Anda di halaman 1dari 20

TATAP MUKA 2

Tatap muka Kedua ini berisikan materi tentang Alat Ukur, Jenis alat ukur juga dalam
penggunaannya dalam suatu pekerjaan serta ketelitian dalam membaca ukuran dari alat
ukur elektrik. Bagaimana membaca ukuran dari suatu alat ukur elektrik yang dapat dilakukan
oleh mahasiswa.

MEDIA PEMBELAJARAN
Dalam paparan materi ini akan menjelaskan mengenai cara menggunakan beberapa alat
ukur yang banyak digunakan di bidang otomotif dengan memakai alatbukur elektrik. Dengan
mencermatinya Anda diharapkan dapat lebih memahami penggunaan dan cara membaca
alat ukur elektrik ini di bidang otomotif, seperti Amper meter , Vol Meter , ohm meter dan
multi meter dll.

JUDUL
ALAT UKUR ELEKTRIK

TUJUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN


Memahami dan dapat Menerapkan dari pemakaian alat ukur elektrik serta mampu
membaca ukuran dari alat ukur tersebut.

URAIAN MATERI
2. ALAT UKUR ELEKTRIK

1. Ampermeter
Untuk mengukur arus listrik yang mengalir pada suatu rangkaian listrik
digunakan Ampermeter. Dalam pemasangannya, Ampermeter harus dihubungkan
secara seri dengan rangkaian listriknya. Arah datangnya arus (arah sumber arus)
dipasangkan pada terminal ( + ) dan selanjutnya dihubungkan terminal ( - ) seperti
pada gambar berikut.

Gambar 2.1 . Pengukuran Arus Listrik

Universitas Muhammadiyah Riau


Lembaga Penjaminan dan Pengendalian Kualitas Mutu
23
Pengukuran arus listrik dihubungkan secara seri, karena tahanan Ampermeter
(tahanan dalam) dibuat sangat kecil, mendekati O Ω. Jadi kalau Ampermeter
dipasang secara paralel akan terjadi hubung singkat sehingga alat ukur tersebut
rusak.

2. Voltmeter
Untuk mengukur tegangan dari suatu rangkaian listrik, Volt meter harus
dihubungkan secara paralel terhadap kedua ujung rangkaiannya. Pada bagian yang
mempunyai tegangan yang lebih tinggi (pada arah sumber) dipasangkan terminal ( +
) Voltmeter dan selanjutnya pada terminal ( - ) seperti pada gambar berikut.

Gambar.2.2 Pengukuran Tegangan Listrik

Tahanan Voltmeter (tahanan dalam) dibuat besar sekali mendekati ~


sehingga apabila dihubungkan seri terhadap rangkaiannya maka tegangan tidak
dapat diukur, tetapi Voltmeter tidak akan rusak.

3. Ohmmeter
Pada saat mengukur tahanan, benda yang diukur harus dilepas dari
rangkaian listriknya. Pada kedua ujung benda yang diukur dihubungkan dengan
Ohmmeter. Dengan demikian besar tahanan dapat dibaca seperti pada gambar 3.
Terminal ( - ) dari Ohmmeter sudah dihubungkan dengan terminal ( + ) pada baterei
yang terdapat didalamnya.

Universitas Muhammadiyah Riau


Lembaga Penjaminan dan Pengendalian Kualitas Mutu
24
Gambar. 2.3 Pengukuran Tahanan Listrik

4. Multimeter
Multimeter atau multitester, ada juga yang menyebut avometer merupakan alat
ukur elektrik serbaguna karena dapat digunakan untuk mengukur beberapa besaran
listrik. Adapun besaran listrik yang dapat diukur dengan multimeter antara lain: arus,
tegangan, tahanan, kapasitas kondensor dengan berbagai rentang kapasitas
pengukuran. Di samping itu, multimeter dapat digunakan untuk memeriksa
kontinuitas instalasi listrik, mengukur kebocoran transistor, dan keperluan lain yang
terkait dengan besaran listrik
a. Bagian-bagian Multimeter

Gambar. 2.4. Bagian-bagian Multimeter

Bagian-bagian multimeter untuk setiap produk hampir sama, perbedaannya


terletak pada skala pengukuran (scale) dan fungsi-fungsi pada range selector knob.
Pada gambar di atas dapat dijelaskan sebagian dari bagian-bagian multimeter.
Untuk menepatkan jarum penunjuk (pointer) digunakan zero position adjuster
dengan cara memutarnya ke kanan atau ke kiri menggunakan obeng minus sampai
pointer menunjuk angka nol. Untuk menset nol sebelum mengukur tahanan dengan
cara

Universitas Muhammadiyah Riau


Lembaga Penjaminan dan Pengendalian Kualitas Mutu
25
Universitas Muhammadiyah Riau
Lembaga Penjaminan dan Pengendalian Kualitas Mutu
26
memutar 0 Ω adjuster knob ke kanan atau ke kiri sampai pointer menunjuk angka nol
ohm (angka nol paling kanan). Multimeter yang baik biasanya dilengkapi dengan
sekering, sehingga apabila terjadi kesalahan pengukuran, maka komponen dalam
multimeter tidak rusak (terbakar).

b. Pembacaan Skala Pengukuran


Pada panel depan multimeter terdapat skala pengukuran (scale) dengan
berbagai variasi pada setiap produk multimeter. Sebagai contoh dapat dilihat salah
satu skala pengukuran yang ada pada multimeter sebagai berikut:

Gambar.2.5. Skala Pengukuran

Dari gambar di atas nampak bahwa fungsi skala pengukuran dapat dilihat
pada sisi kanan dan kiri skala tersebut. Sebagai contoh skala paling atas digunakan
untuk pengukuran tahanan, sedang skala di bawahnya untuk pengukuran tegangan
DC dan seterusnya sampai yang paling bawah adalah skala pengukuran arus DC
maksimum 20 amper. Nilai tiap divisi atau tiap bagian pada skala tahanan untuk
masing-masing daerah pengukuran berbeda-beda. Misal: pada sisi paling kanan nilai
tiap divisi adalah 0,1 Ω, karena dari angka 0 s.d. 1 terdapat 10 divisi. Pada tengah-
tengah skala pengukuran, dari angka 5 s.d. 10, tiap divisi nilainya 0,5 Ω, sedangkan
sisi paling kiri nilai tiap divisi adalah 0,5 k Ω.
Untuk skala tegangan nilai tiap-tiap divisi pada bagian kanan, tengah, dan kiri
sama besarnya. Namun nilai tiap divisi untuk tiap daerah (range) pengukuran
berbeda-beda antara range: 0 – 50, 0 – 25, dan 0 – 10. Dengan cara yang sama
dapat

Universitas Muhammadiyah Riau


Lembaga Penjaminan dan Pengendalian Kualitas Mutu
27
dihitung nilai tiap divisi pada skala tegangan. Pada range 0 – 50, nilai tiap divisi 1
Volt, pada range 0 – 25 nilai tiap divisi 0,5 Volt, dan pada range 0 – 10 nilai tiap divisi
0,2 Volt.
c. Range Selector Knob
Pada range selector knob terdapat beberapa pilihan untuk mengukur besaran
listrik antara lain: tegangan DC (DCV), tegangan AC (ACV), DCV (NULL), arus DC
(DCA), tahanan (OHM), dan kapasitas kondensor (C). Apabila multimeter tidak
digunakan, sebaiknya posisi selector diarahkan ke posisi OFF agar baterey yang ada
di dalam multimeter tidak habis dengan sendirinya apabila tes pin merah dan hitam
berhubungan. Skala mana yang dibaca tergantung posisi range selector knob (lihat
gambar 66).

Gambar.2.6. Range Selector Knob

d. Prosedur Pengukuran dengan Multimeter


1) Pengukuran Tegangan DC
a) Menset range selector
knob pada DCV
b) Menghubungkan test pin
hitam ke terminal (-) dan test
pin merah ke terminal (+)
c) Membaca penunjukan
pointer pada skala V-A

Universitas Muhammadiyah Riau


Lembaga Penjaminan dan Pengendalian Kualitas Mutu
28
2) Pengukuran Tegangan AC
a) Menset range selector
knob pada ACV
b) Menghubungkan test pin
pada jaringan listrik
c) Membaca penunjukan pointer
pada skala V-A
Catatan : untuk pengukuran AC
10V, gunakan skala pengukuran
10 V

3) Pengukuran Arus DC
a) Menset range selector
knob pada DCA
b) Menghubungkan test pin
hitam ke terminal (-) dan test
pin merah ke terminal (+)
c) Membaca penunjukan
pointer pada skala V-A

4) Pengukuran Tahanan
a) Menset range selector knob pada Ω
b) Menghubungkan test pin hitam dan
test pin merah. Putar 0 Ω adjuster
sehingga pointer menunjuk angka
0 pada skala Ω
c) Menghubungkan test pin hitam
dan test pin merah pada tahanan
d) Membaca penunjukan pointer
pada skala Ω

Universitas Muhammadiyah Riau


Lembaga Penjaminan dan Pengendalian Kualitas Mutu
29
Catatan:
a) Setiap memindah posisi selektor
pada saat mengukur tahanan,
maka perlu dilakukan set nol ohm
b) Apabila pada saat set nol ohm,
pointer tidak mau menunjuk angka
0 pada skala Ω, ganti baterey
multitester yang ada pada kotak
belakang

5) Pengukuran Kapasitas Kondensor (Capasitor)


a) Menset range selector knob pada
C (µF)
b) Memutar 0 Ω adjuster sehingga
pointer tepat pada angka 0 skala
C (µF)
c) Menghubungkan test pin
pada kondensor.
d) Membaca penunjukan pointer
pada skala C (µF) pada saat
pointer bergerak maksimum

Catatan: Apabila akan dilakukan pengukuran ulang, maka kondensor perlu


dikosongkan muatan arusnya dengan cara menghubungkan kabel
posistif kondensor ke bodi kondensor.

e. Cara Membaca Skala Pengukuran pada Multimeter


Pada saat membaca skala pengukuran pada multimeter, satu hal yang perlu
diperhatikan adalah di samping mencermati pembagian divisi juga perlu diperhatikan
posisi selektor. Apabila posisi selektor di daerah pengukuran tahanan, maka yang
dilihat adalah skala pengukuran paling atas yaitu skala Ω. Namun jika selector di
daerah pengukuran tegangan DC, maka yang dibaca adalah skala tegangan DC.

Universitas Muhammadiyah Riau


Lembaga Penjaminan dan Pengendalian Kualitas Mutu
30
Demikian juga untuk skala yang lain, perlu dicermati pembagian divisinya. Khusus
saat pengukuran tahanan, setiap memindah selector, maka perlu diikuti dengan set
nol ohm.
1) Skala Pengukuran Tahanan

Apabila selector sedang menunjuk:


1) Pada posisi tahanan X 1, maka hasil pengukurannya adalah 22 Ω
2) Pada posisi tahanan X 10, maka hasil pengukurannya adalah: 220 Ω
3) Pada posisi tahanan X 1K, maka hasil pengukurannya adalah: 22 kΩ

2) Skala Pengukuran Tegangan

Universitas Muhammadiyah Riau


Lembaga Penjaminan dan Pengendalian Kualitas Mutu
31
Apabila selector sedang menunjuk:
1) Pada posisi tegangan 250 DCV, maka hasil pengukurannya adalah 30 volt

2) Pada posisi tegangan 50 DCV, maka hasil pengukurannya adalah 6 volt

3) Pada posisi tegangan 10 DCV, maka hasil pengukurannya adalah 1,2 volt

4) Pada posisi tegangan 500 DCV, maka hasil pengukurannya adalah 60


volt (yang dibaca range: 0 – 50, hasilnya dikalikan 10)

5) Pada posisi tegangan 1000 DCV, maka hasil pengukurannya adalah 120
volt (yang dibaca range: 0 – 10, hasilnya dikalikan 100)

6) Pada posisi tegangan 2,5 DCV, maka hasil pengukurannya adalah 0,3
volt (yang dibaca range: 0 – 250, hasilnya dibagi 100)
Perhatian:
Apabila selector menunjuk ke 10 ACV, maka yang dilihat adalah skala tegangan
yang bawah (AC 10V) dengan rentang pengukuran 0 – 10, sehingga hasil
pengukurannya 1,4 volt (bukan 1,2 volt)

3) Skala Pengukuran Arus

Apabila selector sedang menunjuk:


1) Pada posisi arus 0.5 DCA, maka hasil pengukurannya adalah 0,16 amper
2) Pada posisi arus 25m DCA, maka hasil pengukurannya adalah 8 mA
3) Pada posisi arus 250μ DCA, maka hasil pengukurannya adalah 80 μA

Universitas Muhammadiyah Riau


Lembaga Penjaminan dan Pengendalian Kualitas Mutu
32
4) Skala Pengukuran Kapasitas Kondensor
Apabila range selector knob diarahkan ke pengukuran kapasitas kondensor
(μF), maka pada skala pengukuran yang dibaca adalah μF. Pembacaan dilakukan
pada saat jarum penunjuk bergerak ke kanan maksimum.

Sebagai contoh pada gambar di atas pointer sedang menunjuk 0,25 Μf

f. Pemeliharaan Multimeter
a. Jangan menempatkan multimeter di dalam medan magnit yang kuat, karena
komponen dalam multimeter terdiri atas komponen elektronika yang sangat
peka terhadap medan magnet.
b. Apabila mengukur besaran listrik yang tidak diketahui, mulailah dengan
jangkauan yang terbesar. Sebagai contoh apabila mengukur tegangan
sumber PLN yang tidak diketahui, maka selector diarahkan ke ACV 750.
Apabila pada posisi tersebut jarum penunjuk tidak bergerak, maka selector
diarahkan ke posisi yang lebih rendah, misal: ACV 250, dan seterusnya.
c. Jangan menempatkan multimeter di tengah terik mata hari
d. Jangan menempatkan multimeter di tempat yang bergetar, misal di atas
engine stand yang sedang dihidupkan.
e. Jangan mencuci multimeter dengan cairan pelarut seperti: bensin, thiner, dan
dan bahan pelarut lainnya.
5. Engine Tuner
Perlengkapan yang diperlukan untuk melakukan tune up motor bensin
konvensional adalah engine tuner. Terdapat berbagai merk dan type engine tuner,
satu diantaranya adalah engine tuner EA 800 A. Alat tersebut dapat digunakan untuk
Universitas Muhammadiyah Riau
Lembaga Penjaminan dan Pengendalian Kualitas Mutu
33
mengukur: berbagai besaran antara lain: putaran motor, sudut dwell, tegangan
baterey, kevakuman, tekanan bahan bakar, saat pengapian, dan menentukan
kondisi platina.
Alat ini dapat digunakan untuk melakukan pengukuran besaran tersebut pada motor
bensin dengan jumlah silinder lebih dari satu (2, 3, 4, 5, 6, dan 8 silinder).

Gambar2.7. Engine Tuner EA 800 A

Pada panel depan terdapat meter untuk pengukuran putaran motor (rpm),
sudut dwell ( ° ), tegangan baterey (volt), dan kondisi platina. Skala paling atas
(warna hijau) adalah skala pengukuran putaran motor (0 – 1600 rpm), sehingga
apabila selector pada posisi low rpm, maka putaran motor tidak boleh dinaikkan
karena dapat merusakkan alat ukur. Di bawah skala low rpm adalah skala high rpm
(0 - 8000 rpm). Apabila posisi selector di high rpm, putaran motor boleh dinaikkan
sampai maksimum 8000 rpm. Pada skala sudut dwell (warna biru) terdapat berbagai
skala untuk berbagai jumlah siilinder (2, 3, 6, 4, 8, dan paling bawah 5 silinder). Di
bawah skala sudut dwell adalah skala tegangan (0-20 volt), sedang skala paling
bawah adalah skala untuk kondisi platina. Pada skala kondisi platina hanya
ditunjukkan daerah yang bagus (putih) atau OK dan tidak bagus (warna coklat) atau
bad.

Gambar 2.8. Skala Pengukuran pada Engine Tuner


Universitas Muhammadiyah Riau
Lembaga Penjaminan dan Pengendalian Kualitas Mutu
34
Pada panel depan juga terdapat meter tekanan bahan bakar dan kevakuman,
selector switch, dan cylinder switch. Pressure gauge dapat digunakan untuk
mengukur tekanan bahan bakar yang keluar dari pompa bensin pada motor bensin
yang sudah menggunakan sistem injeksi bahan bakar elektronik (EFI), sedang
vakum gauge biasanya untuk mengukur kevakuman dalam intake manifold.

Gambar.2.9. Pressure Gauge dan Vakum Gauge

Posisi selector switch disesuaikan dengan keperluan saat melakukan


pengukuran, sebagai contoh jika akan melakukan pengukuran tegangan baterey,
maka selector switch diarahkan ke DCV; untuk pengukuran sudut dwell, selector
switch diarahkan ke <); dan untuk pengukuran putaran motor, selector switch
diarahkan ke 1600/min atau 8000/min. Untuk cylinder switch disesuaikan dengan
jumlah silinder motor. Diantara selector switch dan cylinder switch terdapat tombol
cal (calibration) yang fungsinya untuk mengkalibrasi pointer sebelum alat ukur
digunakan.

Gambar. 2.30.Selector Switch dan Cylinder Switch

Universitas Muhammadiyah Riau


Lembaga Penjaminan dan Pengendalian Kualitas Mutu
35
Pada panel belakang engine tuner terdapat socket untuk timing light (1) dan kabel
power (2), serta terdapat sekering (3).

Gambar.2.31. Bagian Belakang Engine Tuner

1. Prosedur Kalibrasi Alat Ukur


a. Kalibrasi Meter Cam Angle
1) Menepatkan selector switch pada posisi dwell
2) Menepatkan cylinder switch pada silinder tertentu
3) Menekan tombol CAL ke bawah. Pada saat ini pointer harus menunjuk
pada posisi tengah. Sebagai contoh, pointer harus menunjuk pada angka
90 apabila cylinder switch pada posisi “2”, dan harus menunjuk angka 45
jika cylinder switch pada posisi “4”.
4) Apabila pointer tidak menunjuk sesuai dengan ketentuan di atas, maka
posisi pointer dapat diatur dengan memutar baut penyetel menggunakan
obeng minus dengan cara memutar ke kanan atau ke kiri sampai pointer
pada posisi tengah.

b. Kalibrasi Meter Putaran Motor


1) Menepatkan selector switch pada posisi rpm
2) Menepatkan cylinder switch pada silinder tertentu

69

Universitas Muhammadiyah Riau


Lembaga Penjaminan dan Pengendalian Kualitas Mutu
36
3) Menekan tombol CAL ke bawah. Pada saat ini pointer harus menunjuk
pada posisi tengah. Sebagai contoh, pointer harus menunjuk pada angka
800 apabila selector switch pada posisi “low rpm”, dan harus menunjuk
angka 4000 jika selector switch pada posisi “high rpm”.
4) Apabila pointer tidak menunjuk sesuai dengan ketentuan di atas, maka
posisi pointer dapat diatur dengan memutar baut penyetel menggunakan
obeng minus dengan cara memutar ke kanan atau ke kiri sampai pointer
pada posisi tengah.

2. Prosedur Pengukuran
a. Prosedur Pengukuran Putaran Motor
1) Menghubungkan clip merah ke terminal positip baterey atau terminal
positip coil dan clip hitam ke terminal negatip coil atau ke body (massa).
2) Menghubungkan clip kuning ke terminal distributor atau terminal negatip
coil.
3) Memposisikan selector switch pada putaran motor (rpm)
4) Memposisikan cylinder switch sesuai dengan jumlah silinder motor
5) Menghidupkan motor
6) Menekan tombol power
7) Membaca penunjukan pointer untuk skala rpm, sebagai contoh dapat
dilihat pada gambar berikut:

Gambar.2.32. Skala Meter untuk Putaran Motor

Universitas Muhammadiyah Riau


Lembaga Penjaminan dan Pengendalian Kualitas Mutu
37
Dari gambar di atas nampak bahwa pointer sedang menunjuk 1000 rpm jika
selector switch pada posisi “low rpm”, tetapi jika selector switch pada posisi
“high rpm”, maka pointer sedang menunjuk 5000 rpm.

b. Prosedur Pengukuran Sudut Dwell atau Cam Angle


1) Menghubungkan clip merah ke terminal positip baterey atau terminal +
coil dan clip hitam ke terminal negatip coil atau ke body (massa).
2) Menghubungkan clip kuning ke terminal distributor atau terminal negatip
coil.
3) Memposisikan selector switch pada dwell
4) Memposisikan cylinder switch sesuai dengan jumlah silinder motor
5) Menghidupkan motor
6) Menekan tombol power
7) Membaca penunjukan pointer untuk skala sudut dwell, sebagai contoh
dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar. 2.33.Skala Meter untuk Sudut Dwell

Dari gambar tersebut nampak bahwa pointer sedang menunjuk:


100°, jika cylinder swich pada posisi 2
50°, jika cylinder swich pada posisi 4
25°, jika cylinder swich pada posisi 8

Universitas Muhammadiyah Riau


Lembaga Penjaminan dan Pengendalian Kualitas Mutu
38
c. Prosedur Pengukuran Tegangan Baterey
1) Menghubungkan clip kuning ke terminal positip baterey dan clip hitam ke
terminal negatip coil atau ke body (massa).
2) Memposisikan selector switch pada DCV
3) Memposisikan cylinder switch sesuai dengan jumlah silinder motor
4) Menghidupkan motor
5) Menekan tombol power
6) Membaca penunjukan pointer untuk skala tegangan DC, sebagai contoh
dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar. 2.34.Skala Meter untuk Tegangan DC

Dari gambar di atas tersebut nampak bahwa pointer sedang menunjuk: 12 volt.

6. Engine Scanner
Untuk mengakomodir seluruh data pada teknologi mesin modern (misalnya
EFI), maka sekarang ini telah tersedia engine scanner. Dengan alat ini kecepatan
dan akurasi hasil diagnosa bisa lebih optimal.
Alat ini dipergunakan untuk menentukan sumber gangguan atau diagnosa
mesin EFI. Penggunaan alat tersebut sangat penting karena pada saat ini
teknologi sistem EFI berkembang dengan pesat, sehingga kalau dahulu ECU
hanya mengontrol sistem EFI, namun pada saat ini ECU mengontrol semua
sistem secara terintregrasi seperti sistem AC, sistem Anti Lock Brake System
(ABS),

Universitas Muhammadiyah Riau


Lembaga Penjaminan dan Pengendalian Kualitas Mutu
39
sistem traksi (Electronic Traction Control), Air Bag dan sebagainya, sehingga
melibatkan sangat banyak sensor dan banyak actuator.
Cara penggunaan ini akan dijelaskan pada modul berikutnya, yaitu
mengenai diagnosa mesin EFI menggunakan scanner.

Gambar. 2.35.Engine Scanner

RANGKUMAN
Setelah mempelajari materi diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam melakukan pekerjaan
pada bidang otomotif diperlukan ukuran yang tepat dan sangat presisi. Ketika terjadi
kerusakan dan memerlukan perbaikan dan penyetelan komponen kendaraan, juga
menggunakan ukuran yang tepat, agar kendaraan dapat kembali bekerja seperti aslinya,
sehingga tetap nyaman dan aman ketika dikendarai. Oleh karena itu beberapa peralatan
pengukuran diperlukan. Setiap teknisi atau mekanik harus menguasai dasar-dasar
pengukuran baik mekanik maupun elektronik, sehingga kompetensi memperbaiki kendaraan
dapat dicapai. Dari beberapa peralatan alat ukur Elektrik pada bidang otomotif diantaranya
Amper meter , Vol Meter , ohm meter dan multi meter dll. Berbagai alat tersebut digunakan
pada pekerjaan otomotif, yang meliputi karakteristik dari alat ukur, cara penggunaan dan
perawatannya.

LATIHAN/TUGAS/LUARAN
Anda telah mempelajari materi pada pada modul tersebut, Apakah Anda sudah benar-benar
menguasai materi tersebut? Tunjukkan kemampuan Anda dengan mengerjakan tugas
berikut ini, yaitu coba nada mengukur arus batre ( accu ) yang ada di worksop atau
dikendaraan anda..

Universitas Muhammadiyah Riau


Lembaga Penjaminan dan Pengendalian Kualitas Mutu
40
DAFTAR PUSTAKA
1. Mardji 2006. Modul Fuel Petrol Injektion. Malang: UM
2. Putra. Nyoman dan Agung Widodo 20012. Perencanaan Central Lock Tidak
dipublikasikan. Malang :UM
3. Suzuki 2004. EPI – ELECTRONIC PETROL INJECTION. Jakarta : PT. ISI.
4. Zammit, S.J., 1996, Motor Vehicle Engineering Science for technician,
Longman Group, England
5. ______, 2000. Toyota New Step 1,: Toyota astra Motor
6. Garet. TK, dkk, 2001. The Motor Vehicle. Reston: Reston Publishing Co. Inc
7. Bell, Graham A., 1999, Performance Tuning in Theory and Practice Two
Strokes, Haynes Foulis Publisher, New South Wales Australia.
8. Bell, Graham A., 1999, Performance Tuning in Theory and Practice Four
Strokes, Haynes Foulis Publisher, New South Wales Australia.
9. _____, 1987. Electronic N Step, Japan, Nissan Motor CO Ltd.
10. Mardji 2006. Modul Fuel Petrol Injektion. Malang: UM
11. Putra. Nyoman dan Agung Widodo 20012. Perencanaan Central Lock Tidak
dipublikasikan.
Malang :UM
12. Hasna, Ummu. 2011. Alat Ukur Teknik (Online),
(http://kelasteknik.blogspot.co.id/2011/01/alat-ukur-teknik-dial-gauge.html) Diakses pada
27
Januari 2016
13.Ilmusiana. 2015. Cara Membaca Jangka Sorong denganBenar.(Online),
(http://www.ilmusiana.com/2015/07/cara-membaca-jangka-sorong-dengan-benar.html).
Diakses pada 27 Januari 2016.
14.Mojomotif. 2013. Alat Ukur Listrik. (Online),
(http://mojotomotif.blogspot.co.id/2014/09/alat-
ukur-listrik.html). Diakses pada 27 januari 2016.
15,Godam. 2014. Fungsi & Pengertian Amperemeter, Voltmeter, Ohmmeter Alat Ukur Listrik

Ilmu Fisika.(Online), (http://www.organisasi.org/1970/01/fungsi-pengertian-amperemeter-
voltmeterohmmeter-alat-ukur-listrik-ilmu-fisika.html). Diakses pada 28 januari 2016.
16. Tampubolon, Andokristi.Menguasai Alat Ukur Listrik dan Elektronika.
(Online),(http://www.geocities.ws/nerdi/index.html).Diakses pada 28januari 2016.
17. Zainal Arifin, Dr. MT , Martubi,Drs.MPd. MT 2018 , Modul dasar Teknologi Otomotif,
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi.

Universitas Muhammadiyah Riau


Lembaga Penjaminan dan Pengendalian Kualitas Mutu
41
Universitas Muhammadiyah Riau
Lembaga Penjaminan dan Pengendalian Kualitas Mutu
42

Anda mungkin juga menyukai