Anda di halaman 1dari 13

ALAT-ALAT UKUR LISTRIK

Amperemeter

Definisi umum
Secara umum Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik.
Umumnya alat ini dipakai oleh teknisi elektronik dalam alat multi tester listrik yang
disebut avometer gabungan dari fungsi amperemeter, voltmeter dan ohmmeter.
Amper meter dapat dibuat atas susunan mikroamperemeter dan shunt yang berfungsi
untuk deteksi arus pada rangkaian baik arus yang kecil, sedangkan untuk arus yang besar
ditambhan dengan hambatan shunt.
Amperemeter bekerja sesuai dengan gaya lorentz gaya magnetis. Arus yang mengalir pada
kumparan yang selimuti medan magnet akan menimbulkan gaya lorentz yang dapat
menggerakkan jarum amperemeter. Semakin besar arus yang mengalir maka semakin
besar pula simpangannya.
Cara Pengukuran
Ada 2 cara melakukan pengukuran dengan Ampere Meter,
1. Ampere meter yang tidak memiliki clamp ampere
Clamp Ampere : clamp atau arti dasarnya adalah menggenggam, yang berfungsi
membentuk kalang tertutup. Clamp berbentuk lingkaran yang bisa menyatu dengan alat

ukur atau pun terpisah. Biasanya Ampere meter yang tidak menggunakan clamp ampere
adalah model Ampere meter Analog.
Berikut cara melakukan pengukurannya:
- Ampere meter dipasang seri dengan bebannya, seperti gambar di bawah:

- Atur knob pemilih cakupan mendekati cakupan yang tepat atau di atas cakupan yang
diprediksi berdasarkan perhitungan arus secara teori.

Pilih Range batas ampere dengan memutar knob alat ukur


- Bila yakin rangkaian telah benar, hidupkan sumber tegangan dan baca gerakan jarum
penunjuk pada skala V dan A. Hasil pembacaan yang baik bila posisi jarum lebih besar
dari 60% skala penuh meter.

Pembacaan pada alat ukur Analog sebaiknya > 60 % agar


pembacaannya lebih tepat.
- Bila simpangan terlalu kecil, lakukan pengecekan apakah cakupan sudah benar dan
pembacaan masih dibawah cakupan pengukuran di bawahnya bila ya, matikan power
supply pindahkan knob pada cakupan yang lebih kecil.
- Nyalakan kembali sumber tegangan baca jarum penunjuk hingga pada posisi yang
mudah dibaca.
- Hindari kesalahan pemasangan polaritas sumber tegangan, karena akan menyebabkan
arah simpangan jarum berlawanan dengan seharusnya. Bila arus terlalu besar dapat
merusakkan jarum penunjuk.

Perhatikan polaritas saat mengukur Ampere DC


2. Ampere meter yang memiliki Clamp Ampere
Umumnya model Ampere meter Digital memiliki Clamp Ampere, baik menyatu dengan
Alat ukur maupun terpisah.
Berikut cara pengukurannya:
Pengukuran ampere tidak perlu memutus rangkaian, cukup dengan meletakkan clamp
ampere pada kabel yang akan diukur, dengan terlebih dulu memilih range yang sesuai.
Berikut ilustrasinya:

Sebagai penutup seri Alat ukur, berikut fitur-fitur Alat ukur atau multimeter yang bisa kita
manfaatkan :
1. Auto Ranging : keistimewaan pemilihan range sendiri, mengatur rangkaian pengukuran
alat ukur secara otomatis pada range (rentang) tegangan, arus, atau tahanan yang benar.
2. Auto Polarity : keistimewaan polaritas otomatis, plus (+) atau minus (-) diaktifkan pada
display digital, menunjukkan polaritas saat pengukuran DC dan tidak perlu khawatir ujung
colok terbalik.
3. HOLD : yaitu tombol penahanan yang menangkap pembacaan dan tampilan dari
memori meskipun colok sudah dilepas. Hal ini bermanfaat, khususnya apabila mengukur
ditempat tertentu dimana Anda tidak dapat membaca dengan jelas hasil pengukurannya.
4. Dioda Test : Digunakan untuk mengecek bias maju dan mundur dari sambungan
semikonduktor. Umumnya apabila dioda dihubungkan dengan bias maju meter akan
menampilkan penurunan tegangan maju dan berbunyi sebentar, sedangkan pada bias
mundur alat ukur akan menampilka OL. Dan jika dihubung singkat, alat ukur akan
menunjuk angka nol dan memancarkan suara yang terus menerus.
5. MAX/MIN : digunakan untuk mengetahui nilai maksimal/minimal pengukuran selama
alat ukur di colok.
6. Response Time : waktu respon adalah jumlah detik multimeter digital yang diperlukan
rangkaian elektronis untuk menentukan keakuratan kerja.

CLAMP METER / TANG METER


Tang Mater adalah alat yang berfungsi untuk mengukur arus listrik AC. Bisa untuk
mengukur ohm, voltage DC/ AC dan frekuensi. Penggunaan alat ini cukup mudah dan
tidak memerlukan pengkabel. Hanya dengan menjepitkan kabelnya saja.

Gambar Tang Meter SANWA DCM60L

Cara Pemakaian Tang meter adalah sebagai berikut :


1. Jika untuk mengukur Amper posisikan switch pada posisi ampre (A), karena selain
untuk mengukur arus, tang ampere juga bisa di pakai untuk pengukuran tahanan,
tegangan, dan frekuensi.
2. Pilih skala yang paling besar dulu biar lebih amannya, bila hasil pengukuran lebih
kecil maka pindahkan ke skala yang lebih kecil untuk hasil pengukuran yang lebih
akurat.
3. Pilihlah jenis pengukuran yang akan kita lakukan, arus AC atau Arus DC. tapi ada
juga tang ampere yang hanya untuk mengukur AC saja.
4. Kalungkan tang ampere ke salah satu kabel.hasil pengukuran akan segera terlihat.
5. Geser tombol hold untuk menahan hasil pengukuran tersebut.
6. Matikan posisi hold, untuk melakukan pengukuran kembali.
7. Untuk melakukan pengukuran tegangan atau frekuensi atur posisi switch pada
posisi pengkuran yang dinginkan.
MULTIMETER
Multimeter adalah alat ukur yang dipakai untuk mengukur tegangan listrik, arus listrik,
dan tahanan (resistansi). Itu adalah pengertian multimeter secara umum, sedangkan pada
perkembangannya multimeter masih bisa digunakan untuk beberapa fungsi seperti
mengukur temperatur, induktansi, frekuensi, dan sebagainya. Ada juga orang yang
menyebut multimeter dengan sebutan AVO meter, mungkin maksudnya A (ampere),
V(volt), dan O(ohm).
Multimeter dibagi menjadi dua jenis yaitu multimeter analog dan multimeter
digital.

Multimeter analog
Multimeter analog lebih banyak dipakai untuk kegunaan sehari-hari, seperti para tukang
servis TV atau komputer kebanyakan menggunakan jenis yang analog ini. Kelebihannya
adalah mudah dalam pembacaannya dengan tampilan yang lebih simple. Sedangkan
kekurangannya adalah akurasinya rendah, jadi untuk pengukuran yang memerlukan
ketelitian tinggi sebaiknya menggunakan multimeter digital.

Multimeter digital
Multimeter digital memiliki akurasi yang tinggi, dan kegunaan yang lebih banyak jika
dibandingkan dengan multimeter analog. Yaitu memiliki tambahan-tambahan satuan yang
lebih teliti, dan juga opsi pengukuran yang lebih banyak, tidak terbatas pada ampere, volt,
dan ohm saja. Multimeter digital biasanya dipakai pada penelitian atau kerja-kerja
mengukur yang memerlukan kecermatan tinggi, tetapi sekarang ini banyak juga bengkelbengkel komputer dan service center yang memakai multimeter digital. Kekurangannya
adalah susah untuk memonitor tegangan yang tidak stabil. Jadi bila melakukan
pengukuran tegangan yang bergerak naik-turun, sebaiknya menggunakan multimeter
analog.

Multimeter digital, yang ini memakai sumber daya listrik, bukan baterai

Pengertian Dan Fungsi Multimeter


Multimeter adalah alat ukur yang dipakai untuk mengukur tegangan listrik, arus listrik,
dan tahanan (resistansi). Itu adalah pengertian multimeter secara umum, sedangkan pada
perkembangannya multimeter masih bisa digunakan untuk beberapa fungsi seperti
mengukur temperatur, induktansi, frekuensi, dan sebagainya. Ada juga orang yang
menyebut multimeter dengan sebutan AVO meter, mungkin maksudnya A (ampere),
V(volt), dan O(ohm).

Bagian Multimeter Analog & Fungsinya

Dari gambar multimeter dapat dijelaskan bagian-bagian dan


fungsinya :
(1) Sekrup pengatur kedudukan jarum penunjuk (Zero
Adjust Screw), berfungsi untuk mengatur kedudukan
jarum penunjuk dengan cara memutar sekrupnya ke
kanan atau ke kiri dengan menggunakan obeng pipih
kecil.
(2) Tombol pengatur jarum penunjuk pada kedudukan zero
(Zero Ohm Adjust Knob), berfungsi untuk mengatur
jarum penunjuk pada posisi nol. Caranya : saklar
(Ohm), test lead + (merah Wpemilih diputar pada posisi
dihubungkan ke test lead (hitam), kemudian tombol
diputar ke kiri atau ke kanan Wpengatur kedudukan 0
.Wsehingga menunjuk pada kedudukan 0
(3) Saklar pemilih (Range Selector Switch), berfungsi untuk
memilih posisi pengukuran dan batas ukurannya.
Multimeter biasanya terdiri dari empat posisi
pengukuran, yaitu :
(Ohm) berarti multimeter berfungsi sebagai W(4) Posisi
ohmmeter, yang terdiri dari tiga batas ukur : x 1; x 10;
Wdan K
(5) Posisi ACV (Volt AC) berarti multimeter berfungsi
sebagai voltmeter AC yang terdiri dari lima batas ukur :
10; 50; 250; 500; dan 1000.
(6) Posisi DCV (Volt DC) berarti multimeter berfungsi
sebagai voltmeter DC yang terdiri dari lima batas ukur :
10; 50; 250; 500; dan 1000.
(7) Posisi DCmA (miliampere DC) berarti multimeter
berfungsi sebagai mili amperemeter DC yang terdiri dari
tiga batas ukur : 0,25; 25; dan 500.
(8) Tetapi ke empat batas ukur di atas untuk tipe
multimeter yang satu dengan yang lain batas ukurannya
belum tentu sama.
Terminal), berfungsi sebagai W(9) Lubang kutub + (V A
tempat masuknya test lead kutub + yang berwarna
merah.
(10) Lubang kutub (Common Terminal), berfungsi
sebagai tempat masuknya test lead kutub yang
berwarna hitam.

(11) Saklar pemilih polaritas (Polarity Selector Switch),


berfungsi untuk memilih polaritas DC atau AC.
(12) Kotak meter (Meter Cover), berfungsi sebagai tempat
komponen-komponen multimeter.
(13) Jarum penunjuk meter (Knife edge Pointer), berfungsi
sebagai penunjuk besaran yang diukur.
(14) Skala (Scale), berfungsi sebagai skala pembacaan
meter.
Scaling
Analog multimeter tidak memiliki kemewahan skala otomatis. Untuk mengatur
skala Anda menghidupkan saklar pemilih ke kisaran yang tepat untuk membaca.
Langkah

Memahami jangkauan.
Memahami jangkauan. Meter memiliki kisaran nol hingga skala penuh. Nol (yang
ditampilkan di sini) selalu nol.

Ini menunjukkan meter pada skala penuh. Berapa banyak volt adalah bahwa?
Tentukan tegangan pada skala penuh. Hal ini tergantung pada pengaturan dari saklar
jangkauan. Meter ini dirancang untuk memberikan skala penuh ketika tegangan Anda
mengukur sesuai dengan pengaturan saklar. Jadi, jika saklar diatur ke kisaran 30 volt,
gambar ini menunjukkan 30 volt diterapkan di input. Demikian pula, jika saklar diatur ke
kisaran 0,1 amp, Anda memiliki 0,1 amp menjalankan arus melalui meter.

Setengah skala.

Ingat bahwa meter adalah linier. Jadi pada skala setengah (ditampilkan di sini), Anda
hanya dapat membagi berbagai pengaturan dengan 2. Berikut ini adalah 150 volt pada
kisaran 300V, 50mA atau pada kisaran 100mA.
Mengharapkan variasi dalam skala. Dalam contoh ini, ada dua skala, 0 ke 1 dan 0
sampai 3. Tidak semua meter adalah seperti ini. Beberapa 0 sampai 5, atau 0 sampai 2, tapi
skala disediakan untuk mencocokkan setiap pengaturan dari saklar jangkauan. Hanya
menemukan satu yang cocok switch, kemudian memindahkan titik desimal mental.

Contoh ini menunjukkan 7.


Contoh ini menunjukkan 7,2 volt pada kisaran 10V, 216mA atau pada kisaran 300mA.

Berikut ini 36.5mV pada kisaran 100mV, atau 11A pada kisaran 30A.
WATTMETER

Wattmeter adalah instrumen untuk mengukur power listrik (atau rate suplai energi listrik)
dalam satuan watt untuk rangkaian sirkuit apapun.
Elektrodinamika
Wattmeter analog tradisional adalah sebuah instrumen elektrodinamik. Alat ini berisi
sepasang koil-koil permanen, dikenal sebagai koli arus, dan koil yang dapat bergerak yang
dikenal sebagai koil potensional.
Koil arus terkoneksi secara seri dengan rangkaian, sedangkan koil potensional

terhubung secara paralel. Juga, pada wattmeter analog, koil potensional memiliki jarum
yang bergerak pada skala untuk mengindikasikan pengukuran. Arus mengalir melalui koil
arus menghasilkan medan elektromagnetik disekitar koil. Tenaga medan ini proporsi
dengan jalur arus dan fasa-nya. Koil potensional memiliki, aturan umum, resistor dengan
nilai tinggi terhubung seri dengan koil tersebut untuk memperkecil arus yang mengalir
melaluinya.
Hasil dari pengaturan ini ialah pada rangkaian DC, pembelokan jarum bisa
proporsional untuk arus dan tegangan, dengan demikian sesuai dengan persamaan W=V x
A atau P=V x I. Pada rangkaian AC pembelokan-nya proporsional dengan produk rata-rata
tegangan dan arus saat itu juga, dengan demikian mengukur true power, dan kemungkinan
(tergantung karakteristik beban) memperlihatkan pembacaan yang berbeda yang diperoleh
dengan mengalikan hasil pembacaan yang ditunjukkan oleh voltmeter dan ammeter
tunggal pada rangkaian yang sama.
Dua rangkaian dari sebuah wattmeter dapat rusak oleh arus yang berlebihan.
Ammeter dan voltmeter rentan terhadap panas yang berlebihan - dalam kasus overload,
jarum penunjuknya dapat bergerak keluar dari skala - tetapi pada wattmeter, salah satu
atau kedua rangkaian arus dan potensial dapat menjadi panas secara berlebihan tanpa
jarum penunjuknya bergerak hingga akhir dari skala. Hal ini dikarenakan posisi jarum
tergantung pada power factor, tegangan dan arus. Dengan demikian, rangkaian dengan
power factor rendah akan memberikan pembacaan yang rendah pada wattmeter, bahkan
saat kedua rangkaiannya di bebani hingga batas maksimum aman-nya. Oleh karena itu,
sebuah wattmeter dinilai bukan hanya dalam watt, tetapi juga dalam volt dan ampere.
Wattmeter Elektronik
Wattmeter elektronik digunakan untuk pengukuran power kecil dan langsung, atau untuk
pengukuran power pada frekuensi yang berada pada rentang instrumen tipe
elektrodinamometer.
Digital
Wattmeter elektronik digital modern/energy meter menghasilkan sampel tegangan dan
arus ribuan kali dalam sedetik. Nilai rata-rata tegangan instan yang dikalikan dengan arus
adalah true power (daya murni). Daya murni yang dibagi oleh volt-ampere (VA) nyata
adalah power factor. Rangkaian komputer menggunakan nilai sampel untuk menghitung
tegangan RMS, arus RMS, VA, power (watt), power factor, dan kilowatt-hours (kwh).
Model yang sederhana menampilkan informasi tersebut pada layar display LCD. Model
yang lebih canggih menyimpan informasi tersebut dalam beberapa waktu lamanya, serta
dapat mengirimkannya ke peralatan lapangan atau lokasi pusat.
Wattmeter 1 (Satu) Fasa
Wattmeter 1 (satu) fasa dapat dibangun dengan komponen utama berupa
elektrodinamometer. Elektrodinamometer merupakan komponen utama dari wattmeter
analog. Elektrodinamometer dipakai secara luas dalam pengukuran daya, wattmeter tipe
Elektrodinamometer dapat dipakai untuk mengukur daya searah (DC) maupun daya bolakbalik (AC) untuk setiap bentuk gelombang tegangan dan arus dan tidak terbatas pada
gelombang sinus saja. Wattmeter tipe elektrodinamometer terdiri dari satu pasang
kumparan yaitu kumparan tetap yang disebut kumparan arus dan kumparan berputar yang
disebut dengan kumparan tegangan, sedangkan alat penunjuknya akan berputar melalui
suatu sudut, yang berbanding lurus dengan hasil perkalian dari arus-arus yang melalui
kumparan-kumparan tersebut. Gambar dibawah menunjukkan susunan wattmeter satu

fasa. Gambar Konstruksi Wattmeter Satu Fasa Gambar Konstruksi Wattmeter Satu
Fasa,teori wattmeter satu fasa,pengertian wattmeter satu fasa,tipe wattmeter satu
fasa,karakteristik,Wattmeter 1 (Satu) Fasa,elektrodinamometer,wattmeter,wattmeter satu
fasa,wattmeter analog,Gambar Wattmeter Satu Fasa,kumparan tegangan,kumparan
arus,komponen wattmeter satu fasa,membuat wattmeter satu fasa,teori wattmeter satu
fasa,rumus wattmeter satu fasa,formula wattmeter satu fasa,definisi wattmeter satu
fasa,jenis wattmeter satu fasa,bagian wattmeter satu fasa,menggunakan wattmeter satu
fasa,cara pakai wattmeter satu fasa,harga wattmeter satu fasa,jual wattmeter satu
fasa,modul wattmeter satu fasa,seting wattmeter satu fasa,cara menggunakan wattmeter
satu fasa,manual wattmeter satu fasa.wattmeter satu fasa .pdf,susunan wattmeter satu
fasa,konstruksi wattmeter satu fasa,Wattmeter elektrodinamometer,wattmeter tipe
Elektrodinamometer Arus sesaat didalam kumparan yang berputar (kumparan tegangan)
adalah Ip, besarnya Ip=e/Rp dimana e adalah tegangan sesaat pada jala jala dan Rp
adalah tahanan total kumparan tegangan beserta tahanan serinya. Defleksi kumparan putar
sebanding dengan perkalian Ic dan Ip , defleksi ratarata selama satu perioda dapat
dituliskan : rata-rata=K\cdot I_{c}\cdot I_{p}\cdot dt dimana: rata-rata = defleksi sudut
rata-rata kumparan K = konstanta instrumen Ic = arus sesaat dalam kumparan arus Ip =
Arus sesaat di dalam kumparan tegangan Dengan menganggap sementara Ic sama dengan
arus beban I (secara aktual Ic = Ip + I) dan menggunakan nilai Ip = e/Rp didapatkan : ratarata=K\cdot I \frac{e}{R_{p}} dt=K\frac{l}{T}e \cdot I dt Menurut definisi, daya ratarata didalam suatu rangkaian adalah : P rata-rata = e I dt Elektrodinamometer yang
dihubungkan dalam konfigurasi gambar 4-3 mempunyai defleksi yang sebanding dengan
daya ratarata. Jika f dan I adalah besaran sinus dengan bentuk e = Em sin wt dan I = Im sin
(wt + f ) maka persamaan (*) berubah menjadi : rata-rata = K\cdot E\cdot I Cos\varphi
dimana E dan I menyatakan nilai nilai rms tegangan dan arus f menyatakan sudut fasa
antara tegangan dan arus. Wattmeter elektrodinamometer membutuhkan sejumlah daya
untuk mempertahankan medan magnetnya, tetapi ini biasanya sangat kecil dibandingkan
daya beban sehingga dapat diabaikan, Jika diperlukan pembacaan daya yang tepat, arus
kumparan harus sama dengan arus beban, dan kumparan potensial harus dihubungkan
diantara terminal beban. Kesulitan dalam menempatkan sambungan kumparan tegangan
diatasi dengan wattmeter yang terkompensasi. Kumparan arus terdiri dari dua kumparan,
masingmasing mempunyai jumlah lilitan yang sama. Salah satu kumparan menggunakan
kawat lebih besar yang membawa arus beban ditambah arus untuk kumparan tegangan.
Kumparan lain menggunakan kawat kecil (tipis) dan hanya membawa arus ke kumparan
tegangan. Tetapi arus ini berlawanan dengan arus didalam kumparan besar, menyebabkan
fluks yang berlawanan dengan fluks utama. Berarti efek I dihilangkan dan wattmeter
menunjukkan daya yang sesuai
Wattmeter 3 (Tiga) Fasa
Wattmeter 3 (Tiga) Fasa Pengukuran daya dalam suatu sistem fasa banyak, memerlukan
pemakaian dua atau lebih wattmeter. Kemudian daya nyata total diperoleh dengan
menjumlahkan pembacaan masing-masing wattmeter secara aljabar. Teorema Blondel
menyatakan bahwa daya nyata dapat diukur dengan mengurangi satu elemen wattmeter
dan sejumlah kawat-kawat dalam setiap fasa banyak, dengan persyaratan bahwa satu
kawat dapat dibuat common terhadap semua rangkaian potensial. Gambar Konfigurasi
Wattmeter Wattmeter 3 (Tiga) Fasa,Gambar Konfigurasi Wattmeter,Gambar Diagram
Fasor Tegangan Tiga Fasa,konfigurasi wattmeter,Pengukuran daya dalam suatu sistem fasa
banyak,elemen wattmeter,Teorema Blondel,tegangan tiga fasa,wattmeter,tiga

wattmeter,wattmeter tiga fasa,wattmeter 3 fasa,harga wattmeter 3 fasa,jual wattmeter 3


fasa,mengunakan wattmeter 3 fasa,memasang wattmeter 3 fasa,modul wattmeter 3
fasa,membuat wattmeter 3 fasa,konfigurasi wattmeter 3 fasa,cara pakai wattmeter 3
fasa,manual wattmeter 3 fasa,cara menggunakan wattmeter 3 fasa,cara pasang wattmeter 3
fasa,harga wattmeter tiga fasa Gambar konfigurasi wattmeter diatas menunjukkan
sambungan dua wattmeter untuk pengukuran konsumsi daya oleh sebuah beban tiga fasa
yang setimbang yang dihubungkan secara delta. Kumparan arus wattmeter 1 dihubungkan
dalam jaringan A, dan kumparan tegangan dihubungkan antara (jala-jala, line) A dan C.
Kumparan arus wattmeter 2 dihubungkan dalam jaringan B , dan kumparan tegangannya
antara jaringan B dan C. Daya total yang dipakai oleh beban setimbang tiga fasa sama
dengan penjumlahan aljabar dari kedua pembacaan wattmeter. Diagram fasor gambar
diagram fasor tegangan tiga fasa dibawah menunjukkan tegangan tiga fasa VAC, VCB,
VBA dan arus tiga fasa IAC, ICB dan IBA. Beban yang dihubungkan secara delta dan
dihubungkan secara induktif dan arus fasa ketinggalan dari tegangan fasa sebesar sudut ?.
Gambar Diagram Fasor Tegangan Tiga Fasa Wattmeter 3 (Tiga) Fasa,Gambar Konfigurasi
Wattmeter,Gambar Diagram Fasor Tegangan Tiga Fasa,konfigurasi wattmeter,Pengukuran
daya dalam suatu sistem fasa banyak,elemen wattmeter,Teorema Blondel,tegangan tiga
fasa,wattmeter,tiga wattmeter,wattmeter tiga fasa,wattmeter 3 fasa,harga wattmeter 3
fasa,jual wattmeter 3 fasa,mengunakan wattmeter 3 fasa,memasang wattmeter 3
fasa,modul wattmeter 3 fasa,membuat wattmeter 3 fasa,konfigurasi wattmeter 3 fasa,cara
pakai wattmeter 3 fasa,manual wattmeter 3 fasa,cara menggunakan wattmeter 3 fasa,cara
pasang wattmeter 3 fasa,harga wattmeter tiga fasa Kumparan arus wattmeter 1 membawa
arus antara IAA yang merupakan penjumlahan vektor dan arus-arus fasa IAC dan IAB.
Kumparan potensial wattmeter 1 dihubungkan ke tegangan antara VAC. Dengan cara sama
kumparan arus wattmeter 2 membawa arus antara IBB yang merupakan penjumlahan
vektor dari arus-arus fasa IBA dan IAC, sedang tegangan pada kumparan tegangannya
adalah tegangan antara VBC. Karena beban adalah setimbang, tegangan fasa dan arus-arus
fasa sama besarnya dan dituliskan : V_{AC}=V_{BC}=V dan
I_{AC}=I_{CB}=I_{BA}=I Daya dinyatakan oleh arus dan tegangan masing-masing
wattmeter adalah: W_{1}=V_{AC}\cdot I_{A'A}Cos(30^{\circ}-?)=VI Cos
(30^{\circ}-?) W_{2}=V_{BC}\cdot I_{B'B}Cos(30^{\circ}+?)=VI Cos (30^{\circ}+?)
dan W_{2}+W_{2}=VI Cos (30^{\circ}-?)+VI Cos (30^{\circ}+?) W_{2}+W_{2}=VI
Cos 30^{\circ}?+Sin 30^{\circ}?+Cos 30^{\circ}Cos ?-Sin30^{\circ}Sin?
W_{2}+W_{2}=3 VI Cos ? Persamaan diatas merupakan besarnya daya total dalam
sebuah rangkaian tiga fasa, dan karena itu kedua wattmeter pada gambar secara tepat
mengukur daya total tersebut. Dapat ditunjukkan bahwa penjumlahan aljabar dari
pembacaan kedua wattmeter akan memberikan nilai daya yang benar untuk setiap kondisi
yang tidak setimbang. Jika kawat netral dari system tiga fasa juga tersedia seperti halnya
pada beban yang tersambung dalam hubungan bintang 4 kawat, sesuai dengan teorema
Blondel, diperlukan tiga wattmeter untuk melakukan daya nyata totat.

Anda mungkin juga menyukai