Anda di halaman 1dari 54

ALAT UKUR DAN

PENGUKURANTELEKOMUNIKASI

MULTIMETER
PENGERTIAN
 Multimeter adalah suatu alat ukur listrik
yang digunakan untuk mengukur tiga jenis
besaran listrik yaitu arus listrik, tegangan
listrik, dan hambatan listrik. Sebutan lain
untuk multimeter adalah AVO-meter yang
merupakan singkatan dari satuan Ampere,
Volt, dan Ohm
1.Mampu menjelaskan prinsip kerja multimeter
sebagai ampermeter, voltmeter dan
ohmmeter.
2.Mampu melakukan tindak pencegahan
kerusakan dalam menggunakan multimeter.
3.Mampu memilih multimeter yang mempunyai
spesifikasi terbaik.
4.Mampu mengoperasikan multimeter sesuai
dengan fungsi dan dengan ketelitian yang
optimal.
5.Mampu melakukan pemeliharaan multimeter.
Selain itu, multimeter juga disebut dengan nama
multitester.[3] Multimeter terbagi menjadi dua jenis
yaitu multimeter analog dan multimeter digital.
Perbedaan antara multimeter analog dan multimeter
digital terletak pada tingkat ketelitian nilai
pengukuran yang diperoleh. Multimeter dapat
digunakan untuk pengukuran listrik arus searah
maupun pengukuran listrik arus bolak-balik.[4]
Multimeter sering disebut AVO meter atau
multitester, alat ini biasa dipakai untuk
mengukur harga resistansi (tahanan), tegangan AC
(Alternating Current), tegangan DC (Direct
Current), dan arus DC. Alat ini mempunyai
berbagai penepatan ( ‘range’) pada setiap
mempunyai pilihan AC atau DC. Beberapa
multimeter kelebihan tambahan layaknya sebagai
pengukur transistor dan range untuk pengukuran
kapasitansi dan frekuensi
PRINSIP KERJA
 Kumparan putar
 Mulitmeter dapat bekerja berdasarkan
prinsip kumparan putar magnet permanen. Pada
alat ukur kumparan putar, besaran listrik diubah
menjadi gaya gerak pada jarum penunjukPrinsip
kerja multimeter dengan kumparan putar hanya
dapat digunakan pada pengukuran besaran listrik
arus searah. Pengubahan besaran listrik menjadi
gerakan jarum dilakukan melalui sistem induksi
elektromagnetik.
Dengan perkembangan teknologi, kini sebuah
Multimeter atau Multitester tidak hanya dapat
mengukur Ampere, Voltage dan Ohm atau
disingkat dengan AVO, tetapi dapat juga
mengukur Kapasitansi, Frekuensi dan Induksi
dalam satu unit (terutama pada Multimeter
Digital). Beberapa kemampuan pengukuran
Multimeter yang banyak terdapat di pasaran
antara lain :
Voltage (Tegangan) AC dan DC satuan pengukuran
Volt

Current (Arus Listrik) satuan pengukuran Ampere

Resistance (Hambatan) satuan pengukuran Ohm

Capacitance (Kapasitansi) satuan pengukuran


FaraD

Frequency (Frekuensi) satuan pengukuran Hertz

Inductance (Induktansi) satuan pengukuran Henry

Pengukuran atau Pengujian Diod


Bagian-bagian penting Multimeter :

Multimeter atau multitester pada


umumnya terdiri dari 3 bagian penting,
diantanya adalah :
1. Display
2. Saklar Selektor
3. Probe
Berikut ini cara menggunakan Multimeter
untuk mengukur beberapa fungsi dasar
Multimeter seperti Volt Meter (mengukur
tegangan), Ampere Meter (mengukur Arus
listrik) dan Ohm Meter (mengukur
Resistansi atau Hambatan)
1. Cara Mengukur Tegangan DC (DC Voltage)

1. Atur Posisi Saklar Selektor ke DCV


2. Pilihlah skala sesuai dengan perkiraan
tegangan yang akan diukur. Jika ingin
mengukur 6 Volt, putar saklar selector ke 12 Volt
(khusus Analog Multimeter)
**Jika tidak mengetahui tingginya tegangan yang
diukur, maka disarankan untuk memilih skala
tegangan yang lebih tinggi untuk menghindari
terjadi kerusakan pada multimeter.
3. Hubungkan probe ke terminal tegangan yang
akan diukur. Probe Merah pada terminal Positif
(+) dan Probe Hitam ke terminal Negatif (-). Hati-
hati agar jangan sampai terbalik.
4. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter.
3. Cara Mengukur Arus Listrik (Ampere)

1. Atur Posisi Saklar Selektor ke DCA


2. Pilih skala sesuai dengan perkiraan arus yang
akan diukur. Jika Arus yang akan diukur adalah
100mA maka putarlah saklar selector ke 300mA
(0.3A). Jika Arus yang diukur melebihi skala yang
dipilih, maka sekering (fuse) dalam Multimeter
akan putus. Kita harus menggantinya sebelum
kita dapat memakainya lagi.
3. Putuskan Jalur catu daya (power supply) yang
terhubung ke beban,
4. Kemudian hubungkan probe Multimeter ke
terminal Jalur yang kita putuskan tersebut.
Probe Merah ke Output Tegangan Positif (+)
dan Probe Hitam ke Input Tegangan (+) Beban
ataupun Rangkaian yang akan kita ukur. Untuk
lebih jelas, silakan lihat gambar berikut ini.
5. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter
4. Cara Mengukur Resistor (Ohm)

1. Atur Posisi Saklar Selektor ke Ohm (Ω)


2. Pilih skala sesuai dengan perkiraan Ohm yang
akan diukur. Biasanya diawali ke tanda “X” yang
artinya adalah “Kali”. (khusus Multimeter Analog)
3. Hubungkan probe ke komponen Resistor,
tidak ada polaritas, jadi boleh terbalik.
4. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter.
(Khusus untuk Analog Multimeter, diperlukan
pengalian dengan setting di langkah ke-2)
 Mengukur tegangan DC
 Mengukur tegangan AC
 Mengukur kuat arus DC
 Mengukur nilai hambatan sebuah resistor
 Mengecek hubung-singkat / koneksi
 Mengecek transistor
 Mengecek kapasitor elektrolit
 Mengecek dioda, led dan dioda zener
 Mengecek induktor
 Mengukur suhu (type tertentu)
Multimeter analog yaitu multimeter yang
pembacaan hasil ukurnya menggunakan
penunjuk jarum.

Multimeter digital multimeter yang


pembacaan hasil  ukurnya berupa digit angka.
Gambar 2.1: (a) Multimeter Digital
(b) Multimeter Analog
1. Sekrup pengatur kedudukan jarum penunjuk (Zero Adjust Screw),
berfungsi untuk mengatur kedudukan jarum penunjuk dengan
cara memutar sekrupnya ke kanan atau ke kiri dengan
menggunakan obeng pipih kecil.

2. Tombol pengatur jarum penunjuk pada kedudukan zero (Zero


Ohm Adjust Knob), berfungsi untuk mengatur jarum penunjuk
pada posisi nol.Caranya : saklar pemilih diputar pada posisi Ω
(Ohm), test lead + (merah dihubungkan ke test lead – (hitam),
kemudian tombol pengatur kedudukan 0 Ω diputar ke kiri atau ke
kanan sehingga menunjuk pada kedudukan 0 Ω.
3. Saklar pemilih (Range Selector Switch), berfungsi untuk memilih
posisi pengukuran dan batas ukurannya.
Multimeter biasanya terdiri dari empat posisi pengukuran, yaitu:
a. Posisi Ω. (Ohm) berarti multimeter berfungsi sebagai ohmmeter,
yang terdiri dari tiga batas ukur : x 1; x 10; dan KΩ.
b. Posisi AC V (Volt AC) berarti multimeter berfungsi sebagai
voltmeter AC yang terdiri dari lima batas ukur : 10; 50; 250;
500; dan 1000.
c. Posisi DC V (Volt DC) berarti multimeter berfungsi sebagai
voltmeter DC yang terdiri dari lima batas ukur : 10; 50; 250;
500; dan 1000.
d. Posisi DC mA (miliampere DC) berarti multimeter berfungsi
sebagai mili amperemeter DC yang terdiri dari tiga batas ukur :
0,25; 25; dan 500.
Tetapi ke empat batas ukur di atas untuk tipe multimeter yang satu
dengan yang lain batas ukurannya belum tentu sama.
4. Lubang kutub + (V A Ω. Terminal), berfungsi sebagai
tempat masuknya test lead kutub + yang berwarna merah.
5. Lubang kutub – (Common Terminal), berfungsi sebagai
tempat masuknya test lead kutub - yang berwarna hitam.
6. Jarum penunjuk meter (Knife –edge Pointer), berfungsi
sebagai penunjuk besaran yang diukur.
7. Skala (Scale), berfungsi sebagai skala pembacaan meter.
Gambar 2.2 : Bagian Multimeter
Cara pemakaian multimeter analog adalah pertama-tama jarum
penunjuk meter diperiksa apakah sudah tepat pada angka 0 pada
skala DC mA , DC V atau AC V posisi jarum nol di bagian kiri (lihat
gambar 2.3a), dan untuk skala ohmmeter posisi jarum nol di
bagian kanan (lihat gambar 2.3b). Jika belum tepat harus diatur
dengan memutar sekrup pengatur kedudukan jarum penunjuk
meter ke kiri atau ke kanan dengan menggunakan obeng pipih (-)
Gambar 2.3 Kedudukan Normal Jarum Penunjuk Meter
Kedua test lead multimeter dihubungkan secara seri pada
rangkaian sumber DC (perhatikan gambar 2.3 di bawah)

Gambar 2.4
1. Pilih jangkauan ukur dengan lebih besar dari
dengan pembacaan yang masih dapat dilakukan.
2. Sambungkan multimeter, yakinkan sambungan
pada sisi yang benar.Multimeter Digital akan
selamat pada penyambungan terbalik, tetapi meter
analog mungkin menjadi rusak.
3. Jika pembacaan melampaui skala : sesegera
mungkin lepaskan dan pilih jangkauan ukur yang
lebih tinggi
1. Pengukuran Tegangan
Volt meter adalah suatu alat ukur yang menera teganagn
listrik dalam satuan volt. Cara pemakaian volt meter
harus dipasang paralel terhadap instrumen dari alat
pemakai. Kelayakaan batas ukur dalam masyarakat pada
umumnya 110 volt, 220 v serta 380volt, kecuali alat-alat
pemakai dan pada laboratorium listrik bias menggunakan
milivolt sampaian kilovolt, bahkan pada jaringan distribusi
maupun jarngan trnsmisi sampai ratusan kilovolt. Adapun
cara penyambungannya sebagaiman gambar berikut:
+

V R

Gambar 2.5 Penyambungan Volt meter

Voltmeter harus dihubungkan paralel dengan rangkaian yang akan


diukur karena mempunyai tahanan dalam ( RA ) yang besar.

Apabila dalam pengukuran tegangan menggunakan multimeter,


maka selektor harus ditempatkan pada posisi DC V atau AC V.
Adapun cara membacanya sama seperti pada pembacaan pada
pengukuran arus, yaitu batas ukur dibagi penyimpangan skala
penuh kemudian dikalikan dengan penunjukkan. Apabila
dirumuskan adalah sebagai berikut:
Tegangan Terukur             = (50 / 50) x 15
Nilai Tegangan Terukur  = 15
2. Pengukuran arus
Ampermeter adalah suatu alat ukur yang digunakan untuk
mengukur kuat arus listrik dalam satuan amper (A). didalam
kepekaan ukur menunjukkan spesifikasi dari alat ukurnya.
Cara pemakaian alat ukur harus dihubungkan seri dengan
rangkaian yang diukur karena mempunyai tahanan dalam ( RA )
yang kecil.
Apabila ampermeter dihubungkan paralel akan terjadi dua
aliran (I1 dan I2), maka pengukuran tidak benar (salah) dan akan
merusak ammeter karena dihubung singkat dengan
batere/tegangan sumber alat ukur tersebut

+ A
I

Gambar 2.7 Penyambungan


Ampermeter
Apabila dalam pengukuran arus menggunakan multimeter, maka
selector harus ditempatkan pada posisi DC mA, jika menggunakan
multimeter analog, maka cara membaca hasil pengukuran adalah
batas ukur dibagi dengan penyimpangan skala penuh kemudian
dikalikan dengan penunjukkan jarum, atau dapat dituliskan dengan
rumus:

Misal: skala yg dipilih 10,skala terbesar 50,penunjukan jarum 5 maka


hasil pengukuran :
10/50 x 5 =1A

Apabila dalam pengukuran menggunakan multimeter digital,


maka pembacaan harga pengukuran tinggal melihat angka yang
ditunjukkan dalam layar.
Multimeter sangat mudah rusak oleh perlakuan
sembrono :
•Selalu melepas multimeter sebelum memindah range
ukur.
•Selalu periksa letak range sebelum dihubungkan ke
rangkaian.
•Jangan membiarkan range ukur pada pengukuran arus
(kecuali saat pembacaan ukuran).
Range pengukur arus paling besar resiko kerusakannya
karena berada pada resistansi rendah .
 Kesalahan paralaks adalah kesalahan yang
disebabkan oleh manusia terutama berkaitan
dengan pengamatan dan pembacaan
pengukuran. Kesalahan tersebut antara lain :
(1) kesalahan pembacaan pada skala yang
tidak benar misal mengukur arus dibaca
pada skala tegangan,
(2) posisi pembacaan sehingga posisi jarum
tidak berimpit dengan bayangan jarum di
cermin. Hasil pembacaan dapat kurang
atau lebih dari harga sebenarnya tergantung
posisi pembaca terhadap meter
 Kesalahan Kalibrasi
 Kesalahan Pembebanan
Gambar 2.7
Gambar 2.8
Gambar 2.8
Gambar 2.9
 Atur Selektor pada posisi ACV.
 Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan
besar tegangan yang akan di cek, jika tegangan
yang di cek sekitar 12Volt maka atur posisi skala
di batas ukur 50V.
 Untuk mengukur tegangan yang tidak diketahui
besarnya 
 Hubungkan atau tempelkan probe multimeter ke
titik tegangan yang akan dicek. Pemasangan
probe multimeter boleh terbalik.
 Baca hasil ukur pada multimeter.
MENGUKUR ARUS
Atur Selektor pada posisi DCA.
1.
DC
2. Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar arus
yang akan di cek, misal : arus yang di cek sekitar 100mA
maka atur posisi skala di batas ukur 250mA atau 500mA.
3. Perhatikan dengan benar batas maksimal kuat arus yang
mampu diukur oleh multimeter karena jika melebihi
batas maka fuse (sekring) pada multimeter akan
putus dan multimeter sementara tidak bisa dipakai dan
fuse (sekring) harus diganti dulu.
4. Pemasangan probe multimeter tidak sama dengan saat 
pengukuran tegangan DC dan AC, karena mengukur arus
berarti  kita memutus salah satu hubungan catu daya ke
beban yang akan dicek arusnya, lalu menjadikan
multimeter sebagai penghubung.
5. Hubungkan probe multimeter merah pada
output tegangan (+) catu daya dan probe
(-) pada input tegangan (+) dari
beban/rangkaian yang akan dicek
pemakaian arusnya.
6. Baca hasil ukur pada multimeter.
1. Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
2. Pilih skala batas ukur X 1 (kali satu).
3. Hubungkan kedua probe multimeter pada
kedua ujung kabel/terminal yang akan
dicek koneksinya.
4. Baca hasil ukur pada multimeter, semakin
kecil nilai hambatan yang ditunjukkan
maka semakin baik konektivitasnya.
5. Jika jarum multimeter tidak menunjuk
kemungkinan kabel atau  terminal tersebut
putus.
1. Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
2. Pilih skala batas ukur X 1K (kali satu kilo = X 1000).
3. Hubungkan  probe multimeter (-) pada anoda dan
probe (+) pada katoda.
4. Jika diode yang dicek berupa led maka batas ukur
pada X1 dan saat dicek, led akan menyala.
5. Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu
(biasanya sekitar  5-20K) berarti dioda baik, jika tidak
menunjuk berarti dioda  rusak putus.
6. Lepaskan kedua probe lalu hubungkan  probe
multimeter (+) pada anoda dan probe (-) pada katoda.
7. Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak
bergerak) berarti  dioda baik, jika bergerak berarti
dioda rusak bocor tembus  katoda-anoda.
1. Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
2. Pilih skala batas ukur X 1K (kali X 1000).
3. Hubungkan  probe multimeter (-) pada basis dan probe
(+) pada kolektor .
4. Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya
sekitar 5-20K) berarti transistor baik, jika tidak
menunjuk berarti  transistor rusak putus B-C.
5. Lepaskan kedua probe lalu hubungkan  probe multimeter
(+)  pada basis dan probe (-) pada kolektor.
6. Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak)
berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor
rusak bocor tembus B-C.
7. Hubungkan  probe multimeter (-) pada basis dan probe
(+) pada emitor.
8. Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya
sekitar  5-20K) berarti transistor baik, jika tidak
menunjuk berarti  transistor rusak putus B-E.
9. Lepaskan kedua probe lalu hubungkan  probe multimeter
(+) pada basis dan probe (-) pada emitor.
10. Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak)
berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor
rusak bocor tembus B-E.
11. Hubungkan  probe multimeter (+) pada emitor dan probe
(-) pada kolektor.
12. Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak)
berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor
rusak bocor tembus C-E.

Note : pengecekan probe multimeter (-) pada emitor dan


probe (+) padakolektor tidak diperlukan.
 Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
 Pilih skala batas ukur X 1K (kali X 1000).
 Hubungkan  probe multimeter (+) pada basis
dan probe (-) pada kolektor.
 Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu
(biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor
baik, jika tidak menunjuk berarti transistor
rusak putus B-C.
 Lepaskan kedua probe lalu hubungkan 
probe multimeter (-) pada basis dan probe
(+) pada kolektor.
 Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak
7. Hubungkan  probe multimeter (+) pada basis dan probe
(-) pada emitor.
8. Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya
sekitar 5-20K) berarti transistor baik, jika tidak
menunjuk berarti transistor rusak putus B-E.
9. Lepaskan kedua probe lalu hubungkan  probe
multimeter(-) pada basis dan probe (+) pada emitor.
10. Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak)
berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor
rusak bocor tembus B-E.
11. Hubungkan  probe multimeter (-) pada emitor dan probe
(+) pada kolektor.
12. Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak)
berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor
rusak bocor tembus C-E.
Note : pengecekan probe multimeter (+) pada emitor dan
probe (-) pada kolektor tidak diperlukan.
1. Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
2. Pilih skala batas ukur X 1 untuk nilai elko diatas 1000uF,
X 10 untuk untuk nilai elko diatas 100uF-1000uF, X 100
untuk nilai elko 10uF-100uF dan X 1K untuk nilai elko
dibawah 10uF.
3. Hubungkan  probe multimeter (-) pada kaki (+) elko dan
probe (+) pada kaki (-) elko.
4. Pastikan jarum multimeter bergerak kekanan sampai
nilai tertentu (tergantung nilai elko) lalu kembali ke
posisi semula.
5. Jika jarum bergerak dan tidak kembali maka dipastikan
elko bocor.
6. Jika jarum tidak bergerak maka elko kering / tidak
menghantar.
CARA MENGUKUR
KOMPONEN MENGGUNAKAN
MULTIMETER DIGITAL
 mengukur kapasitor
Untuk cara mengukur kapasitor menggunakan multimeter digital
yang mempunya fungsi kapasitansi meter, caranya cukup mudah
yaitu:

 Aturlah posisi skala selektor ke tanda ataupun simbol kapasitor.


 Hubungkan probe ke terminal kapasitor.
 Baca nilai kapasitansi kapasitor tersebut.
GAMBAR PENGUKURAN KAPASITOR MENGGUNAKAN
MULTIMETER DIGITAL
MENGUKUR TRANSISTOR PNP
Cara Mengukur Transistor PNP dengan Multimeter
Digital
 Atur Posisi Saklar pada Posisi OHM (Ω) x1k atau
x10k
 Hubungkan Probe Hitam pada Terminal Basis (B)
dan Probe Merah pada Terminal Emitor (E), Jika
Display Multimeter menunjukan nilai Voltage
tertentu, berarti Transistor tersebut dalam kondisi
baik.
GAMBAR PENGUKURAN TRANSISTOR MENGGUNAKAN
MULTIMETER DIGITAL

Anda mungkin juga menyukai