Anda di halaman 1dari 12

Nama : ADITYA ARIEF WIBOWO

Kelas : TK – 1D

No.Abs : 01

Pengertian Resistor

Resi
stor adalah komponen dasar elektronika yang umumnya digunakan pada rangkaian
elektronika ataupun rangkaian listrik lainnya dengan fungsi utama yaitu menghambat/membatasi
jumlah arus input atau arus yang mengalir masuk ke dalam satu rangkaian, dimana kemampuan
resistor dalam membatasi arus masuk sesuai dengan spesifikasi resistor tersebut. Sesuai dengan
namanya resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon.

Dari hukum Ohms diketahui, resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang
mengalir melaluinya. Satuan untuk resistansi pada resistor disebut Ohm dengan simbol Ω
(Omega).

Umumnya berbagai jenis pada resistor dibuat dari bahan dan sifat atau karakteristik yang berbeda.,
disamping itu spesifikasi lain yang perlu diperhatikan ketika memilih sebuah resistor pada suatu
rancangan adalah besaran watt-nya.

Karena resistor bekerja dengan konsep dialiri arus listrik, maka akan terjadi suatu kondisi yang disebut
disipasi daya yaitu berupa panas sebesar W=I2R.

Semakin besar fisik atau ukuran dari suatu resistor, maka hal ini akan berbanding lurus dengan
semakin besar kemampuan disipasi daya resistor tersebut.
Resistor yang ada dipasaran tersedia dengan ukuran 1/8, 1/4, 1, 2, 5, 10 dan 20 watt, dimana resistor
yang memiliki disipasi daya dari 5, 10 hingga 20 watt.

Tetapi umumnya untuk jenis resistor yang berukuran lebih besar (jumbo) nilai resistansi dicetak
langsung dibadannya sehingga dapat terlihat, misalnya 100Ω 5W.

Resistor umumnya memiliki bentuk kubik memanjang persegi empat yang memiliki warna dasar
putih, meskipun juga terdapat bentuk lain seperti silinder.

Simbol Resistor

Simbol Skematis resistor terbagi dua versi, yaitu versi US dan Versi Eropa, meskipun terdapat perbedaan
simbol resistor tapi kalian bebas untuk memilih. Meskipun bebas untuk memilih simbol resistor yang
ingin digunakan, tapi perlu di ingat kalian tidak boleh mencampur atau menggunakan dua simbol
tersebut dalam satu rangkaian.

Berikut perbedaan simbolnya

Bahan Resistansi Pada Resistor

Resistor dapat dibuat dari sejumlah bahan yang berbeda, perbedaan bahan resistansi pada resistor akan
menentukan kualitas dari resistor tersebut.

Berikut ini beberapa bahan yang paling umum digunakan dalam pembuatan resistor
1. Komposisi Karbon
Memiliki daya rendah hingga menengah, toleransi dan satbilitas yang dihasilkan dari resistor
komposis karbon relatif buruk, disamping itu juga menghasilkan lebih banyak noise dibanding tipe
resistor lainnya.

2. Film Karbon
Memiliki daya rendah, toleransi serta stabilitas yang dihasilkan lumayan bagus, serta tidak
menghasilkan banyak noise.

3. Film Metal
Memiliki daya rendah hingga menengah, toleransi serta stabilitas yang dihasilkan dari ressitor jenis ini
sangat baik, disamping itu hampir tidak ada noise yang dihasilkan.

4. Gulungan Kawat
Memiliki daya tinggi hingga sangat tinggi, toleransi yang dihasilkan sangat baik serta stabilitas yang
juga baik, disamping itu hampir tidak ada noise yang dihasilkan.

Jenis - Jenis Resistor

Berdasarkan jenis dan bahan yang digunakan untuk membuat resistor dibedakan menjadi
resistor kawat, resistor arang dan resistor oksida logam.

Sedangkan resistor arang dan resistor oksida logam berdasarkan susunan yang dikenal
resistor komposisi dan resistor film.

Namun demikian, secara umum jenis - jenis resistor yang ada dipasaran lebih dikenal sebagai
resistor tetap (fixed resistor) dan resistor variabel (variabel resistor).
1. Jenis Resistor Tetap ( Fixed Resistor)
Resistor tetap merupakan jenis resistor yang nilainya sudah tertulis pada badan resistor dengan
menggunakan kode warna ataupun angka. Resistor ini banyak digunakan sebagai penghambat arus
listrik secara permanen.

Untuk jenis resistor tetap, salah satu cirinya yang dapat kalian ingat adalah nilai dari resistansinya yang
tidak dapat berubah karena dalam proses pembuatannya telah ditentukan nilai tetap dari resistor
tersebut.

Jenis-Jenis Resistor Tetap (Fixed Resistor)

A. Resistor Komposisi Karbon (Carbon Composition Resistor)


Adapun jenis resistor komposisi karbon dibuat dari campuran karbon atau grafit dengan bahan
isolasi yang berfungsi untuk membungkusnya.

Resistor komposisi karbon merupakan resistor tipe rendah dikarenakan memiliki induktansi yang
rendah sehingga sangat ideal dipergunakan dalam frekuensi tinggi.

Tetapi umumnya resistor jenis ini cukup menganggu karena menimbulkan noise dan kurang
stabil ketika panas, namum resistor komposisi karbon merupakan jenis resistor yang tergolong
murah dipasaran dan umumnya dipergunakan dalam suatu rangkaian listrik.

Resistor komposisi umumnya diberi awalan "CR" pada penulisannya, contoh CR10k Ω dan tersedia
dalam kemasan E6 ( ± 20% toleransi), E12 ( ± 10% toleransi) dan E24 ( ± 5% toleransi) dengan daya 0.125
atau 1/4 Watt sampai 5 Watt. Karena memiliki nilai toleransi yang cukup besar sehingga kurang presisi
(akurat) dalam penggunaanya.

B. Resistor Film

Berdasarkan bahan pembuatannya jenis resistor film terbagi 3 yaitu resistor film metal, resistor film
karbon, resistor film oxide. Jenis resistor film umumnya dibuat dengan memasukkan logam murni,
seperti nikel atau sebuah film oxide seperti tin-oxide yang dimasukkan kedalam keramik batang.

Resistor Film Karbon


Jenis Resistor Jenis Carbon Film ini terdiri dari filem tipis karbon yang diendapkan atau dibungkus
isolator yang dipotong berbentuk spiral. Nilai resistansinya tergantung pada proporsi antara karbon dan
isolator.

Pada prinsipnya semakin besar campuran bahan karbonnya yang terdapat pada resistor maka semakin
kecil nilai resistansi yang didapatkan.

Nilai resistansi resistor film karbon yang umumnya terdapat di pasaran berkisar diantara 1 Ω hingga 10M
Ω dengan nilai daya berkisar 1/6 W sampai 5 W.

Karena rendahnya kepekaan terhadap suhu, resistor film karbon dapat bekerja dengan baik di suhu yang
berkisar antara -55°C hingga 155°C.

Resistor Film Metal

Jenis Resistor jenis film metal memiliki kestabilan suhu yang lebih baik dibanding film karbon, tidak
mudah noise serta memiliki frekuensi yang lebih baik atau diaplikasikan dalam frekuensi radio.

Metal Film Resistor adalah jenis Resistor yang dilapisi dengan Film logam yang tipis ke Subtrat Keramik
dan dipotong berbentuk spiral.

Nilai Resistansinya dipengaruhi oleh panjang, lebar dan ketebalan spiral logam. Adapun resistor film
oxide memilki kualitas yang lebih baik dibandingkan resistor film metal.
Resistor film metal umumnya ditulis dengan awalan "MFR" contohnya MFR100k Ω dan "CF" untuk
resistor film karbon.

Resistor film metal tersedia dalam beberapa tipe kemasan seperti E24 (±5% dan ±2% toleransi), E96
(±1% toleransi) and E192 (±0.5%, ±0.25% & ±0.1% toleransi) dengan daya 0.05 (1/20th) Watt sampai 1/2
Watt.

C. Resistor Kawat (Wirewound Resistor)

Satu lagi tipe jenis resistor tetap yaitu resistor kawat, jenis resistor ini dibuat dengan cara melilitkan
kawat kedalam keramik lalu membungkusnya dengan bahan isolator.

Bentuk fisik dari resistor ini cukup bervariasi dan memiliki ukuran yang relatif besar.

Karena jenis resistor kawat umumnya memiliki besaran resistansi yang tergolong tinggi dan tahan
terhadap temperatur tinggi, resistor ini hanya digunakan pada rangkaian power.
Resistor kawat umumnya ditulis dengan awalan "WH" atau "W" contohnya (WH10 Ω) dan tersedia
dalam kemasan WH aluminium (±1%, ±2%, ±5% & ±10% toleransi) atau W yang ditutupi enamel (seperti
kaca) memiliki (±1%, ±2% & ±5% toleransi) dengan daya dari 1W to 300W atau lebih.

2. Jenis Resistor Variabel

Adapun tipe resistor variabel atau disebut juga resistor tidak tetap merupakan jenis resistor yang nilai
resistansi tahananya dapat berubah dan diatur sesuai dengan yang diinginan. Adapun untuk jenis resistor
variabel dibago menjadi 3 yaitu Potensiometer, Rheostat dan Trimpot.

A. Potensiometer
Potensiometer merupakan jenis variable resistor yang paling sering digunakan. Potensiometer
merupakan jenis Variable Resistor yang nilai resistansinya dapat berubah-ubah dengan cara memutar
porosnya melalui sebuah Tuas yang terdapat pada kepala Potensiometer.

Nilai Resistansi Potensiometer biasanya tertulis di badan Potensiometer dalam bentuk kode angka.

Pada umumnya, perubahan resistansi pada potensiometer terbagi menjadi 2, yakni linier dan logaritmik.
Yang dimaksud dengan perubahan secara linier adalah perubahan nilai resistansinya berbanding lurus
dengan arah putaran pengaturnya.

Sedangkan, yang dimaksud dengan perubahan secara logaritmik adalah perubahan nilai resistansinya
yang didasarkan pada perhitungan logaritmik.

Untuk membedakan potensiometer linier dan logaritmik cukup melihat kode huruf yang mana huruf A
menandakan potensiometer linier sedangkan huruf B menandakan potensiometer logaritmik.

B. Rheostat
Rheostat merupakan jenis jenis Variable Resistor yang dapat beroperasi pada Tegangan dan Arus yang
tinggi. Rheostat terbuat dari lilitan kawat resistif dan pengaturan Nilai Resistansi dilakukan dengan
penyapu yang bergerak pada bagian atas Toroid.

C. Preset Resistor (Trimpot)

Preset Resistor atau sering juga disebut dengan Trimpot (Trimmer Potensiometer) adalah jenis Variable
Resistor yang berfungsi seperti Potensiometer tetapi memiliki ukuran yang lebih kecil dan tidak memiliki
Tuas.

Untuk mengatur nilai resistansinya, dibutuhkan alat bantu seperti Obeng kecil untuk dapat memutar
porosnya.

Sifat dan fisik trimpot sebenarnya sama dengan potensiometer yag membedakan ukuran trimpot jauh
lebih kecil. Perubahan nilai resistansinya juga dibagi menjadi 2, yakni linier dan logaritmik yang mana
huruf A trimpot linier dan huruf B trimpot logaritmik.

C. Thermistor (Thermal Resistor)

Thermistor adalah jenis resistor yang nilai resistansinya dapat berubah karena dipengaruhi oleh suhu
(Temperature). Thermistor merupakan Singkatan dari “Thermal Resistor”.

Terdapat dua jenis Thermistor yaitu Thermistor NTC (Negative Temperature Coefficient) dan Thermistor
PTC (Positive Temperature Coefficient).

Bentuk dan Simbol Thermistor :


D. LDR (Light Dependent Resistor)

LDR atau Light Dependent Resistor adalah jenis Resistor yang nilai Resistansinya dapat berubah
karena dipengaruhi oleh intensitas Cahaya yang diterimanya.

Bentuk dan Simbol jenis LDR :

Fungsi Resistor

Berikut ini beberapa fungsi resistor pada rangkaian elektronik

1. Resistor mengatur nilai tegangan yang sesuai di atasnya karena jatuh tegangan IR
2. Resistor memainkan peran penting dalam membatasi jumlah arus pada sirkuit elektronik
3. Resistor memberikan tegangan bias yang sesuai ke perangkat aktif.
4. Resistor mengatur arus di setiap sirkuit elektronik.
5. Resistor berfungsi sebagai beban di mana outputnya sebagai arus input
6. Resistor memberikan stabilisasi bias ketika dikombinasi dengan kapasitor
7. Resistor dapat memberikan umpan balik (feedback) pada berbagai sirkuit elektronik.

Anda mungkin juga menyukai