A. TUJUAN
B. LANDASAN TEORI
Salah satu alat ukur elektronik yang sangat banyak digunakan dalam
mengukur tegangan (AC/DC), arus dan tahanan adalah multimeter
semikonduktor. Detail rangkaian dari alat ukur tersebut bervariasi dari satu
instrumen ke instrumen lain, akan tetapi pada umumnya sebuah multimeter
mengandung elemen-elemen sebagai berikut :
a. Penguat DC jembatan setimbang (balance bridge dc amplifier) dan alat
pencatat.
b. Pelemah masukan ayau saklar rangkuman (range), guna membatasi besarnya
tegangan masukan pada nilai yang diinginkan.
c. Rangkaian penyearah, untuk mengubah teganga masukan AC menjadi DC
yang sebanding.
d. Baterai internal dan rangkaian hambatan, guna melengkapi keampuan
pengukuran tahanan.
e. Saklar fungsi, untuk memilih berbagai funsi pengukuran.
Selain multimeter, alat ukur lain yang digunakan adalah osiloskop sinar katoda
atau sering disebut CRO (Cathode Ray Oscilloscope). CRO digunakan untuk
pengukuran dan analisa bentuk-bentuk gelombang dan gejala-gejala lain seperti
tegangan dan perioda. Pada dasarnya CRO adalah alat pembuat grafik (plotter)
X-Y yang sangat cepat, yaitu dapat memperagakan, sebuah sinyal masukan
terhadap sinyal lain atau waktu. Pena plotter adalah sebuah bintik cahaya yang
bergerak melalui permukaan layar dalam memberi tanggapan terhadap tegangan-
tegangan masukan. Osiloskop yang digunakan pada praktikum kali ini adalah
tipe analog dengan pengukuran frekuensi maksimum 20 MHz. Cara kerja
osiloskop ini adalah suatu berkas sinar katoda dengan arah lintasan dikendalikan
menuju layar monitor yang dapat berputar.
Keterangan :
A = Nilai pertama sebagai digit pertama
B = Nilai kedua sebagai digit kedua
C = Digit ketiga sebagai faktor pengali
Kode huruf = Sebagai nilai toleransi
Untuk nilai toleransi kapasitor berdasarkan huruf dapat dilihat pada tabel
1.2 berikut.
Tabel 1.2 Nilai toleransi kapasitor berdasarkan kode huruf
B C D E F G H J K M Z
0, +80%
0,10 0,25 0,5 1 2 3 5 10 20
5 dan
pF pF % % % % % % %
pF -20%
c) Dioda
Dioda adalah komponen yang hanya dapat mengalirkan arus listrik dalam
satu arah saja. Dewasa ini, dioda yang banyak digunakan adalah dioda
yang terbuat dari bahan semikonduktor. Dioda semikonduktor memiliki
bentuk fisik lebih kecil dari resistor.
Gambar 1.6 Wujud dan Simbol dioda
Dioda semikonduktor terbuat dari bahan semikonduktor, yaitu Silikon
(Si). Bahan silikon dalam keadaan murni bersifat sebagai isolator.
Namun bila pada silikon tersebut disisipkan sedikit fosfor (P), maka
silikon akan dapat menghantarkan srus listrik. Dioda terdiri atas
beberapa macam yaitu :
Multimeter adalah alat ukur dalam bidang elektronika yang untuk; (i).
Mengukur tegangan DC, mengukur tegangan AC, mengukur arus DC,
mengukur tahanan (Ohm), mengukur nilai kapasitansi kapasitor (Farad) dan;
(ii).Memeriksa keadaan suatu komponen masih baik atau tidak dan digunakan
pada trouble shooting suatu peralatan elektronik. Pada Multimeter Analog
terdapat skala pembacaan meter dan saklar putar untuk memilih fungsi
pengukuran dan kisaran/rentangan pengukuran. Fungsi pengukurannya yaitu
DC Voltmeter, AC Voltmeter, DC Amperemeter, Ohmmeter dan lain-lain
(Prawiroredjo,2006).
Osiloskop termasuk alat ukur elektronika, digunakan untuk melihat
bentuk gelombang, menganalisa gelombang dan fenomena lain dalam
gelombang rangkaian elektronika. Dengan osiloskop dapat melihat amplitude
tegangan dan gelombang kotak, oleh karena itu harga rata-rata, pucak, RMS
(Root Mean Square), maupun harga puncak ke puncak atau Vp-p dari
tegangan dapat kita ukur. Selain itu juga hubungan antara frekuensi dan phasa
antara dua gelombang juga dapat dibandingkan (Anonim, 2008).
Alat dan bahan pada percobaan ini dapat dilihat pada tabel 1.3 berikut.
Tabel 1.3 Alat dan bahan pada percobaan alat ukur elektronika dan komponen
pasif.
No Alat dan Bahan Fungsi NST JU
1 Multimeter
Analog Untuk mengukur 0,2 Ὼ ∞
hambatan listrik
Untuk mengukuer 0,1 mV 250 V
tegangan listrik
Unruk mengukur 0,5 mA 250
arus listrik mA
Digital Untuk mengukur 0,001 1 μF
kapasitansi nF
2 Catu daya Sebagai sumber tegangan 0,1 V 15 V
3 Kabel jumper Untuk menghubungkan
rangkaian dengan catu
daya
4 Kapasitor Untuk menyimpan
muatan
5 Kabel penghubung Untuk menghubungkan
catu daya dan rangkaian
6 Transistor Untuk menguatkan
tegangan
7 Potensiometer Untuk menghambat arus
listrik
Lanjutan tabel 1.
8 Osiloskop Untuk menampilkan arus Hor :
listrik dalam bentuk 0,2 10
gelombang DIV DIV
Ver :
8 DIV
9 Resistor Untuk menghambat arus
listrik
10 Papan rangkaian Sebagai tempat
merangkai komponen
elektronik
11 IC (Integrated Sebagai otak alat
Circuit) elektronik
12 Dioda
Dioda biaasa Sebagai
Dioda zener penyearah arus
LED listrik
Sebagai regulator
tegaangan
Sebagai alat
bantu
pencahayaan
13 Transformator Untuk menaikkan atau
menurunkan tegangan
D. PROSEDUR KERJA
Prosedur kerja pada percobaan ini adalah sebagai berikut.
1. Kalibrasi osiloskop
a. Menyiapkan osiloskop.
b. Menyalakan osiloskop.
c. Menghubungkan probe pada chanel 1 atau chanel 2.
d. Mengukur intensitas cahaya dan fluks agar gambar pada osiloskop
terlihat jelas.
e. Menempatkan probe osloskop terhadap temperatur isyarat (CAL) untuk
kalibrasi.
f. Mengatur volt/DIV dan Time/Div hingga tegangan Vpp pada layar sama
dengan tegangan Vpp pada Cal.
2. Kalibrasi meltimeter
a. Menyiapkan multimeter.
b. Menyalakan multimeter.
c. Menggeser saklar penunjuk ke variabel resistansi (Ὼ).
d. Menempelkan jarum probe positif (merah) dan jarum probe negatif
(hitam).
e. Melihat jarum multimeter pada layar multimeter hingga jarum
multimeter menunjukkan angka nol.
f. Jika jarum tidak menunjukkan angka nol, putar tombol yang akan
dikenakan atas (tombol kalibrasi) hingga menunjukkan angka nol..
3. Pengukuran pada resistor
a. Menyiapkan 5 buah resistor dengan 4 gelang warna berbeda.
b. Menentukan nilai hambatn resisitor berdasarkan kode warnanya.
c. Mengukur hambatan resistor dengan multimeter analog.
d. Merangkai resistor seperti pada gambar 1.8 berikut.
E. DATA PENGAMATAN
Pengukuran multimeter
N0 Kapasitor Kode
(μF)
1. C1 300 K 6 x 10-4
2. C2 503 Z 61 x 10-4
3. C3 103 J 114 x 10-4
4. C4 154 K 16 x 10-2
5. C5 104 J 966 x 10-4
F. ANALISIS DATA
R1 = AB ×10c
= 56 ×100
= 56 Ω
D = ±10
R1seb = R ±∆ R
Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya dapat dilihat pada
tabel 1.7 berikut:
Rmultimete
NO R Warna Rseb= R ± ∆ R
r (Ω)
1. R1 Hijau, biru, hitam, perak 60 50,4 Ω s/d 61,6
2. R2 Coklat, hitam, merah, emas 950 950 s/d 1050
3. R3 Coklat, abu-abu, jingga, 18000 16200 s/d 19800
perak
4. R4 Coklat hijau, merah, perak 1500 1350 s/d 1650
5. R5 Merah, hitam, kuning, emas 200000 19000 s/d 210000
2. Kapasitansi kapasitor
C1 = AB ×10C
= 30 ×100
= 30 pF
= 3 ×10−5 μF
Kode huruf
K = 10%
Dengan cara yang sama untuk data selanjutya dapat dilihat pada tabel
1.8 berikut.
Tabel 1.8Analisis Data pada kapasitor
Pengukuran
C seb = C±∆C (
N0 Kapasitor Kode multimeter
μF ¿
(μF)
1. C1 300 K 6 x 10-4
2,7 ×10−5 s/d 3,3 ×10−5
2. C2 503 Z 61 x 10-4 10 x 10-3 s/d 60 x 10-3
V
I =
( R 5+ R 3+ R 1+ R 4 )
10 v
=
(56+1000+18000+1500+ 200000)Ὼ
10 v
=
220556 Ω
= 4,534 x 10-5 A
V = I.R
V1 = I.R5
= 0,002539 volt
Dengan cara yang sama untuk data selanjutya dapat dilihat pada
tabel 1.9 berikut:
G. PEMBAHASAN
Komponen elektronika merupakan komponen yang menunjang suatu
rangkaian elektronik agar dapat bekerja dengan baik. Terdapat berabgai macam
komponen elektronika dan dibagi menjadi dua yaitu komponen aktif dan
komponen pasif. Komponen aktif adalah komponen elektronika yang bisa
melakukan kerja / bekerja jika dialiri arus listrik seperti transistor,diode,
integrated circuit (IC), dan silikon central rectifier (SCR). Sedangkan komponen
pasif adalah komponen elektronika yang dapat bekerja meskipun tidak di aliri
arus listrik, contohnya : inductor, resistor, dan kapasitor.
Percobaan ini mengetahui penggunaan alaat ukur elektronika dan
komponen pasif. Alat ukur elektronikayang digunkan adalah multimeter analog,
multimeter digital, dan osiloskop. Sementara komponen pasif komponen pasif
yang digunakan pada percobaan ini adalah adalah resistor dan kapasitor. Sebelum
masuk menghitung atau mengukur komponen pasifnya terlebih dahulu kita
mengkalibrasikan multimeter dan osiloskop sebagai alat ukur yang digunakan
untuk memeriksa keakuratan alat ukur. Kemudian alat ukur siap digunakan.
Selanjutnya mengukur hambatan resistor pada lima resistor yang berbeda
menggunakan multimeter analog dimana nilai resistansi yang diperoleh pada
resistornya dan beberapa resistor berada pada rentang nilai resistansi yang
sebenarnya.
Perlakuan selanjutnya adalah mengukur nilai kapasitansi kapasitor
mengguanakn multimeter digital. Dimana saat pengukuran analisis datanya dapat
dilihat beberapa nilai kapasitansinya tidak berada pada nilai rentang kapasitor
sebenarnya. Hal ini dapat terjadi karena dipengaruhi oeleh beberapa factor yaitu
factor alat dan factor komponen kapasitor yang kurang optimal dalam
menyimpan muatan.
Perlakuan terakhir adalah mengukur arus dan tegangan resistor yang
disusun secara seri. Pada proses pengukuran arus diperoleh nilai arus yang sama
untuk semua resistor sebesar 1,5 x 10 -3 A nilai I tersebuut sesuai dengan teori
pada rangkaian seri yaitu arus yang melalui tiap resistor adalah sama satu sama
lain. Namun, nilai secara secara teori di dapatkan hasil yang berbeda yaitu
sebesar 4,534 x 10-5 A. Hal ini disebabkan kurang optimalnya resistor dalam
menghambat arus dalam rangkain. Sedangkan pada proses pengukura tegangan
pada resistor dan diperoleh nilai tegangan yang berbeda untuk tiap resistornya hal
ini dikarenakan resistor memiliki nilai resistansi yang berbeda-beda sehingga
tegangan yang ada pada tiap resistor berbeda pula. Berdasarkan teori total
tegangan masukan atau tegangan sumber sama dengan nilai tegangan dari seluruh
resistor, pada pengamatan tegangan sumber yang diberikan sebesar 10 Volt san
secara analisis total dan nilai tegangan pada semua resistor sebesar 9,9994 V,
dapat dilihat nilai saat pengamatan tegangan sumbernya 10 V sama dengan
tegangan total pada analisis dan saat dibulatkan nilainya akan menjadi 10 Volt
juga. Hal ini dikarenakan resistor sudah optimal. Dapat dilihat masih ada nilai
0,0006 V yang hilang pada nilai tegangan secara teori, nilai tegangan inilah yang
berubah menjadi energi panas tiap waktunya, sehingga terjadi peningkatan suhu
pada resistor dan akibatnya resistornya menurun pada tiap resistor.
Peningkatan suhu ini diakibatkan adanya perubahan energy yaitu
energy listrik terjadi menjadi energy panas, dimana arus listrik sebagai penggerak
electron dan rangkaian. Kemampuan inilah yang disebut daya disipatif, sehingga
H. KESIMPULAN