiri harus terdiri dari 3 unit satu-fasa, sehingga dalam
keadaan gangguan pada sebuah trafo, kedua trafo lainnya dapat bekerja
terus dengan hubungan – V delta terbuka.
3. Jika dipakai unit 3 – fasa untuk trafo pemakaian sendiri, harus dipakai
lebih dari 2 buah trafo dan kapasitasnya harus cukup besar untuk dapat
menyediakan tenaga dengan normal sekalipun ada gangguan pada sebuah
transformator
4. Bila pengasut (starting transformer) untuk kondensator sinkron
dihubungkan pada sisi sekunder dari trafo utama, perlu diatur agar trafo
pengasut itu dapat dipakai sebagai cadangan untuk trafo pemakaian
sendiri.

T T T
P P P

S S
S
CB CB CB
P
DS
S
DS
TRAFO PS
TRAFO PS

CB PS. Dari tersier dengan


PS. Dari tersier dengan 1 trafo utama
2 trafo utama
LBS

Gambar.1. rangkaian transformator pemakaian sendiri


DS

PS. Dari sekunder


trafo utama
Jika tenaga untuk pemakaian sendiri diambil dari sisi tersier dari
trafo utama, maka sisi primer dari trafo pemakaian sendiri biasanya hanya
dilengkapi dengan pemisah, dan pemutus beban pada sisi tersier dari trafo
utama dapat dipakai untuk trafo pemakaian sendiri.
Jika tenaga untuk pemakaian sendiri diambil dari sisi sekunder dari
trafo utama, maka untuk ini perlu dipakai pemutus beban atau pengaman
lumer (power fuse). trafo pemakaian sendiri yang menurunkan tegangan
dari tegangan tinggi ke tegangan motor, dipakai pengaman lumer atau
pemutus tanpa pengaman lumer (no-fuse breaker) pada sisi primer dan sisi
sekunder. Dalam menentukan letak trafo pemakaian sendiri harus
diperhatikan juga kemungkinan perluasan yang akan datang.

Pasokan satu daya untuk kebutuhan pemakaian sendiri diperoleh


dari 1 (satu) sumber, dimana sisi primer 20 kV dipasok dari Trafo melalui
Rel 1. Jumlah Trafo PS terpasang akan sangat tergantung dari desain awal
pada Gardu Induk tersebut, misalnya terpasang satu atau dua trafo PS.

Instalasi Transformator Pada Gardu Tiang Trafo

Gardu Tiang Trafo (GTT) berlokasi dekat dengan konsumen, trafo


dipasang pada tiang listrik dan menyatu dengan jaringan listrik. Untuk
mengamankan trafo dan sistemnya, GTT dilengkapi dengan unit-unit.
pengaman yang ditempatkan pada Perangkat Hubung Bagi
Tegangan Rendah (PHB-TR) khususnya sistem pada PLN Distribusi
Jatim. Trafo daya step down berfungsi untuk menurunkan dari tegangan
menengah 20kV ke tegangan rendah 380/200 V(referensi tegangan trafo
400/231 V).

Untuk lokasi Gardu Distribusi khususnya tipe Gardu Trafo (GTT)


berdekatan langsung dengan daerah pelayanan konsumen, selanjutnya
GTT disalurkan ke konsumen melewati jurusan-jurusan, dan untuk setiap
unit GTT disalurkan empat jurusan.

Jaringan Tegangan Menengah (JTM) atau Saluran Udara Tegangan


Menengah (SUTM) 20kV. Karena tegangan masih tinggi belum dapat
digunakan untuk mencatu beban secara langsung, kecuali pada beban yang
didesain khusus. Ditribusi primer merupakan saluran yang akan mensuplay
ke Gardu Tiang Trafo(GTT), unit peralatan yang termasuk sisi primer, sbb:

 Saluran sambungan (jamper) dari SUTM ke unit trafo (Primer Trafo)


 Cut Out (CO)
 Ligthning Arrester (LA)
 Saluran masukan

Saluran Sambungan dari SUTM ke Unit Trafo

Besar arus sambungan SUTM menuju ke saluran trafo distribusi


sisi primer dihitung berdasarkan besar kapasitas daya trafo terpasang.
Cut Out

Cut Out berfungsi sebagai unit trafo, cara kerjanya sebagai berikut:

 Membuka dan menutup saluran ke GTT, untuk mengoperasikan harus


memakai tongkat khusus (stick) dan prinsip kerjanya seperti sakelar

 CO sebagai pengamanan trafo atau GTT, karena unit CO dilengkapi


dengan Fuse Link dan akan bekerja atau putus apabila dilewatioleh arus
listrik yang lebih besar dari kapasitasnya

 Proses putusnya Fuse Link, bias disebabkan karena:

o SUTM terkena surja petir dan merambat pada saluran masukan GTT.

o Pada saat ada gangguan hubung singkat pada saluran ke trafo atau pada
unit trafonya.

o Saluran pengahantar dari SUTM ke CO memakai kabel jenis NYAF.

Besar kapasitas CO tergantung dari besar Fuse Link, dan besar


Fuse Link harus disesuaikan dengan daya trafo, dan berfungsi sebagai
pengaman(seperti pada fuse atau sekering). Apabila terjadi gangguan pada
unit trafo maka fuse link akan putus, dan bisa diganti. Besar fuse link dari
PLN adalah 3, 6, 10 A., karena disuaikan dengan besar kapasitas Trafo
Distribusi milik PLN.
Lightning Arrester

Lightning Arrester (LA) digunakan untuk pengamanan SUTM


terhadap gangguan tegangan lebih surja petir, system pemasangan LA,
sbb:

 LA dipasang antara SUTM dan CO

Apabila SUTM terkena gangguan surja petir, maka arus gangguan


akan diamankan LA dan selanjutnya disalurkan ketanah.

 LA dipasang setelah CO

Apabila SUTM tersambar surja petir, maka arus gangguan akan


diamankan CO lebih dan arus sisa gangguan akan diamankan lebih lanjut
oleh LA.

PHB-TR

Perlengkapan Hubung Bagi jaringan distribusi tegangan rendah, PUIL


mensyratkan sebagai berikut:

 Pada jaringan distribusi tegangan rendah, PHB-TR berfungsi sebagai titik


pencabangan jaringan dan sambungan pelayanan.

 Instalasi PHB-TR pasangan luar dan pasangan dalam harus memenuhi


persyaratan keamanan dan keselamatan lingkungan, persyaratan teknis
elektris dan mekanis, serta harus dilindungi dari kemungkinan kerusakan
mekanis.

 Pada setiap unit PHB-TR harus mempunyai peralatan minimal;

o Satu sakelar masuk sirkit masuk

o Satu proteksi arus pada sirkit keluar atau kombinasi proteksi dan sakelar
(MCB atau MCCB).

o Arus minimal sakelar masuk minimal sama besar dengan arus nominal
penghantar masuk atau arus maksimal beban penuh.

o Besar arus yang mengalir pada rel harus diperhitungkan sesuai


kemampuan rel, temperature ruang dan kerja tidak boleh melebihi 65 oC.

o Pemasangan rel telanjang harus sedemikian rupa sehingga memenuhi


persyaratan jarak 5 cm + 2/3 kV dari system tegangan nominal.
PHB-TR adalah suatu perlengkapan listrik yang berfungsi sebagai
pengendali, penghubung dan melindungi, serta membagi tenaga dari
sumber tenaga listrik ke suatu beban atau pemakai.

Untuk instrument ukur indicator dan terminasi, PHB-TR diisyaratkan


sebagai berikut:

 Harus dipasang paling sedikit instrument indikator dengan warna yang


sesuai.

 Panel PHB-TR utama pada gardu distribusi (GTT) harus dipasang


instrument ukur minimal Volt meter dan Ampere meter.

 Instrument indicator harus disambung pada sirkit masuk sebelum saklar


masuk.

 Sambungan sirikit pada PHB harus memakai sepatu kabel yang sesuai
dengan jenis metalnya dan ukuran penghantar serta harus dijepit/dipress
pada penghantar, KHA terminal sepatu kanel harus minimum sama dengan
kemampuan sakelar dari sirikit yang bersangkutan rangkaian.

 Pemegang kabel harus dapat memikul gaya berat, gaya tekan dan gaya
tarik, sehingga gaya tersebut tidak akan langsung dipikul oleh gawai listrik
lain.
DAFTAR PUSTAKA

Dickson, K. Pengertian Transformator (Trafo) dan Prinsip Kerjanya. Diakses


pada 1 Desember 2019 dari http://solusiindustri.com/fungsi-dan-berbagai-
macam-jenis-trafo/

. Fungsi dan Berbagai Jenis Trafo. Diakses pada 1 Desember 2019 dari
https://teknikelektronika.com/pengertian-transformator-prinsip-kerja-trafo/

Ardiyanto, Rama. Transformator adalah. Diakses pada 1 Desember 2019 dari


https://rumus.co.id/transformator/

Dickson, K. Jenis-Jenis Transformator (Trafo). Diakses pada 2 Desember 2019


dari https://teknikelektronika.com/jenis-jenis-transformator-trafo/

Anda mungkin juga menyukai