Anda di halaman 1dari 8

Tgl:

Prak.: 05
TEKNIK MEKATRONIKA Kelas :
MATA PELAJARAN DASAR LISTRIK DAN ELEKTRONIKA Nama :
Koordinator Prak.(paraf) :
PRAKTEK ELEKTRONIKA ANALOG

Membaca Gelang Warna Resistor


dan Menggukan Ohmmeter

A. Tujuan Praktikum
1. Siswa mengetahui macam – macam resistor
2. Siswa dapat mengelompokan resistor sesuai jenisnya.
3. Siswa dapat membaca kode gelang warna pada resistor film karbon dan film metal..
4. Siswa dapat menggukan ohmmeter.

B. Dasar Teori
1. Pengertian Resistor
Resistor atau hambatan adalah salah satu komponen elektronika yang memiliki nilai
hambatan tertentu, dimana hambatan ini akan menghambat arus listrik yang mengalir
melaluinya. Sebuah resistor biasanya terbuat dari bahan campuran Carbon. Namun tidak
sedikit juga resistor yang terbuat dari kawat nikrom, sebuah kawat yang memiliki resistansi
yang cukup tinggi dan tahan pada arus kuat. Satuan Resistor adalah Ohm (simbol: Ω) yang
merupakan satuan SI untuk resistansi listrik. Dalam sejarah, kata ohm itu diambil dari nama
salah seorang fisikawan hebat asal German bernama George Simon Ohm. Beliau juga yang
mencetuskan keberadaan hukum ohm yang masih berlaku hingga sekarang.
2. Fungsi Resistor
Resistor berfungsi sebagai penghambat arus listrik. Jika ditinjau secara mikroskopik,
unsur-unsur penyusun resistor memiliki sedikit sekali elektron bebas. Akibatnya pergerakan
elektronya menjadi sangat lambat. Sehingga arus yang terukur pada multimeter akan
menunjukan angka yang lebih rendah jika dibandingkan rangkaian listrik tanpa resistor.
3. Membaca Kode Warna
Bagaimana cara menghitung resistor film karbon dan fil metal yang memilki banyak
gelang warna. Biasanya cara ini sudah lama ditinggalkan karena para Teknisi lebih sering
menggunakan alat ukur agar lebih cepat melakukan reparasi. Tetapi bagi anda yang belajar
dan untuk praktik atau tugas sekolah berikut ini penjelasan lengkap cara membaca Kode
Warna pada Film Karbon Resistor secara manual.
4. Macam - Macam Resistor
Resistor pada saat ini hanya terbagi menjadi dua macam, yakni resistor tetap (fixed resistor)
dan resistor tidak tetap (variable resistor). Dari kedua macam resistor tersebut masih bisa dibagi lagi
berdasarkan jenis jenisnya.
a. Resistor tetap (fixed resistor)

Gambar Simbol Resistor Tetap

Resistor jenis ini memiliki nilai resistansi yang tetap dan permanen selama resistor
tersebut dalam kondisi yang baik. Resistor tetap memiliki ciri ciri yang tidak bisa berubah
ubah jika resistor tersebut tidak rusak. Resistor tetap juga terdiri dari beberapa jenis
resistor yang dikelompokan berdasarkan bahan penyusun resistor tersebut. Berikut ini
adalah pembahasan jenis resistor tetap secara mendetail :
1) Resistor Kawat
Resistor kawat merupakan resistor pertama
kali dibuat. Dahulu resistor ini digunakan
dalam rangkaian yang masih menggunakan
tabung hampa sebagai transistornya. Dengan
ukuran fisik yang cukup besar dan juga
bentuknya yang bervariasi pada masanya,
resistor ini juga memilki nilai hambatan yang cukup besar pula. Resistor kawat juga
mampu beroperasi pada arus kuat dan panas yang tinggi sehingga banyak ditemukan
pada rangkaian elektronika bagian power. Rating daya yang terdapat pada resistor
jadul yang ini adalah dalam bebrabagi ukuran seperti 1 watt, 2 watt, 5 watt, serta 10
watt.
2) Resistor Batang Karbon

Resistor jenis batang karbon terhitung jenis


resistor jadul sama seperti resistor
kawat. Resistor ini tersusun dari bahan
karbon didalamnya dan terdapat kode-kode
warna untuk menandai besarnya hambatan
dari resistor tersebut. Resistor yang merupakan generasi awal ini untuk penggunaanya
saat ini sudah sangat jarang. Sehingga kurang familiar bagi para praktisi elektronika
saat ini.
3) Resistor Keramik

Sesuai dengan namanya tentu saja terbuat dari bahan


keramik atau porselen, dengan lapisan kaca dibagian
terluar. Meskipun ukuranya cukup mungil, namun
resistansinya bervariasi, mulai dari kisaran puluhan
ohm hingga kilo ohm. Kemajuan Teknologi terutama
pada bahan yang dibutuhkan sebagai komponen
elektronika, resistor keramik pada saat ini kebanyakan digunakan pada gadget yang
memilki ukuran cukup kecil. Coba saja buka perangkat ponsel yang anda miliki, dapat
dipastikan akan bisa menemukan resistor jenis ini didalamnya. Resistor ini memiliki
rating daya sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt.
4) Resistor Film Karbon
Resistor Film karbon merupakan sebuah perkembangan
dari resistor batang karbon. Resistor ini terbuat dari
bahan karbon didalamnya dan diluarnya dilapisi dengan
bahan pelindung berupa film. Pelindung ini berguna untuk mnecegah adanya pengaruh
eksternal terhadap karakteristik dari resistor jenis ini. Dipermukaanya terdapat gelang-
gelag warna yang berguna sebagai indikator besarnya hambatan yang terkandung
didalam resistor tersebut. Memiliki Rating daya sama dengan Resistor Kramik tetapi
kalah dalam segi keefektifan ukuran komponen. Sehingga lebih banyak resistor kramik
yang digunakan untuk peralatan elektronik seperti Smartphone daripada
menggunakan Resistor Film karbon yang ukurannya relatif lebih besar.
5) Resistor Film Metal
Penampakan bentuk fisiknya sekilas terlihat bahwa
resistor jenis film metal mirip dengan resistor jenis film
karbon. Perbedaan hanya pada warna dasar yang
berbeda. Namun sebenarnya kedua jenis resistor ini
memilki karakteristik yang berbeda. Untuk resistor film
metal memiliki katelitian tertinggi dibandingkan dengan
resistor tetap jenis lain. Toleransinya hanya berkisar
antara 1-5%. Resistor Film Metal memiliki resistensi yang lebih besar dibandingkan
dengan Resistor Film Karbon. Jika pada Resistor Film Karbon hanya identik dengan 4
kode warna untuk membacanya, pada Resistor Film Metal terdapat 5 dan juga 6 kode
warna.  Dalam aplikasinya, resistor film metal biasa digunakan pada perangkat
elektronik yang memerlukan ketelitian tinggi, misalnya saja multimeter ataupun alat
ukur lainya.

b. Resistor Tidak Tetap (variable resistor)


Berlawanan dengan resistor tetap, resistor variable dapat berubah nilai resistansinya
sesuai pengaruh eksternal yang memang sudah didesain demikian. Pengelompokan jenis
resistor variable didasarkan pada bagaimana cara merubah resistansi tersebut. Misalnya
saja LDR bisa berubah resistansinya jika terjadi perubahan intensitas cahaya yang
mengenai permukaanya. Untuk lebih jelasnya, mari kita bahas secara mendetail:
1) Potensiometer
Potensiometer merupakan resistor yang dapat
kita atur besar resistansinya. Cara
mengaturnya cukup dengan memutar bagian
tuas tengah potensiometer. Resistor jenis ini
cukup sering digunakan dalam rangkaian
elektronika semacam fm/am tuner, rangkaian
sensor cahaya, dan lain sebagainya. Bagian
dalam potensiometer terbuat dari kawat berhambatan yang melingkar. Namun selain
terbuat dari bahan kawat, ada juga potensiometer yang tersusun dari karbon sehingga
ukurannya dapat diperkecil dan interval resistansi yang cukup besar.
2) Trimpot
Bentuk dan cara kerja trimpot sebenarnya tidak jauh
berbeda dengan potensiometer. Namun agar kita bisa
merubah nilai hambatanya tidak cukup hanya
memutar menggunakan tangan kosong ataupun
menggesernya saja. Diperlukan alat semacam obeng -/
+ untuk memutarnya sehingga nilai resistansinya
berubah sesuai dengan yang kita inginkan. Trimpot sama seperti potensiometer juga
terdiri atas dua jenis, yaitu trimpot logaritmik dan linear. Memiliki ciri khusus yang
bentuk ukurannya lebih kecil dari potensiometer.
3) LDR (Light Dependent Resistor)
Seperti yang sudah disinggung
diatas, LDR merupakan jenis resistor variabel
yang resistansinya dapat berubah seiring dengan
intensitas cahaya yang mengenai permukaanya.
Dengan sifatnya ini, maka wajar jika LDR biasa
digunakan pada lampu-lampu yang bisa mati dan
hidup secara otomatis. Sebagai contoh biasanya
pada lampu lampu jalan yang akan nyala pada
malam hari atau pada saat wilayah sekitar gelap
seperti saat mendung dan badai yang menutupi
matahari dengan otomatis lampu di jalanan akan
nyala dengan sendirinya. Resistansi LDR
menurun ketika terpapar cahaya dengan intensitas tinggi. Sebaliknya, semakin kecil
intensitas cahaya yang mengenai permukaanya maka resistansi LDR akan semakin
besar.

4) NTC dan PTC

Untuk kedua jenis resistor ini, dapat mengatur besar


resistansinya dengan merubah temperature
lingkungan sekitar. Pada resistor NTC (negative
temperature coefficient) resisntansi semakin kecil
ketika suhu lingkungan naik. Untuk PTC (positive
temperature coefficient) berlaku sebaliknya, yaitu
semakin tinggi suhu lingkungan semakin besar pula
nilai resistansinya. Pada dasarnya resistansi setiap bahan pasti dipengaruhi oleh suhu
lingkungan meskipun sangat kecil pengaruhnya. Dalam sebuah rangkaian listrik
skala kecil faktor ini bisa kita abaikan. Namun tidak jika sudah masuk ke dunia
industri skala besar, semua faktor yang dicurigai berpengaruh sebisa mungkin di
hitung dan diteliti efek kedepanya.

5. Menggunakan Ohmmeter :

a. Matikan semua daya pada setiap rangkaian yang sedang diuji dengan cara memtuskan
setiap sambungan yang ada. Hal ini tak lain bertujuan untuk mendapatkan nilai akurasi
yang tepat serta menjamin keselamatan Anda.
b. Pilihlah alat ukur sesuai kebutuhan baik dalam jenis analog maupun digital dengan auto
range yang umum dari 0-10 sampai 0-10.000.
c. Cek kembali kondisi baterai saat pertama membelinya. Biasanya sudah otomatis berada
di dalam alat ukur tersebut atau dalam kemasan terpisah untuk kemudian dipasang
sendiri.
d. Kemudian masukan kabel timah penguji ke dalam soket meteran. Biasanya telah ditandai
dengan warna merah untuk kutub (+) dan warna hitam untuk kutub (-).
e. Aturlah meteran ke arah angka nol atau zero terlebih dahulu. Resistensi nol tersebut harus
selalu diperhatikan pada saat kedua ujung probe tersebut mulai terhubung satu sama lain.
f. Pilihlah perangkat atau rangkaian listrik yang akan diuji tingkat resistensinya. Sebagai
langkah awal, coba ujikan pada benda yang sebelumnya telah diketahui nilai
hambatannya. Jika sudah akurat, silakan aplikasikan ke dalam peralatan elektronik yang
lain.
g. Sentuhkan satu probe ke ujung suatu rangkaian listrik. Lalu tempelkan ujung probe
lainnya ke ujung yang berbeda. Catatlah hasil pengukuran resistensi dari benda tersebut.
h. Cek pula kondisi resistensi pada cabang rangkaian atau kabel. Tujuannya untuk mencari
tahu apakah terdapat kerusakan terbuka atau konsleting listrik pada rangkaian listriknya.
Jika menunjukkan ‘infinite Ohm’ atau Ohm tidak terbatas, ini menunjukkan bahwa tidak
ada jalur yang dapat dilalui oleh arus listrik. Artinya, telah terjadi kerusakan pada bagian
konduktor atau terdapat komponen yang terbakar.
i. Pastikan alat ini dalam kondisi Off setelah selesai digunakan. Jika tidak, dapat
menyebabkan konsleting pada probe serta menguras baterai.
Perlu diperhatikan bahwa setiap kali Anda melakukan perpindahan nilai range dari x1 ke
x10 atau yang lainnya, dibutuhkan kalibrasi ulang. Hal ini dikarenakan oleh nilai tahanan yang
berbeda-beda dari setiap perpindahan auto range. Tujuan kalibrasi ini adalah untuk menjaga
kondisi bahan ukur serta instrument ukur agar selalu sesuai dengan spesifikasinya.

C. Alat dan Bahan


1. Resistor kawat 6. Resistor Trimpot
2. Resistor keramik 7. Resistor LDR
3. Resistor film karbon 4 buah 8. Resistor PTC dan NTC
4. Resistor film metal 4 buah 9. Multimeter analog dan digital
5. Resistor Potensiometer
D. Langkah Kerja
1. Siapkan semua alat dan bahan
2. Lengkapi table dibawah, dengan mengelompokkan resistor berdasarkan jenisnya.
No
Resistor Tetap Resistor Tidak Tetap
.
1.
2.
3.
4.
3. Lengkapi tabel dibawah, dengan mabacaca kode gelang warna resistor film karbon dan
resistor film metal yang telah siapkan. Dan ukur dan catat hasil pengukuran nilai
hambatan/tahanan yang diperoleh menggunakan multimeter (ohmmeter).

Hasil Tolerans Hasil


Resistor Gelang 1 Gelang 2 Gelang 3 Gelang 4
Pembacaan i Pengukuran
R1
R2
R3
R4
R5
R6
R7
R8

E. Kesimpulan
………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………

………………………………………

Anda mungkin juga menyukai