(LENGKAP)
Jenis-jenis Resistor
Pengertian Resistor
Apa itu Resistor ? Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi jumlah
arus yang mengalir dalam satu rangkaian. Sesuai dengan namanya resistor bersifat resistif dan
umumnya terbuat dari bahan karbon. Dari hukum Ohms diketahui, resistansi berbanding terbalik
dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya. Satuan untuk resistansi pada resistor disebut Ohm
dengan simbol Ω (Omega).
Untuk menyatakan resistansi sebaiknya disertakan batas kemampuan dayanya. Umumnya berbagai
jenis pada resistor dibuat dari bahan dan sifat atau karakteristik yang berbeda. Spesifikasi lain yang perlu
diperhatikan dalam memilih resitor pada suatu rancangan selain besar resistansi adalah besar watt-nya.
Akibat dari resistor yang bekerja dengan konsep dialiri arus listrik, maka akan terjadi suatu kondisi yang
disebut disipasi daya berupa panas sebesar W=I2R Watt.
Semakin besar fisik atau ukuran dari suatu resistor maka hal ini akan berbanding lurus dengan semakin
besar kemampuan disipasi daya resistor tersebut. Umumnya di pasar tersedia ukuran 1/8, 1/4, 1, 2, 5, 10 dan
20 watt. Resistor yang memiliki disipasi daya dari 5, 10 hingga 20 watt umumnya memiliki bentuk fisik
atau berbentuk kubik memanjang persegi empat yang berwarna putih, meskipun juga terdapat bentuk
lain seperti berbentuk silinder.
Tetapi umumnya untuk jenis resistor yang berukuran lebih besar (jumbo) nilai resistansi dicetak langsung
dibadannya sehingga dapat terlihat, misalnya 100Ω 5W.
Berdasarkan jenis dan bahan yang digunakan untuk membuat resistor dibedakan menjadi resistor
kawat, resistor arang dan resistor oksida logam. Sedangkan resistor arang dan resistor oksida logam
berdasarkan susunan yang dikenal resistor komposisi dan resistor film. Namun demikian dalam
perdagangan resistor-resistor tersebut dibedakan menjadi resistor tetap (fixed resistor) dan resistor
variabel.
1. Jenis Resistor Tetap ( Fixed Resistor)
Jenis Resistor komposisi karbon dibuat dari campuran karbon atau grafit dengan bahan isolasi yang
berfungsi untuk membungkusnya. Jenis Resistor komposisi karbon merupakan resistor jenis rendah yang
memiliki induktansi yang rendah sehingga sangat ideal dipergunakan dalam frekuensi tinggi tetapi
umumnya resistor jenis ini cukup menganggu karena menimbulkan noise dan kurang stabil ketika panas.
Jenis Resistor komposisi karbon merupakan jenis resistor yang tergolong murah dipasaran dan umumnya
dipergunakan dalam suatu rangkaian listrik.
Resistor komposisi umumnya diberi awalan "CR" pada penulisannya, contoh CR10kΩ dan tersedia dalam
kemasan E6 ( ± 20% toleransi), E12 ( ± 10% toleransi) dan E24 ( ± 5% toleransi) dengan daya 0.125 atau
1/4 Watt sampai 5 Watt. Karena memiliki nilai toleransi yang cukup besar sehingga kurang presisi (akurat)
dalam penggunaanya.
Jenis Resistor Jenis Carbon Film ini terdiri dari filem tipis karbon yang
diendapkan atau dibungkus isolator yang dipotong berbentuk spiral. Nilai resistansinya tergantung pada
proporsi antara karbon dan isolator. Pada prinsipnya semakin besar campuran bahan karbonnya yang
terdapat pada resistor maka semakin kecil nilai resistansi yang didapatkan.
Nilai resistansi resistor film karbon yang umumnya terdapat di pasaran berkisar diantara 1Ω hingga 10MΩ
dengan nilai daya berkisar 1/6W sampai 5W. Karena rendahnya kepekaan terhadap suhu, Carbon Film
Resistor dapat bekerja dengan baik di suhu yang berkisar antara -55°C hingga 155°C.
Jenis Resistor jenis film metal memiliki kestabilan suhu yang lebih baik
dibanding film karbon, tidak mudah noise serta memiliki frekuensi yang lebih baik atau diaplikasikan dalam
frekuensi radio. Metal Film Resistor adalah jenis Resistor yang dilapisi dengan Film logam yang tipis ke
Subtrat Keramik dan dipotong berbentuk spiral. Nilai Resistansinya dipengaruhi oleh panjang, lebar dan
ketebalan spiral logam.
Resistor film oxide merupakan yang terbaik dalam mengalirkan arus gelombang dengan suhu yang lebih
tinggi dibanding resistor fim metal.
Jenis Resistor variabel atau disebut resistor tidak tetap merupakan jenis resistor yang nilai resistansinya tau
tahananya dapat berubah dan diatur sesuai denganyang diinginan. Pada dasarnya Variable Resistor terbagi
menjadi Potensiometer, Rheostat dan Trimpot.
A. Potensiometer
Potensiometer merupakan jenis variable resistor yang paling sering digunakan. Potensiometer merupakan
jenis Variable Resistor yang nilai resistansinya dapat berubah-ubah dengan cara memutar porosnya melalui
sebuah Tuas yang terdapat pada Potensiometer. Nilai Resistansi Potensiometer biasanya tertulis di badan
Potensiometer dalam bentuk kode angka.
Pada umumnya, perubahan resistansi pada potensiometer terbagi menjadi 2, yakni linier dan logaritmik.
Yang dimaksud dengan perubahan secara linier adalah perubahan nilai resistansinya berbanding lurus
dengan arah putaran pengaturnya. Sedangkan, yang dimaksud dengan perubahan secara logaritmik adalah
perubahan nilai resistansinya yang didasarkan pada perhitungan logaritmik.
Untuk membedakan potensiometer linier dan logaritmik cukup melihat kode huruf yang mana huruf A
menandakan potensiometer linier sedangkan huruf B menandakan potensiometer logaritmik.
B. Rheostat
Rheostat merupakan jenis jenis Variable Resistor yang dapat beroperasi pada Tegangan dan Arus yang
tinggi. Rheostat terbuat dari lilitan kawat resistif dan pengaturan Nilai Resistansi dilakukan dengan penyapu
yang bergerak pada bagian atas Toroid.
Preset Resistor atau sering juga disebut dengan Trimpot (Trimmer Potensiometer) adalah jenis Variable
Resistor yang berfungsi seperti Potensiometer tetapi memiliki ukuran yang lebih kecil dan tidak memiliki
Tuas. Untuk mengatur nilai resistansinya, dibutuhkan alat bantu seperti Obeng kecil untuk dapat memutar
porosnya.
Sifat dan fisik trimpot sebenarnya sama dengan potensiometer yag membedakan ukuran trimpot jauh lebih
kecil. Perubahan nilai resistansinya juga dibagi menjadi 2, yakni linier dan logaritmik yang mana huruf A
trimpot linier dan huruf B trimpot logaritmik.
LDR atau Light Dependent Resistor adalah jenis Resistor yang nilai Resistansinya dapat berubah karena
dipengaruhi oleh intensitas Cahaya yang diterimanya.
enis-jenis resistor tetap dan variable diatas akan dibahas lebih detil dalam artikel yang lain.
Maka cincin ke 1 dan ke 2 merupakan digit angka, dan cincin kode warna ke 3 merupakan faktor pengali
kemudian cincin kode warnake 4 menunjukan nilai toleransi resistor.
Maka cincin ke 1, ke 2 dan ke 3 merupakan digit angka, dan cincin kode warna ke 4 merupakan faktor
pengali kemudian cincin kode warna ke 5 menunjukan nilai toleransi resistor.
Resistor dengan 6 cicin warna pada prinsipnya sama dengan resistor dengan 5 cincin warna dalam
menentukan nilai resistansinya. Cincin ke 6 menentukan coefisien temperatur yaitu temperatur maksimum
yang diijinkan untuk resistor tersebut.
Resistor dengan kode huruf dapat kita baca nilai resistansinya dengan mudah karenanilia resistansi
dituliskan secara langsung. Pad umumnya resistor yang dituliskan dengan kode huruf memiliki urutan
penulisan kapasitas daya, nilai resistansi dan toleransi resistor. Kode huruf digunakan untuk penulisan nilai
resistansi dan toleransi resistor.
F, untuk toleransi 1%
G, untuk toleransi 2%
J, untuk toleransi 5%
K, untuk toleransi 10%
M, untuk toleransi 20%
Dalam menentukan suatu resistor dalam suatu rangkaian elektronika yang harus diingat selain menentukan
nilai resistansinya adalah menentukankan kapasitas daya dan toleransinya. Hal ini berkaitan dengan harga
jual resistor dipasaran dan luas area yang dibutuhkan dalam meletakan resistor pada rangkaian elektronika.
PENGERTIAN KAPASITOR
Kapasitor adalah komponen elektronika yang mampu menyimpan muatan listrik medan listrik sampai
batas waktu tertentu, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan arus listrik yang
terbuat dari dua buah keping logam yang dipisahkan oleh bahan dielektrik, seperti keramik, gelas, vakum,
dan lain-lain. Kapasitor ditemukan pertama kali oleh Michael Faraday (1791-1867). Satuan kapasitor
disebut Farad (F). Satu Farad = 9×1011 cm2 yang artinya luas permukaan kepingan tersebut.
Kapasitor disebut juga kondensator. Kata “kondensator” pertama kali disebut oleh Alessandro Volta
seorang ilmuwan Italia pada tahun 1782 (dari bahasa Italia “condensatore”), yaitu kemampuan alat untuk
menyimpan suatu muatan listrik.
Seperti halnya resistor, kapasitor juga tergolong ke dalam komponen pasif elektronika.
FUNGSI KAPASITOR
Berikut ini adalah fungsi kapasitor yang terdapat dalam sebuah rangkaian/sistem elektronika:
Beberapa ilmuan menyatakan bahwa jika sebuah kapasitor yang diberi tegangan 1 volt dapat memuat
elektron sebanyak 1 coloumb maka dikatakan bahwa kapasitor tersebut memiliki kapasitansi 1 farad.
Berikut secara matematis,jika dinyatakan secara rumus:
C = Q/V
C = Nilai kapasitansi,dalam F (Fared)
Q = Muatan elektron,dalam C (Coloumb)
V = Besar Tegangan,dalam V (Volt)
PikoFarad (pF) = 1 x 10-2 F
NanoFarad (nF) = 1 x 10-9 F
MicroFarad (μF) = 1 x 10-6 F
Dalam perhitunganya, kapasitansi dihitung dengan mengetahui luas daerah pelat metal(A), Jarak antara
kedua pelat metal (t), serta konstanta bahan elektrik (K). Secara matematis,dapat dituliskan seperti berikut:
C = (8,85x10-12)(KA/t)
1. Kapasitor Elektrostatis
Kapasitor jenis ini terbuat dari bahan keramik, film, dan mika. Namun banyak yang menggunakan bahan
jenis keramik dan mika karena harganya lebih murah bila dibandingkan dengan yang lain. Kapasitor jenis
ini termasuk dalam kapasitor nonpolar.
2. Kapasitor Elektrolitik
Kapasitor jenis ini terbuat dari lapisan metal-oksida. Pada
umumnya kapasitor jenis ini dalam pembuatannya menggunakan proses yang disebut denga elektrolisis,
sehingga dapat terbentuk kutub positif dan kutub negatif.
3. Kapasitor Elektrokimia
Kapasitor yang terbuat dari campuran larutan atau bahan kimia ke-dalamnya. Contoh kapasitor jenis ini
dapat kita jumpai di sekitar kita seperti baterai dan accumulator (aki). Baterai dan aki memiliki tingkat
kebocoran arus yang sangat kecil dan kapaitansi yang besar.
Dalam rangkaian elektronika, kapasitor terbagi menjadi 2 macam, yaitu kapasitor polar dan non polar.
Kapasitor Polar adalah jenis kapasitor yang mempunyai dua kutub dan mempunyai polaritas
positif atau negatif. Kapasitor ini terbuat dari bahan elektrolit yang mempunyai nilai kapasitansi yang besar
jika dibandingkan dengan kapasitor yang menggunakan bahan dielektrik.
Kapasitor Non Polar adalah sebuah kapasitor yang tidak memiliki polaritas postif dan negatif
pada kedua kutubnya. Kapasitor ini juga dapat kita gunakan secara terbalik. Kapasitor jenis ini biasanya
memiliki nilai kapasitansi yang kecil karena terbuat dari bahan keramik dan mika.
Walau saja kedua jenis kapasitor ini banyak digunakan untuk menyimpan muatan listrik, namun masih
banyak perbedaan dari kedua jenis tersebut, yaitu adalah bahan yang digunakan dan juga fungsi
kegunaannya dalam sehari-hari.
Muatan-muatan positif akan mengumpul pada ujung metal yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat
mengalir menuju ujung kutub negatif, dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke kutub positif,
karena terpisah oleh bahan dielektrik yang non-konduktif. Muatan elektrik ini tersimpan selama tidak ada
konduksi pada ujung-ujung kakinya. Apabila kapasitor sudah penuh terisi arus listrik, maka kapasitor akan
mengeluarkan muatannya dan kembali mengisi lagi. Begitu seterusnya.