Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM TEKNIK TENAGA LISTRIK


ELEKTRONIKA DISKRIT
TRANSFORMATOR DAN OSILOSKOP

Dosen Pengampu:
Torib Hamzah, S.Pd, M.Pd
NIP 19670910 200604 1 001
Abd. Kholiq, SST, MT
NIP 19750522 200604 1 006

Disusun Oleh :
Pambayun Khairul Rijal Muzakki
P27838020047
1B11

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA


JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK
TAHUN AJARAN 2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Disetiap rumah rumah jaman sekarang pasti dialiri listrik yang berasal dari PLN.
Dengan listrik sebesar 220 volt ini kita dapat menikmati menonton televisi, menyimpn
makanan di kulkas, ataupun mengisi daya smartphone kita. Listrik ini merupakan jenis
tegangan bolak balik atau AC (Alternating Current). Tegangan dari PLN bisa sampai
ratusan kilo volt dan barulah kemudian diturunkan menjadi 220 Volt seperti yang kita
gunakan dalam kehidupan sehari hari. Alat yang digunakan untuk menurunkan tegangan
tersebut adalah trafo atau transformator. Trafo adalah alat yang memindahkan listrik
antara 2 buah rangkaian atau lebih melalui induksi elektromagnetik.

1.2 Batasan Masalah


Pada praktikum ini membahas mengenai lilitan pada trafo dan juga kalibrasi pada
osiloskop.

1.3 Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara mengkalibrasi osiloskop?
2. Bagaimana cara membedakan lilitan primer dan sekunder pada trafo?
3. Apa perbedaan antara trafo CT dan non-CT?

1.4 Tujuan
1.4.1 Tujuan Umum
1. Mahasiswa mampu mengetahui fungsi / karakteristik dari transformator.
2. Mahasiswa mampu mengkalibrasi osiloskop.
1.4.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu memahami perbedaan trafo CT dan non CT.
2. Mahasiswa mampu membedakan lilitan sekunder, lilitan primer, arus pada
trafo.
3. Mahasiswa mampu menghitung tegangan dan arus pada lilitan primer dan
sekunder dan efisiensi trafo.
4. Mahasiswa mampu mengukur hambatan trafo dan menentukan trafo berfungsi
baik atau tidak.
5. Mahasiswa mampu mengukur tegangan trafo menggunakan osiloskop
1.5 Manfaat
1.5.1 Manfaat Teoritis
Mahasiswa diharapkan mampu memahami dan mengerti mengenai bagian
bagian pada trafo
1.5.2 Manfaat Praktis
Mahasiswa diharapkan dapat mengkalibrasi osiloskop dan mengukur
hambatan pada trafo
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Transformator
Transformator atau sering disingkat dengan istilah Trafo adalah suatu alat listrik
yang dapat mengubah taraf suatu tegangan AC ke taraf yang lain. Transformator atau
Trafo ini bekerja berdasarkan prinsip Induksi Elektromagnet dan hanya dapat bekerja
pada tegangan yang berarus bolak balik (AC). Transformator (Trafo) memegang peran
utama dalam pendistribusian tenaga listrik. Transformator menaikan listrik yang berasal
dari pembangkit listrik PLN hingga ratusan kilo Volt untuk di distribusikan, dan
kemudian Transformator lainnya menurunkan tegangan listrik tersebut ke tegangan
yang diperlukan oleh setiap rumah tangga maupun perkantoran yang pada umumnya
menggunakan Tegangan AC 220Volt.

Gambar 2.1 Bentuk dan Simbol Trafo


(Sumber: https://teknikelektronika.com/pengertian-transformator-prinsip-kerja-trafo/)

Ada beberapa bagian bagain yang terdapat pada transformator, antara lain:
1. Kumparan Primer, yaitu sebuah kumparan pada trafo yang dihubungkan ke sumber
tegangan
2. Kumparan Sekunder, yaitu sebuah kumparan pada trafo yang dihubungkan pada beban
3. Inti besi yang terbuat dari lapisan plat dan disusun secara berlapis lapis.
Sebuah Transformator yang sederhana pada dasarnya terdiri dari 2 lilitan atau
kumparan kawat yang terisolasi yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder. Pada
kebanyakan Transformator, kumparan kawat terisolasi ini dililitkan pada sebuah besi
yang dinamakan dengan Inti Besi (Core).  Ketika kumparan primer dialiri arus AC
(bolak-balik) maka akan menimbulkan medan magnet atau fluks magnetik disekitarnya.
Kekuatan Medan magnet tersebut dipengaruhi oleh besarnya arus listrik yang dialirinya.
Semakin besar arus listriknya semakin besar pula medan magnetnya. Fluktuasi medan
magnet yang terjadi di sekitar kumparan pertama (primer) akan menginduksi GGL
(Gaya Gerak Listrik) dalam kumparan kedua (sekunder) dan akan terjadi pelimpahan
daya dari kumparan primer ke kumparan sekunder. Dengan demikian, terjadilah
pengubahan taraf tegangan listrik baik dari tegangan rendah menjadi tegangan yang
lebih tinggi maupun dari tegangan tinggi menjadi tegangan yang rendah.
Sedangkan Inti besi pada Transformator atau Trafo pada umumnya adalah
kumpulan lempengan-lempengan besi tipis yang terisolasi dan ditempel berlapis-lapis
dengan kegunaanya untuk mempermudah jalannya Fluks Magnet yang ditimbulkan oleh
arus listrik kumparan serta untuk mengurangi suhu panas yang ditimbulkan.

Gambar 2.2 Fluks Trafo


(Sumber : https://jaenal91.wordpress.com/2009/04/21/trafo/)

Rasio lilitan pada kumparan sekunder terhadap kumparan primer menentukan


rasio tegangan pada kedua kumparan tersebut. Sebagai contoh, 1 lilitan pada kumparan
primer dan 10 lilitan pada kumparan sekuncder akan menghasilkan tegangan 10 kali
lipat dari tegangan input pada kumparan primer. Jenis Transformator ini biasanya
disebut dengan Transformator Step Up. Sebaliknya, jika terdapat 10 lilitan pada
kumparan primer dan 1 lilitan pada kumparan sekunder, maka tegangan yang dihasilkan
oleh Kumparan Sekunder adalah 1/10 dari tegangan input pada Kumparan Primer.
Transformator jenis ini disebut dengan Transformator Step down.
Dalam operasi penyaluran tenaga listrik, trafo dapat dikatakan sebagai jantung
dari transmisi dan distribusi. Dalam kondisi ini diharapkan trafo dapat beroperasi secara
maksimal. Untuk jenis jenis transformator antara lain:’

2.1.1 Transformator Step Down

Gambar 2.3 Trafo Step Down


(Sumber: https://koesrow.blogspot.com/2019/07/perbedaan-trafo-step-up-down.html)
Trafo step down memiliki ciri di mana jumlah lilitan pada kumparan primer lebih
banyak dibanding lilitan pada kumparan sekunder. Jika dipikir dengan akal, jumlah
lilitan yang lebih sedikit pada kumparan sekunder akan lemah dan hanya menghasilkan
tegangan yang lebih kecil jika dibandingkan dengan kumparan primer.
Trafo step down digunakan untuk menyediakan tegangan rendah yang dapat
digunakan untuk tegangan suplai perangkat elektronik. Setiap perangkat elektronik
memiliki perbedaan tegangn suplai sehingga diperlukan trafo yang sesuai..
Tegangan rumah sebesar 220 V diturunkan menjadi tegangan rendah. Di
pasaran, trafo step down memiliki banyak jenis tegangan antara lain 5V, 6V, 9V, 12V,
18V, 24V, hingga 48V.

2.1.2 Transformator Step Up

Gambar 2.4 Trafo Step Down


(Sumber: https://koesrow.blogspot.com/2019/07/perbedaan-trafo-step-up-down.html)

Trafo step up memiliki ciri yang mana lilitan pada kumparan primer lebih sedikit
dibanding lilitan pada kumparan sekunder. Sehingga medan magnet yang terbentuk
pada kumparan sekunder akan lebih besar dan menghasilkan tegangan yang lebih besar
pula jika dibandingkan dengan kumparan primer.
Trafo step up ukuran kecil dapat digunakan pada perangkat listrik yang
memerlukan penaik tegangan seperti inverter. Inverter merupakan perangkat listrik yang
berfungsi untuk menaikkan tegangan. Inverter biasa digunakan pada panel surya,
rangkaian motor listrik, ataupun air conditioner (AC).
Sedangkan trafo step up ukuran besar digunakan untuk menaikkan tegangan yang
berasal dari generator di pembangkit listrik. Tegangan generator dinaikkan dahulu
menjadi tinggi sebelum ditransmisikan agar lebih efisien. Listrik ditransmisikan pada
tegangan tinggi dengan tujuan agar listrik tidak kehilangan daya terlalu banyak . Ciri ciri
trafo step up antara lain jumlah lilitan pada bagian primer lebih sedikit dari sekunder
(Np<Ns), tegangan primer lebih kecil dari tegangan sekunder (Vp<Vs) dan arus primer
lebih besar dari sekunder (Ip>Is)
2.2 Osiloskop

Gambar 2.5 Osiloskop


(Sumber: http://juliussecret.blogspot.com/2012/07/sekilas-tentang-osiloskop.html)

Pengertian osiloskop adalah sebuah alat ukur elektronik yang digunakan untuk
menginterpretasi atau memproyeksikan sinyal serta frekuensi listrik menjadi bentuk
gambar grafik sehingga dapat dinyatakan dalam satuan tertentu sebagai indikator
kinerja. Fungsi utama dari osiloskop adalah membaca sinyal dan frekuensi listrik untuk
kemudian diproyeksikan menjadi visual gambar listrik agar dapat dengan mudah dilihat,
dipelajari maupun dianalisa.
Sehingga dengan alat osiloskop, bentuk gelombang sinyal atau frekuensi listrik
dari suatu rangkaian elektronika dapat diketahui secara detail. Osiloskop akan
menampilkan hasil pengukuran berupa gambar grafik dua sumbu atau dimensi analogi
sumbu X (Waktu) dan sumbu Y (Tegangan). Untuk cara mengkalibrasi osiloskop
adalah sebagai berikut:
1. Pertama nyalakan osiloskop dan siapkan probe serta konektor ke input Channel 1
(CH1) dan pada terminal CAL yang biasanya berada di kiri bawah. Apabila pada
terminal CAL terdapat tulisan 2 Vpp dan 1KHz maka osiloskop harus dikalibrasi
agar peak tp peak bernilai 2 Volt dan frekuensi sebesar 1 Khz
2. Atur source dan mode lalu pilih pada Channel 1
3. Atur volt/div ke angka 1 volt, Vpp didapatkan dari tinggi kotak dikali volt/div.
Karena volt/div 1, maka tinggi kotak bernilai 2 div, dan atur menggunakan VAR.
4. Untuk time/div arahkan ke 0,5 ms. Rumus frekuensi 1/lebar kotak x time/div.
Sehingga 1 / 2 dikali 0,5 maka hasilnya adalah 1/1ms, ubah 1 ms ke sekon.
Hasilnya adalah1/0,001 = 1KHz.
Tombol/Sakelar Kontrol dan Indikator Osiloskop berdasarkan gambar diatas adalah
seperti berikut ini :
1. Tombol Power ON/OFF
Tombol Power ON/OFF berfungsi untuk menghidupkan dan juga mematikan
Osiloskop
2. Lampu Indikator
Lampu Indikator berfungsi sebagai Indikasi Osiloskop dalam keadaan ON
(lampu Hidup) atau OFF (Lampu Mati)
3. ROTATION
Rotation pada Osiloskop berfungsi untuk mengatur posisi tampilan garis pada
layar agar tetap berada pada posisi horizontal. Untuk mengatur rotation ini, biasanya
harus menggunakan obeng untuk memutarnya.
4. INTENSITY
Intensity digunakan untuk mengatur kecerahan tampilan bentuk gelombang
agar mudah dilihat.
5. FOCUS
Focus digunakan untuk mengatur penampilan bentuk gelombang sehingga
tidak kabur
6. CAL 
CAL digunakan untuk Kalibrasi tegangan peak to peak (VP-P) atau Tegangan
puncak ke puncak.
7. POSITION
Posistion memiliki fungsi untuk mengatur posisi Vertikal (masing-masing
Saluran/Channel memiliki pengatur POSITION).
8. Sakelar VOLT/DIV
Sakelar yang digunakan untuk memilih besarnya tegangan per sentimeter
(Volt/Div) pada layar Osiloskop. Umumnya, Osiloskop memiliki dua saluran (dual
channel) dengan dua Sakelar VOLT/DIV. Biasanya tersedia pilihan 0,01V/Div
hingga 20V/Div.
9. VARIABLE
Fungsi Variable pada Osiloskop adalah untuk mengatur kepekaan (sensitivitas)
arah vertikal pada saluran atau Channel yang bersangkutan. Putaran Maksimum
Variable adalah CAL yang berfungsi untuk melakukan kalibrasi Tegangan 1 Volt
tepat pada 1cm di Layar Osiloskop.
10. AC – DC
Pilihan AC digunakan untuk mengukur sinyal AC, sinyal input yang
mengandung DC akan ditahan/diblokir oleh sebuah Kapasitor. Sedangkan pada
pilihan posisi DC maka Input Terminal akan terhubung langsung dengan Penguat
yang ada di dalam Osiloskop dan seluruh sinyal input akan ditampilkan pada layar
Osiloskop.
11. GND
Jika tombol GND diaktifkan, maka Terminal INPUT akan terbuka, Input yang
bersumber dari penguatan Internal Osiloskop akan ditanahkan (Grounded).
12. VERTICAL INPUT CH-1
Sebagai VERTICAL INPUT untuk Saluran 1 (Channel 1)
13. VERTICAL INPUT CH-2
Sebagai VERTICAL INPUT untuk Saluran 2 (Channel 2)
14. POSITION
Untuk penyetelan tampilan kiri-kanan pada layar.
15. Sakelar TIME/DIV
Sakelar TIME/DIV digunakan untuk memilih skala besaran waktu dari suatu
periode atau per satu kotak cm pada layar Osiloskop.
16. Tombol CAL (TIME/DIV)
Berfungsi untuk kalibrasi TIME/DIV
17. VARIABLE
Fungsi Variable pada bagian Horizontal adalah untuk mengatur kepekaan
(sensitivitas) TIME/DIV.
18. GND
GND merupakan Konektor yang dihubungkan ke Ground (Tanah).
19. Sakelar SOURCE
Penyesuai pemilihan sinyal.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan


1. Osiloskop
2. Trafo
3. Jepit buaya
4. Multimeter

3.2 Langkah Percobaan


1. Siapkan alat dan bahan.
2. Pelajari terlebih dahulu karakteristik dari lilitan primer dan sekunder pada trafo
3. Pastikan anda sudah melakukan kalibrasi osiloskop
4. Hubungkan trafo yang telah di sediakan ke jala-jala PLN
5. Ukur tegangan output trafo mengunakan multimeter
6. Buktikan pengukuran dengan alat osiloskop

3.3 Tabel Pengamatan

Gambar Rangkaian
Multimeter Osiloskop

T ra f o

220 12
L is t r ik P L N

0 0

Tabel Rangkaian
Resistansi (terhadap 0) V Ukur Multi VOsi
No Tegangan Trafo
Lilitan sekunder (V AC) (V P)

1 6V 0,4 6,9 10

2 7,5 V 0,5 8,9 12,5

3 12 V 0,5 16 10
BAB IV
ANALISIS DAN KESIMPULAN

4.1 Analisis
Berdasarkan praktikum tersebut, semakin besar tegangan suatu trafo maka
semakin besar pula resistansi lilitan sekundernya dan juga V Osiloskop. Untuk hasil V
AC menggunakan alat ukur multimeter berbeda dikarenakan trafo tersebut mengalami
kebocoran, sehingga saat diukur tegangannya lebih besar dari yang tertera di trafo.
Untuk resistansi lilitan diukur menggunakan avometer dengan menempelkan probe
merah ke nol dan probe hitam ke lilitan sekunder. Selector avometer berada di posisi
ohm meter dan trafo tidak berada dalam posisi disambungkan ke sumber tegangan.

4.2 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diatas dapat disimpulkan bahwa
trafo merupakan suatu alat yang berfungsi untuk menurunkan ataupun menaikkan
tegangan. Trafo memiliki peran penting dalam kehidupan sehari hari, karena kita tidak
bisa langsung menggunakan listrik bertegangan tinggi langung dari PLN, namuun harus
diturunkan terlebih dahulu menggunakan trafo.
DAFTAR PUSTAKA

[1] D. Kho, "Bagian Bagian Osiloskop," . [Online]. Available:


https://teknikelektronika.com/bagian-bagian-osiloskop-kontrol-dan-indikator-osiloskop/.
[Accessed 17 November 2020].
[2] D. Kho, "Pengertian Trafo dan Prinsip Kerjanya," [Online]. Available:
https://teknikelektronika.com/pengertian-transformator-prinsip-kerja-trafo/ [Accessed 13
November 2020].
[3] Arga, "Pengertian dan Fungsi Osiloskop” 28 April 2020. [Online]. Available:
shttps://www.technodand.net/2017/11/cara-melakukan-pengecekan-pada.html. [Accessed
14 November 2020].
[4] I, Rahmat, "Cara Mengkalibrasi Osiloskop Analog," 19 Januari 2018. [Online].
Available: https://www.youtube.com/watch?
v=Y8FhNDETsNY&ab_channel=RahmatIliasBasti [Accessed 14 November 2020].
LAMPIRAN
FOTO PRAKTIKUM

GAMBAR KETERANGAN

Trafo Non CT

Osiloskop Analog

Anda mungkin juga menyukai