Anda di halaman 1dari 29

MULTIMETER

YUSTINI,SST.,MT
JURUSAN ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI PADANG
PENGERTIAN

 Multimeter adalah Alat yang


digunakan untuk mengukur arus
listrik, tegangan listrik, dan resistansi
atau ketahanan suatu benda yang biasa
disebut avometer.

 Multimeter dapat dibedakan :


Multimeter Analog yaitu multimeter
yang pembacaan hasil ukurnya
menggunakan penunjuk jarum.

 Multimeter Analog yaitu alat


pengukur besaran listrik yang
menggunakan tampilan dengan jarum
yang bergerak ke range-range yang
kita ukur dengan probe.
 Multimeter digital
multimeter yang
pembacaan hasil ukurnya
berupa digit angka.
BAGIAN-BAGIAN MULTIMETER DAN FUNGSINYA
BAGIAN-BAGIAN MULTIMETER DAN FUNGSINYA

1. Sekrup pengatur kedudukan jarum penunjuk (Zero


Adjust Screw), berfungsi untuk mengatur kedudukan
jarum penunjuk dengan cara memutar sekrupnya ke
kanan atau ke kiri dengan menggunakan obeng pipih
kecil.
2. Tombol pengatur jarum penunjuk pada kedudukan zero
(Zero Ohm Adjust Knob), berfungsi untuk mengatur
jarum penunjuk pada posisi nol.Caranya : saklar pemilih
diputar pada posisi Ω (Ohm), test lead + (merah
dihubungkan ke test lead – (hitam), kemudian tombol
pengatur kedudukan 0 Ω diputar ke kiri atau ke kanan
sehingga menunjuk pada kedudukan 0 Ω.
BAGIAN-BAGIAN MULTIMETER DAN FUNGSINYA

3. Saklar pemilih (Range Selector Switch), berfungsi untuk memilih


posisi pengukuran dan batas ukurannya.
Multimeter biasanya terdiri dari empat posisi pengukuran, yaitu:
a. Posisi Ω. (Ohm) berarti multimeter berfungsi sebagai ohmmeter, yang
terdiri dari tiga batas ukur : x 1; x 10; dan KΩ.
b. Posisi AC V (Volt AC) berarti multimeter berfungsi sebagai voltmeter
AC yang terdiri dari lima batas ukur : 10; 50; 250; 500; dan 1000.
c. Posisi DC V (Volt DC) berarti multimeter berfungsi sebagai voltmeter
DC yang terdiri dari lima batas ukur : 10; 50; 250; 500; dan 1000.
d. Posisi DC mA (miliampere DC) berarti multimeter berfungsi sebagai
mili amperemeter DC yang terdiri dari tiga batas ukur : 0,25; 25; dan
500.
Tetapi ke empat batas ukur di atas untuk tipe multimeter yang satu
dengan yang lain batas ukurannya belum tentu sama.
BAGIAN-BAGIAN MULTIMETER DAN FUNGSINYA

4. Lubang kutub + (V A Ω. Terminal), berfungsi sebagai tempat


masuknya test lead kutub + yang berwarna merah.
5. Lubang kutub – (Common Terminal), berfungsi sebagai
tempat masuknya test lead kutub - yang berwarna hitam.
6. Jarum penunjuk meter (Knife –edge Pointer), berfungsi
sebagai penunjuk besaran yang diukur.
7. Skala (Scale), berfungsi sebagai skala pembacaan meter.
Cara pengukuran dengan multimeter:

1. Pengukuran Tegangan
 Volt meter adalah suatu alat ukur yang menera teganagn
listrik dalam satuan volt. Cara pemakaian volt meter
harus dipasang paralel terhadap instrumen dari alat
pemakai. Kelayakaan batas ukur dalam masyarakat pada
umumnya 110 volt, 220 v serta 380volt, kecuali alat-alat
pemakai dan pada laboratorium listrik bias
menggunakan milivolt sampaian kilovolt, bahkan pada
jaringan distribusi maupun jarngan trnsmisi sampai
ratusan kilovolt. Adapun cara penyambungannya
sebagaiman gambar berikut:
Gambar 2.5 Penyambungan Volt meter

Voltmeter harus dihubungkan paralel dengan rangkaian yang akan diukur


karena mempunyai tahanan dalam ( RA ) yang besar.

Apabila dalam pengukuran tegangan menggunakan multimeter, maka selektor


harus ditempatkan pada posisi DC V atau AC V. Adapun cara membacanya
sama seperti pada pembacaan pada pengukuran arus, yaitu batas ukur dibagi
penyimpangan skala penuh kemudian dikalikan dengan penunjukkan. Apabila
dirumuskan adalah sebagai berikut:

Hasil = (𝒔𝒌𝒂𝒍𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒕𝒖𝒏𝒋𝒖𝒌 𝒋𝒂𝒓𝒖𝒎)/(𝒔𝒌𝒂𝒍𝒂 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒖𝒎)×𝒃𝒂𝒕𝒂𝒔 𝒖𝒌𝒖𝒓


Hasil= (skala yang ditunjuk jarum)/(skala maksimum) x batas ukur

Tegangan Terukur =
Lihat Contoh berikut ini:
x10 =5,4

Tentukanlah besar tegangan yang diukur jika


saklar pemilih pada posisi :
10 V AC/DC
50 V AC/DC
250 V AC/DC
1000V AC/DC
Cara pengukuran dengan multimeter:

 Pengukuran arus
Ampermeter adalah suatu alat ukur yang digunakan
untuk mengukur kuat arus listrik dalam satuan amper (A).
didalam kepekaan ukur menunjukkan spesifikasi dari alat
ukurnya.
Cara pemakaian alat ukur harus dihubungkan seri dengan
rangkaian yang diukur karena mempunyai tahanan dalam
(RA ) yang kecil.
Apabila ampermeter dihubungkan paralel akan terjadi
dua aliran (I1 dan I2), maka pengukuran tidak benar (salah)
dan
akan merusak ammeter karena dihubung singkat dengan
batere/tegangan sumber alat ukur tersebut .
Gambar 2.7 Penyambungan Ampermeter

Apabila dalam pengukuran arus menggunakan multimeter, maka


selector harus ditempatkan pada posisi DC mA, jika menggunakan
multimeter analog, maka cara membaca hasil pengukuran adalah
batas ukur dibagi dengan penyimpangan skala penuh kemudian
dikalikan dengan penunjukkan jarum, atau dapat dituliskan dengan
rumus:
Langkah - Langkah Pengukuran Volt DC
( arus searah )
 Arahkan saklar pemilih pada posisi DC V
 Perkirakan besar tegangan yang akan kita ukur,
upayakan saklar pemilih pada batas ukur lebih besar dari
tegangan yang akan kita ukur. Misal jika kita mengukur
tegangan 25 Volt maka arahkan saklar pada batas ukur
50 V
 Hubungkan jack merah kekutub (+) dan jack hitam
kekutub (-) sumber tegangan yang akan diukur
 Perhatikan arah jarum penunjuk yang berhenti, disitulah
besar tegangan yang kita ukur. Untuk mengetahui
besarnya lihat contoh diatas !
Langkah - Langkah Pengukuran Volt AC
( Bolak-balik )
 Arahkan saklar pemilih pada posisi AC V
 Perkirakan besar tegangan yang akan kita ukur,
upayakan saklar pemilih pada batas ukur lebih besar dari
tegangan yang akan kita ukur. Misal jika kita mengukur
tegangan 25 Volt maka arahkan saklar pada batas ukur
50 V
 Hubungkan jack merah dan jack hitam kesembarang
kutub pada sumber tegangan yang akan diukur
 Perhatikan arah jarum penunjuk yang berhenti, disitulah
besar tegangan yang kita ukur. Untuk mengetahui
besarnya lihat contoh diatas !
MENGUKUR ARUS DC

1. Atur Selektor pada posisi DCA.


2. Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar arus yang
akan di cek, misal : arus yang di cek sekitar 100mA maka
atur posisi skala di batas ukur 250mA atau 500mA.
3. Perhatikan dengan benar batas maksimal kuat arus yang
mampu diukur oleh multimeter karena jika melebihi batas
maka fuse (sekring) pada multimeter akan putus dan
multimeter sementara tidak bisa dipakai dan fuse (sekring)
harus diganti dulu.
4. Pemasangan probe multimeter tidak sama dengan saat
pengukuran tegangan DC dan AC, karena mengukur arus
berarti kita memutus salah satu hubungan catu daya ke
beban yang akan dicek arusnya, lalu menjadikan multimeter
sebagai penghubung.
Langkah - Langkah Kalibrasi Ohm Meter
 Sebelum Menggunakan Ohm Meter lakukan terlebih
dahulu pengkalibrasian alat ukur. Pengkalibrasian
dilakukan setiap kita mengubah posisi saklar pemilih.
Tujuannya adalah agar alat ukur dalam posisi standart
pada posisi nol Ohm. Caranya adalah sebagai berikut :
Pilih salah satu saklar pemilih misalnya pada posisi X 10
Kemudian hubungkan kedua jack merah dan hitam,
maka jarum akan menyimpang kekanan
Tepatkan jarum penunjuk pada posisi nol Ohm dengan
memutar-mutar pengatur nol ohm meter. Dalam
membaca jarum penunjuk pada multimeter nantinya
harus tegak lurus terhadap pandangan kita.
Langkah - Langkah Pengukuran Variabel
Resistor (Potensiometer)
 Arahkan saklar pemilih pada posisi Ohm Meter
 Lakukan kalibrasi ohm meter
 Mengacu pada gambar disamping,
letakkan kedua ujung kabel penyidik
(probes) pada terminal a dan b
dari variabel resistor.
 Putar tuas pemutar searah jarum jam, jika Jarum penunjuk
bergerak ke kanan, artinya : variabel resistor masih baik
 Letakkan kedua ujung kabel penyidik (probes) pada
terminal b dan c dari variabel resistor.
 Putar tuas pemutar searah jarum jam, jika Jarum penunjuk
bergerak ke kiri, artinya : variabel resistor masih baik
Langkah - Langkah Pengukuran (LDR)
(Light Dependent Resistor)

 Arahkan saklar pemilih pada posisi Ohm Meter


 Lakukan kalibrasi ohm meter
 Letakkan kedua ujung kabel penyidik
(probes) secara sembarang (acak)
pada kedua kaki LDR.
 Menggunakan lampu senter sinari
permukaan LDR, jarum bergerak ke kanan,menunjukkan
nilai satuan Ohm yang kecil, artinya : LDR masih baik
dan dapat digunakan.
 Tutuplah permukaan LDR, jarum pada papan skala
bergerak ke kiri, artinya : LDR masih baik dapat
digunakan.
Langkah - Langkah Pengukuran Thermistor

 Arahkan saklar pemilih pada posisi Ohm Meter


 Lakukan kalibrasi ohm meter
 Letakkan kedua ujung kabel penyidik
(probes) secara sembarang (acak)
pada kedua kaki Thermistor (NTCR / PTCR).
 Pada pengukuran NTCR; dgn korek api, panasi NTCR,
jarum menunjukkan nilai satuan Ohm yang kecil, artinya
NTCR masih baik dan dapat digunakan
 Pada pengukuran PTCR; dgn korek api, panasi PTCR,
jarum pada papan skala menunjukkan nilai satuan Ohm
yang besar, artinya : NTCR masih baik
Langkah - Langkah Pengukuran Kapasitor

 Arahkan saklar pemilih pada posisi Ohm Meter


 Lakukan kalibrasi ohm meter
 Untuk Elco : Letakkan kabel penyidik (probes) warna
merah (+) pada kaki positif (+), kabel penyidik (probes)
warna hitam (-) ke kaki negatif. (Lihat Body Elco untuk
melihat kaki negatif/positif)
 Jarum pada papan skala bergerak
jauh ke kanan untuk kemudian
kembali ke kiri, artinya : elco masih
baik dan dapat digunakan. (Jika jarum
pada papan skala bergerak ke kanan
dan tidak kembali lagi ke kiri, artinya : elco sudah rusak)
 Untuk Kondensator Nonpolar : Letakkan ujung kabel
penyidik (probes) warna merah (+) dan kabel penyidik
(probes) warna hitam (-) secara sembarang (acak) ke
kaki kapasitor non polar.
 Jarum pada papan skala tidak
bergerak (atau bergerak sedikit),
artinya : kapasitor non polar
masih baik dan dapat digunakan.
(Jika jarum pada papan skala
bergerak jauh ke kanan, artinya :
kapasitor non polar sudah rusak
dan tidak dapat digunakan).
Langkah - Langkah Pengukuran Dioda
 Arahkan saklar pemilih pada posisi Ohm Meter
 Lakukan kalibrasi ohm meter
 Kabel penyidik warna merah (+) diletakkan pada kaki
Anoda, kabel penyidik warna hitam (-) diletakkan pada
kaki Katoda.
 Jarum penunjuk bergerak ke kanan
artinya : dioda masih baik dan
dapat digunakan.
Langkah - Langkah Pengukuran Trafo

 Arahkan saklar pemilih pada posisi Ohm Meter


 Lakukan kalibrasi ohm meter
 Letakkan ujung kabel penyidik secara
sembarang (acak) ke titik-titik terminal
dari gulungan primer (P). Jika
jarum Penunjuk bergerak ke kanan,
artinya : gulungan primer (P) trafo
masih baik dan dapat digunakan.
 Letakkan ujung kabel penyidik secara sembarang (acak)
ke titik-titik terminal dari gulungan skunder (S). Jika
jarum Penunjuk bergerak ke kanan, artinya : gulungan
skunder (S) trafo masih baik dan dapat digunakan.
MENGECEK TRANSISTOR NPN
1. Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
2. Pilih skala batas ukur X 1K (kali X 1000).
3. Hubungkan probe multimeter (-) pada basis dan probe (+)
pada kolektor .
4. Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya
sekitar 5-20K) berarti transistor baik, jika tidak menunjuk
berarti transistor rusak putus B-C.
5. Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter
(+) pada basis dan probe (-) pada kolektor.
6. Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak)
berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak
bocor tembus B-C.
7. Hubungkan probe multimeter (-) pada basis dan probe (+)
pada emitor.
8. Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar
5-20K) berarti transistor baik, jika tidak menunjuk berarti
transistor rusak putus B-E.
9. Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (+)
pada basis dan probe (-) pada emitor.
10. Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti
transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor
tembus B-E.
11. Hubungkan probe multimeter (+) pada emitor dan probe (-)
pada kolektor.
12. Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti
transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor
tembus C-E.

Note : pengecekan probe multimeter (-) pada emitor dan probe (+)
padakolektor tidak diperlukan.
MENGECEK TRANSISTOR PNP
1. Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
2. Pilih skala batas ukur X 1K (kali X 1000).
3. Hubungkan probe multimeter (+) pada basis dan probe (-)
pada kolektor.
4. Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya
sekitar 5-20K) berarti transistor baik, jika tidak menunjuk
berarti transistor rusak putus B-C.
5. Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (-)
pada basis dan probe (+) pada kolektor.
6. Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak)
berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak
bocor tembus B-C.
7. Hubungkan probe multimeter (+) pada basis dan probe (-)
pada emitor.
8. Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya
sekitar 5-20K) berarti transistor baik, jika tidak menunjuk
berarti transistor rusak putus B-E.
9. Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter(-)
pada basis dan probe (+) pada emitor.
10. Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak)
berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak
bocor tembus B-E.
11. Hubungkan probe multimeter (-) pada emitor dan probe (+)
pada kolektor.
12. Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak)
berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak
bocor tembus C-E.
Note : pengecekan probe multimeter (+) pada emitor dan
probe (-) pada kolektor tidak diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai