Dosen Pengampu :
Ir Denur, MM
Disusun Oleh :
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca dalam Mengelola Perubahan dan Inovasi.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Perubahan adalah hal yang selalu hadir bagi organisasi, demikian pula manjer.
Karena perubahan itu tidak bisa dihindari, manajer harus belajar bagaimana
mengelolalnya dengan baik. Karena inovasi selalu dikaitkan dengan upaya
pengubahan organisasi, manajer harus mengetahui cara mengelolanya juga.
2. RUMUSAN MASALAH
1.Bagaimana perbandingan ragam pandangan mengenai proses perubahan?
2.Apa saja jenis-jenis perubahan organisasi?
3.Bagaimana cara mengelola tantangan terhadap perubahan?
4.Bagaimana isu-isu terkini dalam mengelola perubahan?
5.Bagaimana teknik-teknik untuk merangsang inovasi?
3. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui perbandingan ragam pandangan mengenai proses
perubahan
2. Untuk mengetahui jenis-jenis perubahan organisasi
3. Untuk mengetahui cara mengelola tantangan terhadap perubahan
4. Untuk mengetahui isu-isu terkini dalam mengelola perubahan
5. Untuk mengetahui teknik-teknik untuk merangsang inovasi
BAB II
PEMBAHASAN
1. Kekuatan-kekuatan eksternal
Perubahan organisasi terjadi karena adanya perubahan-perubahan dalam
berbagai variable eksternal seperti system politik, ekonomi, teknologi, pasar,
dan nilai-nilai. Kenaikan biaya dan kelangkaan berbagai SDA, keamanan
karyawan dan peraturan-peraturan anti polusi, boikot pelanggan adalah
beberapa contoh factor-faktor lingkungan yang merubah kehidupan orang
baik sebagai karyawan maupun langgganan dalam tahun-tahun terakhir.
Berbagai kekuatan eksternal dari kemajuan teknologi sampai kegiatan-
kegiatan persaingan dan perubahan pola kehidupan, dapat menekan organisasi
untuk mengubah tujuan, struktur dan metode operasinya.
1. Kebudayaan
2. Pendidikan
3. Sosial
4. Politik
5. Ekonomi
6. Teknologi
2. Kekuatan-kekuatan internal
Kekuatan-kekuatan pengubah internal merupakan hasil dari factor-faktor
seperti tujuan, strategi, kebijaksanaan manajerial dan teknologi baru serta
sikap dan perilaku para karyawan. Sikap dan ketidak puasan karyawan seperti
ditunjukkan dalam tingkat perputaran atau pemogokan, dapat menyebabkan
berbagai perubahan dalam kebijaksanaan dan praktek manajemen.
Kekuatan-kekuatan perubahan internal, meliputi :
1. Kegiatan-kegiatan karyawan
2. Tujuan organisasi
3. Strategi dan kebijaksanaan
4. Teknologi
Seperti yang kita alami sejak di awal-awal krisis, kejadian buruk yang
terjadi di dunia luar sana ikut mempengaruhi kehidupan kita di tingkat
pribadi, dimana pun kita tinggal, profesi apapun yang kita sandang, atau mata
uang apapun yang kita pakai. Meskipun yang naik itu harga minyak mentah
dunia, entah apa sebabnya, tetapi kenaikan itu mempengaruhi besaran ongkos
kita pergi ke kantor, mempengaruhi biaya makan siang, mempengaruhi
belanja dapur bulanan, dan seterusnya.
Terlepas kita suka atau tidak suka, menyalahkan faktor eksternal atau
menyalahkan siapa saja, tetapi sebetulnya dunia ini hanya ingin melihat
bagaimana kita mengoperasikan seluruh kapasitas yang kita miliki dalam
meresponi perubahan yang seperti arus jeram itu. Secara teori sering
dijelaskan bahwa bagaimana seseorang menghadapi perubahan itu hasilnya
bisa dikelompokkan menjadi tiga di bawah ini:
Dalam prakteknya, hasil di atas sangat mungkin sekali tidak terjadi secara
otomatik. Ada yang butuh proses lama dan ada yang sebentar. Atau juga
mungkin masuk ke kelompok ketiga dulu. Misalnya saja ada sekelompok
karyawan yang di-PHK karena perusahaan sudah tidak bisa lagi menanggung
biaya operasional yang tinggi. Untuk pertama kalinya, semua karyawan itu
memiliki reaksi emosi yang bisa dibilang sama atau mirip sama, misalnya:
sedih, menolak, bingung, merasa tak berdaya, terhantui oleh rasa malu yang
bakal terjadi, dan lain-lain.
Kajian di bidang olahraga punya temuan yang bisa kita jadikan acuan.
Agar seorang atlit itu bisa tampil di lapangan dengan bagus, entah dia dulu
seorang juara atau bukan, atlit itu harus memiliki tiga modal utama. Pertama
adalah modal mental, kedua adalah modal tehnik, dan ketiga adalah modal
fisik atau material.
Baik dari kajian dan pengalaman, modal mental ternyata punya porsi
peranan yang paling besar, meskipun berbeda-beda prosentase yang
diakuinya. Ada yang menyebutnya 50%, 80%, dan bahkan ada yang
mengatakan sampai 90%. Jika mengacu ke sini, berarti kita semua sudah
punya sebagian besar modal untuk menjadi winner dalam menghadapi masa
sulit ini.
Pertanyaannya adalah, modal mental seperti apa yang kita butuhkan?
Kalau mengacu ke konsep kompetensi dalam manajemen, ada tiga modal
mental yang paling inti agar kita menjadi orang yang efektif dalam
menghadapi perubahan (personal effectiveness) atau winner. Apa saja ketiga
modal mental itu?
b. Kepercayaan diri
Lakukan hal-hal yang sanggup kita lakukan sampai bisa melihat bukti
(hasil) bahwa ternyata kita mampu. Ini bisa kita pilih dari apa yang
sudah kita bahas di Bagian Kedua. Semakin banyak bukti yang
sanggup kita kumpulkan, bahwa ternyata kita sanggup mewujudkan
rencana dan sanggup mengatasi masalah, maka semakin kuatlah pede
kita.
- Melihat orang lain yang sudah berhasil dan sangat mungkin bisa kita
ikuti langkah-langkahnya (learn from others). Kalau mental kita
sedang down, jangan mencari orang lain yang sedang down juga.
Nanti bisa malah tambah down. Temukan orang lain yang bisa meng-
inspirasi.
- Dan lain-lain
c. Kemampuan berpikir
Nah, apa yang sudah kita bahasa di Bagian Kedua itu, tentang hal-
hal yang bisa kita lakukan, dari yang paling tidak ideal sampai ke yang
paling ideal, itu semua adalah cara-cara untuk melatih kemampuan
berpikir. Yang perlu kita jauhi adalah, jangan sampai kita
mempertahankan diri hanya karena untuk kepentingan egoisme-
kebenaran-sendiri sehingga langkah kita terjepit karena salah berpikir.
Atau juga terobsesi mendapatkan hasil besar dengan cara cepat tanpa
dibekali pengetahuan yang akurat tentang diri.
D. MENGELOLA PERUBAHAN
Jenis-jenis Perubahan
Secara umum ada dua jenis perubahan yang terjadi dalam suatu organisasi :
1. Perubahan Proaktif
Perubahan proaktif atau biasa disebut terencana ini adalah perubahan yang
dirancang dan diimplementasikan secara berurutan dan tepat waktu sebagai
antisipasi dari peristiwa di masa mendatang. Perubahan yang direncanakan
bertujuan untuk menyiapkan seluruh organisasi atau sebagian besar untuk
menyesuaikan diri terhadap perubahan signifikan dalam sasaran dan arah
suatu organisasi.
2. Perubahan Reaktif
1. Unfreezing (pencairan)
3. Refreezing (pemantapan)
1. Pendekatan struktur
2. Pendekatan teknologi
3. Pendekatan orang
a. Kebiasaan
Pada dasarnya, manusia adalah mahluk yang hidup dari kebiasaan yang
dibangunnya. Kebiasaan ini akan lebih mempermudah manusia untuk
menjalankan kehidupannya yang sudah cukup kompleks. Saat dihadapkan
pada perubahan, maka manusia akan cenderung untuk enggan melakukan
penyesuaian atas kebiasaan yang selama ini ia lakukan Sebagai contoh :
seseorang akan cenderung untuk melalui rute perjalan menuju kantor yang
biasa dilaluinya setiap hari yang jarak tempuhnya lebih panjang,
dibandingkan melalui jalur baru yang belum ia kenal yang jarak tempuhnya
lebih pendek.
c. Faktor-faktor ekonomi
2) Pergantian kepemimpinan.
4) Budaya lemah.
2. Ciptakan cerita, lambang, dan ritual baru untuk menggantikan yang dewasa
ini berlaku.
Dengan melaksanakan sebagian besar atau semua saran ini tidak akan
menghasilkan pergeseran yang segera atau drastis dalam budaya organisasi.
Dalam analisis final, perubahan budaya meruapkan proses yang panjang dan
tahunan. Tetapi jika pertanyaannya adalah, “Dapatkah budaya diubah?”
jawabanya adalah, “Dapat!”
Stres adalah tekanan fisik dan psikologi yang dirasakan seseorang ketika ia
menghadapi atau mengalami permintaan yang luar biasa, hambatan atau
peluang di mana hasilnya dianggap tak pasti dan penting.
Stres sendiri tidaklah terlalu buruk. Meskipun stres sering dibahas dalam
konteks yang negatif, stres juga memiliki nilai yang positif, terutama jika
posisi stres itu menawarkan posisi keuntungan.
Namun, stres lebih sering dikaitkan dengan kendala dan tuntutan. Kendala
mencegah kita melakukan apa yang kita kehendaki dan tuntutan merujuk ke
hilangnya sesuatu yang diinginkan.
PENYEBAB STRES
GEJALA STRES
1) Secara Fisik
2) Secara Psikologi
3) Secara Sikap
MENGURANGI STRES
Dan yang terakhir dalam membuat perubahan itu terjadi dengan sukses
meliputi semua anggota organisasional terlibat. Perubahan organisasional
bukanlah pekerjaan satu orang saja. Karyawan individu adalah sumber yang
kuat dalam mengenali dan mengatasi masalah perubahan. Manajer perlu
mendorong karyawan untuk menjadi agen perubahan untuk memeriksa
peningkatan sehari-hari dan perubahan yang dapat dibuat seseorang dalam
tim.
F. MERANGSANG INOVASI
Variable struktur
1. Struktur organic
3. Komunikasi
Variable budaya
· Tahan banting
· Penuh semangat
· Penuh tenaga
Dalam dunia organisasi tidaklah menjadi hal yang mustahil untuk melakukan
perubahan-perubahan terhadap budaya dan inovasi dalam hal kinerja dan
kepemimpinan. Hal ini sangatlah dibutuhkan agar dalam organisasi tersebut
tidaklah terjadi kejenuhan bagi anggota-anggotanya dan perubahan-perubahan
yang terjadi itu dapat meningkatkan kinerja suatu organisasi. Akibat perubahan
yang ada dapat pula mengurangi tingkat stres karyawan yang sudah tidak nyaman
lagi dengan budaya-budaya lama di perusahaan atau organisasi mereka. Oleh
karena itu, perubahan budaya dan inovasi dalam organisasi sangatlah penting dan
bisa dikatakan menjadi sebuah kebutuhan.
DAFTAR PUSTAKA