Anda di halaman 1dari 8

Bagian - bagian dan cara Mengukur Teganggan Listrik ACdan DC

diarahkan pada skala ohm.

Untuk mengukur tahanan maka pasangkan kedua probe pada alat ukur di masing-masing ujung benda
yang akan diukur tahanannya. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar di bawah ini :

Catatan :

Untuk melakukan pengukuran tahanan menggunakan alat multimeter, pastikan selalu melakukan set 0
pada alat sebelum digunakan. Selain itu, gunakan skala tahanan diatas dan yang paling mendekati
dengan nilai tahanan yang akan diukur.

Cara mengukur tegangan listrik

Untuk mengukur tegangan listrik pada suatu rangkaian kelistrikan, maka dapat menggunakan alat volt
meter atau dapat juga menggunakan multimeter dengan selektor diarahkan pada skala volt. Bila akan
mengukur tegangan AC maka skala diarahkan pada ACV, sedangkan bila ingin melakukan pengukuran
tengan DC maka skala diarahkan pada skala DCV.

Pemasangan alat voltmeter dilakukan secara paralel yang artinya probe positif pada alat ukur
dipasangkan pada terminal positif atau bagian yang dialiri tegangan positif, sedangkan untuk probe
negatif pada alat ukur dipasangkan pada terminal negatif atau bagian yang dialiri tegangan negatif.
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar di bawah ini :

Cara Mengukur Arus, Tegangan, dan Hambatan Listrik

Dalam menangani masalah kelistrikan mobil, sebuah rangkian kelistrikan harus kita pastikan bahwa
masih bekerja dengan baik atau tidak. Untuk mengetahuinya tentulah dengan melakukan pengukuran.
Karena dalam sebuah rangkaian kelistrikan terdapat arus, tegangan, dan hambatan maka ketiganya
harus diukur. Pengukuran ditujukan untuk mengetahui apakah arus listrik mengalir dengan baik, apakah
tahanan dalam rangkaian kelistrikan tidak berlebihan, dan tentu saja tegangan listrik yang terjadi cukup
atau tidak.
Seorang mekanik sedang menggunakan AVO meter untuk melakukan pengukuran pada kelistrikan
mobil. Sumber gambar: CarHop.

Untuk mengetahui berapa arus dan tegangan lisrik serta hambatan yang ada diperlukan beberapa alat
ukur. AVO-meter adalah alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran tersebut. Alat ini mampu
mengukur arus listrik, tegangan listrik, sekaligus hambatan listrik. AVO-meter juga sering disebut dengan
multimeter (dapat mengukur lebih dari satu satuan kelistrikan).

Alat ini dilengkapi dengan aturan batas nilai tertentu untuk setiap besaran. Untuk melakukan
pengukuran yang tepat kita harus mengetahui batasan pengukuran tersebut. Sebagai contoh, untuk
mengukur hambatan kabel busi, kita tidak mungkin meng-set batas ukur 1K Ohm karena nilai itu tidak
cukup untuk membaca nilai hambatan kabel yang mencapai 25K Ohm.

Cara Mengukur Tahanan Listrik

Pertama kita akan melihat cara mengukur tahan listrik terlebih dahulu. Ini karena pengukuran yang
paling mudah untuk dilakukan.

Untuk melakukan pengukuran tahanan sebuah komponen kelistrikan pada sebuah rangkaian kelistrikan,
kita harus melepasnya dari rangkaian tersebut. Kita dapat menggunakan alat Ohm meter atau AVO-
meter yang di-set ke skala ohm.

Caranya mudah sekali, perhatikan kemungkinan tahanan yang ada pada komponen yang akan diukur
hambatannya. Jika di bawah 1K maka atur selektor ke 1K tapi jika lebih sesuaikan saja. Kemudian probe
(+) tempelkan ke salah satu ujung benda ukur dan probe (-) ke ujung lainnya. Seperti ditunjukkan pada
gambar berikut ini.

Kegiatan mengukur tahanan listrik pada sebuah kabel busi.

Langkah terakhir adalah membaca besar tahanan yang terbaca pada multimeter.
Sebagai catatan, dalam melakukan pengukuran menggunakan alat seperti AVO-meter misalnya, pastikan
alat ukur di-set pada posisi 0 Ohm sebelum digunakan. Ini akan memudahkan dan memastikan nilai yang
dibaca adalah nilai sesungguhnya yang ada pada alat ukur.

Cara Mengukur Tegangan Listrik

Selanjutnya kita akan melihat cara melakukan pengukuran tegangan listrik. Untuk mengukur tegangan
listrik pada suatu rangkaian kelistrikan kita akan menggunakan Voltmeter. Atau kita juga dapat
menggunakan AVO-meter dan menempatkan selektor ke skala voltmeter. Perhatikan juga bahwa ada
pilihan DC dan AC. Jika ingin mengukur tegangan DC maka pilih skala DCV dan jika hendak mengukur
tegangan AC pilih ACV.

Selanjutnya bagaimana cara melakukan pengukuran tegangan listrik. Pengukuran dilakukan pertama
dengan memasang AVO-meter secara paralel seperti ditunjukkan pada gambar di bawah. Bagian probe
(+) diletakkan pada bagian sebelum beban dan probe (-) setelah beban.

Cara meletakkan AVO-meter rangkaian kelistrikan saat melakukan pengukuran tegangan.

Sebagai tambahan, alat ukur AVO-meter biasanya dilengkapi dengan tahanan yang cukup besar. Apabila
pemasangan dalam mengukur tegangan ternyata salah yakni terpasang secara seri, Anda tidak perlu
khawatir karena tidak akan menimbulkan kerusakan pada alat. Masalahnya hanya pada hasil
pengukuran yang tidak akan didapati.

Cara Mengukur Arus Listrik

Yang terakhir adalah melakukan pengukuran arus listrik. Untuk mengukur arus listrik digunakan Ampere
Meter. Atau dapat juga kita menggunakan AVO-meter tetapi dengan mengarahkan selektor ke skala
ampere. Karena ada arus DC dan AC maka pada saat pemilihan sekal juga disesuaikan dengan kondisi
arus yang akan diukur. Jika arus DC maka dipilih DCA.
Gambar berikut menunjukkan cara melakukan pengukuran arus listrik. Untuk mengukur arus listrik AVO-
meter dipasang secara seri pada rangkian kelistrikan yang arusnya akan diukur. Probe (+) dipasang dari
arah terminal (+) baterai dan probe (-) dipasang ke arah terminal (-) baterai. Selanjutnya lihat hasil
pengukuran.

Rangkaian dalam melakukan pengukuran arus listrik yakni secara seri.

Berbeda dengan alat ukur voltmeter, tahanan pada alat ukur ampere meter dibuat sangat kecil sekali
atau hampir mendekati angka 0 ohm, sehingga jika alat ukur ampere meter dipasangkan secara paralel
dengan rangkaian kelistrikan saat pengukuran arus maka akan terjadi hubungan singkat. Hubungan
singkat ini akan merusak alat ukur tersebut. Oleh karena itu, perhatikan secara serius pemasangan alat
ukur ampere meter sebelum melakukan pengukuran.

DIPOSKAN DI DASAR OTOMOTIF, KELISTRIKAN, SMK OTOMOTIF

TAG ARUS LISTRIK, AVO-METER, HAMBATAN LISTRIK, KELISTRIKAN OTOMOTIF, MULTIMETER,


RANGKAIAN KELISTRIKAN, SISTEM KELISTRIKAN, TEGANGAN LISTRIK

Kekuatan arus listrik (amperage) adalah jumlah aliran listrik yang menghantar melalui komponen-
komponen listrik, misalnya kabel. Kekuatan arus listrik mengukur banyaknya elektron yang melewati
titik tertentu dalam kurun waktu tertentu, dengan 1 ampere (atau “amp”) bernilai sama dengan 1
coulomb per detik. Mengukur arus listrik sangat penting ketika Anda berurusan dengan rangkaian listrik,
terutama untuk memastikan bahwa tidak ada kabel yang terbebani arus yang melebihi kapasitasnya.
Anda bisa mengukur arus listrik dengan alat khusus bernama multimeter.

Langkah

Tentukan rating arus listrik multimeter. Multimeter adalah alat kecil yang bisa digunakan untuk
mengukur voltase, resistansi, dan arus listrik. Setiap model memiliki rating untuk menangani jumlah arus
tertentu, dan rating ini harus sesuai dengan alat listrik yang ingin Anda ukur. Sebagai contoh, jika Anda
menggunakan multimeter dengan rating 10 ampere untuk mengukur 200 ampere, sumbu multimeter
akan rusak. Rating arus listrik ini akan dicantumkan pada unit dan panduan penggunaan produk.
2

Pilih fungsi multimeter yang sesuai. Sebagian besar multimeter memiliki fungsi untuk mengukur
beberapa kuantitas. Untuk mengukur arus listik, Anda perlu menyetel fungsi ke DC atau AC, sesuai
dengan sistem listrik yang diuji. Sumber daya sistem akan menentukan jenis arus listrik. Sebagai contoh,
daya di rumah tangga adalah AC, sementara daya dari baterai adalah DC.

Atur rentang multimeter Anda. Untuk memastikan sumbu multimeter Anda tidak rusak, atur sensitivitas
arus listrik maksimum di atas hasil perkiraan Anda. Anda bisa menurunkannya jika multimeter tidak
membaca apa pun saat disambungkan ke sistem Anda.

Sambungkan ujung tembaga ke terminal. Multimeter Anda dilengkapi dengan 2 kabel, satu berujung
logam pengukur, dan satu lagi berujung tembaga. Sambungkan kedua kabel ke terminal yang sesuai
untuk mengukur arus listrik sistem listrik. Panduan penggunaan alat akan menunjukkan terminal-
terminal yang benar, jika labelnya tidak kelihatan jelas.

Nyalakan jaringan listrik dengan multimeter untuk mengukur arusnya. Langkah ini sangat berbahaya dan
dapat menyebabkan kejutan listrik jika Anda mengukur arus AC rumah tangga, atau sumber daya
bervoltase dan berarus tinggi lainnya, atau bahkan sumber daya berarus rendah. Matikan semua sakelar
pemutus tenaga sebelum bekerja dan gunakan ujung logam pengukur AC untuk melihat apakah AC
benar-benar mati sebelum menyentuh kabel, terutama bagian yang tidak dibungkus lapisan pelindung.
Jangan bekerja di tempat basah atau bahkan agak lembap karena air menghantarkan listrik sehingga
dapat mencelakai Anda. Kenakan sarung tangan karet. Ambillah langkah-langkah pencegahan lainnya.
Berkonsultasilah langsung dengan teknisi listrik (jangan sekadar membaca artikel di internet) sebelum
Anda bekerja. Asumsikan ada lapisan pelindung kabel yang terkelupas akibat cacat dalam pemasangan
atau usia tua. Kabel yang tidak dibungkus pelapis pelindung akan menyebabkan kejutan listrik.
Sebaiknya, mintalah seseorang bersiap-siap menghubungi ambulans, seandainya terjadi kecelakaan dan
Anda membutuhkan bantuan darurat dengan segera. Orang ini sebaiknya sudah terlatih untuk
pertolongan pertama dan CPR. Jika Anda mengalami kejutan listrik, orang ini perlu memindahkan Anda
dari sistem listrik menggunakan bahan-bahan yang tidak menghantarkan listrik, misalnya kain kering,
supaya orang ini tidak ikut tersetrum listrik. Anda harus selalu berkonsultasi dengan teknisi listrik
profesional dan membaca buku panduan penggunaan sebelum bekerja (bukan melalui artikel di
internet) dan mengetahui jenis arus yang akan dihadapi. Jepitkan kabel di satu titik ke tembaga di
multimeter. Pastikan bagian kabel yang terbuka tidak menyentuh Anda. Nyalakan kembali pemutus
listrik dan sesuaikan sensitivitas meter jika tidak ada bacaan yang keluar.

Matikan sakelar pemutus tenaga dan gunakan ujung logam pengukur AC untuk memastikan AC dalam
keadaan mati. Hanya dalam kondisi ini Anda boleh merangkai ulang jaringan listrik. Ikutilah panduan
pencegahan yang dicantumkan di langkah 5 dan buku panduan penggunaan (dan bukan artikel di
internet) untuk berjaga-jaga. Setelah membaca, perbaikilah jaringan listrik Anda yang rusak. Akan lebih
aman jika Anda membeli dan memasang kabel baru dibandingkan menambal area yang terpoton

Blog Teknisi

Home/Elektro/Cara Mengukur Arus (ampere) dan Tegangan (volt) Pakai Multimeter

cara mengukur arus (ampere) dan tegangan (volt) pakai multimeter

Cara Mengukur Arus (ampere) dan Tegangan (volt) Pakai Multimeter

blogteknisi May 19, 2016 Elektro, Elektronika, Listrik 8 Comments

Senang bisa jumpa lagi sahabat BT. Hari ini OM BT ingin berbagi cara mudah mengukur Arus (ampere)
dan Tegangan (volt) pakai Multimeter. Sebelumnya OM minta maaf karena satu dan lain hal OM BT baru
bisa sempat mengisi kembali blog kesayangan kita ini. Nah, sebelum kita masuk pada urusan ukur
mengukur ada baiknya kita perhatikan penjelasan berikut ini yang OM kutip dari Mr. Wikipedia :

Daftar Isi [hide]

1 Arus Bolak Balik (AC)

2 Arus Searah (DC)

3 Cara Mengukur Arus Listrik (Ampere)


4 Cara Mengukur Tegangan DC (DC Voltage)

5 Cara Mengukur Tegangan AC (AC Voltage)

Arus Bolak Balik (AC)

Arus bolak-balik (AC/alternating current) adalah arus listrik di mana besarnya dan arahnya arus berubah-
ubah secara bolak-balik. Berbeda dengan arus searah di mana arah arus yang mengalir tidak berubah-
ubah dengan waktu. Bentuk gelombang dari listrik arus bolak-balik biasanya berbentuk gelombang
sinusoida, karena ini yang memungkinkan pengaliran energi yang paling efisien. Namun dalam aplikasi-
aplikasi spesifik yang lain, bentuk gelombang lain pun dapat digunakan, misalnya bentuk gelombang
segitiga (triangular wave) atau bentuk gelombang segi empat (square wave).

Secara umum, listrik bolak-balik berarti penyaluran listrik dari sumbernya (misalnya PLN) ke kantor-
kantor atau rumah-rumah penduduk. Namun ada pula contoh lain seperti sinyal-sinyal radio atau audio
yang disalurkan melalui kabel, yang juga merupakan listrik arus bolak-balik. Di dalam aplikasi-aplikasi ini,
tujuan utama yang paling penting adalah pengambilan informasi yang termodulasi atau terkode di
dalam sinyal arus bolak-balik tersebut.

Arus Searah (DC)

Arus searah (bahasa Inggris direct current atau DC) adalah aliran elektron dari suatu titik yang energi
potensialnya tinggi ke titik lain yang energi potensialnya lebih rendah. Sumber arus listrik searah
biasanya adalah baterai (termasuk aki dan Elemen Volta) dan panel surya. Arus searah biasanya
mengalir pada sebuah konduktor, walaupun mungkin saja arus searah mengalir pada semi-konduktor,
isolator, dan ruang hampa udara

Arus searah dulu dianggap sebagai arus positif yang mengalir dari ujung positif sumber arus listrik ke
ujung negatifnya. Pengamatan-pengamatan yang lebih baru menemukan bahwa sebenarnya arus searah
merupakan arus negatif (elektron) yang mengalir dari kutub negatif ke kutub positif. Aliran elektron ini
menyebabkan terjadinya lubang-lubang bermuatan positif, yang “tampak” mengalir dari kutub positif ke
kutub negatif.

Cara Mengukur Arus Listrik (Ampere)

Posisikan Saklar Selektor ke DCA.

Cari skala yang sesuai dengan perkiraan arus yang akan diukur. Jika Arus yang akan diukur adalah 200mA
maka putarlah saklar selector ke 300mA (0.3A). Jika Arus yang diukur melebihi skala yang dipilih, maka
sekering (fuse) dalam Multimeter akan putus. Kita harus menggantinya sebelum kita dapat memakainya
lagi.

Putuskan Jalur catu daya (power supply) yang terhubung ke beban.

Hubungkan probe Multimeter ke terminal Jalur yang kita putuskan tersebut. Probe Merah ke Output
Tegangan Positif (+) dan Probe Hitam ke Input Tegangan (+) Beban ataupun Rangkaian yang akan kita
ukur. Untuk lebih jelas, silakan lihat gambar berikut ini.

Baca hasil pengukuran di Display Multimeter

Anda mungkin juga menyukai