Anda di halaman 1dari 10

ALAT UKUR

NAMA : Kadek Zehra Putri Saharani


NO : 19
KELAS : X TJKT 2

TAHUN AJARAN 2023/2024

A. ALAT UKUR LISTRIK


1. Multimeter
Multimeter adalah alat ukur yang berfungsi untuk mengukur tegangan
listrik, (voltage), arus listrik (ampere), dan hambatan listrik (ohm) dalam
satu unit. Multimeter sering disebut juga dengan istilah multitester atau
AVOMeter singkatan dari Ampere, Volt, Ohm Meter. Seiring perkembangan
teknologi, kini sebuah multimeter atau multitester tidak hanya dapat
mengukur ampere, voltage, dan ohm, tetapi dapat juga kapasitansi,
frekuensi, dan induksi dalam satu unit.

CARA MENGUKUR :
 Cara Mengukur Tegangan DC (DC Voltage)
1. Atur Posisi Saklar Selektor ke DCV
2. Pilihlah skala sesuai dengan perkiraan tegangan yang akan diukur. Jika
ingin mengukur 6 Volt, putar saklar selector ke 12 Volt (khusus Analog
Multimeter)
Jika tidak mengetahui tingginya tegangan yang diukur, maka disarankan
untuk memilih skala tegangan yang lebih tinggi untuk menghindari terjadi
kerusakan pada multimeter.
3. Hubungkan probe ke terminal tegangan yang akan diukur. Probe Merah
pada terminal Positif (+) dan Probe Hitam ke terminal Negatif (-). Hati-hati
agar jangan sampai terbalik.
4. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter.

 Mengukur Tegangan AC (AC Voltage)


1. Atur Posisi Cara Saklar Selektor ke ACV
2. Pilih skala sesuai dengan perkiraan tegangan yang akan diukur. Jika ingin
mengukur 220 Volt, putar saklar selector ke 300 Volt (khusus Analog
Multimeter)
**Jika tidak mengetahui tingginya tegangan yang diukur, maka disarankan
untuk memilih skala tegangan yang tertinggi untuk menghindari terjadi
kerusakan pada multimeter.
3. Hubungkan probe ke terminal tegangan yang akan diukur. Untuk
Tegangan AC, tidak ada polaritas Negatif (-) dan Positif (+)
4. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter.

 Cara Mengukur Arus Listrik (Ampere)


1. Atur Posisi Saklar Selektor ke DCA
2. Pilih skala sesuai dengan perkiraan arus yang akan diukur. Jika Arus yang
akan diukur adalah 100mA maka putarlah saklar selector ke 300mA (0.3A).
Jika Arus yang diukur melebihi skala yang dipilih, maka sekering (fuse)
dalam Multimeter akan putus. Kita harus menggantinya sebelum kita dapat
memakainya lagi.
3. Putuskan Jalur catu daya (power supply) yang terhubung ke beban,
4. Kemudian hubungkan probe Multimeter ke terminal Jalur yang kita
putuskan tersebut. Probe Merah ke Output Tegangan Positif (+) dan Probe
Hitam ke Input Tegangan (+) Beban ataupun Rangkaian yang akan kita
ukur. Untuk lebih jelas, silakan lihat gambar berikut ini.
5. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter

 Cara Mengukur Resistor (Ohm)


1. Atur Posisi Saklar Selektor ke Ohm (Ω)
2. Pilih skala sesuai dengan perkiraan Ohm yang akan diukur. Biasanya
diawali ke tanda “X” yang artinya adalah “Kali”. (khusus Multimeter
Analog)
3. Hubungkan probe ke komponen Resistor, tidak ada polaritas, jadi boleh
terbalik.
4. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter. (Khusus untuk Analog
Multimeter, diperlukan pengalian dengan setting di langkah ke-2)
2. Ohmmeter
Ohmmeter adalah alat khusus untuk mengukur tahanan atau hambatan
listrik, yang merupakan daya untuk menahan aliran arus listrik dalam
konduktor pada suatu rangkaian listrik. Satuan hasil pengukuran dinyatakan
dalam ohm.
Fungsi Ohmmeter :
Alat ini memiliki fungsi yang lebih spesifik dibandingkan Multitester yang
lain. Ohm-meter lebih menitikberatkan pada fungsi Hambatan atau
Resistensi saja. Secara rinci, fungsinya adalah mengukur suatu Hambatan
listrik yang menjadi daya yang akan menahan aliran listrik pada sebuah
konduktor. Alat ini menggunakan perangkat galvanometer yang mampu
melihat besarnya arus listrik. Hasil akhirnya akan dikalibrasikan ke dalam
satuan khusus yaitu Ohm.
Cara menggunakan:
 Matikan semua daya pada setiap rangkaian yang sedang diuji dengan
cara memtuskan setiap sambungan yang ada. Hal ini tak lain bertujuan
untuk mendapatkan nilai akurasi yang tepat serta menjamin
keselamatan Anda.
 Pilihlah alat ukur sesuai kebutuhan baik dalam jenis analog maupun
digital dengan auto range yang umum dari 0-10 sampai 0-10.000.
 Cek kembali kondisi baterai saat pertama membelinya. Biasanya
sudah otomatis berada di dalam alat ukur tersebut atau dalam kemasan
terpisah untuk kemudian dipasang sendiri.
 Kemudian masukan kabel timah penguji ke dalam soket meteran.
Biasanya telah ditandai dengan warna merah untuk kutub (+) dan
warna hitam untuk kutub (-).
 Aturlah meteran ke arah angka nol atau zero terlebih dahulu.
Resistensi nol tersebut harus selalu diperhatikan pada saat kedua
ujung probe tersebut mulai terhubung satu sama lain.
 Pilihlah perangkat atau rangkaian listrik yang akan diuji tingkat
resistensinya. Sebagai langkah awal, coba ujikan pada benda yang
sebelumnya telah diketahui nilai hambatannya. Jika sudah akurat,
silakan aplikasikan ke dalam peralatan elektronik yang lain.
 Sentuhkan satu probe ke ujung suatu rangkaian listrik. Lalu tempelkan
ujung probe lainnya ke ujung yang berbeda. Catatlah hasil pengukuran
resistensi dari benda tersebut.
 Cek pula kondisi resistensi pada cabang rangkaian atau kabel.
Tujuannya untuk mencari tahu apakah terdapat kerusakan terbuka atau
konsleting listrik pada rangkaian listriknya. Jika menunjukkan
‘infinite Ohm’ atau Ohm tidak terbatas, ini menunjukkan bahwa tidak
ada jalur yang dapat dilalui oleh arus listrik. Artinya, telah terjadi
kerusakan pada bagian konduktor atau terdapat komponen yang
terbakar.
 Pastikan alat ini dalam kondisi Off setelah selesai digunakan. Jika
tidak, dapat menyebabkan konsleting pada probe serta menguras
baterai.

3. Amperemeter
Amperemeter adalah suatu alat untuk mengukur kuat arus listrik DC dan AC yang
mengalir pada peralatan elektronik. Alat ukur jenis ini khusus terpasang dalam
suatu peralatan elektronik, seperti radio, tape recorder, amplifier (penguat), dan
sebagainya. Amperemeter dipasang dalam peralatan elektronik untuk memonitor
langsung besaran arus listrik yang mengalir pada peralatan elektronik tersebut.

Untuk jenis amperemeter analog, cara pengukurannya seperti dibawah ini:

1. Pasang alat ukur ini menjadi seri dengan beban yang ada.
2. Knob pemilih cakupan harus diatur mendekati cakupan yang sesuai atau
sudah diprediksi menurut perhitungan arus yang dilakukan secara teori.
3. Tentukan range batasan ampere dengan cara memutarkan knob pada alat
ukur.
4. Jika kalian sudah memastikan rangkaian telah benar, nyalakan sumber
tegangan, cermati jarum penunjuk yang ada pada skala V dan juga A.

Pembacaan yang tepat dapat ditunjukkan dari posisi jarum yang lebih
besar dari 60% skala penuh meter.
5. Periksa cakupan yang ada jika mendapati simpangan yang terlalu kecil.
Kalian juga diharapkan mengecek pembacaan cakupan. Bila “Ya” berarti
pembacaan masih berada di bawah cakupan pengukuran. Oleh karenanya,
kalian bisa mematikan power supply. Ubah knob ke cakupan yang lebih
kecil.
6. Setelah itu, hidupkan sumber tegangan dari baca jarum penunjuk lagi agar
lebih mudah untuk dibaca.
7. Step terakhir adalah menghindari kesalahan pemasangan polaritas sumber
tegangan. Mengapa? Ha ini akan menyebabkan arah simpangan jarum
menjadi berlawanan dengan semestinya. Jangan sampai arus terlalu besar
karena akan merusak jarum penunjuk yang ada pada alat ini.

B. ALAT UKUR FIBER OPTIC


1. Optical Time Domain Reflectometer (OTDR)

OTDR adalah alat yang dapat digunakan untuk melakukan pengukuran serta
evaluasi kinerja suatu serat optik pada domain waktu. OTDR berfungsi untuk
mengetahui lokasi loss kabel fiber optik, mengukur besarnya loss, mengetahui
jenis gangguan fiber optik. Prinsip kerja OTDR yaitu menggunakan hamburan
balik (back scattering) dari sinyal yang merambat pada serat optik.
Cara kerja Optical Time Domain Reflectometer (OTDR) :

Cara Kerja OTDR adalah pertama tama OTDR akan mengirim sinyal cahaya yang
akan merambat pada core serat optik. Selanjutnya bila dalam proses transmisi nya
terdapat beberapa pantulan cahaya balik yang di terima oleh transmitter sinyal
tersebut akan terhitung sebagai nilai loss. Waktu tempuh sinyal untuk sampai ke
penerima (transmitter) ini lah yang digunakan dalam menentukan jarak atau titik
kerusakan kabel fiber optik. Dalam mendeteksi adanya gangguan sambungan fiber
optik, OTDR mendeteksi nya dengan adanya penurunan nilai daya secara
signifikan (atteniation loss).

2. OPM (Optical Power Meter)

Optical Power Meter (OPM) adalah peralatan penting untuk pengukuran daya
dalam sistem komunikasi fiber optik. Berfungsi untuk melakukan pengukuran atau
penilaian total redaman dari loss yang ada dalam kabel serat optik secara akurat.
Fungsi OPM lainnya yaitu digunakan untuk mengukur kekuatan daya dari sinyal
suatu cahaya yang ditrasnmisikan melalui kabel serat optik. Berfungsi untuk
mengukur kerugian patch cord.

Cara kerjanya OPM dalam melakukan perhitungan redaman yaitu :


 Hidupkan OPM dengan menekan tombol power.
 Pasang kedua konektor pada adapter TX di OLT atau perangkat optik yang
lain dan adapter di OPM.
 Sesuaikan panjang gelombang yang di opm yang tercetak pada OLT dengan
menekan tombol berlambang lamda, sampai nilai sama. (Contoh 1310)
 Maka dari display OPM dapat diketahui daya yang diterima oleh OPM

Anda mungkin juga menyukai