Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peralatan elektronika adalah terbentuk dari beberapa jenis komponen
elektronika dan masing-masing komponen memiliki fungsi-fungsi tersendiri
dalam sebuah rangkaian elektronika. Seiring perkembangan teknologi, kini
komponen elektronika makin bervariasi dan jenisnya pun semakin banyak.
Tetapi komponen-komponen dasar pembentuk sebuah peralatan elektronika,
seperti resistor, kapasitor, transistor, dioda, induktor, dan Integrated Circuit
(IC), masih tetap digunakan hingga saat ini.1 Kata Resistor mungkin terdengar
asing bagi kita semua, tapi resistor sangat penting bagi barang-barang
elektornik yang sering kita gunakan, karena resistor suatu komponen yang
biasa ada di elektronik-elektronik. Untuk lebih jelasnya lagi marilah simak
ulasan yang ada dibawah berikut ini. Resistor adalah komponen dasar
elektronika yang digunakan untuk membatasi jumlah arus yang mengalir
dalam suatu rangkaian. Sesuai dengan namanya resistor bersifat resistif dan
umumnya terbuat dari bahan karbon. Kemampuan resistor dalam
menghambat arus listrik sangat beragam disesuaikan dengan nilai resistansi
resistor tersebut. Nilai ini ditunjukkan dengan warnanya. Maka dengan
mengetahui warna resistor tersebut kita bisa mengetahui kualifikasi resistor
tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan resistor?
2. Apa simbol resistor?
3. Apa bahan resistansi pada resistor?
4. Jelaskan jenis-jenis resistor?
5. Apa fungsi resistor?
6. Bagaimana cara mengukur resistor?

1Eko Yudoyono dan Ismadi, Menguasai Pengukuran Komponen Elektronika,(Yogyakarta:Relasi Inti


Media, 2017), hlm 17.

1
C. Tujuan Masalah
1. Mahasiswa dapat memahami pengertian dari resistor.
2. Mahasiswa mengetahui simbol-simbol resistor.
3. Mahasiswa mengatahui bahan resistor.
4. Mahasiswa memahami dan mengetahui jenis-jenis resistor.
5. Mahasiswa dapat mengerti fungsi dari resistor.
6. Mahasiswa mengerti cara mengukur resistor.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Resistor
Resistor merupakan salah satu dari komponen dasar elektronika yang
banyak digunakan dalam
rangkaian elektronik dan
komponennya terbuat dari
bahan isolator yang
didalamnya terdapat nilai
seseuai nilai hambatan yang
dibutuhkan. Resistor ini
didesain dengan dua kutub
yang berguna dalam menahan arus listrik jika dialiri oleh tegangan listrik
diantara kedua kutubnya. Sesuai dengan namanya resistor bersifat resistif
dan umumnya terbuat dari bahan karbon. Dari hukum Ohms diketahui,
resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir
melaluinya. Satuan untuk resistansi pada resistor disebut Ohm dengan
simbol Ω (Omega)
Nilai tegangannya berbanding dengan arus listrik yang mengalir
sesuai dengan hukum Ohm yaitu V=IR. Biasanya didalam jejaring elektronik
dan sirkuit elektronik banyak menggunakan resistor. Resistor ini memang
paling banyak dan sering digunakan dalam komponen lain. Karena resistor
bekerja dengan konsep dialiri arus listrik, maka akan terjadi suatu kondisi
yang disebut disipasi daya yaitu berupa panas sebesar W=I2R. Semakin
besar fisik atau ukuran dari suatu resistor, maka hal ini akan berbanding
lurus dengan semakin besar kemampuan disipasi daya resistor tersebut.
B. Simbol Resistor
Simbol Skematis resistor terbagi dua versi, yaitu versi US dan Versi
Eropa, meskipun terdapat perbedaan simbol resistor tapi kalian bebas untuk
memilih. Meskipun bebas untuk memilih simbol resistor yang ingin

3
digunakan, tapi perlu di ingat kalian tidak boleh mencampur atau
menggunakan dua simbol tersebut dalam satu rangkaian. Berikut perbedaan
kedua simbol:

C. Bahan Resistansi pada Resistor


Resistor dapat dibuat dari sejumlah bahan yang berbeda, perbedaan
bahan resistansi pada resistor akan menentukan kualitas dari resistor tersebut.
Berikut ini beberapa bahan yang paling umum digunakan dalam pembuatan
resistor:
1.Komposisi Karbon
Memiliki daya rendah hingga menengah, toleransi dan satbilitas yang
dihasilkan dari resistor komposis karbon relatif buruk, disamping itu juga
menghasilkan lebih banyak noise dibanding tipe resistor lainnya.
2. Film Karbon
Memiliki daya rendah, toleransi serta stabilitas yang dihasilkan
lumayan bagus, serta tidak menghasilkan banyak noise.
3. Film Metal
Memiliki daya rendah hingga menengah, toleransi serta stabilitas
yang dihasilkan dari ressitor jenis ini sangat baik, disamping itu hampir
tidak ada noise yang dihasilkan.
4. Gulungan Kawat
Memiliki daya tinggi hingga sangat tinggi, toleransi yang dihasilkan
sangat baik serta stabilitas yang juga baik, disamping itu hampir tidak ada
noise yang dihasilkan.

4
D. Jenis-Jenis Resistor
Pada umumnya Resistor dapat diklasifikasikan menjadi beberapa
jenis, diantaranya adalah Fixed Resistor, Variable Resistor, Thermistor dan LDR.
1) Resistor Tetap/Fixed Resistor
Fixed Resistor adalah jenis Resistor yang memiliki nilai resistansinya
tetap. Nilai Resistansi atau Hambatan Resistor ini biasanya ditandai dengan
kode warna ataupun kode Angka.

Yang tergolong dalam Kategori Fixed Resistor berdasarkan Komposisi


bahan pembuatnya diantaranya adalah :
1. Carbon Composition Resistor (Resistor Komposisi Karbon)
Resistor jenis Carbon
Composistion ini terbuat dari
komposisi karbon halus yang
dicampur dengan bahan isolasi
bubuk sebagai pengikatnya (binder)
agar mendapatkan nilai resistansi
yang diinginkan. Semakin banyak bahan karbonnya semakin rendah pula
nilai resistansi atau nilai hambatannya.
Nilai Resistansi yang sering ditemukan di pasaran untuk
Resistor jenis Carbon Composistion Resistor ini biasanya berkisar dari 1Ω
sampai 200MΩ dengan daya 1/10W sampai 2W.

5
2. Carbon Film Resistor (Resistor Film Karbon)
Resistor Jenis Carbon Film ini
terdiri dari filem tipis karbon yang
diendapkan Subtrat isolator yang
dipotong berbentuk spiral. Nilai
resistansinya tergantung pada proporsi karbon dan isolator. Semakin
banyak bahan karbonnya semakin rendah pula nilai resistansinya.
Keuntungan Carbon Film Resistor ini adalah dapat menghasilkan resistor
dengan toleransi yang lebih rendah dan juga rendahnya kepekaan
terhadap suhu jika dibandingkan dnegan Carbon Composition Resistor.
Nilai Resistansi Carbon Film Resistor yang tersedia di pasaran
biasanya berkisar diantara 1Ω sampai 10MΩ dengan daya 1/6W hingga
5W. Karena rendahnya kepekaan terhadap suhu, Carbon Film Resistor
dapat bekerja di suhu yang berkisar dari -55°C hingga 155°C.
3. Metal Film Resistor (Resistor Film Logam)
Metal Film Resistor adalah jenis
Resistor yang dilapisi dengan Film
logam yang tipis ke Subtrat Keramik
dan dipotong berbentuk spiral. Nilai
Resistansinya dipengaruhi oleh panjang, lebar dan ketebalan spiral
logam. Secara keseluruhan, Resistor jenis Metal Film ini merupakan yang
terbaik diantara jenis-jenis Resistor yang ada (Carbon Composition
Resistor dan Carbon Film Resistor).
4. Resistor Kawat (Wirewound Resistor)

6
Satu lagi tipe jenis resistor tetap yaitu resistor kawat, jenis resistor ini
dibuat dengan cara melilitkan kawat kedalam keramik lalu
membungkusnya dengan bahan isolator. Bentuk fisik dari resistor ini
cukup bervariasi dan memiliki ukuran yang relatif besar. Karena jenis
resistor kawat umumnya memiliki besaran resistansi yang tergolong
tinggi dan tahan terhadap temperatur tinggi, resistor ini hanya digunakan
pada rangkaian power.
2) Variable Resistor
Variable Resistor adalah jenis Resistor yang nilai resistansinya dapat
berubah dan diatur sesuai dengan keinginan. Pada umumnya Variable
Resistor terbagi menjadi Potensiometer, Rheostat dan Trimpot.

1. Potensiometer
Potensiometer merupakan jenis Variable
Resistor yang nilai resistansinya dapat berubah-
ubah dengan cara memutar porosnya melalui
sebuah Tuas yang terdapat pada Potensiometer.
Nilai Resistansi Potensiometer biasanya tertulis di
badan Potensiometer dalam bentuk kode angka.

2. Rheostat

Rheostat merupakan jenis Variable Resistor


yang dapat beroperasi pada Tegangan dan Arus

7
yang tinggi. Rheostat terbuat dari lilitan kawat resistif dan pengaturan
Nilai Resistansi dilakukan dengan penyapu yang bergerak pada bagian
atas Toroid.
3. Preset Resistor (Trimpot)

Preset Resistor atau sering juga disebut


dengan Trimpot (Trimmer Potensiometer) adalah
jenis Variable Resistor yang berfungsi seperti
Potensiometer tetapi memiliki ukuran yang lebih
kecil dan tidak memiliki Tuas. Untuk mengatur
nilai resistansinya, dibutuhkan alat bantu seperti
Obeng kecil untuk dapat memutar porosnya.
3) Thermistor (Thermal Resistor)
Thermistor adalah Jenis Resistor yang nilai resistansinya dapat
dipengaruhi oleh suhu (Temperature). Thermistor merupakan Singkatan
dari “Thermal Resistor”. Terdapat dua jenis Thermistor yaitu Thermistor
NTC (Negative Temperature Coefficient) dan Thermistor PTC (Positive
Temperature Coefficient).

8
4) LDR (Light Dependent Resistor)
LDR adalah jenis Resistor yang nilai Resistansinya dipengaruhi oleh
intensitas Cahaya yang diterimanya.

E. Fungsi Resistor
Berikut ini beberapa fungsi resistor pada rangkaian elektronik:
1. Resistor mengatur nilai tegangan yang sesuai di atasnya karena jatuh
tegangan IR
2. Resistor memainkan peran penting dalam membatasi jumlah arus pada
sirkuit elektronik
3. Resistor memberikan tegangan bias yang sesuai ke perangkat aktif.
4. Resistor mengatur arus di setiap sirkuit elektronik.
5. Resistor berfungsi sebagai beban di mana outputnya sebagai arus input
6. Resistor memberikan stabilisasi bias ketika dikombinasi dengan kapasitor
7. Resistor dapat memberikan umpan balik (feedback) pada berbagai sirkuit
elektronik.
 Fungsi Resistor pada Rangkaian
1. Sebagai Pembagi Tegangan
Hal yang paling dasar dari fungsi resistor adalah sebagai pembagi
tegangan. Nilai tegangan keluaran dari rangkaian pembagi ini akan
terpecah atau terbagi sesuai dengan nilai resistor yang ada.

9
Dari rumus diatas dapat dilihat
dengan jelas bahwa ketika nilai R3
semakin besar maka nilai Vout
semakin besar. Begitu juga pada
nilai nilai resistor pada R2 dan R3.
Jadi di simpulkan bahwa Perubahan nilai Vout pada rangkaian di atas
dipengaruhi oleh nilai resistor.
2. Sebagai Pengatur Tegangan Output Pada Power Supplay
Fungsi resistor lain adalah sebagai pengatur tegangan output pada
rangkaian power supply seperti pada rangkaian regulator tegangan
variable pada LM317, LM259 dan LM2576. Kita buat contoh seperti
rangkaian LM317 pada gambar di bawah ini,

Resistor variable R2 pada gambar di atas akan mengatur besar nya nilai
tegangan output atau tegangan V+ pada rangkaian. Dari sini juga dapat
di simpulkan bahwa fungsinya sebagai pengatur besaran nilai output
pada rangkaian power supplay.

10
3. Sebagai Inverting Amplifier
Fungsi lain dari resistor adalah inverting Amplifier, maksud nya
adalah penguat pembalik tegangan output. Penentu besar dan kecil nya
nilai penguat negative pada rangkaian ini adalah resistor.
4. Sebagai Non Inverting Amplifier
Pasangan dari inverting amplifier adalah non inverting amplifier
yaitu penguat tegangan tanpa pembalik. jika pada inverting amplifier di
hasilkan tegangan negative atau tegangan terbalik maka pada rangkaian
non inverting amplifier ini tegangan di besarkan sesuai nilai resistor nya.
5. Sebagai Filter
Resistor juga bisa kita gunakan sebagai low pass filter, maksud nya
adalah membuang noise frequensi tinggi pada sebuah sinyal. Mula-mula
ada sebuah input sinyal dengan noise yang memiliki frequensi yang
tinggi, setelah melewati sebuah kapasitor dan Resistor secara paralel,
maka nois freqeunsi tadi akan di redam, seolah sinyal di pangkas dan di
bersihkan.Sebenar nya teknik ini banyak kita lihat pada sebuah rangkaian
Audio, atau effect suara seperti suara gitar dan suara lain. Berubah nya
sinyal input akan merubah output suara.
6. Untuk Mengurangi Arus Pada Rangkaian Optocoupler
Salah satu fungsi resistor yang sangat familiar dalam system control
adalah mengurangi arus pada rangkaian optocoupler. Sebagai contoh
ketika kita membuat sebuah frekuensi meter pada PLN. Tegangan
220VAC langsung kita hubungkan ke resistor 33K ohm kemudian di
lanjut kan ke rangkaian optocoupler. Rangkaian nya sebagai berikut.

11
Pada rangkaian di atas tegangan 220vac akan melewati resistor
33k ohm/2watt. resistor ini akan menghambat arus AC. Tegangan AC 220
ini akan menghidupkan led di dalam optocoupler.
Fungsi rangkain ini adalah merubah tegangan sinus pada AC menjadi
tegangan pulsa 5v dan 0v yang akan di input ke pin interupt Arduino
atau mikrokontroller lain. Rangkaian di atas juga bisa kita gunakan
sebagai sensor deteksi apakah tegangan PLN hidup atau tegangan PLN
mati.
7. Sebagai PULL up Resistor
Fungsi lain dari resistor adalah sebagai pull up. Maksud nya adalah
menjadikan data data digital pada sebuah jalur data atau sensor menjadi
lebih kuat. contoh nya pada rangkaian sensor DHT22 atau sensor flow
atau sensor lain nya. Rangkaian nya bisa di lihat pada gambar di bawah
ini

12
Sinyal output sensor DS18b20 akan di kuatkan oleh tegangan yang
melalui resistor pull up.
F. Cara Mengukur Resistor
Cara Mengukur resistor ada tiga yaitu:
1. Membaca Kode Warna Resistor
2. Membaca Resistor SMD
3. Menggunakan Multimeter Analog/Digital
Berikut ini akan kami jelas cara mengukur resistor berdasarkan tiga cara
diatas:
1. Membaca Kode Warna Resistor
Cara membaca kode warna resistor ditemukan pada tahun 1920-
an, nilai resistansi serta toleransi pada resistor ditampilkan berdasarakan
deretan pita berwarna yang dilukis pada badan resistor. Berdasarkan
standar EIA-RS-279, kode warna resistor terdiri dari 3 jenis, yaitu resistor dengan
4 kode warna, resistor 5 kode warna, hingga resistor 6 kode warna.
Berdasarkan bentuk serta proses pemasangannya pada PCB, maka resistor
sendiri dibagi kedalam dua jenis, yaitu Axial/Radial dan Chip.
Adapun perbedaan mendasar dari
keduanya adalah pada pembacaan nilai
resistor. Pada komponen Axial/Radial,
nilai resistor diwakili oleh barisan kode
warna tertentu yang melingkari
diameter resistor, sehingga diperlukan
pengetahuan dalam membaca kode warna tersebut.
Sedangkan pada komponen Chip, nilai resistor umumnya diwakili oleh
kode tertentu (bisa berupa angka), sehingga lebih mudah membacanya.
Selain dengan membaca secara langsung nilai resistor, cara mudah
untuk membaca resistor adalah dengan dengan menggunakan peralatan
multimeter atau ohm meter.

13
Sebagian besar resistor yang kamu lihat akan memiliki empat pita
berwarna . Begini cara mereka membacanya :
1. Dua pita pertama menentukan nilai dari resistansi.
2. Pita ketiga menentukan faktor pengali, yang akan memberikan nilai
resistansi.
3. Dan terakhir, pita keempat menentukan nilai toleransi.

Kode Warna Resistor


Berikut ini tabel kode warna resistor:

 Cara Membaca Kode Warna Resistor dengan 4 Kode Warna


Jenis resistor dengan 4 kode
warna adalah jenis resistor
yang paling umum digunakan.
Cara membaca resistor 4 kode
warna pada dasarnya sangat
mudah apabila telah menghapal nilai kode warna resistor. Untuk diawal
pastikan kalian telah menyediakan tabel nilai kode warna sehingga
mempermudah perhitungan nilai resistor.

14
Untuk 2 gelang warna pertama pada jenis resistor 4 warna
menunjukkan nilai dari resistansinya, sedangkan untuk gelang ke-tiga
menunjukkan faktor pengali, untuk gelang ke-empat yang berada paling
kanan menunjukkan nilai toleransi resistor.
Perhatikan tabel 4 kode warna resistor berikut!

Gelang ke-1 : Coklat = 1


Gelang ke-2 : Hitam = 0
Gelang ke-3 : Hijau = 5 maka 105
Gelang ke-4 : Perak = Toleransi 10%
Sehingga, 10 x 105 = 1.000.000 Ohm atau 1 MOhm dengan batas toleransi
kurang lebih 10%

15
 Cara Membaca Resistor dengan 5 Kode Warna
Cara Membaca resistor
dengan 5 kode warna pada
dasarnya sama saja dengan
membaca resistor 4 kode
warna. Perbedaanya hanya
terletak pada nilai resistanti yang lebih spesifik, dengan kata nilai nilai
toleransi dari resistor juga lebih kecil dibanding resistor 4 warna.

Untuk 3 gelang pertama pada jenis resistor 5 warna menunjukkan


nilai dari resistansinya, sedangkan untuk gelang ke-empat menunjukkan
faktor pengali, adapun untuk gelang ke-lima yang berada paling kanan
menunjukkan nilai toleransi resistor.
Perhatikan tabel 5 kode warna resistor berikut!

16
Gelang ke-1 : Coklat = 1
Gelang ke-2 : Hitam = 0
Gelang ke-3 : Hijau = 5
Gelang ke-4 : Hijau = 5 maka 105
Gelang ke-5 : Perak = Toleransi 10%
Sehingga 105x105 = 10.500.000 Ohm atau 10,5 MOhm dengan batas
toleransi kurang lebih 10%.
 Cara Membaca Resistor dengan 6 Kode Warna
Seperti halnya resistor 4 warna dan 5 warna, cara pembacaannya bisa
dibilang tidaklah berbeda. Satu-satunya yang membedakan adalah
adanya gelang-pita ke-6 pada resistor yang menunjukkan koefisien suhu.

Untuk 3 gelang pertama pada


jenis resistor 6 warna
menunjukkan nilai dari
resistansinya, sedangkan untuk
gelang ke-empat menunjukkan
faktor pengali, adapun untuk gelang ke-lima menunjukkan nilai toleransi
resistor sedangkan gelang ke-enam atau gelang paling kanan
menunjukkan nilai koefisien suhu.
Berikut tabel resistor 6 kode warna:

17
2. Membaca Kode Resistor SMD

Tidak setiap resistor cukup besar untuk dibaca atau diukur hanya
dengan menggunakan dengan kode warna, dari keterbatasan inilah maka
digunakan kode SMD (Surface Mount Devices). Untuk mengkompensasi
ruang yang lebih kecil, resistor SMD diberi kode berbasis numerik yang
tertulis jelas di badan resistor.
Jika kamu perhatikan papan sirkuit modern saat ini, terlihat bahwa
resistor SMD hampir semuanya berukuran sama. Hal ini berguna untuk
membantu menstandarisasi proses pembuatan dengan mesin pick-and-
place, perhatikan gambar dibawah menjelaskan bagaimana perhitungan
resistor SMD:

18
3. Mengukur Resistor Menggunkan Multimeter Analog/Digital
 Menggunakan Multimeter Analog

1. Pastikan Alat multimeter analog sudah dikalibrasi terlebih dahulu


2. Perhatikan perkiraan nilai hambatan resistor yang akan diukur
berdasarkan kode warnanya, apakah 1 ohm, 5 ohm, atau 22K Ohm
3. Putarlah selektor pada multimeter dengan posisi sebagai berikut, R
(Ω) x1, R (Ω) x10, atau R (Ω) x1K hal ini tergantung dari perkiraan
nilai hambatan resistor yang akan diukur. Sebagai contoh, Apabila
kita ingin mengukur resistor yang mana perkiraan nilai hambatan
resistor yaitu 100 ohm, maka putar selektor pada R (Ω) x1 atau R (Ω)
x10.
4. Selanjutnya hubungkan probe multimeter pada masing-masing ujung
resistor

5. Apabila probe telah dihubungkan ke masing-masing ujung resistor,


maka jarum multimeter akan mulai bergerak mengukur nilai
hambatan resistor. Apabila jarum multimeter tidak bergerak maka
kemungkinan besar resistor mengalami kerusakan
 Menggunakan Multimeter Digital
Mengukur resistor menggunakan multimeter jauh lebih simpel
dibanding analog, dimana hasil dari pengukuran langsung ditampilkan
dalam bentuk angka/digit. Langkah-langkahnya sama saja seperti
menggunaka multimeter analog.

19
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bedasarkan makalah yang telah disusun oleh penulis maka penulis kesimpulan
sebagai berikut :
1. Resistor adalah suatu benda yang mempunyai nilai tahanan tertentu dan
menyerap energi dalam bentuk panas.
2. Resistor berguna sebagai Pembangkit potensi listrik, memperkecil tegangan
(potensial) listrik, memperkecil arus listrik, dan sebagai pembagi tegangan
listrik.
3. Resistor dapat dibedakan menjadi Resistor tetap (Fixed Resistor), resistor
tidak tetap manual (Adjustable Manual Resistor), dan resistor tidak tetap
otomat (Variable Resistor devices).
B. Saran
Selain menarik kesimpulan, penulis juga mengajukan saran sebagai berikut :
1. Sebaiknya dalam penggunaan alat-alat elektronika, terlebih dahulu harus
dipelajari manfaat maupun cara penggunaan alat tersebut.
2. Diharapkan agar penulis maupun pembaca mempelajari lebih lanjut
mengenai resistor.
3. Kita sebagai jurusan teknik elektro sebaiknya mempelajari lebih lanjut
mengenai alat-alat elektonika.

20
DAFTAR PUSTAKA

https://cahyokrisma.wordpress.com/2013/09/12/pengukuran-resistor
menggunakan-multimeter/ (diakses pada 24 November 2019)
https://en.wikipedia.org/wiki/Operational_amplifier (diakses pada 24
November 2019)
https://mikroavr.com/fungsi-resistor-dan-contoh-rangkaiannya/ (diakses
pada 24 November 2019)
https://teknikelektronika.com/pengertian-resistor-jenis-jenis-resistor/
(diakses pada 24 November 2019)
http://www.webstudi.site/2016/10/pengertian-resistor-dan-jenis-jenis.html
(diakses pada 25 November 2019)
http://www.webstudi.site/2018/01/kode-warna-resistor.html (diakses pada
26 November 2019)
Eko Yudoyono dan Ismadi, Menguasai Pengukuran Komponen Elektronika, (Yogyakarta:
Relasi Inti Media, 2107)

21

Anda mungkin juga menyukai