OLEH :
CALVIN CHRISTANTO MARULI TUA SIANTURI
NIM. 20 03 086
1. Inspection (Pemeriksaan)
Inspection yaitu tindakan yang ditunjukkan terhadap sistem atau mesin
untuk mengetahui apakah sistem berada pada kondisi yang diinginkan.
2. Service (Servis)
Service yaitu tindakan yang bertujuan menjaga kondisi suatu sistem
yang biasanya telah diatur dalam buku petunjuk pemakaian sistem.
3. Replacement (Pengganti Komponen)
Replacement yaitu tindakan penhhanti komponen yang dianggap rusak
atau tidak memenuhi kondisi yang diinginkan. Tindakan pengganti ini
mungkin dilakukan secara mendadak atau dengan perencanaan
pencegahan terlebih dahulu.
4. Repair (Perbaikan)
Repair yaitu tindalan perbaikan minor yang dilakukan pada saat terjadi
kerusakaan kecil.
5. Overhoul (Perubahan)
Overhoul yaitu tindakan perubahan besar-besaran yang dilakukan
diakhir periode tertentu.
2.3.1. Breakdown Maintenance
Breakdown Maintenance dapat diartikan sebagai kebijakan perawatan dengan
cara mesin/peralatan dioperasikan hingga rusak, kemudian baru diperbaiki atau
diganti. Kebijakan ini merupakan strategi yang sangat kasar dan kurang baik
karena dapat menimbulkan biaya tinggi, kehilangan kesempatan untuk mengambil
keuntungan bagi perusahaan karena diakibatkan terhentinya mesin, keselamatan
kerja tidak terjamin, kondisi mesin ini tidak diketahui, dan tidak diperencanaan
waktu, tenaga kerja maupun biaya yang baik (Sudrajat, 2011, Hal 6).
2.3.2. Corrective Maintenance
Corrective Maintenance merupakan kegiatan perawat yang dilakukan pada mesin
atau peralatan produksi yang sedang beroperasi secara abnormal (mesin masih
dapat beroperasi tapi tidak optimal)
2.3.3. Preventive Maintenance
Preventive Maintenance adalah salah satu komponen penting dalam aktivitas
perawatan (maintenance). Preventive maintenance adalah aktivitas perawatan
yang dilakukan sebelum terjadinya kegagalan atau kerusakan pada sebuah sistem
atau komponen, dimana sebelumnya sudah dilakukan perencanaan dengan
pengawasan yang sistematik, deteksi, dan koreksi, agar sistem atau komponen
tersebut dapat mempertahankan kapabilitas fungsional (Kusnadi, 2016, Hal 6).
2.3.4. Predictive Maintenance
Predictive maintenance adalah perawatan yang dilakukan untuk mengantisipasi
kegagalan sebelum terjadinya kerusakana pada komponen tertentu pada mesin
dengan cara melakukan Analisa trend perilaku mesin/peralatan kerja. Predictive
maintenance lebih menitik beratkan pada Kondisi Mesin (Condition Based)
2.4. Reliability Centered Maintenance (RCM)
Reliability Centered Maintenance (RCM) sebagai suatu proses yang digunakan
untuk menentukan apa yang seharusnya dilakukan untuk menjamin suatu sistem
dapat berjalan dengan baik sesuai dengan fungsi yang diinginkan oleh pengguna
(Moubray, 1997, Hal 9).
RCM yaitu sistem perawatan yang berbasiskan kehandalan. Kehandalan
yang dimaksud disini adalah kemampuan mempertahankan fungsi dari
mesin/peralatan pabrik pada prestasi yang diharapkan dan pada kondisi yang
ditentukan.
RCM merupakan suatu proses yang digunakan untuk menentukan apa
yang harus dilakukan untuk memastikan bahwa suatu asset fisik terus dapat
bekerja melakukan apa yang penggunanya ingin lakukan sesuai konteks
pengoperasiannya saat ini. Hal ini didasarkan pada prinsip bahwa keandalan dari
peralatan dan struktur dari kinerja yang akan dicapai adalah fungsi dari
perencanaan dan kualitas pembentukan Preventive Maintenance yang efektif.
Perencanaan tersebut meliputi komponen pengganti yang telah diprediksikan dan
direkomendasikan.
Reliability Centered Maintenance (RCM) didefenisikan sebagai sebuah
proses yang digunakan untuk menentukan keburuhan perawatan terhadap asset
yang bersifat fisik dalam konteks operasinya. Secara mendasar, metodelogi RCM
menyadari bahwa semua peralatan pada sebuah fasilitas tidak memiliki tingkat
prioritas yang sama. RCM menyadari bahwa desain dan operasi dari peralatan
berbeda-beda sehingga memiliki peluang kegagalan yang berbeda-beda juga.
RCM merupakan salah satu metode yang digunakan dalam penentuan
kebijakan tersebut. Tujuan utama RCM adalah mengoptimalkan Preventive
Maintenance :
1. Mempertahankan fungsi sistem.
2. Mengidentifikasi mode kerusakan (failure mode).
3. Memprioritaskan kepentingan dari mode kerusakan.
4. Memilih tindakan perawatan pencegahan yang efektif dan dapat
diterapkan.
5. Untuk membangun suatu prioritas desain untuk memfasilitasi
kegiatan perawatan yang efektif.
6. Untuk merencanakan preventive maintenance yang aman dan
handal pada level-level tertentuu dari sistem.
7. Untuk mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan
perbaikan item dengan berdasarkan bukti kehandalan yang tidak
memuaskan.
8. Untuk mencapai ketiga tujuan di atas dengan biaya yang
minimum.
Begitu banyak bentuk definisi RCM dari berbagai sumber, tetapi tujuan
utamanya adalah untuk mempertahankan fungsi sistem dengan cara
mengidentifikasi mode kegagalan (failure mode) dan memprioritaskan
kepentingan dari mode kegagalan kemudian memilih tindakan perawatan
pencegahan yang efektif dan dapat diterapkan.
Seperti yang telah diungkapkan diawal bahwa Reliability atau keandalan adalah
peluang sebuah kompnen, sub-sistem atau sistem melakukan fungsinya dengan
baik, seperti yang dipersyaratkan, dalam kurun waktu tertentu dan dalam kondisi
oprasi tertentu pula.
Pola distribusi yang sering digunakan dalam bidang perawatan menurut Ebeling
(1997) dalam keandalan (reliability) antara lain:
f(t) =
β t
α α() β−1 e− ( αt ) β
b.Fungsi Distribusi Kumulatif
f(t) = 1- e− ( αt ) β
c.Fungsi Kehandalan
R(t) = 1- F (t) = e− ( αt ) β
d.Fungsi Laju Kerusakan
λ( t )= f (t)
¿¿
e. Waktu rata-rata kerusakan (MTTF)
MTTF = θ . r 1+ ( 1β )
f. Waktu rata-rata kerusakan (MTTR)
MTTR = θ . r 1+ ( α1 )
g. Variansi
2
σ = θ ⌊ r 1+
2
( 2β )−r (1+ 1β ) ⌋
2
h. Parameter
( )(∑ )
n n n
β=b n ∑ ¿1 XiYi− ∑ ¿ 1 Xi ¿1 Yi
1 i i
___________________________________
(∑ )
n n
n ∑ ¿1 Xi −
2
¿ 1 Xi2
i i
α¿ y−b x
a
θ=e−¿b ¿
( )
'
1 1 t −π '
f(t) = e2
tσ √ 2 π σ'
b)Fungsi Distribusi Kumulatif
( ) ( )
t −1 ' '
1 t −π ' t −π '
F(t)= ∫ e 2
dt=Ф
0 σ √2 π σ' σ'
c) Fungsi Keandalan
( )
'
t −π '
R(t) = 1- F (t) = Ф
σ'
d) Fungsi Laju Kerusakan
( )
'
−1 t −π '
f (t ) 2 σ'
√[
λ(t) = R (t)
( )]
'
t −π '
tσ ' 2 π 1−Ф
σ'
f) Variansi
' '2
σ 2=e 2 ∞ +σ
g) Parameter
1
S=
b
−sa
t med =e
ɑ= ȳ−b x՟
( )(∑ )
n n n
n ∑ ¿ 1 xiyi− ∑ ¿ 1 xi ¿ 1 yi
i i i
β=
(∑ )
n n
n ∑ ¿ 1 xi −
2
¿ 1 xi ²
i i
Mesin Ripple Mill adalah adalah sebuah unit permesinan pada pabrik kelapa sawit
yang digunakan untuk memecah biji kelapa sawit hingga terjadi perubahan fisik
sedemikian rupa . pemecahan biji kelapa sawit dengan cara menggilas biji
didalam plat besi yang berputar secara sentripugal. yang ditimbulkan oleh putaran
rotorbar yang sangat tinggi, maka biji-biji yang masuk kelubang rotor akan
terbawa oleh lempengan siku-siku Square Bar tersebut kemudian terlempar
kesamping membentur dinding, akibatnya biji-biji tersebut akan pecah dan intinya
akan terpisah dari cangkang.
Gambar 2.1 Mesin Ripple mill Gambar 2.2 Mesin Ripple Mill
Mulai
Observasi Lapangan
Rumusan Masalah
Objek Penelitian
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Evaluasi
Selesai
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN