Anda di halaman 1dari 19

PERCOBAAN 1

ALAT UKUR ELEKTRONIKA DAN KOMPONEN PASIF

A. TUJUAN

Tujuan pada percobaan Alat Ukur Elektronika dan Komponen Pasif


adalah sebagai berikut:
1. Dapat menggunakan alat ukur elektronik pada suatu multimeter seperti
amperemeter, voltmeter dan ohmmeter.
2. Dapat menggunakan osiloskop secara maksimal.
3. Untuk memahami adanya daya disipatif oleh alat ukur pada saat
melakukan pengukuran.
4. Untuk mengetahui kode-kode warna yang ada pada komponen elektronika.
5. Untuk mengetahui besaran fisis yang terdapat pada komponen elektronika.
6. Untuk mengetahui adanya faktor toleransi yang dimiliki komponen
elektronika.
7. Untuk memahami sifat dan karakteristik suatu komponen elektronika.

B. LANDASAN TEORI

Salah satu alat ukur elektronik yang sangat banyak digunakan


dalam mengukur tegangan (AC/DC), arus dan tahanan adalah multimeter
semikonduktor. Detail rangkaian dari alat ukur tersebut bervariasi dari satu
instrumen ke instrumen lain, akan tetapi pada umumnya sebuah multimeter
mengandung elemen-elemen sebagai berikut :
a. Penguat DC jembatan setimbang (balance bridge dc amplifier) dan alat
pencatat.
b. Pelemah masukan ayau saklar rangkuman (range), guna membatasi
besarnya tegangan masukan pada nilai yang diinginkan.
c. Rangkaian penyearah, untuk mengubah teganga masukan AC menjadi DC
yang sebanding.
d. Baterai internal dan rangkaian hambatan, guna melengkapi keampuan
pengukuran tahanan.
e. Saklar fungsi, untuk memilih berbagai funsi pengukuran.
Selain multimeter, alat ukur lain yang digunakan adalah osiloskop sinar
katoda atau sering disebut CRO (Cathode Ray Oscilloscope). CRO digunakan
untuk pengukuran dan analisa bentuk-bentuk gelombang dan gejala-gejala
lain seperti tegangan dan perioda. Pada dasarnya CRO adalah alat pembuat
grafik (plotter) X-Y yang sangat cepat, yaitu dapat memperagakan, sebuah
sinyal masukan terhadap sinyal lain atau waktu. Pena plotter adalah sebuah
bintik cahaya yang bergerak melalui permukaan layar dalam memberi
tanggapan terhadap tegangan-tegangan masukan. Osiloskop yang digunakan
pada praktikum kali ini adalah tipe analog dengan pengukuran frekuensi
maksimum 20 MHz. Cara kerja osiloskop ini adalah suatu berkas sinar katoda
dengan arah lintasan dikendalikan menuju layar monitor yang dapat berputar.

Gambar 1.1 Prinsip Kerja Osiloskop


Bagian utama osiloskop terdiri dari senapan elektron, sistem pembelok dan
layar pendaran fluor, semuanya dimasukkan ke dalam tabung gelas hampa.
Pada deflektor terdapat dua pasang plat vertikal dan horisontal yang saling
tegak lurus. Dua efek pembelokan ini bersuperposisi agar dapat mengarahkan
berkas elektron ke segala arah pada layar. Tegangan plat vertikal dikendalikan
dari channel input melalui suatu penguatan yang skalanya dapat diatur dengan
satuan V/Div. Sedangkan tegangan plat horisontal dihasilkan dari internal
swap dengan satuan Time/Div.
Gambar 1.2 Tampilan pada Layar Osiloskop
1. Komponen Pasif
a) Resistor
Resistor atau biasa dikenal dengan tahanan atau hambatan adalah
salah satu komponen elektronika yang terbuat dari karbon, kawat,
kertas dan lain-lain. Pada badan resistor terdapat 3, 4, atau 5 lingkaran
yang mencirikan nilai resistansi resistor tersebut. Warna terakhir dari
lingkaran warna pada badan resistor menunjukkan nilai toleransi
resistor.

Gambar 1.3 (a) Wujud dan (b) Simbol resistor


Berikut tabel warna dari resistor:
Tabel 1.1 Tabel Kode Warna Resistor
WARNA GELANG 1 GELANG 2 GELANG 3 PENGALI TOLERANSI
HITAM 0 0 0 1
COKLAT 1 1 1 101 ± 1%
MERAH 2 2 2 102 ± 2%
JINGGA 3 3 3 103
KUNING 4 4 4 104
HIJAU 5 5 5 105 ± 0,5%
BIRU 6 6 6 106 ± 0,25%
UNGU 7 7 7 107 ± 0,1%
ABU- 8 8 8 ± 0,05%
ABU
PUTIH 9 9 9
EMAS 10-1 ± 5%
PERAK 10-2 ± 10%
TANPA ± 20%
WARNA

Untuk menghitung nilai resistansi resistor dengan menggunakan


tabel diatas dapat menggunakan persamaan berikut ini :
 Untuk resistor dengan 4 gelang warna:
R = AB x 10C ± D (Ω)
(1.1)
Keterangan :
A = warna gelang pertama
B = warna gelang kedua
C = warna gelang ketiga
D = warna gelang keempat (nilai toleransi)
 Untuk resistor dengan 5 gelang warna:
R = ABC x 10D ± E (Ω)
(1.2)

Keterangan :
A = warna gelang pertama
B = warna gelang kedua
C = warna gelang ketiga
D = warna gelang keempat
E = warna gelang ke lima (nilai toleransi)
Ada beberapa jenis resistor, yaitu sebagai berikut.
1. Resistor karbon padat, terbuat serbuk karbon halus yang
dimampatkan dengan sejenis zat perekat. Resistor jenis ini
biasa memberikan noise yang tinggi karena terdiri dari susunan
beberapa serbuk.
2. Resistor karbon film, terbuat dari bahan keramik. Resistansi
resistor jenis ini tidak mudah berubahdan tahan terhadap suhu
tinggi.
3. Resistor oksida logam film, terbuat dari bahan SnCl2. Resistor
jenis ini dikenal berkualitas inggi karena mempunyai presisi,
daya dan stabilitas yang tinggi.
4. Resistor lilitan kawat, terbuat dari kawat yang dililitkan.
5. Resistor gelas logam, terbuat dari suspensi organis dari logam
bercampur butiran gelas yang dilapiskan pada permukaan
silinder keramik. Resistor ini mempunyai kualitas yang sama
dengan resistor karbon
b) Kapasitor
Kapasitor adalah komponen elektronika yang berfungsi menahan arus
DC dan melewatkan arus AC. Selain itu, kapasitor juga berfungsi
menyimpan muatan. Kapasitor ada yang mempunyai polaritas dan ada
pula yang tidak mempunyai polaritas. Kapasitor berpolaritas disebut
elco (electrolit condensator). Ada pula kapasitor yang dapat diubah-
ubah kapasitasnya. Kapasitor ini biasa disebut varco (variable
capasitor) yang digunakan dalam penerima pesawat radio.
Ada beberapa jenis kapasitor dari bahan pembuatannya seperti
kapasitor mika, keramik, plastik dan lain-lain.
Gambar 1.4 jenis-jenis Kapasitor dan Simbolnya
Beberapa kapasitor memiliki kode-kode nilai kapasitansi yang tertera
pada badan kapasitor tersebut, seperti tampak pada Gambar 1.5
berikut.

Gambar 1.5 Kapasitor dengan Kode Nilai Kapasitansi

Untuk menghitung nilai kapasitansi kapasitor dengan menggunakan


tabel kode kapasitor dapat menggunakan persamaan berikut ini:

C = (AB x 10C ± (kode huruf)) (pF) (1.3)


Keterangan :
A = Nilai pertama sebagai digit pertama
B = Nilai kedua sebagai digit kedua
C = Digit ketiga sebagai faktor pengali
Kode huruf = Sebagai nilai toleransi
Untuk nilai toleransi kapasitor berdasarkan huruf dapat dilihat pada
tabel 1.2 berikut:
Tabel 1.2 Nilai Toleransi Kapasitor berdasarkan Kode Huruf
B C D E F G H J K M Z
+80%
0,10 0,25 0,5
0,5% 1% 2% 3% 5% 10% 20% Dan
pF pF pF
-20%

c) Dioda
Dioda adalah komponen yang hanya dapat mengalirkan arus listrik
dalam satu arah saja. Dewasa ini, dioda yang banyak digunakan
adalah dioda yang terbuat dari bahan semikonduktor. Dioda
semikonduktor memiliki bentuk fisik lebih kecil dari resistor.

Gambar 1.6 (a) Wujud dan (b) Simbol dioda


Dioda semikonduktor terbuat dari bahan semikonduktor, yaitu
Silikon (Si). Bahan silikon dalam keadaan murni bersifat sebagai
isolator. Namun bila pada silikon tersebut disisipkan sedikit fosfor
(P), maka silikon akan dapat menghantarkan srus listrik. Dioda
terdiri atas beberapa macam yaitu :
1. Dioda detektor, yaitu dioda kristal yang digunakan untuk
memisahkan frekuensi pembawanya, biasa digunakan pada radio
penerima.
2. Dioda penyearah (rectifier), yaitu dioda yang digunakan untuk
menyearahkan arus AC menjadi DC pada adaptor.
3. Dioda zener, yaitu dioda yang digunakan untuk menstabilkan
tegangan.
4. Dioda LED (Light Emiting Diode) yaitu dioda yang dapat
mengeluarkan sinar.
(Anonim, 2017)
Osiloskop dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu asiloskop analog dan
osilodkop digital. Osiloskop analog bekerja dengan secara langsung
memberikan tegangan yang diukur kesinar katoda yang bergerak pada layar
osiloskop. Tegangan ini membelokan sinar ke atas dan ke bawah secara
proporsional, sehingga meninggalkan jejak barupa bentuk gelombang pada
layar. Hasilnya merupakan gambaran langsungdari bentuk gelombang.
Sebaliknya, osiloskop digital mencuplik bentuk gelombang dan
menggunakan ADC (Analog to Digital Cnverter) untuk mengkonversikan
tegangan yang diukur menjadi informasi digital. Selanjutnya informasi ini
digunakan untukmerekonstruksi bentuk gelombang pada layar (Yani, 2016).
Yang dimaksud dengan rangkaian seri atau deret ialah apabila
beberapa resistor dihubungkan secara berturut-turut, yaitu ujung akhir dari
resistor pertama disambung dengan ujung awal dari resistor kedua dan
seterusnya. Jika ujung awal resistor pertama dan ujung akhir pertama dan
ujung akhir resistor terankhir diberikan tegangan maka arus akan mengalir
berturut-turut memlalui semua resistor yang besarnya sama (Ahmad, 2007).
Hukum-hukum Kirchoff membentu dalam menentukan arus dan
voltase pada rangkaian. Hukum titik caang kirchoff didasarkan atas konversi
muatan listrik dan menyatakan bahwa jumlah semua arus yang memasuki
titik cabang sama dengan jumlah semua arus yang meninggalkannya. Hukum
kedua, atau hukum loop, didasarkan atas konservasi energi dan menyatakan
bahwa jumlah aljabar perubahan voltase sebesar atau sekitar lintasan mana
pun pada rangkaian harus nol (Giancoli, 2014).

C. ALAT DAN BAHAN


Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan Alat Ukur Elektronika
Dan Komponen Pasif adalah sebagai berikut:
Tabel 1.3 Alat dan bahan Alat Ukur Elektronika Dan Komponen Pasif
No Alat dan Bahan Fungsi NST JU
Multimeter:
a) Analog - Mengukur arus 250A 0.5 mA
1 - Mengukur tegangan 0.5 V 250V
- Mengukur hambatan 1Ω ∞
b) Digital - Mengukur Kapasitansi 1µF 0.01nF
2 Catu Daya Sebagai sumber tegangan 0.1 V 15 V
Div ver = Div ver =
Sebagai pengukur dan
0.2 Div 8 Div
3 Osiloskop penganalisa bentuk-bentuk
Div Hor = DivHor =
gelombang
0.2 Div 10 Div
Untuk Menghubungkan
4 Kabel jumper kaki-kaki komponen - -
elektronika
Sebagai penyimpanan
5 Kapasitor - -
muatan sementara
Kabel Sebagai penghubung antar
6 - -
Penghubung komponen elektronika
7 Resistor Sebagai hambatan arus - -
Papan Sebagai tempat memasang
8 - -
komponen komponen elektronika
Sebagai resistor yang
9 Potensiometer - -
dapat diubah nilainya
Sebagai saklar dan
10 Transistor - -
penstabil tegangan
11 IC Sebagai penguat sinyal - -
Sebagai penyearah arus
listrik, menstabilkan
12 Dioda - -
tegangan, memancarkan
sinar
D. PROSEDUR KERJA

Prosedur kerja pada percobaan alat ukur elektronika dan komponen


pasif adalah sebagai berikut.
1. Kalibrasi Osiloskop
a. Menyiapkan osiloskop
b. Menyalakan osiloskop
c. Menghubungkan probe pada chanel 1 atau chanel 2
d. Mengatur itensitas cahaya dan fokus agar gambar yang muncul pada
layar osiloskop dapat terlihat dengan jelas.
e. Menempatkan probe osiloskop pada temperature isyarat untuk kalibrasi
osiloskop.
f. Mengatur volt/div dan time/div hingga tegangan pada layar sama dengan
tegangan Vpp atau 2 Vpp dan 1 kH.
2. Kalibrasi Multimeter
a. Menyiapkan multimeter
b. Melihat apakah jarum penunjuk multimeter sudah berada pada posisi
angka nol. Jika belum, memutar sekrup pengatur jarum dengan
menggunakan obeng pipih.
c. Mengatur jarum penunjuk ohmmeter hingga berada pada posisi nol.
d. Menenpatkan probe positif (+) dan probe negatif (-) hingga jarum
penunjuk kedudukan bergerak.
3. Pengukuran pada resistor dengan multimeter analog
a. Menyiapkan 5 buah resistor dengan 4 gelang warna yang berbeda,
b. Menentukan nilai resistansi masing-masing resistor menggunakan
multimeter analog.
c. Mengukur nilai resistansi resistor menggunakan multimeter analog.
4. Pengukuran pada kapasitor menggunakan multimeter digital
a. Menyiapkan 5 buah kapasitor dengan kode huruf yang berbeda.
b. Menentukan nilai kapasitansi masing-masing kapasitor menggunakan
kode huruf kapasitor.
c. Mengukur kapasitansi masing-masing kapasitor menggunakan
multimeter digital.
5. Pengukuran tegangan dan arus
a. Tegangan
1. Menyiapkan 5 buah resistor dengan 4 gelang warna yang berbeda.
2. Merangkai resistor secara seri.
3. Menghubungkan probe positif (+) power supply ke kaki pertama
resistor pertama dan ground power supply ke kaki kedua dari resistor
kelima.
4. Mengukur tegangan pada resistor pertama dengan menghubungkan
probe positif (+) multimeter ke kaki pertama resistor pertama dan
probe negatif (-) multimeter ke kaki kedua resistor pertama.
5. Mencatat hasil pengukuran
6. Mengulangi langkah 4-5 untuk resistor yang lain.
b. Arus
1. Menyiapkan 5 buah resistor dengan 4 gelang warna yang berbeda.
2. Merangkai resistor secara seri.
3. Menghubungkan probe positif (+) power supply ke probe positif (+)
multimeter dan menghubungkan ground power supply ke kaki kedua
resistor terakhir.
4. Menghubungkan probe negatif (-) multimeter ke kaki pertama resistor
pertama.
5. Mencatat hasil pengukuran.
6. Menghubungkan probe positif (+) power supply ke kaki pertama
resistor pertama dan menghubungkan probe positif (+) multimeter ke
kaki kedua resistor pertama.
7. Melepas kaki pertama resistor kedua dari papan rangkaian dan
menghubungkan dengan probe negatif (-) multimeter.
8. Mencatat hasil pengukuran.
9. Mengulangi langkah 6-8 secara bertahap untuk resistor selanjutnya.
E. DATA PENGAMATAN

a. Pengamatan pada resistor


Tabel 1.4 Data pengamatan percobaan pada resistor
NO Resistor Warna Pengukuran multimeter
(Ω)
1. R1 Kuning, ungu, kuning, emas 4700000
2. R2 Biru, abu-abu, jingga, emas 68000
3. R3 Coklat, merah, kuning, emas 120000
4. R4 Coklat, merah, jingga, emas 12000
5. R5 Coklat, hijau, merah, emas 1500

b. Pengamatan pada kapasitor


Tabel 1.5 Data pengamatan percobaan pada kapasitor
Pengukuran multimeter
N0 Kapasitor Kode
(μF)
1. C1 300 K 3 x 10−5
2. C2 103J 1 x 10−2
3. C3 104J 1 x 10−1
4. C4 681 J 6,8 x 10−4
5. C5 154 K 1,5 x 10−1

c. Mengukur arus dan tegangan


Tabel 1.6 Data Pengamatan Mengukur Arus dan Tegangan
NO Resistor Arus (A) Tegangan (volt)
1. R5 0.083 0,02
2. R3 0.083 0,1
3. R1 0.083 5,2
4. R4 0.083 0,06

F. ANALISIS DATA
a. Perhitungan nilai resistansi sebenarnya
R1 = AB × 10𝑐
= 47 × 104
= 470000 Ω
D = ±5 %
R1seb = R ±∆𝑅
= (470000 – 25500) s/d (470000 + 25500)
= 446500 Ω s/d 493500 Ω
Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya dapat dilihat pada
tabel 1.7 berikut:
Tabel 1.7 AnalisisData PadaResistor
Pengukuran
NO R Warna multimeter Rseb= R ±∆𝑅
(Ω)
1. R1 Kuning, ungu, kuning, emas 4700000 446500 s/d
493500
2. R2 Biru, abu-abu, jingga, emas 68000 64600 s/d
71400
3. R3 Coklat, merah, kuning, emas 120000 114000 s/d
126000
4. R4 Coklat, merah, jingga, emas 12000 11400 s/d
12600
5. R5 Coklat, hijau, merah, emas 1500 1425 s/d
1575

b. Kapasitor
C1 = AB × 10𝐶
= 30× 100
= 30 pF
= 3 × 10−5 μF
Kode huruf = K = 10%
Cseb = C ±kode huruf
= (3 × 10−5 – 0,3 × 10−5 ) s/d (3 × 10−5 + 0,3 × 10−5 )
= 2,7 × 10−5 μF s/d 3,3× 10−5 𝜇𝐹
Dengan cara yang sama untuk data selanjutya dapat dilihat pada
tabel 1.8 berikut.
Tabel 1.8 Analisis Data pada kapasitor
Pengukuran
N0 Kapasitor Kode multimeter 𝐶 seb = 𝐶 ± ∆𝐶
(μF)
1. C1 300 K 3 x 10−5 0,000027s/d0,000033

2. C2 103J 1 x 10−2 0,0095s/d0,0105

3. C3 104J 1 x 10−1 0,095s/d0,105


4. C4 681 J 6,8 x 10−4 0,000646s/d0,000714
5. C5 154 K 1,5 x 10−1 0,135s/d0,165

c. Mengukur tegangan dan arus


𝑉
I = (R5+R3+R1+R4)
10 𝑣
=
(1500 Ω +120000 Ω+470000 Ω+12000 Ω)
10 𝑣
=
603500 Ω

= 0,00001657 A
V = I.R
V1= I.R5

= 0.00001657 A × 1500 Ω
= 0,024855 volt
Dengan cara yang sama untuk data selanjutya dapat dilihat pada
tabel 1.9 berikut:
Tabel 1.9. Hasil analisi pada pengukuran arus dan tegangan
NO ResistorΩ Ipraktek (A) Vpraktek (V) Iteori (A) Vteori (V)
1. R5 0,083 0,02 0,00001657 0,024855
2. R3 0,083 0,1 0,00001657 1,988401
3. R1 0,083 5,2 0,00001657 7,787904
4. R4 0,083 0,06 0,00001657 0,198840
G. PEMBAHASAN

Elektronika adalah ilmu yang mempelajari alat ukur listrik arus

lemah yang di operasikan dengan cara mengontrol aliran electron atau pertikel

bermuatan listrik dalam suatu alat elektronika. Dalam elektronika dikenal yang

namanya komponen elektronika yang memiliki besaran litrik masing-masing.

Besaran listrik seperti kuat arus, tegangan, hambatan, dan daya listrik yang

terdapat pada komponen elektronika. Oleh karena itu, diperlukan alat-alat ukur

untuk mengukur besaran listrik tersebut dengan tingkat ketelitian alat ukur

yang berbeda-beda. Pada percobaan ini alat ukur yang digunakan adalah

multimeter dan osiloskop. Multimeter terbagi atas dua jenis yaitu multimeter

digital dan analog. Kedua alat ukur ini sama-sama dapat digunakan untuk

mengukur arus, tegangan, hambatan, dan kapasitansi. Namunpenggunaan pada

multimeter digital lebih mudah daripada multimeter analog karena hasil

pengukuran dari besaran-besaran listriknya dapat langsung terlihat pada layar

multimeter. Sedangkan pada multimeter analog pembaca diwajibkan

melakukan perhitungan sederhana untuk mendapatkan nilai akhir pengukuran.

Osiloskop merupakan alat ukur elektronika yang berfungsi untuk

memproyrksikan sinyal listrik atau menganalisa sinyal listrik maupun frekuensi

dengan cara meproyeksikan ke bentuk gelombang.

Bedasarkan percobaan alat ukur elektronika dan komponen pasif

ini menggunakan komponen-komponen elektronika yaitu resistor dan

kapasitor. Komponen aktif yaitu komponen yang memelukan arus dan

tegangan untuk dapat bekerja. Resistor merupakna komponen yang berfungsi


menghambat arus listrik yang melewatinya dengan besar hambatan dapat

diketahui berdasarkan kode gelang warna pada masing-masing resistor.

Kapasitor merupakn komponen yang digunakan untuk menyimpan muatan

listrik. Kapasitansi dari sebuah kapasitor juga dapat di ketahui dengan melihat

kode pada tiap kapasitor. Pada setiap kapasitor dan resistor terdapat nilai

toleransi yang menunjukan kualitas dari komponen. Semakin kecil nilainya,

maka semakin bagus karena semakin presisi. Nilai hambatan dan kapasitansi

dari resistor dan kapasitor juga dapat diketahui dengan menggunakan

multimeter.

Berdasarkan data pengamatan yang diperoleh, terdapat perbedaan

nilai resistansi antara menurut kode gelang warna dan pengukuran multimeter.

Nilai hambatan pada pengukuran multimeter ada yang masuk pada rentang

nilai hambatan sebenarnya, dan ada yang tidak masuk. Hal ini diakibatkan

karena adanya daya disipatif alat ukur. Lamanya waktu pengaliran arus pada

resisrtor akan mengakibatkan arus listrik tersebut diubah menjadi energy

panas/kalor sehingga membuat nilai resistansi yang tertukar pada multimeter

tidak masuk lagi pada rentang nilai toleransi. Perbedaan nilai toleransi dari

bahan resistor masing-masing menujukan kualitas dari resistor tersebut.

Kapasitansi kapasitor berdasarkan data pengamatan yang diperoleh

juga terdapat perbedaan antara menurut kode kapasitor dab berdasarkan

pengukuran multimeter, semua pengkuran kapasitansi pada multimeter tidak

masuk pada rentang kapasitor sebenarnya. Hal ini karena berkerjanya daya

disipatif dan dipengaruhi dan dipengaruhi oleh nilai toleransi dari bahan
komponen kapasitor yang digunakan. Semakin besar energy kalor yang

dihasilkan, maka nilai kapasitansi yang terukur pada multimeter juga akan

semakin besar. Hal inilah yang membuat nilain kapasitansi yang terukur pada

multimeter lebih tinggi dari rentang kapasitor sebenarnya.

Selanjutnya pengukuran terhadap besar arus dan tegangan pada

resistor. Lima resistor yang sebelumnya telah diukur nilai hambatannya

dirangkai secara seri, dengan memberika tegangan sumber sebesar 10 volt yang

berasal dari catu daya. Pengkuran tegangan yang dapat neghasilkan nilai

tegangan yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan resistansi dari resistor yang

digunakan juga berbeda. Sedangkan pengukuran arus pada resistor. Nilai arus

yang melewati lima resistor sama, ini disebabkan karena rangkaiannya adalah

seri, karena pada prinsipnya arus seri adalah pembagi tegangan.


H. KESIMPULAN

Kesimpulan dari percobaan alat ukur elektronika dan komponen


pasif adalah sebagai berikut:

1. Multimeter merupakan alat elektronika yang dapat digunakan untuk


mengukur nilai hambatan (Ω), tegangan (V), arus (A) dan kapasitansi (F)
dengan menhubungkan kabel probe pada (+) dan (-) pada besaran yang
akan diukur dengan melihat besar nilai hasil pengukuran pada layar sesuai
dengan skalar fungsi yang digunakan.
2. Osiloskop merupakan alat yang digunakan untuk menganalisis bentuk-
bentuk gelombang dengan memproyeksikan sinyal terhadap waktu.
Tegangan plot vertikal pada osiloskop dikendalikan dengan chanel input
dan diatur dalam satuan v/div sedangkan tegangan horizontal dihasilkan
dari internal swap dengan satuan time/div.
3. Daya disipatif adalah kemampuan mengubah energi mekanik atau energi
apapun untuk menjadi energi panas persatuan waktu.
4. Alat ukur elektronika terdapat beberapa alat yang dapat diukur berdasarkan
kode warna atau kode huruf pada alat contohnya resistor dan kapasitor.
Dimana untuk makna dari kode warna atau kode huruf sudah tertera dalam
ketelitian yang ada.
5. Besaran fisis yang dapat diukur dengan alat ukur elektronika berupa
besaran yang sering digunakan dalam kelistrikan, misalnya hambatan (Ω),
tegangan (V), arus (A) dan kapasitansi (F).
6. Toleransi pada alat ukur elektronika berfungsi untuk mengetahui besar
kesalahan pada saat pengukuran berupa suatu ukuran atau rentang kesalahn
dari pengukuran.
7. Alat ukur elektronika merupakan alat ukur yang memiliki sifat dan
karakteristik masing-masing, termasuk ada alat ukur elektronika yang
membutuhkan arus listrik agar dapat bekerja sedangkan ada pula alat yang
dapat bekerja tanpa arus listrik.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Jaya. 2007. Ilmu Elektronika

Anonim. 2017. Penuntun Praktikum Elektronika. Fakultas Matematika dan Ilmu


Pengetahuan Alam. Kendari

Giancoli, D.,C. 2014. Fisika. Erlangga. Jakarta

Yani, Achmad. 2016. Pembuatan Osiloskop Berbasis Personal Komputer


Menggunakan Sound Card. Journal Of Technology. Vol.1, No.1

Anda mungkin juga menyukai