Anda di halaman 1dari 3

Nama : Muhamad Aqil Ridho (188420310003)

Prodi : S1 Pendidikan Fisika


Matkul : Praktikum Elektronika Dasar 1

DASAR TEORI

A. Multimeter Sebagai Ohmmeter


Multimeter adalah suatu alat pengukur yang dapat digunakan untuk mengukur
resistansi (sebagai ohmmeter), tegangan (sebagai voltmeter), dan arus (sebagai
amperemeter), baik pada gelombang bolak-balik (AC=Alternating Current) atau searah
(DC=Direct Current).

Berikut adalah bagian-bagian dari Multimeter analog :

Pengukuran resistansi suatu resistor bisa diukur langsung pada pembacaan skala
meter. Ketika kita melakukan setiap pengukuran, maka kita harus memperhatikan skala
pengukuran seperti x1Ω untuk satuan, x10Ω untuk puluhan dan sebagainya.
Pengukuran ini disebut pengukuran secara langsung. Demikian juga untuk pengukuran
tegangan/voltmeter, posisi saklar multimeter diletakkan pada posisi volt dan perhatikan
saklar voltmeter serta baca jarum penunjukkan harga tegangan yang didapat
Untuk pengukuran arus (amperemeter) posisi saklar multimeter diletakkan pada
posisi I dan perhatikan skala amperemeter serta baca jarum penunjukkan hingga arus
dapat terukur. Pengukuran yang seperti ini disebut pengukuran secara langsung.
Selain pengukuran langsung, ada juga pengukuran tidak langsung yang bisa kita
dapatkan dari beberapa pengukuran langsung. Contohnya, untuk mengukur daya dari
rangkaian. Sethingga hasil pengukuran langsung yang kurang teliti menghasilkan
pengukuran tidak langsung yang kurang teliti pula.

Cara pengukuran multimeter sebagai ohmmeter:

1. Kalibrasi multimeter terlebih dahulu


2. Letakkan saklar posisi pengukuran pada Ω (ohm)
3. Patikan batas ukur yang digunakan, pilih 1x, 10x, 1KΩ
4. Setiap perpindahan batas ukur hubungkan kutub “+” dan “-“ agar kondisi titik nol
point tercapai, dan siap digunakan untuk pengukuran
5. Lihat hasil penunjukkan jarum pengukuran dan catat hasilnya

B. Multimeter Sebagai Voltmeter


Salah satu fungsi kegunaan Multimeter adalah sebagai Voltmeter dalam
mengukur tegangan listrik, baik Tegangan Arus Searah/Direct Current Voltage,
maupun Tegangan Arus Bolak Balik/Alternating Current Voltage.
Tegangan adalah suatu beda potensial antara dua titik yang mempunyai
perbedaan jumlah muatan dengan satuan volt (V). Satu volt adalah perubahan energi
sebesar satu joule yang dialami oleh satu coulumb muatan listrik.
Pada Multimeter analog, hasil pengukuran tegangan dibaca pada papan skala
tegangan. Kemampuan mengukur tegangan dari Multimeter tergantung spesifikasi
Multimeter dan batas ukur (range) yang dimiliki oleh saklar jangkauan ukur tersebut.
Hal yang perlu diperhatikan dalam mengukur tegangan adalah posisi saklar
jangkauan ukur dan batas ukur (range). Jika akan mengukur 220 tegangan arus bolak-
balik, saklar jangkauan ukur harus berada pada posisi tegangan arus bolak-balik, dan
batas ukur (range) pada angka 250. Hal yang sama berlaku untuk pengukuran tegangan
DC (DCV).

Kemungkinan kesalahan dalam pengukuran dapat diklasifikasikan dalam


beberapa hal, yaitu ketidaktelitian, kesalahan sistematis, dan kesalahan tidak disengaja.
ketidaktelitian antara lain adalah salah pembacaan dari pengukur, salah
penulisan dari hasil pengukuran dan kesalahan-kesalahan lain yang disebabkan oleh
kurang perhatian. Untuk menghindari hal ini perlu diperhatikan peletakkan peralatan,
pengukuran serta rangkaian pengukuran perlu diperiksa kembali hasil pengukurannya.
Kesalahan sistematis terjadi bila peukur menunjukkan tidak tepat. Contoh pada
skala pengukuran. Untuk menghindarinya, maka sebelum alat digunakan untuk
mengukur sebaiknya dilakukan kalibrasi. Selain itu, dapat juga terjadi kesalahan
sistematis ini pada pengukuran orang lain/berbeda. Kesalahan ini disebut juga
kesalahan pengamat.
Kesalahan yang lain adalah kesalahan yang tidak disengaja, biasanya
disebabkan karena adanya kondisi-kondisi yang tidak diharapakan seperti masalah
yang sedang dihadapi sehingga mengganggu terhadap hasil pengukuran, kurang
percaya diri dari pengamat dan sebagainya.
Untuk pengukuran dengan kesalahan yang kecil disebut pengukuran yang teliti.
Pengukuran yang memperlihatkan hasil ukur yang tidak jauh berbeda satu dan lainnya
disebut pengukuran yang presisi. Jadi, presisi memperlihatkan tingkat kesalahan yang
tidak disengaja yang terjadi selama proses pengukuran.
1. Cara Mengukur Tegangan DC (DC Voltage)
1) Atur Posisi Saklar Selektor ke DCV
2) Pilihlah skala sesuai dengan perkiraan tegangan yang akan diukur. Jika ingin
mengukur 6 Volt, putar saklar selector ke 12 Volt (khusus Analog Multimeter).
Jika tidak mengetahui tingginya tegangan yang diukur, maka disarankan untuk
memilih skala tegangan yang lebih tinggi untuk menghindari terjadi kerusakan
pada multimeter.
3) Hubungkan probe ke terminal tegangan yang akan diukur. Probe Merah pada
terminal Positif (+) dan Probe Hitam ke terminal Negatif (-). Hati-hati agar
jangan sampai terbalik.
4) Baca hasil pengukuran di Display Multimeter.
2. Cara Mengukur Tegangan AC (AC Voltage)
1) Atur Posisi Saklar Selektor ke ACV
2) Pilih skala sesuai dengan perkiraan tegangan yang akan diukur. Jika ingin
mengukur 220 Volt, putar saklar selector ke 300 Volt (khusus Analog
Multimeter). Jika tidak mengetahui tingginya tegangan yang diukur, maka
disarankan untuk memilih skala tegangan yang tertinggi untuk menghindari
terjadi kerusakan pada multimeter.
3) Hubungkan probe ke terminal tegangan yang akan diukur. Untuk Tegangan
AC, tidak ada polaritas Negatif (-) dan Positif (+)
4) Baca hasil pengukuran di Display Multimeter.

Anda mungkin juga menyukai