CARA MENGUKUR :
Cara Mengukur Tegangan DC (DC Voltage)
1. Atur Posisi Saklar Selektor ke DCV
2. Pilihlah skala sesuai dengan perkiraan tegangan yang akan diukur. Jika
ingin mengukur 6 Volt, putar saklar selector ke 12 Volt (khusus Analog
Multimeter)
Jika tidak mengetahui tingginya tegangan yang diukur, maka disarankan
untuk memilih skala tegangan yang lebih tinggi untuk menghindari terjadi
kerusakan pada multimeter.
3. Hubungkan probe ke terminal tegangan yang akan diukur. Probe Merah
pada terminal Positif (+) dan Probe Hitam ke terminal Negatif (-). Hati-hati
agar jangan sampai terbalik.
4. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter.
3. Amperemeter
Amperemeter adalah suatu alat untuk mengukur kuat arus listrik DC dan AC yang
mengalir pada peralatan elektronik. Alat ukur jenis ini khusus terpasang dalam
suatu peralatan elektronik, seperti radio, tape recorder, amplifier (penguat), dan
sebagainya. Amperemeter dipasang dalam peralatan elektronik untuk memonitor
langsung besaran arus listrik yang mengalir pada peralatan elektronik tersebut.
1. Pasang alat ukur ini menjadi seri dengan beban yang ada.
2. Knob pemilih cakupan harus diatur mendekati cakupan yang sesuai atau
sudah diprediksi menurut perhitungan arus yang dilakukan secara teori.
3. Tentukan range batasan ampere dengan cara memutarkan knob pada alat
ukur.
4. Jika kalian sudah memastikan rangkaian telah benar, nyalakan sumber
tegangan, cermati jarum penunjuk yang ada pada skala V dan juga A.
Pembacaan yang tepat dapat ditunjukkan dari posisi jarum yang lebih
besar dari 60% skala penuh meter.
5. Periksa cakupan yang ada jika mendapati simpangan yang terlalu kecil.
Kalian juga diharapkan mengecek pembacaan cakupan. Bila “Ya” berarti
pembacaan masih berada di bawah cakupan pengukuran. Oleh karenanya,
kalian bisa mematikan power supply. Ubah knob ke cakupan yang lebih
kecil.
6. Setelah itu, hidupkan sumber tegangan dari baca jarum penunjuk lagi agar
lebih mudah untuk dibaca.
7. Step terakhir adalah menghindari kesalahan pemasangan polaritas sumber
tegangan. Mengapa? Ha ini akan menyebabkan arah simpangan jarum
menjadi berlawanan dengan semestinya. Jangan sampai arus terlalu besar
karena akan merusak jarum penunjuk yang ada pada alat ini.
OTDR adalah alat yang dapat digunakan untuk melakukan pengukuran serta
evaluasi kinerja suatu serat optik pada domain waktu. OTDR berfungsi untuk
mengetahui lokasi loss kabel fiber optik, mengukur besarnya loss, mengetahui
jenis gangguan fiber optik. Prinsip kerja OTDR yaitu menggunakan hamburan
balik (back scattering) dari sinyal yang merambat pada serat optik.
Cara kerja Optical Time Domain Reflectometer (OTDR) :
Cara Kerja OTDR adalah pertama tama OTDR akan mengirim sinyal cahaya yang
akan merambat pada core serat optik. Selanjutnya bila dalam proses transmisi nya
terdapat beberapa pantulan cahaya balik yang di terima oleh transmitter sinyal
tersebut akan terhitung sebagai nilai loss. Waktu tempuh sinyal untuk sampai ke
penerima (transmitter) ini lah yang digunakan dalam menentukan jarak atau titik
kerusakan kabel fiber optik. Dalam mendeteksi adanya gangguan sambungan fiber
optik, OTDR mendeteksi nya dengan adanya penurunan nilai daya secara
signifikan (atteniation loss).
Optical Power Meter (OPM) adalah peralatan penting untuk pengukuran daya
dalam sistem komunikasi fiber optik. Berfungsi untuk melakukan pengukuran atau
penilaian total redaman dari loss yang ada dalam kabel serat optik secara akurat.
Fungsi OPM lainnya yaitu digunakan untuk mengukur kekuatan daya dari sinyal
suatu cahaya yang ditrasnmisikan melalui kabel serat optik. Berfungsi untuk
mengukur kerugian patch cord.