Anda di halaman 1dari 8

Nama : Naufal Sabilun Firdausi

NRP : 2040201137

Rangkuman Multimeter

Pengertian multimeter - Multimeter adalah alat pengetes kelistrikan dalam penyebutan lain


adalah AVO (Ampere Volt Ohm) meter dan multi tester. Multimeter dibagi menjadi dua yaitu
tipe digital dan tipe analog. Multimeter merupakan alat ukur listrik yang dapat digunakan
untuk mengukur kuat arus listrik, tegangan listrik, dan juga hambatan. multimeter biasa
disebut dengan nama multitester (multi: banyak/lebih dari 1 dan tester : alat untuk mengetes /
mengukur). Multimeter terdapat dua jenis tipe yaitu analog dan digital. Untuk kali ini kita
akan membahas tipe yang analog. 
Multimeter Analog adalah sebuah alat ukur besaran listrik yang dapat digunakan untuk
mengukur tegangan DC, tegangan AC, arus DC, arus AC dan nilai hambatan dengan
menampilkan sinyal analog ke dalam layar jarum penunjuk skala.

Komponen-Komponen Multimeter Analaog

1. Pointer
Jarum penunjukan angka hasil pengukuran dari pengukuran. Dalam mengamati angka yang
ditunjukan jarum pada skala, maka harus dilihat secara tegak lurus pada jarum dengan skala
untuk memastikan posisi pas pada skala baca.
2. Skala hasil pengukuran
Skalahasil pengukuran berupa garis berbentuk busur yang terdapat rentang angka yang
dipecah oleh beberapa garis. Terdapat beberapa skala dengan rentang angka dan warna yang
berbeda serta satuan yang berbeda antar baris. 

3. Pengatur posisi jarum


Berfungsi sebagai penyetel jarum agar tepat di skala hasil. Sebelum mengukur pastikan posisi
pada angka 0 , jika belum atur dengan memutar ke kanan atau kiri sampai posisi nol.

4. 0 Ω (ohm) adjuster
Berfungsi sebagai penyetel posisi nol pada saat menggunakan skala ohm meter. Usahakan
selalu mengecek nilai no dengan menghubungkan probe positif dan hitam, kemudia setel ke
posisi nol.

5. Selektor batas ukur


Selektor batas ukur berupa saklar yang dapat diputar untuk memilih batas ukur yang hendak
digunakan dalam pengukuran. Bagian ini merupakan bagian yang sangat penting ketika
menggunakan multimeter karena menentukan fungsi dan batas pengukuran yang akan
digunakan. 
AC V       : untuk mengukur tegangan arus bolak balik. Misalnya listrik PLN.
DC V       : untuk mengukur tegangan arus searah. Misalnya tegangan baterai.
DC mA     : untuk mengukur kuat arus listrik yang mengalir pada suatu komponene.
Ω              : digunakan untuk mengukur nilai hambatan suatu komponen

6. Terminal 
Merupakan lubang untuk menghubungan dengan probe positif dan negatif.

Cara Penggunaan Multimeter

1. Pemeriksaan dan Penyetelan Skala Nol


Sebelum menggunakan multimeter pastikan bahwa jarum penunjuk ada di bagian garis ujung
sebelah kiri pada skala tepat pada angka nol. Apabila tidak, putarkan pointer calibration
screw dengan obeng sampai jarum penunjuk berada tepat pada ujung garis kiri posisi angka
nol.
2. Mengukur Tegangan DC

 atur selektor pada posisi DCV.


 pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar tegangan yang akan di cek,
jika tegangan yang di cek sekitar 12 Volt maka atur posisi skala di batas ukur
50V. untuk mengukur tegangan yang tidak diketahui besarnya maka atur batas
ukur pada posisi tertinggi supaya multimeter tidak rusak.
 hubungkan atau tempelkan probe multimeter ke titik tegangan yang akan
dicek, probe warna merah pada posisi (+) dan probe warna hitam pada titik (-)
tidak boleh terbalik.
 baca hasil ukur pada multimeter.   

range selector 2.5 :  voltage yg dapat diukur     0 – 2.5


range selector 10 :   voltage yg dapat diukur     2.5 – 10
range selector 25 :   voltage yg dapat diukur     0 – 25
range selector 50 :   voltage yg dapat diukur     25 – 50
range selector 500 : voltage yg dapat diukur     50 – 500

3. Mengukur Tegangan AC

 atur Selektor pada posisi ACV.


 pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar tegangan yang akan di cek,
jika tegangan yang di cek sekitar 12Volt maka atur posisi skala di batas ukur
50V. Untuk mengukur tegangan yang tidak diketahui besarnya maka atur
batas ukur pada posisi tertinggi supaya multimeter tidak rusak.
 hubungkan atau tempelkan probe multimeter ke titik tegangan yang akan
dicek. Pemasangan probe multimeter boleh terbalik.
 baca hasil ukur pada multimeter.
range selector 10:      voltage yg dapat diukur      0 – 10
range selector 25:      voltage yg dapat diukur      10 – 25
range selector 250:    voltage yg dapat diukur      25 – 250
range selector 1000:  voltage yg dapat diukur      250 – 1000

4. Mengukur Arus DC
 atur Selektor pada posisi DCA.
 pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar arus yang akan di cek, misal
: arus yang di cek sekitar 100mA maka atur posisi skala di batas ukur 250mA
atau 500mA.
 Perhatikan dengan benar batas maksimal kuat arus yang mampu diukur oleh
multimeter karena jika melebihi batas maka fuse (sekring) pada multimeter
akan putus dan multimeter sementara tidak bisa dipakai dan fuse (sekring)
harus diganti dulu.
 Pemasangan probe multimeter tidak sama dengan saat pengukuran tegangan
DC dan AC, karena mengukur arus berarti kita memutus salah satu hubungan
catu daya ke beban yang akan dicek arusnya, lalu menjadikan multimeter
sebagai penghubung.
 Hubungkan probe multimeter merah pada output tegangan (+) catu daya dan
probe (-) pada input tegangan (+) dari beban/rangkaian yang akan dicek
pemakaian arusnya.
 Baca hasil ukur pada multimeter.
Arus yang dapat diukur adalah 0 – 20 A

5. Mengukur Tahanan
Sebelum anda mengukur tahanan, pertama anda harus memutar tombol kalibrasi ohm, dengan
ujung test lead dihubungkan sampai jarum menunjukkan angka “0” pada skala ohm. Kalibrasi
ini diperlukan setiap kali merubah range selektor ohm.

range selector X1 :   tahanan yang dapat diukur   0 – 1K Ω


range selector X1:    tahanan yang dapat diukur   0 0 – 10 KΩ
range selector X100:tahanan yang dapat diukur   0 – 100 KΩ
range selector X1K: tahanan yang dapat diukur   0 – ∞

a. Mengukur nilai hambatan sebuah resistor tetap


 atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
 pilih skala batas ukur berdasarkan nilai resistor yang akan diukur.
 batas ukur ohmmeter biasanya diawali dengan X (kali), artinya hasil penunjukkan
jarum nantinya dikalikan dengan angka pengali sesuai batas ukur.
 hubungkan kedua probe multimeter pada kedua ujung resistor boleh terbalik.
 baca hasil ukur pada multimeter, pastikan nilai penunjukan multimeter sama dengan
nilai yang ditunjukkan oleh gelang warna resistor.

b. Mengukur nilai hambatan sebuah resistor variabel (VR)


 atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
 pilih skala batas ukur berdasarkan nilai variabel resistor (VR)yang akan diukur.
 batas ukur ohmmeter biasanya diawali dengan X (kali), artinya hasil penunjukkan
jarum nantinya dikalikan dengan angka pengali sesuai batas ukur.
 hubungkan kedua probe multimeter pada kedua ujung resistor boleh terbalik.
 sambil membaca hasil ukur pada multimeter, putar/geser posisi variabel resistor dan
pastikan penunjukan jarum multimeter berubah sesuai dengan putaran VR.

c.  Mengecek hubung-singkat / koneksi


 atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
 pilih skala batas ukur X 1 (kali satu).
 hubungkan kedua probe multimeter pada kedua ujung kabel/terminal yang akan dicek
koneksinya.
 baca hasil ukur pada multimeter, semakin kecil nilai hambatan yang ditunjukkan
maka semakin baik konektivitasnya. 
 jika jarum multimeter tidak menunjuk kemungkinan kabel atau terminal tersebut
putus.

d. Mengecek diode
 atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
 pilih skala batas ukur X 1K (kali satu kilo = X 1000).
 hubungkan probe multimeter (-) pada anoda dan probe (+) pada katoda.
 jika diode yang dicek berupa led maka batas ukur pada X1 dan saat dicek, led akan
menyala.
 jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti dioda
baik, jika tidak menunjuk berarti dioda rusak putus.
 lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (+) pada anoda dan probe (-)
pada katoda.
 jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti dioda baik, jika
bergerak berarti dioda rusak bocor tembus katoda-anoda.

e. Mengecek transistor NPN


 atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
 pilih skala batas ukur X 1K (kali satu kilo = X 1000).hubungkan probe multimeter (-)
pada basis dan probe (+) pada kolektor .
 jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor
baik, jika tidak menunjuk berarti transistor rusak putus BC.
 lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (+) pada basis dan probe (-)
pada kolektor.
 jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika
bergerak berarti transistor rusak bocor tembus B-C.
 hubungkan probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada emitor.
 jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor
baik, jika tidak menunjuk berarti transistor rusak putus BE.
 lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (+) pada basis dan probe (-)
pada emitor.
 jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika
bergerak berarti transistor rusak bocor tembus B-E.
 hubungkan probe multimeter (+) pada emitor dan probe (-) pada kolektor.
 jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika
bergerak berarti transistor rusak bocor tembus C-E.

Anda mungkin juga menyukai