Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Elektronika adalah ilmu yang mempelajari alat listrik arus lemah
yang dioperasikan dengan cara mengontrol aliran elektron atau partikel
bermuatan listrik dalam suatu alat seperti komputer, peralatan elektronik,
termokopel, semikonduktor, dan lain sebagainya. Ilmu yang mempelajari alat-
alat seperti ini merupakan cabang dari ilmu fisika, sementara bentuk desain
dan pembuatan sirkuit elektroniknya adalah bagian dari teknik elektro,
teknik komputer, dan ilmu/teknik elektronika dan instrumentasi.
Komponen Elektronika merupakan komponen atau bahan utama dalam
pembuatan suatu alat elektronika dimana mereka memiliki fungsi serta cara
kerja masing-masing. Untuk dapat menggunakannya kita harus memahami
terlebih dahulu fungsi dari komponen itu masing-masing.
Alat-alat yang menggunakan dasar kerja elektronika ini biasanya
disebut sebagai peralatan elektronik (electronic devices). Contoh peralatan/
piranti elektronik ini: Tabung Sinar Katoda (Cathode Ray Tube, CRT), radio,
TV, perekam kaset, perekam kaset video (VCR), perekam VCD, perekam
DVD, kamera video, kamera digital, komputer pribadi desk-top, komputer
Laptop, PDA (komputer saku), robot, smart card dan lain-lain.

1.2 Rumusan Masalah


Pada makalah yang dibuat ini penulis akan membahas tentang komponen
elektronika.

1.3 Tujuan dan Manfaat


1. Tujuan
Menjelaskan berbagai komponen elektronika dari pengertian, jenis-
jenis dan fungsi masing-masing. Suapaya pembaca dapat mengetahui
komponen elektronika.

1
2. Manfaat
Memahami komponen elektronika beserta jenis-jenis dan fungsinya.

1.4 Metedeologi Penulisan


Studi pustaka, yaitu dengan cara mengumpulkan sumber-sumber berupa
informasi yang terdapat pada internet sebagai pendukung untuk memperlancar
dalam pembuatan makalah.

1.5 Sistematika Penulisan


Adapun sistem penulisan dalam makalah ini penulis membagi beberapa urutan
sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN, dalam bab ini akan diuraikan tentang latar
belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat, metedeologi penulisan, dan
sistematika penulisan.
BAB II PEMBAHASAN, yang berisikan penjelasan mengenai komponen
elektronika yaitu pengertian, jenis-jenis dan fungsi.
BAB III PENUTUP, dalam bab ini berisikan kesimpulan dan saran

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 KOMPONEN PASIF


Komponen pasif adalah komponen elektronika yang dalam
pengoperasiannya tidak memerlukan sumber tegangan atau sumber arus
tersendiri. Adapun yang termasuk komponen pasif antara lain :
2.1.1 Resistor
2.1.1.1 Pengertian Resistor
Resistor adalah komponen elektronika yang terbuat dari bahan isolator
yang bersifat sebagai tahanan / penghambat. Resistor juga merupakan
komponen pasif yang selalu digunakan dalam setiap rangkaian elektronika
karena dia berfungsi sebagai pengatur arus listrik.
Bentuk dari resistor sendiri saat ini ada bermacam-macam. Yang
paling umum dan sering di temukan di pasaran adalah berbentuk bulat
panjang dan terdapat beberapa lingkaran warna pada body resistor. Ada 4
lingkaran yang ada pada body resistor. Lingkaran warna tersebut berfungsi
untuk menunjukan nilai hambatan dari resistor.

Gambar Resistor
Karakteristik utama dari resistor adalah resistansinya dan daya
listrik yang dapat dihantarkan. Karakteristik lain termasuk koefisien
suhu, derau listrik (noise), dan induktansi. Resistor dapat diintegrasikan
kedalam sirkuit hibrida dan papan sirkuit cetak, bahkan sirkuit terpadu.
Ukuran dan letak kaki bergantung pada desain sirkuit, kebutuhan daya
resistor harus cukup dan disesuaikan dengan kebutuhan arus rangkaian
agar tidak terbakar.

3
2.1.1.2 Jenis-jenis resistor

Gambar Jenis-jenis Resistor


A. Fixed Resistor
Fixed Resistor adalah jenis Resistor yang memiliki nilai
resistansinya tetap. Nilai Resistansi atau Hambatan Resistor ini
biasanya ditandai dengan kode warna ataupun kode Angka.

Gambar Bentuk dan Simbol Fixed Resistor


Carbon Composition Resistor (Resistor Komposisi Karbon)
Resistor jenis Carbon Composistion ini terbuat dari komposisi
karbon halus yang dicampur dengan bahan isolasi bubuk sebagai
pengikatnya (binder) agar mendapatkan nilai resistansi yang
diinginkan. Semakin banyak bahan karbonnya semakin rendah pula
nilai resistansi atau nilai hambatannya.
Carbon Film Resistor (Resistor Film Karbon)
Resistor Jenis Carbon Film ini terdiri dari film tipis karbon yang
diendapkan Subtrat isolator yang dipotong berbentuk spiral. Nilai
resistansinya tergantung pada proporsi karbon dan isolator. Semakin
banyak bahan karbonnya semakin rendah pula nilai resistansinya.
Keuntungan Carbon Film Resistor ini adalah dapat menghasilkan
resistor dengan toleransi yang lebih rendah dan juga rendahnya
kepekaan terhadap suhu jika dibandingkan dengan Carbon
Composition Resistor. Fungsinya yaitu untuk mengatur tegangan
dan arus listrik
Metal Film Resistor (Resistor Film Logam)
Metal Film Resistor adalah jenis Resistor yang dilapisi dengan
Film logam yang tipis ke Subtrat Keramik dan dipotong berbentuk
spiral. Nilai Resistansinya dipengaruhi oleh panjang, lebar dan

4
ketebalan spiral logam. Fungsinya yaitu untuk mengatur tegangan
dan arus listrik
Wirewound Resistor ( Resistor Kawat )
Resistor kawat atau wirewound resistor merupakan resistor yang
dibuat dengan bahat kawat yang dililitkan. Sehingga nilai
resistansiresistor ditentukan dari panjangnya kawat yang dililitkan.
Resistor jenis ini pada umumnya dibuat dengan kapasitas daya yang
besar. Fungsinya yaitu dipergunakan dalam rangkaian power karena
memiliki resistansi yang tinggi dan tahan terhadap panas yang
tinggi.

Gambar Resistor Kawat


Resistor Keramik atau Porselin
Jenis resistor keramik ini sekarang sudah dilapisi dengan kaca
tipis, banyak digunakan dalam rangkaian elektronika saat ini karena
bentuk fisiknya relatif sangat kecil serta memiliki tingkat resistansi
tetelitian yang tinggi. Daya yang dimiliki resistor ini sebesar 1/4
watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt. Sedang nilai resistansinya tertulis
pada tubuhnya. Fungsinya yaitu untuk mengatur tegangan dan arus
listrik.

Gambar resistor keramik


B. Variable Resistor
Variable Resistor adalah jenis Resistor yang nilai resistansinya
dapat berubah dan diatur sesuai dengan keinginan.

5
Potensiometer
Potensiometer merupakan jenis Variable Resistor yang nilai
resistansinya dapat berubah-ubah dengan cara memutar porosnya
melalui sebuah Tuas yang terdapat pada Potensiometer. Nilai
Resistansi Potensiometer biasanya tertulis di badan Potensiometer
dalam bentuk kode angka.
Jenis- jenis potensiomter antara lain adalah :
- Trimmer Potensiometer (Trimpot/ Single Turn)

Gambar Trimpot
Seperti potensimeter biasa trimmer potensiometer juga memiliki
tiga kaki/terminal. Secara fungsi juga sama yaitu jika ketiga
kaki/terminal yang digunakan maka trimpot berfungsi sebagai
rangkaian pembagi tegangan, sedangkan kalau hanya dua kaki saja
maka trimpot berfungsi sebagai variabel resistor.
- Multiturn

Gambar Multiturn
Sama seperti potensiometer dengan tiga terminal, namun tidak
memiliki batas putaran pada kedua rah. Jika ketiga terminal
digunakan maka multiturn berfungsi sebagai pembagi tegangan, jika
hanya dua yang digunakan maka multiturn berfungsi sebagai
variabel resistor. Nilai resistansi multiturn dapat diubah dengan
menggunakan obeng.
Rheostat
Rheostat merupakan jenis Variable Resistor yang dapat
beroperasi pada Tegangan dan Arus yang tinggi. Rheostat terbuat
dari lilitan kawat resistif dan pengaturan Nilai Resistansi dilakukan
dengan penyapu yang bergerak pada bagian atas Toroid.

6
Preset Resistor (Trimpot)
Preset Resistor atau sering juga disebut dengan Trimpot
(Trimmer Potensiometer) adalah jenis Variable Resistor yang
berfungsi seperti Potensiometer tetapi memiliki ukuran yang lebih
kecil dan tidak memiliki Tuas. Untuk mengatur nilai resistansinya,
dibutuhkan alat bantu seperti Obeng kecil untuk dapat memutar
porosnya.

C. Thermistor (Thermal Resistor)


Thermistor adalah Jenis Resistor yang nilai resistansinya dapat
dipengaruhi oleh suhu (Temperature). Thermistor merupakan
Singkatan dari Thermal Resistor. Terdapat dua jenis Thermistor
yaitu Thermistor NTC (Negative Temperature Coefficient) dan
Thermistor PTC (Positive Temperature Coefficient).

Negative Temperature Coefficient (NTC)

Gambar NTC
Nilai dari resistansi jenis ini berubah-ubah sesuai dengan
suhu panas yang mengenai permukaannya. Semakin panas maka
nilai resistansinya akan semakin kecil dan sebaliknya semakin dingin
maka nilai resistansinya akan semakin besar.
Positive Temperatur Coefficient (PTC)
Nilai tahanan/resistansi dari PTC berubah sesuai suhu
yang panas mengenai permukaannya. Semakan panas nilai
resistansinya akan semakin besar dan sebaliknya semakin dingin
maka nilai resitansinya akan semakin kecil.

7
Gambar PTC
D. LDR (Light Dependent Resistor)
LDR atau Light Dependent Resistor adalah jenis Resistor yang
nilai Resistansinya dipengaruhi oleh intensitas Cahaya yang
diterimanya.

Gambar Bentuk dan Simbol LDR


2.1.1.3 Fungsi Resistor
Fungsi resistor adalah sebagai pengatur dalam membatasi jumlah arus
yang mengalir dalam suatu rangkaian. Dengan adanya resistor
menyebabkan arus listrik dapat disalurkan sesuai dengan kebutuhan.
Adapun fungsi resistor secara lengkap adalah sebagai berikut :
1. Berfungsi untuk menahan sebagian arus listrik agar sesuai dengan
kebutuhan suatu rangkaian elektronika.
2. Berfungsi untuk menurunkan tegangan sesuai dengan yang
dibutuhkan oleh rangkaian elektronika.
3. Berfungsi untuk membagi tegangan.
4. Berfungsi untuk membangkitkan frekuensi tinggi dan frekuensi
rendah dengan bantuan transistor daan kondensator (kapasitor).

2.1.2 Kapasitor
2.1.2.1 Pengertian Kapasitor
Kapasitor adalah perangkat komponen elektronika yang berfungsi
untuk menyimpan muatan listrik dan terdiri dari dua konduktor yang
dipisahkan oleh bahan penyekat (dielektrik) pada tiap konduktor atau yang
disebut keping. Kapasitor biasanya disebut dengan sebutan kondensator

8
yang merupakan komponen listrik dibuat sedemikian rupa sehingga
mampu menyimpan muatan listrik. Satuan kapasitor adalah farad.

Gambar Kapasitor
Zat dielektrik yang digunakan untuk menyekat kedua komponen
tersebut berguna untuk membedakan jenis-jenis kapasitor. Di dunia ini
terdapat beberapa kapasitor yang menggunakan bahan dielektrik, antara
lain kertas, mika, plastik cairan dan masih banyak lagi bahan dielektrik
lainnya.

2.1.2.2 Jenis-Jenis Kapasitor


Berdasarkan bahan Isolator dan nilainya, Kapasitor dapat dibagi
menjadi 2 Jenis yaitu Kapasitor Nilai Tetap dan Kapasitor Variabel.
Berikut ini adalah penjelasan singkatnya untuk masing-masing jenis
Kapasitor :
A. Kapasitor Nilai Tetap (Fixed Capacitor)
Kapasitor Nilai Tetap atau Fixed Capacitor adalah Kapasitor
yang nilainya konstan atau tidak berubah-ubah. Berikut ini adalah
Jenis-jenis Kapasitor yang nilainya Tetap :

9
Kapasitor Keramik (Ceramic Capasitor)
Kapasitor Keramik adalah Kapasitor yang Isolatornya
terbuat dari Keramik dan berbentuk bulat tipis ataupun persegi
empat. Kapasitor Keramik tidak memiliki arah atau polaritas,
jadi dapat dipasang bolak-balik dalam rangkaian Elektronika.
Pada umumnya, Nilai Kapasitor Keramik berkisar antara 1pf
sampai 0.01F.
Kapasitor yang berbentuk Chip (Chip Capasitor)
umumnya terbuat dari bahan Keramik yang dikemas sangat
kecil untuk memenuhi kebutuhan peralatan Elektronik yang
dirancang makin kecil dan dapat dipasang oleh Mesin Produksi
SMT (Surface Mount Technology) yang berkecepatan tinggi.
Kapasitor Polyester (Polyester Capacitor)
Kapasitor Polyester adalah kapasitor yang isolatornya
terbuat dari Polyester dengan bentuk persegi empat. Kapasitor
Polyester dapat dipasang terbalik dalam rangkaian Elektronika
(tidak memiliki polaritas arah).
Kapasitor Kertas (Paper Capacitor)
Kapasitor Kertas adalah kapasitor yang isolatornya terbuat
dari Kertas dan pada umumnya nilai kapasitor kertas berkisar
diantara 300pf sampai 4F. Kapasitor Kertas tidak memiliki
polaritas arah atau dapat dipasang bolak balik dalam Rangkaian
Elektronika.
Kapasitor Mika (Mica Capacitor)
Kapasitor Mika adalah kapasitor yang bahan Isolatornya
terbuat dari bahan Mika. Nilai Kapasitor Mika pada umumnya
berkisar antara 50pF sampai 0.02F. Kapasitor Mika juga dapat
dipasang bolak balik karena tidak memiliki polaritas arah.
Kapasitor Elektrolit (Electrolyte Capacitor)
Kapasitor Elektrolit adalah kapasitor yang bahan
Isolatornya terbuat dari Elektrolit (Electrolyte) dan berbentuk

10
Tabung / Silinder. Kapasitor Elektrolit atau disingkat dengan
ELCO ini sering dipakai pada Rangkaian Elektronika yang
memerlukan Kapasintasi (Capacitance) yang tinggi. Kapasitor
Elektrolit yang memiliki Polaritas arah Positif (+) dan Negatif (-
) ini menggunakan bahan Aluminium sebagai pembungkus dan
sekaligus sebagai terminal Negatif-nya. Pada umumnya nilai
Kapasitor Elektrolit berkisar dari 0.47F hingga ribuan
microfarad (F).
Biasanya di badan Kapasitor Elektrolit (ELCO) akan
tertera Nilai Kapasitansi, Tegangan (Voltage), dan Terminal
Negatif-nya. Hal yang perlu diperhatikan, Kapasitor Elektrolit
dapat meledak jika polaritas (arah) pemasangannya terbalik dan
melampui batas kamampuan tegangannya.
Kapasitor Tantalum
Kapasitor Tantalum juga memiliki Polaritas arah Positif
(+) dan Negatif (-) seperti halnya Kapasitor Elektrolit dan bahan
Isolatornya juga berasal dari Elektrolit. Disebut dengan
Kapasitor Tantalum karena Kapasitor jenis ini memakai bahan
Logam Tantalum sebagai Terminal Anodanya (+). Kapasitor
Tantalum dapat beroperasi pada suhu yang lebih tinggi
dibanding dengan tipe Kapasitor Elektrolit lainnya dan juga
memiliki kapasintansi yang besar tetapi dapat dikemas dalam
ukuran yang lebih kecil dan mungil. Oleh karena itu, Kapasitor
Tantalum merupakan jenis Kapasitor yang berharga mahal. Pada
umumnya dipakai pada peralatan Elektronika yang berukuran
kecil seperti di Handphone dan Laptop.

B. Kapasitor Variabel (variable capacitor)


Kapasitor Variabel adalah Kapasitor yang nilai Kapasitansinya
dapat diatur atau berubah-ubah. Secara fisik, Kapasitor Variabel ini
terdiri dari 2 jenis yaitu :

11
Gambar Bentuk dan Simbol Variable Capacitor
VARCO (Variable Condensator)
VARCO (Variable Condensator) yang terbuat dari Logam
dengan ukuran yang lebih besar dan pada umumnya digunakan
untuk memilih Gelombang Frekuensi pada Rangkaian Radio
(digabungkan dengan Spul Antena dan Spul Osilator). Nilai
Kapasitansi VARCO berkisar antara 100pF sampai 500pF.
Trimmer
Trimmer adalah jenis Kapasitor Variabel yang memiliki
bentuk lebih kecil sehingga memerlukan alat seperti Obeng
untuk dapat memutar Poros pengaturnya. Trimmer terdiri dari 2
pelat logam yang dipisahkan oleh selembar Mika dan juga
terdapat sebuah Screw yang mengatur jarak kedua pelat logam
tersebut sehingga nilai kapasitansinya menjadi berubah.
Trimmer dalam Rangkaian Elektronika berfungsi untuk
menepatkan pemilihan gelombang Frekuensi (Fine Tune). Nilai
Kapasitansi Trimmer hanya maksimal sampai 100pF.

2.1.2.3 Fungsi Kapasitor

Dibawah ini adalah beberapa fungsi daripada Kapasitor dalam


Rangkaian Elektronika :
1. Sebagai Penyimpan arus atau tegangan listrik
2. Sebagai Konduktor yang dapat melewatkan arus AC (Alternating
Current)
3. Sebagai Isolator yang menghambat arus DC (Direct Current)
4. Sebagai Filter dalam Rangkaian Power Supply (Catu Daya)
5. Sebagai Kopling

12
6. Sebagai Pembangkit Frekuensi dalam Rangkaian Osilator
7. Sebagai Penggeser Fasa
8. Sebagai Pemilih Gelombang Frekuensi (Kapasitor Variabel yang
digabungkan dengan Spul Antena dan Osilator)

2.1.3 Inductor (Kumparan)


2.1.3.1 Pengertian Inductor
Induktor atau dikenal juga dengan Coil adalah Komponen
Elektronika Pasif yang terdiri dari susunan lilitan Kawat yang membentuk
sebuah Kumparan. Pada dasarnya, Induktor dapat menimbulkan Medan
Magnet jika dialiri oleh Arus Listrik. Medan Magnet yang ditimbulkan
tersebut dapat menyimpan energi dalam waktu yang relatif singkat. Dasar
dari sebuah Induktor adalah berdasarkan Hukum Induksi Faraday.

Gambar Inductor
Pada dasarnya kemampuan Induktor dalam menimbulkan Medan
Magnet yang disebut Henry ini juga memiliki turunan karena satuan Henry
pada umumnya terlalu besar. Turunan dari satuan henry adalah
diantaranya milihenry (mH) dan microhenry (H). Simbol yang digunakan
untuk melambangkan Induktor dalam Rangkaian Elektronika adalah huruf
L.
Ada 4 Faktor yang mempengaruhi Nilai Induktansi sebuah konduktor
(Coil) diantaranya adalah :
Jumlah Lilitan, makin banyak lilitan konduktornya maka semakin
tinggi pula Induktasinya.
Diameter Induktor, Makin besar diameter sebuah induktor maka
semakin tinggi juga induktansinya.
Permeabilitas Inti, adalah bahan Inti yang dipakai seperti Udara,
Besi ataupun Ferit.

13
Ukuran Panjang Induktor, Makin pendek Induktor (Koil) itu maka
semakin tinggi juga induktansinya.
2.1.3.2 Jenis-jenis Induktor
Induktor terdiri dari beberapa jenis. Perbedaan jenis-jenis induktor
tersebut didasarkan pada bentuk serta bahan yang digunakan untuk
membuat inti induktor. Nah, bagi anda yang ingin tahu apa saja jenis-jenis
induktor yang ada saat ini, silahkan simak ulasan belajarelektronika.net
berikut.

Gambar Bentuk dan Simbol Inductor


A. Air Core Inductor
Dilihat dari namanya pasti anda sudah tahu bahwa Air Core Inductor
adalah jenis induktor yang menggunakan inti dengan bahan udara.
Induktor jenis ini bisa disebut juga induktor tanpa inti.
B. Ferrite Core Inductor
Ferrite Core Inductor adalah jenis induktor yang menggunakan inti
berbahan ferit. Induktor yang satu ini banyak dijumpai di rangkaian-
rangkaian elektronika yang cukup rumit.
C. Iron Core Inductor
Seperti namanya, Iron Core Inductor adalah jenis induktor yang
memiliki inti dengan bahan besi. Besarnya inti besi yang digunakan
pada sebuah induktor sangat bermacam-macam tergantung kebutuhan.
D. Variable Inductor
Variable Inductor adalah jenis induktor yang besar kecilnya nilai
induktansi dapat diatur sesuai dengan keinginan. Biasanya induktor
yang satu ini menggunakan bahan ferit.

14
E. Torroidal Core Inductor
Torroidal Core Inductor adalah jenis induktor yang memiliki bentuk
melingkar atau O menyerupai bentuk cincin atau bentik donat.
Induktor jenis ini biasanya ada pada rangkaian televisi.

Gambar Torroidal Core Inductor


F. Laminated Core Induction
Laminated Core Induction merupakan jenis induktor dengan inti yang
terdiri dari beberapa jenis logam. Beberapa jenis logam tersebut
disambung secara paralel dengan sekat berbahan isolator.

Gambar Laminated Core Induction


2.1.3.3 Fungsi Inductor
Berikut ini adalah beberapa fungsi induktor :
Menyimpan arus listrik dalam medan magnet
Penapis atau filter frekuensi
Menahan arus bolak-balik (AC)
Meneruskan arus searah (DC)
Pembangkit getaran
Melipat gandakan tegangan

2.1.4 Relay
2.1.4.1 Pengertian Relay
Relay adalah saklar (switch) elektrik yang bekerja berdasarkan
medan magnet. Relay terdiri dari suatu lilitan dan switch mekanik.
Switch mekanik akan bergerak jika ada arus listrik yang mengalir
melalui lilitan. Susunan kontak pada relay adalah:

15
Normally Open : Relay akan menutup bila dialiri arus listrik.
Normally Close : Relay akan membuka bila dialiri arus listrik.
Changeover : Relay ini memiliki kontak tengah yang akan
melepaskan diri dan membuat kontak lainnya berhubungan
2.1.4.2 Jenis jenis Relay
Berikut ini merupakan jenis-jenis relay.
Single Pole Single Throw (SPST) : Relay golongan ini
memiliki 4 Terminal, 2 Terminal untuk Saklar dan 2
Terminalnya lagi untuk Coil.
Single Pole Double Throw (SPDT) : Relay golongan ini
memiliki 5 Terminal, 3 Terminal untuk Saklar dan 2
Terminalnya lagi untuk Coil.
Double Pole Single Throw (DPST) : Relay golongan ini
memiliki 6 Terminal, diantaranya 4 Terminal yang terdiri dari
2 Pasang Terminal Saklar sedangkan 2 Terminal lainnya untuk
Coil. Relay DPST dapat dijadikan 2 Saklar yang dikendalikan
oleh 1 Coil.
Double Pole Double Throw (DPDT) : Relay golongan ini
memiliki Terminal sebanyak 8 Terminal, diantaranya 6
Terminal yang merupakan 2 pasang Relay SPDT yang
dikendalikan oleh 1 (single) Coil. Sedangkan 2 Terminal
lainnya untuk Coil.
Nama Bentuk Simbol Fungsi
Komponen

16
SPST - Remote control : dapat
menyalakan atau
mematikan alat dari
jarak jauh
- Penguatan daya :
menguatkan arus atau
tegangan
- Contoh : starting relay
pada mesin mobil
- Pengatur logika kontrol
suatu sistem

2.2 KOMPONEN AKTIF


Komponen aktif adalah komponen elektronika yang dalam
pengoperasiannya memerlukan sumber arus atau sumber tegangan tersendiri.
2.2.1 Transistor
2.2.1.1 Pengertian Transistor
Pengertian Transistor adalah komponen elektronika semikonduktor
yang memiliki 3 kaki elektroda, yaitu Basis (Dasar), Kolektor
(Pengumpul) dan Emitor (Pemancar). Dimana base terdapat arus yang
sangat kecil, yang berguna untuk mengatur arus dan tegangan yang ada
pada Emitor, pada keluaran arus Kolektor. Sehingga apabila terdapat
arus pada basis, tegangan yang besar pada kolektor akan mengalir
menuju emitor.

Gambar 3 kaki transistor


Transistor pertama kali ditemukan pada tahun 1948 oleh William
Shockley, John Barden dan W.H, Brattain. Tetapi, komponen ini mulai

17
digunakan pada tahun 1958. Jenis Transistor terbagi menjadi 2, yaitu
transistor tipe P-N-P dan transistor N-P-N.

2.2.1.2 Jenis-Jenis Transistor

A. Transistor Bipolar
Transistor biopolar dinamakan seperti itu karena kanal konduksi
utamanya memakai 2 polaritas pembawa muatan elekton dan lubang,
untuk membawa muatan atau arus listrik. Di dalam BJT, arus listrik
utamanya harus melewati satu daerah atau lapisan pembatas yang
dinamakan depletizon dan juga ketebalan dari lapisan ini bisa diatur
dengan kecepatan tinggi dengan maksud untuk mengatur aliran arus
utama tersebut.
NPN
Prinsip kerja dari transistor NPN adalah arus akan mengalir dari
kolektor ke emitor jika basisnya dihubungkan ke ground (negatif).
Arus yang mengalir dari basis harus lebih kecil daripada arus yang
mengalir dari kolektor ke emitor, oleh sebab itu maka ada baiknya jika
pada pin basis dipasang sebuah resistor.
PNP
Prinsip kerja dari transistor PNP adalah arus akan mengalir dari
emitter menuju ke kolektor jika pada pin basis dihubungkan ke
sumber tegangan ( diberi logika 1). Arus yang mengalir ke basis harus

18
lebih kecil daripada arus yang mengalir dari emitor ke kolektor, oleh
sebab itu maka ada baiknya jika pada pin basis dipasang sebuah
resistor.
B. Transistor FET
FET ( Field-Effect Transistor) dinamakan juga transistor unipolar
yaitu hanya memakai satu jenis pembawa muatan (electron atau hole,
terganu dari tipenya FET) saja. Di dalam FET arus listrik utamanya
mengalir dalam satu kenal konduksi sempit dengan depletion zone
sisinya. Lalu ketebalan dari daerah perbatasan ini bisa diubah dengan
perubahan tegangan yang diberikan, untuk mengubah ketebalan kenal
konduksi tersebut. Jenis-jenis FET yaitu UJT, BJT, JFET, IGBT,
IGFET (MOSFET), HBT, VMOSFET, MISFET, HEMT dan
MESFET.
2.2.1.3 Fungsi Transistor
Dalam dunia elektronika, fungsi transistor ini adalah sebagai berikut :
Sebagai sebuah penguat (amplifier).
Sirkuit pemutus dan penyambung (switching).
Stabilisasi tegangan (stabilisator).
Sebagai perata arus.
Menahan sebagian arus.
Menguatkan arus.
Membangkitkan frekuensi rendah maupun tinggi.
Modulasi sinyal dan berbagai fungsi lainnya.

2.2.2 Dioda
2.2.2.1 Pengertian Dioda
Pengertian Dioda adalah komponen aktif yang memiliki dua kutub
(anoda dan katoda) dan bersifat. Dioda juga bisa dialiri arus listrik ke
satu arah dan menghambat arus dari arah sebaliknya.

19
Awal mulanya dioda adalah sebuah piranti kristal Cats Wahisker
dan tabung hampa. Sedangkan pada saat ini, dioda sudah banyak dibuat
dari bahan semikonduktor, contohnya : Silikon dan Germanium. Di
karenakan pengembangannya yang dilakukan secara terpisah, dioda
kristal (semikonduktor) lebih populer di bandingkan dengan dioda
termionik. Dioda termionik pertama kali ditemukan oleh Frederick
Guthrie pada tahun 1873, sedangkan dioda kristal ditemukan pada
tahun 1874 oleh peneliti asal Jerman, Karl Ferdinand Braun.

Gambar Simbol dan Bentuk Dioda


2.2.2.2 Jenis-Jenis Dioda

Gambar Simbol Dioda


Light Emiting Diode (Dioda Emisi Cahaya)
LED adalah singkatan dari Light Emiting Dioda (Dioda Pemancar
Cahaya) dengan masing-masing elektrodanya berupa anoda (+) dan
katroda (-), dioda jenis ini dikategorikan berdasarkan arah bias dan
diameter cahaya yang dihasilkan, dan warna nya. Banyak digunakan
sebagai lampu indikator dan peraga (display).

Gambar Bentuk fisik LED

20
Diode Photo (Dioda Cahaya)
Dioda jenis ini merupakan dioda yang peka terhadap cahaya,
yang bekerja pada daerah-daerah reverse tertentu sehingga arus
cahaya tertentu saja yang dapat melewatinya, dioda ini biasa dibuat
dengan menggunakan bahan dasar silikon dan geranium. Dioda
cahaya saat ini banyak digunakan untuk alarm, pita data berlubang
yang berguna sebagai sensor, dan alat pengukur cahaya (Lux Meter).
Dioda ini berkebalikan dengan dioda LED yang menghasilkan
arus bila terkena cahaya, untuk arus yang masuk tergantung dari
besarnya cahaya yang masuk. Dioda photo merupakan detektor
cahaya yang baik sekal

Gambar Bentuk Fisik Dioda cahaya


Diode Varactor (Dioda Kapasitas)

Gambar Bentuk Fisik Dioda Varactor


Dioda jenis ini merupakan dioda yang unik, karena dioda ini
memiliki kapasitas yang dapat berubah-ubah sesuai dengan besar
kecilnya tegangan yang diberikan kepada dioda ini, contohnya jika
tegangan yang diberikan besar, maka kapasitasnya akan
menurun,berbanding terbalik jika diberikan tegangan yang rendah
akan semakin besar kapasitasnya, pembiasan dioda ini secara reverse.
Dioda jenis ini banyak digunakan sebagai pengaturan suara pada
televisi, dan pesawat penerima radio.
Diode Rectifier (Dioda Penyearah)

Gambar Bentuk Fisik Dioda Penyearah

21
Dioda jenis ini merupakan dioda penyearah arus atau tegangan
yang diberikan, contohnya seperti arus berlawanan (AC) disearahkan
sehingga menghasilkan arus searah (DC). Memiliki fungsi yaitu
hanya dapat mengalirkan arus satu arah saja, dan yang mempunyai
struktur sambungan antara semikonduktor P (Anoda) dan N (Katoda).
Dengan demikian arus hanya akan dapat mengalir dari sisi P menuju
sisi N.
Diode Zener
Dioda zener adalah suatu dioda yang mempunyai sifat bahwa
tegangan terbaliknya stabil. Dioda ini dibuat untuk bekerja pada
daerah breakdown kira-kira 2 sampai 200 volt. dioda ini digunakan
sebagai voltage stabilizer atau voltage regulator. Dioda jenis ini
merupakan dioda yang memiliki kegunaan sebagai penyelaras
tegangan baik yang diterima maupun yang dikeluarkan, sesuai dengan
kapasitas dari dioda tersebut, contohnya jika dioda tersebut memiliki
kapasitas 5,1 V, maka jika tegangan yang diterima lebih besar dari
kapasitasnya, maka tegangan yang dihasilkan akan tetap 5,1 tetapi jika
tegangan yang diterima lebih kecil dari kapasitasnya yaitu 5,1, dioda
ini tetap mengeluarkan tegangan sesuai dengan inputnya.

Gambar Bentuk Fisik Dioda Zener


2.2.2.3 Fungsi Dioda
Fungsi dioda adalah sebagai berikut :
Sebagai penyearah untuk komponen dioda bridge.
Sebagai penstabil tegangan pada komponen dioda zener.
Sebagai pengaman atau sekering.
Sebagai pemangkas atau pembuang level sinyal yang ada di atas
atau bawah tegangan tertentu pada rangkaian clipper.

22
Sebagai penambah komponen DC didalam sinyal AC pada
rangkaian clamper.
Sebagai pengganda tegangan.
Sebagai indikator untuk rangkaian LED (Light Emiting Diode).
Dapat digunakan sebagai sensor panas pada aplikasi rangkaian
power amplifier.
Sebagai sensor cahaya pada komponen dioda photo.
Sebagai rangkaian VCO (Voltage Controlled Oscilator) pada
komponen dioda varactor.

2.2.3 IC (integrated circuit)


2.2.3.1 Pengertian IC
Pada dasarnya, ada banyak jenis pengklasifikasian pada IC. Ada yang
mengelompokan IC berdasarkan aplikasinya, ada yang mengelompokannya
berdasarkan jumlah komponen yang digunakan, ada yang mengelompokan
nya berdasarkan bentuk kemasannya, ada yang mengelompokannya
berdasarkan fungsinya dan juga ada yang mengelompokkannya berdasarkan
Teknik Pembuatannya.

2.2.3.2 Jenis-jenis IC
A. IC (Integrated Circuit) yang dikelompokkan berdasarkan
kriteria-kriteria tersebut.
IC Analog
IC Analog adalah IC yang beroperasi pada sinyal yang berbentuk
gelombang kontinyu. Contoh IC jenis Analog ini seperti IC
Penguat daya, IC Penguat sinyal, IC Regulator Tegangan, IC
Multiplier dan IC Op-Amp.
IC Digital
IC Digital adalah IC yang beroperasi pada sinyal digital yaitu
sinyal yang hanya memiliki 2 level yakni Tinggi dan Rendah
atau dilambangkan dengan kode Binary 1 dan 0. Contoh IC

23
Digital seperti IC Mikroprosesor, IC Flip-flip, IC Counter, IC
Memory, IC Multiplexer dan IC Mikrocontroller.
IC Campuran (Mixed IC)
IC Campuran atau Mixed IC adalah IC yang mengkombinasikan
fungsi IC Analog dan IC Digital ke dalam kemasan satu IC. Pada
umumnya, IC jenis Kombinasi Digital dan Analog ini digunakan
sebagai IC yang mengkonversikan sinyal Digital menjadi Analog
(D/A Converter) ataupun sinyal Analog menjadi sinyal Digital
(A/D Converter). Seiring dengan perkembangan Teknologi IC, IC
jenis Campuran ini memungkinkan untuk mengintegrasikan
Sinyal Digital dengan fungsi RF kedalam satu kemasan IC.

B. Berdasarkan Teknik Pembuatannya atau cara Manufakturingnya


IC Monolitik (Monolithic IC)
IC Monolitik merupakan IC yang mengintegrasikan Komponen
Pasif dan Komponen Aktif pada satu chip tunggal Silikon sebagai
bahan semikonduktornya. Konsep Manufaktur IC Monolitik ini
dapat menghasilkan IC yang memiliki keandalan yang tinggi
dengan biaya produksi yang rendah. IC jenis ini banyak ditemui
di rangkaian Televisi, Amplifier, Regulator Tegangan dan
Penerima AM/FM.
Thin and Thick Film IC
Thin Film IC dan Thick Film IC relatif lebih besar dari IC
Monolitik. Ini dikarenakan hanya komponen pasif (resistor dan
kapasitor) yang dapat diintegrasikan pada wafer IC sedangkan
komponen aktif seperti Transistor dan Dioda tidak dapat
diintegrasikan dan harus dihubungkan secara terpisah yang
membentuk rangkaian tersendiri di dalam kemasan IC.
IC Hybrid atau IC Multi-chip
Seperti namanya, IC Hybrid atau IC Multi-chip ini terbuat dari
sejumlah chip yang dihubungkan menjadi satu sirkuit terintegrasi.

24
IC jenis ini biasanya digunakan dalam rangkaian Penguat
(Amplifier) yang berdaya tinggi mulai 5W hingga lebih dari 50W.
Kinerja IC Hybrid ini lebih baik dibanding dengan IC Monolitik.
C. Berdasarkan Kemasannya, IC dapat dibedakan sebagai berikut
Nama Komponen Bentuk Simbol Fungsi berdasarkan
fungsi umumnya
SIP (Single In-line - IC Logic Gates, yaitu
IC yang berfungsi
Packages)
sebagai Gerbang
Logika.
DIP (Dual In-line - IC Comparator, yaitu
Packages) IC yang berfungsi
sebagai Komparator
(Pembanding)
SOP (Small Outline - IC Timer, yaitu IC
Packages) yang berfungsi
sebagai penghitung
waktu (timer)
QFP (Quad Flat - IC Switching, yaitu IC
Packages) yang berfungsi
sebagai Switch
(sakelar)
- IC Audio Amplifier,
BGA (Ball Grid yaitu IC yang
Arrays) berfungsi sebagai
penguat Audio.

2.3 Komponen Penunjang


Pada pembuatan rangkaian elektronika diperlukan peralatan (seperti
Obeng, tang, bor dan sebagainya) dan juga papan sirkuit yang digunakan
untuk tempat menempelnya komponen elektronika (seperti PCB,
Wishboard, dan sebagainya). Pada dasarnya Komponen Penunjang
berfungsi sebagai perkakas,isolator dan konduktor.

2.3.1Baterai

25
2.3.1.1 Pengertian Baterai
Baterai adalah alat listrik kimiawi yang energi dan mengeluarkan
tenaganya dalam bentuk listrik. Sebuah baterai biasanya terdiri dari tiga
komponen penting, yaitu:
1. Batang karbon sebagai anode (kutub positif baterai)
2. Seng (Zn) sebagai katode (kutub negatif baterai)
3. Pasta sebagai elektrolit (penghantar)
Baterai yang biasa dijual (disposable/sekali pakai) mempunyai tegangan
listrik 1,5 volt. Baterai ada yang berbentuk tabung atau kotak. Ada juga yang
dinamakan rechargeable battery, yaitu baterai yang dapat diisi ulang, seperti
yang biasa terdapat pada telepon genggam. Baterai sekali pakai disebut juga
dengan baterai primer, sedangkan baterai isi ulang disebut dengan baterai
sekunder. Baik baterai primer maupun baterai sekunder, kedua-duanya
bersifat mengubah energi kimia menjadi energi listrik. Baterai primer hanya
bisa dipakai sekali, karena menggunakan reaksi kimia yang bersifat tidak bisa
dibalik (irreversible reaction). Sedangkan baterai sekunder dapat diisi ulang
karena reaksi kimianya bersifat bisa dibalik (reversible reaction).

2.3.1.2 Jenis-jenis Baterai


Tabel jenis baterai sekali pakai

Nama baterai Simbol Bentuk Fungsi


Baterai Zinc- Sumber
Carbon (Seng-
tegangan yang
Karbon)
menimbulkan
arus listrik
Baterai dalam rangkaian
Alkaline
(Alkali) dari kutub
positif (+) ke

26
Baterai kutub negatif (-
Lithium
).

Baterai Silver
Oxide

Tabel jenis baterai yang bisa diisi ulang

Nama baterai Simbol Bentuk Fungsi


Baterai Ni-Cd
(Nickel-
Sumber tegangan
Cadmium)
yang menimbul kan
arus listrik dalam
Baterai Ni-MH rangkaian dari kutub
(Nickel-Metal
Hydride) positif (+) ke kutub
negatif (-).

Baterai Li-Ion
(Lithium-Ion)

27
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Komponen elektronika dibagi menjadi 3 yaitu komponen pasif, komponen
aktif, dan komponen pendukung.
2. Komponen pasif adalah komponen elektronika yang tidak memerlukan
sumber arus.
3. Komponen aktif adalah komponen elektronika yang memerlukan sumber
arus.

3.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini penulis berharap pembaca dapat memahani
isi makalah dan jika terdapat kekurangan dapat diberi masukkan/saran.

28
DAFTAR PUSTAKA

Purbo.,2010,Elektronika Dasar1,[pdf]
(http://kambing.ui.ac.id/onnopurbo/oraridiklat/teknik/elektronika/elektron
ika dasar-I-univ-negeri-jember/bab09-transistor.pdf/2010/ Elektronika
Dasar ,diunduh 10 Okteber 2016)

Vieluvinf.,2013,Tugas Kuliah Makalah Elektronika Dasar 1 Bias Transistor,[pdf]


http://vieluvinf.wordpress.com.pdf/2013/02/13/tugas-kuliah-makalah-
elektronika-dasar-1 bias-transistor, diunduh 11 Oktober 2016 )

Yuniati,ade.,2010,komponen elektronika[html],(http://adeyuniati.pdf.com,
diunduh 11 oktober 2016)

29

Anda mungkin juga menyukai