Anda di halaman 1dari 17

PRATIKUM RANGKAIAN LISTRIK

LAPORAN PERCOBAAN 2
PENGUKURAN RANGKAIAN SERI PARALEL
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pratikum Rangkaian Seri Paralel
Semester 2

PEMBIMBING :
Ir.M.A. Anshori, MMT

Penyusun:
JTD-1B
Kelompok 2
Ahmad Choirul Ichsan (2341160)
Moh. Ilham Oktavianto (2341160063)
Lorent Cascha (2341160052)
Rafi Arviansyah (2341160116)

JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL


TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2024
BAB I
RANGKAIAN RESISTOR SERI-PARALEL

1.1 Capaian Pembelajaran


Setelah praktikum rangkaian resistor seri-paralel, mahasiswa akan mampu:
1. Menjelaskan karakteristik rangkaian resistor seri-paralel,
2. Menghitung nilai tegangan dan arus dalam rangkaian resistor seri-
paralel secara teori,
3. Menghitung nilai tegangan dan arus dalam rangkaian resistor seri-
paralel menggunakan simulasi software,
4. Mengukur nilai tegangan dan arus dalam rangkaian resistor seri-
paralel secara praktek,
5. Membandingkan hasil perhitungan secara teori, simulasi software
dan praktikum.
Praktikum dengan sub pokok bahasan rangkaian resistor seri-paralel
adalah membuktikan karakteristik tegangan dan arus dalam rangkaian
resistor yang disusun seri dan paralel. Resistor yang disusun seri dapat
digunakan sebagai pembagi tegangan. Resistor yang disusun paralel dapat
digunakan sebagai pembagi arus. Praktikum dilakukan melalui tiga tahap
yaitu perhitungan, simulasi dengan software dan pengukuran hasil
praktikum. Dari hasil ketiga tahapan tersebut mahasiswa dapat
membandingkan nilai yang diperoleh dan dapat menyimpulkan penyebab
terjadinya perbedaan nilai tersebut.
1.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum, adalah sebagai berikut:
1. Power supply : 1 buah,
2. Multimeter analog : 1 buah,
3. Multimeter digital : 1 buah,
4. Kabel banana to banana : 2 buah,
5. Aligator kabel : 2 buah
6. Modul rangkaian resistor seri-paralel/protoboard: 1 buah,
7. Software simulasi (multisim/lifewire).
1.3 Teori Dasar
1.3.1 Rangkaian Resistor Seri-Paralel
Dalam rangkaian listrik terdapat banyak sekali konfigurasi rangkaian
komponen-komponen elektronika, bukan sekedar rangkaian sederhana yang hanya
terdiri dari sumber tegangan dan beban, tetapi lebih dari itu. Dua konfigurasi
rangkaian yang paling banyak digunakan dalam rangkaian elektronika adalah seri
dan paralel. Rangkaian resistor seri dan paralel ditunjukkan dalam Gambar 1.1.

Gambar 1.1 Rangkaian resistor seri-paralel

Pada rangkaian seri, resistor disusun seperti rangkaian gerbong kereta,


dimana aliran elektron mengalir hanya pada satu jalur. Pada rangkaian paralel,
resistor disusun dengan menggabungkan masing-masing ujungnya menjadi satu
sehingga aliran elektron dapat terbagi ke dalam beberapa jalur.
1.3.2 Alat Ukur
Alat ukur yang digunakan untuk praktikum rangkaian listrik antara lain,
multimeter yang berfungsi untuk mengukur arus (amperemeter), mengukur
tegangan (volt meter) dan mengukur tahanan (ohmmeter). Karena kemampuan
sebagai ampermeter (A), voltmeter (V) dan ohmmeter (O), sehingga disebut AVO
meter.
Jenis multimeter, yaitu multimeter analog dan multimeter digital.
Multimeter analog menggunakan jarum penunjuk, sedangkan multimeter digital
menujukkan hasil pengukuran berupa angka, yang ditunjukkan dalam Gambar 1.2.
Gambar 1.2 Multimeter analog dan digital
1. Multimeter Analog
Multimeter analog merupakan multi meter dengan penunjukan jarum
ukur, multi meter analog banyak digunakan karena harganya lebih murah,
namum pembacaan hasil ukur lebih sulit karena skala ukur pada display cukup
banyak. Aplikasi multimeter analog untuk pengukuran tegangan DC, tegangan
AC, arus dan resistor.
Prosedur Kalibrasi multimeter analog:
a) Kalibrasi Pengukuran Tegangan dan Arus
Kalibrasi dilakukan sebelum pengukuran (tegangan DC, tegangan AC, dan
Arus DC), posisikan jarum skala pada angka nol (disebelah kiri). Jika
belum menunjukkan angka nol, maka pengatur jarum skala diatur secara
perlahan agar tidak rusak.
b) Kalibrasi Pengukuran resistor
Kalibrasi ohmmeter dilakukan sebelum mengukur nilai resistor. Saklar
pemilih diarahkan pada batas ukur ohmmeter terlebih dahulu, lalu probe
positif (+) dan probe negative (-) dihubungkan sampai ujung probe saling
bersentuhan, setelah itu jarum skala diatur sampai menunjukkan angka nol
disebelah kanan dengan menggunakan knop pengatur nol ohm.
c) Pengukuran Tegangan DC
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan
voltmeter, yaitu:

 Tegangan yang diukur lebih rendah daripada skala yang dipilih, misalnya

mengukur tegangan baterai 12V DC maka dipilih skala 25V DC.


 Metode memasang voltmeter pada rangkaian adalah secara paralel,

pengukuran secara seri dapat menyebabkan multimeter terbakar.

 Test lead (colok ukur) dipasang dengan

tepat. Prosedur pengukuran tegangan DC:

 Selektor diatur pada posisi DCV.

 Skala batas ukur dipilih berdasarkan perkiraan besar tegangan yang akan

diukur, jika tegangan yang diukur sekitar 12Volt maka posisi skala diatur
pada batas ukur 50V.

 Pengukuran tegangan yang tidak diketahui nilainya maka batas ukur diatur

pada posisi tertinggi agar multimeter tidak rusak.

 Probe multimeter dihubungkan ke titik tegangan yang akan diukur, probe

warna merah pada posisi (+) dan probe warna hitam pada titik (-) dan tidak
boleh terbalik.

 Nilai hasil pengukuran dibaca pada multimeter.

d) Pengukuran Tegangan AC
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan
voltmeter, yaitu:

 Tegangan yang diukur lebih rendah daripada skala yang dipilih, misalnya

mengukur tegangan baterai 220 VAC maka dipilih skala 250 V AC.

 Metode memasang voltmeter pada rangkaian adalah secara paralel,

pengukuran secara seri dapat menyebabkan multimeter terbakar.

 Test lead (colok ukur) dapat dipasang bolak-

balik. Prosedur pengukuran tegangan AC:

 Selektor diatur pada posisi ACV.

 Skala batas ukur dipilih berdasarkan perkiraan besar tegangan.

 Pengukuran tegangan yang tidak diketahui nilainya maka batas ukur diatur
pada posisi tertinggi agar multimeter tidak rusak.

 Probe multimeter dihubungkan ke titik tegangan yang akan diukur.

 Probe multimeter dipasang dengan tepat.

e) Pengukuran Arus
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan
amperemeter, yaitu:
 Arus yang diukur lebih rendah dari skala ukur yang dipilih, beberapa

multimeter mempunyai batas 500 mA atau 0,5 A.

 Metode memasang amperemeter pada rangkaian adalah secara seri,

pengukuran secara paralel dapat meyebabkan multimeter terbakar.

 Test lead (colok ukur) dipasang dengan tepat. Skala ukur amperemeter

pada multimeter sangat beragam, diantara 250 mA dan 20 A.


Prosedur pengukuran arus:

 Selektor diatur pada posisi 250 mA.

 Ampermeter dipasang secara seri dengan beban, colok ukur merah (+)

ke positif beban dan colok ukur hitam (-) ke arah negatip beban.
f) Pengukuran Resistor
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan
ohmmeter, yaitu:

 Tahanan yang diukur dalam rentang pengukuran efektif tahanan yang

diukur, misal mengukur tahanan 220 Ω maka pilih skala 1X, tahanan 800
Ω menggunakan 10X, tahanan 8 K Ω menggunakan 1x1K.

 Kalibrasi alat ukur sebelum digunakan, dengan cara menghubungkan

singkat colok ukur, dan mengatur jarum pada posisi 0 (nol).

 Pengukuran resistor dalam rangkian tidak dialiri listrik, dan lepas

komponen saat melakukan pengukuran.


Prosedur pengukuran resistor:

 Selektor diputar pada posisi 1X Ω.

 Alat ukur dikalibrasi dengan cara menghubungkan singkat colok ukur, dan

mengatur jarum pada posisi 0 (nol) dengan memutar kalibrasi ohm.

 Colok ukur dihubungkan ke resistor yang akan diukur.

 Hasil pengukuran dibaca.


2. Multimeter Digital
Multimeter digital mempunyai fungsi yang hampir sama dengan
multimeter analog, namun multimeter digital menggunakan tampilan berupa
angka digital. Hasil pengukuran multimeter digital menghasilkan nilai lebih
tepat jika dibandingkan dengan multimeter analog. Multimeter digital dapat
digunakan untuk mengukur suatu nilai tertentu dari sebuah komponen secara
mendetail.
Kalibrasi multimeter digital dilakukan sebelum pengukuran. Probe positif (+)
dan probe negatif (-) dihubungkan sampai ujung probe saling bersentuhan, dan
diputar pengaturan sampai display menunjukkan angka 0 (nol).
a) Pengukuran Tegangan AC

▪ Selektor dipilih pada posisi ACV (Volt AC).

▪ Sakelar pemilih diputar pada posisi skala yang dibutuhkan.

▪ Probe dihubungkan ke komponen yang akan diukur setelah

disambungkan dengan alat ukur.

▪ Angka yang tertera pada multimeter digital dicatat.

b) Pengukuran Tegangan DC

▪ Selektor dipilih pada posisi DCV (Volt DC).

▪ Sakelar pemilih diputar pada posisi skala yang dibutuhkan.

▪ Probe dihubungkan ke komponen yang akan diukur setelah

disambungkan dengan alat ukur.

▪ Angka yang tertera pada multimeter digital dicatat.

c) Pengukuran Arus DC

▪ Selektor dipilih pada posisi DCA.

▪ Sakelar pemilih dipilih pada posisi skala yang dibutuhkan.

▪ Probe dihubungkan ke komponen yang akan diukur setelah

disambungkan dengan alat ukur.

▪ Angka yang tertera pada multimeter digital dicatat.

d) Pengukuran Resistor

▪ Nilai resistor diukur pada kondisi power off.

▪ Selektor dipilih pada posisi ohmmeter.

▪ Colok merah ditempatkan pada polaritas positif dan colok hitam


ditempatkan pada polaritas negatif.

▪ Angka yang tertera pada multimeter digital dicatat.

▪ Satuan diperhatikan agar tidak salah dalam membuat data pengukuran.

Tabel 1.1 adalah cara membaca nilai resistor. Cara pembacaan nilai resisitor
dengan tabel yang memiliki nilai resistansi 5 gelang warna, sebagai berikut:

▪ Gelang warna urutan 1 , 2 dan 3 adalah sebagai digit.

▪ Gelang warna urutan 4 adalah sebagai nilai pengali.


▪ Gelang warna urutan 5 adalah sebagai nilai toleransi.

Tabel 1.1 Cara pembacaan nilai resistor

1.4 Gambar Rangkaian


Gambar 1.3 adalah rangkaian resistor seri-paralel yang digunakan untuk
praktikum.

Gambar 1.3 Modul praktikum rangkaian resistor seri-paralel


1.5 Prosedur Praktikum
Prosedur praktikum rangkaian resistor seri-paralel, sebagai berikut:
1. Nilai masing-masing resistor dan nilai resistor ekivalen dibaca, kemudian
hasilnya diisikan dalam tabel 1.2, pada kolom ‘pembacaan’. Hasil
perhitungan nilai resistor ekivalen menggunakan rumus, sebagai berikut:
a) Seri:
R S = R1 + R2 + Rn
b) Paralel:
1
𝑅𝑝 = 1 +1 +1
𝑅1 𝑅2 𝑅𝑛

2. Kalibrasi dilakukan pada alat ukur multimeter analog dan digital.


3. Nilai rangkaian seri diukur terlebih dahulu dengan cara menghubungkan
rangkaian resistor seri dengan ohmmeter. Nilai resistor dibaca pada
ohmmeter dan membandingkan nilai hasil pembacaan berdasarkan gelang
warna, lalu nilai diisikan dalam tabel 1.2 pada kolom ‘pengukuran’.
4. Power supply disiapkan
5. Voltmeter dihubungkan secara paralel dengan V S dan amperemeter
dihubungkan secara seri dengan rangkaian resistor. Ujung resistor di-
jumper bagian kanan dengan kutub negatif tegangan sumber.
6. Tegangan sumber (VS) diatur sesuai dengan tabel 1.2 hasil praktikum.
7. Nilai arus yang mengalir pada amperemeter diamati, yang dihubungkan
seri dengan rangkaian resistor sesuai dengan perubahan tegangan sumber
kemudian diisikan pada Tabel 1.2 hasil praktikum kolom “Arus”.
8. Setiap perubahan yang terjadi diamati dan dibuat grafik untuk perubahan
Vs terhadap arus (I) pada nilai hasil perhitungan, simulasi dan pengukuran.
9. Setelah selesai dengan rangkaian resistor seri, dilanjutkan dengan
praktikum pada rangkaian resistor paralel.
10. Praktikum rangkaian paralel terlebih dahulu mengukur nilai resistor
dengan menghubungkan kabel banana to banana pada ujung resistor
paralel dengan kutub negatif sumber tegangan. Nilai resistor diamati pada
ohmmeter, hasil pembacaan dibandingkan lalu diisikan dalam tabel 1.3
pada kolom ‘pengukuran’.
11. Voltmeter paralel dihubungkan dengan VS dan di-jumper antara ujung kiri
amperemeter modul dengan ujung atas resistor paralel.
12. Tegangan sumber (VS) diatur sesuai dengan Tabel 1.3.
13. Nilai arus yang mengalir pada rangkaian diamati pada setiap perubahan
tegangan sumber dan mengisi Tabel 1.3 pada kolom ‘Arus’.
14. Setiap perubahan Vs yang terjadi diamati dan dibuat grafik untuk
perubahan Vs terhadap arus (I).
15. Praktikum rangkaian resistor seri-paralel telah selesai dilakukan.
16. Tahap berikutnya adalah membuat laporan hasil praktikum.

1.6 Tabel Hasil Praktikum


Hasil praktikum diisikan dalam Tabel 1.2 dan Tabel 1.3.

Tabel 1.2 Hasil praktikum rangkaian resistor seri

Nilai R Seri Nilai Tegangan Nilai Arus


R (k R (k VR1
Vs
NO ohm) ohm) I(mA I(mA
VR2 VR3 I(mA)
. (Volt ) )
(p) (U)
)
U H S U H S U H S U H S
0,25 0,25 1,11 1,13 1,19 2,3 2,5 2,5 0,25 0,25 0,25m
1 R1=1k R1=1k 4 0,25V
V V V V V V V V A A A
R2= 0,31 0,31 1,41 1,45 1,49 3,1 3,1 3,1 0,31 0,31 0,31m
2 R =4,7k 5 0,31V
4,7k V V V V V V V V A A A
R3=10k R3=10k 0,50 0,51 2,23 2,39 2,39 5,1 5,1 0,51 0,51 0,50m
3 8 0,51V 5V
Rs=15,7 Rs=15,7 V V V V V V V A A A

Keterangan: P = pembacaan, U = pengukuran, H = perhitungan.

Perhitungan nilai tegangan dan arus pada rangkaian resistor seri

Vs = 4V Vs = 5V Vs = 8V
VR1 = I * R1 VR1 = I * R1 VR1 = I * R1
VR1 = 0,25mA * 1000Ω VR1 = 0,31mA * 1000Ω VR1 = 0,5mA * 1000Ω
VR1 = 250 mV = 0,25V VR1 = 310 mV = 0,31V VR1 = 500mV = 0,5V

VR2 = I * R2 VR2 = I * R2 VR2 = I * R2


VR2 = 0,25mA * 4700Ω VR2 = 0,31mA * 4700Ω VR2 = 0,5mA * 4700Ω
VR2 = 1175 mV = 1,175V VR2 = 1457 mV = 1,457V VR2 = 2350 mV = 2,35V

VR3 = I * R1 VR3 = I * R3 VR3 = I * R3


VR3 = 0,25mA * 10000Ω VR3 = 0,31mA * 10000Ω VR3 = 0,5mA * 10000Ω
VR3 = 2500 mV = 2,5V VR3 = 3100 mV = 3,1V VR3 = 5000 mV = 5V
V V V
I= I= I=
Rs Rs Rs
4V 5V 8V
I= I= I=
15700Ω 15700Ω 15700Ω
I= 0,000254 A =0,254 mA I = 0,000318 A= 0,318 mA I= 0,000509A=0,509 mA

Tabel 1.3 Hasil praktikum rangkaian resistor paralel


Nilai R Seri Nilai Tegangan Nilai Arus
R R Vs VR4 VR5 I(mA) I(mA) I(mA)
No (kOhm) (kOhm) (Vol
(U) (H) (S)
(P) (U) t)
U H S U H S

1 4 4v 4v 4v 4v 4v 4v 0,43A 0,4mA 0.4mA


R4 =10k R4 =10k
2 R5=100k R5=100k 5 5v 5v 5v 5v 5v 5v 0,9A 0,5mA 0.5mA
RP= 9,09k RP= 9,09k
3 8 8v 8v 8v 8v 8v 8v 0,35A 0,8A 0.8mA

Keterangan: P = pembacaan, U = pengukuran, H = perhitungan

PERHITUNGAN

VS=4V VS=5V VS=8V

V V V
I 4= I 4= I 4=
R4 R4 R4
4V 5V 8V
I 4= I 4= I 4=
10000 Ω 10000 Ω 10000 Ω
I4 = 0,0004 A = 0,4 mA I4 = 0,0005 A = 0,5 mA I4 = 0,0008 A = 0,8 mA

V V V
I 5= I 5= I 5=
R5 R5 R5
4V 5V 8V
I 5= I 5= I 5=
100000 Ω 100000 Ω 100000 Ω
I5 = 0,0004 A = 0,04 Ma I5 = 0,0005 A = 0,05 mA I5 = 0,0008 A = 0,08 mA
1.7 Analisis Hasil Praktikum
Setelah melakukan percobaan praktikum pengukuran rangkaian seri-paralel,
didapatkan data hasil pengukuran secara manual, simulasi dan perhitungan pada
tabel percobaan 1.2 dan 1.3. hasil dari tiga metode tersebut tidak menunjukan
perbedaan signifikan, namun ada beberapa kendala dalam melakukan pengukuran
seperti alat yang digunakan untuk mengukur terkadang error/ tidak menunjukan
angka yang sesuai. Kendala yang dialami pada percobaan ini pada alat ukur
multimeter digital karena batas ukurnya terlalu besar sedangkan yang akan diukur
bernilai kecil sehingga tidak akurat saat pengukuran arus. Sangat disarankan
untuk mengukur arus menggunakan multimeter analog karena bisa mengatur batas
ukur sesuai kebutuhannnya
1.8 Kesimpulan
Dari hasil pengukuran 3 metode tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada
perbedaan dalam memilih metode pengukuran, metode manapun yang dipakai
tidak ada perbedaan yang signifikat pada hasil akhirnya

1.9 Referensi
Referensi yang digunakan untuk membuat dasar teori dan
bahan menganalisis hasil praktikum.
1.10 Lampiran
Lampiran merupakan data pendukung untuk membuat
laporan praktikum yang berisi data sementara pada saat setelah
praktikum dilaksanakan dan/atau data sheet tambahan.

Anda mungkin juga menyukai