PERANTI ELEKTRONIKA
Pendahuluan
Elektronika Dasar 24
5. Mengenal resistor non linier
6. Memahami konsep dan karaktristik kapasitor
7. Menentukan nilai kapasitor berdasarkan kodenya
8. Menerapkan persamaan pada rangkaian kapasitor
9. Memahami konsep dan karaktristik induktor
10. Menerapkan persamaan pada rangkaian induktor
11. Memahami konsep transformator
12. Menerapkan persamaan pada transformator
Elektronika Dasar 25
Bentuk beberapa peranti elektronika ditunjukkan pada modul Gambar
2.1 sebagai media untuk mengenal dengan jelas peranti elektronika.
Bagian (a) bentuk beberapa resistor tetap, (b) resistor variabel, (c)
kapasitor, dan bagian (d) terdiri dari transformator, transistor, dan IC. Pada
modul (a), (b), dan (c) memperlihatkan beberapa bentuk peranti pasif,
sedangkan bagian (d) menunjukkan transformator sebagai peranti pasif
dan peranti aktifnya adalah transistor dan IC.
2.2 Resistor
Secara umum resistor dibedakan atas tiga jenis yaitu resistor tetap,
resistor variabel, resistor non linier. Beberapa bentuk resistor ditunjukkan
pada Gambar 2.1 dimana untuk bagian a) adalah bentuk resistor tetap
dengan dua ujung koneksi, bagian b) adalah bentuk beberapa resistor
Elektronika Dasar 26
variabel (gambar 1 sampai 3 dilihat mulai dari atas) dengan tiga ujung
koneksinya.
(a) (b)
Elektronika Dasar 27
dan memiliki ukuran yang cukup besar. Resistor kawat ini biasanya
banyak dipergunakan dalam rangkaian power, karena dapat memiliki
nilai resistansi yang tinggi dan tahan terhadap panas yang tinggi. Jenis
lainnya adalah resistor dengan lilitan kawat pada bahan keramik dan
dilapisi dengan bahan semen. Disipasi daya untuk resistor jenis ini
bervariasi dalam ukuran 1 watt, 2 watt, 5 watt, dan 10 watt.
b. Resistor Karbon.
Salah satu jenis resistor yang terbuat dari bahan karbon adalah Carbon
Composition Resistors dengan bentuk seperti Gambar 2.5. Resistor ini
berbentuk silinder dengan 4 kode cincin warna, memiliki dua terminal
keluaran dari bahan logam.
Gambar 2.5 Beberapa resistor film karbon dengan nilai menurut kode
warna (Koleksi Pribadi, 2012).
Elektronika Dasar 28
Karakteristik resistor film karbon
Toleransi 5 %
Resistansi tergantung tebal dan panjang
lapisan.
Resistansi untuk panas dan tegangan
tinggi.
Resistansi lebih besar jika karbon
Gambar 2.6 Flame proof
berbentuk spiral.
carbon film resistors
Resistansi dapat berubah oleh
(Justradios, 2011)
pengaruh frekuensi.
Tegangan maksimun 500 volt.
Nilai resistansi antara 330kW s/d 22MW
Temperatur operasi (-55 s/d 155)oC
Karakteristik
Toleransi 1 %
Resistansi tergantung tebal dan panjang
lapisan, berubah oleh frekuensi
Gambar 2.7 Resistor film Tegangan maksimun 350 volt
metal.
Nilai resistansi antara 10W s/d 1MW
Temperatur operasi (-55 s/d 155)oC
Elektronika Dasar 29
e. Resistor Daya (Power Resistors)
Karkteristik
Toleransi 5 %
Terbuat dari bahan lilitan kawat yang
dibungkus keramik
Gambar 2.8 Resistor daya Resistansi tergantung tebal dan panjang
/power resistors lapisan.
(Koleksi Pribadi, 2012) Reliabilitas dan stabilitas tinggi.
Tegangan maksimun 350 volt
Nilai resistansi antara 1W s/d 25KW
Temperatur operasi (-55 s/d 155)oC
P = V.I [2-1a]
Elektronika Dasar 30
Apabila persamaan [2-1a] diuraikan untuk hubungan daya dengan
resistansi resitor, maka daya adalah menurut persamaan [2-1b]
P = I2R [2-1b]
Contoh 1
Resistor yang diketahui nilainya 200Ω dan dayanya 1 Watt, Berapakah
arus yang diperlukan? Jelaskan maknanya!
Solusi
Dengan menerapkan persamaan [2-1] diperoleh
P = I2R 1 watt = I2 (200 Ω), sehingga
I = 0,071A atau 71mA.
Nilai arus tersebut adalah arus maksimum yang dibolehkan melalui
resistor. Jika resistor kelebihan arus, maka nilai resistor dapat
berubah, terbakar atau putus.
Elektronika Dasar 31
(disipasi daya ≥ 5 watt) biasanya berbentuk kubik memanjang berwarna
putih dimana nilainya telah tertulis dibadannya.
Nilai-nilai resistor yang menggunakan kode ditunjukkan pada Tabel
2.1 disesuaikan dengan standar manufaktur yang dikeluarkan oleh EIA
(Electronic Industries Association). Resistor tetap yang menggunakan
kode warna cincin untuk toleransi lebih besar dari dua % terdapat empat
kode warna cincin, sedangkan yang untuk resistor presisi biasanya
terdapat lima kode warna cincin. Cincin I berada paling dekat ke salah
satu ujung resistor dan cincin IV (kode toleransi terpisah agak jauh dari
cincin ke III) dan untuk lima kode, maka kode tolernsinya adalah cincin V
yang letaknya agak jauh dari kode cincin ke IV. Perhitungan resistansi
berdasarkan kode warna untuk empat kode warna adalah:
= [( )( ) × ± ] W [2-1a]
= [( )( )( )× ± ] W [2-1b]
I II III IV
I II III IV V
Elektronika Dasar 32
Tabel 2.2 Kode Warna tesistor tetap
WARNA ANGKA ANGKA ANGKA ANGKA
(COLOUR) I II III IV
Hitam (Black) 0 0 100 -
Coklat (Brown) 1 1 101 ±1%
Merah (Red) 2 2 102 ±2%
Jingga (Orange) 3 3 103 -
Kuning (Yellow) 4 4 104 -
Hijau (Green) 5 5 105 -
Biru (Blue) 6 6 106 -
Ungu (Violet) 7 7 107 -
Kelabu (Grey) 8 8 108 -
Putih (White) 9 9 109 -
Emas (Gold) - - 10-1 ±5 %
Perak (Silver) - - 10-2 ± 10 %
Tanpa Warna (NC) - - - ± 20 %
Sumber: (Candra, Deni, 2010; Miller & Mark, 2007).
Contoh 2
Sebuah resistor mempunyai urutan kode warna biru, kelabu, jingga,
dan emas. Tentukan besar tahanannya!
Solusi
R = (6) (8) 103 W ±5% = 68000 W ±5% = 68 KW ±5%
Dengan toleransi 5 % artinya harga sebenarnya tahanan tersebut
berada antara 64600Ω dan 71400Ω atau antara 64,6KΩ dan 71,4KΩ.
Disamping kode warna tersebut terdapat juga resistor yang
menggunakan kode abjad sebagaimana Tabel 2.3
Elektronika Dasar 33
Contoh 3
Jika pada resistor tertera nilai seperti 4K7 J, 1ROJ, 56RJ, M10G,
berapakah nilainya?
Solusi
Nilai resistor berdasakan kode angka dan huruf yaitu:
4k7 J artinya 4,7kΩ dengan toleransi 5%,
1ROJ artinya 1Ω ±5%,
56RJ artinya 56 Ω ±5%,
M10G artinya 100kΩ ±2%.
Berapakah rentang harga sebenarnya resistor tersebut?
f. Resistor SMD
Perkembangan di bidang elektronika yang semakin maju terkait
dengan telah dikembangkannya jenis resistor yang terbuat dari bahan
oksida film logam pada substrat keramik atau porselin. Resistor ini
dikenal sebagai resistor SMD (Surface Mount Devices) yang artinya
peranti/komponen yang menempel di permukaan sisi solder dan jenis
SMD ini termasuk resistor tetap. Nilai resistansinya ditentukan oleh
ketebalan dan panjang oksida film logam. Jenis resistor ini ada yang
dilapisi dengan kaca tipis dan banyak digunakan dalam rangkaian
elektronika moderen baik untuk sistem komputerisasi maupun dalam
sistem komunikasi sehingga perangkat elektroniknya dapat dibuat
dengan desain lebih kecil. Hal ini, karena bentuk fisiknya relatif
sangat kecil serta memiliki tingkat resistansi ketelitian yang tinggi.
Daya yang dimiliki resistor ini sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan
2 watt. Sedangkan kode nilai resistansinya tertulis pada peranti.
Bentuk resistor SMD dapat dilihat pada Gambar 2.11.
Teknik penentuan nilai resistansi resistor SMD berdasarkan
kodenya yaitu:
1). Teknik 3 angka; angka pertama dan kedua nilai resistor sedangkan
angka ketiga nilai perpangkatan. Misalnya jika tertulis 213;
didapat dari 21x103 = 21x1000= 21000Ω atau 21kΩ, selain itu
ada yang memakai kode seperti: 2R2; terbaca 2,2Ω.. Resistor
jenis ini biasanya memiliki toleransi 5%.
Elektronika Dasar 34
2). Teknik Untuk SMD 4 angka; angka 1, 2, dan 3 merupakan urutan
angka nilai resistor sedangkan angka ke empat sebagai angka
perpangkatan. Misalnya kode 1001; berarti 100x101 =
100x10=1000Ω atau 1kΩ. Selain itu ada juga yang berkode
R156; berarti bernilai 0,156Ω. Resistor ini memiliki toleransi 1%.
Untuk kode huruf biasanya merupakan kode koma dalam nilai
resistor.
3) Teknik EIA-96, terdiri 3 digit dan cara membacanya memerlukan
tabel kode (tidak dibahas dalam bab ini). Dimana digit 1 dan 2
merupakan kode nilai resistansi sedang digit 3 merupakan kode
faktor pengali.
Elektronika Dasar 35
Tabel 2.4 Data daya resistor SMD
Resistor tidak tetap yaitu resistor yang nilainya dapat diubah dengan
jalan menggeser, memutar toggle pada alat tersebut, sehingga nilai resistor
dapat ditetapkan sesuai dengan keperluan. Selain itu terdapat pula resistor
variabel karena pengaruh suhu dan cahaya. Resistor variabel dapat
digunakan sebagai pengatur volume, mengatur besar kecilnya arus, tone
control pada sound system, pengatur tinggi rendahnya nada (bass/treble)
serta berfungsi sebagai pembagi arus dan tegangan.
Lambang skematik resistor variabel ditunjukkan pada Gambar 2.12.
Gambar 2.12a dan 2.12b merupakan lambang yang biasa digunakan untuk
resistor variabel. Namun secara khusus sebenarnya resistor variabel
mempunyai lambang skematik sesuai jenisnya seperti Gamar 2.12c.
Rheostat atau resistor geser tanda panahnya melintang miring terhadap
lambang resistor (sama lambang resistor geser), potensiometer tanda
panahnya tegak lurus terhadap lambang resistor, sedangkan trimpot pada
bagian ujung garis miring diberi tanda garis melintang (-).
Elektronika Dasar 36
Gambar 2.12 Lambang skematik resistor variabel.
2.3.1 Potensiometer
Elektronika Dasar 37
dari resistansinya diperoleh ketika kita telah melakukan setengah kali
putaran pada pengaturnya. Untuk nilai minimal diperoleh ketika
pengaturnya berada pada titik nol atau titik maksimal putaran. Gambar
2.13 menunjukkan resistor variabel jenis potensiometer dan resistor geser.
Elektronika Dasar 38
Gambar 2.15 Rheostat (Britannica, 2012).
2.3.2 Trimpot
Elektronika Dasar 39
Sifat dan karakteristik trimpot tidak jauh beda dengan potensiometer.
Hanya saja, trimpot memiliki ukuran yang jauh lebih kecil (pipih) jika
dibandingkan dengan potensiometer. Perubahan nilai resistansinya juga
dibagi menjadi 2, yakni linier dan logaritmik. Huruf B yang tertera pada
trimpot menyatakan perubahan nilai resistansinya secara logaritmik,
sedangkan huruf A untuk perubahan secara linier. Bentuk trimpot dapat
dilihat pada Gambar 2.16
Peralatan elektronika yang menggunakan potensiometer dan resistor
geser umumnya terletak di bagian yang mudah diatur dengan tangan
seperti untuk toner, volume, bas, tribel atau equalizer, pengatur cerah dan
kontras TV. Ujung gagang potensiometer selalu diletakkan pada bagian
luar peralatan untuk memudahkan pengaturan nilai tahanan. Sedangkan
trimpot dan helipot selalu diletakkan di bagian dalam peralatan atau yang
tertutup agar tidak mudah untuk diubah selalu nilainya. Trimpot biasanya
dipasang langsung pada papan sirkuit, digunakan di bagian receiver radio dan
televisi, frekuensi menengah, osilator dan rangkaian RF.
2.3.3 Thermistor
Thermistor berasal dari kata thermal dan resistor yaitu resistor yang
terbuat dari bahan-bahan yang memiliki nilai koefisien temperatur yang
besar. Thermistor memberikan perubahan resistansi yang sebanding
dengan perubahan suhu. Perubahan tahanan yang besar terhadap
perubahan temperatur yang relatif kecil menjadikan thermistor banyak
digunakan sebagai sensor suhu yang memiliki ketelitian dan ketepatan
yang tinggi. Thermistor dibuat dari bahan oksida logam campuran
(sintering mixture), kromium, kobalt, tembaga, besi, atau nikel, yang
berpengaruh terhadap karakteristik termistor.Karakteristik thermistor
ditentukan oleh sifat campuran oksida logamnya. Thermistor dapat
digunakan untuk mengatur sendiri elemen pemanas sistem regulasi, seperti
rangkaian untuk degaussing tabung TV warna, mengendalikan lonjakan
arus melalui lampu filamen, atau mengurangi kecepatan kipas ketika suhu
yang disetel tercapai.
Besar nilai tahanan thermistor dapat ditentukan menurut persamaan
[2-1b] berikut
Elektronika Dasar 40
= exp [ ( − )] [2-1b]
T
Temperatur
Terdapat dua jenis thermistor yaitu PTC dan NTC. PTC singkatan
dari Positive Temperatur Coeffisient adalah jenis resistor non linier yang
nilai hambatannya dipengaruhi oleh perubahan suhu dimana semakin
tinggi suhu yang mempengaruhi, semakin besar nilai hambatannya.
Artinya nilai resistansi PTC akan naik jika temperatur sekelilingnya naik.
Thermistor jenis NTC (Negative Temperature Coefficient) merupakan
resistor yang nilai resistansinya juga berubah jika terjadi perubahan
temperatur di sekelilingnya. Nilai resistansi akan turun jika temperatur
sekelilingnya naik seperti ditunjukkan pada Gambar 2.17 Bagaimanakah
grafik karakteristik PTC?.
Kedua komponen ini sering digunakan sebagai sensor untuk
mengukur suhu atau temperatur daerah di sekelilingnya. Bentuk NTC dan
PTC beserta lambang skematiknya dapat dilihat pada Gambar 2.18 dan
2.19.
Elektronika Dasar 41
+t oC
- toC
Kegiatan 1
Lakukan percobaan pengukuran nilai tahanan termistor dengan
mengubah nilai temperatur lingkungannya. Kemudian buat grafik
hubungan nilai resistror terhadap temperatur.
Elektronika Dasar 42
maka semakin kecil nilai hambatannya. Oleh karena, itu jika terkena
cahaya gelap nilai tahanannya semakin besar, sedangkan bila terkena
cahaya terang nilainya semakin kecil.
LDR dapat digunakan sebagai sensor cahaya, khususnya untuk sensor
cahaya pada lampu taman atau lampu untuk penerangan jalan. Lampu
yang dirangkai dengan LDR akan menyala secara otomatis pada malam
hari (dalam kondisi gelap) dan secara otomatis mati pada siang hari
(cahaya terang) . Bentuk LDR dan simbol skematiknya ditunjukkan pada
Gambar 2.20
R1 R2
a b
R1
c d
R2
R2
R1
e f
R3
Elektronika Dasar 43
Gambar 2.21 Rangkaian resistor dan skematiknya (Rahmad, 2008)
1 1 1 1
..... [2-3]
R R1 R2 RN
Jika dua resistor dirangkaian paralel sebagaimana Gambar 2.3.b)
memenuhi
1 1 1
[2-3]
R R1 R2
atau khusus untuk dua resistor yang disusun paralel dapat dihitung dengan
persamaan
R1 R2
R [2-4]
R1 R2
Contoh 4
Dua buah resistor mempunyai nilai masing-masing 10kΩ dan 15kΩ.
Tentukanlah nilai tahanan total untuk a) susunan seri, b) susunan
paralel
Solusi
a) susunan seri
R = R1+R2 = 10 KΩ + 15 kΩ = 25kΩ
b) susunan paralel
R1 R2 10kW 15kW 150
R 6 kW
R1 R2 10kW 15kW 25
Ternyata susunan seri memperbesar nilai total resistor, sedangkan
susunan paralel memperkecil nilai total resistor. Bagaimanakah jika
Elektronika Dasar 44
susunan rangkaian resistornya campuran sebagaimana Gambar 2.21. e-f
dengan nilai setiap resistor 10 W?
Gambar 2.22 Rangkaian resistor dalam konfigurasi star (Y) dan delta ()
Penyelesaiannya yaitu
= [2-5a]
= [2-5b]
= [2-5c]
atau
= [2-6a]
Elektronika Dasar 45
= [2-6b]
= [2-6c]
Contoh 5
Tentukan nilai tahanan total TV dari rangkaian gambar berikut
W W
W W
Solusi
Karena rangkaian delta, maka dapat diselesaikan dengan kaedah star
seperti pada gambar
W W W
W
W
W
W
W W W
dari rangkaian star dapat ditentukan R1, R2, dan R3 sebagai berikut
×
= = = 0,6 ohm
Elektronika Dasar 46
×
= = = 1 ohm
×
= = = 1,5 ohm
× , ,
= = = 1,84 ohm
, ,
Kegiatan 2
Silahkan buktikan persamaan untuk rangkaian resistor secara seri dan
paralel!
Elektronika Dasar 47
Jika frekuensi lebih kecil dari f1 akan bersifat resistor murni, antara
f1 f 2 bersifat kapasitif dan jika lebih besar dari f 2 bersifat induktif.
Jadi resistor mempunyai daerah operasi frekuensi menurut Gambar
2.23.b. Sedangkan Tabel 2.5 menunjukkan daerah frekuensi resistor.
Elektronika Dasar 48