Anda di halaman 1dari 9

Volume 10 No 2, Oktober 2017 Hlm.

99-107
ISSN 0216-9495 (Print)
ISSN 2502-5325 (Online)

Evaluasi Manajemen Perawatan dengan Metode Reliability Centered


Maintenance (RCM) II pada Mesin Cane Cutter 1 dan 2 di Stasiun
Gilingan PG Meritjan - Kediri
Cahyo Purnomo Prasetyo
Universitas Kahuripan Kediri
cahyo_pp_04@yahoo.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kebijakan perawatan optimal yang dapat
mengurangi biaya perbaikan (repair cost) dan biaya konsekwensi operasional
(operational consequence cost). Metode yang diterapkan pada penelitian ini adalah
Reliability Centered Maintenance (RCM) II. Penelitian ini difokuskan pada mesin
Cane Cutter 1 dan 2 dengan pertimbangan beberapa aspek yaitu : pengaruh
kegagalan terhadap pencapaian target produksi, resiko keselamatan kerja dan
biaya perawatan yang akan ditimbulkan. Dari hasil penelitian dapat diketahui
bahwa komponen kritis pada mesin Cane Cutter 1 dan 2 adalah : Pisau dan Baut
Pisau. Perawatan yang dilakukan untuk mengantisipasi dan mengatasi kegagalan
yang terjadi pada komponen mesin tersebut adalah proactive task yang meliputi :
scheduled restoration task dan scheduled discard task. Rata-rata penurunan biaya
perawatan total yang didapatkan dengan mengurangkan ‘biaya total pada interval
perawatan awal’ dan ‘biaya total pada interval perawatan optimal’ adalah 14,82 %.
Kata Kunci: cane cutter, downtime, pabrik gula.

ABSTRACT
This research aims to determine the optimal maintenance policy which could
reduce repair cost and operational consequence cost. The methods which applied
in this research is Reliability Centered Maintenance (RCM) II. This research
focuses on Cane Cutter 1 and 2 machines by considering several aspects, such
as and effect of any failure on production target achievement, work safety risk and
maintenance cost which might be caused by the critical condition. The result
showed that some critical components at the Cane Cutter 1 and 2 machines were
: Blade and Blade Bolt. The maintenance which could be done to anticipate and
deal with any failure occurring in the machine components was called proactive
task comprising : scheduled restoration task and scheduled discard task. The
average reduction in total maintenance costs which was obtained by subtracting
‘total costs at initial maintenance interval’ and ‘total costs at optimal maintenance
interval’ amounted to 14,82 %.
Keywords: cane cutter, downtime, sugar factory

99
100 Jurnal Rekayasa Vol 10 No 1, Oktober 2017, hlm. 99-107

PENDAHULUAN mencacah/memotong tebu utuk


Dalam era persaingan global memaksimalkan proses pemerahan
seperti saat ini, perusahaan dituntut tebu. Berdasarkan hasil observasi
untuk meningkatkan produktivitas yang telah didapatkan maka
dalam perusahaannya agar tetap diperlukan perencanaan kebijakan
bersaing dengan perusahaan perawatan yang optimal dengan
lainnya. Khusus pada perusahaan di metode Reliability Centered
bidang manufaktur, peningkatan Maintenance (RCM) II. RCM II
produktivitas pada sistem produksi sendiri adalah metode terintegrasi
merupakan hal mutlak yang harus analisis kuantitatif dan kualitatif pada
dilakukan. Salah satu indikator penentuan perencanaan perawatan
dalam peningkatan produktivitas mesin dimana RCM II memiliki
tersebut adalah tingkat reliabilitas keuntungan dalam penentuan
dari mesin-mesin produksi pada rencana perawatan yang difokuskan
perusahaan. Dalam mengukur pada mesin-mesin kritis serta
seberapa baik reliabilitas suatu menghindari aktivitas perawatan
mesin produksi maka diperlukan yang tidak diperlukan.
proses pemeliharaan (maintenance) Tujuan diadakannya
yang efektif dan efisien bagi penelitian ini adalah untuk
perusahaan. menetapkan aktivitas perawatan
PG Meritjan sebagai bagian sesuai RCM II Decision Worksheet
industri gula Indonesia memiliki dan menghitung Penurunan Biaya
tanggung jawab besar terutama Perawatan secara keseluruhan.
untuk memenuhi kebutuhan gula Agar penulisan dapat
nasional. Untuk mendukung berjalan dengan baik dan sesuai
perannya yang sangat kritis, maka dengan alurnya maka perlu
inefisiensi pabrik gula akibat dari diberikan batasan-batasan masalah
kondisi mesin produksi yang aus sebagai berikut :
harus segera diatasi. Dan 1. Obyek penelitian ini hanya
keberadaan sistem perawatan dibatasi pada mesin Cane
mesin produksi pabrik gula yang baik Cutter 1 dan 2 dan komponen
adalah sangat penting. Karena kritis : Pisau dan Baut Pisau.
kerusakan mesin yang dapat terjadi 2. Penyelesaian masalah dibatasi
sewaktu-waktu tidak hanya akan sampai pada menetapkan
dapat menyebabkan berhentinya aktivitas perawatan sesuai RCM
proses produksi, namun juga II Decision Worksheet dan
mengancam keselamatan kerja menghitung Penurunan Biaya
karyawan. Dan hal ini sangat Perawatan secara keseluruhan.
merugikan perusahaan, karena
selain perusahaan akan tetap Perawatan (Maintenance)
mengeluarkan cost untuk membayar Melewati lebih dari 20 tahun,
tenaga kerja reguler tanpa perawatan telah berubah, mungkin
menghasilkan produk, kecelakaan melebihi ilmu manajemen yang lain.
kerja akibat kerusakan dapat Perubahan berasal dari peningkatan
menurunkan moral karyawan. besar dalam jumlah dan macam dari
Salah satu mesin produksi aset fisik (pabrik, peralatan dan
PG Meritjan adalah mesin Cane bangunan) yang harus dikelola, lebih
Cutter 1 dan 2 yang berada di banyak rancangan kompleks, teknik
Stasiun Gilingan. Mesin Cane Cutter perawatan baru dan perubahan
1 dan 2 berfungsi untuk
Prasetyo, CP., Evaluasi Manajemen Perawatan…101

pandangan pada organisasi 4. Menjamin keselamatan operator


perawatan serta tanggungjawab. dan pemakai fasilitas.
Perawatan juga dipengaruhi oleh
perubahan ekspektasi. Hal ini Reliability Centered Maintenance
termasuk peningkatan cepat II (RCM II)
kesadaran bahwa kegagalan Reliability Centered
peralatan mempengaruhi Maintenance (RCM) pada dasarnya
keselamatan dan lingkungan, menggabungkan beberapa teknik
peningkatan kesadaran dari manajemen resiko dan alat yang
hubungan antara perawatan dan sudah diketahui secara baik, seperti
kualitas produk, dan peningkatan Failure Mode dan Effect Analysis
tekanan untuk mencapai high plant (FMEA) dan decision tree, dalam
availability dan untuk menekan sebuah pendekatan sistematis untuk
biaya. mendukung keputusan perawatan
Perawatan (maintenance) yang efektif dan efisien.
merupakan suatu aktifitas yang Reliability Centered
dilakukan agar peralatan atau item Maintenance (RCM) adalah proses
dapat dijalankan sesuai standard yang digunakan untuk menentukan
performansi semula. Perawatan pendekatan paling efektif pada
(maintenance) sebagai suatu perawatan. RCM menggunakan
tindakan yang dibutuhkan untuk tindakan identifikasi yang bila
mencapai suatu hasil yang dapat dilakukan akan mengurangi
mengembalikan item atau kemungkinan dari kegagalan dan
mempertahankan item pada kondisi dimana paling efektif biaya. Strategi
yang selalu dapat berfungsi. perawatan ini tidak diaplikasikan
Perawatan sebagai salah satu secara independen, namun
kegiatan pendukung yang bertujuan terintegrasi untuk mencapai manfaat
untuk menjamin kelangsungan dari kekuatan respektifnya untuk
fungsional suatu sistem produksi mengoptimasi fasilitas dan
(peralatan, mesin dan fasilitas kemampuan operasi peralatan serta
lainnya), sehingga pada saat efisiensi saat menurunkan biaya life
dibutuhkan dapat dipakai sesuai cycle.
dengan kondisi yang diharapkan. Reliability Centered
Kondisi di atas dapat dicapai antara Maintenance adalah sebuah proses
lain dengan melakukan yang digunakan untuk menentukan
perencanaan penjadwalan tindakan apa yang harus dilakukan untuk
perawatan dengan tetap memastikan bahwa semua aset fisik
memperhatikan fungsi terus melakukan apa yang user ingin
pendukungnya dengan kriteria dilakukan dalam kondisi operasinya
minimasi biaya. Tujuan utama dari saat ini. RCM berdasar pada paham
dilakukannya sistem manajemen bahwa setiap aset digunakan untuk
perawatan adalah sebagai berikut : memenuhi fungsi atau fungsi
1. Memperpanjang usia pakai spesifik, dan perawatan itu berarti
fasilitas produksi. melakukan apapun yang perlu untuk
2. Menjamin tingkat ketersediaan memastikan bahwa aset terus
yang optimum dari fasilitas memenuhi fungsinya untuk
produksi. kepuasan user.
3. Menjamin kesiapan operasional
seluruh fasilitas yang diperlukan
untuk pemakaian darurat.
102 Jurnal Rekayasa Vol 10 No 1, Oktober 2017, hlm. 99-107

Konsep Keandalan Untuk mendukung penelitian ini,


Salah satu aspek yang dapat maka digunakan beberapa data
mempengaruhi keberhasilan suatu kualitatif dan kuantitatif.
produk adalah keandalan
Adapun data-data kualitatif
komponen, sub sistem, atau sistem
tersebut meliputi :
tersebut untuk tidak mengalami
kegagalan dalam jangka waktu 1. Data fungsi mesin.
tertentu. Penerapan teori keandalan 2. Data kegagalan.
dapat membantu untuk 3. Data penyebab kegagalan.
memperkirakan peluang suatu 4. Data efek yang ditimbulkan
komponen, sub sistem, atau sistem apabila kegagalan tersebut
untuk dapat bekerja sesuai dengan terjadi.
tujuan yang diinginkan dalam kurun Sedangkan data-data
waktu tertentu. kuantitatif meliputi :
Keandalan ini menjadi
sangat penting karena akan 1. Data waktu antar kerusakan mesin
mempengaruhi biaya pemeliharaan (time to failure) dan data waktu
yang pada akhirnya akan antar perbaikan (time to repair).
berpengaruh pula terhadap 2. Data biaya kegagalan mesin yang
keberhasilan suatu produk. meliputi data biaya operasional,
biaya tenaga kerja, biaya
penggantian komponen serta
METODE PENELITIAN biaya perawatan mesin.
Tahapan penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN
menunjukkan langkah-langkah yang Pemilihan Mesin Kritis
dilakukan dalam penelitian. Tahapan Di Stasiun Gilingan PG
penelitian dapat dilihat pada gambar Meritjan terdapat 2 set mesin Cane
1. Cutter. Pada penelitian ini semua
Gambar 1 merupakan alur komponen pada mesin Cane Cutter 1
penelitian yang dilakukan. Penelitian dan 2 dimasukkan sebagai
dimulai dengan Tahap Identifikasi komponen kritis
Permasalahan (Perumusan Masalah
dan Penentuan Tujuan, Studi FMEA (Failure Mode and Effect
Pustaka, Studi Pendahuluan dan Analysis)
Penentuan Komponen Kritis Mesin), FMEA berfungsi untuk
Tahap Pengumpulan Data, Tahap menganalisis sistem peralatan
Pengolahan Data (System Function berdasarkan fungsi sub sistem yang
& Function Failure, Failure Mode & dalam hal ini komponen atau unit,
Effect Analysis, Failure dan bagaimana komponen tersebut
Consequence, Proactive Task & gagal dalam mencapai standart
Default Action, Proposed Task, performansinya.
Penentuan Distribusi Waktu Antar Penyusunan tabel FMEA
Kerusakan/Perbaikan, Penentuan dilakukan berdasarkan data fungsi
Interval Perawatan, Penentuan Biaya komponen dan laporan perawatan
Perawatan Berdasarkan Interval yang kemudian dapat ditentukan
Perawatan Optimal), Tahap Analisis berbagai penyebab kegagalan
dan Interpretasi, lalu membuat (failure mode) yang mengakibatkan
Kesimpulan dan Saran kegagalan fungsi (functional failures).
Selain itu berdasarkan informasi dari
operator dan masinis Stasiun
Prasetyo, CP., Evaluasi Manajemen Perawatan…103

Gilingan dapat diketahui seberapa kualitas produk yang dihasilkan.


besar pengaruh failure mode Tabel 1 dan Tabel 2 adalah tabel
terhadap performansi mesin dan FMEA mesin Cane Cutter 1 dan 2 :

Tabel 1. RCM II Information Worksheet Mesin Cane Cutter 1


No Komponen Function Functional Failures Failure Mode Failure Effect
1 Pisau 1 Memotong/menc A Tidak mampu 1 Pisau tunpul Proses
acah tebu memotong/menc akibat korosi pemotongan/pencacahan tebu
hingga acah tebu dan 2 Pisau lepas kurang optimal.
memenuhi memenuhi karena Proses pemotongan/
Preparation PI > 80 % pemasangan pencacahan tebu berhenti
Index baut pisau untuk melakukan penggantian
(PI) > 80 % kurang kencang pisau baru.
Pisau patah Potongan pisau yang terlontar
3 karena kelelahan dapat membahayakan
pada bahan keselamatan operator dan
(fatigue) pekerja lainnya.
Proses
pemotongan/pencacahan tebu
berhenti untuk melakukan
penggantian pisau baru.
Potongan pisau yang terlontar
dapat membahayakan
keselamatan operator dan
pekerja lainnya.
2 Baut pisau 1 Menyatukan A Tidak mampu 1 Baut pisau lepas Pisau terlepas dari piringan
pisau pada menyatukan karena baja.
piringan baja pisau pada pemasangan Potongan pisau yang terlontar
piringan baja kurang kencang. dapat membahayakan
Baut pisau keselamatan operator dan
2 longgar, lepas pekerja lainnya
ataupun putus Pisau goyang dan terlepas
karena kelelahan dari piringan baja.
pada bahan Potongan pisau yang terlontar
(fatigue) dapat membahayakan
keselamatan operator dan
pekerja lainnya

Tabel 2. RCM II Information Worksheet Mesin Cane Cutter 2


No Komponen Function Functional Failures Failure Mode Failure Effect
1 Pisau 1 Memotong/menc A Tidak mampu 1 Pisau tunpul Proses pemotongan/pencacahan
acah tebu memotong/menc akibat korosi tebu kurang optimal.
hingga acah tebu dan 2 Pisau lepas Proses pemotongan/ pencacahan
memenuhi memenuhi karena tebu berhenti untuk melakukan
Preparation PI > 80 % pemasangan penggantian pisau baru.
Index baut pisau Potongan pisau yang terlontar
(PI) > 80 % kurang kencang dapat membahayakan
3 Pisau patah keselamatan operator dan
karena kelelahan pekerja lainnya.
pada bahan Proses pemotongan/ pencacahan
(fatigue) tebu berhenti untuk melakukan
penggantian pisau baru.
Potongan pisau yang terlontar
dapat membahayakan
keselamatan operator dan
pekerja lainnya.
104 Jurnal Rekayasa Vol 10 No 1, Oktober 2017, hlm. 99-107

No Komponen Function Functional Failures Failure Mode Failure Effect


2 Baut pisau 1 Menyatukan A Tidak mampu 1 Baut pisau lepas Pisau terlepas dari piringan baja.
pisau pada menyatukan karena Potongan pisau yang terlontar
piringan baja pisau pada pemasangan dapat membahayakan
piringan baja kurang kencang. keselamatan operator dan
2 Baut pisau pekerja lainnya
longgar, lepas Pisau goyang dan terlepas dari
ataupun putus piringan baja.
karena kelelahan Potongan pisau yang terlontar
pada bahan dapat membahayakan
(fatigue) keselamatan operator dan
pekerja lainnya

Tabel 3. RCM II Decision Worksheet Mesin Cane Cutter 1


Information H1 H2 H3
Consequence evalution Default action
no Komponen reference S1 S2 S3
PROPOSED TASK
O1 O2 O3
F FF FM H S E O H4 H5 S4
N1 N2 N3
1 Y N N Y N Y Scheduled restoration task
1 Pisau 1 A 2 Y Y N Y Scheduled restoration task
3 Y Y N N Y Scheduled discard task
1 Y Y N Y Scheduled restoration task
2 Baut Pisau 1 A
2 Y Y N N Y Scheduled discard task

Tabel 4. RCM II Decision Worksheet Mesin Cane Cutter 2


Information Consequence H1 H2 H3
Default action
] Komponen reference evalution S1 S2 S3
PROPOSED TASK
O1 O2 O3
F FF FM H S E O H4 H5 S4
N1 N2 N3
1 Y N N Y N Y Scheduled restoration task
1 Pisau 1 A 2 Y Y N Y Scheduled restoration task
3 Y Y N N Y Scheduled discard task
1 Y Y N Y Scheduled restoration task
2 Baut Pisau 1 A
2 Y Y N N Y Scheduled discard task

Tabel 5. Hasil Uji Distribusi Mesin Cane Cutter 1 dan 2


Parameter
Sub System
Komponen Distribusi
(mesin) α β γ λ µ σ

Tf Weibull 3 1.8023 140.0439 82.35


Pisau
Tr Weibull 2 1.6906 3.1386
Cane Cutter 1
Baut Tf Weibull 3 1.8922 154.1126 124.0658
pisau Tr Eksponential 2 0.2957 0.2948
Tf Weibull 2 2.0451 136.8265
Pisau
Tr Normal 3.1867 2.1389
Cane Cutter 2 Tf Weibull 3 1.1343 155.9964 121.4781
Baut
-
pisau Tr Weibull 3 1.1325 3.4655 -0.0511 1.1005
1.1883

Decision Worksheet Penentuan Distribusi


RCM II Decision Worksheet Pengujian distribusi dilakukan
digunakan untuk mencari jenis terhadap data waktu antar kerusakan
kegiatan perawatan (maintenance (Tf) dan waktu perbaikan (Tr).
task) yang tepat dan memiliki Pengujian distribusi terhadap waktu
kemungkinan untuk dapat mengatasi antar kerusakan digunakan untuk
setiap failure mode. Berikut ini adalah mendapatkan nilai kemungkinan
tabel 3 dan tabel 4 : terjadinya kerusakan pada waktu
Prasetyo, CP., Evaluasi Manajemen Perawatan…105

tertentu, kemungkinan mesin dapat interval perawatan (TM) berdasarkan


beroperasi sampai waktu tertentu minimasi biaya.
(fungsi keandalan) dan untuk
Biaya yang berhubungan dengan
menghitung ekspektasi siklus
perawatan
perbaikan yang akan digunakan
untuk mendapatkan nilai dari biaya 1. Biaya Tenaga Kerja (CW)
akibat adanya kerusakan. 2. Biaya Perawatan (CM)
3. Biaya Konsekwensi Operasional
Hasil pengujian distribusi
(CO)
dengan software Reliasoft Weibull
4. Biaya Perbaikan (CR)
++4 pada mesin Cane Cutter 1 dan 2
dapat dilihat pada tabel 5. Dimana :
Perhitungan Interval Perawatan CV = Biaya Tenaga Kerja (CW) +
Optimal dan Penurunan Biaya Biaya Konsekwensi Operasional
Perawatan (CO)
Langkah yang diambil setelah Sehingga besar Biaya Perbaikan
dilakukan uji distribusi terhadap (CR) dapat dihitung sebagai berikut :
waktu antar kerusakan (Tf) dan waktu CR = Biaya Penggantian Komponen
perbaikan (Tr) adalah menentukan (CF) + (CV x MTTR)

 Data Waktu Kerusakan (Tf)


 Data Waktu Perbaikan (Tr)

UJI DISTRIBUSI

 Distribusi Weibull
 Distribusi Eksponential
 Distribusi Normal
 Distribusi Lognormal

Mean Time To Failure Mean Time To Repair


(MTTF) (MTTF)

Availability (A)
MTTF
A
MTTF  MTTR

Biaya Perbaikan (CR)


Biaya Perawatan (CM)

CR  CF  (CW CO) x MTTR 

Interval Perawatan Optimal


(TM)
1/2
 β α .CM 
TM   
 CR (α - 1) 

Biaya Total Berdasarkan Interval


Perawatan Optimal (TC TM)
α-1 α
TM .CR  β .CM
TC  α
TM β .TM

Biaya Total Berdasarkan Interval


Perawatan Awal (TC To)
α-1 α
t .CR  β .CM
TC  α
To β .t

Penurunan Biaya Perawatan


Total (TCTO - TCTM)

Gambar 1. Skema Tahap Perhitungan


106 Jurnal Rekayasa Vol 10 No 1, Oktober 2017, hlm. 99-107

CR = Biaya Penggantian Komponen rata-rata antar perbaikan), TM


(CF) + [(CW + CO) x MTTR] (interval perawatan optimal) dan TC
(biaya perbaikan dan perawatan
berdasarkan interval perawatan
Perhitungan interval perawatan optimal).
(TM) dan biaya perawatan
Untuk mempermudah
komponen (TC)
pemahaman, maka tahap-tahap
Setelah dilakukan pengujian perhitungan dapat dilihat pada
distribusi perhitungan biaya (tenaga gambar 1.
kerja, perawatan, konsekwensi
Perhitungan Interval
operasional, perbaikan), maka akan
perawatan (TM) dan Penurunan
dilanjutkan ke langkah berikutnya
Biaya Perawatan dengan Software
yaitu menghitung MTTF (waktu rata-
Mathcad 12 dapat dilihat pada tabel
rata antar kerusakan), MTTR (waktu
6:
Tabel 6. Perhitungan Interval perawatan Optimal Mesin Cane Cutter 1 dan 2
Sub MTTF MTTR CF CV CR CM TM
No Komponen A
Sistem (jam) (jam) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (jam)
Cane Pisau 197 1.513 0.992378333 500,000.00 23,430,166.67 35,949,842.17 10,217.85 1.705
1
Cutter 1 Baut Pisau 186 2.741 0.973083261 24,750.00 23,430,166.67 64,246,836.84 10,217.85 1.609
Cane Pisau 150 3.1867 0.97919728 500,000.00 23,430,166.67 75,164,912.13 10,217.85 1.722
2
Cutter 2 Baut Pisau 180 4.018 0.978165179 24,750.00 23,430,166.67 94,167,159.68 10,217.85 1.25

Tabel 7. Penurunan Biaya Perawatan Mesin Cane Cutter 1 dan 2


Sub TCTM TCTO - TCTM Penurunan Biaya
No Komponen TM (jam) t (jam) TCTO (Rp/jam)
Sistem (Rp/jam) (Rp/jam) (%)
Cane Pisau 1.705 1.5 11,310.00 10,370.00 940.00 8.31%
1
Cutter 1 Baut Pisau 1.609 1 14,870.00 10,770.00 4,100.00 27.57%
Cane Pisau 1.722 1.5 10,090.00 9,230.00 860.00 8.52%
2
Cutter 2 Baut Pisau 1.25 1 27,290.00 23,230.00 4,060.00 14.88%
Rata-rata 14,82 %

SIMPULAN DAN REKOMENDASI pada interval perawatan awal’ dan


‘biaya total pada interval
Dari hasil pengolahan dan
perawatan optimal’ adalah 14,82
analisa data yang telah dilakukan,
%.
maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut : Adapun saran yang dapat diberikan
bagi perusahaan berdasarkan hasil
1. Kebijakan perawatan yang
penelitian adalah :
dilakukan untuk mengantisipasi
dan mengatasi kegagalan yang 1. Diperlukan penyusunan standar
terjadi pada komponen mesin operasi perawatan untuk
Cane Cutter 1 dan 2 adalah masing-masing komponen
proactive task yang meliputi: mesin, berdasarkan jenis
scheduled restoration task dan kegiatan perawatan yang
scheduled discard task. dibutuhkan masing-masing
2. Rata-rata penurunan biaya komponen.
perawatan total yang didapatkan 2. Diperlukan pencatatan secara
dengan mengurangkan ‘biaya total berkala pada setiap kegiatan
Prasetyo, CP., Evaluasi Manajemen Perawatan…107

perawatan yang dilakukan, baik task dilakukan oleh operator


schedule on condition task, yang bertugas di area peralatan,
schedule restoration task dan agar informasi potensi terjadinya
schedule discard task. Hal ini kegagalan dapat segera
sangat penting untuk diketahui. Sedangkan untuk
mengantisipasi terjadinya kegiatan schedule restoration
kegagalan potensial. task dan schedule discard task
3. Untuk efektifitas kegiatan dapat dilakukan oleh bagian
perawatan, sebaiknya kegiatan mekanik.
perawatan schedule on condition

Nasional, Dirjen Bina Produksi


DAFTAR PUSTAKA
Perkebunan, Departemen
Hoyland, Arnjlot, and Rausand, Marvin, Pertanian, Jakarta.
1994, System Reliability Theory
Pranoto, J., Matondang, N., dan Siregar,
Models and Stastitical Methods,
Ikhsan, 2013, Implementasi Studi
John Wiley & Sons Inc., New
Preventive Maintenance Fasilitas
York.
Produksi Dengan Metode
Iriani, Y., Rahmadi, E.S., (2011), Usulan Reliability Centered Maintenance
Waktu Perawatan Berdasarkan Pada PT. XYZ, .e-Jurnal Teknik
Keandalan Suku Cadang Kritis Industri FT USU, Vol 1, No 3, hal
Bus di Perum Damri Bandung, 18–24.
6th National lndustrial
Rinne, H., 2009, The Weibull Distribution
Engineering Conference,
A Handbook, Chapman &
Universitas Widyatama,
Hall/CRC.
Surabaya, hal 171–178.
Silva, Carlos Manuel I, 2008, Proactive
Moubray, John, 1997, Reliability
Reliability Maintenance: a case
Centered Maintenance, Second
study conserning maintenance
edition, Industrial press inc., New
service cost, Journal of Quality in
York.
Maintenance Engineering, Vol
Nordstrom, Jakob, 2007, RCM-based 14, No 4, pp 343–355.
maintenance plans for different
Soesetyo, I., dan Bendatu, L.Y., 2014,
operational conditions, Lulea
Penjadwalan Predictive
University of Technology.
Maintenance dan Biaya
Pakpahan, Agus, dkk., 2002, Program Perawatan Mesin Pellet di PT
Akselerasi Peningkatan Charoen Pokphand Indonesia-
Produktivitas Gula Nasional, Sepanjang, Jurnal Titra, Vol 2, No
Sekretariat Dewan Gula 2, hal 147–154.

Anda mungkin juga menyukai