Anda di halaman 1dari 17

PERCOBAAN 1

ALAT UKUR ELEKTRONIKA DAN KOMPONEN PASIF

A. TUJUAN

Tujuan pada percobaan Alat Ukur Elektronika dan Komponen Pasif


adalah sebagai berikut.
1. Dapat menggunakan alat ukur elektronik pada suatu multimeter seperti
amperemeter, voltmeter dan ohmmeter.
2. Dapat menggunakan osiloskop secara maksimal.
3. Untuk memahami adanya daya disipatif oleh alat ukur pada saat melakukan
pengukuran.
4. Untuk mengetahui kode-kode warna yang ada pada komponen elektronika.
5. Untuk mengetahui besaran fisis yang terdapat pada komponen elektronika.
6. Untuk mengetahui adanya faktor toleransi yang dimiliki komponen
elektronika.
7. Untuk memahami sifat dan karakteristik suatu komponen elektronika.

B. LANDASAN TEORI

Salah satu alat ukur elektronik yang sangat banyak digunakan dalam
mengukur tegangan (AC/DC), arus dan tahanan adalah multimeter
semikonduktor. Detail rangkaian dari alat ukur tersebut bervariasi dari satu
instrumen ke instrumen lain, akan tetapi pada umumnya sebuah multimeter
mengandung elemen-elemen sebagai berikut :
a. Penguat DC jembatan setimbang (balance bridge dc amplifier) dan alat
pencatat.
b. Pelemah masukan ayau saklar rangkuman (range), guna membatasi besarnya
tegangan masukan pada nilai yang diinginkan.
c. Rangkaian penyearah, untuk mengubah teganga masukan AC menjadi DC
yang sebanding.
d. Baterai internal dan rangkaian hambatan, guna melengkapi keampuan
pengukuran tahanan.
e. Saklar fungsi, untuk memilih berbagai funsi pengukuran.

Selain multimeter, alat ukur lain yang digunakan adalah osiloskop sinar katoda
atau sering disebut CRO (Cathode Ray Oscilloscope). CRO digunakan untuk
pengukuran dan analisa bentuk-bentuk gelombang dan gejala-gejala lain seperti
tegangan dan perioda. Pada dasarnya CRO adalah alat pembuat grafik (plotter)
X-Y yang sangat cepat, yaitu dapat memperagakan, sebuah sinyal masukan
terhadap sinyal lain atau waktu. Pena plotter adalah sebuah bintik cahaya yang
bergerak melalui permukaan layar dalam memberi tanggapan terhadap tegangan-
tegangan masukan. Osiloskop yang digunakan pada praktikum kali ini adalah
tipe analog dengan pengukuran frekuensi maksimum 20 MHz. Cara kerja
osiloskop ini adalah suatu berkas sinar katoda dengan arah lintasan dikendalikan
menuju layar monitor yang dapat berputar.

Gambar 1.1 Prinsip Kerja Osiloskop


Bagian utama osiloskop terdiri dari senapan elektron, sistem pembelok dan layar
pendaran fluor, semuanya dimasukkan ke dalam tabung gelas hampa. Pada
deflektor terdapat dua pasang plat vertikal dan horisontal yang saling tegak lurus.
Dua efek pembelokan ini bersuperposisi agar dapat mengarahkan berkas elektron
ke segala arah pada layar. Tegangan plat vertikal dikendalikan dari channel input
melalui suatu penguatan yang skalanya dapat diatur dengan satuan V/Div.
Sedangkan tegangan plat horisontal dihasilkan dari internal swap dengan satuan
Time/Div.
Gambar 1.2 Tampilan pada layar osiloskop
1. Komponen Pasif
a) Resistor
Resistor atau biasa dikenal dengan tahanan atau hambatan adalah salah
satu komponen elektronika yang terbuat dari karbon, kawat, kertas dan
lain-lain. Pada badan resistor terdapat 3, 4, atau 5 lingkaran yang
mencirikan nilai resistansi resistor tersebut. Warna terakhir dari lingkaran
warna pada badan resistor menunjukkan nilai toleransi resistor.

Gambar 1.3 Wujud dan Simbol resistor

Berikut tabel warna dari resistor

Tabel 1.1 Tabel kode warna resistor


Warna Gelang 1 Gelang 2 Gelang 3 Pengali Toleransi
Hitam 0 0 0 1 ±1%
Coklat 1 1 1 101
Merah 2 2 2 102
Jingga 3 3 3 103
Kuning 4 4 4 104
Hijau 5 5 5 105 ±0,5%
Biru 6 6 6 106 ±0,25%
Ungu 7 7 7
Abu-abu 8 8 8 ±0,05%
Putih 9 9 9
Emas 10-1 ±5%
Perak 10-2 ±10%
Tanpa ±20%
warna
Untuk menghitung nilai resistansi resistor dengan menggunakan tabel
diatas dapat menggunakan persamaan berikut ini :

 Untuk resistor dengan 4 gelang warna:


R = AB x 10C ± D (Ω) (1.1)
Keterangan :
A = warna gelang pertama
B = warna gelang kedua
C = warna gelang ketiga
D = warna gelang keempat (nilai toleransi)
 Untuk resistor dengan 5 gelang warna:
R = ABC x 10D ± E (Ω) (1.2)
Keterangan :
A = warna gelang pertama
B = warna gelang kedua
C = warna gelang ketiga
D = warna gelang keempat
E = warna gelang ke lima (nilai toleransi)
Ada beberapa jenis resistor, yaitu sebagai berikut.
1. Resistor karbon padat, terbuat serbuk karbon halus yang
dimampatkan dengan sejenis zat perekat. Resistor jenis ini biasa
memberikan noise yang tinggi karena terdiri dari susunan beberapa
serbuk.
2. Resistor karbon film, terbuat dari bahan keramik. Resistansi
resistor jenis ini tidak mudah berubahdan tahan terhadap suhu
tinggi.
3. Resistor oksida logam film, terbuat dari bahan SnCl2. Resistor
jenis ini dikenal berkualitas inggi karena mempunyai presisi, daya
dan stabilitas yang tinggi.
4. Resistor lilitan kawat, terbuat dari kawat yang dililitkan.
5. Resistor gelas logam, terbuat dari suspensi organis dari logam
bercampur butiran gelas yang dilapiskan pada permukaan silinder
keramik. Resistor ini mempunyai kualitas yang sama dengan
resistor karbon
b) Kapasitor
Kapasitor adalah komponen elektronika yang berfungsi menahan arus
DC dan melewatkan arus AC. Selain itu, kapasitor juga berfungsi
menyimpan muatan. Kapasitor ada yang mempunyai polaritas dan ada
pula yang tidak mempunyai polaritas. Kapasitor berpolaritas disebut elco
(electrolit condensator). Ada pula kapasitor yang dapat diubah-ubah
kapasitasnya. Kapasitor ini biasa disebut varco (variable capasitor) yang
digunakan dalam penerima pesawat radio.
Ada beberapa jenis kapasitor dari bahan pembuatannya seperti kapasitor
mika, keramik, plastik dan lain-lain.

Gambar 1.4 jenis-jenis kapasitor dan simbolnya


Beberapa kapasitor memiliki kode-kode nilai kapasitansi yang tertera
pada badan kapasitor tersebut, seperti tampak pada Gambar 1.5 berikut.
Gambar 1.4 Kapasitor dengan kode nilai kapasitansi

Untuk menghitung nilai kapasitansi kapasitor dengan menggunakan tabel


kode kapasitor dapat menggunakan persamaan berikut ini:

C = (AB ± 10C ± (kode huruf)) (pF) (1.3)

Keterangan :
A = Nilai pertama sebagai digit pertama
B = Nilai kedua sebagai digit kedua
C = Digit ketiga sebagai faktor pengali
Kode huruf = Sebagai nilai toleransi

Untuk nilai toleransi kapasitor berdasarkan huruf dapat dilihat pada tabel
1.2 berikut.
Tabel 1.2 Nilai toleransi kapasitor berdasarkan kode huruf

B C D E F G H J K M Z
0, +80%
0,10 0,25 0,5 1 2 3 5 10 20
5 dan
pF pF % % % % % % %
pF -20%

c) Dioda
Dioda adalah komponen yang hanya dapat mengalirkan arus listrik dalam
satu arah saja. Dewasa ini, dioda yang banyak digunakan adalah dioda
yang terbuat dari bahan semikonduktor. Dioda semikonduktor memiliki
bentuk fisik lebih kecil dari resistor.
Gambar 1.6 Wujud dan Simbol dioda
Dioda semikonduktor terbuat dari bahan semikonduktor, yaitu Silikon
(Si). Bahan silikon dalam keadaan murni bersifat sebagai isolator.
Namun bila pada silikon tersebut disisipkan sedikit fosfor (P), maka
silikon akan dapat menghantarkan srus listrik. Dioda terdiri atas
beberapa macam yaitu :

1. Dioda detektor, yaitu dioda kristal yang digunakan untuk


memisahkan frekuensi pembawanya, biasa digunakan pada radio
penerima.
2. Dioda penyearah (rectifier), yaitu dioda yang digunakan untuk
menyearahkan arus AC menjadi DC pada adaptor.
3. Dioda zener, yaitu dioda yang digunakan untuk menstabilkan
tegangan.
4. Dioda LED (Light Emiting Diode) yaitu dioda yang dapat
mengeluarkan sinar.
(Anonim,2017)

Multimeter adalah alat ukur dalam bidang elektronika yang untuk; (i).
Mengukur tegangan DC, mengukur tegangan AC, mengukur arus DC,
mengukur tahanan (Ohm), mengukur nilai kapasitansi kapasitor (Farad) dan;
(ii).Memeriksa keadaan suatu komponen masih baik atau tidak dan digunakan
pada trouble shooting suatu peralatan elektronik. Pada Multimeter Analog
terdapat skala pembacaan meter dan saklar putar untuk memilih fungsi
pengukuran dan kisaran/rentangan pengukuran. Fungsi pengukurannya yaitu
DC Voltmeter, AC Voltmeter, DC Amperemeter, Ohmmeter dan lain-lain
(Prawiroredjo,2006).
Osiloskop termasuk alat ukur elektronika, digunakan untuk melihat
bentuk gelombang, menganalisa gelombang dan fenomena lain dalam
gelombang rangkaian elektronika. Dengan osiloskop dapat melihat amplitude
tegangan dan gelombang kotak, oleh karena itu harga rata-rata, pucak, RMS
(Root Mean Square), maupun harga puncak ke puncak atau Vp-p dari
tegangan dapat kita ukur. Selain itu juga hubungan antara frekuensi dan phasa
antara dua gelombang juga dapat dibandingkan (Anonim, 2008).

C. ALAT DAN BAHAN

Alat dan bahan pada percobaan ini dapat dilihat pada tabel 1.3 berikut.
Tabel 1.3 Alat dan bahan pada percobaan alat ukur elektronika dan komponen
pasif.
No Alat dan Bahan Fungsi NST JU
1 Multimeter
 Analog  Untuk mengukur 0,2 Ὼ ∞
hambatan listrik
 Untuk mengukuer 0,1 mV 250 V
tegangan listrik
 Unruk mengukur 0,5 mA 250
arus listrik mA
 Digital  Untuk mengukur 0,001 1 μF
kapasitansi nF
2 Catu daya Sebagai sumber tegangan 0,1 V 15 V
3 Kabel jumper Untuk menghubungkan
rangkaian dengan catu
daya
4 Kapasitor Untuk menyimpan
muatan
5 Kabel penghubung Untuk menghubungkan
catu daya dan rangkaian
6 Transistor Untuk menguatkan
tegangan
7 Potensiometer Untuk menghambat arus
listrik

Lanjutan tabel 1.
8 Osiloskop Untuk menampilkan arus Hor :
listrik dalam bentuk 0,2 10
gelombang DIV DIV
Ver :
8 DIV
9 Resistor Untuk menghambat arus
listrik
10 Papan rangkaian Sebagai tempat
merangkai komponen
elektronik
11 IC (Integrated Sebagai otak alat
Circuit) elektronik
12 Dioda
 Dioda biaasa  Sebagai
 Dioda zener penyearah arus
 LED listrik
 Sebagai regulator
tegaangan
 Sebagai alat
bantu
pencahayaan
13 Transformator Untuk menaikkan atau
menurunkan tegangan

D. PROSEDUR KERJA
Prosedur kerja pada percobaan ini adalah sebagai berikut.
1. Kalibrasi osiloskop
a. Menyiapkan osiloskop.
b. Menyalakan osiloskop.
c. Menghubungkan probe pada chanel 1 atau chanel 2.
d. Mengukur intensitas cahaya dan fluks agar gambar pada osiloskop
terlihat jelas.
e. Menempatkan probe osloskop terhadap temperatur isyarat (CAL) untuk
kalibrasi.
f. Mengatur volt/DIV dan Time/Div hingga tegangan Vpp pada layar sama
dengan tegangan Vpp pada Cal.
2. Kalibrasi meltimeter
a. Menyiapkan multimeter.
b. Menyalakan multimeter.
c. Menggeser saklar penunjuk ke variabel resistansi (Ὼ).
d. Menempelkan jarum probe positif (merah) dan jarum probe negatif
(hitam).
e. Melihat jarum multimeter pada layar multimeter hingga jarum
multimeter menunjukkan angka nol.
f. Jika jarum tidak menunjukkan angka nol, putar tombol yang akan
dikenakan atas (tombol kalibrasi) hingga menunjukkan angka nol..
3. Pengukuran pada resistor
a. Menyiapkan 5 buah resistor dengan 4 gelang warna berbeda.
b. Menentukan nilai hambatn resisitor berdasarkan kode warnanya.
c. Mengukur hambatan resistor dengan multimeter analog.
d. Merangkai resistor seperti pada gambar 1.8 berikut.

Gamabar 1.8 rangkaian seri reisistor.

e. Mengukur tegangan sumber terlebih dahulu dengan menggunakan


multimeter analog. Pengukuran ini dilakukan dengan cara
menghubungkan probe merah (+) dan probe hitam (-) multimeter pada
ujung-ujung rangkaian (kaki terluar resistor pertama dan kelima).
f. Mengukur tegangan tiap resistor dengan menggunakan multimeter
analog. Pengukuran ini dilakukan dengan cara menghubungkan probe
merah (+) kek kaki pertama resistor 1 dan probe hitam (-) pada kaki
kedua resistor 1. Untuk resistor selanjutnya dilakukan hal yang sama.
g. Mengukur arus yang melintasi tiap resistor dengan menggunakan
multimeter analog. Perlakuan ini dilakukan dengan cara :
1. Untuk resistor 1 yakni dengan menghubungkan probe merah (+) pada
kabel penghubung power supply ke terminal positifnya lalu
menghubungkan probe hitam (-) ke kai resistor pertama tepat
disebelahresistor kedua.
2. Untuk resistor 2 yaitu dengan memutuskan jalur rangkaian diantara
resistor 1 dan resistor 2, lalu menghubungkan probe merah (+)
multimeter pada hubungan yang diputus paling dekat dengan sumber
tegangan positif dan probe hitam (-) diletakkan pada sisi lainnya.
3. Untuk resistor selanjutnya pengukuran sama seperti reisitor 2 dengan
memutuskan jalur diantara resistor yang saling berdekatan.

4. Pengukuran pada kapasitor.


a. Menyiapkan 5 buah kapasitor yang berbeda.
b. Menentukan nilai kapasitansinya berdasarkan kodenya.
c. Mengukur besarnya nilai kapasitansi dengan menggunakan
multimeter digital.

E. DATA PENGAMATAN

Data pengamatan pada percobaan alat ukur elektronika dan komponen


pasif adalah sebagai berikut :
a. Pengamatan pada resistor
Tabel 1.4 Data pengamatan percobaan pada resistor

N Resistor Warna Pengukuran multimeter


O (Ω)
1. R1 Hijau, biru, hitam, perak 60
2. R2 Coklat, hitam, merah, emas 950
3. R3 Coklat, abu-abu, jingga, 18000
perak
Lanjutan tabrl 1.4
4. R4 Coklat hijau, merah, perak 1500
5. R5 Merah, hitam, kuning, emas 200000

b. Pengamatan pada kapasitor


Tabel 1.5 Data pengamatan percobaan pada kapasitor

Pengukuran multimeter
N0 Kapasitor Kode
(μF)
1. C1 300 K 6 x 10-4
2. C2 503 Z 61 x 10-4
3. C3 103 J 114 x 10-4
4. C4 154 K 16 x 10-2
5. C5 104 J 966 x 10-4

c. Mengukur arus dan tegangan

Tabel 1.6 Data Pengamatan Mengukur Arus dan Tegangan

N Resistor Arus (A) Tegangan (volt)


O
1. R5 0.0015 0,005
2. R3 0.0015 0,035
3. R1 0.0015 0,19
4. R4 0.0015 0,05
5 R5 0.0015 8,4

F. ANALISIS DATA

1. Perhitungan nilai resistansi sebenarnya

R1 = AB ×10c

= 56 ×100

= 56 Ω

D = ±10

R1seb = R ±∆ R

= (56 - 5,6) s/d (56 + 5,6)

= 50,4 Ω s/d 61,6 Ω

Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya dapat dilihat pada
tabel 1.7 berikut:

Tabel 1.7Analisis data Hambatan Resistor

Rmultimete
NO R Warna Rseb= R ± ∆ R
r (Ω)
1. R1 Hijau, biru, hitam, perak 60 50,4 Ω s/d 61,6
2. R2 Coklat, hitam, merah, emas 950 950 s/d 1050
3. R3 Coklat, abu-abu, jingga, 18000 16200 s/d 19800
perak
4. R4 Coklat hijau, merah, perak 1500 1350 s/d 1650
5. R5 Merah, hitam, kuning, emas 200000 19000 s/d 210000

2. Kapasitansi kapasitor

C1 = AB ×10C

= 30 ×100

= 30 pF

= 3 ×10−5 μF

Kode huruf

K = 10%

Cseb = C ± kode huruf

= (3 ×10−5 – 0,3 ×10−5 ) s/d (3 ×10−5 + 0,3 ×10−5 )

= 2,7 ×10−5 μFs/d 3,3 ×10−5 μ F

Dengan cara yang sama untuk data selanjutya dapat dilihat pada tabel
1.8 berikut.
Tabel 1.8Analisis Data pada kapasitor

Pengukuran
C seb = C±∆C (
N0 Kapasitor Kode multimeter
μF ¿
(μF)
1. C1 300 K 6 x 10-4
2,7 ×10−5 s/d 3,3 ×10−5
2. C2 503 Z 61 x 10-4 10 x 10-3 s/d 60 x 10-3

3. C3 103 J 114 x 10-4 9,5 x 10-3 s/d 10,5 x 10-3


4. C4 154 K 16 x 10-2 135 x 10-3 s/d 165 x 10-3
5. C5 104 J 966 x 10-4 95 x 10-3 s/d 105 x 10-3
3. Arus dan Tegangan resistor

Mengukur tegangan dan arus

V
I =
( R 5+ R 3+ R 1+ R 4 )

10 v
=
(56+1000+18000+1500+ 200000)Ὼ

10 v
=
220556 Ω

= 4,534 x 10-5 A

V = I.R

V1 = I.R5

= 4,534 x 10-5A ×56 Ω

= 0,002539 volt

Dengan cara yang sama untuk data selanjutya dapat dilihat pada
tabel 1.9 berikut:

Tabel 1.9. Hasil analisi pada pengukuran arus dan tegangan

No Resistor R I I teori (A) Vpraktek Vteori(V)


gelang praktek (V)
(Ὼ) (A)
1 R1 56 0,0015 4,534x10-5 0,005 0,002539
2 R2 1000 0,0015 4,534x10-5 0,035 0,04534
3 R3 18000 0,0015 4,534x10-5 0,19 0,816119
4 R4 1500 0,0015 4,534x10-5 0,05 0,06801
5 R5 200000 0,0015 4,534x10-5 8,4 9,0679

G. PEMBAHASAN
Komponen elektronika merupakan komponen yang menunjang suatu
rangkaian elektronik agar dapat bekerja dengan baik. Terdapat berabgai macam
komponen elektronika dan dibagi menjadi dua yaitu komponen aktif dan
komponen pasif. Komponen aktif adalah komponen elektronika yang bisa
melakukan kerja / bekerja jika dialiri arus listrik seperti transistor,diode,
integrated circuit (IC), dan silikon central rectifier (SCR). Sedangkan komponen
pasif adalah komponen elektronika yang dapat bekerja meskipun tidak di aliri
arus listrik, contohnya : inductor, resistor, dan kapasitor.
Percobaan ini mengetahui penggunaan alaat ukur elektronika dan
komponen pasif. Alat ukur elektronikayang digunkan adalah multimeter analog,
multimeter digital, dan osiloskop. Sementara komponen pasif komponen pasif
yang digunakan pada percobaan ini adalah adalah resistor dan kapasitor. Sebelum
masuk menghitung atau mengukur komponen pasifnya terlebih dahulu kita
mengkalibrasikan multimeter dan osiloskop sebagai alat ukur yang digunakan
untuk memeriksa keakuratan alat ukur. Kemudian alat ukur siap digunakan.
Selanjutnya mengukur hambatan resistor pada lima resistor yang berbeda
menggunakan multimeter analog dimana nilai resistansi yang diperoleh pada
resistornya dan beberapa resistor berada pada rentang nilai resistansi yang
sebenarnya.
Perlakuan selanjutnya adalah mengukur nilai kapasitansi kapasitor
mengguanakn multimeter digital. Dimana saat pengukuran analisis datanya dapat
dilihat beberapa nilai kapasitansinya tidak berada pada nilai rentang kapasitor
sebenarnya. Hal ini dapat terjadi karena dipengaruhi oeleh beberapa factor yaitu
factor alat dan factor komponen kapasitor yang kurang optimal dalam
menyimpan muatan.
Perlakuan terakhir adalah mengukur arus dan tegangan resistor yang
disusun secara seri. Pada proses pengukuran arus diperoleh nilai arus yang sama
untuk semua resistor sebesar 1,5 x 10 -3 A nilai I tersebuut sesuai dengan teori
pada rangkaian seri yaitu arus yang melalui tiap resistor adalah sama satu sama
lain. Namun, nilai secara secara teori di dapatkan hasil yang berbeda yaitu
sebesar 4,534 x 10-5 A. Hal ini disebabkan kurang optimalnya resistor dalam
menghambat arus dalam rangkain. Sedangkan pada proses pengukura tegangan
pada resistor dan diperoleh nilai tegangan yang berbeda untuk tiap resistornya hal
ini dikarenakan resistor memiliki nilai resistansi yang berbeda-beda sehingga
tegangan yang ada pada tiap resistor berbeda pula. Berdasarkan teori total
tegangan masukan atau tegangan sumber sama dengan nilai tegangan dari seluruh
resistor, pada pengamatan tegangan sumber yang diberikan sebesar 10 Volt san
secara analisis total dan nilai tegangan pada semua resistor sebesar 9,9994 V,
dapat dilihat nilai saat pengamatan tegangan sumbernya 10 V sama dengan
tegangan total pada analisis dan saat dibulatkan nilainya akan menjadi 10 Volt
juga. Hal ini dikarenakan resistor sudah optimal. Dapat dilihat masih ada nilai
0,0006 V yang hilang pada nilai tegangan secara teori, nilai tegangan inilah yang
berubah menjadi energi panas tiap waktunya, sehingga terjadi peningkatan suhu
pada resistor dan akibatnya resistornya menurun pada tiap resistor.
Peningkatan suhu ini diakibatkan adanya perubahan energy yaitu

energy listrik terjadi menjadi energy panas, dimana arus listrik sebagai penggerak

electron dan rangkaian. Kemampuan inilah yang disebut daya disipatif, sehingga

secara tidak langsung daya disipatif ini mempengaruhi besaran-besaran

terukur(hambatan, arus, dan tegangan).

H. KESIMPULAN

Kesimpulan dari percobaan alat ukur elektronika dan komponen pasif


adalah sebagai berikut:
1. Multimeter merupakan alat elektronika yang dapat digunakan untuk mengukur
nilai hambatan (Ω), tegangan (V), arus (A) dan kapasitansi (F) dengan
menhubungkan kabel probe pada (+) dan (-) pada besaran yang akan diukur
dengan melihat besar nilai hasil pengukuran pada layar sesuai dengan skalar
fungsi yang digunakan.
2. Osiloskop merupakan alat yang digunakan untuk menganalisis bentuk-bentuk
gelombang dengan memproyeksikan sinyal terhadap waktu. Tegangan plot
vertikal pada osiloskop dikendalikan dengan chanel input dan diatur dalam
satuan v/div sedangkan tegangan horizontal dihasilkan dari internal swap
dengan satuan time/div.
3. Daya disipatif adalah kemampuan mengubah energi mekanik atau energi
apapun untuk menjadi energi panas persatuan waktu.
4. Alat ukur elektronika terdapat beberapa alat yang dapat diukur berdasarkan
kode warna atau kode huruf pada alat contohnya resistor dan kapasitor.
Dimana untuk makna dari kode warna atau kode huruf sudah tertera dalam
ketelitian yang ada.
5. Besaran fisis yang dapat diukur dengan alat ukur elektronika berupa besaran
yang sering digunakan dalam kelistrikan, misalnya hambatan (Ω),tegangan
(V), arus (A)dan kapasitansi (F).
6. Toleransi pada alat ukur elektronika berfungsi untuk mengetahui besar
kesalahan pada saat pengukuran berupa suatu ukuran atau rentang kesalahn
dari pengukuran.
7. Alat ukur elektronika merupakan alat ukur yang memiliki sifat dan
karakteristik masing-masing, termasuk ada alat ukur elektronika yang
membutuhkan arus listrik agar dapat bekerja sedangkan ada pula alat yang
dapat bekerja tanpa arus listrik.

Anda mungkin juga menyukai