2017 - 11 - 015
POLARITAS DAN RASIO LILITAN
I. TEORI MODUL
Hampir setiap rumah di Kota maupun Desa dialiri listrik yang berarus 220V di Indonesia. Dengan
adanya arus 220V ini, kita dapat menikmati serunya drama Televisi, terangnya Cahaya Lampu Pijar
maupun Lampu Neon, mengisi ulang handphone dan juga menggunakan peralatan dapur lainnya
seperti Kulkas, Rice Cooker, Mesin Cuci dan Microwave Oven. Arus listrik 220V ini merupakan jenis
arus bolak-balik (AC atau Alternating Current) yang berasal dari Perusahaan Listrik yaitu PLN.
Tegangan listrik yang dihasilkan oleh PLN pada umumnya dapat mencapai puluhan hingga ratusan
kilo Volt dan kemudian diturunkan menjadi 220V seperti yang kita gunakan sekarang dengan
menggunakan sebuah alat yang dinamakan Transformator. Transformator disebut juga dengan
Transformer.
Transformator atau sering disingkat dengan istilah Trafo adalah suatu alat listrik yang dapat mengubah
taraf suatu tegangan AC ke taraf yang lain. Maksud dari pengubahan taraf tersebut diantaranya seperti
menurunkan Tegangan AC dari 220VAC ke 12 VAC ataupun menaikkan Tegangan dari 110VAC ke
220 VAC. Transformator atau Trafo ini bekerja berdasarkan prinsip Induksi Elektromagnet dan hanya
dapat bekerja pada tegangan yang berarus bolak balik (AC).Transformator (Trafo) memegang peranan
yang sangat penting dalam pendistribusian tenaga listrik. Transformator menaikan listrik yang berasal
dari pembangkit listrik PLN hingga ratusan kilo Volt untuk di distribusikan, dan kemudian
Transformator lainnya menurunkan tegangan listrik tersebut ke tegangan yang diperlukan oleh setiap
rumah tangga maupun perkantoran yang pada umumnya menggunakan Tegangan AC 220Volt.
Sebuah Transformator yang sederhana pada dasarnya terdiri dari 2 lilitan atau kumparan kawat yang
terisolasi yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder. Pada kebanyakan Transformator, kumparan
kawat terisolasi ini dililitkan pada sebuah besi yang dinamakan dengan Inti Besi (Core). Ketika
kumparan primer dialiri arus AC (bolak-balik) maka akan menimbulkan medan magnet atau fluks
magnetik disekitarnya. Kekuatan Medan magnet (densitas Fluks Magnet) tersebut dipengaruhi oleh
besarnya arus listrik yang dialirinya. Semakin besar arus listriknya semakin besar pula medan
magnetnya. Fluktuasi medan magnet yang terjadi di sekitar kumparan pertama (primer) akan
menginduksi GGL (Gaya Gerak Listrik) dalam kumparan kedua (sekunder) dan akan terjadi
pelimpahan daya dari kumparan primer ke kumparan sekunder. Dengan demikian, terjadilah
pengubahan taraf tegangan listrik baik dari tegangan rendah menjadi tegangan yang lebih tinggi
maupun dari tegangan tinggi menjadi tegangan yang rendah.
Beberapa bentuk lempengan besi yang membentuk Inti Transformator tersebut diantaranya seperti :
E – I Lamination
E – E Lamination
L – L Lamination
U – I Lamination
Rasio lilitan pada kumparan sekunder terhadap kumparan primer menentukan rasio tegangan pada
kedua kumparan tersebut. Sebagai contoh, 1 lilitan pada kumparan primer dan 10 lilitan pada
kumparan sekunder akan menghasilkan tegangan 10 kali lipat dari tegangan input pada kumparan
primer. Jenis Transformator ini biasanya disebut dengan Transformator Step Up. Sebaliknya, jika
terdapat 10 lilitan pada kumparan primer dan 1 lilitan pada kumparan sekunder, maka tegangan yang
dihasilkan oleh Kumparan Sekunder adalah 1/10 dari tegangan input pada Kumparan Primer.
Transformator jenis ini disebut dengan Transformator Step Down.
Jenis-jenis Transformator (Trafo) – Transformator atau sering disingkat dengan istilah Trafo adalah
perangkat penting dalam setiap rangkaian jaringan listrik yang pada umumnya digunakan untuk
mengubah suatu taraf tegangan AC (bolak-balik) ke taraf tegangan AC lainnya tanpa adanya kontak
fisik dan juga tanpa terjadi perubahan pada karakteristik fasa dan frekuensi. Pengubahan level atau
taraf tegangan AC tersebut terjadi karena adanya induksi elektromagnetik antara kumparan primer dan
Ada beberapa jenis Trafo yang digunakan dalam sistem kelistrikan untuk keperluan yang berbeda-
beda. Keperluan-keperluan tersebut diantaranya seperti trafo yang digunakan untuk pembangkit tenaga
listrik dan untuk keperluan distribusi dan transmisi tenaga listrik. Perangkat yang dalam bahasa Inggris
disebut dengan Transformer ini dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa jenis, diantaranya seperti
pengklasifikasian berdasarkan level tegangan, berdasarkan media atau bahan inti (core) trafo yang
digunakan, berdasarkan pengaturan lilitan, berdasarkan penggunaannya dan juga berdasarkan tempat
penggunaannya.
Trafo yang diklasifikasikan berdasarkan level tegangan ini merupakan trafo yang paling umum dan
sering kita gunakan. Pengklasfikasian ini pada dasarnya tergantung pada rasio jumlah gulungan di
kumparan Primer dengan jumlah kumparan Sekundernya. Jenis Trafo berdasarkan Level tegangan ini
diantaranya adalah Trafo Step Up dan Trafo Step Down.
Seperti namanya, Trafo Step Up adalah Trafo yang berfungsi untuk menaikan taraf atau level tegangan
AC dari rendah ke taraf yang lebih tinggi. Tegangan Sekunder sebagai tegangan Output yang lebih
tinggi dapat ditingkatkan dengan cara memperbanyak jumlah lilitan di kumparan sekundernya
daripada jumlah lilitan di kumparan primernya. Pada pembangkit listrik, Trafo jenis ini digunakan
sebagai penghubung trafo generator ke grid.
Trafo Step Down adalah Trafo yang digunakan untuk menurunkan taraf level tegangan AC dari taraf
yang tinggi ke taraf yang lebih rendah. Pada Trafo Step Down ini, Rasio jumlah lilitan pada kumparan
primer lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah lilitan pada kumparan sekundernya. Di jaringan
Distribusi, transformator atau trafo step down ini biasanya digunakan untuk mengubah tegangan grid
yang tinggi menjadi tegangan rendah yang bisa digunakan untuk peralatan rumah tangga. Sedangkan
di rumah tangga, kita sering menggunakannya untuk menurunkan taraf tegangan listrik yang berasal
dari PLN (220V) menjadi taraf tegangan yang sesuai dengan peralatan elektronik kita.
Laboratorium Mesin Listrik
STT-PLN
Safira Nabilla Julianti
2017 - 11 - 015
Berdasarkan media atau bahan Inti yang digunakan untuk lilitan primer dan lilitan sekunder, Trafo
dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu Trafo berinti Udara (Air Core) dan Trafo berinti Besi (Iron
Core).
Pada Trafo yang berinti Udara, Gulungan Primer dan Gulungan Sekunder dililitkan pada inti berbahan
non-magnetik yang biasanya berbentuk tabung yang berongga. Bahan non-magnetik yang dimaksud
tersebut dapat berupa bahan kertas ataupun karton. Ini artinya, hubungan hubungan fluks antara
gulungan primer dan gulungan sekunder adalah melalui udara. Tingkat kopling atau induktansi mutual
diantara lilitan-lilitan tersebut lebih kecil dibandingkan dengan Trafo yang berinti besi. Kerugian
Histerisis dan kerugian arus eddy yang biasanya terjadi pada trafo inti besi dapat dikurangi atau
bahkan dapat dihilangkan pada trafo yang yang berinti udara ini. Trafo inti udara ini biasanya
digunakan pada rangkaian frekuensi tinggi.
Pada Trafo berinti Besi, gulungan primer dan gulungan sekunder dililitkan pada inti lempengan-
lempengan besi tipis yang dilaminasi. Trafo inti besi memiliki efisiensi yang lebih tinggi jika
dibandingkan dengan trafo yang berinti udara. Hal ini dikarenakan bahan besi mengandung sifat
magnetik dan juga konduktif sehingga mempermudah jalannya fluks magnet yang ditimbulkan oleh
arus listrik kumparan serta untuk mengurangi suhu panas yang ditimbulkan. Trafo yang berinti besi
biasanya digunakan pada aplikasi frekuensi rendah.
Trafo Otomatis ini sering digunakan sebagai trafo step up dan step down yang berfungsi untuk
menaikan tegangan maupun menurun tegangan pada kisaran 100V-110V-120V dan kisaran 220V-
230V-240V bahkan pada kisaran 110V hingga 220V.
Trafo dapat digunakan untuk melakukan berbagai fungsi sesuai dengan kebutuhannya. Trafo jenis ini
dapat diklasifikasikan menjadi Trafo daya, trafo distribusi, trafo pengukuran dan trafo proteksi
Transformator Daya adalah jenis trafo yang berukuran besar dan digunakan untuk aplikasi transfer
daya tinggi yang mencapai hingga 33 Kilo Volt. Trafo daya ini sering digunakan di stasiun pembangkit
listrik dan gardu transmisi. Trafo Daya biasanya memiliki tingkat insulasi yang tinggi.
Trafo Distribusi atau Distribution Transformer digunakan untuk mendistribusikan energi listrik dari
pembangkit listrik ke daerah perumahan ataupun lokasi industri. Pada dasarnya, Trafo Distribusi ini
mendistribusikan energi listrik pada tegangan rendah yang kurang dari 33 kilo Volt untuk keperluan
rumah tangga ataupun industri yang berada dalam kisaran tegangan 220V hingga 440V.
Laboratorium Mesin Listrik
STT-PLN
Safira Nabilla Julianti
2017 - 11 - 015
4.3. Trafo Pengukuran (Measurement Transformer)
Trafo Pengukuran atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Measurement Transformer atau
Instrument Transformer ini digunakan untuk mengukur kuantitas tegangan, arus listrik dan daya yang
biasanya diklasifikasikan menjadi trafo tegangan dan trafo arus listrik dan lain-lainnya.
Trafo Proteksi ini digunakan untuk melindungi komponen listrik. Perbedaan utama antara trafo
proteksi dan trafo pengukuran adalah pada akurasinya. Dimana trafo proteksi harus lebih akurat jika
dibandingkan dengan trafo pengukuran.
Penggolongan Trafo berdasarkan tempat penggunaannya ini biasanya terdiri dari trafo indoor (dalam
ruangan) trafo outdoor (luar ruangan). Trafo Indoor adalah trafo yang harus diletakan di dalam
ruangan yang ditutupi dengan atap seperti trafo-trafo yang digunakan pada industri-industri sedangkan
trafo outdoor adalah trafo yang dapat ditempatkan diluar ruangan seperti trafo distribusi yang
ditempatkan di gardu induk dan lain-lainnya. Berikut ini adalah gambar bentuk dan simbol
Transformator :
Dengan melihat arah lilitan kumparan transformator dapat ditentukan arah tegangan induksi yang
dibangkitkan serta polaritas transformator tersebut. Bila kumparan primer yang merupakan
kumparan tegangan tinggi diberi suplai tegangan, cara melilit seperti pada gambar 1 di bawah akan
menghasilkan arah tegangan induksi dan fluks magnet seperti ditunjukkan oleh masing-masing anak
panah. Artinya terminal 1 (+) mempunyai polaritas yang sama dengan terminal 3 (+), sedangkan
terminal 2 (-) mempunyai polaritas yang sama dengan terminal 4 (-). Jenis polaritas ini disebut
polaritas pengurangan. Bila polaritas terminal 1 (+) sama dengan terminal 4 (+) dan polaritas
terminal 2 (-) sama dengan terminal 3 (-), berarti cara melilit kumparan tegangan rendah
transformator seperti pada gambar 2. Hubungan ini disebut polaritas penjumlahan.
Gambar 1.1 Arah lilitan kumparan transformator dengan (1) polaritas pengurangan dan
1. Untuk mengetahui sisi tegangan tinggi (TT) dan sisi tegangan rendah (TR) sebuah transformator
maka perlu dilakukan pengukuran nilai tahanan tembaga pada tiap sisi transformator.
2. Untuk mengetahui jenis polaritas transformator adalah polaritas penjumlahan (additif) atau
pengurangan (substraktif) maka perlu dilakukan pengukuran tegangan pada sisi TT, sisi TR dan
tegangan hasil penghubungan kedua kumparan transformator dengan menghubungkan salah satu
terminal sisi TT dengan terminal sisi TR.
3. Untuk mengetahui positif dan negatif terminal sebuah trafo secara pasti maka perlu dilakukan
pembandingan polaritas dengan sebuah trafo referensi yang prosesnya serupa dengan uji
polaritas transformator, akan tetapi kumparan yang dihubungkan bukan sisi TT dengan TR
melainkan sisi TR dari trafo blank dan trafo referensi.
Gambar 1.4 Rangkaian percobaan untuk menentukan terminal posistif dan negatif transformator
SUMBER: https://teknikelektronika.com/pengertian-transformator-prinsip-kerja-trafo/
https://teknikelektronika.com/jenis-jenis-transformator-trafo/
I. TEORI MODUL
Perputaran rotor pada motor induksi ditimbulkan oleh adanya medan putar (fluks yang
berputar) yang dihasilkan oleh kumparan statornya. Medan putar ini terjadi apabila kumparan stator
motor induksi dihubungkan dengan sumber tegangan listrik. Hubungan ini akan mengakibatkan
adanya arus listrik yang mengalir pada kumparan stator dan rotor.
Arah fluks magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik yang mengalir melalui batang-batang konduktor
sesuai dengan arah perputaran sekrup. Bila arah fluks magnet yang timbul dianalisa secara vektor,
kita terlebih dahulu melihat arah arus listriknya. Arah arus positif diberi tanda silang (x) pada pangkal
konduktornya dan tanda titik (.) bila arusnya negatif.
Bila kumparan U1-U2, V1-V2 dan W1-W2 di hubungkan dengan sumber tegangan listrik tiga fasa yang
mempunyai beda sudut sebesar 1200 listrik, dan arusnya berbentuk sinusoida, dan distribusi arus IR, IS
dan IT sebagai fungsi waktu seperti gambar 2.1b, yang mana antara arus IR, IS dan IT berbeda sudut
1200 listrik sesuai dengan tegangan yang menimbulkannya.
Untuk lebih jelasnya perputaran fluks magnet yang timbul pada kumparan stator motor induksi
dapat digambarkan pada setiap waktu sesuai dengan gelombang arus di atas seperti gambar 2.2a s/d
2.2d.
Jadi saat t2, fluks resultan mempunyai arah yang sama dengan fluks yang dihasilkan W1-W2, yang
mana U1-U2 dan V1-V2 turut memperkuat gambar 2.2b.
Pada saat t3, fluks resultan mempunyai arah yang sama dengan fluks yang dihasilkan oleh kumparan
V1-V2, yang mana kumparan U1-U2 dan W1-W2 turut memperbesar, gambar 2.2c.
Pada saat t4, fluks resultannya mempunyai arah yang berlawanan dengan fluks resultan yang
dihasilkan pada saat t1. Dengan kata lain fluks resultan telah berputar 180o listrik. Bila digambarkan
satu periode, maka akan terlihat fluks resultan ini akan berputar satu kali, yang arahnya kekanan. Jadi
jumlah putaran dengan pasang kutub, kecepatan putaran sinkronnya (Ns) adalah :
60. f
Ns = (rpm)…………………………………………………..……. (2.1)
Keterangan :
Konstruksi motor induksi tiga fasa terdiri dari dua bagian utama yaitu: bagian yang diam (stator) dan
bagian berputar (rotor).
2.2.1. Stator
2.2.2 Rotor
Konstruksi rotor motor induksi tiga fasa ada dua jenis yaitu: rotor belitan dengan cincin seret,
dan rotor jangkar hubung singkat. Rotor belitan dengan cincin seret dibuat untuk motor listrik yang
berdaya besar, yang mana cincin seret dapat digunakan untuk menghubungkan tahanan mula pada saat
starting motor. Motor jenis ini mempunyai rotor dengan belitan kumparan tiga fasa yang sama seperti
kumparan stator, jumlah kutub rotornya sama dengan stator.
Penambahan tahanan luar sampai harga tertentu dapat membuat kopel mula mencapai harga
kopel maksimumnya. Selain untuk menghasilkan kopel mula yang besar, tahanan luar juga diperlukan
untuk membatasi arus starting yang besar.
Penambahan tahanan luar pada rotor belitan dapat dilihat seperti pada gambar 2.5.
Rotor sangkar dengan jangkar hubung singkat terdiri dari sejumlah batang konduktor yang
ujungnya disatukan dengan dua buah gelang (cincin), sehingga batang konduktor merupakan jangkar
hubung singkat yang menyerupai suatu sangkar yang berbentuk silinder, seperti pada gambar 2.6.
Batang-batang konduktor biasanya terbuat dari tembaga atau campuran aluminium. Ujung-
ujung tembaga ini dikelilingi pada kepingan logam yang berbentuk cincin. Pada saat kumparan stator
dihubungkan dengan tegangan jala-jala, rotor masih dalam keadaan diam. Arus listrik yang mengalir
pada kumparan stator akan menimbulkan medan putar sinkron. Medan putar ini akan menginduksikan
gaya-gerak listrik (GGL) pada gulungan rotor, dan pada rotor akan mengalir arus induksi, karena rotor
merupakan rangkaian tertutup.
Laboratorium Mesin Listrik
STT-PLN
Safira Nabilla Julianti
2017 - 11 - 015
Konstruksi rotor sangkar sangat sederhana bila dibandingkan dengan rotor mesin lainnya, sehingga
harganya pun murah. Karena konstruksi rotor sangkar yang demikian maka tidak mungkin dilakukan
pengasutan motor rotor sangkar melalui rotor. Jadi untuk membatasi arus starting motor yang besar
maka tegangan masuk pada stator diperkecil dengan menggunakan saklar bintang-segititga (Y/Δ),
menggunakan tahanan mula stator atau autotransformator. Tetapi berkurangnya arus starting akan
mengakibatkan berkurangnya kopel mula.
Adapun prinsip kerja motor induksi tiga fasa adalah sebagai berikut:
bila sumber tegangan tiga fasa dihubungkan dengan kumparan stator motor, maka pada kumparan
stator (kumparan medan) akan timbul medan putar sinkron (ns) yang besarnya dipengaruhi oleh
frekuensi jaringan (f) dan jumlah pasang kutub (P). Medan putar stator ini akan memotong batang-
batang konduktor pada rotor, akibatnya pada rotor akan timbul gaya gerak listrik (tegangan induksi)
yang besarnya dipengaruhi frekuensi rotor dan jumlah batang konduktor rotor atau dengan rumus:
Dengan adanya tegangan induksi pada batang konduktor, dan konduktorkonduktor tersebut
merupakan rangkaian tertutup, maka pada konduktor rotor akan mengalir arus listrik, dan arus listrik
ini akan menimbulkan medan putar rotor (nr).
Jadi dengan adanya dua medan magnet yaitu medan stator dan medan rotor, akan menimbulkan
gaya (F). Bila gaya F ini cukup besar maka rotor akan berputar searah dengan medan putar stator.
Tegangan induksi timbul karena terpotongnya batang kondukor (rotor) oleh medan putar stator.
Artinya agar tegangan terinduksi diperlukan adanya perbedaan relatif antara kecepatan medan putar
stator (ns) dengan kecepatan medan putar rotor (nr). Perbedaan kecepatan antara nr dan ns disebut slip
(S) yang dinyatakan dengan persamaan berikut:
Namun apabila nr = ns, tegangan tidak akan terinduksi dan arus tidak mengalir pada kumparan jangkar
rotor, dengan demikian tidak dihasilkan kopel. Kopel motor hanya akan timbul apabila nr lebih kecil
dari ns.
Arah putaran motor induksi tiga fasa sesuai dengan standart motor listrik di Eropa adalah arah
kekanan, bila dilihat dari sisi poros motor listrik. Arah putaran ini diperoleh bila terminal motor: U1,
V1, W1 dihubungkan dengan urutan fasa R, S, T pada jaringan.
Untuk membalik arah putaran motor induksi tiga fasa, hanya dengan menukarkan fasa yang
satu dengan fasa yang lain. Hal ini dapat dilihat dengan analisa fluks resultan secara vektor. Pada
gambar 2.8a di bawah ini kumparan stator U1, V1, W1 dihubungkan dengan fasa R, S, T, maka urutan
gelombang arus fungsi waktu (t) dapat dilihat pada gambar 2.8b.
Jadi dari gelombang arus ini, dapat digambarkan fluks resultan pada stator sesuai waktu t1, t2, t3
dan t4 seperti gambar 2.9.
Sumber:
https://www.academia.edu/9604084/PENGATURAN_ARAH_PUTARAN_MOTOR_INDUKSI_3_FASA_HUBUNGA
N_BINTANG-DELTA_BERBASIS_PLC
TEORI MODUL
Sistem Pengasutan
Masalah-masalah yang sering muncul pada sistem pengasutan secara umum adalah arus awal yang
terlalu besar dan momen awal yang sering terlalu kecil. Untuk kebanyakan motor arus awal adalah
empat sampai tujuh kali besarnya arus nominal[1] Rumus arus awal adalah :
E20
(I2)s=1 =
√𝑅22 +𝑋22
Untuk motor-motor yang besar hal ini tidak dapat diijinkan karena akan mengganggu jaringan,
lagipula hal ini akan merusak motor itu sendiri. Selain itu konsumsi daya listrik juga akan sangat tinggi
dikarenakan arus start yang terlalu besar tadi. Dengan memperhatikan persamaan diatas dapat
disimpulkan bahwa salah satu cara untuk menurunkan arus awal adalah dengan menurunkan E20, hal
ini dapat dilakukan dengan menurunkan tegangan apit. Dan cara yang kedua dalah dengan
memperbesar nilai tahanan R2. hal ini dapat dilakukan pada jenis rotor belitan dengan menambahkan
tahanan luar melalui cincin gesernya.
Ada beberapa jenis metode pengasutan motor induksi tiga phasa, antara lain :
a. Autotrafo starter
Pada prinsipnya starting dengan autotrafo hampir sama dengan Star Delta Starter yaitu
dengan mengurangi arus dan torsi saat start dan mengurangi tegangan mesin yang digerakkan. Metode
pengasutan ini ialah dengan cara memasang autotrafo yang ditempatkan pada rangkaian primer
Laboratorium Mesin Listrik
STT-PLN
Safira Nabilla Julianti
2017 - 11 - 015
(stator). Starting ini digunakan untuk menjalankan motor induksi tiga phasa dengan menghubungkan
pada tap tegangan skunder autotrafo terendah.
Setelah beberapa saat motor dipercepat tap autotrafo diputuskan dari rangkaian dan motor
terhubung langsung pada tegangan penuh, berarti arus yang diambil motor pun pada saat start kecil,
kopel motor lebih kecil dibandingkan bila motor dihubungkan langsung ke jala – jala.
Pada pengasutan mula Direct On Line, motor induksi akan menarik arus yang besarnya
sampai 6 kali arus nominalnya. Secara berangsur – angsur ketika kecepatan motor mendekati
nominalnya maka arus akan berada pada kondisi nominalnya. Karakteristik arus fungsi pengaturan
putaran pada pengasutan DOL dapat dilihat pada Gambar 7 [2].
Rangkaian star delta atau bisa juga disebut sebagai rangkaian bintang merupakan
rangkaian sirkuit yang paling banyak digunakan untuk mengoperasikan motor tiga phase. Hal
ini tidak lepas dari daya besar yang bisa dihasilkannya. Motor tiga phase memang memerlukan daya
awal yang besar untuk bisa digerakkan. Pada rangkaian jenis ini, rangkaian star akan
dipakaiuntuk menstabilkan. Setelah stabil, rangkaian akan dirubah menjadi delta. Rangkaian ini
memiliki banyak timer serta komponen konektor. Timer berfungsi sebagai pengatur waktu berubahnya
Laboratorium Mesin Listrik
STT-PLN
Safira Nabilla Julianti
2017 - 11 - 015
rangkaian dari star menjadi rangkaian delta. Waktu yang diperlukan sekitar lima hingga sepuluh detik.
Selain timer, Anda juga perlu mengetahui komponen lain seperti TOL. TOL sendiri merupakan
singkatan dari Termal Over Load Relay. TOL berfungsi untuk memotong rangkaian motor tersebut
agar bisa berhenti apabila terjadi kelebihan beban.
Rangkaian star delta juga memiliki fungsi untuk mengurangi jumlah arus start saat motor
tersebut dihidupkan untuk pertama kalinya. Karena fungsi ini juga, star delta banyak umumnya
berfungsi sebagai rangkaian pada sistem starting di motor-motor listrik. Lonjakan arus listrik saat
melakukan starter dapat dikurangi dengan memakairangkaian star delta ini. Rangkaian ini memiliki
prinsip kerja dengan membuat star awal dengan tegangan kecil. Caranya
yaitu dengan menghubungkannya dengan star. Selanjutnya, setelah motor berputar dan arus menurun,
timer pun akan melakukan tugasnya yaitu memindahkan secara otomatis rangkaian menjadi delta oleh
sebab itu arus yang melalui motor sedikit demi sedikit menjadi penuh.
Dari skema diatas, dapat diketahui komponen apa saja yang dipakai dalam rangkaian. Untuk
menyalakan rangkaian, ada PB ON. Sedangkan untuk mematikan rangkaian,Anda bias menggunakan
rangkaian PB1. Prinsip kerja dari rangkaian tersebut cukup mudah yakni dengan menekan tombol PB
ON, maka secara otomatis K1, K3, T1 akan hidup. Nah, ketika tombol K1 otomatis
terkunci mengunci maka PO ON dimatikan dan K1, K3, T1 akan tetap bisa hidup, oleh sebab itu
konfigurasi yang demikian disebut dengan konfigurasi star.
TEORI MODUL
Secara umum ada 3 macam jenis hubungan pada transformator tiga phasa yaitu :
Hubungan Bintang (Y)
Hubungan bintang ialah hubungan transformator tiga fasa, dimana ujung-ujung awal atau akhir lilitan
disatukan. Titik dimana tempat penyatuan dari ujung-ujung lilitan merupakan titik netral. Arus
transformator tiga phasa dengan kumparan yang dihubungkan bintang yaitu; IA, IB, IC masing-masing
berbeda 120°.
Transformator tiga phasa hubungan bintang.
Dari gambar diperoleh bahwa :
IA = IB = IC = IL
IL = Iph
VAB = VBC = VCA = VL-L
VL-L = Vph
Dimana :
VL-L = tegangan line to line (Volt)
Vph = tegangan phasa (Volt)
IL = arus line (Ampere)
Iph = arus phasa (Ampere)
Hubungan Segitiga/ Delta (Δ)
Hubungan segitiga adalah suatu hubungan transformator tiga fasa, dimana cara penyambungannya
ialah ujung akhir lilitan fasa pertama disambung dengan ujung mula lilitan fasa kedua, akhir fasa
kedua dengan ujung mula fasa ketiga dan akhir fasa ketiga dengan ujung mula fasa pertama. Tegangan
transformator tiga phasa dengan kumparan yang dihubungkan segitiga yaitu; VA, VB, VC masing-
masing berbeda 120°.
Transformator tiga phasa hubungan segitiga/delta.
Dari gambar diperoleh bahwa :
IA = IB = IC = IL
IL = Iph
VAB = VBC = VCA = VL-L
VL-L = Vph
Dimana :
VL-L = tegangan line to line (Volt)
Vph = tegangan phasa (Volt)
IL = arus line (Ampere)
Iph = arus phasa (Ampere)
Hubungan Zigzag
Transformatorzig–zag merupakan transformator dengan tujuan khusus. Salah satu aplikasinya adalah
menyediakan titik netral untuk sistem listrik yang tidak memiliki titik netral. Pada transformator zig–
Dimana :
iY = arus pada kumparan yang terhubung Y
ρ = hambatan jenis tembaga
LY = panjang kumparan yang terhubung Y
AY = Luas penampang kumparan yang terhubung Y
AΔ = Luas penampang kumparan yang terhubung Δ
AZZ = Luas penampang kumparan yang terhubung Zig-zag
Jenis-Jenis Hubungan Transformator Tiga Phasa
Dalam pelaksanaanya, tiga buah lilitan phasa pada sisi primer dan sisi sekunder dapat dihubungkan
dalam bermacam-macam hubungan, seperti bintang dan segitiga, dengan kombinasi Y-Y, Y-Δ, Δ-Y,
Δ-Δ, bahkan untuk kasus tertentu liltan sekunder dapat dihubungakan secara berliku-liku (zig-zag),
sehingga diperoleh kombinasi Δ-Z, dan Y-Z. Hubungan zig-zag merupakan sambungan bintang
istimewa, hubungan ini digunakan untuk mengantisipasi kejadian yang mungkin terjadi apabila
dihubungkan secara bintang dengan beban phasanya tidak seimbang. Di bawah ini pembahasan
hubungan transformator tiga phasa secara umum :
Tegangan phasa primer sebanding dengan tegangan phasa sekunder dan perbandingan belitan
transformator maka, perbandingan antara tegangan primer dengan tegangan sekunder pada
transformator hubungan Y-Y adalah :
SUMBER: http://blog.unnes.ac.id/antosupri/hubungan-transformator-tiga-phasa-dan-rumus/
TEORI MODUL
Pengertian Momen Gaya (Torsi) dalam gerak rotasi, penyebab berputarnya benda adalah momen
gaya atau Torsi. Momen gaya atau disebut juga dengan Torsi sama dengan gaya pada gerak tranlasi.
Momen gaya (Torsi) ialah sebuah besaran yang menyatakan besarnya gaya yang bekerja pada sebuah
benda sehingga mengakibatkan benda tersebut berotasi.
Besarnya momen gaya (Torsi) bergantung pada gaya yang dikeluarkan serta jarak antara sumbu
putaran dan letak gaya. Apabila Kita ingin membuat sebuah benda berotasi, Kita harus memberikan
momen gaya pada benda tersebut. Torsi atau disebut juga momen gaya dan merupakan besaran vektor.
Konsep Torsi dalam fisika, juga disebut momen, dimulai dari kerja Archimedes dalam lever. Contohn,
gaya dari tiga newton bekerja sepanjang dua meter dari titik tengah mengeluarkan Torsi yang sama
dengan satu newton bekerja sepanjang enam meter dari titik tengah.
Momen Gaya atau sering dikenal juga dengan Torsi adalah hasil kali antara gaya F dan lengan
momennya. Torsi digambarkan dengan lambang τ.
Secara matematis rumus momen gaya dapat ditulis sebagai berikut ini :
τ=lxF
Jika antara lengan gaya l dan gaya F tidak tegak lurus maka rumusnya dapat ditulis sebagai berikut ini
:
τ = l x F sin α
Keterangan :
Gerak rotasi (melingkar) merupakan gerakan pada bidang datar yang lintasannya berupa lingkaran.
Energi kinetik rotasi ialah energi kinetik yang dimiliki oleh benda yang bergerak rotasi yang
dirumuskan dengan :
Jika benda tersebut bergerak secara rotasi dan juga tranlasi, maka energi kinetik totalnya ialah
gabungan dari energi kinetik translasi rotasi dan energi kinetik rotasi :
Dimana :
Torsi adalah besaran vektor. Arah vektor torsi tergantung pada arah gaya pada sumbu.
Siapa pun yang pernah membuka pintu akan memiliki pemahaman intuitif tentang torsi. Ketika
seseorang membuka pintu, mereka mendorong pada sisi pintu terjauh dari engselnya. Mendorong pada
Torsi statis adalah torsi yang tidak menghasilkan percepatan sudut. Seseorang mendorong pintu
yang tertutup menerapkan torsi statis ke pintu karena pintu tidak berputar pada engselnya, meskipun
ada gaya yang diterapkan. Seseorang mengayuh sepeda dengan kecepatan konstan juga menerapkan
torsi statis karena tidak berakselerasi.
Sementara poros penggerak pada mobil balap yang berakselerasi dari garis start membawa torsi
dinamis karena harus menghasilkan percepatan sudut roda karena mobil sedang melaju di sepanjang
lintasan.
Terminologi yang digunakan saat menjelaskan torsi dapat membingungkan. Insinyur terkadang
menggunakan istilah momen, atau momen gaya dapat saling tertukar dengan torsi. Jari-jari di mana
gaya bertindak kadang-kadang disebut lengan momen.
Besarnya torsi (τ) yang dihasilkan oleh gaya F yang diberikan adalah
τ = F. R sin (θ)
dimana r adalah panjang lengan momen dan θ adalah sudut antara vektor gaya dan lengan momen.
Dalam kasus pintu yang ditunjukkan pada Gambar 1, gaya berada pada sudut kanan (90∘) terhadap
lengan , sehingga nilai sinus menjadi 1, maka:
τ= F. r
Arah vektor torsi ditemukan oleh konvensi menggunakan aturan pegangan tangan kanan. Jika sebuah
tangan melengkung di sekitar sumbu rotasi dengan jari-jari menunjuk ke arah gaya, maka titik-titik
torsi menunjuk ke arah ibu jari seperti yang ditunjukkan pada
Mengukur torsi statis dalam sistem yang tidak berputar biasanya cukup mudah, dan dilakukan
dengan mengukur gaya. Jika diketahui panjang lengan momen, torsi dapat ditemukan secara
langsung. Mengukur torsi dalam sistem berputar jauh lebih sulit. Salah satu metode yang dapat
dilakukan adalah dengan mengukur tegangan pada poros penggerak yang mentransmisikan torsi dan
mengirimkan informasi ini secara nirkabel.
Dalam kinematika rotasi, torsi terjadi pada gaya dalam kinematika linier. Ada yang setara langsung
dengan hukum 2’s Newton tentang gerak (F = ma),
τ=Iα
Di sini α adalah percepatan sudut. I adalah inersia rotasi. Sifat dari sistem yang berputar tergantung
pada distribusi massa sistem. Semakin besar I, semakin sulit untuk sebuah objek memperoleh
percepatan sudut. Kami mendapatkan pernyataan ini dalam artikel kami tentang inersia rotasi.
Konsep keseimbangan rotasi sesuai dengan hukum 1’s Newton untuk sistem rotasi. Suatu benda yang
tidak berputar tetap tidak akan berputar kecuali ditindaklanjuti oleh torsi eksternal. Demikian pula,
objek berputar pada kecepatan sudut konstan tetap berputar kecuali ditindaklanjuti oleh torsi eksternal.
Konsep keseimbangan rotasi sangat berguna dalam masalah yang melibatkan beberapa torsi yang
bekerja pada objek yang dapat diputar. Dalam hal ini torsi bersih (net torsion) adalah sangat penting.
Jika torsi bersih pada objek yang dapat diputar adalah nol maka akan berada dalam kesetimbangan
rotasi dan tidak mampu memperoleh percepatan sudut.
Roda yang ditunjukkan pada Gambar 3, bertindak dua gaya. Berapa besarnya gaya F2 yang
diperlukan agar roda berada dalam keseimbangan rotasi?
Ada kebingungan antara torsi, daya, dan energi. Misalnya, torsi mesin terkadang salah digambarkan
sebagai ”daya balik”.
Namun daya, dapat dihitung dari torsi jika kecepatan rotasi diketahui. Bahkan, tenaga kuda mesin
biasanya tidak diukur secara langsung, tetapi dihitung dari torsi terukur dan kecepatan rotasi.
Hubungannya adalah:
= F . 2 π r /t
Bersama dengan daya kuda, torsi puncak yang dihasilkan oleh mesin kendaraan adalah spesifikasi
yang penting dan sering dikutip. Secara praktis, torsi puncak pada umumnya menggambarkan seberapa
cepat kendaraan akan berakselerasi dan kemampuannya untuk menarik beban. Horsepower (relatif
terhadap berat) di sisi lain lebih relevan dengan kecepatan maksimum kendaraan.
Penting untuk mengetahui bahwa torsi maksimum dan daya kuda adalah spesifikasi umum yang
berguna, mereka terbatas penggunaannya ketika membuat perhitungan yang melibatkan gerakan
keseluruhan kendaraan. Ini karena dalam tataran praktis, keduanya bervariasi sebagai fungsi
kecepatan rotasi. Hubungan umum dapat menjadi non-linear dan berbeda untuk berbagai jenis motor
seperti yang ditunjukkan
Sering diperlukan untuk menambah atau mengurangi torsi yang dihasilkan oleh motor untuk
menyesuaikan aplikasi yang berbeda. Ingat bahwa panjang tuas dapat menambah atau mengurangi
gaya pada objek dengan mengorbankan jarak melalui tuas yang harus didorong. Demikian pula, torsi
yang dihasilkan oleh motor dapat ditingkatkan atau diturunkan melalui penggunaan roda
gigi. Peningkatan torsi terjadi karena penurunan kecepatan putar yang proporsional.
Persinggungan dari dua roda gigi dapat dilihat setara dengan interaksi sepasang tuas seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 5.
Penggunaan roda gigi yang mudah diatur, diperlukan untuk mendapatkan kinerja yang baik pada
kendaraan yang didukung oleh mesin pembakaran. Mesin-mesin ini menghasilkan torsi maksimum
hanya untuk kisaran sempit dari kecepatan rotasi tinggi. Roda gigi yang mudah diatur, memungkinkan
Laboratorium Mesin Listrik
STT-PLN
Safira Nabilla Julianti
2017 - 11 - 015
torsi yang cukup untuk dikirimkan ke roda pada kecepatan putaran mesin yang diberikan. Singkat kata,
Anda bisa membayangkan cara kerja persneling
Sepeda memerlukan roda gigi karena ketidakmampuan manusia untuk mengayuh dengan kekuatan
kayuhan yang cukup untuk mencapai kecepatan yang diinginkan ketika menggerakkan roda secara
langsung.
Roda gigi yang mampu disesuaikan biasanya tidak diperlukan dalam kendaraan yang ditenagai oleh
mesin uap atau motor listrik. Pada mesin uap dan motor listrik, torsi tinggi tersedia pada kecepatan
rendah dan relatif konstan pada berbagai kecepatan.
Motor listrik ini mempunyai kapasitor yang dihubungkan seri dengan kumparan bantu,
terhubung paralel dengan kumparan utama dan terhubung langsung paralel dengan sumber listrik.
Belitan utama, lilitan bantu dan kapasitor tetap terhubung pada sirkuit jala-jala saat motor listrik
bekerja. Jenis motor listrik ini banyak digunakan pada jenis-jenis motor listrik 1 fasa yaitu pompa air,
dimana lilitan utama dan bantu jumlah lilitannya sama banyak tetapi diameter kawatnya berbeda
diantara keduanya. Diameter kawat lilitan utama lebih besar dibanding diameter lilitan bantunya. Type
motor listrik ini kopel awalnya kurang bagus, tetapi kopel jalan (torsi jalan) merata. Kebanyakan
pompa air berbagai merek banyak menggunakan jenis motor kapasitor running dengan kecepatan
mendekati 3000 rpm, Jenis motor listrik ini adalah perpaduan antara motor kapasitor startdan motor
kapasitor running , dimana tujuan dibuatnya double kapasitor adalah untuk memperioleh kopel awal
yang lebih besar dan kopel jalan yang merata. Jenis motor listrik ini banyak digunakan pada room air
conditioner.
Sumber : https://taufiqurrokhman.wordpress.com/2018/04/02/apa-itu-torsi/
http://rizkitomy10.blogs.uny.ac.id/tag/motor-kapasitor-start/
I. TEORI MODUL
Motor dalam dunia kelistrikan ialah mesin yang digunakan untuk mengubah energi listrik
menjadi energi mekanik. Salah satu motor listrik yang umum digunakan dalam banyak aplikasi ialah
motor induksi. Motor induksi merupakan salah satu mesin asinkronous (asynchronous motor) karena
mesin ini beroperasi pada kecepatan dibawah kecepatan sinkron. Kecepatan sinkron sendiri ialah
kecepatan rotasi medan magnetik pada mesin. Kecepatan sinkron ini dipengaruhi oleh frekuensi mesin
dan banyaknya kutub pada mesin. Motor induksi selalu berputar dibawah kecepatan sinkron karena
medan magnet yang dibangkitkan stator akan menghasilkan fluks pada rotor sehingga rotor tersebut
dapat berputar. Namun fluks yang terbangkitkan oleh rotor mengalami lagging dibandingkan fluks
yang terbangkitkan pada stator sehingga kecepatan rotor tidak akan secepat kecepatan putaran medan
magnet.
Berdasarkan suplai input yang digunakan, motor induksi dibagi menjadi dua jenis, yaitu motor:
induksi 1 fasa dan motor induksi 3 fasa. Dalam artikel ini hanya akan dijelaskan mengenai motor
induksi 1 fasa, namun untuk prinsip kerjanya sendiri kedua jenis motor induksi tersebut memiliki
prinsip kerja yang sama. Yang membedakan dari kedua motor induksi ini ialah motor induksi 1 fasa
tidak dapat berputar tanpa bantuan gaya dari luar sedangkan motor induksi 3 fasa dapat berputar
sendiri tanpa bantuan gaya dari luar.
Terdapat 2 bagian penting pada motor induksi 1 fasa, yaitu: rotor dan stator. Rotor merupakan bagian
yang berputar dari motor dan stator merupakan bagian yang diam dari motor. Rotor umumnya
berbentuk slinder dan bergerigi sedangkan stator berbentuk silinder yang melingkari seluruh badan
rotor. Stator harus dilengkapi dengan kutub-kutub magnet dimana kutub utara dan selatan pada stator
harus sama dan dipasang melingkari rotor sebagai suplai medan magnet dan kumparan stator untuk
menginduksi kutub sehingga menciptakan medan magnet. Stator umumnya dilengkapi dengan stator
winding yang bertujuan membantu putaran rotor, dimana stator winding dilengkapi dengan konduktor
berupa kumparan. Selain itu, stator juga dilapisi dengan lamina berbahan dasar silikon dan besi yang
bertujuan untuk mengurangi tegangan yang terinduksi pada sumbu stator dan mengurangi dampak
kerugian akibat munculnya arus eddy (eddy current) pada stator. Rotor umumnya dibuat dari
alumunium dan dibuat bergerigi untuk menciptakan celah yang akan diisi konduktor berupa kumparan.
Selain itu, rotor juga dilapisi dengan lamina untuk menambah kinerja dari rotor yang digunakan.
Masing-masing komponen dipasang pada besi yang ditunjukkan seperti pada gambar berikut:
Misalkan kita memiliki sebuah motor induksi 1 fasa dimana motor ini disuplai oleh sebuah sumber AC
1 fasa. Ketika sumber AC diberikan pada stator winding dari motor, maka arus dapat mengalir pada
stator winding. Fluks yang dihasilkan oleh sumber AC pada stator winding tersebut disebut sebagai
fluks utama. Karena munculnya fluks utama ini maka fluks medan magnet dapat dihasilkan oleh stator.
Misalkan lagi rotor dari motor tersebut sudah diputar sedikit. Karena rotor berputar maka dapat
dikatakan bahwa konduktor pada rotor akan bergerak melewati stator winding. Karena konduktor pada
rotor bergerak relatif terhadap fluks pada stator winding, akibatnya muncul tegangan ggl (gaya gerak
listrik) pada konduktor rotor sesuai dengan hukum faraday. Anggap lagi motor terhubung dengan
beban yang akan dioperasikan. Karena motor terhubung dengan beban maka arus dapat mengalir pada
kumparan rotor akibat adanya tegangan ggl pada rotor dan terhubungnya rotor dengan beban. Arus
yang mengalir pada rotor ini disebut arus rotor. Arus rotor ini juga menghasilkan fluks yang
Gambar 4-Putaran pada rotor akibat fluks. Dimisalkan Rotor sudah berputar sedikit
Sebelumnya telah dibahas mengenai adanya arus stator yang mengakibatkan munculnya arus pada
rotor karena hukum faraday. Masing-masing arus menghasilkan fluks yang mempengaruhi rotor.
Bagaimana fluks tersebut mempengaruhi kecepatan putaran rotor akan dibahas pada paragraf ini. Arus
stator akan menghasilkan fluks utama, sedangkan arus pada rotor menghasilkan fluks pada rotor.
Masing-masing fluks ini akan mempengaruhi arah putaran rotor, hanya saja arah keduanya
berlawanan. Sesuai hukum lorentz, apabila kita memiliki sebuah kabel yang dialiri arus dan terdapat
fluks medan magnet disekitar kabel tersebut maka akan terjadi gaya pada kabel tersebut. Karena
besarnya fluks pada stator dan rotor relatif sama maka gaya yang dihasilkan juga sama. Namun karena
arah gaya yang berbeda mengakibatkan rotor tidak berputar akibat kedua gaya yang saling
menghilangkan. Hal ini juga yang mengakibatkan motor induksi perlu diputar sedikit, agar salah satu
gaya yang dihasilkan oleh fluks lebih besar daripada yang lainnya sehingga rotor dapat berputar.
Gambar 6-Saat rotor sudah berputar sedikit, total gaya akan memiliki perbedaan sehingga
terjadi putaran
Motor induksi satu fasa ini memiliki 4 jenis berdasarkan bagaimana motor ini diaktifkan sendiri (self-
starting).
Motor Jenis ini menggunakan kapasitor di salah satu stator windingnya, dimana besarnya kapasitas
dari kapasitor sebisa mungkin dibuat kecil. Misalkan kita memiliki sumber arus 2 fasa dan sumber ini
disambungkan pada motor jenis ini, maka arus yang mengalir pada salah satu winding akan membesar
dan mengalami pergeseran fase. Akibat 2 hal tersebut, motor akan dapat berputar karena perbedaan
fluks dari masing-masing winding. Torsi yang dihasilkan umumnya dapat mencapai kecepatan
maksimum dari motornya. Motor jenis ini sering dipakai pada beban 200W. Peletakan kapasitor sangat
berpengaruh pada rangkaian ini karena dapat mengubah aras fluks yang dihasilkan dan sebagai
akibatnya mengubah arah putaran rotor.
Motor jenis ini kurang lebih sama dengan motor induksi tipe split-phase. Perbedaannya ialah adanya
switch yang dipasang antara salah satu stator winding dan kapasitor. Kondisi dari switch akan menjadi
Perbedaan motor tipe ini dengan motor sebelumnya ialah adanya kapasitor yang besar yang di-paralel
dengan switch dan kapasitor lainnya (yang kecil). Umumnya motor induksi tipe ini bekerja pada torsi
yang lebih tinggi sama seperti motor sebelumnya, hanya saja arus yang mengaliri motor cukup kecil.
Motor ini memiliki nama Shaded Pole karena 1/3 dari kutub pada stator ditutup dengan tembaga untuk
menghasilkan perbedaan sudut fluks yang lebih besar. Akibat perbedaan ini, rotor pada motor dapat
berputar dengan mudah. Kedua winding pada motor tipe ini tersambung paralel secara langsung (tanpa
ada komponen lain), namun pada salah satu winding diberikan coil tap untuk mengatur kecepatan
motor. Motor tipe ini memiliki torsi starting yang sangat rendah sehingga sering digunakan pada alat-
alat elektronik disekitar kita, seperti kipas angin.
Seperti yang dijelaskan sedikit di atas, motor induksi 1 fasa tidak bisa di-start sendiri karena fluks yang
dihasilkan dari arus pada stator dan pada rotor besarnya sama namun berlawanan arah, sehingga total
fluks yang dialami oleh rotor adalah 0. Untuk mengatasi hal ini, motor dapat dirangkai mengikuti salah
satu dari 4 rangkaian yang telah dijelaskan.
Sumber: http://www.insinyoer.com/prinsip-kerja-motor-induksi-1-fasa/
TEORI MODUL
sirkuit terbuka ini adalah rangkaian listrik yang melaluinya intensitas arus listrik tidak mengalir,
karena terputusnya jalur sirkulasi yang sama. Seperti namanya, ini adalah rakitan listrik yang tidak
tertutup. Ini menyiratkan bahwa tenaga listrik tidak dapat diangkut karena tidak adanya sarana
mengemudi.
Akibatnya, sirkuit tidak akan melakukan pekerjaan apa pun, karena penerima energi tidak akan
memiliki akses ke sana. Jika ada bagian yang tidak terhubung, baik karena kerusakan atau tidak
adanya konduktor atau komponen sirkuit, ini akan cukup sehingga arus tidak bersirkulasi melaluinya..
Indeks
1 Karakteristik
2 Cara kerjanya?
3 Cara melakukannya?
4 Contoh
5 Referensi
Fitur
Sirkuit terbuka dirakit untuk menunjuk; artinya, semuanya diatur untuk operasinya, kecuali untuk
koneksi akhir dari beberapa (atau beberapa) bagian, yang mencegah sirkulasi arus. Karakteristik utama
dari rangkaian listrik terbuka dirinci di bawah ini:
Mengingat sifat daya listrik, itu tidak mengalir ke suatu titik kecuali ada elemen penerima yang
menuntut energi itu.
Permintaan akan tenaga listrik bersifat instan, tidak dapat disimpan atau ditunda; oleh karena itu, ini
terjadi secara real time dan dibuktikan ketika tim yang meminta terhubung dengan pekerjaan..
Jika tidak ada koneksi fisik yang mengarahkan aliran energi listrik dari sumber daya ke entitas
penerima, itu pasti tidak akan beredar melalui rangkaian.
Menurut definisi, di sirkuit terbuka ada dua terminal yang tidak terhubung secara solid.
Dengan demikian, aliran arus listrik melalui rangkaian terganggu, karena hambatan yang ada di antara
titik-titik yang terpisah secara fisik memiliki nilai yang sangat tinggi, yang secara teoritis cenderung
tak terbatas..
Ini menyatakan bahwa gangguan dielektrik udara sangat tinggi, sehingga mencegah sirkulasi arus yang
melaluinya. Kecuali dalam kasus luar biasa, seperti balok listrik, diasumsikan bahwa udara tidak
kondusif untuk listrik.
Dalam pandangan ini, resistensi yang ditawarkan ke sistem sangat tinggi dan mencegah aliran arus
melalui ini.
Di zona pembukaan sirkuit ada perbedaan potensial listrik antara terminal yang tidak terhubung secara
fisik. Artinya, ada tegangan rangkaian terbuka.
Ini karena sirkuit memiliki sumber daya yang memberikan tegangan output ke sistem, meskipun arus
tidak bersirkulasi melalui sirkuit..
Laboratorium Mesin Listrik
STT-PLN
Safira Nabilla Julianti
2017 - 11 - 015
Karena arus tidak bersirkulasi, tidak ada konsumsi daya atau penurunan tegangan pada penerima
sirkuit. Oleh karena itu, dapat dipahami bahwa tegangan rangkaian terbuka pada dasarnya adalah
tegangan dari sumber rangkaian.
Tegangan ini nyata, dan jika sirkuit ditutup-entah oleh aktuasi sakelar atau koneksi elemen lain-, arus
akan segera melewatinya..
Ini adalah persyaratan penting untuk sirkulasi arus listrik bahwa ada jalur tertutup di mana ia dapat
mengalir. Ini pada dasarnya melibatkan tiga kondisi:
- Di ujung lain dari rangkaian harus ada satu atau lebih elemen penerima energi.
- Baik (sumber dan penerima) harus terhubung secara fisik dengan konduktor listrik.
Dalam hal sirkuit terbuka, premis ini tidak terpenuhi; akibatnya, elektron tidak menemukan jalur
kontinu untuk bersirkulasi dan, oleh karena itu, arus tidak mengalir melalui rangkaian.
Sirkuit terbuka dianggap demikian asalkan ada bagian yang terputus-putus untuk kreditnya. Ini tidak
tergantung pada sifat diskontinuitas.
Sebagai contoh: tidak peduli apakah itu pemutusan manual, jika konduktor meleleh di salah satu
bagiannya atau jika mungkin salah satu komponen penerima rusak. Hasilnya sama: jalur sirkulasi telah
terputus dan arus tidak bersirkulasi melalui sirkuit.
Untuk memverifikasi sifat sirkuit terbuka, cukup lakukan perakitan sederhana di mana bagian sengaja
dibiarkan tanpa koneksi fisik.
Di bawah ini adalah petunjuk untuk mensimulasikan rangkaian terbuka dengan cepat dan mudah:
1- Pilih dasar perakitan. Untuk ini, Anda dapat menggunakan papan kayu, sehingga sirkuit stabil dan
rakitan terisolasi.
2- Tempatkan sumber tegangan. Anda dapat menggunakan baterai standar 9 volt. Penting untuk
memperbaiki tumpukan dengan benar di pangkalan.
3- Pasang dua penahan umbi di dasar sirkuit dan pasang umbi yang sesuai.
4 - Hubungkan kutub negatif baterai dan dudukan bulb pertama. Kemudian hubungkan terminal yang
tersisa dari pemegang bulb pertama dengan penerima kedua.
5- Jangan menutup sirkuit; yaitu, jangan menghubungkan terminal yang tersisa dari dudukan bohlam
kedua dengan kutub positif baterai.
Anda juga dapat mensimulasikan rangkaian terbuka dengan menghubungkan sakelar pada kutub
positif baterai, dan membuka dan menutup rangkaian dengan mengoperasikan perangkat sebanyak
yang Anda anggap perlu..
Contohnya
Contoh yang paling jelas dari sirkuit terbuka terjadi di lingkungan perumahan. Adalah umum untuk
menemukan outlet listrik rumah tangga, yang pada dasarnya adalah sirkuit terbuka.
Ketika suatu alat dihubungkan ke outlet, sirkuit ditutup, karena beban yang menuntut energi
dimasukkan ke dalam sistem..
Dengan demikian, arus akan menemukan jalur sirkulasi dan elemen penerima akan diberi energi secara
otomatis.
Namun, ketika tidak ada elemen yang terhubung ke outlet, itu beroperasi sebagai sirkuit terbuka,
dengan tegangan sirkuit terbuka terkait.
SUMBER:https://id.thpanorama.com/articles/fsica/circuito-abierto-caractersticas-cmo-funciona-cmo-
hacerlo.html
TEORI MODUL
Konstruksi Transformator
Transformator sering juga disebut trafo memiliki konstruksi dan simbol seperti pada gambar 1 berikut
ini.
Gambar
1 konstruksi dan simbol transformator
Sebuah trafo terdiri dari kumparan dan inti besi. Biasanya terdapat 2 buah kumparan yaitu kumparan
primer dan kumparan sekunder. Kedua kumparan ini tidak berhubungan secara fisik tetapi
dihubungkan oleh medan magnet. Untuk meningkatkan induksi magnetik antara 2 kumparan maka
ditambahkan inti besi seperti pada gambar 1.
Gambar 4 cara
menghubungkan lapisan inti besi pada trafo
Mengapa inti besi sebuah trafo harus dibuat berlapis-lapis?.
Kerugian histerisis disebabkan oleh gesekan molekul yang melawan aliran gaya magnet di dalam inti
besi. Gesekan molekul dalam inti besi ini menimbulkan panas. Panas yang timbul ini menunjukan
kerugian energi, karena sebagian kecil energi listrik tidak dipindahkan , tetapi diubah bentuk menjadi
energi panas. Panas yang tinggi juga dapat merusak trafo ,sehingga pada trafo – trafo transmisi daya
listrik ukuran besar, harus didinginkan dengan media pendingin. Umumnya digunakan minyak khusus
untuk mendinginkan trafo ini.
Sebuah trafo didesain untuk bekerja pada rentang frekuensi tertentu. Menurunnya frekuensi arus listrik
dapat menyebabkan meningkatnya rugi-rugi histerisis dan menurunkan kapasitas (VA) trafo.
Kerugian karena Eddy current disebabkan oleh aliran sirkulasi arus yang menginduksi logam. Ini
disebabkan oleh aliran fluk magnetik disekitar inti besi. Karena inti besi trafo terbuat dari konduktor
(umumnya besi lunak), maka arus Eddy yang menginduksi inti besi akan semakin besar. Eddy current
dapat menyebabkan kerugian daya pada sebuah trafo karena pada saat terjadi induksi arus listrik pada
inti besi, maka sejumlah energi listrik akan diubah menjadi panas. Ini merupakan kerugian.
Untuk mengurangi arus Eddy, maka inti besi trafo dibuat berlapis-lapis, tujuannya untuk memecah
induksi arus Eddy yang terbentuk di dalam inti besi. Perbedaan induksi arus Eddy di dalam inti besi
tunggal dengan inti besi berlapis dapat dilihat pada gambar 5 berikut ini.
Gambar
6 gulungan searah dan gulungan berlawanan
Trafo dapat digunakan untuk menaikan atau menurunkan tegangan. Trafo yang digunakan untuk
menaikan tegangan disebut trafo step – up sedangkan trafo yang digunakan untuk menurunkan
tegangan disebut trafo step-down. Pada trafo step – up tegangan pada sisi sekunder akan lebih tinggi
dari tegangan pada sisi primer sebaliknya pada trafo step down tegangan sisi sekunder akan lebih
rendah dari tegangan pada sisi primer. Selain trafo step-up dan trafo step –down juga ada trafo
impedansi. Trafo impedansi tidak menaikan atau menurunkan tegangan, tetapi digunakan untuk
menyesuaikan impedansi suatu rangkaian listrik atau dapat juga digunakan sebagai beban dan filter
terhadap medan magnet.
Tegangan pada sisi primer (Vp) dan tegangan sekunder (Vs) ditentukan oleh jumlah lilitan kawat pada
kumparan primer dan sekunder. Perbandingan antara lilitan kawat pada kumparan primer (Np) dan
lilitan kawat pada kumparan sekunder (Ns) disebut rasio lilitan (n). Sedangkan perbandingan antara
tegangan primer (Vp) dengan tegangan sekunder (Vs) disebut rasio tegangan. Besar rasio tegangan
dengan rasio lilitan harus sama. Sehingga secara matematis dapat ditulis :
Persamaan 1 berlaku bila fluks medan magnet primerdan fluks medan magnet sekunder sama. Rasio
lilitan merupakan salah satu faktor penting dalam mendesain dan membuat trafo.
Contoh 1
Sumber: https://djukarna.wordpress.com/2013/10/21/transformator/
TEORI MODUL
Torsi adalah ukuran kekuatan/gaya yang dapat menyebabkan objek berputar sekitar sumbu.
Sama seperti gaya yang menyebabkan suatu objek berakselerasi dalam kinematika linier (gerak lurus),
torsi inilah yang menyebabkan suatu objek memperoleh percepatan sudut. Torsi adalah besaran vektor.
Arah vektor torsi tergantung pada arah gaya pada sumbu. Siapa pun yang pernah membuka pintu akan
memiliki pemahaman intuitif tentang torsi. Ketika seseorang membuka pintu, mereka mendorong pada
sisi pintu terjauh dari engselnya. Mendorong pada sisi yang paling dekat ke engsel membutuhkan
kekuatan yang jauh lebih besar. Meskipun pekerjaan yang dilakukan adalah sama pada kedua kasus
(kekuatan yang lebih besar akan diterapkan pada jarak yang lebih kecil), orang umumnya lebih suka
untuk menerapkan kekuatan yang lebih sedikit, maka disitulah pegangan pintu biasa ditempatkan
(jauh dari engsel).
Torsi dapat berupa statis atau dinamis. Torsi statis adalah torsi yang tidak menghasilkan
percepatan sudut. Seseorang mendorong pintu yang tertutup menerapkan torsi statis ke pintu karena
pintu tidak berputar pada engselnya, meskipun ada gaya yang diterapkan. Seseorang mengayuh sepeda
dengan kecepatan konstan juga menerapkan torsi statis karena tidak berakselerasi. Sementara poros
penggerak pada mobil balap yang berakselerasi dari garis start membawa torsi dinamis karena harus
menghasilkan percepatan sudut roda karena mobil sedang melaju di sepanjang lintasan. Terminologi
yang digunakan saat menjelaskan torsi dapat membingungkan. Insinyur terkadang menggunakan
istilah momen, atau momen gaya dapat saling tertukar dengan torsi. Jari-jari di mana gaya bertindak
kadang-kadang disebut lengan momen. Besarnya torsi (τ) yang dihasilkan oleh gaya F yang diberikan
adalah
τ = F. R sin (θ)
dimana r adalah panjang lengan momen dan θ adalah sudut antara vektor gaya dan lengan
momen. Dalam kasus pintu yang ditunjukkan pada Gambar 1, gaya berada pada sudut kanan (90∘)
terhadap lengan , sehingga nilai sinus menjadi 1, maka:
τ= F. r
Arah vektor torsi ditemukan oleh konvensi menggunakan aturan pegangan tangan kanan. Jika sebuah
tangan melengkung di sekitar sumbu rotasi dengan jari-jari menunjuk ke arah gaya.
Satuan SI untuk torsi adalah Newton-meter. Dalam satuan imperial, Foot-pound sering
digunakan. Ini membingungkan karena dalam bahasa sehari-hari, satuan pound kadang-kadang
Konsep keseimbangan rotasi sesuai dengan hukum 1’s Newton untuk sistem rotasi. Suatu
benda yang tidak berputar tetap tidak akan berputar kecuali ditindaklanjuti oleh torsi eksternal.
Demikian pula, objek berputar pada kecepatan sudut konstan tetap berputar kecuali ditindaklanjuti
oleh torsi eksternal. Konsep keseimbangan rotasi sangat berguna dalam masalah yang melibatkan
beberapa torsi yang bekerja pada objek yang dapat diputar. Dalam hal ini torsi bersih (net torsion)
adalah sangat penting. Jika torsi bersih pada objek yang dapat diputar adalah nol maka akan berada
dalam kesetimbangan rotasi dan tidak mampu memperoleh percepatan sudut.
Ada kebingungan antara torsi, daya, dan energi. Misalnya, torsi mesin terkadang salah
digambarkan sebagai ”daya balik”. Torsi dan energi memiliki dimensi yang sama (yaitu dapat ditulis
dalam satuan dasar yang sama), tetapi keduanya bukan ukuran dari besaran yang sama. Keduanya
berbeda dimana torsi itu adalah besaran vektor yang ditentukan hanya untuk sistem yang dapat
diputar.Namun daya, dapat dihitung dari torsi jika kecepatan rotasi diketahui. Bahkan, tenaga kuda
mesin biasanya tidak diukur secara langsung, tetapi dihitung dari torsi terukur dan kecepatan rotasi.
Hubungannya adalah:
= F . 2 π r /t
Bersama dengan daya kuda, torsi puncak yang dihasilkan oleh mesin kendaraan adalah spesifikasi
yang penting dan sering dikutip. Secara praktis, torsi puncak pada umumnya menggambarkan seberapa
cepat kendaraan akan berakselerasi dan kemampuannya untuk menarik beban. Horsepower (relatif
terhadap berat) di sisi lain lebih relevan dengan kecepatan maksimum kendaraan.
Pada praktikum ini motor yang digunakan dicoupling dengan kapasitor dimana Motor listrik ini
mempunyai kapasitor yang dihubungkan seri dengan kumparan bantu, terhubung paralel dengan
Pengertian Momen Gaya (Torsi) dalam gerak rotasi, penyebab berputarnya benda adalah momen
gaya atau Torsi. Momen gaya atau disebut juga dengan Torsi sama dengan gaya pada gerak tranlasi.
Momen gaya (Torsi) ialah sebuah besaran yang menyatakan besarnya gaya yang bekerja pada sebuah
benda sehingga mengakibatkan benda tersebut berotasi.
Besarnya momen gaya (Torsi) bergantung pada gaya yang dikeluarkan serta jarak antara sumbu
putaran dan letak gaya. Apabila Kita ingin membuat sebuah benda berotasi, Kita harus memberikan
momen gaya pada benda tersebut. Torsi atau disebut juga momen gaya dan merupakan besaran vektor.
Konsep Torsi dalam fisika, juga disebut momen, dimulai dari kerja Archimedes dalam lever. Contohn,
gaya dari tiga newton bekerja sepanjang dua meter dari titik tengah mengeluarkan Torsi yang sama
dengan satu newton bekerja sepanjang enam meter dari titik tengah.
Momen Gaya atau sering dikenal juga dengan Torsi adalah hasil kali antara gaya F dan lengan
momennya. Torsi digambarkan dengan lambang τ.
Secara matematis rumus momen gaya dapat ditulis sebagai berikut ini :
τ=lxF
Laboratorium Mesin Listrik
STT-PLN
Safira Nabilla Julianti
2017 - 11 - 015
Jika antara lengan gaya l dan gaya F tidak tegak lurus maka rumusnya dapat ditulis sebagai berikut ini
:
τ = l x F sin α
Keterangan :
Gerak rotasi (melingkar) merupakan gerakan pada bidang datar yang lintasannya berupa lingkaran.
Energi kinetik rotasi ialah energi kinetik yang dimiliki oleh benda yang bergerak rotasi yang
dirumuskan dengan :
Jika benda tersebut bergerak secara rotasi dan juga tranlasi, maka energi kinetik totalnya ialah
gabungan dari energi kinetik translasi rotasi dan energi kinetik rotasi :
Dimana :
Torsi adalah besaran vektor. Arah vektor torsi tergantung pada arah gaya pada sumbu.
Siapa pun yang pernah membuka pintu akan memiliki pemahaman intuitif tentang torsi. Ketika
seseorang membuka pintu, mereka mendorong pada sisi pintu terjauh dari engselnya. Mendorong pada
sisi yang paling dekat ke engsel membutuhkan kekuatan yang jauh lebih besar. Meskipun pekerjaan
yang dilakukan adalah sama pada kedua kasus (kekuatan yang lebih besar akan diterapkan pada jarak
yang lebih kecil), orang umumnya lebih suka untuk menerapkan kekuatan yang lebih sedikit, maka
disitulah pegangan pintu biasa ditempatkan (jauh dari engsel).
Torsi statis adalah torsi yang tidak menghasilkan percepatan sudut. Seseorang mendorong pintu
yang tertutup menerapkan torsi statis ke pintu karena pintu tidak berputar pada engselnya, meskipun
ada gaya yang diterapkan. Seseorang mengayuh sepeda dengan kecepatan konstan juga menerapkan
torsi statis karena tidak berakselerasi.
Sementara poros penggerak pada mobil balap yang berakselerasi dari garis start membawa torsi
dinamis karena harus menghasilkan percepatan sudut roda karena mobil sedang melaju di sepanjang
lintasan.
Terminologi yang digunakan saat menjelaskan torsi dapat membingungkan. Insinyur terkadang
menggunakan istilah momen, atau momen gaya dapat saling tertukar dengan torsi. Jari-jari di mana
gaya bertindak kadang-kadang disebut lengan momen.
Besarnya torsi (τ) yang dihasilkan oleh gaya F yang diberikan adalah
τ = F. R sin (θ)
dimana r adalah panjang lengan momen dan θ adalah sudut antara vektor gaya dan lengan momen.
Dalam kasus pintu yang ditunjukkan pada Gambar 1, gaya berada pada sudut kanan (90∘) terhadap
lengan , sehingga nilai sinus menjadi 1, maka:
τ= F. r
Dalam satuan imperial, Foot-pound sering digunakan. Ini membingungkan karena dalam bahasa
sehari-hari, satuan pound kadang-kadang digunakan sebagai satuan massa dan kadang-kadang sebagai
satuan gaya. Yang dimaksud di sini adalah gaya pound, gaya yang disebabkan gravitasi bumi pada
objek satu pound. Besarnya unit-unit ini sering sama dengan 1 Nm ≃ 1.74 ft⋅lbs.
Mengukur torsi statis dalam sistem yang tidak berputar biasanya cukup mudah, dan dilakukan
dengan mengukur gaya. Jika diketahui panjang lengan momen, torsi dapat ditemukan secara
langsung. Mengukur torsi dalam sistem berputar jauh lebih sulit. Salah satu metode yang dapat
dilakukan adalah dengan mengukur tegangan pada poros penggerak yang mentransmisikan torsi dan
mengirimkan informasi ini secara nirkabel.
Dalam kinematika rotasi, torsi terjadi pada gaya dalam kinematika linier. Ada yang setara langsung
dengan hukum 2’s Newton tentang gerak (F = ma),
τ=Iα
Di sini α adalah percepatan sudut. I adalah inersia rotasi. Sifat dari sistem yang berputar tergantung
pada distribusi massa sistem. Semakin besar I, semakin sulit untuk sebuah objek memperoleh
percepatan sudut. Kami mendapatkan pernyataan ini dalam artikel kami tentang inersia rotasi.
Konsep keseimbangan rotasi sesuai dengan hukum 1’s Newton untuk sistem rotasi. Suatu benda yang
tidak berputar tetap tidak akan berputar kecuali ditindaklanjuti oleh torsi eksternal. Demikian pula,
objek berputar pada kecepatan sudut konstan tetap berputar kecuali ditindaklanjuti oleh torsi eksternal.
Konsep keseimbangan rotasi sangat berguna dalam masalah yang melibatkan beberapa torsi yang
bekerja pada objek yang dapat diputar. Dalam hal ini torsi bersih (net torsion) adalah sangat penting.
Jika torsi bersih pada objek yang dapat diputar adalah nol maka akan berada dalam kesetimbangan
rotasi dan tidak mampu memperoleh percepatan sudut.
Ada kebingungan antara torsi, daya, dan energi. Misalnya, torsi mesin terkadang salah digambarkan
sebagai ”daya balik”.
Torsi dan energi memiliki dimensi yang sama (yaitu dapat ditulis dalam satuan dasar yang sama),
tetapi keduanya bukan ukuran dari besaran yang sama. Keduanya berbeda dimana torsi itu adalah
besaran vektor yang ditentukan hanya untuk sistem yang dapat diputar.
Namun daya, dapat dihitung dari torsi jika kecepatan rotasi diketahui. Bahkan, tenaga kuda mesin
biasanya tidak diukur secara langsung, tetapi dihitung dari torsi terukur dan kecepatan rotasi.
Hubungannya adalah:
= F . 2 π r /t
Bersama dengan daya kuda, torsi puncak yang dihasilkan oleh mesin kendaraan adalah spesifikasi
yang penting dan sering dikutip. Secara praktis, torsi puncak pada umumnya menggambarkan seberapa
cepat kendaraan akan berakselerasi dan kemampuannya untuk menarik beban. Horsepower (relatif
terhadap berat) di sisi lain lebih relevan dengan kecepatan maksimum kendaraan.
Penting untuk mengetahui bahwa torsi maksimum dan daya kuda adalah spesifikasi umum yang
berguna, mereka terbatas penggunaannya ketika membuat perhitungan yang melibatkan gerakan
keseluruhan kendaraan. Ini karena dalam tataran praktis, keduanya bervariasi sebagai fungsi
kecepatan rotasi. Hubungan umum dapat menjadi non-linear dan berbeda untuk berbagai jenis motor
seperti yang ditunjukkan
Sering diperlukan untuk menambah atau mengurangi torsi yang dihasilkan oleh motor untuk
menyesuaikan aplikasi yang berbeda. Ingat bahwa panjang tuas dapat menambah atau mengurangi
gaya pada objek dengan mengorbankan jarak melalui tuas yang harus didorong. Demikian pula, torsi
yang dihasilkan oleh motor dapat ditingkatkan atau diturunkan melalui penggunaan roda
Laboratorium Mesin Listrik
STT-PLN
Safira Nabilla Julianti
2017 - 11 - 015
gigi. Peningkatan torsi terjadi karena penurunan kecepatan putar yang proporsional.
Persinggungan dari dua roda gigi dapat dilihat setara dengan interaksi sepasang tuas seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 5.
Penggunaan roda gigi yang mudah diatur, diperlukan untuk mendapatkan kinerja yang baik pada
kendaraan yang didukung oleh mesin pembakaran. Mesin-mesin ini menghasilkan torsi maksimum
hanya untuk kisaran sempit dari kecepatan rotasi tinggi. Roda gigi yang mudah diatur, memungkinkan
torsi yang cukup untuk dikirimkan ke roda pada kecepatan putaran mesin yang diberikan. Singkat kata,
Anda bisa membayangkan cara kerja persneling
Sepeda memerlukan roda gigi karena ketidakmampuan manusia untuk mengayuh dengan kekuatan
kayuhan yang cukup untuk mencapai kecepatan yang diinginkan ketika menggerakkan roda secara
langsung.
Roda gigi yang mampu disesuaikan biasanya tidak diperlukan dalam kendaraan yang ditenagai oleh
mesin uap atau motor listrik. Pada mesin uap dan motor listrik, torsi tinggi tersedia pada kecepatan
rendah dan relatif konstan pada berbagai kecepatan.
Rotor lilit terdiri atas belitan fasa banyak, belitan ini dimasukkan ke dalam alur-alur inti rotor. Belitan
ini sama dengan belitan stator, tetapi belitan selalu dihubungkan secara bintang. Tiga buah ujung-
ujung belitan dihubungkan ke terminal-terminal sikat / cincin seret yang terletak pada poros rotor.
Pada jenis rotor lilit kita dapat mengatur kecepatan motor dengan cara mengatur tahanan belitan rotor
tersebut. Pada keadaan kerja normal sikat karbon yang berhubungan dengan cincin seret tadi dihubung
singkat. Motor induksi rotor lilit dikenal dengan sebutan Motor Induksi Slipring atau Motor Induksi
Rotor Lilit.
Sumber : https://taufiqurrokhman.wordpress.com/2018/04/02/apa-itu-torsi/
TEORI MODUL
Saat motor induksi dijalankan maka akan membutuhkan arus mula yang besar, hal ini dikarenakan
frekuensi dan reaktansi yang tinggi dalam kondisi start yaitu dengan slip seratus persen. Jadi dalam
rangkaian rotor yang sangat reaktif, arus rotor tertinggal terhadap ggl rotor dengan sudut yang besar.
Hal ini berarti bahwa aliran arus maksimum terjadi dalam konduktor rotor pada suatu waktu setelah
kerapatan fluksi maksimum stator melewati.
Konduktor tersebut. Sehingga kondisi ini menghasilkan arus mula yang besar dengan factor daya yang
rendah dan menghasilkan torsi mula yang rendah.
Jika rotor melakukan percepatan,frekuensi rotor menjadi berkurang dikarenakan nilai slip yang
berkurang,hal ini berarti nilai reaktansi rotornya berkurang sehingga menyebabkan nilai torsinya naik
Laboratorium Mesin Listrik
STT-PLN
Safira Nabilla Julianti
2017 - 11 - 015
ke harga maksimumnya. Jika motor mempercepat lebih lanjut,torsi akan turun sesuai dengan harga
yang diperlukan untuk memutar beban dengan kecepatan konstan.
Karakteristik besarnya arus mula pada sebuah motor induksi bias di jelaskan dengan melihat gambar
2.1 di bawah ini
Dari gambar di atas dapat di jelaskan bahwa saat kondisi start motor listrik memerlukan arus yang
besar, hal ini berlangsung untuk beberapa lama. Kemudian arus yang dibutuhkan akan turun pada
kondisi locked rotor. Nilai arus yang dibutuhkan akan tetap saat kondisi beban normal. Dari
karakteristik arus mula ini kita bisa menentukan karakteristik dan setting relay proteksi yang di
butuhkan untuk melindungi peralatan ini.
Penggunaan metoda ini sering dilakukan untuk motor-motor AC yang mempunyai kapasitas daya yang
kecil. Ketika motor dengan kapasitas yang sangat besar di-start dengan direct-on-line, tegangan sistem
akan terganggu (terjadi voltage dip pada jaringan suplai) karena adanya arus starting yang besar.
Gangguan tegangan ini dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan elektronis yang lain yang
terhubung dengan sumber. Pengertian start secara langsung ialah motor yang akan dijalankan
langsung di swich On ke sumber tegangan jala-jala sesuai dengan besar tegangan nominal motor.
Artinya tidak perlu mengatur atau menurunkan tegangan pada saat starting.
Prinsip kerja starting langsung DOL (Direct On Line) secara umum yaitu, jika tombol mulai (Start)
ditekan maka arus akan mengalir dari fasa merah (R) melalui rangkaian kendali dan kumparan
kontaktor ke fasa biru. Arus ini akan mengkatifkan kumparan kontaktor sehingga kontaktor akan
menutup untuk menghubungkan suplai 3 fasa ke motor. Jika tombol mulai dilepaskan rangkaian
kendali akan tetap dipertahankan seperti semula melalui sebuah kontak penahan. Jika selanjutnya
tombol berhenti (stop) ditekan atau jika kumparan-kumparan beban lebih bekerja maka rangkaian
kendali akan terputus dan kontaktor akan membuka untuk memutuskan suplai listrik 3 fasa ke motor.
Penghubungan kembali suplai ke motor hanya dapat dilakukan dengan menekan kembali tombol
mulai, jadi rangkaian ini juga dapat memberi proteksi terhadap kehilangan tegangan suplai.
R1 X1 R2 X2
a
+ Ist
V1
Xm
R1 X1
a
+ Ist
Rp
V1
Z ab Z P jX m // ( R2 j X 2 )
Xp Z ab RP j X P
-
V1 V1
I st
( R1 RP ) 2 ( X 1 X p ) 2 Z sc
Keunggulan dari metode ini adalah peralatan start yang sederhana,torsi mula yang
besar,dapat start dengan cepat da biaya yang murah.Metode ini bisa digunakan ketika:
Daya motor relatif rendah di bandingkan suplai utama , yang di batasi dengan arus inrush
Peralatan yang digerakkan tidak memerlukan peningkatan secara bertahap atau peralatan
peredam yang membatasi shock dari start mula.
Starting torsi diperbolehkan cukup besar tanpa mengganggu operasi dari peralatan atau
beban yang di gerakkan.
Sumber: https://www.academia.edu/12524051/Starting_Motor_Induksi_3_Fasa
Laboratorium Mesin Listrik
STT-PLN
Safira Nabilla Julianti
2017 - 11 - 015
PF CORRECTION
TEORI MODUL
Istilah faktor daya atau power factor (PF) atau cos phi merupakan istilah yang sering sekali dipakai di
bidang-bidang yang berkaitan dengan pembangkitan dan penyaluran energi listrik. Faktor daya
merupakan istilah penting, tidak hanya bagi penyedia layanan listrik, namun juga bagi konsumen
listrik terutama konsumen level industri. Penyedia layanan listrik selalu berusaha untuk menghimbau
konsumennya agar berkontribusi supaya faktor daya menjadi lebih baik, pun para konsumen industri
juga berusaha untuk mendapatkan faktor daya yang baik agar tidak sia-sia bayar mahal kepada
penyedia layanan. Apakah sebenarnya yang dimaksud dengan faktor daya? Tulisan ini akan membahas
secara ringkas tentang faktor daya.
Faktor daya
Pada pembahasan kali ini, asumsi yang digunakan adalah sistem listrik menggunakan sumber tegangan
berbentuk sinusoidal murni dan beban linier. Beban linier adalah beban yang menghasilkan bentuk
arus sama dengan bentuk tegangan. Pada kasus sumber tegangan berbentuk sinusoidal murni, beban
linier mengakibatkan arus yang mengalir pada jaringan juga berbentuk sinusoidal murni. Beban linier
dapat diklasifikasikan menjadi 4 macam, beban resistif, dicirikan dengan arus yang sefasa dengan
tegangan; beban induktif, dicirikan dengan arus yang tertinggal terhadap tegangan sebesar ; beban
kapasitif, dicirikan dengan arus yang mendahului terhadap tegangan sebesar , dan beban yang
merupakan kombinasi dari tiga jenis tersebut, dicirikan dengan arus yang tertinggal/mendahului
tegangan sebesar sudut, katakan, . Gambar 1 menunjukkan tegangan dan arus pada berbagai beban
linier.
Seperti kita tahu, pada listrik, daya bisa diperoleh dari perkalian antara tegangan dan arus yang
mengalir. Pada kasus sistem AC dimana tegangan dan arus berbentuk sinusoidal, perkalian antara
keduanya akan menghasilkan daya tampak (apparent power), satuan volt-ampere (VA)) yang
memiliki dua buah bagian. Bagian pertama adalah daya yang termanfaatkan oleh konsumen, bisa
menjadi gerakan pada motor, bisa menjadi panas pada elemen pemanas, dsb; daya yang
termanfaatkan ini sering disebut sebagai daya aktif (real power) memiliki satuan watt yang
mengalir dari sisi sumber ke sisi beban bernilai rata-rata tidak nol. Bagian kedua adalah daya yang
tidak termanfaatkan oleh konsumen, namun hanya ada di jaringan, daya ini sering disebut
dengan daya reaktif (reactive power) memiliki satuan volt-ampere-reactive (VAR) bernilai rata-rata
nol. Untuk pembahasan ini, arah aliran daya reaktif tidak didiskusikan saat ini. Beban bersifat resistif
hanya mengonsumsi daya aktif; beban bersifat induktif hanya mengonsumsi daya reaktif; dan beban
bersifat kapasitif hanya memberikan daya reaktif.
Untuk memahami istilah “daya termanfaatkan” dan “daya tidak termanfaatkan”, analogi ditunjukkan
pada Gambar 2. Pada analogi tersebut, orang menarik kereta ke arah kiri dengan memberikan gaya
yang memiliki sudut terhadap bidang datar, dengan asumsi kereta hanya bisa bergerak ke arah kiri saja
tetapi tidak bisa ke arah selainnya. Gaya yang diberikan dapat dipecah menjadi dua bagian gaya yang
saling tegak lurus, karena kereta berjalan ke kiri maka gaya yang “bermanfaat” pada kasus ini
hanyalah bagian gaya yang mendatar sedangkan bagian gaya yang tegak lurus “tidak bermanfaat”.
Dengan kata lain, tidak semua gaya yang diberikan oleh si orang terpakai untuk menggerakkan kereta
ke arah kiri, ada sebagian gaya yang diberikannya namun tidak bermanfaat (untuk menggerakkan ke
arah kiri). Apabila dia menurunkan tangannya hingga tali mendatar maka semua gaya yang dia berikan
akan termanfaatkan untuk menggerakan kereta ke arah kiri.
Baik penyedia layanan maupun konsumen berupaya untuk membuat jaringannya memiliki faktor daya
yang bagus (mendekati 1). Bagi penyedia layanan, jaringan dengan faktor daya yang jelek
mengakibatkan dia harus menghasilkan daya yang lebih besar untuk memenuhi daya aktif yang
diminta oleh para konsumen. Apabila konsumen didominasi oleh konsumen jenis residensial maka
Laboratorium Mesin Listrik
STT-PLN
Safira Nabilla Julianti
2017 - 11 - 015
mereka hanya membayar sejumlah daya aktif yang terpakai saja, artinya penyedia layanan harus
menanggung sendiri biaya yang hanya menjadi daya reaktif tanpa mendapatkan kompensasi uang dari
konsumen. Sebaliknya bagi konsumen skala besar atau industri, faktor daya yang baik menjadi
keharusan karena beberapa penyedia layanan kadang membebankan pemakaian daya aktif dan daya
reaktif (atau memberikan denda faktor daya) tentu saja konsumen tidak akan mau membayar mahal
untuk daya yang “tidak termanfaatkan” bagi mereka.
Referensi