Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

PERAWATAN DAN PERBAIKAN MESIN


Dosen pengampu Ir. Aan Ardian S.Pd, M.Pd

Disusun oleh:
Assadullah Al Kafah Alam NIM 20503241033
Eko Nur Prasetyo NIM 20503241038

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
2022
A. Pengertian perawatan dan perbaikan mesin
Menurut Lindley R. Higgis & R. Keith Mobley, Perwatan/pemeliharaan adalah
suatu kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan tujuan agar
peralatan selalu memiliki kondisi yang sama dengan keadaan awalnya.
Maintenance atau pemeliharaan juga dilakukan untuk menjaga agar peralatan
tetap berada dalam kondisi yang dapat diterima oleh penggunannya.

Menurut Ansori dan Mustajib, Pengertian perawatan maintenance sebagai


konsepsi dari semua aktivitas yang diperlukan untuk menjaga atau
mempertahankan kualitas fasilitas/mesin agar dapat berfungsi dengan baik
seperti kondisi.

Menurut Dr. Hendra Jaya M., T. Perawatan adalah suatu usaha yang dilakukan
secara sengaja dan sistematis terhadap peralatan hingga mencapai
hasil/kondisi yang dapat diterima dan diinginkan.

Pemeliharaan mesin dideskripsikan sebagai semua aktivitas yang


dikonsepsikan untuk menjaga dan mempertahankan kualitas mesin/peralatan
agar tetap dapat berfungsi dengan baik sesuai kondisi atau standar yang dapat
diterima. Untuk dapat melakukan pemeliharaan mesin dengan baik dan benar,
maka prinsip kerja dari mesin atau peralatan yang dirawat harus dapat dikuasai
terlebih dahulu, termasuk apabila perusahaan memiliki mesin dengan
teknologi terbaru. Terkait dengan fungsi yang terakhir ini, pemeliharaan mesin
di industri memiliki tugas mengikuti perkembangan teknologi, terutama
teknologi yang digunakan pada mesin-mesin yang dirawatnya.

Dari pengertian di atas jelas bahwa kegiatan perawatan itu adalah kegiatan
yang terprogram mengikuti cara tertentu untuk mendapatkan hasil/kondisi
yang disepakati. Perawatan hendaknya merupakan usaha/kegiatan yang
dilakukan secara rutin/terus menerus agar peralatan atau sistem selalu dalam
keadaan siap pakai. Kegiatan perawatan dapat dibedakan menjadi dua bagian
besar yaitu:

1. Perawatan berencana
2. Perawatan darurat

Beberapa istilah tentang perawatan, antara lain:


a. Perawatan pencegahan (preventive) Perawatan yang dilakukan terhadap
peralatan untuk mencegah terjadinya kerusakan.
b. Perawatan dengan cara perbaikan (corrective) Perawatan yang dilakukan
dengan cara memperbaiki dari peralatan (mengganti, menyetel) untuk
memenuhi kondisi standard peralatan tersebut.
c. Perawatan jalan (running) Perawatan yang dilakukan selama peralatan
dipakai.
d. Perawatan dalam keadaan berhenti (shut − down) Perawatan yang
dilakukan pada saat peralatan tidak sedang dipakai.

Perawatan di suatu industri merupakan salah satu faktor yang penting dalam
mendukung suatu proses produksi yang mempunyai daya saing di pasaran.
Produk yang dibuat industri harus mempunyai hal-hal berikut:

• Kualitas baik
• Harga pantas
• Di produksi dan diserahkan ke konsumen dalam waktu yang cepat.

Oleh karena itu proses produksi harus didukung oleh peralatan yang siap
bekerja setiap saat dan handal. Untuk mencapai hal itu maka peralatan-
peralatan penunjang proses produksi ini harus selalu dilakukan perawatan
yang teratur dan terencana. Secara skematik, program perawatan di dalam
suatu industri bisa dilihat pada gambar 1.
Perawatan: Suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk
menjaga suatu barang, memperbaikinya sampai pada suatu kondisi yang
dapat diterima. Merawat dalam pengertian “suatu kondisi yang dapat diterima”
antara suatu perusahaan berbeda dengan perusahaan lainnya.

B. Tujuan perawatan dan perbaikan mesin

Tujuan atau fungsi utama pemeliharaan/perawatan mesin di dalam


suatu perusahaan/industri adalah memberikan jaminan akan kelancaran dan
keamanan proses produksi, yang dilakukan melalui cara menjaga dan
mempertahankan agar mesin-mesin dan peralatan lainnya di industri selalu
dalam kondisi siap pakai secara optimal. Keadaan siap pakai dari
mesin/peralatan industri ini sangat penting, karena berhubungan langsung
dengan kelancaran dan kelangsungan proses produksi dari suatu
perusahaan/industri. Kelancaran dan kelangsungan proses produksi di suatu
perusahaan/industri merupakan indikator bahwa perusahaan mampu
membayar kembali modal yang telah ditanamkan melalui laba atau
keuntungan yang diperoleh. Perawatan atau pemeliharaan mesin memiliki
satu kesatuan fungsi dengan fungsi lainnya dalam suatu perusahaan.
Ketergantungan fungsi produksi (operasi) terhadap fungsi
pemeliharaan/perawatan mesin dirasakan menjadi semakin besar seiring
dengan perkembangan teknologi mesin/peralatan produksi yang dipakai di
industri. Setiap ada teknologi baru yang diaplikasikan pada mesin/peralan
produksi di industri, teknologi baru tersebut harus diikuti oleh fungsi perawatan
atau pemeliharan mesin. Prinsip kerja mesin dengan teknologi yang
diaplikasikannya harus dikuasai oleh fungsi perawatan mesin agar dapat
memberikan jaminan sepenuhnya bahwa mesin tersebut dapat siap digunakan
untuk proses produksi setiap saat dibutuhkan. Fungsi ini memperlihatkan
bahwa perawatan atau pemeliharaan mesin di industri juga berperan dalam
proses alih teknologi (transfer of technology). Fungsi perawatan/pemeliharaan
mesin di industri ini penting karena sedikitnya berhubungan dengan penanam
modal (investor) dan manajer produksi. Penanam modal menempatkan fungsi
perawatan/pemeliharaan mesin industri penting, karena dapat:
Dibentuknya bagian perawatan dalam suatu perusahaan industri dengan
tujuan:

1. Agar mesin-mesin industri, bangunan, dan peralatan lainnya selalu dalam


keadaan siap pakai secara optimal.
2. Untuk menjamin kelangsungan produksi sehingga dapat membayar
kembali modal yang telah ditanamkan dan akhirnya akan mendapatkan
keuntungan yang besar.

Siapa yang berkepentingan dengan bagian perawatan?

1. Penanam modal (investor).


2. Manager.
3. Karyawan perusahaan yang bersangkutan.

Bagi investor perawatan penting karena:

1. Dapat melindungi modal yang ditanam dalam perusahaan baik yang


berupa bangunan gedung maupun peralatan produksi.
2. Dapat menjamin penggunaan sarana perusahaan secara optimal dan
berumur panjang.
3. Dapat menjamin kembalinya modal dan keuntungan.
4. Dapat menjamin kelangsungan hidup perusahaan.
5. Dapat mengetahui dan mengendalikan biaya perawatan dan
mengembangkan datadata operasi yang berguna untuk membantu
menentukan anggaran biaya dimasa yang akan datang.

Bagi para manager perawatan penting dengan harapan dapat membantu:

1. Melindungi bangunan dan instalasi pabrik terhadap kerusakan.


2. Meningkatkan daya guna serta mengurangi waktu menganggurnya
peralatan.
3. Mengendalikan dan mengarahkan tenaga karyawan.
4. Meningkatkan efisiensi bagian perawatan secara ekonomis.
5. Memelihara instalasi secara aman.
6. Pencatatan perbelanjaan dan biaya pekerjaan.
7. Mencegah pemborosan perkakas suku cadang dan material.
8. Memperbaiki komunikasi teknik.
9. Menyediakan data biaya untuk anggaran mendatang.
10. Mengukur hasil kerja pabrik sebagai pedoman untuk menempuh suatu
kebijakan yang akan datang.

Bagi karyawan, berkepentingan dengan perawatan dengan harapan dapat:

1. Menjamin kelangsungan hidup karyawan yang memadai dalam jangka


panjang, yang mana akan menumbuhkan rasa memiliki sehingga
peralatan/sarana yang dapat menjamin kelangsungan hidupnya akan
dijaga dan dipelihara dengan baik.
2. Menjamin keselamatan kerja karyawan.
3. Menimbulkan rasa bangga bila bekerja pada perusahaan yang sangat
terpelihara keadaannya.

C. Jenis-jenis Perawatan dan Perbaikan Mesin


Secara umum, pekerjaan pemeliharaan mekanik mesin industri, digolongkan
menjadi dua macam, yaitu, perawatan yang direncanakan (planned
maintenance), dan perawatan yang tidak direncanakan (unplanned
maintenance).
a. Pemeliharaan yang Direncanakan (Planned Maintenance)
Dalam pemeliharaan yang direncanakan, suatu mesin atau
peralatan akan mendapat giliran perawatan sesuai dengan interval waktu
yang telah ditentukan. Penentuan dari interval waktu perawatan ini
didasarkan pada beban kerja, dan tingkat kerumitan dari mesin/peralatan
yang bersangkutan. Harapan atau tujuan dari pekerjaan perawatan yang
direncanakan adalah;
a Dapat memperpanjang usia pakai mesin/peralatan hingga
mencapai 3 atau 4 kali lebih Panjang
b Dapat mengurangi bahkan meniadakan terjadinya kerusakan yang
tidak diharapkan terutama ketika mesin/peralatan digunakan dalam
proses produksi
c Dapat menjamin ketelitian mesin/peralatan produksi yang
digunakan sehingga dapat terjamin kualitas produk yang dihasilkan
d Dapat menjamin kualitas operasional mesin/peralatan, sehingga
kelancaran dan kelangsungan produksi dapat terpelihara dengan
baik.

Pemeliharaan yang direncanakan terdiri dari;

• pemeliharaan preventif (preventive maintenance), yaitu suatu


cara pemeliharaan yang dilakukan dengan mencegah
terjadinya kerusakan, dan
• pemeliharaan dengan cara memperbaiki (corrective
maintenance), yaitu cara pemeliharaan yang dilakukan dengan
memperbaiki kerusakan. Pemeliharaan preventif terdiri dari
pekerjaan membersihkan mesin (cleaning), pemeriksaan
berkala (inspeksi), pemeliharaan ketika mesin sedang
beroperasi (running maintenance), dan pemeliharaan dengan
memberhentikan mesin sementara dari kegiatan produksi (shut-
down maintenance). Pemeliharaan/perawatan korektif
(corrective maintenance) terdiri dari dua, yaitu shut-down
maintenance, dan breack-down maintenance, yang di
dalamnya telah tercakup minoroverhaul, dan major-overhaul.
b. Perawatan yang tidak direncanakan (Unplanned Maintenance)

Gambar 2 Klasifikasi Perawatan/Pemeliharaan Mesin Industr


Pemeliharaan yang tidak direncanakan adalah bentuk pekerjaan
pemeliharaan yang dilakukan setelah terjadi kerusakan pada suatu
mesin/peralatan. Pekerjaan pemeliharaan yang dilakukan bersifat darurat,
artinya harus segera mungkin dilakukan tindakan perbaikan karena
kerusakan tersebut telah mengganggu aktivitas produksi, oleh karena itu
jenis pemeliharaan yang tidak direncanakan ini dikatagorikan sebagai
pemeliharaan darurat (emergency maintenance). Nama-nama atau istilah
dalam perawatan/pemeliharaan mekanik industri berikut skema yang
menggambarkan klasifikasi (pengelompokan) pekerjaan
perawatan/pemeliharan mesin dapat dilihat pada Gambar 2. Beberapa
nama atau istilah dalam setiap kelompok perawatan dijelaskan dalam
uraian berikutnya.
1. Preventive Maintenance
Adalah jenis pekerjaan perawatan/pemeliharaan yang bertujuan untuk
mencegah atau menghindari terjadinya kerusakan mesin/peralatan yang
mengakibatkan terhentinya atau terganggungan suatu kegiatan produksi.
Dengan kata lain, preventive maintenance adalah kegiatan perawatan atau
cara perawatan yang direncanakan untuk pencegahan (preventif), yaitu
mencegah suatu mesin mengalami kerusakan pada saat digunakan dalam
proses produksi.
2. Perawatan Korektif (Corrective Maintenance)
Adalah pekerjaan pemeliharaan yang dilakukan untuk memperbaiki kinerja
mesin/ peralatan dengan meningkatkan kondisi mesin/peralatan sehingga
mencapai standar yang dapat diterima. Dalam perawatan korektif,
perbaikan kinerja mesin dilakukan dengan cara peningkatan kualitas
bagian yang sering mengalami kerusakan, sehingga kerusakan yang sama
tidak terulang kembali atau menurun frekuensinya. Korektif atau perbaikan
dilakukan dengan mengadakan perubahan atau modifikasi rancangan,
atau dengan penggantian bahan baku komponen yang sering mengalami
kerusakan dengan bahan yang lebih baik agar kualitas komponen menjadi
lebih baik.
3. Perawatan Berjalan (Running maintenance)
Adalah pekerjaan perawatan yang dilakukan ketika mesin atau peralatan
masih dalam keadaan bekerja. Perawatan berjalan diterapkan pada
peralatanperalatan yang harus beroperasi terus menerus dalam melayani
proses produksi (operasi). Contoh perawatan berjalan ini misalnya
perawatan mesin-mesin tenun pada pabrik tekstil yang beroperasi terus
menerus 24 jam selama 7 hari, atau rangkaian kereta api jarak jauh, yang
harus dilakukan pemeriksaan dan perawatan sambil rangkaian kereta api
tersebut beroperasi, atau mesin-mesin penggerak utama seperti mesin
diesel penggerak generator pada (PLTD), dan sebagainya.
4. Shut-down Maintenance
Pekerjaan perawatan yang dilakukan karena terjadi kerusakan
mesin/peralatan pada saat mesin/peralatan tersebut digunakan untuk
kegiatan produksi. Perawatan dilakukan dengan cara memberhentikan
sementara kegiatan produksi yang sedang berjalan (shutdown).
Pemberhentian kegiatan produksi ini tidak dijadualkan, akan tetapi kapan,
dan berapa lama waktu mesin/peralatan berhenti beroperasi sebelumnya
telah direncanakan terlebih dahulu. Perawatan dengan memberhentikan
sementara operasi mesin/peralatan ini dilaksanakan dalam durasi waktu
yang telah direncanakan, oleh karena itu sebelum dilakukan pekerjaan
perawatan terlebih dahulu harus disiapkan suku cadang, material, alat-alat
kerja, dan tenaga kerjanya.
5. Breakdown Maintenance
Break-down maintenance termasuk pemeliharaan yang direncakan, yang
kegiatannya dilakukan pada saat mesin/peralatan sedang tidak
digunakaan karena dalam masa istirahat berproduksi (break), Pelaksanaan
pemeliharaan, sebelumnya telah dijadualkan, yakni pada waktu tidak ada
kegiatan atau jadual produksi. Bagian dari mesin/peralatan yang menjadi
objek perawatan biasanya telah diketahui atau telah ditetapkan terlebih
dahulu. Penetapan objek perawatan mengacu pada buku pedoman
perawatan terutama mengenai batas usia (live-time) komponen mesin,
misalnya bantalan (bearing), V-belt, time-belt, seal, dan lainnya. Hal-hal
penting yang mendukung pelaksanaan kegiatan pemeliharaan, misalnya
alokasi waktu untuk melaksanakan pekerjaan, suku cadang, material, alat-
alat kerja, dan tenaga kerjanya telah direncanakan matang dan disiapkan
terlebih dahulu sebelum pekerjaan pemeliharaan dilakukan.
6. Perawatan Darurat (Emergency Maintenance) Adalah pekerjaan
pemeliharaan yang tidak direncanakan, akan tetapi harus secepatnya atau
segera dilakukan karena telah terjadi kerusakan mesin/peralatan produksi
yang menyebabkan proses produksi (operasi) terganggu atau bahkan
terhenti. Terjadinya kerusakan pada mesin/peralatan ini tidak terduga
sebelumnya, sehingga pekerjaan pemeliharaan ini bersifat darurat (harus
segera dilakukan) karena kerusakan mesin/ peralatan tersebut
menimbulkan kemacetan atau terhentinnya proses produksi. Hal ini tentu
berpotensi menimbulkan kerugian ekonomi yang lebih besar, karena
terhentinya produksi akan menyebabkan penyerahan produk berpotensi
mundur dari waktu yang ditentukan, selama masa perbaikan karyawan
tidak produktif, dan kemungkinan proses perbaikan membutuhkan waktu
yang lebih lama karena kerusakan lebih meluas dan belum tersedianya
suku cadang pengganti. Kerusakan mesin/ peralatan yang tidak terduga ini
terutama disebabkan oleh pekerjaan pemeriksaan (inspeksi) yang tidak
teliti sehingga tidak berhasil mendeteksi gejala atau tanda-tanda awal
gangguan yang berpotensi menyebabkan kerusakan mesin/peralatan.

Pemeliharaan Preventif (Preventive Maintenance)

Pemeliharaan preventif adalah kegiatan pemeliharaan yang bertujuan atau


direncanakan untuk mencegah terjadinya kerusakan. Hal yang dilakukan dalam
perawatan preventif adalah menemukan suatu tingkat keadaan yang menunjukkan
gejala kerusakan sebelum mesin/ peralatan tersebut mengalami kerusakan yang
lebih fatal. Dengan demikian, apabila prosedur perawatan preventif dilaksanakan
dengan baik, kemudian diikuti dengan koordinasi dan sinergi akan dapat;

a Mengurangi atau menghindari kerugian akibat naiknya waktu tidak


produktif (downtime) yang disebabkan kerusakan mesin/peralatan ketika
proses produksi sedang berjalan
b Mengurangi atau menghindari biaya perbaikan yang mahal yang
disebabkan oleh adanya kerusakan mesin/peralatan yang fatal
c Mengurangi atau menghilangkan interupsi terhadap jadual waktu produksi
dan jadual perawatan yang telah direncanakan.
Untuk mencapai tujuan perawatan preventif tersebut, hal utama yang harus
dilakukan adalah usaha untuk sedapat mungkin menghindari terjadinya
interupsi-interupsi terhadap jadual produksi yang telah ditetapkan. Hal ini
dilaksanakan dengan memusatkan perhatian kegiatan pemeliharaan preventif
pada unit-unit yang dianggap rawan atau kritis. Suatu unit termasuk ke dalam
klasifikasi rawan atau kritis apabila:

• Kerusakan pada unit mesin/peralatan tersebut dapat membahayakan


kesehatan atau keselamatan kerja.
• Kerusakan unit mesin/peralatan tersebut dapat mempengaruhi kualitas
produk
• Kerusakan unit mesin/peralatan tersebut dapat menyebabkan proses
produksi terhenti
• Modal yang ditanamkan pada unit mesin/peralatan tersebut dinilai cukup
tinggi

Kegiatan pemeliharaan preventif harus diarahkan pada unit-unit


mesin/peralatan yang dianggap kritis. Kemungkinan akan lebih ekonomis
membiarkan unit mesin/peralatan yang tidak termasuk klasifikasi kritis, rusak
karena pemakaian daripada melakukan perawatan preventif pada unit
tersebut. Hal ini berarti bahwa pemeliharaan preventif akan baik dilakukan
apabila pemeliharaan preventif dapat lebih menghemat biaya, yang artinya
biaya pemeliharaan preventif lebih rendah dibandingkan dengan;

• Biaya perawatan secara tidak teratur (random)


• Biaya akibat terhentinya mesin di tengah jadual produksi
• Biaya perbaikan mesin yang dibiarkan rusak
• Biaya penggantian dengan membeli mesin baru

Siklus perawatan preventif

Siklus perawatan preventif adalah urutan kegiatan pemeliharan yang


dilakukan secara periodic dan berulang pada suatu mesin, mulai dari mesin
tersebut baru (dirakit dari komponen yang semua baru), sampai habis usia
pakainya, yaitu ketika mesin tersebut harus dibongkar total untuk dilakukan
rekondisi. Siklus perawatan preventif rentang waktunya dimulai dari saat mesin
/peralatan baru tersebut pertama digunakan (B1) hingga dilakukan bongkar total
untuk rekondisi mesin (B2). Terdapat empat kegiatan utama yang dikerjakan
secara periodik dalam siklus pemeliharaan, yaitu;

a Inspeksi (I)
b Perawatan kecil (K)
c Perawatan medium (M)
d Bongkar total (B)

Ketika mesin mulai digunakan (B1), secara periodik dilakukan inspeksi (I)
agar kondisinya tetap dapat beroperasi sesuai standar. Pekerjaan inspeksi ini
dilakukan misalnya dua kali, yaitu Inspeksi-1 (I1) dan Inspeksi-2 (I2) untuk
kemudian dilakukan perawatan kecil-1 (K1). Kegiatan perawatan setelah
Perawatan kecil-1 (K1) adalah Inspeksi-3 (I3) dan Inspeksi4 (I4) yang kemudian
dilanjutkan perawatan kecil-2 (K2). Perawatan medium (M), dilakukan setelah dua
kali kegiatan inspeksi (I5 dan I6) pasca dilakukannya perawatan kecil-2 (K2).
Demikian seterusnya, setelah perawatan medium (M), kembali dilakukan inspeksi
dan perawatan kecil sampai kembali dilakukan bongkar total dan penggantian
komponenkomponen yang rusak dan aus sehingga mesin tersebut memiliki kinerja
seperti mesin baru lagi (B2). Periode waktu dari mesin dibongkar total pertama kali
(B1) sampai mesin dibongkar total kembali (B2), disebut siklus perawatan
preventif. Skema siklus perawatan preventif mulai dari bongkar total pertama (B1)
sampai bongkar total kedua (B2) digambarkan sebagai berikut

1. Inspeksi
Inspeksi atau pemeriksaan adalah kegiatan utama dalam perawatan
preventif. Kegiatan inspeksi dimaksudkan untuk menemukan dan
mengidentifikasi gejala fisik dari mesin atau bagian mesin yang berpotensi
menimbulkan kerusakan yang lebih fatal. Inspeksi berarti mengamati
secara seksama terhadap bagian luar dan bagian dalam dari
mesin/peralatan menggunakan indera atau dengan bantuan peralatan
untuk mendeteksi terjadinya kelainan-kelainan pada mesin/peralatan
ketika dioperasikan. Pengamatan terutama dititikberatkan untuk
mendeteksi adanya:
(a) Bunyi/suara yang tidak semestinya akibat kerusakan bantalan,
kelonggaran susunan roda gigi, atau kekencangan belt pada sistem
transmisi berubah sehingga tidak sesuai standar
(b) Gerakan mesin atau bagian mesin yang tidak normal karena
kelonggaran yang berlebih atau sebaliknya sehingga bagian tersebut
perlu penyetelan ulang
(c) Kondisi pelumasan pada seluruh bagian mesin, mana bagian yang
perlu penambahan volume pelumas, mana bagian yang mengalami
kebocoran pelumas (kerusakan seal) dan mana bagian yang
kemungkinan terjadi disfungsi pelumasan
(d) Getaran yang berlebihan pada suatu bagian mesin ketika mesin
beroperasi normal, yang dapat menjadi petunjuk bahwa bagian
tersebut memerlukan penyetelan
(e) Panas yang lebih dari biasanya, kemunculan asap, atau bau partikel
terbakaryang tidak seharusnya.

Frekuensi inspeksi perlu ditentukan secara sangat hati-hati. Apabila


frekuensi inspeksi kurang dapat menyebabkan gejala awal kerusakan
mesin tidak terdeteksi, sehingga mesin akan menjadi rusak lebih parah
yang sulit untuk diperbaiki dengan segera. Sedangkan apabila terlalu
sering diadakan inspeksi dapat menyebabkan mesin kehilangan waktu
produktivitasnya. Dengan demikian frekuensi pelaksanaan inspeksi harus
benar-benar ditentukan berdasarkan pengalaman, dan jadwal program
inspeksi perlu dipertimbangkan dengan matang.

2. Perbaikan Kecil (K)


Perbaikan kecil adalah aktivitas pemeliharaan yang bersifat kuratif
(perbaikan) terhadap komponen-komponen mesin yang mengalai
kerusakan atau habis usia pakainya karena mencapai batas penggunaan.
Kegiatanperbaikan kecil meliputi semua kegiatan inspeksi, ditambah
dengan kegiatan perbaikan yang disertai pembongkaran ringan pada
beberapa bagian mesin, misalnya;
(a) Pembongkaran unit untuk mengganti V-belt, time-belt yang usia
pakainya telah atau mendekati habis, atau penggantian mur dan baut
yang telah tidak berfungsi dengan baik, dan mengembalikan atau
merakit kembali unit yang dibongkar
(b) Melakukan berbagai penyeuaian dengan standar yang diminta seperti
pada inspeksi, dengan melakukan perbaikan yang diperlukan jika
dikehendaki
(c) Pemulihan kantong minyak pada permukaan pemandu gerak (slide-
ways), jika mesin sedang berhenti beroperasi.
3. Perbaikan Menengah
Perbaikan menengah adalah aktivitas pemeliharaan yang juga
bersifat kuratif (perbaikan). Kegiatan perbaikan menengah meliputi semua
kegiatan perbaikan kecil, ditambah dengan kegiatan perbaikan yang
disertai pembongkaran unit/bagian mesin dalam jumlah yang lebih banyak,
misalnya;
(a) Pembongkaran poros spindel utama mesin untuk mengganti bantalan
poros spindle utama untuk kemudian dirakit kembali agar sesuai
standar pengujian spindle utama
(b) Pengikisan atau penggerindaan kembali permukaan-permukaan
pemandu gerak (guideways) yang tingkat keausannya telah melebihi
batas yang diijinkan, akibat beban kerja dan waktu pemakaian
(c) Pengecatan permukaan badan mesin yang tidak mengalami proses
pemesinan
(d) Melakukan penyetelan dan pengujian mesin pada bagian yang
dilakukan perbaikan
4. Bongkar Total
Bongkar total adalah aktivitas pemeliharaan dan perbaikan mesin
yang dilakukan dengan cara membongkar unit/bagian-bagian mesin
secara keseluruhan. Kegiatan bongkat total meliputi;
(a) Semua kegiatan perbaikan menengah, ditambah dengan
pembongkaran/pelepasan semua komponen yang tersusun pada
unit/bagian mesin 10.
(b) Mengecek dan melakukan instalasi kembali kedataran dan kedalaman
pondasi mesin
(c) Melakukan perataan (scraping) dan penggerindaan kembali
permukaan-permukaan pemandu gerak yang ada pada mesin.

Istilah-istilah yang umum dalam perawatan:

1. Availability:
Perioda waktu dimana fasilitas/peralatan dalam keadaan siap untuk
dipakai/dioperasikan.
2. Downtime:
Perioda waktu dimana fasilitas/peralatan dalam keadaan tidak
dipakai/dioperasikan.
3. Check:
Menguji dan membandingkan terhadap standar yang ditunjuk.
4. Facility Register
Alat pencatat data fasilitas/peralatan, istilah lain bisa juga disebut
inventarisasi peralatan/fasilitas.
5. Maintenance management:
Organisasi perawatan dalam suatu kebijakan yang sudah disetujui
bersama.
6. Maintenance Schedule:
Suatu daftar menyeluruh yang berisi kegiatan perawatan dan kejadian-
kejadian yang menyertainya.
7. Maintenance planning:
Suatu perencanaan yang menetapkan suatu pekerjaan serta metoda,
peralatan, sumber daya manusia dan waktu yang diperlukan untuk
dilakukan dimasa yang akan datang.
8. Overhaul:
Pemeriksaan dan perbaikan secara menyeluruh terhadap suatu
fasilitas atau bagian dari fasilitas sehingga mencapai standar yang
dapat diterima.
9. Test:
Membandingkan keadaan suatu alat/fasilitas terhadap standar yang
dapat diterima.
10. User:
Pemakai peralatan/fasilitas.
11. Owner:
Pemilik peralatan/fasilitas.
12. Vendor:
Seseorang atau perusahaan yang menjual peralatan/perlengkapan,
pabrik-pabrik dan bangunan-bangunan.
13. Efisiensi

14. Trip:
Mati sendiri secara otomatis (istilah dalam listrik).
15. Shut-in:
Sengaja dimatikan secara manual (istilah dalam pengeboran minyak).
16. Shut-down:
Mendadak mati sendiri / sengaja dimatikan.

Strategi Perawatan

Pemilihan program perawatan akan mempengaruhi kelangsungan


produktivitas produksi pabrik. Karena itu perlu dipertimbangkan secara cermat
mengenai bentuk perawatan yang akan digunakan terutama berkaitan dengan
kebutuhan produksi, waktu, biaya, keterandalan tenaga perawatan dan kondisi
peralatan yang dikerjakan. Dalam menentukan strategi perawatan, banyak ditemui
kesulitan-kesulitan diantaranya:

• Tenaga kerja yang terampil


• Ahli teknik yang berpengalaman
• Instrumentasi yang cukup mendukung
• Kerja sama yang baik diantara bagian perawatan Faktor-faktor yang
mempengaruhi pemilihan strategi perawatan:
• Umur peralatan/mesin produksi
• Tingkat kapasitas pemakaian mesin
• Kesiapan suku cadang
• Kemampuan bagian perawatan untuk bekerja cepat
• Situasi pasar, kesiapan dana dan lain-lain.
D. LINGKUP KEGIATAN PERAWATAN DAN PERBAIKAN MESIN

Tenaga kerja, material dan perawatan adalah bagian dari industry dan
lingkup dari perawatan dan perbaikan yang membutuhkan biaya cukup besar.
Setiap mesin akan membutuhkan perawatan dan perbaikan meskipun telah
dirancang dengan baik. Perbaikan sebaiknya dilakukan tanpa menganggu
kegiatan produksi. Misalnya perbaikan mesin dilakukan pada saat tidak
digunakan atau dengan pertimbangan bahwa pelaksanaan perbaikan tidak
menganggu keseluruhan aktifitas produksi. Karena itu inspeksi pada
umumnya dilakukan pada saat mesin tidak beroperasi.

Departemen Perawatan

Departemen perawatan pada umumnya berada di bawah


pengawasan manajer pabrik, yang bertanggung jawab pula untuk program
produksi. Setiap pengawas pada departemen perawatan harus bertanggung
jawab terhadap aktifitas perawatan, inspeksi, perbaikan, overhaul dll.
Pengawas adalah orang-orang yang berpengalaman dan mampu
menentukan kapan waktu untuk inspeksi, overhaul dan sebagainya. Untuk
mencapai keberhasilan program perawatan, banyak faktor penunjang yang
perlu diadakan pada departemen perawatan. Dalam kaitan ini, keberadaan
engineering sangat diperlukan untuk menyiapkan dan memberikan sistem
pelayanan pada fungsi perawatan.

Tugas Departemen Perawatan

Pekerjaan perawatan ini mencakup perbaikan seluruh fasilitas pabrik


agar dapat berfungsi dalam kondisi kerja yang semaksimal mungkin. Jadi
tugas departemen perawatan adalah memberikan pelayanan teknik yang
dibutuhkan untuk keselamatan pengoperasian pabrik. Pada industri kecil,
tugas perawatan dapat dilakukan oleh seorang operator yang
kemampuannya terbatas dalam menangani pekerjaan perawatan tertentu.
Khusus untuk tugas perawatan yang diluar kemampuannya dikerjakan oleh
kontraktor.

Sedangkan untuk industri besar dan kompleks, perlu adanya


departemen perawatan yang didukung oleh sekelompok pekerja yang
kemampuannya secara kolektif dapat menangani semua pekerjaan
perawatan di industri.

Pada umumnya, tugas departemen perawatan dibagi dalam empat


kelompok:

a Perawatan dan perbaikan fasilitas pabrik.


1. Perawatan pabrik berikut peralatan dan gedungnya.
2. Pembangunan kembali atau pembaruan pabrik serta
perlengkapannya yang sudah tua.
b Pemasangan dan penggantian fasilitas pabrik.
1. Instalasi peralatan pada pabrik yang baru.
2. Instalasi pembangkit tenaga: listrik, air, uap, gas, udara dan
tenaga lainnya.
3. Instalasi pada pelayanan khusus: ruang hampa, gas industri,
instalasi pipa untuk pekerjaan kimia, sistem pembersihan air,
sistem udara tekan, tanda bahaya kebakaran dan lain-lain.
4. Perubahan atau modifikasi pabrik, peralatan dan gedung.
c Pengawasan pengoperasian fungsi pembangkit tenaga dan
pelayanan khusus.
1. Ruang operasi ketel, saluran uap danpembangkit tenaga.
2. Pembangkit udara tekan dan distribusinya, sistem ventilasi dan
pemanas.
d Beberapa tugas yang diserahkan kepada departemen perawatan.
1. Pengelolaan suku cadang.
2. Perawatan bangunan fisik pabrik: jalan-jalan, lantai, atap, pintu,
jendela dan lainlain.
3. Sistem pembuangan limbah.
4. Penyelamatan dan pemanfaatan bahan bekas atau sisa.
5. Pelayanan pemadam kebakaran.
6. Keamanan pabrik.

Cara Perawatan

Perawatan pada umumnya dilakukan dengan dua cara:


• Perawatan setelah terjadi kerusakan (Breakdown
maintenance)
• Perawatan preventif (preventive maintenance)
1. Perawatan setelah terjadi kerusakan.
Perbaikan dilakukan pada mesin ketika mesinnya telah mengalami
kerusakan. Kerusakan pada mesin disebabkan antara lain karena:
a. Proses kerusakan komponen yang tidak dapat diperkirakan dan tidak
dpat dicegah.
b. Kerusakan yang terjadi berangsur-angsur dan berkurangnya kekuatan
komponen karena pemakaian/keausan. Kejadian ini dapat diatasi
dengan adanya inspeksi yang teratur dan mengetahui cara
pencegahannya.

Dalam penanganan perawatan ini, perbaikan dilakukan ketida


mesin sedang tidak berfungsi dan departemen menyetuji adanya perbaikan
mesin tersebut. Cara perawatan ini memakan biaya yang lebih tinggi
karena adanya biaya tambahan, membayar operator produksi yang
menganggu, kemungkinan membayar lembur bagi tenaga perawatan yang
melakukan kerja perbaikan. Perawatan ini merupakan perawatan yang
tidak direncanakan.

2. Perawatan Preventif.
Perawatan dilakukan dengan jadwal yang teratur, sehingga kadang-
kadang disebut sebagai ”perawatan yang direncanakan” atau ”perawatan
yang dijadwal”. Fungsi penting dari cara perawatan jenis ini adalah
menjaga kondisi operasional peralatan serta meningkatkan
kehandalannya. Tujuannya adalah menghilangkan penyebabpenyebab
kerusakan sebelum kerusakan terjadi. Perawatan yang terjadwal selalu
lebih ekonomis daripada perawatan yang tidak terjadwal. Pekerjaan
perawatan preventif ini dilakukan dengan mengadakan inspeksi,
pelumasan dan pengecekan peralatan seteliti mungkin. Frekuensi inspeksi
ditetapkan menurut tingkat kepentingan mesin, tingkat kerusakan dan
kelemahan mesin. Inspeksi berkala ini sangat membantu pengecekan
untuk menemui penyebab-penyebab yang menimbulkan kerusakan, dan
juga untuk mempermudah usaha perbaikannya melalui tahapan-
tahapannya.
Perawatan prefentif mempunyai tujuan sebagai berikut:
a. Untuk mencapai tingkat kesiapan industri yang maksimum dengan
mencegah kerusakan dan mengurangi periode waktu perbaikan
menjadi seminimum mungkin.
b. Menjaga kondisi mesin sebaik mungkin untuk mempertahankan produk
yang berkualitas tinggi.
c. Memperkecil tingkat kerusakan dan menjaga nama baik industri.
d. Menjamin keselamatan pekerja.
e. Menjaga industri pada tingkat efisiensi produksi yang maksimum.
f. Mencapai esmua tujuan tersebut dengan cara yang sangat ekonomis.

Pekerjaan-pekerjaan Dasar

Pada Perawatan Preventif Pekerjaan-pekerjaan dasar pada perawatan


preventif adalah: inspeksi, pelumasan, perencanaan dan penjadwalan,
pencatatan dan analisis, latihan bagi tenaga perawatan, serta penyimpanan suku
cadang.

A. Inspeksi.
Pekerjaan inspeksi dibagi atas inspeksi bagian luar dan inspeksi
bagian dalam. Inspeksi bagian luar dapat ditujukan untuk mengamati dan
mendeteksi kelainankelainan yang terjadi pada mesin yang sedang
beroperasi, misalnya: timbul suara yang tidak normal, getaran, panas, asap
dan lain-lain. Sedangkan inspeksi bagian dalam ditujukan untuk
pemeriksaan elemen-elemen mesin yang dipasang pada bagian dalam
seperti: roda gigi, ring, paking, bantalan dan lain-lain.
Frekuensi inspeksi perlu ditentukan secara sangat hati-hati, karena
terlalu kurangnya inspeksi dapat menyebabkan mesin kerusakan yang sulit
untuk diperbaiki dengan segera. Sedangkan terlalu sering diadakan
inspeksi dapat menyebabkan mesin kehilangan waktu produktivitasnya.
Dengan demikian frekuensi pelaksanaan inspeksi harus benar-benar
ditentukan berdasarkan pengalaman, dan jadwal program untuk inspeksi
perlu dipertimbangkan dengan matang.
Untuk inspeksi mesin dapat dikategorikan menjadi dua macam:
1. Kategori mesin yang penting.
Mesin-mesin dalam kelompok ini sangat besar pengaruhnya terhadap
jalannya produksi secara keseluruhan, sedikit saja terjadi gangguan
akan memerlukan waktu yang lama untuk memperbaikinya. Untuk itu
perlu diberikan penekanan yang lebih kepada inspeksi mesin-mesin
tersebut.
2. Kategori mesin biasa.
Frekuensi inspeksi untuk kelompok ini tidak terlalu berpengaruh
terhadap jalannya produksi.
B. Pelumasan.
Komponen-komponen mesin yang bergesekan seperti roda gigi, bantalan
dsb, harus diberi pelumasan secara benar agar dapat bekerja dengan baik
dan tahan lama. Dalam pemberian pelumas yang benar perlu diperhatikan
jenis pelumasnya, jumlah pelumas, bagian yang diberi pelumas dan waktu
pemberian pelumasnya ini.
C. Perencanaan dan Penjadwalan.
Suatu jadwal program perawatan perlu disiapkan dan harus ditaati dengan
baik. Program perawatan harus dibuat secara lengkap dan teperinci
menurut spesifikasi yang diperlukan, seperti adanya jadwal harian,
mingguan, bulanan, tiap tiga bulan, tiap setengah tahun, setiap tahun dan
sebagainya. Suatu contoh bagan untuk jadwal perawatan preventif bisa
dilihat pada gambar 1.
D. Pencatatan dan Analisis.
Catatan-catatan yang perlu dibuat untuk membantu kelancaran pekerjaan
perawatan ini adalah:
1. Buku manual operasi.
2. Manual instruksi perawatan.
3. Kartu riwayat mesin.
4. Daftar permintaan suku cadang.
5. Kartu inspeksi.
6. Catatan kegiatan harian.
7. Catatan kerusakan, dan lain-lain.
Catatan-catatan ini akan banyak membantu dalam menentukan perencanaan dan
keputusan-keputusan yang akan diambil.

1. Melakukan pencegahan kerusakan daripada memperbaiki kerusakan


yang terjadi.
2. Mengetahui tingkat kehandalan mesin.
3. Menentukan umur mesin.
4. Memperkirakan kerusakan mesin dan merencanakan untuk
memperbaikinya sebelum terjadi kerusakan.
5. Menentukan frekuensi pelaksanaan inspeksi.
6. Menentukan untuk pembelian mesin yang lebih baik dan cocok
berdasarkan pengalaman masa lalu.
E. Latihan Bagi Tenaga Perawatan.
Untuk berhasilnya program perawatan preventif dengan baik, perlu adanya
latihan yang mendasar bagi tenaga perawatan. Baik teknisi maupun
pengawas harus terlatih dalam menjalankan pekerjaan perawatan, inspeksi
dan perbaikan-perbaikan dengan cara yang sistematis.
F. Penyimpanan Suku Cadang.
Sistem penyimpanan suku cadang memegang peranan penting yang
berpengaruh terhadap efisiensi waktu produksi. Namun demikian
berdasarkan pertimbangan dan pengalaman, untuk order dalam jumlah
besar perlu ditentukan banyaknya suku cadang yang benar-benar
dibutuhkan, karena penyimpanan suku cadang yang terlalu banyak dapat
menimbulkan biaya yang besar. Banyaknya suku cadang yang dibutuhkan,
ditentukan pula oleh faktor-faktor lain seperti sumber penyalurnya, waktu
pengantaran dan persediaan suku cadang di pasaran.

Keuntungan-keuntungan dari Perawatan Preventif

Berikut ini adalah beberapa keuntungan penting dari program perawatan


preventif yang dilaksanakan dengan baik.

a. Waktu terhentinya produksi menjadi berkurang.


b. Berkurangnya pembayaran kerja lembur bagi tenaga perawatan.
c. Berkurangnya waktu untuk menunggu peralatan yang dibutuhkan.
d. Berkurangnya pengeluaran biaya untuk perbaikan.
e. Penggantian suku cadang yang direncanakan dapat dihemat
kebutuhannya, sehingga suku cadang selalu tersedia di gudang setiap
waktu.
f. Keselamatan kerja operator lebih tinggi karena berkurangnya kerusakan.

Prosedur Pelaksanaan Perawatan Preventif

Pekerjaan perawatan harus dilakukan berdasarkan pertimbangan dari


berbagai faktor yang aman dan menguntungkan. Berikut ini adalah suatu contoh
prosedur yang dapat dipakai untuk melakukan perawatan pada mesin.

Perawatan harian dapat dilakukan oleh operatornya sendiri. Sebelum mulai


bekerja pada mesin, terlebih dahulu operator melakukan pembersihan dan
pelumasan terhadap mesin yang akan dipakainya. Untuk pelaksanaan ini, industri
mengeluarkan instruksi yang ditujukan kepada para operator untuk melakukan
perawatan mesin. Instruksi ini harus ditaati dengan sungguh-sungguh.

Sedangkan pelaksanaan perawatan periodiknya, bisa ditangani oleh


tenaga perawatan yang sudah dilatih secara khusus untuk tugas tersebut. Periode
waktu perawatan ini perlu ditentukan berdasarkan pengalaman terdahulu untuk
mempercepat keterangannya. Dalam hal ini instruksi pengoperasian mesin harus
diikuti dengan benar oleh operator. Adanya kejadian yang tidak normal atau
kelainan-kelainan yang timbul pada mesin dengan segera dilaporkan kepada
tenaga perawatan agar gangguan dapat cepat diatasi. Tindakan perbaikan harus
segera dilakukan, jangan sampai menunda waktu.

Soal Perawatan dan Perbaikan Mesin


Kelompok 1
Eko Nur Prasetyo
Assadullah Al Kafah Alam

Soal Pilihan Ganda :


1. Permberian minyak pelumas pada bagian mesin yang bergerak ketika
sedang beroperasi termasuk dalam kegiatan perawatan....
a. Perawatan rutin
b. Perawatan harian
c. Perawatan bulanan
d. Perawatan berkala
2. Segala kegiatan yang bertujuan untuk memperpanjang usia pakai dari
mesin disebut....
a. Perbaikan
b. Perawatan
c. Perawatan dan perbaikan
d. Semua jawaban salah
3. Perawatan pencegahan (Perventif Maintenance) adalah perawatan
yang dilakukan.........mesin mengalami kerusakan.
a. Sebelum
b. Setelah
c. Menjelang
d. Semua jawaban benar
4. Perawatan rutin adalah perawatan yang dilakukan ....
a. Secara terencana
b. Secara berkala
c. Secara rutin
d. Semua jawaban benar
5. Pemeliharaan dan perawatan mesin yang dilakukan dalam jangka
waktu tertentu misalnya setiap minggu sekali, lalu meningkat setiap
bulan sekali dan akhirnya setiap tahun sekali disebut :
a. Routine Maintenance
b. Breakdown Maintenance
c. Corrective Maintenance
d. Periodik Maintenance
6. Di bawah ini adalah hal-hal yang menyebabkan daya motor berkurang,
kecuali :
a. Keausan dinding silinder
b. Keausan cincin kompresi
c. Keausan cincin oli
d. Kontak tak sempurna antara katupan dan dudukannya
7. 4. Yang termasuk dalam keuntungan perawatan, kecuali..
a. Kesiapan dan kehandalan dapat lebih efisien
b. Harga perawatan yang sangat mahal
c. Berkurangnya kemungkinan terjadinya perbaikan darurat
d. Tenaga kerja pada bidang perawatan dapat leih efisien
8. Perkerjaan perbaikan yang harus segera dilakukan karena terjadi
kemacetan atau kerusakan yang tidak terduga. Hal ini adalah
penjelasan dari..
a. Planned replacement
b. Preventive maintenance
c. Emergency maintenance
d. Breakdown maintenance
9. “Maintenance” adalah kata lain dari..
a. Pembelian
b. Pemasaran
c. Produksi
d. Perawatan
e. Pemulihan
10. Yang termasuk dalam kesulitan kegiatan perawatan, kecuali..
a. Tenaga kerja yang tidak terampil
b. Ahli teknik yang kurang berpengalaman
c. Kerjasama yang kurang baik diantara bagian perawatan
d. Berkurangnya kemungkinan terjadinya perbaikan darurat
Soal Essay :
1. Apa makna dari Manajemen Perawatan dan apa saja yang menjadi
tantangannya?
2. Jelaskan prosedur maintenance!
3. Bagaimana pola-pola dalam pelaksanaan dalam pelaksanaan dalam
Maintenanc Maintenance?
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Preventive, Corrective, dan
Predictive Maintenance!
5. Apa yang dimaksud dengan Realibility Based Realibility Based
Maintena Maintenance?

Anda mungkin juga menyukai