Anda di halaman 1dari 7

Multimeter (Ampere, Volt, Ohm Meter – AVOM) dan

Cara Penggunaannya

1. Penggunaan Multimeter
Pada bagian ini, saya hanya akan memaparkan bagaimana caranya menggunakan multimeter tipe
analog. Baik untuk mengukur kuat arus, tegangan maupun hambatan.
Adapun cara menggunakan multimeter ini ialah sebagai berikut :

 Jika saklar menunjuk pada DC Volt (dcv) dapat digunakan mengukur :


 Jika saklar menunjuk pada ohm meter dapat digunakan mengukur: Transistor, Tahanan,
Potensiometer, VR (Variabel Resistor), Kondensator, LS, Kumparan, MF dan trafo,
mengukur Kabel, dsb.

1. Arus dalam suatu rangkaian (arus dc)


2. Mengukur (menguji) accu atau batere

 Jika saklar menunjuk pada AC Volt (acv) dapat dipakai untuk mengukur kuat tegangan
AC, ada dan tidaknya arus listrik.
 Jika saklar menunjuk pada DC ampere dapat dipakai untuk mengukur berapa
banyak amperepada accu maupun batere atau catu  daya (adaptor).

1.1 Pengukuran Kuat Arus (Ampere / A)


Sebelum menggunakan Amper meter untuk mengukur arus listrik perlu diperhatikan beberapa
hal sebagai berikut:

1. Pastikan bahwa arus yang diukur lebih rendah dari skala ukur yang dipilih, beberapa
multi meter mempunyai batas maksimal 500 mA atau 0,5 A.
2. Metode memasang amper meter pada rangkaian adalah secara seri, pengukuran secara
parallel dapat menyebabkan multimeter terbakar
3. Pastikan pemasangan colok ukur (test lead) tepat.
Sekala ukur amper meter pada multi meter sangat beragam, diantara 250 mA dan 20A. Contoh
melakukan pengukuran arus kurang dari 250 mA.
Langkah mengukur:

1. Putar selector ukur kearah 250 mA


2. Pasang alat amper meter secara seri, yaitu colok ukur merah (+) ke beban atau lampu dan
colok ukur hitam (negatip) ke arah negatip  baterai
3. Baca hasil pengukuran pada angka maksimal 25, kemudian hasilnya kalikan dengan 10.

1.2 Pengukuran Tegangan (Volt / V)

1.2.1 Mengukur Tegangan DC


Baterai merupakan salah satu sumber listrik tegangan DC. Besar tegangan DC yang mampu
diukur adalah 0 – 500 Volt DC. Posisi pengukuran terdiri dari 2,5 V, 10 V, 25 V,  50 V dan 500
V.Sebelum menggunakan Volt meter untuk mengukur arus listrik perlu diperhatikan beberapa
hal sebagai berikut:

 Pastikan bahwa tegangan yang diukur lebih rendah dari skala ukur yang dipilih, misal
mengukur tegangan baterai 12V  DC maka pilih skala 25V DC.
 Metode memasang Volt meter pada rangkaian adalah secara paralel, pengukuran secara
seri dapat menyebabkan multimeter terbakar.
 Pastikan pemasangan colok ukur (test lead) tepat.
Langkah mengukur tegangan baterai pada rangkaian

1. Putar selector ukur kearah 25 V DC.


2. Pasang alat volt meter secara paralel, yaitu colok ukur merah (+) ke positip baterai dan
colok ukur hitam (negatip) ke arah negatip  baterai.
3. Baca hasil pengukuran pada angka maksimal 25.

1.2.3 Mengukur Tegangan AC


Multi meter mampu mengukur tegangan AC sebesar 0 – 1000 Volt. Posisi pengukuran terdiri
dari 10 V, 25 V,  250 V dan 1000 V.  Sebelum menggunakan Volt meter untuk mengukur arus
listrik perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:

1. Pastikan bahwa tegangan yang diukur lebih rendah dari skala ukur yang dipilih, misal
mengukur tegangan listrik sebesar 220 V maka pilih skala 250V AC.
2. Metode memasang Volt meter pada rangkaian adalah secara paralel, pengukuran secara
seri dapat menyebabkan multimeter terbakar
3. Pemasangan colok ukur (test lead) dapat dibolak-balik.
Langkah mengukur tegangan listrik yaitu:

1. Putar selector ukur kearah 250 V AC


2. Pasang alat volt meter secara paralel, yaitu memasukkan colok ukur merah (+)dan colok
ukur hitam (-)  pada lubang sumber listrik.
3. Baca hasil pengukuran pada angka maksimal 25, kalikan hasil pengukuran dengan 10.

1.3 Pengukuran Hambatan (Ohm / Ω)


Sebelum menggunakan Ohm meter untuk mengukur tahanan perlu diperhatikan beberapa hal
sebagai berikut:

1. Pastikan bahwa tahanan yang diukur dalam rentang pengukuran efektif tahanan yang
diukur, misal mengukur tahanan 220 Ω maka pilih skala1 X, tahanan 800 Ωmenggunakan 10 X,
tahanan 8 K Ω menggunakan 1 x 1K.
2. Kalibrasi alat ukur sebelum digunakan, dengan cara menghubungkan singkat colok ukur,
dan mengatur jarum pada posisi 0 (nol).
3. Pengukuran tidak boleh pada rangkian uyang dialiri listrik, jadi matikan sumber dan lepas
komponen saat melakukan pengukuran.
Langkah mengukur tahanan

1. Putar selector ukur kearah 1X Ω.


2. Kalibrasi alat ukur dengan cara menghubungkan singkat colok ukur, dan mengatur jarum
pada posisi 0 (nol) dengan memutar Ohm calibration.
3. Hubungkan colok ukur ke tahanan yang diukur.
4. Baca hasil pengukuran.
HP=PJxBU
HP=Hasil Pengukuran ; PJ=Penunjukkan Jarum ; BU=Batas Ukur

1. Melakukan pembacaan nilai arus listrik pada alat ukur.

Cara membaca multimeter ketika digunakan untuk mengukur arus listrik yang mengalir pada
suatu rangkaian :
I (Arus listrik) = Nilai yang terbaca pada alat ukur

Untuk membaca nilai arus listrik DC pada multi meter sekala yang dibaca pada alat ukur adalah
sekala yang berada di posisi tengah ( DCV.A), selain digunakan untuk mengukur arus sekala
tersebut juga digunakan untuk membaca tegangan DC. Biasanya sekala yang digunakan untuk
mengukur arus dan tegangan DC terdapat lebih dari satu, sehingga masing-masing sekala
tersebut diwakili oleh selector, sehingga tidak diperlukan menghitung atau mengalikan kembali
nilai yang terbaca pada alat ukur.

Contoh pembacaan arus listrik pada multimeter :


Berapakah nilai Arus listrik yang terbaca pada multimeter jika selector menunjukan pada DC
10A?
Jawab :
Maka sekala yang dibaca adalah 0 - 10A, sehingga arus yang terbaca adalah  2A
I = 2A

C. Mengukur Tegangan Listrik (V)


Langkah-langkah menggunakan multimeter untuk mengukur tegangan listrik :

1. Memeriksa jarum penunjuk menunjukan pada angka 0, jika jarum penunjuk tidak menunjuk
pada angka 0 maka putar sekrup pengatur kedudukan jarum penunjuk hingga jarum penunjuk
menunjukkan pada angka 0.

2. Memasang kabel pemeriksa (probe) merah dan hitam pada multi meter
3. Mengatur sakelar pemilih jangkauan alat ukur (selector). Jika akan digunakan untuk
mengukur tegangan DC, putar selector ke voltmeter DC pada batas ukur yang kira-kira lebih
tinggi dari tegangan listrik yang akan diukur.
4. Jika akan digunakan untuk mengukur tegangan  AC, putar selector ke voltmeter AC pada
batas ukur yang kira-kira lebih tinggi dari tegangan yang akan diukur.
5. Menghubungkan secara paralel dengan beban dengan sumber tegangan.

 Rangkaian pengukuran tegangan suatu lampu dengan sumber tegangan DC.

 Rangkaian pengukuran tegangan suatu lampu dengan sumber tegangan AC.


6. Melakukan pembacaan tegangan listrik pada alat ukur.
Cara membaca multimeter ketika digunakan untuk nilai tegangan listrik yang terukur :
V = Nilai tegangan yang terbaca pada multimeter

Sekala yang dibaca untuk tegangan AC adalah sekala yang letaknya berada bagian paling bawah,
biasanya memiliki nilai lebih dari satu nilai sekala, oleh karena itu dibagi pada selector (seperti
pada sekala pengukuran DC Vdan DCA).

Contoh pembacaan :

Berapakah nilai tegangan yang terbaca pada multimeter jika selector menunjukan pada AC
250V?
Jawab :
Maka sekala yang dibaca adalah 0 - 250V sehingga nilai tegangan yang terukur pada multimeter
adalah 210V.
V = 210V

D. Mengukur Hambatan Listrik atau Resistansi (R)


Langkah-langkah menggunakan multimeter untuk mengukur nilai hambatan (resistansi) :

1. Memeriksa jarum penunjuk menunjukan pada angka 0, jika jarum petunjuk tidak
menunjukan pada angka 0 maka putar sekrup pengatur kedudukan jarum penunjuk
hingga menunjukan angka 0.
2. Memasang kabel pemeriksa (probe) merah dan hitam pada multi meter
3. Mengatur selector untuk mengukur hambatan maka memutar selector ke ohm meter
kemudian pilih batas ukur yang kira kira lebih dari nilai hambatan yang akan diukur.
4. Melakukan pengkalibrasi alat ukur Ohmmeter dengan cara menghubungkan ujung kabel
pemeriksa (probe) merah dan hitam, jarum penunjuk akan mengarah ke titik 0, jika belum
menunjuk ke titik 0 maka putar knop pengatur hingga jarum penunjuk menunjukan pada
angka 0.

5. Menghubungkan beban yang akan diukur dengan ohmmeter pastikan telah melepas
sumber tegangan atau pun arus sebelum mengukur hambatan.
Rangkaian pengukuran hambatan suatu lampu dengan menggunakan multimeter.

6. Lakukan pembacaan nilai hambatan (resitansi) pada alat ukur.


Cara membaca multimeter ketika digunakan untuk mengukur hambatan :
R (nilai hambatan) = nilai yang ditunjukkan oleh alat ukur × nilai yang pada selector

Sekala yang dibaca jika mengukur hambatan adalah sekala yang berada di bagian paling atas
(Ω), nilai terkecil dimulai dari kanan.

Contoh pembacaan :

Berapakah nilai hambatan jika selector menunjukan X 10 Ω ?


Jawab :
R = 70 × 10 Ω = 700 Ω
Nilai hambatan yang terbaca pada alat ukur adalah 700 Ω

Perbedaan Rangkaian Seri dan Paralel


Rangkaian Seri
1. Pengertian Rangkaian Seri

Rangkaian Seri adalah rangkaian listrik yang komponen-komponennya disusun secara sejajar.
Dengan kata lain semua komponen yang ada di rangkaian seri ini terpasang secara berurutan.
Untuk lebih jelasnya mengenai rangkaian listrik seri, bisa anda lihat pada gambar di bawah ini.
2. Kelebihan Rangkaian Seri

Ada beberapa kelebihan rangkaian seri diantaranya adalah memiliki kestabilan yang tinggi
dalam menghantarkan listrik, lebih praktis dalam pembuatannya karena tidak membutuhkan
banyak komponen (kabel), serta lebih mudah dianalisa apabila terjadi kerusakan atau masalah
terhadap rangkaian.

3. Kekurangan Rangkaian Seri

Selain memiliki beberapa kelebihan, rangkaian seri juga memiliki beberapa kekurangan
diantaranya adalah sumber tegangan yang digunakan oleh rangkaian seri harus selalu dalam
keadaan prima untuk menanggulangi terjadinya masalah tegangan, dan jika terjadi masalah
pada satu komponen maka seluruh rangkaian akan kena imbasnya alias mati.

Rangkaian Paralel
1. Pengertian Rangkaian Paralel

Rangkaian paralel adalah jenis rangkaian listrik yang disusun dengan cara tidak sebaris alias
bercabang. Sehingga input dari rangkaian ini diambil dari sumber yang sama. Tak heran jika
komponen (kabel) yang diperlukan untuk memberikan rangkaian paralel lebih banyak dibanding
dengan rangkaian seri.

2. Kelebihan Rangkaian Paralel

Rangkaian paralel memiliki beberapa kelebihan diantaranya adalah jika ada salah satu
komponen yang rusak atau dilepas, maka komponen yang lainnya masih bisa berjalan dengan
normal, karena aliran listrik mengalir ke tiap-tiap komponen yang ada. Berbeda dengan
rangkaian seri yang hanya menggunakan satu jalur.

3. Kekurangan Rangkaian Paralel

Selain memiliki kelebihan, rangkaian paralel juga memiliki kekurangan yakni biaya yang
dibutuhkan untuk membuat rangkaian ini jauh lebih mahal dibanding dengan rangkaian seri.
Karena rangkaian paralel memerlukan banyak komponen (kabel) untuk menghubungkan
masing-masing beban dengan sumber tegangan.
Sistem Penerangan

Sistem penerangan berfungsi sebagai penerangan utama sepeda motor pada saat beroperasi pada
keadaan jalan yang gelap (terutama pada malam hari).

Sistem Penerangan Sepeda Motor dibagi 2 :


1. Sistem Penerangan Tipe AC Sumber tegangan didapat dari alternator, sehingga arus yang
digunakan merupakan arus bolak-balik (AC). Sistem penerangan tipe AC banyak digunakan
pada kendaraan tipe Cub. Sistem penerangan tipe AC mempunyai kelemahan dimana untuk
mengoperasikan lampu harus menyalakan motor terlebih dahulu, disamping itu nyala lampu
tidak stabil, sangat tergantung kepada naik-turunnya putaran motor (rpm).

Gambar 9. Skema Sistem Penerangan Tipe AC

2. Sistem Penerangan Tipe DC Sumber tegangan diperoleh dari tegangan baterai (yang disuplay
oleh sistem pengisian), sehingga arus yang digunakan merupakan arus searah (DC).
Keuntungan sistem penerangan tipe DC :
a) Lampu penerangan dapat dioperasikan walaupun motor dalam kondisi dimatikan
b) Nyala lampu terang dan stabil, tidak tergantung kepada putaran motor (rpm)

Anda mungkin juga menyukai