LAMPU TANDA
Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Bengkel Elektronika 2
Disusun Oleh:
3.32.17.0.12
EK-1A
2017/2018
Bab 1
Pendahuluan
Pada era globalisasi ini, ilmu elektronika semakin berkembang pesat. Perangkat
elektronika berbasis analog kini semakin ditinggalkan karena mahalnya bahan baku serta
rangkaian tersebut rumit dan berat. Produsen komponen mulai berfikir untuk membuat
komponen berkemasan kecil, sederhana, dan kompleks disertai fungsi-fungsi tertentu yang bisa
kita kenal sebagai IC (Integrated Circuit).
Penggunaa IC pada era sekarang sudah menjadi hal yang sederhana. Salah satu alat
yang menggunakan IC adalah lampu tanda yang menggunakan IC-555 dengan fungsi sebagai
timer (pewaktu) yang dapat menghasilkan sinyal pendetak atau sinyal kotak. Dimana
penguatan ini mempunyai dua input yang terdiri dari pemicu dan reset serta satu keluaran
multivibrator monostabil yang menggerakkan relay untuk menyalakan lampu sehingga
berfungsi sebagai lampu tanda.
Rangkaian akan bekerja ketika mendapat supply tegangan DC sehingga taraf kerja IC
ini akan memberikan sinyal masukan ke relay dan selanjutnya relay akan berfungsi untuk
meenghubungkan dan memutuskan beban pada rangkaian listrik. Kondisi tidak stabil diawali
dari pulsa pemicu pada masukan dengan selang waktu 0,7 (𝑅1 + 𝑅2 )𝐶1 . Setelah selang waktu
0,7 𝑅2 .𝐶1 , rangkaian multivibrator kembali ke kondisi stabil dan rangkaian akan rileks pada
kondisi stabil saat tidak ada pulsa.
1.2 Tujuan
Dasar Teori
(a)
(b)
Selain nilai resistansinya (Ohm), resistor juga memiliki nilai yang seperti nilai
toleransi dan kapasitas daya yang mampu dilewatkannya. Semua nilai yang berkaitan
dengan resistor tersebut penting untuk diketahui dalam perancangan suatu rangkaian
elektronika.
Resistor dalam suatu teori dan penulisan formula yang berhubungan dengan
resistor disimbolkan dengan huruf “R”. Kemudian pada desain skema elektronika
resistor tetap disimbolkan dengan huruf “R”, resistor variabel disimbolkan dengan
huruf “VR” dan untuk resistor jenis potensiometer ada yang disimbolkan dengan huruf
“VR” dan “POT”.
Ada 4 (empat) fungsi resistor, yaitu:
Kapasitas daya pada resistor merupakan nilai daya maksimum yang mampu
dilewatkan oleh resistor tersebut. Nilai kapasitas daya resistor dapat dikenali dari
ukuran fisik resistor dan tulisan kapasitas daya dalam satuan Watt untuk resistor dengan
kemasan fisik besar. Menentukan kapasitas daya resistor penting dilakukan untuk
menghindari resistor rusak karena terjadi kelebihan daya yang mengalir sehingga
resistor terbakar dan sebagai bentuk efisiensi biaya dan tempat dalam pembuatan
rangkaian elektronika.
watt.
c. Resistor Oksida Logam (Metal Film Resistor)
Ada juga resistor yang hanya menunjukkan kode huruf. Pada umumnya resistor
yang dituliskan dengan kode huruf memiliki urutan penulisan kapasitas daya, nilai
resistansi dan toleransi resistor. Kode huruf digunakan untuk penulisan nilai resistansi
dan toleransi resistor.
a. R, berarti x1 (Ohm)
b. K, berarti x1000 (KOhm)
c. M, berarti x1000000 (MOhm)
a. F, untuk toleransi 1%
b. G, untuk toleransi 2%
c. J, untuk toleransi 5%
d. K, untuk toleransi 10%
e. M, untuk toleransi 20%
Gambar ini menunjukan empat resistor pasang permukaan (komponen pada kiri
atas adalah kondensator) termasuk dua resistor nol ohm. Resistor nol ohm sering
digunakan daripada lompatan kawat sehingga dapat dipasang dengan mesin pemasang
2. Kapasitor
Kondensator atau sering disebut sebagai kapasitor adalah suatu alat yang
dapat menyimpan energi di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan
ketidakseimbangan internal dari muatan listrik. Kapasitor dapat menyimpan tenaga
listrik dan dapat menyalurkannya kembali. Kapasitor dapat digunakan untuk penstabil
tegangan pada AC/DC power dan Amplifier. Kapasitor memiliki satuan yang
disebut Farad “µ” dari nama Michael Faraday. Kapasitor yang disingkat dengan huruf
“C” juga dikenal sebagai "kondensator" yang, namun kata "kondensator" masih dipakai
hingga saat ini.
Struktur sebuah kapasitor terbuat terdiri dari 2 plat logam yang dipisahkan
dengan isolator. Isolator ini terdiri dari bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal
misalnya udara vakum, keramik, gelas dan lain-lain. Jika kedua ujung plat metal diberi
tegangan listrik, maka muatan-muatan positif akan mengumpul pada salah satu kaki
(elektroda) metalnya dan pada saat yang sama muatan-muatan negatif terkumpul pada
ujung metal yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir menuju ujung kutub
negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke ujung kutub positif, karena
terpisah oleh bahan dielektrik yang non-konduktif. Muatan elektrik ini tersimpan
selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung kakinya.Di alam bebas, phenomena
kapasitor ini terjadi pada saat terkumpulnya muatan-muatan positif dan negatif di
awan.Ukuran kapasitor adalah Farad. Semakin besar jumlah Farad atau kapasitas
muatan listrik yang dapat di tampung maka bentuk dari kapasitornya akan semakin
besar. Tetapi di dalam sebuah komponen elektronika nilai yang terdapat dalam sebuah
kapasitor nilainya kecil, biasanya satuan yang di gunakan adalah µF, nF dan pF.
Kapasitor dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Kapasitor Polar
Kapasitor polar memiliki dua kutub yang berbeda pada kakinya (-/+).
Kapasitor ini dapat memiliki polaritas karena proses pembuatannya
menggunakan elektrolisa sehingga terbentuk kutub positif anoda dan kutub
negatif katoda. sehingga dalam pemasangannya tidak boleh terbalik.
e. Sebagai Kopling
3. Transistor
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai
sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau
sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, di mana
berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan
pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.
Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E), dan
Kolektor (C). Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor dapat dipakai untuk
mengatur arus dan tegangan yang lebih besar daripada arus input Basis, yaitu pada
keluaran tegangan dan arus output Kolektor.
Transistor merupakan komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik
modern. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat).
Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil (stabilisator) dan
penguat sinyal radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan
sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai
sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori dan fungsi rangkaian-
rangkaian lainnya.
Ada 2 (dua) jenis transistor, berdasarkan arus inputnya (BJT) dan tegangan
inputnya (FET) yang akan dijelaskan sebagai berikut:
1) BJT (Bipolar Junction Transistor)
Transistor yang mempunyai dua diode, terminal positif atau negatifnya
berdempet, sehingga ada tiga terminal.
Perancangan
3.2 Komponen/Bahan
Nama
Jumlah Posisi Bahan Ukuran Keterangan
Komponen
1 Resistor 𝑅1 Karbon 10𝑘Ω 0.5𝑊/5%
1 Resistor 𝑅2 Karbon 10𝑘Ω 0.5𝑊/5%
1 Resistor 𝑅3 Karbon 4𝑘7Ω 0.5𝑊/5%
Resistor 𝑉𝑅1 Karbon
1 50𝑘Ω 0.5𝑊/5%
Variabel
1 Kapasitor 𝐶1 Elektrolit 47𝜇𝐹
1 Transistor 𝑄1 Semikonduktor BD139
1 IC 555 IC1
3.3 Peralatan
1. Solder
2. Tenol
3. Baskom
4. Printer
5. Kertas foto
6. Laptop
7. Atraktor
8. Setrika
9. PCB
10. Tenol
11. FeCl
12. Handphone
13. Bor dan matabor
14. Tang potong dan tang lancip
15. Tisu
16. Autan (lotion anti nyamuk)
17.
3.4 Layout PCB
Dalam praktikum ini, saya menggunakan aplikasi PCB Wizard untuk membuat
jalur rangkaian. Setelah jalur jadi, print di kertas foto menggunakan print laser.
3.6 Assembly
Analisa
Bab 7
Penutup
7.1 Kesimpulan
7.2 Saran
Daftar Pustaka
Lampiran
a. Gambar Rangkaian
b. Layout PCB